ANALYSIS OF RISK OF MR. SUELA BROILER CHICKEN BUSINESS IN TIMPAG VILLAGE KERAMBITAN TABANAN
on
e--journal FAPET UNUD
e-Journal
Universitas Udayana
Peternakan Tropika
Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
email: [email protected]
Submitted Date: August 24, 2017 Editor-Reviewer Article;: I Made Mudita
Accepted Date: August 31, 2017
ANALISIS RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PADA PETERNAKAN BAPAK SUELA DI DESA TIMPAG KECAMATAN KERAMBITAN TABANAN
Indraprasta, I. G. A., M. S. Sukmawati, dan I. N. Ardika PS. Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar HP: 082237782200 Email:agungindraprasta@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Lokasi ini dipilih secara Purposive Sampling dengan pertimbangan bahwa terjadi fluktuasi jumlah populasi ternak yang cukup signifikan di daerah ini disebabkan adanya peralihan penggunaan lahan menjadi rumah. Selain itu beberapa tahun terakhir mulai marak perusahaan inti menawarkan pola kemitraan kepada peternak-peternak di daerah ini. Penelitian ini dilaksanakan dari 24 Oktober – 24 November 2016. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko pada peternakan ayam broiler, menganalisis pengaruh risiko produksi dan risiko harga terhadap pendapatan peternakan ayam broiler, menganalisis alternatif strategi pengelolaan risiko pada peternakan ayam broiler. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis risiko, pendapatan dianalisis dengan analisis pendapatan dan R/C ratio, menganalisis alternatif strategi pengelolaan risiko. Hasil penelitian menunjukkan sumber-sumber risiko yang ditemui adalah cuaca, penyakit, afkir dan lain-lain. Risiko harga terdiri atas harga DOC, pakan, obat-obatan, vitamin dan harga output/ harga jual ayam. Peternakan Bapak Suela memperoleh nilai rata-rata R/C sebesar 1,04 selama 10 periode produksi pengamatan. Nilai R/C>1 diperoleh Peternakan Bapak Suela pada periode produksi I hingga periode produksi X. Hal ini mengindikasikan bahwa pada periode produksi I – X, usaha ternak ayam broiler yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Suela mengalami keuntungan.
Kata kunci: Analisis risiko, Pendapatan, Alternatif strategi, Ayam broiler
ANALYSIS OF RISK OF MR. SUELA BROILER CHICKEN BUSINESS IN TIMPAG VILLAGE KERAMBITAN TABANAN
ABSTRACT
This research conducted in the Timpag Village Kerambitan Tabanan. This location, which were selected purposively sampling consideration that there are fluctuations in a population of cattle a significant in the area because there is transfer of land use become the house. In additionthe last few years start many company offer a partnership system to farmers in this area. This research was conducted from 24 October- 24 November 2016. This research to identify sources risk on broiler farm, analyze the influence of production risk and revenues riskbroiler
farm, analyze alternative strategy risk management on broiler farm.The data used in this research was primary and secondary data, this data is quantitative and qualitative.Data analyzed by using the method an analysis of risks, income analyzed by analysis income and r/c ratio, analyze alternative strategy risk of management. The result showed source of risk found is weather, disease, elimination chicken and etc. Price risk consists of price day old chick, feed, medicines, vitamins and output prices / selling price chicken. Suela farm get average value R/C of 1,04 during the period observation 10 production. R/C value >1 obtained Suela Farm in the production period I until the X production period. This indicates that in the production period I until X Suela broiler chicken farm experienced advantage.
Keywords: risk analysis, income, alternative strategy, broiler chicken
PENDAHULUAN
Ayam broiler merupakan salah satu hewan yang dibudidayakan manusia untuk diambil dagingnya. Saat ini budidaya ayam broiler semakin digemari karena proses pembudidayaan yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan sapi ataupun hewan lain yang juga dibudidayakan untuk diambil dagingnya. Hal ini menjadikan ayam broiler sebagaikomoditi unggulan bagi para peternak di Indonesia. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang lebih tinggi terhadap daging ayam broiler, menuntut supply daging ayam broilerdalam jumlah yang lebih banyak di pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa ayam broiler memiliki prospek bisnis yang cukup baik diantara komoditas peternakan lainnya.
Perkembangan subsektor peternakan ayam broiler di Indonesia salah satunya dapat dilihat berdasarkan jumlah produksi ayam broiler dari tahun ketahun. Berdasarkan Tabel 1, rata-rata pertumbuhan produksi ayam broiler di Indonesia adalah sebesar 3,76 persen per tahun. Pertumbuhan produksi terbesar ayam broiler di Indonesia dicapai pada tahun 2016, yakni sebesar 1.689.584 Ton. Hal ini diduga dikarenakan semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya pada usahaternak ayam broiler, semakin banyak peternak ayam broiler yang meningkatkan skala usahanya, dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berimplikasi pada semakin efisiennya teknik budidaya ayam broiler.
Tabel 1. Produksi Ayam Broiler Tahun 2012-2016
Tahun |
Produksi (Ton) |
2012 |
1.400.470 |
2013 |
1.497.873 |
2014 |
1.544.379 |
2015 |
1.628.307 |
2016 |
1.689.584 |
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Produksi daging ayam broiler di Provinsi Bali cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Tabel 2). Pertumbuhan tertinggi produksi ayam broiler justru terjadi pada tahun 2014. Hal ini diduga pada tahun 2014 sebagian besar peternak beralih untuk membudidayakan ayam broiler akibat pola kemitraan inti plasma yang semakin berkembang di Provinsi Bali. Jumlah produksi daging ayam broiler di Provinsi Bali cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa komoditi ayam broiler mampu memberikan kontribusi bagi sub sektor peternakan, khususnya bagi pembangunan perekonomian daerah. Perkembangan usahaternak ayam broiler di Provinsi Bali didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai.
Tabel 2. Produksi Ayam Broiler Provinsi Bali
Tahun |
Produksi (Ton) |
2011 |
31.085 |
2012 |
26.634 |
2013 |
31.619 |
2014 |
53.853 |
2015 |
62.721 |
Sumber: Badan Pusat Statistik Bali
Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 2, produksi daging ayam broilerdi Bali mengalami penurunan pada tahun 2012. Penurunan produksi yang terjadi pada tahun 2012 diduga akibat terjadinya musim kemarau panjang yang sempat melanda. Hal ini mengindikasikan bahwa usahaternak ayam broiler meskipun memiliki potensi untuk dikembangkan, namun masih menimbulkan risiko sehingga dapat mempengaruhi hasil produksi.Menurut Djohanputro (2008), adanya risiko diindikasikan oleh terjadinya fluktuasi tingkat produktivitas yang diperoleh dari setiap periode waktu tertentu. Fluktuasi tersebut dapat mempengaruhi tingkat pendapatan sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap tingkat pendapatan yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pendapatan aktual yang diperoleh peternak. Menurut Kasidi (2010), risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari berbagai aktivitas kehidupan, termasuk aktivitas suatu usaha. Hal ini menuntut setiap pelaku usaha harus memiliki kemampuan mengelola setiap risiko yang dihadapi dengan baik untuk mencegah terganggunya keberlangsungan aktivitas usaha yang dapat menimbulkan kerugian.
Peternakan Bapak Suela adalah sebuah peternakan plasma yang menjalin hubungan kerjasama dengan pihak perusahaan inti yaitu PT Kartika Agro (PT AK). Peternakan yang terletak di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan tersebut, membudidayakan ayam
broiler sebanyak 6.000 ekor. Namun meskipun telah menjalin hubungan kemitraan inti plasma, Peternakan Bapak Suela masih menghadapi risiko yang ditandai dengan berfluktuasinya tingkat produktivitas dan tingkat pendapatan yang diperoleh pada setiap periode produksi.Risiko yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Suela perlu dianalisis untuk menekan tingkat probabilitas (peluang) terjadinya risiko maupun dampak yang ditimbulkan oleh risiko tersebut. Melalui hasil analisis ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Peternakan Bapak Suela dalam menangani risiko yang dihadapinya, sehingga mampu memperoleh tingkat pendapatan yang optimal.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Lokasi ini dipilih secara Purposive Sampling pertimbangan bahwa terjadi fluktuasi jumlah populasi ternak yang cukup signifikan di daerah ini dikarenakan adanya peralihan penggunaan lahan menjadi rumah. Selain itu beberapa tahun terakhir mulai marak perusahaan inti menawarkan pola kemitraan kepada peternak-peternak di daerah ini. Penelitian ini dilaksanakan dari 24 Oktober – 24 November 2016.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data pimer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan, peternak dan anak kandang. Data primer berisikan tentang teknik pengelolaan risiko atau manajemen risiko yang dilakukan oleh perusahaan maupun peternak. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur yang terkait topik penelitian.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian mengenai risiko pada usaha peternakan ayam broiler dengan pola kemitraan ini menggunakan pengukuran risiko yaitu varian, standar deviasi dan koefisien variasi. Untuk biaya dan pendapatan bersih yang diterima peternak bermitra dilakukan analisis pendapatan dan R/C Ratio. Setelah diketahui sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh peternak
bermitra dan besarnya pendapatan yang diperoleh peternak bermitra maka tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah penetapan alternatif strategi dalam menangani risiko yang dihadapi. Proses pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Proses Pengolahan Data
No |
Tujuan Jenis Data Metode Analisis |
1 |
Mengidentifikasi sumber-sumber risiko Data Kualitatif Analisis deskriptif pada peternakan ayam broiler |
2 |
Menganalisis pengaruh risiko produksi Data Kuantitatif Analisis Risiko dan dan risiko harga terhadap pendapatan Analisis Pendapatan peternakan ayam broiler |
3 |
Menganalisis alternatif strategi Data Kualitatif Analisis deskriptif pengelolaan risiko pada peternakan ayam broiler |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Sumber-Sumber Risiko
Dalam suatu bisnis, harga merupakan salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan. Peternakan plasma, harga telah ditetapkan sesuai dengan kontrak. Harga input terdiri atas harga DOC (Day Old Chick), pakan, obat-obatan dan vitamin. Harga output atau harga jual ayam sangat beragam sesuai pada harga kontrak, yang mencantumkan harga ayam sesuai bobot ayam. Harga input DOC dan harga pakan mengalami peningkatan setiap periodenya. Untuk harga DOC yang harus dibayar oleh peternak sesuai kontrak kerjasama dengan perusahaan inti adalah berkisar Rp. 4.175 – 5.200/ekor dan pakan yang harus dibayar oleh peternak berkisar antara Rp. 11.151 – 14.000/kg selama periode pengamatan. Harga obat-obatan mengalami fluktuasi hal ini disebabkankarena jenis dan jumlah pemakaian obat-obatan yang berbeda setiap periodenya. Pada periode kesepuluh jumlah biaya obat-obatan sebesar Rp. 2.947.000, karena pada periode ini kondisi cuaca kurang bagus yaitu dalam masa pancaroba. menunjukkan harga jual ayam cenderung meningkat setiap periodenya. Untuk harga jual ayam broiler menunjukkan fluktuasi, hal ini disebabkan oleh bobot badan ayam yang dipanen bervariasi setiap periodenya. Harga jual ayam broiler usaha peternakan plasma selama periode pengamatan berkisar antara Rp. 17. 158 – Rp. 18.434 /kg.Fluktuasi harga input dan harga jual ayam usaha peternakan Bapak Suela selama periode pengamatan disajikan dalam Gambar 1.
Fluktuasi Harga Input dan Output Usaha Peternakan Bapak Suela
—•— Harga DOC —•— Pakan —•— Harga Jual Ayam
Gambar 1. Fluktuasi Harga Input dan Output Usaha Peternakan Bapak Suela
Tabel 4. Tingkat FCR dan Mortalitas pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Bapak Suela
Periode |
Waktu Produksi |
FCR (%) |
Mortalitas (%) |
1 |
5 Juli – 30 September 2015 |
1,55 |
3,64 |
2 |
27 September – 24 Oktober 2015 |
1,56 |
3,82 |
3 |
13 November- 8 Desember 2015 |
1,47 |
3,36 |
4 |
12 Januari – 7 Februari 2016 |
1,49 |
3,50 |
5 |
5 Februari – 28 April 2016 |
1,55 |
3,83 |
6 |
24 April – 19 Mei 2016 |
1,55 |
3,75 |
7 |
12 Juni –7 Juli 2016 |
1,65 |
4,00 |
8 |
23 Juli – 19 Agustus 2016 |
1,65 |
4,00 |
9 |
12 September – 8 Oktober 2016 |
1,92 |
5,00 |
10 |
26 Oktober-24 November 2016 |
1,92 |
8,42 |
Risiko produksi yang disebabkan oleh cuaca (pada saat pengamatan cuaca di daerah tersebut cukup ekstrem dimana pada siang hari sangat panas dan malam sangat dingin), penyakit, afkir dan lain-lain yang dihadapi oleh peternakan ayam sangat berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan pakan. Efisiensi penggunaan pakan dapat diukur dengan nilai Feed Convertion Ratio (FCR).nilai FCR pada peternakan plasma dalam 10 periode pengamatan berfluktuasi (Tabel 4).
Fluktuasi FCR ini disebabkan karena berfluktuasinya penggunaan pakan dan hasil panen untuk setiap periodenya dan penggunaan pakan yang tidak efisien ini dikarenakan peternakan yang terserang penyakit ND (Newcastle Disease) sehingga banyak ayam yang mati.Dari 10 periode tersebut, periode 9 dan 10 mengalami tingkat mortalitas yang sangat tinggi yaitu sebesar 5,00% dan 8,42% (Tabel 4). Menurut Pinto (2011), terdapat empat jenis sumber risiko produksi pada usahaternak ayam broiler, yaitu kepadatan ruang, perubahan cuaca, hama predator, dan penyakit.
Analisis Pendapatan
Biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh Peternakan Bapak Suelaselama menjalankan usahaternak ayam broiler meliputi biaya DOC, pakan, obat-obatan, upah tenaga kerja, dan biaya tetap. Total biaya produksi Peternakan Bapak Suela selama periode produksi I – X cukup berfluktuatif. Hal inidikarenakan terjadinya perbedaan penggunaan pakan, obat-obatan, dan upah tenaga kerja yang dikeluarkan. Total biaya produksi tertinggi terjadi pada periode produksi XIII, yaitu sebesar Rp. 170.340.750 (Tabel 5). Pada periode ini terjadi penggunaan pakan terbesar yaitu sebanyak 16.550 kg sehingga menyebabkan peningkatan pada biaya produksi pakan. Biaya produksi terendah terjadi pada periode produksi IV, yaitu sebesar Rp. 128.020.650. Pada periode produksi tersebut, peternakan Bapak Suela hanya menggunakan pakan sebanyak 10.500 kg.Menurut Santoso dan Sudaryani (2009), biaya untuk pakan ayam broilermenempati kontribusi terbesar, yaitu sekitar 70 persen dari total biaya produksi.
Total penerimaan yang diperoleh Peternakan Bapak Suela mengalami fluktuasi setiap periode produksi. Hal ini dikarenakan terjadinya fluktuasi pada tingkat produktivitas ayam broiler. Total penerimaan hasil budidaya ayam broilerdi Peternakan Bapak Suela terdiri dari penerimaan hasil penjualan ayam broiler, bonus FCR dan bonus kematian (mortalitas).Peternakan Bapak Suela memperoleh penerimaan tertinggi pada periode produksi III, yaitu sebesar Rp. 181.093.680. Pada periode produksi tersebut, Peternakan Bapak Suela menghasilkan bobot rata-rata ayam broiler tertinggi sebesar 1,75 kg per ekor, tingkat mortalitas ayam broiler terendah yaitu sebesar 4,00%, dan nilai FCR yang berada di bawah standar PT AK yaitu sebesar 1,47%. Total penerimaan terendah diperoleh Peternakan Bapak Suela pada periode produksi X yaitu sebesar Rp. 129.849.437 (Tabel 5). Pada periode produksi tersebut Peternakan Bapak Suelamenghasilkan bobot rata-rata ayam broiler terendah yaitu sebesar 1,34 kgper ekor, tingkat mortalitas ayam broiler tertinggi yaitu sebesar 8,42%, dan nilai FCR yang berada di atas
standar PT AK yaitu sebesar 1,92%, mengakibatkan Peternakan Bapak Suelatidak memperoleh bonus kematian dan bonus FCR.
Analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C) menggambarkan besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh Peternakan Bapak Suela setiap periode produksi. Peternakan Bapak Suela memperoleh nilai rata-rata R/C sebesar 1,04 (Tabel 5) selama 10 periode produksi pengamatan. Nilai R/C>1 diperoleh Peternakan Bapak Suela pada periode produksi I hingga periode produksi X. Hal ini mengindikasikan bahwa pada periode produksi I – X, usahaternak ayam broiler yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Suela mengalami keuntungan. Nilai R/C tertinggi diperoleh Peternakan Bapak Suela pada periode produksi III, yaitu sebesar 1,10. Artinya, Peternakan Bapak Suela memiliki tingkat pendapatan tertinggi pada periode produksi III atau dengan kata lain setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan oleh Peternakan Bapak Suela akan memberikan nilai pendapatan sebesar Rp. 1,10. Pada periode produksi X, Peternakan Bapak Suela memperoleh nilai R/C<1, yang mengindikasikan bahwa pada periode produksi tersebut usahaternak ayam broiler yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Suela mengalami kerugian yang disebabkan oleh tingkat mortalitas ayam broiler yang tinggi dan nilai FCR yang berada di atas standar PT. AK.
Tabel 5. Hasil Analisis Rata-Rata Usaha Peternakan Ayam Broiler Bapak Suela Keterangan Rata-Rata
Total Biaya Produksi Rp.128.020.650- Rp. 170.340.750
Total Penerimaan Rp.129.849.437- Rp. 181.093.680
R/C Ratio 1,04
Analisis Risiko
Semakin besar nilai varian yang dihasilkan, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi oleh peternak semakin besar. Semakin kecil nilai varian yang dihasilkan, maka semakin kecil penyimpangan yang terjadi sehingga risiko yang dihadapi oleh peternak semakin kecil. nilai varian yang dihahasilkan oleh Peternakan Bapak Suela adalah sebesar Rp. 1.262.010,00 (Tabel 6) per ekor ayam broiler. Varian yang diperoleh tersebut cukup tinggi sehingga penyimpangan yang terjadi pada usaha ternak ayam broiler di Peternakan Bapak Suela pun cukup tinggi. Artinya, penyimpangan tersebut menunjukkan bahwa tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Suela cukup tinggi.
Nilai simpangan baku yang dihasilkan oleh Peternakan Bapak Suela adalah sebesar Rp 1.137,00 (Tabel 6) per ekor ayam broiler. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat risiko
produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Suela pada setiap periode produksi di masa yang akan datang adalah sebesar Rp 1.137,00 per ekor ayam broiler. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Suela cukup tinggi. Tingginya tingkat risiko produksi tersebutdisebabkan oleh berfluktuasinya tingkat mortalitas ayam broiler dan nilai FCR di Peternakan Bapak Suela pada setiap periode produksi.
Nilai koefisien variasi yang diperoleh Peternakan Bapak Suela adalah sebesar 0,90 (Tabel 6). Nilai koefisien variasi tersebut menunjukkan bahwa risiko produksi yang dihadapi oleh Peternakan Bapak Suela adalah sebesar 90% dari nilai returnyang diperoleh. Artinya, setiap Rp. 1 dari return yang diperoleh Peternakan Bapak Suela, akan menghasilkan risiko sebesar Rp. 0,90, dengan asumsi cateris paribus. Risiko produksi yang dihadapi Peternakan Bapak Suela dipengaruhi oleh sumber-sumber risiko produksi, seperti ayam broiler yang afkir, serangan penyakit, dan kondisi cuaca. Sumber-sumber risiko produksi tersebut mempengaruhi tingkat mortalitas ayam broiler di Peternakan Bapak Suela pada setiap periode produksi. Risiko produksi juga mempengaruhi tingkat efisiensi penggunaan pakan (FCR).
Tabel 6. Hasil Analisis Risiko Usaha Peternakan Ayam Broiler Bapak Suela
Keterangan |
Nilai |
Varian |
Rp. 1.262.010,00 |
Simpangan baku |
Rp. 1.137,00 |
Koefisien variasi |
0,90 |
Alternatif Strategi Penanganan Risiko Usaha
Setelah identifikasi sumber-sumber risiko dilakukan dan diperolehlah sumber-sumber risiko produksi yaitu cuaca, penyakit, ayam afkir, dan lain-lain (kondisi lingkungan kandang dan kedisiplinan SDM). Beberapa hal yang dapat diterapkan oleh usaha peternakan ayam broiler Bapak Suela terkait dengan kegiatan budidaya diantaranya adalah: (1) Menambah fasilitas kandang untuk ayam yang kurang sehat hal ini bertujuan untuk memisahkan ayam yang kurang sehat. Pembuatan kandang karantina untuk ayam ini diharapkan dapat mencegah penyebaran penyakit kepada ayam lainnya. (2) Menambah kipas angin agar sirkulasi udara didalam kandang lebih baik sehingga bau amonia tidak terlalu tinggi. (3) Memberikan klorin cair secara berkala pada penampungan air agar bakteri yang ada pada sela-sela selang dan galon air yang sulit terjangkau dapat mati. (4) Melakukan program biosecurity pada manusia, kandang dan
lingkungan peternakan untuk pencegahan penyakit pada ayam dengan melakukan desinfeksi pada kandang dan lingkungan sekitar kandang sesuai kebutuhan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sumber risiko pada peternakan ayam broiler Bapak Suela untuk risiko produksi pada peternakan tersebut sumber- sumber risiko yang ditemui adalah cuaca, penyakit, afkir dan lain-lain. Risiko harga terdiri atas harga DOC, pakan, obat-obatan, vitamin dan harga output/ harga jual ayam. Peternakan Bapak Suela memperoleh nilai rata-rata R/C sebesar 1,04 selama 10 periode produksi pengamatan. Nilai R/C>1 diperoleh Peternakan Bapak Suela pada periode produksi I hingga periode produksi X. Hal ini mengindikasikan bahwa pada periode produksi I – X, usaha ternak ayam broiler yang dijalankan oleh Peternakan Bapak Suela mengalami keuntungan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Suela dan pihak peternakan atas segala dukungan, waktu, tenaga, kesempatan, dan informasi yang telah diberikan. Pihak manajemen PT. Kartika Agro, atas dukungan dan informasi yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2016. Produksi Ayam BroilerProvinsi Bali 2016. Palembang: Badan Pusat Statistik.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Neraca Bahan Makanan Penduduk Indonesia dalam Angka. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan.
Djohanputro B. 2008. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Jakarta: PPM.
Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor: Ghalia Indonesia.
Santoso H, Sudaryani T. 2009. Pembesaran Ayam Pedaging di Kandang Panggung Terbuka. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pinto B. 2011. Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler Milik Bapak Restu di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Indraprasta et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 2 Th. 2017:273 - 282
Page 282
Discussion and feedback