Mono No Aware Dalam Manga Koizora Karya Ibuki Haneda
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 17.1 Oktober 2016: 7 - 13
Mono No Aware Dalam Manga Koizora Karya Ibuki Haneda
Anak Agung Istri Kumala Dewi1*, Ni Luh Putu Ari Sulatri2, Silvia Damayanti3 123Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana 1[[email protected]] 2[[email protected]] 3[[email protected]]
*
Corresponding Author
Abstrack
This research en titled "mono no aware in manga koizora written by Ibuki Haneda". The main purpose of this research is to discover the sadness value of mono no aware and the attitude of the characters in dealing with mono no aware. Several theories that are used in this research include literature psychology theory proposed by Freud (2008) and semiotics theory proposed by Danesi (2010). The used method to analyse data in the research is descriptive method. The result of this research indicates that the value of mono no aware which is included in the manga encompasses 1) sadness; 2) regret; and 3) compassion,. The attitudes shown by the characters in dealing with mono no aware are sincere, 1) accepting the fate; 2) live with the fate; 3) do not dissolved in sadness; 4) emphaty; 5) support; 6) inspire; 7) care; 8) anger; and 9) calm.
Key words : mono no aware, social psychology, attitude character.
Keindahan alami dari budaya Jepang yaitu adanya berbagai perasaan emosional dalam setiap budayanya, baik dalam karya seni, karya sastra maupun upacara spiritual (Varley, 2000:61). Salah satu aspek yang mempengaruhi nilai keindahan karya sastra Jepang adalah konsep mono no aware. Mono no aware berarti rasa kesedihan dalam hidup terhadap suatu hal atau benda yang menimbulkan rasa simpati, rasa kasihan, dan duka cita. Mono no aware memberi kemampuan seseorang dalam menyadari keadaan orang lain untuk mengerti dan berkomunikasi dengan orang lain. Mono no aware juga merupakan proses untuk memahami perasaan orang lain dan menjadikannya objek dari rasa empati (Shirane, 2002:611).
Ditengah kemajuan kehidupan masyarakat Jepang yang mulai melupakan nilai estetika, Ibuki Haneda melalui manga nya yang berjudul Koizora sangat menonjolkan mono no aware dalam ceritanya. Manga ini diangkat dari kisah nyata seorang gadis yang bernama Mika yang berjuang bertahan hidup dalam berbagai kesedihan yang
dialaminya. Mika menceritakan kisah hidupnya ke dalam bentuk novel elektronik yang berjudul Koizora. Novel ini kemudian diadaptasi ke dalam bentuk manga oleh Ibuki Haneda, Ibuki Haneda mengajak pembaca untuk melihat mono no aware yang dialami Mika ke dalam bentuk karya sastra modern yaitu manga.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah, bagaimana mono no aware yang tercermin dalam manga dan sikap para tokoh dalam menyikapi mono no aware.
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan apresiasi terhadap karya sastra, khususnya karya sastra Jepang sehingga karya sastra Jepang semakin dikenal dan diminati masyarakat. Selain itu, dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai mono no aware yang tercermin dalam manga Koizora. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mono no aware yang tercermin dalam manga dan sikap para tokoh dalam menyikapi mono no aware.
Metode dan teknik dibagi menjadi tiga yaitu, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta teknik penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan dengan teknik lanjutan yaitu teknik catat. Dalam menganalisis data digunakan dalam menganalisis data adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan dan memberikan penjelasan mengenai fakta-fakta yang ada (Ratna, 2006:49-50). Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik intertekstual. Teknik yang digunakan untuk menjalankan metode deskriptif adalah dengan menguraikan dan menggambarkan kasus-kasus atau kejadian-kejadian yang dipermasalahkan di dalam teks sastra (Sangidu, 2005:23-24). Hasil analisis disajikan dengan mengunakan metode informal, yaitu penyajian hasil analisis dengan kata-kata, bukan dalam bentuk angka-angka, bagan, atau statistik (Ratna, 2006:50). Teknik yang digunakan dalam menyajikan
hasil analisis data adalah dengan teknik narasi, yaitu menarasikan fakta-fakta atau hasil dari penganalisisan data yang dilakukan sebelumnya.
Dalam menganalisis mono no aware yang tercermin dalam manga Koizora karya Ibuki Haneda didapatkan hasil bahwa mono no aware yang tercermin dalam manga Koizora adalah mono no aware kesedihan, penyesalan dan terharu. Berikut adalah data yang menunjukkan mono no aware yang tercermin dalam manga Koizora.
-
(1) 実嘉 :ヒロおっ、起きてっ、お願いっ
写真できてるよっ、目を開けてみてよっ 帽子も編んできたんだよっ、冬が楽しみっていってた じゃんっ 退院するっていってたじゃんっ ずっといっしょだって約束したのにっ ヒロ。。ヒロ。。
目を覚ましていいかないで。。もういちど笑って。。 死んじゃ。。イヤだ。。
(羽田9,2007 : 161)
Mika : Hiro, okite, onegai
Shashin de kiteru yo, me wo akete mite yo
Boushi mo ande kitan da yo, fuyu ga tanoshimitte itteta jan
Taiin surutte itte ta jan
Zutto isshodatte yakusoku shita no ni
Hiro.. Hiro
Me wo sama shite iikanai de.. Mou ichido waratte..
Shinja.. Iya da..
(Haneda 9, 2007: 161)
Mika : Hiro bangun kumohon
Fotonya sudah jadi loh, buka mata mu dan lihat
Topimu juga sudah kujarit loh, kamu bilang menantikan musim dingin kan?
Kamu bilang akan keluar dari rumah sakit kan?
Kamu janji kalau kita akan selalu bersama
Hiro..Hiro..
Jangan pergi, tertawalah sekali lagi
Aku tidak mau..kamu mati..
Data (1) menunjukan betapa terpukulnya Mika akibat kepergian Hiro, ia merasa sangat sedih hingga air matanya tidak bisa keluar dan bahkan ia pingsan karena tidak bisa menahan kesedihan akibat kehilangan orang yang paling ia sayangi di dunia ini. Kesedihan yang dialami Mika pada data (1) ditunjukan melalui ungkapan shinja iya da (jangan mati). Dengan melihat seseorang yang paling berharga meninggal di hadapan
kita, menimbulkan rasa sedih yang tak tertahankan. Kesedihan karena melihat peristiwa merupakan pergerakan hati yang ada dalam mono no aware. Seberapapun keras hati seseorang, ketika melihat seseorang yang paling berharga meninggal, sangat tidak mungkin tidak terjadi pergerakan hati di dalam diri (Sawako, 1996 :29). Hal tersebut dapat dilihat dari perasaan Mika ketika melihat tubuh Hiro yang sudah tidak bernyawa lagi. Mika merasakan kehilangan orang yang paling ia sayangi yang membuat dirinya jatuh pingsan. Data (1) juga didukung dengan gambar (1) yang menunjukan kesedihan Mika saat di rumah sakit karena kematian Hiro. Berikut gambar (1) yang menunjukan kesedihan Mika.
Gambar (1) Mika menangis karena kematian Hiro
(Haneda 9, 2007:161)
Gambar (1) menunjukan ekspresi kesedihan Mika karena kematian Hiro. Ekspresi kesedihan Mika terlihat dari mata Mika yang terpejam dan terdapat gelembung yang agak panjang sekaligus gelembung yang jatuh di bawah mata Mika yang menandakan Mika mengeluarkan air mata. Selain itu alis Mika juga mengkerut yang manandakan adanya perasaan yang tak tertahankan. Dalam gambar (1) juga terlihat adanya gradasi hitam berbentuk bulat yang mendukung perasaan yang dirasakan Mika yang menandakan suasana dalam gambar bukan merupakan suasana yang menyenangkan (McCloud ,1993 :132). Berikut mono no aware penyesalan Saki karena kesalahan di masa lalunya kepada Mika.
-
(2) 咲 :酷いことたくさんしたから
ほんとうにあのときはごめんなさい 誤っても許されないのはわかってるけど でもどうかしてたすごく後悔してるの
(羽田5,2007 : 128)
Saki : Hidoi koto takusan shitakara
Hontou ni ano toki ha gomen nasai
Ayamatte mo yurusarenai no ha wakatteru kedo
Demo doukashiteta sugoku koukai shiteru no
(Haneda 5, 2007 : 128)
Saki : Aku sudah banyak berbuat jahat padamu
Aku benar-benar minta maaf soal waktu itu
Aku tahu perbuatanku tidak bisa diampuni hanya dengan meminta maaf Tapi aku sungguh menyesal
Data (2) di atas menunjukan penyesalan yang dirasakan oleh Saki karena telah menyakiti dan membuat Mika menderita pada masa lalu. Saki menyesal karena telah mengganggu Mika mulai dari memberi tahu Mika putus dengan Hiro agar Saki kembali bersama Hiro, menyewa orang untuk menculik dan melecehkan Mika, mengancam Mika hingga membuat Mika merasa tertekan sampai masuk rumah sakit dan melakukan percobaan bunuh diri, dan menendang Mika hingga membuat Mika mengalami keguguran.
Mono no aware juga merupakan sebuah penyesalan. Penyesalan dalam data (2) dapat dilihat dari ungkapan Saki koukaishiteru (menyesal), ungkapan tersebut mewakili penyesalan yang mendalam dan perasaan menyesal yang tak habis-habisnya (Matsuura, 1993:523). Seperti perasaan menyesal yang ditunjukan oleh Saki, meskipun Saki tahu Mika telah putus dengan Hiro, Saki tetap meminta maaf kepada Mika atas apa yang telah Saki lakukan kepada Mika. Berikut data mono no aware terharu yang dirasakan Mika kepada Hiro.
-
(3) 実嘉:ほんとうなら嬉しいはずのヒロの告白
でも不安になるよ、どうして今そんなこというの?
(羽田 9、2009 : 130)
Mika : Hontou nara ureshii hazu no Hiro no kokuhaku
Demo, fuan ni naru yo, doushite ima sonna koto iu no?
(Haneda 9, 2009 : 130)
Mika: Pengakuan Hiro seharusnya membuatku gembira
Tapi aku jadi gelisah, kenapa kamu bicara begitu sekarang?
Data (3) menunjukan Mika merasakan perasaan haru karena Hiro meyakinkan Mika bahwa mereka akan terus bersama. Ditengah melawan penyakitnya Hiro masih sempat meyakinkan Mika, namun keyakinan dan harapan Hiro malah membuat Mika iba karena ia tahu apa yang Hiro dan Mika harapkan tidak akan bertahan lama. Hal
tersebut ditunjukan melalui ungkapan hontou nara ureshii hazu (seharusnya membuatku gembira) dan ungkapan fuan ni naru (aku jadi gelisah). Dua ungkapan tersebut menunjukan dua perasaan senang dan sedih disaat bersamaan. Satu sisi perasaan Mika saat mendengar perkataan Hiro seharusnya merasa senang, namun Mika malah merasa gelisah dan iba. Mono no aware mengungkapkan kebenaran bahwa segala sesuatu tidak ada yang abadi di dunia ini. Data (3) menunjukan kesadaran Mika terhadap adanya ketidak abadian yang membuat Mika merasakan perasaan Haru.
Mono no aware yang terdapat dalam manga Koizora menunjukan sikap para baik yang mengalami mono no aware maupun tokoh yang tidak mengalami mono no aware. Bentuk sikap para tokoh dalam menanggapi mono no aware adalah sebagai berikut.
-
(4) 実嘉:私はひとりじゃない、 みんなに支えられて、 天国にヒロに見守られて、 これからも生きてゆく。
(羽田10, 2009: 101)
Mika :Watashi ha hitorijanai
Minna ni sasaerarete
Tengoku no Hiro ni mimamorarete
Kore kara mo ikite yuku
(Haneda 10, 2009 :101)
Mika :Aku tidak sendirian
Aku ditopang mereka semua
dan diawasi Hiro dari surga
Mulai saat ini aku akan terus hidup
Data (4) menunjukan sikap yang Mika ambil setelah kematian Hiro. Mika sangat sedih dan terpukul karena telah kehilangan orang yang paling ia sayangi. Mika pada awalnya tidak menerima kematian hiro, ia juga mencoba lompat dari jembatan untuk menyusul Hiro dan anaknya yang telah tiada. Meskipun sempat terpuruk, Mika bangkit dan menjalani kehidupannya dengan dorongan teman-teman dan keluargnya. Sikap Mika dalam menyikapi mono no aware karena kematian Hiro ditunjukan melalui ungkapan watashi ha hitorijanai (aku tidak sendirian) menunjukan Mika percaya setelah kepergian Hiro ia tidak sendirian, Mika percaya orang disekelilingnya selalu mendukung Mika. Kore kara mo ikite yuku (mulai sekarang aku akan terus hidup)
menunjukan sikap Mika untuk tetap bangkit dan melanjutkan hidupnya demi Hiro dan orang-orang disekitar Mika. Mika akhirnya menyadari bahwa ia tidak sendiri, orangorang disekitarnya mendukung Mika dan Mika percaya bahwa Hiro juga selalu ada untuknya meskipun Hiro telah tiada.
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa mono no aware yang tercermin dalam manga Koizora adalah kesedihan, penyesalan, terharu. Sikap tokoh yang mengalami mono no aware dalam menyikapi mono no aware adalah menerima dengan lapang dada, menjalani takdir yang diberikan, tidak tenggelam dalam kesedihan. Sedangkan sikap tokoh lain dalam menyikapi mono no aware ialah timbulnya rasa empati, sikap mendukung dan menyemangati, peduli terhadap tokoh yang mengalami mono no aware, sikap marah, dan sikap tenang.
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Jepang-Indonesia. Kyoto Sangyo University Press.
McCloud, Scout. 1993. Understanding Comic. United States : Harper Collins Publishers.
Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sangidu. 2005. Penelitian Sastra.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sawako, Noma. 1996. Eigo De Hanasu “Nihon No Kokoro” : Keys to the Japanese Heart and Soul. Tokyo : Kodansha.
Shirane, Haruo. 2002. Early Modern Japanese Literature: An Anthology 1600-1900. New York: Columbia University Press.
Varley, Paul. 2000. Japanese Culture. America: The Maple-Vail Book Manufacturing Group.
13
Discussion and feedback