ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 17.3 Desember 2016: 201 – 208

Satua I Truna Asibak Tua Asibak Analisis Struktur, Fungsi Dan Nilai

Ni Made Asri Lestari Puspa Dewi1*, I Nyoman Supatra2, I Nyoman Duana Sutika3

123Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

1[[email protected]] 2[[email protected]]

3

3[[email protected]]

* Corresponding Author

Abstract

Research on Truna Asibak Tua Asibak Satua is about the analysis of the structure, function and value. This analysis has the objective to reveal the structure, functions and values contained in the I Truna Asibak Tua Asibak Satua.

This study uses a structural theory, the theory of functions and the theory of value. The methods and techniques used in this study were divided into three stages, namely: (1) methods and techniques providing data using the reading method aided by engineering transliteration and translation techniques, (2) methods and techniques of data analysis using qualitative methods and techniques of descriptive and analytical, (3) methods and techniques of presentation of the results of data analysis using informal methods and techniques of deductive and inductive.

The results obtained from this study that a narrative structure that includes thirteen incidents, using the straight flashback groove and the groove is divided into five stages. Character and characterization are the main character, secondary character, and a character complementary. Background is divided into three. The themes are that of "Karmaphala", and contained the mandate of moral teachings, and karmaphala. In addition this study reveal the function and value of the function as a guide in religious life, as a function of forming the character of the child or adolescent, respect and devotion to parents, function as a medium of entertainment. Values contained in it includes the value of religion that is the value of philosophy, ethics, values ceremonies, educational value and social value.

  • 1.    Latar Belakang

Satua merupakan salah satu karya sastra dari kesusastraan Bali purwa (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng (bahasa Indonesia) bersifat anonim, yakni tidak diketahui siapa pengarangnya (Antara, 1990: 7). Satua dalam Kamus Bali-Indonesia adalah cerita dan masatua berarti bercerita

(Anom, dkk, 2008 : 627). Dahulu tradisi masatua sering dilakukan oleh orang tua saat malam hari ketika menidurkan anak-anak dan cucunya.

Satua berperan sebagai sarana komunikasi, pengajaran, pendidikan bagi anak-anak maupun masyarakat bahkan pada saat belum di kenal tulisan, maupun pendidikan formal seperti sekarang ini. Saat ini ide-ide serta kandungan berupa pesan atau amanat dalam satua sarat akan nilai-nilai yang berguna bagi kemanusiaan. Keunikan lain dari satua yaitu, dari penyebaran secara lisan yang menyebabkan banyak terdapat kemiripan cerita di daerah-daerah yang berbeda, atau disebut dengan varian. Hal itulah yang menyebabkan satua sebagai kesusastraan rakyat tetap menarik untuk diteliti.

Salah satu satua yang memang menarik untuk diteliti adalah satua I Truna Asibak Tua Asibak. Satua ini ditemukan dalam bentuk tulisan berupa naskah di Gedong Kirtya Singaraja. Ejaannya masih berupa ejaan Soewandi, namun tidak mempersulit peneliti di dalam membacanya. Satua ini sangat menarik diteliti karena di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat dijadikan cerminan dalam kehidupan.

  • 2.    Pokok Permasalahan

  • 1)    Bagaimanakah srtuktur yang membangun teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak?

  • 2)    Apa fungsi Satua I Truna Asibak Tua Asibak bagi kehidupan masyarakat Bali?

  • 3)    Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam Satua I Truna Asibak Tua Asibak?

  • 3.    Tujuan Penelitian

  • (1)    Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membantu penggalian dan pengembangan karya sastra Bali tradisional khususnya satua  serta memberi

pengetahuan seputar struktur, fungsi dan nilai pada karya sastra. Hal ini berkaitan dengan usaha pelestarian dan pemahaman terhadap hasil karya sastra tradisional, serta bagi masyarakat dapat menambah khazanah tentang penelitian sastra tradisional.

  • (2)    Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah tujuan yang berhubungan dengan isi pembahasan dalam penelitian, yaitu:

  • 1)    Untuk mendeskripsikan aspek struktur teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak.

  • 2)    Untuk mengetahui fungsi yang terkandung dalam teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak dalam hubungannya dengan masyarakat.

  • 3)    Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak.

  • 3. Metode Penelitian

Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yakni :

  • 1)    Metode dan Teknik Penyediaan Data

Metode dan teknik penyediaan data dilakukan dengan metode membaca dibantu dengan teknik transliterasi dan teknik terjemahan. Mambaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau kata bahasa tulis (Tarigan, 1979: 7). Metode membaca dilakukan secara berulang-ulang untuk lebih memahami isi dari satua tersebut. Metode membaca ini dilanjutkan dengan teknik transkripsi dan teknik terjemahan. Teknik transliterasi yang dilakukan yakni ejaan satua dari ejaan Soewandi kemudian ditransliterasi ke ejaan bahasa Bali yang sesuai dengan ejaan yang

disempurnakan, kemudian dilanjutkan dengan teknik terjemahan yakni diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Menerjemahkan dilakukan perkata dalam satu kalimat kemudian dilanjutkan perkalimat. Dalam hal ini terjemahan dilakukan secara harfiah dan idiomatis.

  • 2)    Metode dan Teknik Analisis Data

Tahap analisis data dianalisis menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu metode yang memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Metode kualitatif ini dianggap sebagai multimetode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan (Ratna, 2004: 47). Teknik yang digunakan adalah teknik deskriptif analitik yakni dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang disusul dengan melakukan analisis atau menguraikan data. Data tersebut mengenai struktur yang yang membentuk teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak dilanjutkan dengan analisis fungsi serta nilai dari teks satua tersebut.

  • 3)    Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode informal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, tidak menggunakan penyajian secara formal seperti tanda dan lambang (Sudaryanto, 1993: 145). Teknik induktif digunakan ketika memaparkan hasil analisis dengan penyajian hal-hal yang bersifat khusus terlebih dahulu, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan teknik deduktif digunakan unuk menyajikan penjelasan yang bersifat umum, kemudian baru dikemukakan hal-hal yang bersifat khusus.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

  • a.   Struktur Naratif Satua I Truna Asibak Tua Asibak

  • (1)  Insiden

Insiden adalah kajadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita, tidak tergantung dari panjang atau pendeknya, yang secara menyeluruh membangun kerangka struktur cerita secara menyeluruh (Sukada, 1982: 22). Terdapat tiga belas insiden dalam Satua I Truna Asibak Tua Asibak, pokok permasalahannya yakni mempermasalahkan tentang sifat angkuh yang dimiliki I Polos yang menginginkan anak Gusti Gede untuk dijadikan istri, namun tidak direstui oleh Gusti Gede hingga akhirnya I Polos meninggal, dan ia terlahir kembali dengan wujud setengah muda setengah tua. Karena wujudnya yang demikian, ia memutuskan untuk menemui Dewa Siwa agar ia memiliki wajah normal seperti manusia pada umumnya.

  • (2)    Alur

Alur merupakan semua urutan peristiwa di dalam cerita rekaan yang secara sadar disusun selogis mungkin, sehingga urutan tersebut merupakan rangkaian sebab akibat (Teeuw, 1984: 120). Alur cerita Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak disusun secara berurutan, dimulai dari tahap penyituasian, pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks dan tahap penyelesaian. Peristiwa-peristiwa yang membentuk alur cerita disusun secara runtut, serta insiden-insiden yang terjadi antara alur-alur di atas terjadi secara logis dan terdapat sebab akibat.

  • (3)    Tokoh dan Penokohan

Tokoh cerita menempati posisi strategis pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau suatu yang strategis yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Berdasarkan analisis tokoh dan penokohan, tokoh dalam Satua I Truna Asibak

Tua Asibak terdiri dari tokoh utama, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer, perwatakan tokoh-tokohnya disampaikan secara analitik, dramatik dan gabungan. Pengarang juga menggambarkan tokoh dalam tiga dimensi pokok, yaitu fisiologis, psikologis, dan sosiologis.

  • (4)    Latar

Menurut Tarigan (1984: 157) latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kejadian berlangsung. Dalam analisis Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak latar dibagi menjadi tiga yakni latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. Latar tempat dalam Satua I Truna Asibak Tua Asibak ini lebih banyak diceritakan di rumah Pan Polos, latar waktu lebih banyak diceritakan pada saat siang hari, dan latar suasana yang diungkapkan di antaranya ketakutan, senang, menegangkan, dan sedih.

  • (5)    Tema

Tema tidak lain adalah ide pokok, ide sentral atau ide yang dominan dalam karya sastra (Sukada, 1987:70). Tema merupakan hal yang paling penting dalam sebuah cerita, suatu cerita yang tidak mempunyai tema tentu tidak ada gunanya, dan artinya. Tema cerita dapat dirasakan dan disimpulkan oleh pembaca setelah selesai membacanya. Tema dalam Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak adalah tentang “Karmaphala”.

  • (6)    Amanat

Amanat dapat diartikan gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar (Sudjiman, 1986: 5). Amanat yang terkandung dalam Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak adalah ajakan atau seruan untuk melaksanakan dan mengamalkan beberapa ajaran pokok mengenai

kewajiban seseorang dalam ajaran Panca Sradha khususnya yang berkaitan dengan karmaphala,

  • b.    Fungsi Teks Satua Asibak Tua Asibak

Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1978: 1). Luxemburg (1984: 94) menyebutkan bahwa fungsi sebuah teks adalah keseluruhan sifat-sifat yang bersama-sama menuju tujuan yang sama serta dampaknya. Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak dapat di pandang sebagai karya sastra dapat berfungsi sebagai penuntun dalam kehidupan beragama, sebagai pembentuk karakter anak dan remaja, sikap hormat dan bhakti kepada orang tua, dan sebagai media hiburan.

  • c.    Nilai Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak

Menurut Jiwa Atmaja (1988: 14), dalam kaitannya dengan kesusastraan, nilai tidak lain dari persepsi dan pengertian yang diperoleh penyimak melalui karya sastra yang disamakannya. Nilai-nilai yang terkandung yakni nilai agama, nilai filsafat (tattwa), nilai etika (susila), dan nilai upacara (ritual), nilai pendidikan dan nilai sosial.

  • 6.    Simpulan

Struktur Naratif Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak terdiri atas insiden, alur, tokoh dan penokohan, latar,tema, dan amanat. Fungsi yang terkandung dalam Teks Satua I Truna Asibak Tua Asibak meliputi fungsi sebagai penuntun dalam kehidupan beragama, fungsi sebagai alat pendidikan anak dan remaja, sikap bhakti dan hormat atau susila, fungsi sebagai media hiburan. Nilai-nilai yang terkandung yakni nilai agama, nilai filsafat (tattwa), nilai etika (susila), dan nilai upacara (ritual), nilai pendidikan dan nilai sosial.

  • 7.    DAFTAR PUSTAKA

Anom, dkk. 2008. Kamus Bali-Indonesia Beraksara Latin dan Bali. Denpasar: Kerjasama Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan Badan Pembina Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Provinsi Bali.

Antara, IGP. 1990. Apresiasi Sastra Bali. Singaraja: Yayasan Kawi Sastra Mandala Kerjasama ring Yayasan Saba Sastra Bali.

Atmaja, Jiwa. 1988. Masyarakat Sastra Indonesia. Denpasar: HIMSA Denpasar.

Damono, Supardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Univesity Press.

Sudjiman, Panuti. 1986. Kamus istilah Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.

Sukada, I Made. 1982. Masalah Sistematisasi Cipta Sastra. Lembaga Pendidikan Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Sukada, I Made. 1987. Beberapa Aspek Tentang Sastra. Denpasar: Kayumas dan Yayasan Ilmu dan Seni Lesiba.

Tarigan, Hendry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Hendry Guntur. 1984. Pronsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

208