DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i01.p05

ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 22.1 Pebruari 2018: 31-35

Narasi Stratifikasi Sosial Novel Trilogi Sembilu dalam Taman Karya Ngurah Parsua

Ni Kadek Dea Adelia Putri1*, I Nyoman Darma Putra2 [12]Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Udayana 1[deaadeliaputri@gmail.com], 2[idarmaputra@yahoo.com], 3

3[sudewa.ketut@yahoo.co.id]

Abstract

The trilogy novel ‘Sembilu dalam Taman’ is analyzed using structural theory, and the sociology of literature theory. The using of sociology of literature theory in this study is because the trilogy novel ‘Sembilu dalam Taman’ has a strong social view on the characters. There are three formulations of the problems discussed, namely: the analysis of structure, The relationships between structure and aspects of sociology of literature, and social stratification. The purpose of this research is to know structure, the relationship between structure and sociology aspect, and social stratification of characters in the novel. There are three methods and techniques used in the study, namely: (1) methods of data collection, used qualitative methods and reading techniques, observation, and record; (2) Methods of data analysis using analytical descriptive method followed by observation and record techniques; and (3) Method of the result of data analysis using description method and presentation technique result of data analysis presented in thesis preparation format. There are three results of the research, those are the analysis of structure, the relationships between structure and aspects of sociology, and social stratification of the characters. The primary character in this novel is Lodra. In addition, there are secondary characters and complementary characters. The plot in the novel is divided into five stages. Starting with the introduction of the character of Lodra, the conflict is experienced by the character, and ends with the stage of resolution of which Lodra lives happily with Sylvei. There are three settings in the story those are the dominant setting of place in Bali, the setting of time is morning, afternoon, evening, and the social setting is the people of Bali. The structure of the novel is related to the sociological aspects of literature. The aspect is divided into three namely, the behavior of rural and urban society, social status, and education. The caste system is a social stratification narrated in this novel. There are three castes found, namely, brahmins, ksatrya, and sudra. Some characters have different views about their social status. Figure Lodra who disagreed with the rules of caste, while his father was very obedient to the caste system. In the end, Lodra's father abandoned the caste rules. That was due to an increasingly advanced era and an already educated society.

Keywords: novel, sociology of literature, social stratification

  • 1.    Latar Belakang

Karya sastra terbagi menjadi tiga, yaitu: puisi, prosa dan drama. Novel adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan tokoh utamanya dan konflik-konflik yang dialami. Nurgiyantoro (2005:4), mengatakan novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang

berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik nya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya, tentu saja, juga bersifat imajinatif.

Sembilu dalam Taman adalah novel trilogi yang ditulis oleh Ngurah Parsua.

Novel ini merupakan cetakan pertama yang terbit pada Maret 2014, diterbitkan oleh Framepublishing di Yogyakarta dengan 335 halaman. I Gusti Ngurah Parsua lahir 22 Desember 1946 di Bondalem, Buleleng. Bali.

Novel trilogi karya Ngurah Parsua berjudul Sembilu dalam Taman, di dalamnya terdapat tiga novel pendek yang dikemas menjadi satu, yaitu: “Sembilu Dalam Taman”, “Hidup di Dunia”, dan “Abu dan Debu”. Bagian pertama yaitu “Sembilu dalam Taman” menceritakan kehidupan Lodra dan kisah cintanya yang tidak direstui. Bagian kedua “Hidup di Dunia” menceritakan Lodra bangkit dari keterpurukan masa lalu dengan melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Ia bertemu dengan orang baru dan berharap menemukan cinta yang baru. Bagian ketiga yaitu “Abu dan Debu” menceritakan kisah cinta Lodra dengan gadis asal Prancis. Hal itu diterima baik oleh pihak keluarga Lodra, namun kisah berakhir tragis karena Lodra meninggal dunia.

Alasan pemilihan novel trilogi Sembilu dalam Taman sebagai objek penelitian ada tiga. Pertama, novel ini menceritakan relasi sosial seputar kasta dalam masyarakat Bali. Di Bali, adat dan hukum adat yang tergolong sudah ketinggalan zaman adalah adat dan hukum adat yang bersendikan nilai sistem kasta (Diantha dan Gede Pasek, 2010:3). Diantha dan Gede Pasek dalam buku Kasta dalam Perspektif Hukum dan HAM mengutip pendapat Wiana yang mengatakan kata “kasta'' tidak dijumpai dalam naskah suci Hindu. Semua naskah suci Hindu yang terdapat di Bali menggunakan kata “warna” yang artinya “guna” dan “karma”, yakni penggolongan seseorang berdasarkan bakat atau kemampuan dalam memilih pekerjaannya (Diantha dan Gede Pasek, 2010:50).

Kedua novel trilogi Sembilu dalam Taman memberikan wawasan bahwa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan diterapkan dalam masyarakat. Penggolongan masyarakat atau stratifikasi sosial menyebabkan munculnya konflik masyarakat dan adanya pelecehan terhadap orang yang berasal dari kelas bawah. Hal ini dapat terlihat dalam cerita novel ini yaitu adanya stratifikasi sosial pada zaman dahulu dan stratifikasi sosial tersebut terkikis oleh perkembangan zaman, sehingga masyarakat tidak mempermasalahkan penggolongan kelas atas dan kelas bawah.

Ketiga, novel Sembilu dalam Taman (1986) pernah dibahas sebelumnya dalam buku karya Nyoman Darma Putra berjudul A Literary Mirror: Balinese Reflections on Modernity and Identity in the Twentieth Century (2011). Namun, pembahasan tentang novel ini hanya mengenai konflik kasta yang terjadi antara anak dan ayah. Selain itu, buku ini hanya menganalisis bagian pertama dalam novel trilogi Sembilu dalam Taman. Penelitian narasi stratifikasi sosial novel trilogi Sembilu dalam Taman menganalisis keseluruhan bagian, tidak hanya bagian Sembilu dalam Taman, tetapi juga “Hidup di Duma” dan “Abu dan Debu”.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat tiga pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Ketiga masalah tersebut adalah sebagai berikut; (1) Bagaimanakah unsur-unsur yang membangun struktur novel trilogi Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua yang meliputi penokohan, alur, dan latar?, (2) Bagaimanakah hubungan antara struktur dan aspek sosiologi novel trilogi Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua?, (3) Bagaimanakah

narasi stratifikasi sosial tokoh novel trilogi Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman mengenai karya sastra dalam bentuk novel. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperkaya penelitian tentang sastra khususnya novel, sehingga dapat membantu dan memotivasi peneliti lain untuk menghasilkan penelitian lain yang serupa.

Secara khusus tujuannya; (1) Untuk mengetahui serta memahami unsur-unsur pembentuk struktur novel trilogi Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua, (2) Untuk mengetahui serta memahami hubungan struktur dengan aspek sosiologi yang terdapat dalam novel trilogi Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua, dan (3) Untuk mengetahui serta memahami stratifikasi sosial tokoh yang terdapat dalam novel trilogi Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode penelitian dibagi menjadi tiga bagian, yaitu metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data. Lebih lanjut diuraikan sebagai berikut; (1) Metode pengumpulan data, metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode studi pustaka. Tahapan selanjutnya digunakan teknik catat dan simak, merupakan mencatat dan menyimak objek penelitian, yaitu novel Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua. (2) Metode analisis data digunakan metode formal dan metode deskriptif analisis. Metode formal adalah metode yang digunakan dalam analisis

dengan mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk yaitu unsur-unsur karya sastra (Ratna, 2009:49). Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode deskriptif tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai data yang ada (Ratna, 2009:53). (3) Metode penyajian hasil analisis data menggunakan metode deskriptif. yaitu memakai bahasa Indonesia ragam ilmiah. Hasil pengolahan data ditulis dalam format skripsi. Pada Bab I peneliti akan menyajikan pendahuluan, Bab II analisis struktur novel trilogi Sembilu dalam Taman. Bab III merupakan analisis hubungan antara struktur dengan aspek sosiologi novel trilogi Sembilu dalam Taman, Bab IV merupakan narasi stratifikasi sosial tokoh novel trilogi Sembilu dalam Taman, dan Bab V simpulan dan saran.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Analisis novel trilogi Sembilu dalam Taman dapat disimpulkan struktur, hubungan struktur dengan aspek sosiologi sastra, dan narasi stratifikasi sosial tokoh cerita. Burhan Nurgiyantoro mengklasifikasi struktur novel menjadi tiga, yaitu: (1) penokohan, yang terdiri atas tokoh primer, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer; (2) alur, dibagi menjadi lima tahap; (3) latar diklasifikasikan menjadi latar tempat, waktu, dan sosial.

Struktur novel trilogi Sembilu dalam Taman, yaitu: penokohan, alur, dan latar. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak-watak tokoh dalam sebuah cerita (Esten,1990:27). Menurut Sukada (1993:62), tokoh dibagi menjadi tiga

jenis, yaitu tokoh primer, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer atau tokoh pelengkap. Tokoh primer adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dan ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan (Nurgiyantoro, 2005:177). Tokoh Lodra ditempatkan sebagai tokoh primer dalam novel. Tokoh sekunder adalah tokoh kedua yang memiliki peranan signifikan dalam perubahan psikis tokoh. Tokoh sekunder di dalam novel trilogi Sembilu dalam Taman adalah Artini, Suastini dan Sylvei. Tokoh sekunder adalah tokoh kedua yang memiliki peranan signifikan dalam perubahan psikis tokoh. Tokoh sekunder di dalam novel trilogi Sembilu dalam Taman adalah Artini, Suastini dan Sylvei.

Analisis alur dalam novel trilogi Sembilu dalam Taman karya Ngurah Parsua menggunakan tahapan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2015:209-210), yaitu: tahap situasi, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian. Nurgiyantoro (2015:314) menyatakan unsur latar dapat dibedakan ke dalam 3 unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial-budaya. Ketiga unsur itu pada kenyataannya saling berkaitan dan saling memengaruhi satu dengan yang lainnya. Latar tempat pada novel, yaitu: rumah Artini, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra, pantai Sanur, kamar Lodra, Taman Lila Woongan, kantor perbekel desa Julah, rumah Jero Bau Sukra, rumah ketua adat. dapur Suastini, kayoan, pura, Danau Beratan, penginapan, kamar Suastini, Jakarta, waning makan, pantai Kuta, pantai Lovina, kantor dosen, ruang seminar, pura Kebo Edan, kontrakan Sylvei, puri Mengwi, pondok paranormal, rumah sakit, dan pesawat terbang Quantas. Latar waktu yaitu pagi hari, sore hari, dan malam hari. Selain itu, latar waktu pada

novel mengisahkan tahun 70-an, dan latar sosial yaitu masyarakat Bali.

Hubungan struktur dengan aspek sosiologi novel adalah struktur pembangun novel trilogi Sembilu dalam Taman dihubungkan dengan aspek sosiologi. Hanya tiga aspek sosiologi yang dihubungkan, yaitu: masyarakat desa dan kota, status sosial, dan pendidikan. Masyarakat Bali terdiri dari masyarakat desa dan kota. Status sosial di Bali dikenal dengan istilah kasta. Masyarakat Bali khususnya perkotaan memiliki perkembangan pendidikan yang baik, sedangkan masyarakat desa masih terdapat beberapa warga yang belum bisa menyelesaikan pendidikannya. Hal ini terlihat pada tokoh Lodra yang dapat menyelesaikan sarjananya, sedangkan tokoh Suastini yang merupakan masyarakat desa tidak dapat menyelesaikan pendidikannya karena faktor ekonomi. Hubungan yang diperoleh selanjutnya membantu analisis stratifikasi sosial tokoh-tokoh novel trilogi Sembilu dalam Taman.

Tokoh-tokoh novel trilogi Sembilu dalam Taman dominan berlatar sosial masyarakat Bali. Terdapat satu jenis stratifikasi sosial yaitu sistem kasta. Wangsa/kasta menurut Wiana (2006:42) yaitu istilah wangsa berasal dari bahasa Sansekerta ‘vamsa’ yang berarti keturunan. Seseorang yang mengaku bahwa ia adalah Brahmana wangsa berarti ia adalah keturunan brahmana bukan seorang brahmana. Sistem kasta yang dikisahkan dalam novel, yaitu: brahmana, ksatrya, dan sudra. Lodra berada pada golongan ksatrya. la merupakan keturunan raja di Bali. Keturunan raja sangat dihormati di masyarakat. Gus Baskara merupakan golongan brahmana, golongan ini bergerak di bidang kerohanian. Artini dan Suastini termasuk golongan sudra, golongan ini merupakan golongan terbawah dalam sistem kasta.

Setiap tokoh memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap kasta. Beberapa konflik terjadi akibat adanya pertentangan dalam sistem kasta. Hal ini dapat teratasi setelah tokoh-tokoh merubah pandangannya terhadap sistem kasta. Perkembangan zaman membuat pemikiran manusia berkembang pula. Semakin modern, pemikiran manusia semakin maju dan meninggalkan pemikiran lama yang tidak baik untuk diteruskan. Perubahan sikap terhadap stratifikasi sosial terlihat dalam novel trilogi Sembilu dalam Taman. Perubahan pandangan ini dialami oleh tokoh orang tua Lodra dan Ibu Artini.

  • 6.    Simpulan

Struktur novel trilogi Sembilu dalam Taman meliputi penokohan, alur, dan latar. Tokoh Lodra merupakan tokoh primer dalam novel ini, alur sederhana (linear) digunakan oleh pengarang yang terdiri dari lima tahap alur dimulai oleh pengenalan tokoh Lodra dan Artini latar tempat di Bali mendominasi dalam novel, latar waktu pagi hari, dan latar sosial yang dikisahkan adalah masyarakat Bali.

Hubungan struktur dengan aspek sosiologi novel adalah struktur pembangun novel trilogi Sembilu dalam Taman dihubungkan dengan aspek sosiologi. Hanya tiga aspek sosiologi yang dihubungkan, yaitu: masyarakat desa dan kota, status sosial, dan pendidikan. Hubungan yang diperoleh selanjutnya membantu analisis stratifikasi sosial tokoh-tokoh novel trilogi Sembilu dalam Taman.

Tokoh-tokoh novel trilogi Sembilu dalam Taman dominan berlatar sosial masyarakat Bali. Terdapat satu jenis stratifikasi sosial yaitu sistem kasta. Sistem kasta yang dikisahkan dalam novel, yaitu: brahmana, ksatrya, dan sudra. Beberapa konflik terjadi akibat adanya pertentangan dalam sistem kasta.

Hal ini dapat teratasi setelah tokoh-tokoh mengubah pandangannya terhadap sistem kasta. Perubahan pandangan ini dialami oleh tokoh orang tua Lodra dan Ibu Artini.

  • 7.    Daftar Pustaka

Diantha, Md. Pasek dan I Gede Pasek Eka Wisanjaya. 2010. Kasta dalam Perspektif Hukum dan HAM. Denpasar: Udayana University Press.

Esten, Mursal. 1990. Kesusastraan: Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Parsua, Ngurah. 2014. Sembilu dalam Taman. Yogyakarta: Framepublishing.

Ratna, Nyoman Khuta. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukada, Made. 1987. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia: Masalah Sistematika Analisis Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa.

Sukada, Made. 1993. Analisis Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa.

35