e-journal

FAPET UNUD


e-Journal


Peternakan Tropika

Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

Submitted Date: April 30, 2019                                                 Accepted Date: May,27, 2019

Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita & Eny Puspani

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Secara Intensif

(Studi Kasus di UD. Prapta, Karangasem, Bali)

Pratama, I.B.B., I.W. Sukanata, B.R.T. Putri

PS. Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali Email: [email protected], No. Hp: 085857062157

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pemeliharaan, dan kelayakan finansial. Penelitian ini dilakukan di UD. Prapta yang berlokasi di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, yang dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan November 2018 sampai dengan bulan Januari 2019. Kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan analisis kriteria investasi, Pay Back Period, Break Even Point, dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta sudah menerapkan manajemen pemeliharaan dengan baik seperti manajemen pullet, kandang, pakan,tenaga kerja, produksi dan kesehatan ternak. Usaha peternakan ini layak secara finansial yang ditunjukan oleh NPV sebesar Rp. 2.096.377.202,10, IRR sebesar 26,53%, dan Net B/C 1,40. Pay Back Period tercapai dalam waktu 1 tahun 3 bulan 14 hari, sedangkan Break Even Point waktu tercapai dalam waktu 5 tahun 11 bulan 28 hari, Break Even Point tercapai ketika produksi telur sebanyak 6.809.961,19 butir/tahun atau ketika harga telur Rp. 1.041,86/butir. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa usaha peternakan ayam ras petelur UD. Prapta sensitif terhadap kenaikan harga pakan dan penurunan harga telur dengan nilai sensitivitas masing-masing sebesar 8,87% dan 5,68%.

Kata Kunci: Ayam ras petelur, kelayakan finansial, sensitivitas

Analysis Financial Feasibility Of Intensive Layer Chiken Farm Business (Case Study at UD. Prapta, Manggis, Bali)

ABSTRACT

The study aims to analyzed the maintenance management, financial feasibility, Break Even Point and sensitivity of layer chicken farm businesses. The research was conducted at UD. Prapta Pesedahan Village, Manggis District, Karangasem Regency, Bali Province, it done for 3 months, from November 2018 to January 2019. The financial feasibility was analyzed using analysis of investment criteria, Pay Back Period, Break Even Point, and sensitivity analysis. The results of this study indicated that the layer chicken farm business in UD. Prapta has implemented good management such as pullet management, cages, feeds, labor, production and health. This farm bussiness is feasible indicated by NPV of Rp. 2.096.377.202,10, IRR 26.53%, and Net B/C 1,40, Pay Back Period reached within 1 year 3 month 14 days, while the Break even Point is reached within 6 years 9 months 22 days. Break even Point is achieved when the eggs production is 6.809.961,19 eggs/year or when the price of eggs is Rp. 1.041,86 /eggs. The results of the sensitivity analysis show that the layer


chicken farm business UD. Prapta sensitive to rising feed prices and a decrease of egg prices with sensitivity values of 8,87% and 5,68% respectivelly.

Keyword: Layer chicken, financial feasibility, sensitivityPENDAHULUAN

Usaha ternak ayam ras petelur merupakan usaha yang cukup menjanjikan, hal ini didukung oleh proyeksi Badan Pusat Statistik (2014) yang menunjukan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016 kurang lebih 258,70 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 hingga 2016 sebesar 1,36%/tahun (BPS, 2017). Menurut data Badan Pusat Statistik (2018) konsumsi telur ayam ras di Indonesia pada tahun 2017 adalah 4,238 butir/kapita/minggu atau sama dengan 0,605 butir/kapita/hari. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, permintaan telur ayam ras juga akan semakin meningkat. Dengan adanya usaha peternakan ayam ras petelur diharapkan dapat memenuhi kebutuhan telur di dalam negeri.

Usaha peternakan ayam ras petelur memerlukan biaya investasi maupun biaya operasional yang cukup tinggi untuk memulai usaha. Peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta berada di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem merupakan salah satu peternakan ayam ras petelur yang sudah menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif. Namun, sejauh ini belum pernah dilakukan analisis mengenai kelayakan finansial pada usaha peternakan ayam ras petelur tersebut. Oleh karena itu, maka penelitian ini sangat penting untuk dilakukan.

METODELOGI PENELITIAN

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive yang berlokasi di UD. Prapta Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan November 2018 sampai dengan bulan Januari 2019. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis kriteria investasi

Kelayakan finansial dari usaha peternakan ayam ras petelur dilakukan melalui analisis kriteria investasi dengan menentukan NPV, IRR, dan Net B/C (Ibrahim, 2003). Tingkat discount rate yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17,50%.

  • a.    Net Present Value (NPV)


Keterangan:

NPV = Net present value (Rp)

  • C. = Cost yang telah di-discount (Rp)

  • B. = Benefit yang telah di-discount (Rp)

i      = Periode tahun (0,1,2,..n)

n    = Jumlah tahun (waktu)

  • b.    Internal Rate of Return (IRR)

. NPV1 .

IRR - ι1 + (Npv^ _ Npv^ x (i2 h)

Keterangan:

IRR = Internal rate of return (%)

NPV1 = Net present value yang menunjukan angka positif (Rp)

NPV2 = Net present value yang menunjukan angka negatif (Rp)

  • i1     = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1

⅛     = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

  • c.    Net B/C

Net?= ⅛⅛tl C Σ⅛0NB1 (-)

Keterangan:

j^^ c       = Nilai dari net benefit cost ratio

∑!‰NS,(+)= Jumlah net benefit yang telah di-discount yang bernilai positif (Rp)

‰ «*<(-) = Jumlah net benefit yang telah di-discount yang bernilai negatif (Rp)

Analisis pay back period (PBP) dan break even point (BEP)

  • a.    Analisis Pay Back Period (PBP)

Rumus yang digunakan untuk menghitung PBP pada penelitian ini adalah sebagai

berikut (Ibrahim, 2003):

PBP = Tp,1 +


∑Γ=cΛ ∑Γ=ob1Φ-1


bp


Keterangan:

PBP = Pay back period (waktu)

Tp-1  = Tahun sebelum terdapat PBP (waktu)

Tl = Jumlah investasi yang telah di-discount (Rp)

E-icp-1 = Jumlah benefit yang telah di-discount sebelum PBP (Rp)

Bp   = Jumlah benefit pada PBP berada (Rp)

  • b.    Analisis Break Even Point (BEP)

Penelitian ini menggunakan tiga analisis BEP yaitu BEP waktu, BEP produksi dan BEP harga.

  • 1.    BEP Waktu

Rumus yang digunakan untuk menghitung BEP waktu dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut (Ibrahim, 2003):

BEP = Tp~1 +


Σ⅛oI≤Z⅛⅛≡zl


Keterangan:

BEP = Break even point(waktu)

Tp-- = Tahun sebelum terdapat BEP (waktu)

TCi   =Total cost yang telah di-discount (Rp)

Bjcp-I= Benefit yang telah di-discount sebelum BEP (Rp)

Bp = Jumlah benefit pada saat BEP berada (Rp)

  • 2.    BEP Produksi

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan BEP produksi adalah sebagai berikut (Suprapta, 2017):

NPV1

BEPproduksi - PT2 + (npv^ _ Npv^ x (PT1 PT2)

Keterangan:

PT1      = Jumlah produksi yang menghasilkan NPV positif (Rp)

PT2     = Jumlah produksi yang menghasilkan NPV negatif (Rp)

NPV1    = Net present value pos itif (Rp)

NPV2    = Net present value negatif (Rp)

  • 3.    BEP Harga

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan BEP harga adalah sebagai berikut (Suprapta, 2017):

NPV1      z

BEPllarea = HT2 + --------i---- x (HT1 - HT2)

Harga 2 (NPV1-NPV2) 1     2

Keterangan:

HT1  = Harga telur yang menghasilkan NPV positif (Rp)

HT2  = Harga telur yang menghasilkan NPV negatif (Rp)

Analisis sensitivitas

Tingkat sensivitas usaha terhadap peningkatan harga pakan dan penurunan harga telur dapat ditentukan dengan menghitung nilai switching value harga pakan dan switching value harga telur dengan rumus (Suprapta, 2017):

  • a.    Switching Value Harga Pakan

    SV. HP = HP1 +


    NPV1


    (NPV1 - NPV2)


    (HP2 - HP1)


Keterangan:

SV.HP = Switching value harga pakan (Rp)

HP1


HP2


= Harga pakan yang menghasilkan NPV1 (Rp)

= Harga pakan yang menghasilkan NPV2 (Rp)

  • b.    Sensitivitas Harga Pakan

SV. HP-HPA SHP = ----------x 100%

HPA

Keterangan:

SHP = Sensitivitas harga pakan (%)

SV.HP = Switching value harga pakan (Rp)

HPA = Harga pakan awal (Rp)

  • c.    Switching Value Harga Telur

    SV. HT = HT2 +


    NPV1


    (NPV1 - NPV2)


    (HT1-HT2)


Keterangan:

SV.HT = Switching value harga telur (Rp)

HT1


HT2


= Harga telur yang menghasilkan NPV1 (Rp)

= Harga telur yang menghasilkan NPV2 (Rp)

  • d.    Sensitivitas Harga Telur

HTA - SV. HT SHT = ----------x 100%

HTA

Keterangan:

SHT = Sensitivitas harga telur (%)

SV.HT = Switching value harga telur (Rp)

HTA = Harga telur awal (Rp)

Adapun indikator tingkat sensitivitasnya adalah sebagai berikut:

  • a.    Jika persentase selisih harga saat ini dengan switching valuenya sekitar 1-5% maka kelayakan usaha ini digolongkan sangat sensitif

  • b.    Jika persentase selisih harga saat ini dengan switching valuenya sekitar 6-10% maka kelayakan usaha ini digolongkan sensitif

  • c.    Jika persentase selisih harga saat ini dengan switching valuenya sekitar >10% maka kelayakan usaha ini digolongkan kurang sensitif

HASIL DAN PEMBAHASAN

UD Prapta merupakan usaha peternakan milik bapak I Nyoman Sumadi, SE., MM yang bergerak dibidang peternakan ayam ras petelur. UD. Prapta terletak di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Bapak Nyoman Sumadi mulai merintis usahanya sejak tahun 1993.

Manajemen Pemeliharaan

Pullet yang dipergunakan pada usaha peternakan ayam ras petelur petelur di UD. Prapta adalah jenis ISA Brown. Pada usaha peternakan ayam ras petelur, kriteria pemilihan pullet perlu diperhatikan untuk memperoleh ayam ras petelur yang memiliki persentase produksi yang baik. Adapun kreteria yang dijadikan acuan dalam pemilihan pullet antara lain, ayam sehat dan tidak cacat fisik, berat badan berkisar antara 920-960 gram, kerangka tubuh ayam seragam, dan sudah siap berproduksi. Pemilihan pullet yang baik akan menentukan tingkat keberhasilan produksi telur selanjutnya.

Lokasi kandang dari ayam ras petelur yang dijadikan objek penelitian terletak di Desa Pesedahan, Desa Ngis dan Desa Bebandem. Kandang memiliki akses transportasi yang baik, sehingga memudahkan dalam membawa pakan, ayam afkir, dan telur ke kandang atau keluar kandang. Adapun jenis kandang yang digunakan pada UD. Prapta adalah kandang baterai dengan sistem opened house. Tipe kandang yang digunakan di usaha peternakan ini terdiri dari 2 tipe yaitu tipe kandang AA dengan 8 lajur dan tipe V dengan 6 lajur. Setiap slot kandang berisi 1 ekor ayam dengan ukuran panjang 35 cm, lebar 18,33 cm, tinggi depan 35 cm, dan tinggi bagian belakang 29 cm. Kandang baterai terbuat dari kawat besi galvanis

bertujuan agar kandang lebih tahan lama. tempat pakan menggunakan pipa talang air sedangkan tempat minum menggunakan nipel stainless.

Konsumsi pakan pada ayam ras petelur fase layer di UD. Prapta berkisar antara 100 hingga 120 gram/ekor/hari. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pukul 06.00 Wita hingga selesai, setelah itu pakan kembali diberikan pada pukul 15.00 Wita, dengan persentase pemberian 40% untuk pagi dan 60% untuk siang hari. Pakan yang di berikan di UD. Prapta merupakan campuran dari beberapa bahan pakan meliputi dedak padi sebanyak 24,05%, jagung kuning sebanyak 43,29%, KL-S 36 (merupakan pakan konsentrat yang di produksi oleh PT. Wonokoyo Jaya Corp) 14,43%, SLC24-36 (merupakan pakan konsentrat yang diproduksi oleh Charoen Pokphand) sebanyak 14,43%, grit sebanyak 2,93%, nutri phos (sumber kalsium dan fosfat) sebanyak 0,48%, dan suplementasi berupa masamix top (premix yang mengandung vitamin A, D3, E, B1, B2, B6, B12, C) sebanyak 0,38%.

Jumlah tenaga kerja yang bekerja di peternakan ayam ras petelur milik UD. Prapta adalah sebanyak 13 orang. Adapun pekerjaan yang dilakukan pekerja kandang meliputi, memberi pakan ayam, mengumpulkan telur, menyortir telur, observasi kondisi ayam, membersihkan kandang dan recording jumlah kematian ayam dengan waktu rata-rata yang dihabiskan untuk 1 ekor ayam adalah 6,84 detik/hari. Adapun rincian pekerjaan yang dilakukan yaitu pemberian pakan pada pukul 06.00 Wita hingga selesai, setelah itu pakan kembali diberikan pada pukul 15.00 Wita, sedangkan untuk pengambilan telur dilakukan pada waktu berkisar antara pukul 09.00 sampai dengan 11.00 Wita. Gaji yang diperoleh tenaga kerja masing-masing berbeda, sesuai dengan kapasitas kandang atau jumlah ayam yang dipelihara. Pemberian gaji dilakukan setiap awal bulan. Gaji yang diberikan adalah rata-rata sebanyak Rp. 386,78/ekor/bulan. Pada usaha ini tenaga kerja rata-rata memelihara ayam sebanyak 3044 ekor/orang dan dengan rata-rata jam kerja selama 6,44 jam/hari.

Produksi rata-rata telur ayam ras petelur di UD. Prapta mencapai 7.720.315,70 butir/tahun dengan jumlah rata-rata ternak sebanyak 30.514 ekor/tahun. Rata-rata Hen Day Production (HDP) pada usaha ayam ras petelur di UD. Prapta adalah sebesar 79,11%, sedangkan menurut ISA (2011) standar rata-rata HDP untuk ayam ras petelur adalah sebesar 82,40%. Rata-rata HDP pada UD. Prapta ini lebih rendah dari standar.

Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya digunakan untuk membeli atau membuat barang modal (Suprapta, 2017). Biaya investasi yang diperlukan dalam usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta adalah biaya pembuatan kandang, biaya sewa lahan, biaya peralatan dan

perlengkapan kandang, serta biaya instalasi listrik dan air. Jumlah biaya investasi yang dibutuhkan untuk memelihara ternak ayam ras petelur dengan kapasitas 40.850 ekor adalah sebesar Rp. 4.171.408.600. Biaya investasi dapat dilihat sekilas pada tabel 1.

Tabel 1. Biaya investasi

No.

Komponen

Satuan

Jumlah

Harga/satuan (Rp)

Biaya Investasi (Rp)

1

Bangunan kandang kapasitas 40.850 ekor

m2

5.346

471.242,93

2.519.264.700

2

Gudang pakan 3x2 m

Unit

6

35.000.000

210.000.000

3

Gudang telur 6x4 m

Unit

1

175.000.000

175.000.000

4

Sewa lahan

m2

9.200

90.423,913

831.900.000

5

Peratalatan kandang

415.143.900

6

Instalasi air

Unit

6

2.450.000

14.700.000

7

Instalasi listrik

Unit

6

900.000

5.400.000

Total Keseluruhan

4.171.408.600

Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha dalam suatu periode produksi. Pada usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta rata-rata biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahunnya adalah sekitar Rp. 7,34 miliar, dengan rata-rata jumlah ternak 30.514 ekor setiap tahunnya, biaya operasional sekilas dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Biaya operasional pemeliharaan ayam petelur

No

Komponen Biaya

Rata-rata biaya operasional (Rp)

1

Biaya pembelian pullet

1.238.422.000

2

Biaya pakan

5.473.201.410

3

Biaya Listrik dan air

8.536.000

4

Biaya transport

4.800.000

5

Biaya Vaksin, Vitamin dan Obat

134.083.191

6

Biaya telepon

1.545.000

7

Biaya tenaga kerja

189.600.000

8

Penyusutan

291.440.782

Total rata-rata biaya operasional/tahun

7.341.828.383

Benefit Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur

Benefit merupakan seluruh penerimaan yang diterima oleh suatu perusahaan dalam satuan uang (rupiah). Benefit dalam usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta diperoleh dari hasil penjualan telur, penjualan ayam afkir, dan kotoran ayam. Rata-rata benefit yang diperoleh peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta setiap tahunnya adalah sekitar Rp. 9,03 miliar dan data sekilas tentang benefit dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata benefit per tahun

No

Komponen Biaya

Rata-rata benefit (Rp)

1

Telur

8.527.706.315,91

2

Afkir

499.457.000,00

3

Kotoran Ternak

7.600.000,00

Rata-rata total benefit/tahun

9.034.763.315,91

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa usaha peternakan ayam ras petelur UD. Prapta milik bapak Nyoman Sumadi layak secara finansial. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kelayakan yang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur

No

Analisis Kelayakan Finansial

Hasil

Keterangan

1

NPV (Net Present Value)

2.096.377.202,10

NPV positif

2

IRR (Internal Rate of Return)

26,53%

IRR > SOCC 17,50 %

3

Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)

1,40

Net B/C > 1

4

5

6

PBP (Pay Back Period)

BEP (Break Even Point) waktu

BEP Produksi

1,28

5,99

6.809.961,19

Jangka waktu pengembalian biaya investasi

Jangka waktu pengembalian seluruh biaya

BEP produksi < Produksi (7.720.315,70)

7

BEP Harga

1.041,84

BEP harga < Harga normal (Rp 1.104,58/butir)

Net Present Value (NPV)

Berdasarkan perhitungan pada usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta dengan tingkat discount rate sebesar 17,50% dan dalam jangka waktu 10 tahun periode produksi UD. Prapta menghasilkan nilai NPV sebesar Rp.2.096.377.202,10. Sehingga dari hasil perhitungan menunjukan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ibrahim (2003) yang menyatakan bahwa apabila hasil perhitungan NPV lebih besar dari 0 (nol), berarti usaha/proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari nilai 0 (nol) tidak layak untuk dilaksanakan.

Internal Rate of Return (IRR)

Berdasarkan perhitungan nilai IRR dari usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta adalah sebesar 26,53%. Menurut Ibrahim (2003) apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek/usaha tersebut feasible, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok atau BEP dan di bawah SOCC proyek

tersebut tidak feasible. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai IRR sebesar 26,53% dan nilai discount rate adalah 17,50%. Hal tersebut menunjukan IRR > SOCC, yang menunjukan bahwa usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta layak untuk dijalankan.

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C dari usaha ayam ras petelur ini adalah 1,40, yang artinya setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha peternakan ayam ras petelur ini, maka akan menghasilkan manfaat/benefit bersih sebesar Rp. 1,40. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai Net B/C lebih besar dari 1, yang artinya usaha peternakan ayam ras petelur ini layak untuk dijalankan.

Pay Back Period (PBP)

Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai PBP pada usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta ini adalah 1,28 tahun. Hasil tersebut menunjukan bahwa biaya investasi yang dikeluarkan oleh UD. Prapta dapat impas pada saat umur usaha mencapi 1,28 tahun atau 1 tahun 3 bulan 14 hari. Artinya usaha ayam ras petelur di UD. Prapta ini layak untuk dilaksanakan karena biaya investasinya mampu dikembalikan sebelum umur ekonomis usaha ini berakhir, hal ini sesuai dengan pendapat Pujawan (2004) yang menyatakan, suatu proyek dikatakan layak apabila PBP lebih pendek jika dibandingkan dengan umur proyek yang direncanakan, begitu juga dengan pendapat Sukanata, et al (2017) yang menyatakan bahwa usaha tani layak dilaksanakan karena mampu dikembalikan sebelum jangka waktu investasi berakhir.

Break Even Point (BEP)

BEP waktu dari usaha peternakan ayam ras petelur didapatkan nilai BEP yaitu 5,99 tahun. Artinya, usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta ini mencapai titik impas ketika usaha tersebut telah berjalan selama 5,99 tahun atau selama 5 tahun 11 bulan 28 hari. Usaha peternakan ayam ras petelur ini mengalami titik impas ketika memproduksi telur sebanyak 6.809.961,19 butir/tahun, yang artinya usaha ternak dikatakan menguntungkan apabila mampu memproduksi jumlah telur diatas angka 6.809.961,19 butir/tahun, dan usaha peternakan ras petelur ini mampu memproduksi telur rata-rata sebanyak 7.720.315,70 butir/tahun. BEP harga telur pada usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta adalah sebesar Rp. 1.041,84/butir. Artinya, jika UD. Prapta menjual telur diatas harga Rp. 1.041,84/butir maka UD. Prapta sudah memperoleh keuntungan.

Analisis Sensitivitas

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh hasil seperti Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis Sensitivitas

Parameter

Switching value (Rp)

Sensitivitas (%)

Keterangan

Peningkatan harga pakan (Kg)

6.221,02

8,87

Sensitif

Penurunan harga telur (butir)

1.041,84

5,68

Sensitif

Pada tabel 5 terlihat bahwa tingkat sensitivitas UD. Prapta terhadap peningkatan harga pakan yaitu sebesar 8,87%, artinya usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta sensitif terhadap peningkatan harga pakan. Peningkatan lebih dari 8,87% terhadap harga pakan akan mengakibatkan usaha pernakan ayam ras petelur ini menjadi tidak layak. Tabel 5 juga menunjukan tingkat sestivitas usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta terhadap penurunan harga telur ayam yaitu sebesar 5,68%, hasil analisis tersebut menunjukan penurunan harga telur sensitif terhadap kelayakan finansial suatu usaha peternakan ayam petelur. Apabila terjadi penurunan harga telur lebih dari 5,68% dari harga telur rata-rata saat ini, maka usaha peternakan ini akan tidak layak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta secara garis besar sudah menerapkan manajemen pemeliharaan dengan baik. Namun, dari sisi biosecurity masih lemah terutama dalam hal barier. Usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta, Karangasem, Bali layak secara finansial untuk dijalankan, yang ditunjukkan oleh nilai NPV Rp. 2.096.377.202,10, nilai IRR 26,53%, Net B/C 1,40. Usaha peternakan ini mampu mencapai pay back period (PBP) dalam waktu 1,28 tahun, dan mencapai titik impas/BEP dalam waktu 5,99 tahun, titik impas juga dapat dicapai apabila mampu memproduksi telur 6.809.961,19 butir/tahun atau ketika harga telur Rp 1.041,84/butir. Kelayakan finansial usaha peternakan ayam ras petelur di UD. Prapta sensitif terhadap peningkatan harga pakan dan penurunan harga telur.

Saran

UD. Prapta perlu mengoptimalkan upaya biosecurity yang diterapkannya untuk meminimalisir masuknya bibit penyakit ke dalam lingkungan peternakan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada Bapak I Wayan Sukanata, S.Pt., M.Si., dan Ibu Dr. Ir Budi Rahayu Tanama Putri, S.Pt., M.M., IPM, sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi serta Bapak I Wayan Suberata, S.Si., M.Si sebagai pembimbing akademik yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Kepada Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS selaku Dekan Fakultas Peternakan serta Bapak/Ibu dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah membimbing dan memberi masukan kepada penulis selama penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih kepada Bapak I Nyoman Sumadi, SE.,MM sebagai pemilik usaha peternakan ayam ras petelur UD. Prapta dan karyawan yang telah memberikan izin dan senantiasa membimbing penulis mulai dari persiapan dan selama penelitian dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Proyeksi Penduduk Menurut Provinsi, 2010-2035: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia 2017: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik, 2018. Rata-Rata Konsumsi per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting, 2007-2017. Publikasi Statistik Indonesia.

Ibrahim, H.M.Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). Rineka Cipta, Jakarta.

ISA. 2011. Product Performance ISA Brown Commercial Layer. Hendrix Genetics Company. Canada.

Pujawan, I. N. 2004. Ekonomi Teknik. Jilid 1. Cetakan ke 3. Gunu Widya. Surabaya. Sunarjono. 2000. Prospek Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapta, I. M. 2017. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Itik Petelur Dengan Sistem Pemeliharaan Intensif (Studi Kasus pada Peternakan Itik Petelur di Desa Banjarangkan Kabupaten Klungkung). Skripsi. Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Sukanata I W., B.R.T. Putri, I K.Warsa, dan I G. Suranjaya. 2017. Kelayakan Finansial Usahatani Pengembangbiakkan Sapi BaliPada Model “Simantri” Di Provinsi Bali. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Denpasar.

https://scholar.google.co.id/scholar?oi=bibs&cluster=17931299099727484107&btnI=

1&hl=id (Diunduh 30 April 2019)

Pratama et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 522- 533

Page 533