ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 20.1 Agustus 2017: 75-82

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

Eighty Risa Octarini1, I Ketut Darma Laksana2, Ni Putu N. Widarsini3 123Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Udayana 1[email: [email protected]], 2[email: [email protected]], 3[email: [email protected]]

*

Corresponding Author

Abstract

This research aims to analyze the process of word formation in the short story collection 1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesa Ayu. The data used in this research was obtained from the book that contains 14 short stories in it. Collecting data in this research using simak method. Data were analyzed by applying the agih method, by exposing using the morphology theory. With the approach and the theory, presented the process of word formation in the short story collection1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesaAyu.

The process of word formation in the short story collection 1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesa Ayu consists of affixation, reduplication, and composition. The process of word formation examined on the form, function, and meaning. Affixation consist of a prefix, infix, suffix, convix, and simulfix. Prefixes that found in the collection of short stories 1 Perempuan 14 Laki-Laki by DjenarMaesa Ayu are meng-, ke-, ber-, di-, se-, per-, peng-, and ter-. Infixes that found are -el- and -em-. Suffixes that found are -an, -i, -kan, and -nya. Confixes that found are ke- ... -an, ber- ... -an, per- ... -an, peng- ... -an, and se-...-nya. Meanwhile, simulfixes that found are meng- ... -kan, meng- ... -i, and meng-per ... -kan. Besides affixation, there is a process of word forming by reduplication. The reduplications that found are morphological reduplication. Morphological reduplication consists of two kinds, namely root reduplication and affixed reduplication. Beside that, there are also the process of word formation through the composition. The composition that found only nominal composition. Nominal composition consists of grammatical meaningful nominal composition and idiomatic meaningful nominal composition.

Keyword: process of word formation, collection of short stories, and DjenarMaesaAyu

  • 1.    Latar Belakang

Menurut          Departemen

Pendidikan Nasional (2011:364), cerita pendek adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Dalam penelitian ini digunakan salah satu karya Djenar

Maesa Ayu yang berupa kumpulan cerpen yang berjudul “1 Perempuan 14 Laki-laki”.

Dalam penelitian ini digunakan teori morfologi. Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap

golongan dan arti kata (Ramlan, 1985:2). Bahasa karya sastra dituangkan dalam bentuk kata-kata. Kata dalam bahasa Indonesia dibentuk melalui proses morfologis dan di luar proses morfologis. Proses morfologis, yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dengan kata lain, proses morfologis adalah proses penggabungan satu morfem dengan morfem yang lain agar menjadi kata. Ciri kata yang sudah mengalami proses morfologis adalah (1) kata tersebut sudah berubah bentuk, (2) kata tersebut mengalami perubahan makna, dan (3) kata tersebut mengalami perubahan jenis kata. Ada beberapa cara pembentukan kata melalui proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, derivasi balik, abreviasi, dan penganamatopean (Simpen, 2009:47-50). Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya digunakan tiga proses pembentukan kata, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan atau komposisi.

Cerpen 1P14LK dijadikan objek penelitian karena di dalamnya terdapat kata-kata yang jarang digunakan masyarakat pada umumnya. Biasanya pembaca harus berpikir untuk

memahami hal yang ingin disampaikan oleh pengarang. Dalam cerpen tersebut banyak kata yang jarang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari. Di samping itu, dalam kumpulan cerpen tersebut cukup banyak terdapat proses morfologi, seperti afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

  • 1)    Proses afiksasi apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu?

  • 2)    Proses reduplikasi apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu?

  • 3)    Pemajemukan apa sajakah yang terdapat pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diuraikan tujuan penelitian. Adapun tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitiam ini sebagai berikut.

  • 1)    Menganalisis afiksasi pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu.

  • 2)    Menganalisis reduplikasi pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu.

  • 3)    menganalisis     pemajemukan

pada kumpulan cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki karya Djenar Maesa Ayu.

  • 4.    Metode Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan metode dan teknik, yaitu (1) metode dan teknik pengumpulan data, (2) metode dan teknik analisis data, (3) metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dengan teknik urai unsur terkecil atau UCA (ulitimate constituent analysis). Selanjutnya, metode dan teknik penyajian hasil analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode formal dan informal.

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Dalam kumpulan cerpen 1P14LK karya Djenar Maesa Ayu ditemukan hanya tiga proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan atau komposisi. Dalam hal ini hanya afiksasi yang dijelaskan bentuk, fungsi, dan maknanya, sedangkan reduplikasi dan pemajemukan atau komposisi tidak.

  • 5.1    Afiksasi

Afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori tertentu, sehingga berstatus kata (atau bila telah berstatus kata berganti kategori), (3) sedikit banyak berubah maknanya (Kridalaksana, 1989:28). Afiks dibagi menjadi lima jenis, yakni prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Sementara itu, prosesnya disebut dengan prefiksasi, infiksasi, sufiksasi, konfiksasi, dan simulfiksasi. Dalam data kumpulan cerpen 1P14LK karya Djenar Maesa

Ayu ditemukan semua proses afiksasi dan dijelaskan sebagai berikut.

  • 5.1.1    Bentuk

    • 5.1.1.1    Prefiks

Prefiks adalah imbuhan yang dilekatkan di depan kata dasar (mungkin kata dasar mungkin juga kata jadian) (Arifin dan Junaiyah, 2009:6). Prefiks ada delapan jenis, yaitu meng-, ke-, ber-, di-, se-, peng-, per-, dan ter-. Dalam data kumpulan cerpen 1P14LK karya Djenar Maesa Ayu ditemukan semua jenis prefiks. Contoh sebagai berikut.

meng- + ubah ÷mengubah (KKDB:02) ke- + kasih   ÷kekasih (KKDB:01)

ber- + ratus   ÷beratus (KDL:44)

di- + ucapkan ÷diucapkan (KKDB:08) se- + pasang  ÷ sepasang (KKDB :03)

per- + nyanyi ÷penyanyi (KKDB:02) peng- + halang÷    penghalang

(KK:40)

ter- + lihat    ÷ terlihat (KKDB:04)

  • 5.1.1.2    Infiks

Bahasa Indonesia memiliki sisipan atau infiks -el-, -em-, -er-, dan -in-, yang tidak lagi produktif. Sekarang kata dengan infiks cenderung dianggap sebuah kata (Arifin dan Junaiyah, 2009:57-58). Pada kumpulan cerpen 1P14LK ditemukan infiks -el- dan -em-saja.

gembung + -el-÷    gelembung

(BM:81)

getar + -em-  ÷    gemetar (RK:89)

  • 5.1.1.3    Sufiks

Sufiks atau akhiran merupakan morfem terikat yang dilekatkan di belakang suatu bentuk dasar dalam membentuk kata (Putrayasa, 2008:27). Jumlah sufiks dalam bahasa Indonesia hanya ada empat, yaitu -an, -i, -kan, dan -nya.  Sufiks yang terdapat pada

1P14LK adalah sebagai berikut. akhir + -nya ÷    akhirnya

(KKDB:02) cinta + -i      ÷     cintai

(KKDB:08) pecah +-an  ÷    pecahan

(MKDWT:19) nikah +-kan  ÷    nikahkan

(MKDWT:21)

  • 5.1.1.4    Konfiks

Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terdiri atas dua unsur yang terpisah, satu unsur terletak di sebelah kiri dan satu unsur lagi di sebelah kanan bentuk dasar yang dilekatinya (Arifin dan Junaiyah, 2009:75). Konfiks yang terdapat pada 1P14LK adalah sebagai berikut.

ke- + mungkin + -an ÷

kemungkinan (KKDB:02) ber- + gandeng + -an ÷

bergandengan (KK:33) per- + sanggrah + -an ÷

pesanggrahan (BM:81)

peng- + inap + -an ÷

penginapan (BM:83) se- + benar + -nya ÷

sebenarnya (BL:113)

  • 5.1.1.5    Simulfiks

Simulfiks atau imbuhan gabung adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap (Arifin dan Junaiyah, 2009:7). Pada kumpulan cerpen1P14LK ditemukan beberapa data yang mengalami simulfiksasi seperti berikut.

biar +-kan ÷ biarkan ÷ meng- + biarkan ÷ membiarkan (KKDB:02)

  • 5.1.2    Fungsi

    • 5.1.2.1    Prefiks

Prefiks meng- memiliki fungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif, baik itu transitif maupun intransitif (Arifin dan Junaiyah, 2009:34). Perhatikan contoh di bawah ini.

Semula dia hanya ingin menyiksa kanvas putih itu dengan warna hitam saja (CHBE:12).

  • 5.1.2.2    Sufiks

Sufiks -an memiliki fungsi sebagai pembentuk kata benda serta dalam ragam cakapan sufiks -an berfungsi sebagai pembentuk kata sifat dan sebagai pembentuk kata kerja (Arifin dan Junaiyah, 2009:58). Pada

kumpulan cerpen 1P14LK hanya ditemukan data sufiks -an sebagai pembentuk kata benda, seperti:

Sebagai pembentuk kata benda bayangan (RR:25)

  • 5.1.2.3    Konfiks

Konfiks ke-…-an dalam bahasa Indonesia memiliki tiga jenis fungsi berikut. Begitu juga halnya dengan kumpulan cerpen 1P14LK.

  • a)    ke-…-an sebagai pembentuk kata kerja, seperti pada contoh berikut.

kehabisan (KDL:45)

  • b)    ke-…-an  sebagai pembentuk

kata sifat, seperti pada contoh berikut.

keletihan (BM:80)

  • c)    ke-…-an  sebagai pembentuk

kata benda, seperti pada contoh berikut.

kesejukan (MKDWT:16)

  • 5.1.3    Makna

    • 5.1.3.1    Prefiks

Prefiks meng- ‘melakukan’, ‘mengerjakan’, seperti terlihat pada data di bawah ini.

Segalanya tak lagi sama, seperti ketika ia menciumnya pertama kali dulu (KKDB:01). Makna mencium ‘melakukan pekerjaan’.

  • 5.1.3.2    Sufiks

Sebagai pembentuk kata benda, sufiks -an memiliki makna ‘hasil’, ‘perolehan’, ‘akibat’, atau ‘yang dikenai laku’, seperti pada data berikut.

… meminta tambahan pada pelayan karena khawatir dia juga memesan bir … (KK:34). Makna tambahan ‘yang dikenai laku tambah atau yang ditambahkan’.

  • 5.1.3.3    Konfiks

Sebagai pembentuk kata kerja, konfiks ke-…-an berarti ‘menderita atau mengalami kejadian’, ‘menderita atau mengalami keadaan’, seperti pada contoh berikut.

Ketika kehabisan napas, Roselyn… (NDBK:79). Makna kehabisan ‘mengalami keadaan habis’.

  • 5.2    Reduplikasi

Reduplikasi atau pengulangan adalah proses morfologis yang mengubah leksem menjadi kata setelah mengalami proses morofologis reduplikasi, pengulangan suku awal, pengulangan penuh, pengulangan penuh yang berubah bunyi, dan pengulangan suku akhir (Arifin dan Junaiyah, 2009:11). Jadi, reduplikasi atau pengulangan adalah proses atau hasil pengulangan satuan bahasa, baik itu

pengulangan seluruh, pengulangan sebagaian, dan pengulangan berafiks.

  • 5.2.1    Reduplikasi Morfemis

Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, bentuk dasar berafiks, dan bentuk dasar komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian (Chaer, 2008:181).

  • 5.2.1.1    Reduplikasi akar

Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses reduplikasi, yakni reduplikasi utuh , reduplikasi berubah bunyi, dan reduplikasi sebagian.

  • 1)    Pengulangan utuh adalah bentuk dasar diulang tanpa perubahan. Pada kumpulan    cerpen    1P14LK

ditemukan sebagai berikut.

laki-laki (KKDB:09)

ibu-ibu (MKDWT:16)

  • 2)    Pengulangan dengan perubahan bunyi adalah bentuk dasar itu diulang, tetapi disertai dengan perubahan bunyi, yang berubah bisa vokalnya atau konsonannya. Bentuk yang berubah bunyi bisa menduduki unsur pertama, bisa juga menduduki unsur kedua. Pada kumpulan cerpen

1P14LK ditemukan proses sebagai berikut.

warna-warni (MKDWT:22) gigi-geligi(MDKM:56)

  • 3)    Pengulangan sebagian adalah kata yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku katanya disertai dengan pelemahan bunyi. Pada kumpulan cerpen 1P14LK ditemukan proses sebagai berikut.

lelaki (MKDWT:16) tetangga (MKDWT,16)

  • 5.2.1.2    Reduplikasi berafiks

Dalam reduplikasi berafiks ada tiga macam pembubuhan afiks. Satu, sebuah akar diberikan afiks terlebih dahulu, baru kemudian diulang. Dua, sebuah akar diulang dulu baru kemudian diberikan afiks. Tiga, sebuah akar diberikan afiks dan diulang secara bersamaan.

Akar berprefiks ber

Ada     dua     macam

pengulangan akar yang berprefiks ber-, yaitu seperti berikut.

Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber- lalu dilakukan pengulangan sebagian dan yang diulang hanya akarnya. Seperti:

berbisik-bisik (MKDWT:16)

Dua, pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prefiks ber-. Seperti:

beratus-ratus (KDL:44)

  • 5.3    Komposisi

Pemajemukan adalah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata (Kridalaksana, 1989:104). Jadi, komposisi adalah proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar yang memiliki makna berbeda agar menjadi satu kesatuan kata dan memiliki makna baru. Pada kumpulan cerpen 1P14LK ditemukan contoh sebagai berikut.

Komposisi nominal dapat dibentuk dari dasar nomina + nomina. seperti terlihat pada data berikut.

buah dada (KKDB:01)

bola mata (CHBE:13)

matahari (MDKM:50)

Komposisi nominal memiliki fungsi sebagai wadah/tempat untuk konsep-konsep yang ada dalam kehidupan nyata, tetapi belum ada kosakatanya dalam bentuk tunggal. Sementara itu, makna komposisi nominal yang terdapat dalam kumpulan cerpen 1P14LK hanya ada dua, yaitu komposisi     nominal     bermakna

gramatikal dan idiomatik.

Dalam komposisi nominal bermakna gramatikal hanya terdapat satu makna, yaitu makna ‘bagian’. Di antara kedua unsurnya bisa disisipkan kata dari, seperti terlihat pada data di bawah ini.

buah dada (KKDB:01) ‘buah dari dada’

bola mata (CHBE:13) ‘bola dari mata’

Sementara itu, komposisi nominal bermakna idiomatik dalam kumpulan cerpen 1P14LK hanya ditemukan satu contoh sebagai berikut.

matahari (MDKM:50)

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kumpulan cerpen 1P14LK terdapat afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Afiksasi terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, konfiks, dan simulfiks yang memiliki bentuk, fumgsi, dan makna yang berbeda. Reduplikasi terdiri atas reduplikasi morfemis. Reduplikasi morfemis terdiri atas dua macam, yaitu reduplikasi akar dan reduplikasi berafiks. Selain itu, juga terdapat komposisi nominal. Komposisi nominal terdiri atas komposisi nominal bermakna gramatikal dan komposisi nominal bermakna idiomatik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. dan Junaiyah. 2009. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Chaer, A. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Edisi Keempat.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kridalaksana,       H.       1989.

Pembentukan   Kata   dalam

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan Infleksional). Bandung: PT Rafika Aditama.

Ramlan, M. 1985. Morfologi Suatu Tinjauan             Deskriptif.

Yogyakarta: CV Karyono.

Simpen, I Wayan. 2009. Morfologi Sebuah Pengantar Ringkas. Denpasar: Udayana University Press.

82