GROWTH AND YIELD OF BENGGALA GRASS (Panicum maximum cv. Trichoglume) PLANTED WITH THE LEGUM OF Alysicarpus vaginalis IN DIFFERENT N, P AND K FERTILIZERS DOSAGE
on

e-journal
FAPET UNUD
e-Journal

Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: peternakantropika@yahoo.com
Submitted Date: September 16, 2019
Accepted Date: October 15, 2019
Editor-Reviewer Article;: A.A.Pt. Putra Wibawa & Eny Puspani
PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum cv.Trichoglume) YANG DITANAM BERSAMA LEGUM Alysicarpus vaginalis PADA DOSIS PUPUK N, P DAN K BERBEDA
Rahmatullah, F.A., N.M. Witariadi, dan M.A.P Duarsa
P S Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana Denpasar, Bali Email: firmanagung247@gmail.com Hp. 089654353458
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mendapat informasi tentang pertumbuhan dan produksi rumput Benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume) yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis pada dosis pupukN, P dan K berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca stasiun penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana selama 8 minggu, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split splot terdiri atas mainplot/petak utama yaitu jumlah legum Alysicarpus vaginalis: tanpa legum Alysicarpus vaginalis (PA0), 1 legum Alysicarpus vaginalis (PA1), 2 legum Alysicarpus vaginalis (PA2) dan 3 legum Alysicarpus vaginalis (PA3), dan subplot/anak petak yaitu dosis pupuk: tanpa pupuk (D0), 50 kg/ha N + 25 kg/ha P2O5 + 25 kg/ha K2O (D1), 100 kg/ha N + 50 kg/ha P2O5 + 50 kg/ha K2O (D2). Terdapat 12 kombinasi dan diulang 3 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pertanaman campuran dan dosis pupuk N, P dan K pada semua variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh. Pertumbuhan rumput Panicum maximum yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis secara statistik memberikan hasil berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh. Perlakuan dosis pupuk NPK secara statistik memberikan hasil berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan hasil rumput Panicum maximum cenderung menurun dengan peningkatan jumlah legum Alysicarpus vaginalis. Pertumbuhan dan hasil rumput Panicum maximum cenderung menurun dengan meningkatnya dosis pupuk. Tidak terjadi interaksi antara jumlah legum dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Panicum maximum.
Kata kunci: asosiasi rumput-legum, Panicum maximum, Alsycarpus vaginalis, pupuk NPK
GROWTH AND YIELD OF BENGGALA GRASS (Panicum maximum cv. Trichoglume) PLANTED WITH THE LEGUM OF Alysicarpus vaginalis IN DIFFERENT N, P AND K FERTILIZERS DOSAGE
ABSTRACT
This study aimed to obtain information about the growth and yield of Bengal grass (Panicum maximum cv. Trichoglume) which was planted with the legumes of Alysicarpus vaginalis at different dosage of N, P and K fertilizers. This research was conducted in the greenhouse of the Udayana University Faculty of Animal Science research station for 8 weeks, completely randomized design (CRD) Split Splot was used in this research pattern consisting of mainplot/plot, namely the number of Alysicarpus vaginalis: without legume Alysicarpus vaginalis (P0), 1 legume Alysicarpus vaginalis (PA1), 2 legumes of Alysicarpus vaginalis (PA2) and 3 legumes of Alysicarpus vaginalis (PA3), and subplots/subplots ie fertilizer dosage: treatment without fertilizer (D0), 50 kg/ha N + 25 kg/ha P2O5+ 25 kg/ha K2O (D1), 100 kg/ha N + 50 kg/ha P2O5+ 50 kg/ha K2O (D2).From the design 12 combinations were obtained, each combination was repeated 3 times so there were 36 experimental units. The results showed that there was no interaction between mixed cropping and N, P and K fertilizer dosage on all growth variables, yields, and growth characteristics.The Panicum maximum grass growth of planted with the Alysicarpus vaginalis legume statistically gave no significant effect on all growth, yields and growth characteristics variables. The treatment of NPK fertilizer dosage statistically gave no significant effect on all growth, yields, and growth characteristicsvariables.It can be concluded that the growth and yield of Panicum maximum grass tended to decrease with an increase in the number of Alysicarpus vaginalis legumes.The growth and yield of Panicum maximum grass tend to decrease with increasing fertilizer dosage.There was no interaction between the number of legumes and the dosage of NPK fertilizer on the growth and production of Panicum maximum grass.
Keywords: grass-legumes association, Panicum maximum, Alsycarpus vaginalis, NPK fertilizer
PENDAHULUAN
Latar belakang
Peningkatan populasi ternak khususnya ternak ruminansia perlu didukung dengan ketersediaan hijauan pakan baik dari segi kuantitas ataupun kualitasnya. Hijauan pakan secara umum merupakan porsi terbesar untuk ransum ternak ruminansia, akan tetapi hijauan yang diberikan kepada ternak ruminansia berupa rumput lokal yang umumnya memiliki kualitas rendah. Salah satu tanaman pakan yang memiliki potensi hijauan yang unggul adalah rumput benggala (Panicum maximum cv.Trichoglume) dan tanaman legum Alysicarpus vaginalis.
Rumput benggala (Panicum maximum cv.Trichoglume) merupakan jenis rumput pakan unggul di Indonesia dan dapat tumbuh hingga ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (dpl), serta baik ditanam bersama legum. Kandungan protein pada rumput benggala mencapai 5,0 sampai 5,6% (Aganga dan Tshwenyane, 2004). Rumput benggala termasuk tanaman perenial dan tahan terhadap jenis tanah dan disukai ternak.
Legum Alysicarpus vaginalis merupakan jenis legum yang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah serta dapat mencegah terjadinya erosi yang disebabkan oleh hujan. Kandungan protein legum ini sebesar 16-18% (Halim and Pengelly, 1992). Pemanfaatan legum ini dapat meningkatkan produktivitas lahan, pelindung permukaan tanah dari erosi, memperbaiki kesuburan tanah yakni sifat fisik dan kimia tanah, serta dapat menekan pertumbuhan gulma (Rasidin, 2005).
Penanaman campuran antara rumput dan leguminosa dapat meningkatkan produksi dan kualitas hijauan, dikarenakan kemampuan leguminosa mengikat nitrogen bebas dari udara sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Dhalika et al. (2006) menunjukkan bahwa imbangan penanaman campuran antara rumput afrika (Cynodon plectostachyus) dan kacang sentro (Centrocema pubescans) dapat meningkatkan produksi segar, produksi bahan kering, kandungan protein kasar, dan kadungan kalsium hijauan pada rumput afrika (Cynodon plectostachyus). Imbangan 80% rumput afrika dan 20% kacang sentro dapat mempertemukan antara kebutuhan hijauan dalam jumlah cukup banyak dan kualitas yang baik.
Untuk meningkatkan produksi dan nutrisi pada tanaman pakan sangat memerlukan unsur hara yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Penyediaan unsur hara dapat dilakukan dengan cara pemupukan, baik dengan pupuk organik ataupun anorganik. Pada umumnya pupuk yang diberikan pada tanah adalah pupuk N, P dan K. Menurut Novizan (2002) nitrogen dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Fosfor dibutuhkan dalam pertumbuhan awal bibit, sedangkan kalium berperan dalam proses metabolisme, seperti fotosintesis dan respirasi. Hasil penelitian Fitri (2016) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk N 200 kg/ha dengan dosis berbeda (0, 13,89, 27,78 dan 41,67 g/rumpun pupuk N) tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan pertanaman campuran antara rumput gajah cv. Taiwan dan Indigofera zollingeriana pada pemotongan pertama. Hasil
penelitian Junaidi (2012) menunjukkan bahwa pemberian tingkat pupuk N200P100K100 menghasilkan produksi segar rumput raja berbeda sangat nyata dibanding rumput gajah, sorghum dan benggala dimana rata-rata produksi segar tertinggi berturut-turut adalah rumput raja yaitu 89.696 kg/ha/defoliasi, rumput sorghum yaitu 30.853 kg/ha/defoliasi, rumput gajah yaitu 26.416 kg/ha/defoliasi dan rumput benggala yaitu 23.507 kg/ha/defoliasi.
Penelitian tentang pemberian dosis pupuk N, P dan K pada pertanaman campuran rumput dan legum masih sangat terbatas, karena itu perlu dilakukan penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh pemberian pupuk campuran yakni pupuk N, P dan K pada penanaman campuran rumput dan legum terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman rumput Benggala (Panicum maximumcv.Trichoglume) yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis dengan dosis pupuk N, P dan K berbeda.
MATERI DAN METODE
Bibit tanaman
Bibit yang digunakan adalah bibit rumput benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume) dan legum Alysicarpus vaginalis yang diperoleh dari Teaching Farm Sistem Tiga Strata (STS), Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Penanaman bibit rumput Benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume) menggunakan sobekan rumpun (pols) dan dipotong dengan panjang 15 cm sedangkan bibit legum Alysicarpus vaginalis menggunakan anakan dengan panjang 10 cm. Tanah
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Tanah yang dipakai dalam penelitian ini dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.
Tabel 1. Hasil analisis tanah
Parameter |
Satuan |
Hasil AnalisisTanah | |
Nilai |
Kriteria | ||
pH (1 ; 2,5) H2O |
7,1 |
Netral | |
Daya Hantar Listrik (Dhl) |
Mmhos/Cm |
0,31 |
Sangat Rendah |
Karbon (C) Organik |
% |
1,22 |
Rendah |
N Total |
% |
0,13 |
Rendah |
P Tersedia |
Ppm |
45,43 |
Sangat Tinggi |
K Tersedia |
Ppm |
355,71 |
Tinggi |
Kadar Air Kering Udara (KU) |
% |
4,07 | |
Kadar Air Kapasitas Lapang |
% |
30,52 | |
(KL) | |||
Pasir |
% |
76,09 |
Lempung Berpasir |
Debu |
% |
12,93 | |
Liat |
% |
10,98 |
Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali. Tahun 2019
Air
Air yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari air sumur yang tersedia di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jalan Raya Sesetan Gang Markisa, Denpasar.
Pot
Pot yang digunakan pada penelitian ini adalah pot berbahan dasar plastik yang berdiameter 26 cm dan tinggi 19 cm sebanyak 36 buah. Setiap pot diisi dengan tanah sebanyak 4 kg.
Pupuk
Pupuk yang digunakan dalam penelitian adalah pupuk urea (46% N), pupuk TSP (46% P2O5) dan pupuk KCL (50% K2O) yang diperoleh dari toko pertanian.
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah ayakan; timbangan manual yang memiliki kapasitas 15 kg dengan kepekaan 50 gram; timbangan elektronik yang berkapasitas 1,2 kg dengan kepekaan 0,1 gram; pisau dan gunting; ember; meteran; kantong kertas; leaf area meter dan Oven buatan Australia.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Udayana, yang berlokasi di Jalan raya Sesetan, Gang Markisa, Denpasar Selatan, selama tiga bulan dari bulan Maret sampai bulan Mei 2019, mulai dari persiapan sampai panen.
Rancangan penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL) pola split plot. Faktor pertama (main plot/petak utama) adalah jumlah legum Alysicarpus vaginalis yaitu Panicum tanpa Alysicarpus vaginalis (PA0), Panicum dengan satu Alysicarpus vaginalis (PA1), Panicum dengan dua Alysicarpus vaginalis (PA2), dan Panicum dengan tiga Alysicarpus vaginalis (PA3). Faktor kedua (sub plot/anak petak) adalah dosis pupuk N, P dan K yaitu: tanpa pupuk (D0); 50 kg/ha N + 25 kg/ha P2O5+ 25 kg/ha K2O (D1), 100 kg/ha N + 50 kg/ha P2O5+ 50 kg/ha K2O (D2). Dari faktor tersebut dapat diperoleh 12 kombinasi perlakuan yaitu PA0D0, PA0D1, PA0D2, PA1D0, PA1D1, PA1D2, PA2D0, PA2D1, PA2D2, PA3D0, PA3D1, PA3D2 dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga (3) kali sehingga terdapat 36 pot percobaan.
Persiapan penelitian
Tanah yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dikering udarakan, kemudian diayak dengan ayakan dari kawat dengan ukuran lubang 2 x 2 mm sehingga tanah menjadi lebih halus. Tanah yang telah diayak ditimbang dan dimasukkan ke dalam pot yang masing-masing diisi 4 kg tanah kering udara. Masing-masing pot ditanami rumput dan legum sesuai perlakuan. Cara dan waktu pemupukan
Pemupukan dilakukan satu kali pada minggu ketiga setelah ditanam, dengan cara meletakkan pupuk pada lubang yang dibuat di sekitar pangkal tanaman.
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi: penyiraman, pemberantasan tanaman penganggu (gulma) dan hama. Penyiraman dilakukan satu kali sehari untuk menjaga agar tanah tidak mengalami kekeringan.
Pengamatan dan pemanenan
Pengamatan variabel pertumbuhan dilakukan seminggu sekali, setelah tanaman diberikan perlakuan. Pengamatan variabel produksi dan karakteristik tumbuh dilakukan pada saat panen.
Pemanenan dilakukan pada saat rumput Benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume) dan legum Alysicarpus vaginalis berumur 8 minggu setelah perlakuan. Pada saat panen tanaman dipotong di atas permukaan tanah dan bagian-bagian tanaman seperti daun, batang dan akar dipisahkan, lalu ditimbang dan dikeringkan.
Variabel yang diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah 1) Variabel pertumbuhan tanaman meliputi: a) Tinggi tanaman (cm); b) Jumlah daun (helai); c) Jumlah anakan (anakan); d) Jumlah cabang (cabang), 2) Variabel produksi tanaman meliputi: a) Berat kering daun (g); b) Berat kering batang (g); c) Berat kering akar (g); d) Berat kering total hijauan (g), 3) Variabel karakteristik tumbuh tanaman meliputi: a) Nisbah berat kering daun dengan batang; b) Nisbah berat kering total hijauan/akar (top root ratio); c)Luas daun per pot (cm2).
Analisis data
Data yang diperoleh dari variabel yang diamati kemudian dianalisis dengan sidik ragam. Jika antar perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), maka selanjutnya dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Steel and Torrie, 1991)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pertanaman campuran dan dosis pupuk N, P dan K pada semua variabel pertumbuhan, produksi dan karakteristik tumbuh. Pertumbuhan rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis secara statistik memberikan hasil berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pada semua variabel pertumbuhan, hasildan karakteristik tumbuh. Perlakuan dosis pupuk N, P dan K secara statistik memberikan hasil berpengaruh tidak nyata (P>0,05) pada semua variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh.
Variabel pertumbuhan
Rataan tinggi rumput Panicum maximum cv. Trichoglume (Tabel 2) yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 95,30 cm. Pada perlakuan rumput Panicum dengan dua legum Alysicarpus vaginalis (PA2), satu legum Alysicarpus vaginalis(PA1) dan tiga legum Alysicarpus vaginalis(PA3) masing-masing 14,85%, 9,01%, 8,62% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan P0. Rataan tinggi tanaman Panicum
maximum pada perlakuan dosis pupuk D2 menunjukkan hasil tertinggi yaitu 90,44 cm. Perlakuan D0 dan D1 masing-masing 2,22%, 7,33% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D2.
Tabel 2 Pertumbuhan rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis pada dosis pupuk N, P dan K berbeda
Variabel Dosis NPK2) Jumlah legum Rataan SEM3)
PA01) |
PA1 |
PA2 |
PA3 | ||||
Tinggi Tanaman |
D0 |
92,67 |
92,93 |
80,67 |
87,47 |
88,43P4) |
8,13 |
D1 |
93,00 |
81,43 |
79,60 |
81,20 |
83,81P | ||
D2 |
100,23 |
85,77 |
83,17 |
92,60 |
90,44P | ||
Rataan |
95,30A4) |
86,71A |
81,14A |
87,09A | |||
D0 |
24,00 |
26,33 |
28,33 |
24,00 |
25,67P |
5,21 | |
Jumlah Daun |
D1 |
31,33 |
20,00 |
22,67 |
20,00 |
23,50P | |
D2 |
20,33 |
18,00 |
20,33 |
18,67 |
19,33P | ||
Rataan |
25,22A |
21,44A |
23,78A |
20,89A | |||
D0 |
1,38 |
1,38 |
1,49 |
1,52 |
1,44P |
0,14 | |
Jumlah Anakan |
D1 |
1,52 |
1,52 |
1,38 |
1,63 |
1,51P | |
D2 |
1,28 |
1,38 |
1,41 |
1,41 |
1,37P | ||
Rataan |
1,39A |
1,43A |
1,43A |
1,52A | |||
D0 |
2,06 |
1,97 |
2,37 |
2,14 |
2,14P |
0,23 | |
D1 |
2,23 |
1,38 |
1,75 |
1,41 |
1,69P | ||
Jumlah Cabang |
D2 |
1,88 |
1,55 |
1,63 |
1,72 |
1,69P | |
Rataan |
2,06A |
1,63A |
1,91A |
1,76A |
Keterangan:
perlakuan tanpa legum (P0) sebesar 25,22 helai. Perlakuan rumput Panicum dengan dua legum Alysicarpus vaginalis (PA2), satu legum Alysicarpus vaginalis(PA1) dan tiga legum Alysicarpus vaginalis(PA3) 5,73, 14,98%, 17,18% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0. Rataan jumlah daun Panicum maximum tanpa menggunakan pupuk N, P dan K (D0) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 25,67 helai. Perlakuan D1 dan D2 masing-masing 8,44% dan 24,68% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D0.
Rataan jumlah anakan rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam bersama tiga legum Alysicarpus vaginalis (PA3) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 1,52 anakan. Pada perlakuan PA1, PA2 dan PA0 masing-masing 6,05%, 6,05%, 8,38% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan PA3. Rataan jumlah anakan Panicum maximum yang diberikan pupuk N50P25K25 (D1) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 1,51 cm. Perlakuan D0 dan D2 masing-masing 4,56% dan 9,29% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D1.
Rataan jumlah cabang rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 2,06 batang. Pada perlakuan PA2, PA3 dan PA1 masing-masing 6,95%, 14,66%, 20,57% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0. Rataan jumlah cabang rumput Panicum maximum tanpa menggunakan pupuk N, P dan K (D0) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 2,14 batang. Perlakuan D2 dan D1 berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah 20,72 dan 20,76% dibandingkan dengan perlakuan D0.
Variabel hasil
Rataan berat kering daun rumput Panicum maximum cv. Trichoglume (Tabel 3) yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 1,44 gram. Pada perlakuan PA1, PA2 dan PA3 masing-masing 6,90%, 21,30%, 21,69% lebih rendah dibandingkan dengan P0 dan secara statistik berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Rataan berat kering daun Panicum maximum tanpa menggunakan pupuk N, P dan K (D0) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 1,39 gram. Perlakuan D1 dan D2 masing-masing 1,17%, 26,28% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D0.
Tabel 3 Hasil rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis pada dosis pupuk N, P dan K berbeda
Variabel |
Dosis NPK2) |
Jumlah legum |
Rataan |
SEM3) | |||
PA01) |
PA1 |
PA2 |
PA3 | ||||
Berat Kering Daun |
D0 |
1,33 |
1,37 |
1,43 |
1,43 |
1,39P4) |
0,360 |
D1 |
1,77 |
1,37 |
1,20 |
1,17 |
1,38P | ||
D2 |
1,23 |
1,30 |
0,78 |
0,79 |
1,03P | ||
Rataan |
1,44A4) |
1,34A |
1,14A |
1,13A | |||
D0 |
1,97 |
2,27 |
2,50 |
1,87 |
2,15P |
0,38 | |
Berat Kering Batang |
D1 |
2,57 |
1,97 |
1,90 |
1,70 |
2,03P | |
D2 |
2,37 |
1,97 |
1,80 |
1,70 |
1,96P | ||
Rataan |
2,30A |
2,07A |
2,07A |
1,76A | |||
D0 |
1,07 |
1,17 |
1,38 |
1,07 |
1,17P |
0,32 | |
Berat Kering Akar |
D1 |
1,40 |
1,23 |
1,20 |
1,00 |
1,21P | |
D2 |
1,27 |
1,00 |
1,03 |
0,83 |
1,03P | ||
Rataan |
1,24A |
1,13A |
1,21A |
0,9A | |||
D0 |
3,30 |
3,63 |
3,93 |
3,30 |
3,54P |
0,71 | |
Berat Kering Total |
D1 |
4,33 |
3,33 |
3,10 |
2,87 |
3,41P | |
Hijauan |
D2 |
3,60 |
3,27 |
2,58 |
2,49 |
2,98P | |
Rataan |
3,74A |
3,41A |
3,20A |
2,89A |
Keterangan:
-
1) PA0: tanpa Alysicarpus vaginalis, PA1: satu Alysicarpus vaginalis, PA2: dua Alysicarpus vaginalis, PA3: tiga Alysicarpus vaginalis
-
2) D0: tanpa pupuk, D1: 50 kg/ha N + 25 kg/ha P2O5+ 25 kg/ha K2O, D2: 100 kg/ha N + 50 kg/ha P2O5+50
kg/ha K2O
-
3) SEM: “Standar error of the treathment means”
-
4) Nilai dengan huruf kapital yang berbeda pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata(P<0,05).
Rataan berat kering batang rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 2,30 gram. Pada perlakuan PA1, PA2 dan PA3 masing-masing 10,14%, 10,16%, 23,68% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0. Rataan berat kering batang Panicum maximum tanpa
menggunakan pupuk N, P dan K (D0) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 2,15 gram. Perlakuan D1 dan D2 masing-masing 5,43%, 8,92% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D0 dan secara statistik berpengaruh tidak nyata (P>0,05).
Rataan berat kering akar rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 1,24 gram. Pada perlakuan PA2, PA1 dan PA3 masing-masing 3,16%, 8,94%, 22,25% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0 dan secara statistik berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Rataan berat kering akar rumput Panicum maximum yang diberikan pupuk N50P25K25 (D1) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 1,21 cm. Perlakuan D0 dan D2 masing-masing 3,14% dan 14,54% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D1.
Rataan berat kering total hijauan rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 3,74 gram. Pada perlakuan PA1, PA2 dan PA3 masing-masing 8,90%, 14,45%, 22,91% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0. Rataan berat kering total hijauan Panicum maximum tanpa menggunakan pupuk N, P dan K (D0) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 3,54 gram. Perlakuan D1 dan D2 masing-masing 3,76%, 15,73% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D0 dan secara statistik berpengaruh tidak nyata (P>0,05).
Variabel karakteristik tumbuh
Rataan nisbah berat kering daun dengan batang rumput Panicum maximum cv. Trichoglume (Tabel 4) yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 0,64. Pada perlakuan PA1, PA3 dan PA2 masing-masing 1,55%, 1,76%, 17,07% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0 dan secara statistik berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Rataan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang rumput Panicum maximum yang diberikan pupuk N50P25K25 (D1) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 0,69. Perlakuan D0 dan D2 masing masing 9,86% dan 25,14% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D1.
Tabel 4 Karakteristik tumbuh rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam bersama legum Alysicarpus vaginalis pada dosis pupuk N, P dan K berbeda
Variabel |
Dosis NPK2) |
Jumlah legum |
Rataan |
SEM3) | |||
PA01) |
PA1 |
PA2 |
PA3 | ||||
D0 |
0,66 |
0,54 |
0,52 |
0,77 |
0,62P4) |
0,10 | |
Nisbah berat kering |
D1 |
0,75 |
0,69 |
0,66 |
0,66 |
0,69P | |
daun/batang |
D2 |
0,52 |
0,67 |
0,42 |
0,46 |
0,52P | |
Rataan |
0,64A4) |
0,63A |
0,53A |
0,63A | |||
D0 |
3,93 |
3,31 |
4,44 |
3,32 |
3,75P |
0,80 | |
Nisbah berat kering |
D1 |
3,14 |
2,91 |
2,93 |
2,93 |
2,98P | |
total hijauan/akar |
D2 |
2,77 |
3,13 |
2,46 |
3,22 |
2,89P | |
Rataan |
3,28A |
3,12A |
3,28A |
3,16A | |||
D0 |
3.037,93 |
3.350,81 |
3.029,61 |
3.119,67 |
3.134,51P |
700,15 | |
Luas daun per pot |
D1 |
4.025,66 |
3.296,26 |
2.239,32 |
2.227,54 |
2.947,20P | |
D2 |
2.483,51 |
2.791,21 |
2.441,76 |
2.246,73 |
2.490,80P | ||
Rataan |
3.182,37A |
3.146,09A |
2.570,23A |
2.531,31A |
Keterangan:
-
1) PA0: tanpa Alysicarpus vaginalis, PA1: satu Alysicarpus vaginalis, PA2: dua Alysicarpus vaginalis, PA3: tiga Alysicarpus vaginalis
-
2) D0: tanpa pupuk, D1: 50 kg/ha N + 25 kg/ha P2O5+ 25 kg/ha K2O, D2: 100 kg/ha N + 50 kg/ha P2O5+ 50
kg/ha K2O
-
3) SEM: “Standar error of the treathment means”
-
4) Nilai dengan huruf kapital yang berbeda pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata(P<0,05).
Rataan nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 3,28 gram. Pada perlakuan PA1, PA2 dan PA3 masing-masing 4,86%, 0,04%, 3,70%
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P0. Rataan nisbah berat kering total hijauan dengan berat kering akar Panicum maximum tanpa menggunakan pupuk N, P dan K (D0) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 3,75 gram. Perlakuan D1 dan D2 masing-
masing 20,62%, 22,84% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D0 dan secara statistik berpengaruh tidak nyata (P>0,05).
Rataan luas daun per pot rumput Panicum maximum cv. Trichoglume yang ditanam tanpa legum (P0) menghasilkan rataan tertinggi yaitu 3.182,37. Pada perlakuan PA1, PA2 dan PA3 masing-masing 1,14%, 19,24%, 20,46% lebih rendah dibandingkan dengan P0 dan secara statistik berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Rataan luas daun per pot Panicum maximum tanpa menggunakan pupuk N, P dan K (D0) menunjukkan hasil tertinggi yaitu 3.134,51. Perlakuan D1 dan D2 masing-masing 5,98%, 20,54% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan D0.
Pertanaman campuran antara rumput Panicum maximum cv. Trichoglume dengan legum Alysicarpus vaginalis pada variabel pertumbuhan, hasil dan karakteristik tumbuh tanaman perlakuan tanpa legum Alysicarpus vaginalis cenderung menghasilkan rataan tertinggi di setiap variabelnya. Hal ini diduga karena unsur hara yang terdapat pada perlakuan tanpa legum Alysicarpus vaginalis dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh rumput Benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume). Pada perlakuan satu, dua dan tiga legum Alysicarpus vaginalis cenderung menurun rataannya pada setiap variabel, hal ini dikarenakan adanya kompetisi antara rumput dan legum. Suarna et al. (2014) menyatakan bahwa dua tanaman tanpa adanya keterbatasan material tidak akanberkompetisi sesamanya sepanjang kandungan air, material nutrisi, sinar dan radiasi melebihi keperluan keduanya.Jika suplai dari satu faktor keperluan cepat menurun drastis hingga di bawah kebutuhan kombinasi kedua tanaman maka dimulailah terjadinya kompetisi.Ketika sumber lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan suplainya terbatas, kompetisi biasanya akan terjadi pada beberapa fase dari perkembangan komunitas tanaman. Waktu dimulainya kompetisi tergantung oleh dua faktor yaitu: tingkat suplai sumber daya (kesuburan tanah, radiasi, keseimbangan kelembaban), dan komunitas alami tanaman terutama keperluan sumber daya individu tanaman, jumlah tanaman per unit area (plant population) dan kanopi yang jarang.
Pemberian dosis pupuk N, P dan K pada pertanaman campuran antara rumput Panicum maximum cv. Trichoglume dengan legum Alysicarpus vaginalis pada variabel pertumbuhan, produksi dan karakteristik tumbuh tanaman perlakuan tanpa pupuk cenderung menghasilkan rataan tertinggi di setiap variabelnya. Penambahan dosis pupuk pada D1 dan D2 cenderung
menghasilkan rataan lebih rendah dibandingkan tanpa menggunakan pupuk N, P dan K. Hal ini diduga karena keseimbangan unsur hara dalam tanah terganggu, dari hasil analisis tanah (Tabel 1) menunjukkan bahwa kandungan nitrogen rendah dan fosfor tersedia sangat tinggi. Peningkatan pertumbuhan dan produksi akibat pemberian nitrogen tidak akan berpengaruh apabila fosfor, kalium dan unsur penting lainnya tidak tersedia bagi tanaman dalam jumlah yang cukup (Foth, 1988). Dalam keseimbangan yang serasi, nitrogen, fosfor dan kalium merupakan pelengkap satu sama lainnya yang akan menaikkan produksi. Unsur K dalam tanah mempengaruhi interaksi N dan P. Havlin et al. (2005) menyatakan bahwa kesalahan dosis dalam pemberian salah satu unsur akan menyebabkan kurang optimumnya hasil yang diperoleh. Jika N diberikan kurang maka N akan menjadi pembatas dari P dan pada kondisi yang demikian, tanggapan tanaman terhadap pemupukan P sangat tergantung pada tersedianya unsur N di dalam tanah.
Pemberian pupuk fosfor pada tanah yang mengandung P tersedia sangat tinggi menyebabkan penimbunan P, sehingga menurunkan respon tanaman terhadap pemupukan fosfor (Bustami et al., 2012). Apabila unsur P dalam tanah berlebihan, maka serapan unsur lain didalam tanah akan terganggu sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Tidak terjadi interaksi antara penanaman campuran rumput dan legum dengan berbagai dosis pupuk N, P dan K terhadap semua variabel pertumbuhan, variabel produksi dan variabel karakteristik tumbuh yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa antara penanaman campuran rumput dan legum dengan dosis pupuk N, P dan K bekerja sendiri-sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan hasil hijauan. Hal ini sesuai pernyataan Steel dan Torrie (1991) menyatakan bahwa bila pengaruh interaksi berbeda tidak nyata, maka dapat disimpulkan bahwa diantara faktor-faktor perlakuan tersebut bertindak bebas atau pengaruhnya berdiri sendiri.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Pertumbuhan dan hasil rumput benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume) cenderung menurun seiring dengan peningkatan jumlah legum Alysicarpus vaginalis.
Pertumbuhan dan hasil rumput benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume) cenderung menurun seiring dengan meningkatnya dosis pupuk.
Tidak terjadi interaksi antara jumlah legum dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi rumput Benggala (Panicum maximum cv. Trichoglume).
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K), Dekan Fakultas Peternakan Dr. Ir. Nyoman Tirta Ariana, MS dan seluruh responden yang telah bekerja sama dengan baikdalam pengumpulan data selama peneitian ini. Terimakasih yang mendalam juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan penlitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aganga, A.A. and S, Tshwenyane. 2004. Potentials of guinea grass ( Panicum maximum) as forage crop in livestock production. Pakistan Journal of Nutrition 3: 1-4.
Bustami., Sufardi dan Bakhtiar. 2012. Serapan Unsur Hara dan Efisiensi Pemupukan Phosfat serta Pertumbuhan Padi Varietas Lokal. Banda Aceh. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Volume 1. No. 2. Hal 159-170.
Dhalika, T., Mansyur, H.K., Mustafa dam H. Supratman. 2006. Imbangan rumput afrika (Cynodon plectostachyus) dan leguminosa sentro (Centrosema pubescans) dalam sistem pastura campuran terhadap produksi dan kualitas hijauan. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran. Bandung. Jurnal Ilmu Ternak Vol. 6 No 2, 163-168
Fitri, A. 2016. Pertumbuhan Pertanaman Campuran Rumput Gajah cv. Taiwan dan Indigofera zollingeriana yang Ditanam Pada Lahan yang Diperkaya Mikoriza Dengan Dosis pupuk N Berbeda (Diploma Thesis). Universitas Andalas.
Foth. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 762 hal.
Halim, R.A. and Pengelly, B.C. 1992. Alysicarpus vaginalis (L.) DC. In: 't Mannetje, L. and Jones, R.M. (eds) Plant Resources of South-East Asia No. 4. Forages. pp. 42-44. (Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, the Netherlands).
Havlin, J.L., J.D. Beaton., S.L. Tisdale and WL Nelson. 2005. Soil Fertility and Fertilizers. An introduction to nutrient management. Seventh Edition. Pearson Education Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
Hayati, E., Sabaruddin, Rahmawati. 2012. Pengaruh jumlah mata tunas dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan stek tanaman jarak pagar (Jatropha culas L). Jurnal Agrista Vo. 16 No 3.
Junaidi, Muhammad. 2012. Produktivitas Empat Jenis Rumput pada Berbagai Tingkat Pemupukan NPK. Universitas Negeri Papua. Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan, Vol 7 No 1.
Novizan. 2002. Petunjuklm pemupukan yang efektif. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 61 h.
Rasidin, A. 2005. Peran Tanaman Pakan Ternak Sebagai Tanaman Konservasi Dan Penutup Tanah Di Perkebunanan. Pross. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak . Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
Steel, R.G.D. and J.H. Torrie.1991.Principles and Procedur of Statistic. McGraw Hill Book Co. Inc. New York.
Suarna, I W., N.N. Candraasih K., dan M.A.P. Duarsa. 2014. Model Asosiasi Tanaman Pakan Adaptif untuk Perbaikan Lahan Pasca Tambang di Kabupaten Karangasem. Denpasar. Jurnal Bumi Lestari. Volume 14. No. 1. Hal 9-14.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/view/11211
Rahmatullah, F.A. et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019:990 – 1005
Page 1005
Discussion and feedback