Pengkondisian dan Konflik Ibu Rumah Tangga dalam Novel Out Karya Kirino Natsuo
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 16.3 September 2016: 185 - 192
Pengkondisian Dan Konflik Ibu Rumah Tangga Dalam Novel Out Karya Kirino Natsuo
Ni Luh Ulan Sari1, I Gede Oeinada2, Ida Ayu Laksmita Sari3
123
123Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]]
3
Corresponding Author
Abstract
This research is aimed to find out the housewife conditioning and conflict in OUT novel by Kirino Natsuo. The data were analyzed using descriptive analysis method. Then the results of the analysis is served by using informal method. This research used the theory from Roekhan (in Endraswara, 2008), Skinner (in Feist and Feist, 2013) and Stanton (in Nurgiyantoro, 2013). The conclusion from this research is conditioning experienced by the four housewives in OUT novel is operant conditioning with negative reinforcement. The results behavior of the conditioning received is hatred, avoidance, depressed, and feel life is not interesting. Meanwhile conflict found is an internal conflict and external conflict. Internal conflict develop within those housewives themselves. External conflict that was found was a conflict in the family and conflict among the four housewives.
Key words : conditioning, conflict, behavior
Peran ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang sangat penting. Biaya hidup yang tinggi menyebabkan ibu rumah tangga di Jepang memilih untuk bekerja paruh waktu. Pekerjaan paruh waktu dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif ialah dapat membantu perekonomian keluarga, sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan ialah dapat menimbulkan stres dan konflik di dalam keluarga.
Saat ini sudah banyak kisah ibu rumah tangga yang bekerja paruh waktu dituangkan ke dalam sebuah karya sastra. Seperti dalam novel OUT karya Kirino Natsuo yang menggambarkan kehidupan ibu rumah tangga yang sekaligus sebagai pekerja paruh waktu di Jepang. Novel OUT karya Natsuo (2002) dijadikan sumber data karena terdapat pengkondisian dari keempat tokoh ibu rumah tangga yaitu Masako, Yayoi, Yoshie, dan Kuniko. Mereka sama-sama memiliki konflik didalam rumah tangganya masing-masing. Konflik yang dialami keempat tokoh berawal dari pengkondisian yang mereka terima.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
1. Bagaimanakah proses pengkondisian empat tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT karya Kirino Natsuo berdasarkan stimulus yang diterima?
-
2. Bagaimanakah konflik yang dialami empat tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT karya Kirino Natsuo?
-
3. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai novel OUT. Selain itu, dengan penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengkondisian yang dibahas berdasarkan teori behavior dari B. F. Skinner dan konflik yang dibahas berdasarkan teori konflik dari Stanton. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah memahami pengkondisian dan konflik yang dialami ibu rumah tangga dalam novel OUT.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi pustaka dengan teknik catat. Pada tahap analisis data, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Metode deskriptif analisis tidak hanya menguraikan, tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai data yang ada (Ratna, 2006:53). Metode yang digunakan dalam tahapan penyajian hasil analisis data adalah metode informal. Metode informal yang dimaksudkan adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan katakata biasa, bukan dalam bentuk angka-angka, bagan, ataupun statistik (Ratna, 2006:50).
Pada novel OUT ditemukan pengkondisian operan dengan penguatan negatif. Pengkondisian yang diterima keempat tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT didominasi dari pihak keluarga.
-
5.1 Pengkondisian yang dialami Keempat Tokoh Ibu Rumah Tangga dalam Novel OUT Berdasarkan Stimulus yang diterima
Berdasarkan hasil analisis data, pengkondisian yang ditemukan ialah pengkondisian operan dengan penguatan negatif. Penguatan negatif tersebut lebih didominasi dari pihak keluarga. Tokok Masako, Yayoi, dan Kuniko mendapatkan pengkondisian dari suami mereka masing-masing. Tokoh Yoshie justru mendapat pengkondisian dari anaknya. Pengkondisian yang dialami keempat tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT ini sangat berpengaruh besar dalam kehidupan para tokoh tersebut. Pengkondisian yang dialami keempat tokoh ibu rumah tangga ini adalah awal dari berbagai macam konflik di dalam kehidupan mereka. Berikut merupakan contoh data pengkondisian yang dialami keempat tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT berdasarkan stimulus yang diterima.
-
(1) 「あたしとどうして寝なくなったの」
「そういうことは自然になるんだよ」
。。。
「あたしが出て行ったら驚く?」
「突然なら驚くかもしれないね。そして心配するだろう」 「でも、探さない?」
「おそらく」
(アウト下:120)
“Atashi to doushite nenakunattano”
“Souiukoto wa shizen ni narundayo”
“Atashi ga dete ittara odoroku?”
“Totsuzen nara odorokukamo shirenai ne. Soshite shinpaisuru darou”
“Demo, sagasanai?”
“Osoraku”
(OUT 2:35)
Terjemahan:
“Kenapa kau berhenti tidur denganku?”
“Terjadi begitu saja,” ....
“Apakah kau akan kaget kalau aku pergi?”
“Kurasa ya, kalau kau lenyap begitu saja. Aku pasti akan kuatir.”
“Tapi kau tidak akan mencariku?”
“Mungkin tidak,”
Terlihat dalam data (1) penguatan negatif yang diterima Tokoh Masako dari suaminya yang bernama Yoshiki. Masako dan Yoshiki sudah tidak tidur bersama lagi. Masako tidak pernah diperhatikan oleh Yoshiki hingga akhirnya Masako memberanikan diri untuk bertanya kepada Yoshiki “Atashi ga dete ittara odoroku?” yang artinya “Apakah kau akan kaget kalau aku pergi?”. Masako merasa senang karena Yoshiki menjawab bahwa dirinya akan khawatir tetapi rasa senang yang dirasakan oleh Masako hanya sesaat karena Yoshiki mengatakan tidak akan mencari Masako jika Masako menghilang. Penguatan negatif yang diterima Masako ini menyebabkan Masako merasa tidak diharapkan lagi dan akhirnya Masako memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarganya.
-
(2) 憎しみだ、この感情を憎しみだというのだ。山本弥生は姿見に映る自分 の全身を眺めながら思った。三十四歳の白い裸体のほぼ中央、みぞおち に際立った青黒い、ほぼ円形のあざがある。。さくや、夫、健司の挙固 をここで受けたのだ。それは、弥生の内部にはっきりと、ある感情を誕 生させた。(アウト上:83)
Nikushimida, kono kanjō o nikushimida to iu noda. Yamamoto Yayoi wa sugatami ni utsuru jibun no zenshin o nagamenagara omotta. San jū shi sai no shiroi ratai no hobo chūō, mizoochi ni kiwadatta aoguroi, hobo enkei no aza ga aru. Sakuya, otto, Kenji no kyo kata o koko de uketa noda. Sore wa, Yayoi no naibu ni hakkiri to, aru kanjō o tanjōsaseta.(OUT 1:83)
Terjemahan:
Kebencian, itulah nama perasaan ini. Begitu yang terpikir oleh Yamamoto Yayoi saat dia memandangi tubuh telanjangnya yang berusia 34 tahun di cermin setinggi badan. Tepat di dekat perutnya, di bawah tulang-tulang iga, terlihat jelas memar berwarna biru gelap. Suaminya meninjunya di sana tadi malam, dan dengan hantaman itu, sebuah perasaan baru tumbuh di dalam hatinya.
Pada data (2) menunjukkan respon kebencian Tokoh Yayoi pada suaminya yang bernama Kenji yang disebabkan oleh penguatan negatif yang diberikan Kenji. Kenji memukul Yayoi saat Yayoi mengetahui tabungan keluarga mereka sudah dihabiskan Kenji untuk berjudi. Yayoi sudah tidak tahan dengan berbagai penguatan negatif yang diberikan Kenji. Yayoi merasa keadaan akan lebih baik jika tidak ada Kenji. Kebencian Yayoi terhadap Kenji tidak dapat dibendung lagi karena penguatan negatif yang ia terima dari Kenji dan pada akhirnya Yayoi membunuh Kenji dengan menjeratkan ikat pinggang di leher Kenji.
-
(3) 「あんた、そんなこと言わないで汗拭いたりしてあげなよ」
「やだよ、眠いもん」
美紀はそう言い捨てるそ、冷蔵庫の中からアルミパックの飲み物を出し て、ストローで吸いはじめた。それが、コンビニで売っている朝食代わ りの食物だということにヨシエは長い間、気付かなかったものだ。美紀 は友人の間ではやっているというので買ってきたのだ。そんなものを吸 わずに、昨夜、ヨシエが炊いた飯と味膾汁で朝食を済ませればいいのに。
(アウト上:50)
“Anta, sonna koto iwanai de asefuitarishite agena yo”
“Yada yo. Nemui mon.”
Miki wa sō iisuteru so, reizōko no naka kara arumi pakku no nomimono o dashite, sutorō de sui hajimeta. Sore ga, konbini de utte iru chōshoku kawari no shokumotsuda to iu koto ni Yoshie wa nagaiai, kidzukanakatta monoda. Miki wa yūjin no ma de hayatte iru to iu node katte kita noda. Sonna mono o suwazu ni, sakuya, Yoshie ga taita meshi to aji namasujiru de chōshoku o sumasereba iinoni. (OUT 1:50)
Terjemahan:
“Jangan bilang begitu. Aku perlu bantuanmu untuk mengurusnya dan memastikan dia merasa nyaman.”
“Tidak mau,” bentak Miki. “Bikin ngantuk saja.”
Dia mengeluarkan sekotak minuman dari lemari es, menusukkan sedotan dan mulai menyedot. Sejenak kemudian barulah Yoshie mengenali benda itu, minuman pengganti sarapan yang dibeli Miki di toko serba ada, yang sepertinya juga diminum semua temannya belakangan ini. Padahal dia bisa sarapan sehat dengan nasi dan sup miso yang sudah repot-repot kubuatkan semalam, pikir Yoshie.
Terlihat dari data (3), Yoshie mendapat penguatan negatif dari Miki. Miki tidak pernah menghargai kerja keras Yoshie dan tidak mau membantu mengurus neneknya. Miki mengatakan “Yada yo. Nemui mon.” yang berarti “Tidak mau,” bentak Miki. “Bikin ngantuk saja.” saat Yoshie memintanya untuk menjaga neneknya. Miki juga tidak mau makan sarapan yang telah disiapkan Yoshie dengan susah payah. Yoshie merasa sebagai budak yang tidak dapat melarikan diri kemanapun karena penguatan negatif yang sering diterimanya tersebut.
Penguatan negatif yang diterima keempat tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT mengakibatkan muncul berbagai macam konflik dalam kehidupan mereka. Konflik yang ditemukan ialah konflik internal dan konflik eksternal. Konflik eksternal yang ditemukan meliputi konflik di dalam keluarga dan konflik diantara keempat tokoh 189
ibu rumah tangga tersebut. Berikut merupakan contoh data konflik yang dialami para tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT.
-
(4) それにひきかえ、この私はブスだ。(アウト上:28)
Sore ni hikikae, kono watashi wa busuda. (OUT 1: 28)
Terjemahan:
Tapi persoalan sesungguhnya, dia berpikir, aku ini jelek.
Pada data (4) dipaparkan konflik internal yang dialami Kuniko. Ia selalu ingin tampil cantik dan selalu ingin terlihat lebih muda dari usianya. Ia selalu membeli berbagai macam kosmetik dan pakaian mahal untuk mempercantik dirinya, tetapi wajahnya yang lebar dan badannya yang gemuk selalu membuatnya tidak percaya diri. Terlihat jelas konflik batin yang dialami Kuniko. Ia selalu mencoba untuk mempercantik dirinya tetapi sebesar apapun usaha yang dilakukannya, ia tetap merasa dirinya jelek. Kuniko selalu ingin lebih cantik dari orang-orang yang dijumpainya, tetapi ia selalu merasa wajahnya yang lebar terlihat sangat jelek. Perasaan itu selalu berlarut-larut dan membuatnya semakin tidak percaya diri.
-
(5) 憎しみだ。この感情を、憎しみというのだ。(アウト上:83)
Nikushimida. Kono kanjō wo, nikushimi to iu noda. (OUT 1 : 83)
Terjemahan:
Kebencian. Itulah nama perasaan ini
Data (5) menunjukkan konflik eksternal tokoh Yayoi dengan suaminya. Yayoi menyadari bahwa dirinya sangat membenci suaminya yang bernama Kenji. Yayoi tidak sanggup membendung kebenciannya setiap kali melihat bekas pukulan Kenji. Yayoi mulai dikuasai oleh kebencian hingga tidak ada perasaan lain lagi terhadap Kenji. Setiap pagi Yayoi dan Kenji selalu bertengkar. Kenji tidak pernah memikirkan rasa lelah Yayoi yang baru pulang kerja. Yayoi belum pernah membenci siapapun, tetapi saat mengingat perlakuan Kenji terhadapnya, Yayoi tidak bisa membendung kebencian itu. Kenji menghabiskan tabungan mereka untuk berjudi dan main perempuan. Puncak konflik terjadi ketika Yayoi ingat saat Kenji memukulnya.Yayoi berpikir dia pasti akan lebih senang jika Kenji tidak pernah pulang. Pada saat itu, kesabaran Yayoi habis
kemudian tanpa berpikir panjang Yayoi melepaskan sabuknya dan melilitkannya ke leher Kenji hingga Kenji tewas.
-
(6) 白豚!出てけ!弥生は苦い思いを嚙みしめながら、上がり框で立ちすく んでいた。つい二日前の夜、夫が死んだその場所で。(アウト上:254) Hakuton! Deteke! Yayoi wa nigai omoi o kamishimenagara, agari kamachi de tachi sukunde ita. Tsui ni niche mae no yoru, otto ga shinda sono basho de. (OUT 1: 254) Terjemahan
Enyah kau, babi! pikir Yayoi yang memandanginya dari ambang pintu, dari tempat dia membunuh suaminya tiga hari yang lalu.
Data (6) menunjukkan konflik eksternal Yayoi dengan Kuniko. Kuniko tiba-tiba berkunjung ke rumah Yayoi untuk meminta bayaran karena telah membantu membuang mayat Kenji. Terlihat perasaan kesal Yayoi karena kunjungan Kuniko yang mendadak. Yayoi mengatakan “Hakuton! Deteke!” yang berarti “Enyah kau, babi!” setelah Kuniko pergi. Yayoi sangat membenci Kuniko karena Kuniko selalu menghinanya dan memeras Yayoi. Kuniko tidak pernah puas dengan uang yang diberikan Yayoi. Yayoi menginginkan Kuniko segera lenyap dari kehidupannya agar ia bisa hidup dengan tenang bersama kedua anaknya.
Berdasarkan hasil analisis, simpulan dari penelitian ini adalah pengkondisian yang dialami keempat tokoh ibu rumah tangga dalam novel OUT berupa pengkondisian operan dengan penguatan negatif. Pengkondisian yang diterima didominasi dari pihak keluarga. Perilaku yang dihasilkan dari pengkondisian yang diterima keempat tokoh adalah kebencian, rasa tertekan, penghindaran, dan memandang hidup sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Pengkondisian dengan penguatan negatif juga menyebabkan muncul berbagai konflik dalam kehidupan para tokoh. Konflik yang ditemukan ialah konflik internal dan konflik eksternal. Konflik eksternal yang ditemukan meliputi konflik di dalam keluarga dan konflik di antara keempat tokoh ibu rumah tangga tersebut.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: Medpress.
Feist, Jess., dan Gregory J. Feist. 2013. Teori kepribadian (Theories of Personality). Jakarta: Salemba Humanika.
Natsuo, Kirino. 2002. アウト上. Japan:Koudansha Bunko.
Natsuo, Kirino. 2002. アウト下. Japan:Koudansha Bunko.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ratna, I Nyoman Kuta. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
192
Discussion and feedback