Strategi Kesantunan Tuturan Imperatif Dalam Manga Meitantei Konan Vs Kaitou Kiddo Karya Aoyama Goushou (2010)
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 16.3 September 2016: 209 – 215
Strategi Kesantunan Tuturan Imperatif Dalam Manga Meitantei Konan Vs Kaitou Kiddo Karya Aoyama Goushou (2010)
Ni Nengah Sri Wahyuni1, Ni Luh Kade Yuliani Giri2, Ni Made Andry Anita Dewi3 123Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]] 3[[email protected]]
Corresponding Author
Abstract
This research entitled "Politeness Strategy Imperative Speech in Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo Comic by Aoyama Goushou." Politeness Strategies and Politeness Scale theory proposed by Brown and Levinson were applied to analyze the data. The aim of the research was to identify the use of politeness strategy and causative factors of politeness strategy use in the data source. As a result, three use of politeness strategies were identified; there were bald on record politeness strategy, positive politeness strategy, and negative politeness strategy. The use of politeness strategies were influenced by three factors: power, social scale, and degree of imposition.
Key words : positive face, negative face, politeness strategy. imperative speech.
Pada dasarnya dalam tuturan, tugas dari penutur bukanlah menyampaikan informasi saja, akan tetapi penutur juga memiliki kewajiban untuk menjaga hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat melakukan tuturan, penutur harus mempertimbangkan tuturannya agar tidak menyinggung dan mempermalukan mitra tutur (Gunarwan, 2007:28). Terlebih lagi dalam tuturan imperatif (meirei hatsuwa) yang didalamnya terdapat makna memerintah, meminta, mengajak dan lain-lain (Iori,2000:146), sehingga diperlukan penggunaan strategi kesantunan dalam tuturan imperatif tersebut.
Mengenai strategi kesantunan dalam tuturan imperatif bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika menyuruh orang yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan lebih tinggi baik dari segi umur maupun kedudukan sosialnya, penutur harus menerapkan strategi kesantunan dalam tuturannya agar tuturan tersebut terkesan santun. Selain dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan strategi kesantunan ini
juga dapat ditemukan di dalam karya sastra seperti komik yang dalam bahasa Jepangnya disebut manga.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
-
1. Bagaimanakah strategi kesantunan yang digunakan Conan dan Kaitou Kid dalam tuturan imperatif pada manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo karya Aoyama Goushou (2010)?
-
2. Bagaimanakah faktor yang melatarbelakangi digunakannya strategi kesantunan oleh Conan dan Kaitou Kid dalam tuturan imperatif pada manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo karya Aoyama Goushou (2010)?
-
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra Jepang agar semakin dikenal masyarakat. Selain itu, memberikan informasi kepada pembaca agar dapat memahami manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo karya Aoyama Goushou (2010) dalam bidang pragmatiknya. Secara khusus tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi kesantunan dan faktor yang melatarbelakangi penggunaan strategi kesantunan dalam manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo karya Aoyama Goushou (2010).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan dilanjutkan dengan teknik catat (Mahsun, 2007:91). Pada tahap analisis data, Pada tahap ini digunakan metode padan dengan pendekatan pragmatik (Sudaryanto, 1993:29). Sedangkan dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode informal dengan teknik deduktif (Mahsun, 2007:279). Teori yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah teori kesantunan dan teori skala kesantunan yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson.
Dalam manga Meitantei Konan terdapat tuturan imperatif yang diujarkan oleh Konan dan Kaitou Kid. Pada bagian ini disajikan hasil analisis data mengenai penggunaan strategi kesantunan dan faktor penyebab penggunaan strategi kesantunan dalam tuturan imperatif yang diujarkan Konan maupun Kaitou Kid pada manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo karya Aoyama Goushou.
Dalam melakukan suatu tuturan, kesantunan sangatlah diperlukan untuk mempertimbangkan perasaan orang lain yang terlibat didalam pertuturan. Untuk menjaga perasaan atau menjaga suatu tuturan agar tetap dalam batas kesantunan diperlukanlah strategi kesantunan. Strategi kesantunan merupakan bentuk tindakan atau cara yang dipilih dan dijadikan acuan dalam melakukan tuturan agar sebuah tuturan menjadi santun dan sesuai dengan situasi tuturnya (Gunarwan, 2007:264).
Strategi kesantunan pada tuturan imperatif yang digunakan oleh Konan dan Kid dalam manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo meliputi strategi kesantunan langsung tanpa basa-basi, strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif.
ラン :何をやる気か知らないけど、キッドはもう逃げちゃっ
たんだから…後は警察の人に任せて…
コナン ; いや…任せる必要はない…
ラン :え?
コナン :もうわかっちまったんだから…蘭!目暮警部に伝えて来
い!!真実をしりたくば、このアトリエの監視カメラの映 像を見てくれってな!!
Ran : Nani o yaruki ka shiranaikedo, kiddo wa mou nige
chattandakara… Ato wa keisatsu no hito ni makasete…
Konan : Iya… makaseru hitsuyou wa nai…
Ran : E?
Konan |
: Mou wakachimattan dakara… ran! Megure keibu ni tsutaete koi!! Shinjitsu o shiritakuba, kono atorie no kanshi kamera no eizou o mite kurette na!! |
Ran |
: Aku tidak tahu apa rencanamu, tapi Kid kan sudah lari. Serahkan saja semuanya pada polisi. |
Konan Ran Konan |
: Tak perlu menyerahkan kasus ini pada polisi. : Eh? : Aku sudah tahu semuanya. Ran sampaikan pada Inspektur Megure, kalau ingin tahu kebenaran kasus ini, silahkan melihat tayangan kamera pengawas studio ini. |
Situasi tuturan pada data (1) terjadi saat Konan membius Kogoro Mouri untuk memecahkan kasus lukisan ‘Mountain Air’. Dengan menggunakan alat bantu, Konan mengubah suaranya menjadi suara Kogoro. Konan (penutur) menyuruh Ran (lawan tutur) menghubungi Inspektur polisi. Tuturan imperatif yang diujarkan Konan adalah Megure keibuni tsutaete koi yang artinya ‘sampaikan pada Inspektur Megure’. Konan menggunakan kata kerja bentuk perintah keras atau memaksa (Kinshikei), kata yang dimaksud adalah tsutaete koi yang memiliki arti ‘sampaikan’. Di Jepang kata ini biasanya digunakan seorang ayah saat menyuruh anaknya. Dalam situasi di atas, Konan menyuruh Ran menghubungi inspektur dengan menggunakan suara Kogoro yang statusnya sebagai ayah Ran.
-
5.1.2 Strategi Kesantunan Positif
(2)
コナン : んじゃ、陽もくれて来たし…オレ達はテントの所まで
戻るぞ!
アユミ : ええ…っ?!
ゲンタ : お宝探さねぇのかよ!!
ミツヒコ : 暗号解読しましょうよ!!
コナン : バーロ!この人を殺した犯人がまだこの近くにいるかも
しれないんだぞ!?
Konan : Nja, hi mo kurete kitashi… oretachi wa tento no tokoro
made modoru zo!
Ayumi : Ee?!
Genta : Otakara sagasanee no kayo!!
Mitsuhiko : Angou kaidoku shimashou yo!!
Konan : Baaro! Kono hito o koroshita han'nin ga mada kono chikaku
ni iru kamo shirenainda zo! ?
ISSN: 2302-920X Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud Vol 16.3 September 2016: 209 – 215 | |
Konan Ayumi Genta |
: Matahari sudah tenggelam, kita kembali ke perkemahan! : Eeh? : Ku kira kita akan mencari harta itu!. |
Mitsuhiko : Ayo pecahkan sandinya!
Konan |
: Bodoh! Pembunuhnya mungkin masih ada di sekitar sini. |
Situasi tuturan pada data (2) tuturan terjadi saat Konan (penutur) memutuskan untuk menghentikan pencarian harta karun dan mengajak teman-temannya (lawan tutur) kembali ke perkemahan. Tuturan imperatif yang diujarkan Konan ditandai dengan penggunaan partikel zo. Strategi kesantunan positif yang digunakan Konan saat menyuruh teman-temannya pulang ditandai dengan penggunaan kata oretachi yang berarti ‘kita’. Penggunaan kata tersebut menunjukkan bahwa Konan juga memiliki keinginan yang sama dengan teman-temannya, yaitu sama-sama ingin kembali ke perkemahan. Di sini terlihat Konan dapat memahami keinginan dari lawan tuturnya, sehingga tuturan Konan tidak mengancam muka positif lawan tuturnya.
-
5.1.3 Strategi Kesantunan Negatif.
(3) 目暮警部
コナン 暮警部
:お、おい…絵が戻っているじゃないか!?
:ぬすまれたようにみせかけただけです…
:毛利君…どーせ同じ大きさの絵に布を被せたんだろー
けど、そんなんじゃ…
コナン
:だったら、確かめてみます? ここへ来て…さあ、御覧
ください…これが「晴嵐」の正体で!!
Megure Konan Megure
: O, oi… e ga modotte iru janai ka! ?
: Nusuma reta youni misekaketa dake desu…
: Mourikun… doose onaji ookisa no e ni nuno o kabusetan daroo kedo, sonnanja…
Konan
: Dattara, tashikamete mimasu? Koko e kite… saa, goran kudasai… kore ga `seiran' no shoutai desu! !
Megure Konan Megure
: Wah lukisannya kembali!
: Lukisan itu hanya terlihat seolah-olah telah dicuri.
: Kogoro, kau menggunaka lukisan yang lain, kemudian menutupinya dengan kain kan? Apa artinya?
Konan
: Silahkan lihat. Inilah wujud dari lukisan ‘Mountain Air’ itu!
Situasi tuturan pada data (3) terjadi saat Konan meminjam tubuh Kogoro Mouri untuk menunjukkan analisis kasusnya. Tuturan imperatif yang diujarakan Konan (penutur) ditujukan untuk Inspektur Megure (lawan tutur) menggunakan strategi kesantunan negatif. Tuturan tersebut merupakan tuturan formal dengan menggunakan bentuk masu dan desu. Selain menggunakan bentuk masu dan desu, Konan juga menggunakan kata bentuk hormat songkeigo yang berfungsi untuk menghormati atau meninggikan lawan tutur. Kata songkeigo yang digunakan Konan adalah kata goran kudasai yang artinya ‘silahkan lihat’. Penggunaan bentuk hormat tersebut karena Konan ingin menghormati muka negatif lawan tuturnya secara maksimal.
Menurut Brown dan Levinson (1987:76) ada tiga faktor sosial yang melatarbelakangi digunakannya strategi kesantunan yaitu kekuasaan, jarak sosial dan tingkat pembebanan. Ketiga faktor tersebut juga ditemukan di setiap strategi kesantunan dalam tuturan imperatif yang digunakan Kid dan Konan dalam manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo. Berikut adala data faktor penggunaaan strategi kesantunan :
(4) キッド |
:ホレ…宝探し止めにして帰ろうぞ! たからなんぞ最初 からなかったのやもしれんしのォ… |
ゲンタ |
:何だよ…さっきは目の色変えてたくせによ… |
Kiddo |
: Hore… takarasagashi tome ni shite kaerou zo! Takara nanzo saisho kara nakatta no ya mo shirenshi noo... |
Genta |
: Nanda yo… sakki wa me no iro kae teta kuse ni yo. |
Kid |
: Sudahlah hentikan saja pencarian harta ini dan pulang saja. Mungkin harta itu memang tak pernah ada di sini. |
Genta |
: Apaan sih? Padahal tadi nenek sampai nekat begitu. |
Situasi tuturan pada data (4) terjadi saat Kid (penutur) yang sedang menyamar menjadi seorang nenek tua, menyuruh anak-anak (lawan tutur) menghentikan pencarian harta karun. Tuturan imperatif yang digunakan Kid menggunakan strategi kesantunan positif. Faktor yang melatarbelakangi Kid memilih strategi ini dikarenakan kekuasaan Kid saat itu lebih tinggi dibandingkan anak-anak. Tetapi jarak sosial antara Kid dan
anak-anak tidak akrab menyebabkan Kid memberikan perintah dalam wujud saran. Hal tersebut mengasosiasikan bahwa Kid peduli pada anak-anak tersebut. Dari segi pembebanan peringkat, saran yang diberikan Kid tidak memberatkan anak-anak tersebut, karena tidak terdapat keharusan dalam tuturan yang diujarkan Kid. Dengan demikian muka positif anak-anak tidak akan terancam.
Dalam manga Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo karya Aoyama Goushou (2010) terdapat penggunaan strategi tuturan imperatif pada tuturan yang diujarkan oleh Konan dan Kaitou Kid. Berkaitan dengan penggunaan strategi kesantunan tersebut Konan dan Kid menggunakan tiga strategi yaitu strategi kesantunan langsung tanpa basa-basi, strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif. Terdapat beberapa factor yang melatarbelakangi penggunaan strategi kesantunan dalam tuturan imperatif yang diujarkan Konan maupun Kid. Faktor yang dimaksud adalah kekuasaan, jarak sosial dan pembebanan peringkat.
Brown, Penelope dan Stephen C. Levinson, (1987). Politeness: Some Universitas in Language usage. Cambridge: University of Cambridge Press.
Gosho, Aoyama.2010. Meitantei Konan vs Kaitou Kiddo. Tokyo:Shougakukan.
Gunarwan, Asim.2007. Pragmatik Teori Kajian Nusantara. Jakarta:Universitas Atma
Jaya.
Iori, Isao. 2000. Nihongo Bunpo Hanbok. Tokyo : Surieto Wooku.
Mahsun.2007. Metode dan Teknik Penelitian Bahasa. Jakarta: PT.Dunia Pustaka Jaya.
Sudaryanto.1993.Metode dan Aneka Teknik Analisis. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
215
Discussion and feedback