ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 17.3 Desember 2016: 58 - 65

Babad Danghyang Bang Manik Angkeran: Kajian Struktur Dan Fungsi

I Ketut Manika Jaya1*, I Wayan Suardiana2, I Ketut Ngurah Sulibra3

123Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana 1[manikajaya@ymail.com] 2[i.suardiana@yahoo.co.id] 3[ngurahsulibra@gmail.com] *

Corresponding Author

Abstrak

Research the Babad Danghyang Bang Manik Angkeran: study of the structure and function against the backdrop of an interesting story from the Babad Danghyang Bang Manik Angkeran and contains lineage of the clan. Research Babad Danghyang Bang Manik Angkeran aims to provide knowledge and insight to traditional Balinese society, that Babad the importance of literature in life, which can provide a living learning of the meaning contained in it. The theory used is the structural theory and the theory of functions. Structural theory used is the structural theory by Jonathan Culler and Darusuprapta. The theory used function is the function theory developed by S.O Robson and Teeuw.

In this study, used several methods to simplify the research process. The methods used are: (1) phase of the provision of data using the methods of literary study and consider methods. While the technique used is the technique of translation, (2) the stage of data analysis using qualitative methods, and techniques used are descriptive, and 3) the stage of presentation of the results of data analysis using formal and informal methods. While the technique used is the technique of deductive and inductive techniques.

The results of this study are unfolding structures that build Babad Danghyang Bang Manik Angkeran, content, and functionality contained therein. The structure of the building Babad Danghyang Bang Manik Angkeran include characters, plot, and theme. Which shows the whole sequence and intact furthermore, elements Babad Danghyang Bang Manik Angkeran, namely Mythology (angel), Legend (the origin of the Strait of Bali), hagiography (miracle), Symbolic (symbols), and Suggestion (divination). Functionality in the Babad Danghyang Bang Manik Angkeran among which historical function, the function of religious and social functions.

Keywords : Babad, structure, function, unifier, conviction.

  • 1.    Latar Belakang

Silsilah merupakan suatu rangkaian yang membahas mengenai keturunan seseorang, dan ada kaitannya dengan orang lain. Karya sastra yang mengandung silsilah yaitu babad. Babad adalah karya sastra sejarah yang diciptakan oleh para sastrawan,

pujangga, rakawi, pada zamannya, dan babad merupakan karya sastra sejarah yang mengandung unsur-unsur sejarah di dalamnya. Karya sastra babad memiliki fungsi terhadap kehidupan masyarakat, salah satu diantaranya yaitu mengandung silsilah keluarga dan mengandung kisah para leluhur sebelumnya. Selain itu fungsi babad dapat memberikan pembelajaran, akibat permainan judi, dan memberikan pembelajaran moral terhadap masyarakat. Salah satu babad yang mengisahkan pembelajaran akibat permainan judi yaitu Babad Danghyang Bang Manik Angkeran.

Pada penelitian ini, menggunakan obyek babad dengan judul Babad Danghyang Bang Manik Angkeran yang akan dianalisis menggunakan kajian struktur dan fungsi. Babad Danghyang Bang Manik Angkeran mengandung cerita yang sangat menarik, salah satunya dilukiskan pada tokoh Danghyang Bang Manik Angkeran. Dikisahkan Danghyang Bang Manik Angkeran sudah mengalami madresti (penjelmaan kedua kalinya). Pada kehidupan Danghyang Bang Manik Angkeran yang pertama sangat gemar bermain judi, dan pada kehidupan kedua Danghyang Bang Manik Angkeran berubah menjadi seorang yang bijaksana serta memiliki pengetahuan spiritual yang tinggi.

Penelitian yang secara khusus mengenai Babad Danghyang Bang Manik Angkeran kajian struktur dan fungsi belum pernah ada yang meneliti. Jadi penelitian terhadap Babad Danghyang Bang Manik Angkeran sangat menarik untuk dilakukan, dan akan dianalisis berdasarkan teori struktural dan fungsi.

  • 2.    Pokok Permasalahan

  • (1)    Unsur-unsur apa sajakah yang membangun struktur BDBMA?

  • (2)    Fungsi apa sajakah yang terdapat pada BDBMA terhadap masyarakat?

  • 3.    Tujuan Penelitian

  • (1)    Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu menambah khazanah di bidang sastra, khususnya sastra Bali tradisional. Pada penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat Bali tradisional bahwa pentingnya karya sastra babad dalam kehidupan, yang dapat memberikan suatu pembelajaran hidup dari makna yang terkandung di dalamnya.

  • (2)    Tujuan Khusus

Tujuan khusus berkaitan erat dengan masalah dan isi pembahasan dalam penelitian. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

  • (1)    Mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun struktur BDBMA.

  • (2)    Mendeskripsikan fungsi dari BDBMA terhadap masyarakat.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode dan teknik dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, antara lain sebagai berikut ini: (1) Tahap Penyediaan Data, (2) Tahap Analisis Data, (3) Tahap Penyajian Hasil Analisis Data.

  • (1)    Tahap Penyajian Data

Metode yang digunakan dalam proses penyediaan data berkaitan dengan penelitian BDBMA, yakni Tahap penyediaan data dipergunakan metode studi kepustakaan dan metode simak. Metode studi kepustakaan bermanfaat untuk mendapatkan data-data yang menunjang penelitian. Metode ini dimaksudkan dengan membaca sejumlah buku dan diharapkan dapat memberi bahan informasi baik langsung maupun tidak langsung dengan pokok permasalahan yang akan dianalisis. Metode simak merupakan cara menyimak objek yang akan diteliti, akan menghasilkan penelitian yang maksimal. Pada penelitian BDBMA menggunakan beberapa teknik yaitu, teknik pencatatan, dan teknik terjemahan. Teknik pencatatan berfungsi untuk menghindari kelupaan pada saat menyediakan data dari sumber-sumber penunjang. Teknik terjemahan terdapat dua bagian yaitu, teknik terjemahan harfiah merupakan penerjemahan yang berdasarkan bentuk dan berusaha mengikuti bentuk bahasa sumber dan dikenal. teknik terjemahan idiomatis merupakan penerjemahan yang berdasarkan makna berusaha menyampaikan makna teks bahasa sumber dengan bentuk bahasa sasaran yang wajar

  • (2)    Tahap Analisis Data

Pada tahapan analisis data ini, menggunakan metode kualitatif dikarenakan metode metode kualitatif secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikan dalam bentuk deskripsi. Serta menggunakan teknik deskriptif analitik. Teori deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, mengenai gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Pada tahapan analisis juga menggunakan teknik terjemahan.

  • (3)    Tahap Penyajian Hasil Analisis

Tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan yaitu metode formal dan informal. Metode formal adalah cara-cara penyajian dengan memanfaatkan tanda dan lambang. metode informal adalah cara penyajian melalui kata-kata biasa. Pada tahapan penyajian hasil analisis menggunakan beberapa taknik yaitu, teknik deduktif adalah cara penyajian dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat umum kemudian dikemukakan hal-hal khusus sebagai penjelas. Teknik induktif adalah penyajian dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus kemudian dikemukakan hal-hal yang bersifat umum. Teknik tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi. Teknik skema adalah penyajian data dengan bagan, rangka, kerangka (rancangan dan sebagainya).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

    • 5.1    Aspek sastra Babad Danghyang Bang Manik Angkeran meliputi: tokoh-tokoh, alur dan tema.

  • 1) . Aspek Tokoh-tokoh dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran

Aspek Tokoh-tokoh dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran dibagi atas tiga bagian yaitu tokoh utama, tokoh sekunder, dan tokoh pelengkap (Komplementer). Tokoh utama dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran yaitu Danghyang Bang Manik Angkeran, tokoh sekunder yaitu Danghyang Siddhimantra, Sanghyang Naga Basukih, Ki Dukuh Blatung, Bidadari, Ida Bang Banyak Wide, Ida Bang Bagus Pinatih atau Sira Ranggalawe, Ida Bang Panataran, Ida Bang Wayabiya atau Ida Sang Bajungga Panulisan, tokoh pelengkap (Komplementer) yaitu Danghyang Bajrasatwa, Danghyang

Tanuhun atau Mpu Lampita, Mpu Gnijaya, Mpu Semeru, Mpu Ghana, Mpu Kuturan, Mpu Bradah, Mpu Bahula, Mpu Tantular, Mpu Danghyang Panawasikan, Mpu Danghyang Smaranatha, Ida Danghyang Soma Kapakisan, Ki Dukuh Murthi, Ni Luh Canting, Ida Bang Tulusdewa, Sira Agra Manik, Ni Luh Warsiki, Ni Luh Murdani, I Gusti Ayu Pinatih, Ida Mpu Sedah, Sri Gajah Waktera, Kyai Anglurah Pinatih Mantra, Kyai Anglurah Pinatih Kertha, Mahapatih Ki Pasung Gerigis, dll.

  • 2) . Aspek Alur dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran

Aspek Alur dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran dilukiskan mengikuti episode atau batas-batas penceritaan tokoh utama serta batas-batas masa yang diisi pada pusat-pusat pemerintahan, yaitu: 1) pola alur pada Siddhimantra Tattwa (Babad Danghyang Bang Manik Angkeran), 2) pola alur pada tatwa Wang Bang Pinatih, 3) pola alur pada tatwa Wang Bang Sidheman, 4) pola alur pada tatwa Wang Bang Wayabiya, dan 5) pola alur pada tatwa Sira Agra Manikan.

  • 3) . Aspek Tema dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran

Aspek tema dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran dibagi atas dua bagian yaitu tema mayor dan tema minor. Ide dasar atau tema mayor dari penulisan Babad Danghyang Bang Manik Angkeran, yaitu Tema Pengesahan dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran, Sedangkan tema penguat dan pendukung dari tema mayor adalah tema minor, diantaranya tema pengukuhan dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran, tema mengagungkan dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran, tema mengeramatkan dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran, dan tema peperangan dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran.

Unsur-unsur dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran meliputi :

  • 1) . Unsur Mitologi

Mite atau mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, hubungan kekerabatan mereka, kisah perang mereka, dan sebagainya (Bascom dalam Danandjaja, 1984: 51).Unsur mitologi pada Babad Danghyang Bang Manik Angkeran dapat dipahami melalui kisah Ida Bang Manik Angkeran meminang seorang putri bidadari dan melahirkan seorang putra bernama Ida Bang Tulusdewa yang mana pada kisah ini mengandung unsur mitologi didalamnya.

  • 2) . Unsur Legenda

Unsur legenda dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran merupakan bagian-bagian kisah yang behubungan dengan unsur air, tanah, udara dan tumbuh-tumbuhan. Legenda merupakan kisah yang menceritakan awal terjadinya suatu tempat. Pada Babad Danghyang Bang Manik Angkeran dapat dipahami melalui penceritaan terpisahnya Pulau Bali dengan Pulau Jawa, yang dilakukan oleh Danghyang Siddhimantra.

  • 3) . Unsur Hagiografi

Unsur Hagiografi dalam karya sastra babad melukiskan kemukjizatan seorang (Darusuprapta dalam Putra, 1987: 109). Contohnya kesaktian yang dimilki oleh Mpu Bekung yang memiliki seorang putra bernama Ida Bang Manik Angkeran, karena kesaktian yang Ia miliki dan memuja Sanghyang Brahmakunda Wijaya.

  • 4) . Unsur Simbolis

Unsur simbolis yang terdapat pada Babad Danghyang Bang Manik Angkeran berupa lambang-lambang yang berwujud sinar atau cahaya. tersirat dalam episode Kyai Kenceng nunas putran Dalem ring Puri Gelgel.

  • 5) .Unsur Sugesti

Unsur sugesti dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran berupa firasat, bisikan-bisikan gaib yang dijalani beberapa tokoh pada Babad Danghyang Bang Manik Angkeran. Digambarkan pada tokoh Mpu Bekung. Mpu Bekung melakukan yoga semadhi pada saat dirinya hendak mencari Ida Bang Manik Angkeran. Setelah melakukan yoga semadhi Mpu Bekung mendapatkan pawisik atau bisikan gaib, bahwa putranya Ida Bang Manik Angkeran telah menjadi abu oleh Sanghyang Basukih akibat perbuatan Ida Bang Manik Angkeran sendiri.

  • 5.2 Fungsi Babad Danghyang Bang Manik Angkeran

  • 1) . Fungsi Historis

Fungsi historis terdiri atas dua bagian, yang pertama untuk mengetahui asal-usul klan dan juga silsilah garis keturunan. Kedua, untuk mengetahui persebaran klan.

  • 2) . Fungsi Religius

Fungsi religius terdiri atas tiga bagian, yang pertama sebagai penghormatan terhadap leluhur. Kedua, sebagai penuntun para keturunan dan yang ketiga sebagai petunjuk untuk mengetahui pamancangah atau kawitan.

  • 3) . Sebagai Alat Pemersatu

Babad dapat juga dipandang sebagai alat pemersatu dikarenakan dalam babad mengandung penjelasan tempat-tempat sejarah dari leluhur seperti Pura, yang mana pada masa sekarang Pura tersebut dapat menjadi tempat pemersatu dan pertemuan antar keturunan sehingga terjadi interaksi sosial antar individu. Interaksi itu digunakan untuk alat pemersatu bagi umat yang sama menjunjung kawitan mereka. Diharapkan nantinya para pengikut kawitan tertentu mengenal siapa-siapa saja yang menjadi pengikut dari kawitan tersebut.

  • 6.    Simpulan

Babad adalah karya sastra sejarah yang diciptakan oleh para sastrawan, pujangga, rakawi, pada zamannya, dan babad merupakan karya sastra sejarah yang mengandung unsur-unsur sejarah di dalamnya. Pada penelitian ini menggunakan obyek dalam bentuk babad dengan judul Babad Danghyang Bang Manik Angkeran yang akan dikaji dengan teori sturktural dan fungsi. Aspek sastra dalam Babad Danghyang Bang Manik Angkeran meliputi tokoh-tokoh, alur dan tema, serta unsur-unsur Babad Danghyang Bang Manik Angkeran meliputi mitologi, legenda, hagiografi, simbolis, dan sugesti. Fungsi Babad Danghyang Bang Manik Angkeran meliputi fungsi historis, religius, dan sebagai alat pemersatu.

  • 7.    Daftar Pustaka

Danandjaja, James. 1984. Foklor Indonesia ilmu gossip, dongeng. Jakarta: PT.Temprint

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Medpress

Larson, Mildred L.1989. Penerjemahan Berdasarkan Makna. Jakarta: Arcan

Luxemburg, Jan Van, 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dick Hartoko. Jakarta: PT Gramedia

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Putra, I.B Rai. 1987. “Aspek Sastra dalam Babad Dalem (Suatu TinjauanIntertekstualitas)” (Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana Denpasar)

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Robson, S.O. 1978. Pengkajian Sastra-Sastra Tradisional Indonesia. Bahasa Dan Sastra Tahun IV Nomor 6

Siddhimantra Tattwa (Babad Danghyang Bang Manik Angkeran), dalam bentuk naskah, milik I Nyoman Karma, Cemenggon, Mengwi.

Suarka, I Nyoman. 1989. Karya Sastra-Sejarah Bali: Babad. Fakultas Sastra Universitas Udayana

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan. Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren,. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia.

65