ISSN: 2808-8336

Vol.01, No.02: April 2022, pp-39-49

STILISTIKA

Journal of Indonesian Language and Literature

CAMPUR KODE PADA NOVEL TENTANG KAMU

KARYA TERE LIYE

Ida Ayu Made Anggi Pradewi1*, Ni Wayan Arnati2, I Made Madia3 Universitas Udayana

*Surel: [email protected]

doi: https://doi.org/10.24843/STIL.2022.v01.i02.p04

Artikel dikirim: 25 Januari 2022; Diterima: 25 Februari 2022

MIX CODE IN THE NOVEL TENTANG KAMU BY TERE LIYE

Abstract. This research is entitled "Mix Code in Tere Liye's Novel About You". The problems that will be discussed in this study are the types of code mixing, the origin (source) of code mixing, and the factors causing code mixing. The purpose of this study is to explain the types and factors of code mixing contained in Tere Liye's novel About You. The method used in this research is the referential method. This research uses sociolinguistic theory and bilingual theory. The results of this study reveal that in the novel About You, there are various types of code mixing, namely, the first type of code mixing based on mixed language, namely internal code mixing, external code mixing. The types of code mixing based on the linguistic level are divided into two types, namely the word level and the phrase level. Code mixing at the word level is divided into basic words, affixed words, compound words, and pronouns. Second, the origin (source) of inward code mixing comes from regional languages, and outward code mixing comes from foreign languages. Third, the factors causing code mixing are influenced by speaker factors; seen from the background of speakers, and language factors; seen from the limitations of the choice of words that are shorter, popular, and prestigious.

Keywords: sociolinguistics; code mixing; novel.

PENDAHULUAN

Campur kode merujuk pada penggunaan satu atau lebih suatu unsur bahasa dari bahasa lain sebagai penyusupan. Campur kode dapat terjadi jika seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan dan mendukung suatu tuturan untuk disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Biasanya berkaitan dengan latar belakang sosial penutur, tingkat pendidikan, faktor agama dan karakteristik lainnya. Seseorang dapat melakukan campur kode dalam berbahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis karena memiliki khazanah perbendaharaan kata yang luas dalam pikirannya.

Peristiwa campur kode seperti yang telah disebutkan di atas tidak hanya terjadi dalam bentuk bahasa lisan, tetapi juga dapat terjadi dalam bentuk ragam lisan yang ditulis, seperti halnya di dalam novel. Hal tersebut tersirat dalam 39

pendapat Arifin (2016:20) bahwa campur kode dapat terjadi dalam novel yang merupakan teks. Arifin (2016:20) menyatakan bahwa “. . . tidak mengherankan bahwa banyak penulis kreatif menggunakan campur kode dalam karyanya sebagai sumber ekspresi yang kuat guna menyampaikan pengalaman multikultural.”

Penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai campur kode dalam sebuah novel. Pemilihan objek tersebut karena penulis merasa tertarik dengan penggunaan bahasa dalam novel yang di dalamnya tidak hanya menggunakan satu bahasa. Alasan penulis memilih novel tersebut karena novel tersebut merupakan novel inspiratif dan juga telah mendapat best seller. Bahasa yang digunakan dalam novel tersebut tidak hanya menggunakan satu bahasa, tetapi ada beberapa bahasa daerah dan bahasa asing di dalamnya. Data yang akan penulis ambil yaitu berupa kutipan-kutipan dialog ataupun percakapan tokoh dalam novel tersebut. Penulis memilih novel karya Tere Liye dikarenakan Tere Liye merupakan salah satu penulis yang menghasilkan karya-karya yang luar biasa.

Penelitian mengenai campur kode sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penulis melakukan studi pustaka dan menemukan dua penelitian serupa dengan rumusan masalah dan teori yang sama, tetapi dengan sumber data yang berbeda

Skripsi Zhelviana (2015) dari Universitas Gajah Mada yang berjudul “Alih Kode dan Campur Kode dalam Novel Gerhana Kembar Karya Clara Ng”, bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan jenis campur kode dan alih kode yang digunakan dalam novel Gerhana Kembar dan menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan adanya campur kode. Hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dalam novel Gerhana Kembar terjadi peristiwa alih kode dan campur kode berwujud kata dan frasa. Campur kode dan alih kode tersebut menggunakan bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa. Dari analisis tersebut ditemukan faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode dan alih kode dengan menggunakan teori SPEAKING yaitu bentuk keakraban, tidak terdapat padanan kata, menunjukkan gengsi, kesopanan dan penghormatan,dan bentuk penegasan.

Skripsi Angandari (2018) dari Universitas Jember yang berjudul “ Alih Kode dan Campur Kode dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan”. Teori yang dipakai adalah teori sosiolinguistik yang dikembangkan oleh Chaer dan Agustina (2010), Jendra (2007), dan Pateda (1987). Hasil penelitian itu ditemukan wujud alih kode berupa: 1) alih kode internal yaitu alih tingkat tutur berupa alih tingkat tutur bahasa Jawa madya ke ngoko, 2) alih kode eksternal yaitu alih bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, dan sebaliknya. Wujud campur kode yang ditemukan berupa kata, frasa, klausa, dan baster. Ditemukan juga faktor

penyebab alih kode berupa penutur, lawan bicara, perubahan situasi diakibatkan orang ketiga, perubahan dari formal ke informal atau sebaliknya, perubahan topik pembicaraan, untuk faktor penyebab campur kode berupa identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiolinguistik yang menyangkut tentang teori kedwibahasaan. Fishman (1971:4) mengatakan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi berbagai variasi bahasa serta hubungan di antara bahasa dengan ciri dan fungsi itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Haugen (dalam Jendra, 2007:81) memberikan pengertian mengenai kedwibahasaan sebagai kemampuan seseorang menghasilkan tuturan yang lengkap dan bermakna dalam bahasa lain.

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak dilanjutkan dengan teknik catat. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan metode padan, dengan teknik lanjutan berupa teknik dasar berupa teknik pilah unsur penentu (PUP) (Sudaryanto, 2015:25). Metode dan teknik yang digunakan dalam pemaparan hasil analisis data adalah metode informal, yakni pemaparan hasil analisis data dengan kata-kata biasa. Mendeskripsikan ranah-ranah pemakaian bahasa dan campur kode yang terdapat pada novel “Tentang Kamu” karya Tere Liye sebagai sumber data penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis mengkaji jenis-jenis campur kode, asal (sumber) campur kode dan faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode yang terdapat dalam novel Tentang Kamu. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut.

  • 1.    Jenis-Jenis Campur Kode pada Novel Tentang Kamu

Jenis-jenis campur kode dibagi menjadi dua yaitu, jenis campur kode berdasarkan bahasa yang bercampur dan jenis campur berdasarkan tataran kebahasaan. Berikut adalah uraian mengenai jenis-jenis campur kode yang ada pada novel Tentang Kamu. 1.1 Campur Kode berdasarkan Bahasa yang Bercampur

Campur kode berdasarkan bahasa yang bercampur dibagi menjadi dua jenis campur kode, yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode ke keluar (outer code mixing). Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut.

  • a)    Campur Kode ke Dalam

Menurut Jendra (2007:168) campur kode ke dalam (inner code mixing) adalah campur kode yang menyusupkan unsur-unsur bahasa asli yang masih sekerabat.

Campur kode pencampuran bahasa daerah dalam pemakaian bahasa Indonesia diuraikan dengan data sebagai berikut.

  • (1)    “Ada wartawan yang hendak menemui, Puah Lilla.” La Golo menyalami Puah Lilla. (Liye, 2016:55)

  • (2) “... Harga kaen? Kerudung? Atau baju koko? Aye bisa nemenin keliling.

Motor bisa aye parkirkan sebentar.” (Liye, 2016:214)

  • (3) “...Madrasah ini punya juru masak yang terkenal uenak sajiannya.” (Liye,

2016:147)

Data di atas menunjukkan peristiwa campur kode ke dalam, terdapat penyusupan bahasa Bajo pada data (1) yaitu Puah Lilla yang berarti ‘paman’. Terdapat penyusupan bahasa Betawi pada data (2) yaitu kaen yang kurang lebih berarti ‘kain’, kata aye yang kurang lebih berarti ‘saya’. Pada data (3) masuknya unsur bahasa Jawa “Uenak” ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang artinya ‘sangat enak’.

  • b)    Campur Kode ke Luar

Campur kode ke luar (outer code mixing) adalah campur kode dengan penyusupan unsur-unsur bahasa asing ke dalam pemakaian bahasa Indonesia (Jendra, 2007:168). Untuk lebih lengkapnya campur kode ke luar dengan penyisipan unsur bahasa asing diuraikan dengan data sebagai berikut.

  • (4) “... Anda sudah ditunggu di ruang meeting.” Petugas mengulurkan tangan

demi melihat Zaman melepas mantel tebalnya. (Liye, 2016:8)

  • (5) “Bonjour” ( Liye, 2016:25)

  • (6)    Rajendra Khan menggeleng, dia bertepuk memanggil salah satu pegawai, “Hei, bilang ke choti Amrita di dapur, aku ada urusan....” (Liye, 2016:304)

  • (7) “Innalillahi.’ Pak Tua berseru lirih. (Liye, 2016:139)

Data di atas terdapat peristiwa campur kode ke luar, . Data (4) terdapat kata bahasa Inggris meeting yang berarti ‘rapat’. Pada data (5) terdapat penyisipan kata bahasa Prancis yaitu kata bonjour yang berarti ‘halo’, Pada data (6) terdapat penyisipan bahasa Hindi yaitu kata choti yang memiliki arti ‘adik perempuan’, dan pada data (7) masuknya unsur bahasa Arab “Innalillahi” ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang artinya sesungguhnya segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

  • 1.2 Campur Kode berdasarkan Tataran Kebahasaan

Berdasarkan tataran kebahasaan, campur kode pada novel Tentang Kamu dibagi menjadi dua jenis, yaitu campur kode kode pada tataran kata dan campur kode pada tataran frasa, diuraikan dengan data sebagai berikut.

  • a)    Campur Kode pada Tataran Kata

Kata merupakan satuan terbesar dalam tataran morfologi, sedangkan kata merupakan satuan terkecil dalam tataran sintaksis, yang secara hierarki menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, dan kalimat.

  • 1.    Campur Kode dalam Bentuk Kata Dasar

Menurut Tarigan (1985:19) kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulan sesuatu kata kompleks.

  • (8)    “Sudah berapa lama kau menjadi associate di firma ini?” ..... (Tere Liye,

2016:9)

  • (9) “Surprise!! Luar biasa. Kapan kamu tiba, Nak?” ( Liye, 2016:28)

  • (10)    Memintaku tiba di sini dalam waktu 30 menit itu impossible. (Tere Liye, 2016:6)

  • (11)    Professor tertawa, menggeleng, “Karena mereka simply menjauhi publikasi, Zaman.” (Tere Liye, 2016:18)

Pada data (8) terdapat campur kode pada tataran kata dengan kategori nomina yaitu kata associate yang berarti ‘rekan’. Pada data (9) terdapat campur kode pada tataran kata dengan kategori verba yaitu kata surprise yang berarti ‘kejutan’. Terdapat campur kode pada tataran kata dengan kategori adjektiva yaitu kata impossible pada data (10) yang berarti ‘mustahil’, dan pada data (11) terdapat campur kode pada tataran kata dengan kategori adverbia yaitu kata simply yang berarti ‘sederhana’.

  • 2.    Campur Kode pada Kata Berafiks

Kata berafiks adalah kata dasar atau bentuk dasar yang telah mengalami proses pembubuhan afiks. Campur kode pada tataran kata berafiks yang dijelaskan dalam penelitian ini merupakan penyusupan bahasa asing yaitu bahasa Inggris, diuraikan sebagai berikut.

  • (12)    ..., saat gambar Lady Diana di – zoom kamera. (Liye, 2016:333)

  • (13)    “Lu dulu yang nyunat mesti Mantri Sadelih, kan? Yang maaf-maaf kate nih ye, matanye melotot?” (Liye, 2016: 241)

Pada data (12) terdapat kata berafiks yaitu kata di-zoom yang merupakan penyisipan unsur bahasa Inggris dalam bentuk dasar zoom yang berarti ‘perbesar’ kemudian mendapat prefiks “di-“ menjadi ‘diperbesar’. Pada data (13) terdapat kata nyunat dengan bentuk dasar sunat yang berarti ‘khitan’ kemudian diberi prefiks “ng-“, terdapat kata matanye dengan bentuk dasar mata diberi sufiks ”-nya”.

  • 3.    Campur Kode pada Kata Majemuk

Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang padu dan memiliki satu kesatuan bentuk dan makna (Sidu, 2012:18) . Dalam novel Tentang Kamu hanya terdapat pennyisipan kata majemuk bahasa asing, diuraikan sebagai berikut.

  • (12)    “... Juga setengah hari lagi setelah melihat database perpustakaan Oxfrod University hanya satu-dua kali....” (Liye, 2016:188)

Pada data di atas terdapat peristiwa campur kode pada tataran kata majemuk yang ditemukan, pada data (5) terdapat kata database yang berarti ‘penyimpanan data’.

  • 4.    Campur Kode pada Kata Ganti (Pronomina)

Menurut Kridalaksana (1986:76) pronomina dijelaskan sebagai kategori yang berfungsi menggantikan nomina. Sebagai pronomina kategori ini tidak dapat berafiks, tetapi beberapa di antaranya bisa bereduplikasi.

  • (13)    “... Dulu babe aye pendekar terkenal – sayang bakatnya kagak nurun, aye cuma pendekar ojek.” Sueb tertawa. (Liye, 2016:238)

Pada data di atas terdapat campur kode pada kata ganti yang ditemukan pada novel Tentang Kamu. Pada data (6) terdapat kata ganti aye ‘saya’ yang merupakan kata ganti orang pertama.

  • b)    Campur Kode pada Tataran Frasa

Menurut Chaer (2014:222) frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikat, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Campur kode pada tataran frasa tersebut diuraikan sebagai berikut.

  • (14)    Tapi itu telepon yang sangat penting, dari Sir Thompson, Partner Senior firma hukum tempatnya bekerja. ( Liye, 2016:4)

  • (15)    Zaman membereskan barang bawaan di kamar, bersiap untuk check out dari hotel. (Liye, 2016:281)

  • (16)    “...semua off the record, aku juga tahu karena salah satu lawyer senior mereka dulu kebetulan adalah rekanku saat kuliah hukum....” (Liye, 2016:18)

  • (17)    “By the way, kamu ke Jakarta untuk apa?” (Liye, 2016:208)

Pada data (16) terdapat frasa nomina partner senior yang berarti ‘pasangan senior’, pada data (17) terdapat frasa verba check out yang berarti ‘membayar untuk keluar’, pada data (18) terdapat frasa adjektiva off the record yang berarti ‘diluar rekaman’, dan pada data (19) terdapat frasa adverbial by the way yang berarti ‘omong-omong’.

  • 2.    Asal (Sumber) Campur Kode pada Novel Tentang Kamu

    2.1    Campur Kode berdasarkan Bahasa yang Bercampur

Campur kode berdasarkan bahasa yang bercampur dibagi menjadi dua jenis campur kode, yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing), dan campur kode ke keluar (outer code mixing). Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut.

  • a) Campur Kode Ke Dalam (Penyisipan Unsur Bahasa Daerah)

Campur kode ke dalam yang terdapat pada novel Tentang Kamu berasal dari bahasa daerah. Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan penduduk asli suatu daerah, yang menjadi warisan turun-temurun (Kridalaksana, 2008:25).

  • (18)    “... Madrasah ini punya juru masak yang terkenal uenak sajiannya.” (Liye, 2016:147)

Pada data (20) masuknya unsur bahasa Jawa “Uenak” ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang artinya ‘sangat enak’.

  • b) Campur Kode ke Luar (Penyisipan Unsur Bahasa Asing)

Campur kode ke luar yang terdapat pada novel Tentang Kamu berasal dari basaha asing. Menurut Kridalaksana (2008:24) bahasa asing adalah bahasa yang dikuasai bahasawan, biasanya melalui pendidikan formal, dan yang secara sosiokultural tidak dianggap bahasa sendiri.

  • (19)    “Innalillahi.’ Pak Tua berseru lirih. (Liye, 2016:139)

Pada data (21) masuknya unsur bahasa Arab “Innalillahi” ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang artinya sesungguhnya segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

  • 2.2 Campur Kode berdasarkan Tataran Kebahasaan

Berdasarkan tataran kebahasaan, campur kode pada novel Tentang Kamu dibagi menjadi dua jenis, yaitu campur kode kode pada tataran kata, dan campur kode pada tataran frasa, diuraikan dengan data sebagai berikut.

  • a) Campur Kode pada Tataran Kata

Kata merupakan satuan terbesar dalam tataran morfologi, sedangkan kata merupakan satuan terkecil dalam tataran sintaksis, yang secara hierarki menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frasa, klausa, dan kalimat.

  • 1.    Campur Kode dalam Bentuk Kata Dasar

Menurut Tarigan (1985:19) kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulan sesuatu kata kompleks.

  • (20)    “Sudah berapa lama kau menjadi associate di firma ini?” ..... (Tere Liye,

2016:9)

Pada data (22) terdapat campur kode pada tataran kata dengan kategori nomina yaitu kata associate yang berarti ‘rekan’.

  • 2.    Campur Kode pada Kata Berafiks

Campur kode pada kata berafiks yang terdapat pada novel Tentang Kamu karya Tere Liye berasal dari kata yang mendapatkan proses afikasi. Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Data denga kata berafiks dijabarkan sebagai berikut.

  • (21)    “Lu dulu yang nyunat mesti Mantri Sadelih, kan? Yang maaf-maaf kate nih ye, matanye melotot?” (Liye, 2016: 241)

Pada data (23) terdapat kata nyunat dengan bentuk dasar sunat yang berarti ‘khitan’ kemudian diberi prefiks “ng-“, terdapat kata matanye dengan bentuk dasar mata diberi sufiks ”-nya”.

  • 3.    Campur Kode pada Kata Majemuk

Campur kode pada kata majemuk yang terdapat pada novel Tentang Kamu berasal dari tataran terbesar dalam morfologi yaitu kata.. Dalam novel Tentang Kamu hanya terdapat pennyisipan kata majemuk bahasa asing, diuraikan sebagai berikut.

  • (22)    “... Juga setengah hari lagi setelah melihat database perpustakaan Oxfrod University hanya satu-dua kali....” (Liye, 2016:188)

Pada data di atas terdapat peristiwa campur kode pada tataran kata majemuk yang ditemukan, pada data (24) terdapat kata database yang berarti ‘penyimpanan data’.

  • 4.    Campur Kode pada Kata Ganti (Pronomina)

Campur kode pada kata ganti yang terdapat pada novel Tentang Kamu berasal dari kategori sintaksis yaitu kategori pronomina.

  • (23)    “Heh, lu anak Marunda, bukan?” (Liye, 2016:241)

Pada data (25) terdapat kata ganti lu ‘kamu’ yang merupakan kata ganti orang kedua.

  • b) Campur Kode pada Tataran Frasa

Campur kode pada tataran frasa yang terdapat pada novel Tentang Kamu berasal dari salah satu tataran sintaksis yaitu frasa. Campur kode pada tataran frasa tersebut diuraikan sebagai berikut.

  • (24)    Tapi itu telepon yang sangat penting, dari Sir Thompson, Partner Senior firma hukum tempatnya bekerja. ( Liye, 2016:4)

Pada data (26) terdapat frasa nomina partner senior yang berarti ‘pasangan senior’.

  • 3.    Faktor-Faktor Penyebab Campur Kode

    3.1   Faktor Penutur

Penutur atau pembicara pada novel Tentang Kamu ialah penulis novel sebagai orang ketiga serba tahu. Faktor yang melatar belakangi campur kode dalam novel ini ialah faktor pergaulan dari penutur itu sendiri. Penutur memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi sehingga memiliki pergaulan yang luas, maka dari itu penutur bisa melakukan campur kode dengan berbagai bahasa.

  • 3.2    Faktor Bahasa

Penggunaan campur kode pada novel yang ditemukan dalam penelitian ini adalah penyisipan unsur bahasa daerah dan bahasa asing ke dalam pemakaian bahasa Indonesia. Unsur bahasa daerah yang digunakan oleh penulis ingin menunjukkan identitas suatu daerah. Unsur bahasa asing digunakan agar lebih bergengsi dalam

tuturan atau adanya keterbatasan penggunaan kode bahasa yang dimengerti penutur serta pilihan kata yang lebih singkat dan mudah diingat (populer).

SIMPULAN

Dalam penelitian ini, penulis temukan jenis-jenis campur kode berdasarkan bahasa yang bercampur dan campur kode berdasarkan tataran kebahasaan. Hasil penelitian berdasarkan bahasa yang bercampur dibagi menjadi dua jenis, yaitu campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Berdasarkan bentuknya atau tataran kebahasaan, campur kode dibagi menjadi dua jenis, yaitu campur kode pada tataran kata, dan tataran frasa. Campur kode pada tataran kata dibagi menjadi kata dasar, kata berafiks, kata majemuk, dan kata ganti. Ditemukan asal (sumber) campur kode pada novel tersebut. Berdasarkan bahasa yang bercampur campur kode ke dalam berasal dari bahasa daerah, dan campur kode ke luar berasal dari bahasa asing. Berdasarkan tataran kebahasaan campur kode berasal dari tataran kata dan tataran frasa. Faktor-faktor penyebab campur kode, ialah faktor penutur dan faktor bahasa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, penulisan jurnal ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing, selurus dosen Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana atas segala ilmu, didikan, dukungan, dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam menempuh pendidikan di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua yang saya kasihi Gus Mahendra dan Dayu Laksmi, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan moral dan materi, semangat, motivasi, dan nasihat selama menempuh pendidikan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Angandari, Chintika Tegar. 2018. Alih Kode dan Campur Kode dalam Novel Ibuk karya Iwan Setyawan. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Arifin, Z. & Lapasau, M. 2016. Sosiolinguistik. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. 2014. Sosiolinguistik Perkenalan Awal Edisi Revisi.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fishman, Joshua A. 1971. Advances in The Sociology of Language Volume I. Mouton & Co. N. V Publishers: The Hauge Netherlands.

Jendra, I Wayan.2007. Sosiolinguistik Teori dan Penerapannya. Surabaya: Paramita. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta. PT

Gramedia.

Sidu, La Ode. 2012. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Unhalu Press.

Suandi, Nengah. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Zhelviana,Varida. 2015. Alih Kode dan Campur Kode dalam Novel Gerhana Kembar Karya Clara Ng. Skripsi. Yogyakarta Universitas Gajah Mada.

PROFIL PENULIS

Anggi Pradewi adalah seorang mahasiswa pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Prodi Sastra Indonesia tahun 2016. Sebelumnya, ia bersekolah di SDN 1 Angantaka, SMPN 2 Abiansemal, dan lulus dari SMAN 1 Abiansemal pada tahun 2016` Saat memasuki perguruan tinggi memulai bisnis kecil-kecilan dibidang kuliner.

Ni Wayan Arnati adalah seorang dosen pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana. Pendidikan S1 ditempuh di Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 1982. Beliau menempuh pendidikan S2 di Program Pascasarjana Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, kemudia beliau diangkat menjadi tenaga edukatif Program Studi Sastra Indonesia pada Maret 1983.

I Made Madia adalah tenaga pengajar tetap di Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana sejak 1 Maret 1983 sampai sekarang. Pendidikan S-1 diselesaikan tahun 1982 di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Program Pascasarjana S-2 bidang linguistik ditempuh di Universitas Indonesia pada tahun 1993. Program Pascasarjana S-3 bidang linguistik diselesaikan pada tahun 2018 di Universitas Udayana.

49