e--journal FAPET UNUD


e-Journal

Universitas Udayana


Peternakan Tropika

Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

email: [email protected]

Submitted Date: Juny 24, 2018

Accepted Date: Juny 25, 2018


Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita

ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN BABI DI PETERNAKAN BAPAK I MADE SUKARATA, DESA PADANGSAMBIAN KAJA, DENPASAR

Gunawa, I D. P. W., I. M. Mudita, dan I. W. Sukanata

PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jln. P.B. Sudirman, Denpasar HP. 081916260678. Email: widyatmakagunawa96@gmail.com

ABSTRAK

Studi bertujuan untuk menganalisis tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha pembibitan babi milik bapak I Made Sukarata dengan skala pemeliharaan 47 ekor induk. Kegiatan ini dilaksanakan di Banjar Batuparas, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat pada 18 Oktober-04 November 2017. Metode pengambilan data yang dilaksanakan dalam kegiatan ini yaitu observasi, praktek langsung di lapangan, dan wawancara kepada peternak. Variabel yang diamati dalam kegiatan ini yaitu analisa usaha yang meliputi pendapatan bersih, R/C ratio (Revenue Cost Ratio), titik impas harga, dan titik impas produksi. Usaha pembibitan babi di peternanakan bapak I Made Sukarata dengan skala pemeliharaan 47 ekor induk membutuhkan biaya investasi sebesar 168.100.000. Biaya operasinal yang dikeluarkan dalam waktu 6 bulan pemeliharaan yaitu sebesar Rp. 163.167.926. Usaha pembibitan babi di peternanakan bapak I Made Sukarata dengan skala pemeliharaan 47 ekor induk dalam waktu 6 bulan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 85.832.074, dengan R/C 1,5. Usaha pembibitan ini mencapai titik impas ketika harga bibit Rp. 206.824 atau menghasilkan bibit sebanyak 147 ekor per periode.

Kata Kunci: analisis usaha, babi, pembibitan

FINANCIAL ANALYSIS OF PIG BREEDING IN I MADE SUKARATA’S FARM, PADANGSAMBIAN KAJA VILLAGE, DENPASAR REGENCY

ABSTRACT

This study aims to analyze the level of profits derived from the pig breeding business owned by Mr. I Made Sukarata with the maintenance scale of 47 mains. This activity was held in Banjar Batuparas, Padangsambian Kaja Village, West Denpasar on 18 October to 04 November 2017. Method of data retrieval conducted in this activity that is observation, practice directly in field, and interview to farmer. The variables observed in this activity are business analysis including net income, R / C ratio (Revenue Cost Ratio), breakeven price, and breakeven point of production. Poultry breeding business in the farm of Mr. I Made Sukarata with the production scale of 47 mains requires an investment cost of Rp. 168.100.000. Operasinal costs incurred within 6 months of maintenance of Rp. 163.167.926. Poultry breeding business in the father farmer I Made Sukarata with the maintenance scale of 47 mains within 6 months to earn a profit of Rp. 85.832.074 with R / C ratio 1,5. This breeding business reaches breakeven point when the price of seedlings Rp. 206,824 or produce 147 seeds per period

Keyword: business analysis, pig, breeding.

PENDAHULUAN

Berternak babi di Bali merupakan salah satu peluang usaha yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena ternak babi mempunyai laju pertumbuhan yang cepat, litter size yang tinggi, dan peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan permintaan daging meningkat. Selain itu, banyaknya rumah makan di Bali yang menyediakan menu olahan daging babi seperti sate babi, lawar babi, iga babi, dan babi guling. Dengan demikian, peternakan babi di Bali mempunyai prospek yang cukup baik, sehingga peternak babi di Bali mempunyai peluang untuk terus meningkatkan dan mengembangkan usaha peternakan babi.

Budaarsa (2012), menyatakan bahwa babi merupakan ternak prolific dimana mampu menghasilkan anak banyak dalam satu kelahiran. Induk babi yang baik mampu menghasilkan anak sampai 12 ekor setiap kelahiran, dengan masa bunting 114 hari. Melihat hal tersebut banyak dari masyarakat Bali mengembangkan usaha pembibitan babi.

Praktek Kerja Mahasiswa (PKM) adalah suatu kegiatan pembelajaran mahasiswa di lapangan yang bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa dengan fakat sebenarnya di bidang usaha peternakan dan sebagai upaya melengkapi potensi mahasiswa dalam aspek kemandirian, kemampuan berkomunikasi dan memiliki jejaring yang luas, serta mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam bidang peternakan.

Praktek Kerja Mahasiswa (PKM) ini dilaksanakan di usaha pembibitan babi milik bapak I Made Sukarata, beliau mengembangkan usaha pembibitan babi dengan skala 47 ekor induk. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi pertanyaan adalah, apakah dengan membangun usaha pembibitan babi dengan skala 47 ekor induk menguntungkan atau tidak secara finansial? Sehingga perlu dilaksanakan analisis finansial dari usaha pembibitan babi milik bapak I Made Sukarata dengan skala pemeliharaan 47 ekor induk.

METODE PELAKSANAAN

Tempat dan Waktu Kegiatan

Kegiatan Praktek Kerja Mahasiswa (PKM) dilaksanakan di usaha pembibitan babi milik bapak I Made Sukarata yang berlokasi di Br. Batuparas, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat pada tanggal 18 Oktober – 8 November 2017.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan studi ini yaitu dengan melakukan observasi, praktek langsung di lapangan, dan wawancara kepada peternak. Variabel yang

diamati dalam kegiatan ini yaitu analisa usaha yang meliputi pendapatan bersih, R/C ratio (Revenue Cost Ratio), titik impas harga, dan titik impas produksi.

Pendapatan bersih

Pendapatan bersih yaitu selisih antara penerimaan dengan total biaya yang telah dikeluarkan . Cahyono (1995), menyatakan bahwa pendapatan bersih dalam usaha tani yaitu jumlah pendapatan kotor usaha tani dikurangi dengan biaya. Pendapatan bersih dapat ditentukan dengan rumus menurut Soekartawi (2002): Pd  =  TR – TC

Keterangan:

Pd   =   pendapatan bersih

TR  =  penerimaan

TC   =   total biaya yang dikeluarkan

Biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan baiaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh peternak yang tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, hingga batas kapasitasnya yang memungkinkan, misalnya sewa tanah, listrik, dan bunga pinjaman. Sedangkan biaya tidak tetap yaitu biaya yang berubah-ubah mengikuti besar kecilnya volume produksi seperti, bibit, pakan, obat-obatan, dan lain sebagainya (Nizam, 2013).

Analisis Titik Impas

Analisis Titik impas digunakan untuk melihat berapakah produksi maupun harga minimal agar usaha yang dijalankan menerima keuntungan. Analisis titik impas dihitung berdasarkan total biaya tetap dibandingkan dengan selisih harga bibit babi dengan biaya tidak tetap per unit produk (Ibrahim, 2003). Perhitungan titik impas mengikuti rumus berikut:

TFC

QBEP


(PQ - VC)


Keterangan:

QBEP = Produksi bibit babi dalam keadaan impas

Pq = harga bibit babi

TFC = total biaya tetap

VC = biaya tidak tetap per unit produk

PBEP =


TFC + TVC


Q

Keterangan:

PBEP   =   harga bibit babi per ekor dalam keadaan impas

TFC   =   total biaya tetap

TVC  =   total biaya tidak tetap

Q     =   produksi bibit babi

Analisis R/C Ratio

R/C Ratio dapat ditentukan dengan cara membagi total penerimaan (TR) dengan total biaya (TC), dapat ditentukan dengan rumus:

R/C = —

TC

Nilai R/C Ratio lebih besar dari satu maka usaha tersebut untung. Jika R/C Ratio sama dengan satu maka usaha tersebut berada dalam keadaan impas (Soeharjo dan Patong, 1973).

Analisis dan Penyajian Data

Data hasil analisis usaha disajikan secara diskriptif dan diuraikan dengan bergai referensi penuunjang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa usaha peternakan milik Bapak I Made Sukarata dilakukan dengan menentukan beberapa indikator finansial yang terdiri atas: pendapatan bersih, titik impas harga, Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). Usaha pembibitan babi milik Bapak I Made Sukarata dengan skala pemeliharaan sebanyak 47 ekor induk memerlukan dana investasi sebesar Rp. 168.100.000 yang terdiri dari bebrapa komponen biaya seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1. Biaya investasi pembibitan babi dengan skala 47 ekor induk

No.

Komponen Biaya

Biaya Investasi (Rp)

1

Kandang

29.100.000

2

Instalasi Listrik

2.000.000

3

Sumur Bor

5.000.000

4

Pompa Air

2.000.000

5

Peralatan Kandang

5.000.000

6

47 ekor induk

117.500.000

7

3 ekor pejantan

7.500.000

Total Biaya Investasi

168.100.000

Tabel 3.2. Penyusutan biaya investasi selama 6 bulan

No

Komponen Biaya (Rp.)

Umur Ekonomis (Tahun)

Penyusutan selama 6 Bulan (Rp.)

1

Kandang

15

970.000

2

Instalasi Listrik

15

66.667

3

Sumur Bor

15

166.667

4

Pompa Air

15

66.667

5

Peralatan Kandang

3

833.333

6

47 Ekor Induk

4.3

13.557.692

7

3 Ekor Pejantan

4

937.500

TOTAL PENYUSUTAN

16.598.525

Biaya Produksi

Besarnya biaya produksi yang dibutuhkan untuk usaha pembibitan babi dengan skala pemeliharaan 47 ekor induk dalam satu periode produksi (6 bulan pemeliharaan) adalah sebesar Rp. 163.167.926. Soekartawi (2002), menyatakan bahwa biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses produksi berlangsung.Biaya produksi di usaha tersebut melingkupi biaya tetap dan biaya variable yang terdiri dari beberapa komponen seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3. Biaya produksi dari usaha pembibitan babi dengan skala 47 ekor induk

dalam satu periode produksi (6 bulan pemeliharaan).

No.

Komponen Biaya

Jumlah

Harga (Rp/Satuan)

Jumlah (Rp)

A

Biaya Tetap

1

Listrik

6 Bulan

600.000

3.600.000

2

Tenaga Kerja

6 Bulan

4.200.000

25.200.000

3

Sewa Lahan

6 Bulan

350.000

2.100.000

4

Penyusutan

16.098.526

Jumlah Biaya Tetap

46.998.526

B

Biaya Variabel

1

Pakan

Dedak Padi

26.892 Kg

2.400

64.540.800

CP 157

2.689 Kg

8.900

23.932.100

Mineral

317 Kg

7.000

2.219.000

CP 551

2.340 Kg

8.400

19.656.000

2

Obat-Obatan

Vaksin

1 paket

906.500

906.500

Zat Besi

14 botol

55.000

770.000

Vitamin B

14 botol

30.000

420.000

Obat cacing

9 botol

400.000

3.600.000

Obat perangsang melahirkan

1 botol

65.000

65.000

3

Serbuk Gergaji

4 Sak

15.000

60.000

Jumlah Biaya Variabel

116.169.400

Biaya Total

163.167.926

Penerimaan

Penerimaan yang diperoleh oleh usaha pembibitan babi milik bapak I Made Sukarata berasal dari penjualan bibit. Bibit yang dihasilkan selama 6 bulan pemeliharaan yaitu sebanyak 415 ekor, dimana hasil tersebut didapat dari jumlah induk yang melahirkan adalah sebanyak 52 induk per enam bulan dengan rata-rata bibit yang dipanen yaitu sebanyak 8 ekor per kelahiran. Bibit yang dihasilkan dijual dengan harga Rp. 600.000 per ekor. Total penerimaan yang didapat dari penjualan bibit babi sebanyak 415 ekor yaitu sebesar Rp. 249.000.000. Soekartawi (2002), menyatakan bahwa dari hasil penjualan, pedagang akan menerima sejumlah uang dan inilah yang dinamakan penerimaan kotor.

Pendapatan

Besarnya pendapatan bersih yang diperoleh dari usaha pembibitan babi dengan skala pemeliharaan 47 ekor induk dalam waktu 6 bulan adalah Rp. 85.832.074. Pendapatan bersih yang diperoleh dari usaha tersebut berasal dari penjualan bibit yang dihasilkan selama 6 bulan. Sastrawan et al. (2017) menyatakan bahwa pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua semua yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha.

Titik Impas Harga

Usaha pembibitan babi milik bapak I Made Sukarata mencapai titik impas ketika harga jual bibit Rp. 206.824/ekor dan ketika menghasilkan bibit sebanyak 147 ekor/6 bulan. Ibrahim (2003), menyatakan bahwa sebuah usaha dikatakan mencapai titik impas ketika dimana total penerimaan sama dengan total biaya.

R/C ratio

R/C Ratio dari peternakan milik bapak I Made Sukarata ini yaitu 1,5 dimana setiap pengeluaran 1 rupiah mendapatkan penerimaan sebesar 1,5 rupiah, artinya usaha ini layak untuk dikembangkan. Soeharjo dan Patong (1973) menyatakan bahwa usaha dikatakan menguntungkan apabila R/C ratio lebih besar dari 1 dan sebaliknya suatu usaha dikatakan belum menguntungkan apabila nilai R/C ratio kurang dari 1.

Biaya yang paling besar dalam usaha pembibitan babi milik Bapak I Made Sukarata ini adalah biaya pakannya yaitu mencapai 67,62% dari keseluruhan biaya operasional. Menurut Prakkasi (1983), Biaya pakan dalam biaya produksi merupakan yang paling tinggi yaitu 55%-85%, maka perlu dipelajari penggunaan bahan-bahan pakan yang mempunyai potensi dan produksi yang tinggi, mudah didapatkan, dan harganya relatif murah untuk ransum ternak.

SIMPULAN

Usaha pembibitan babi di peternanakan bapak I Made Sukarata dengan skala pemeliharaan 47 ekor induk dalam waktu 6 bulan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 85.832.074 dengan R/C ratio 1,5. Usaha pembibitan ini mencapai titik impas ketika harga bibit Rp. 206.824 atau menghasilkan bibit sebanyak 147 ekor per periode.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas yang diberikan serta bapak I Made Mudita, S.Pt., MP dan I Wayan Sukanata, S.Pt., M.Si yang telah membimbing dan memberikan masukan serta koreksi dalam penulisan artikel

ini, dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak I Made Sukarata yang telah mengijinkan penulis dalam pengambilan data agar terselesainya artikel ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budaarsa, K. 2012. Babi Guling Bali. Denpasar. Penerbit Buku Arti.

Cahyono, B. 1995. Beternak Ayam Buras. CV Aneka. Yogyakarta

Ibrahim, H.M.Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta., Jakarta.

Nizam, M. 2013. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler pada Pola Kemitraan yang Berbeda di Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makasar.

Parakkasi, A. 1983.Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa, Bandung.

Sastrawan, N. P. K. P., K. Budaarsa dan I. G. Mahardika. 2017. Proses pembuatan babi guling dan analisis finansial dengan bahan baku babi bali. Peternakan Tropika. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Vol. 5. Hal: 283:298.

Soeharjo dan Patong Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.

Gunawa et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 2 Th. 2018: 264–270

Page 270