ISSN: 2302-920X

Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud

Vol 16.2 Agustus 2016: 53-59

TEKS KRÉMATORIUM, ANGGOTA DEWAN, SUNDEL TANAH, NYINGNYING, DAN LULUS DALAM PUPULAN SATUA BALI MODERN SUNDEL TANAH ANALISIS AMANAT

I Komang Widi Adnyana1*, Ni Made Suryati2, Tjok Istri Agung Mulyawati3 (123)Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1[Komangwidi818@yahoo.co.id] 2[Suryati.jirnaya@yahoo.com] 3[tiamulya59@gmail.com]

*

Corresponding Author

Abstract

This research entitled “Teks Krematorium, Anggota Dewan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus Analisis Amanat”. It used structural theory based on the structure and instruction. This research has function to describe the structure that set up Teks Krematorium, Anggota Dewan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus, and to analyze the instruction appeared on the Satua Bali Modern Krematorium, Anggota Dewan, Sundel Tanah, Nyingnying dan Lulus.

The method used in the process of providing data was gathering method by using record-keeping and translating techniques. On the process of analyzing data, this research used qualitative method. It was supported by analytical-descriptive technique. On the process of analyzing data, the writer used informal method with deductive-inductive techniques.

The result shows that: (1) there are six components of structural analysis that set up Teks Krematorium, Anggota Dewan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus, such as incident, plot, characters, characterization, setting, theme, and the instruction was analyzed on the different sub-chapter. The plot of Teks Krematorium, Anggota Dewan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus are return-back and progressive plot. Besides, the characters and characterization can be seen through the existence of prominent figure from the physiological, sociological, psychological sides with the socio-critical theme on the setting of place, time and situation. (2) The instruction appeared Satua Bali Modern Krematorium, Anggota Dewan, Sundel Tanah, Nyingnying dan Lulus are on: the instruction of solution, introspection, karmaphala and good leadership.

Keywords: short story, structure, instruction.

  • 1)    Latar Belakang

Kesusastraan Bali secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Kesusastraan Bali Purwa (tradisional) dan Kesusastraan Bali Anyar (modern). (Bagus dan Ginarsa, 1978: 3). Kesusastraan Bali Purwa (tradisional) adalah warisan sastra Bali yang mengandung nilai-nilai tradisional masyarakat pendukungnya. Sastra Bali

Anyar adalah sastra Bali yang mengandung unsur-unsur masukan yang baru dari suatu kebudayaan (sastra) modern dewasa ini. Masing-masing nantinya dapat dibagi lagi sesuai dengan bentuknya, yaitu berbentuk prosa dan puisi.Kesusastraan Bali Purwa/klasik dibagi menjadi dua bagian, yaitu kesustraan Gantian (satua, foklor atau cerita rakyat) dan kesusastraan Sesuratan/tulis. Kesusastraan Bali klasik dapat berupa geguritan, kidung, kakawin, gancaran, dan lain-lain. Karya sastra Bali yang lahir pada zaman modern atau setelah masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam karya sastra Bali yang lahir pada zaman modern atau setelah masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam karya sastra Bali disebut dengan kesustraan Bali Anyar (modern) misalnya novel, cerpen, drama, dan puisi (Bagus dan Ginarsa, 1978: 4).Kesusastraan Satua Bali modern salah satunya dapat berupa cerpen. Cerita pendek adalah salah satu genre prosa yang digemari oleh masyarakat, terutamanya karena jalan ceritanya jauh lebih pendek dari pada genre-genre lainnya seperti roman atau novel. Nugroho Notosusanto (Via Hutagalung, 1967:76) mengistilahkan kepepelan (kepadatan isi) cerita pendek itu sebagai" terpusat lengkap pada dirinya sendiri". Kepepalan (kepadatan isi) cerita pendek itu mengakibatkan penyajian pendek sehingga tidak menuntut waktu lama untuk membacanya. Menurut (Rosidi, 1959: ix) semua bagian dari sebuah cerpen mesti terikat pada kesatuan jiwa, yaitu pendek, padat, dan lengkap. Tak ada bagian-bagian yang boleh dikatakan "lebih" dan bisa dibuang.

  • 2)    Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun masalah yang dirumuskan ke dalam sebuah pertanyaan (1) Bagaimanakah struktur naratif yang membangun TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus? ,(2)Bagaimanakah amanat yang terkandung dalam Teks Satua Bali Modern Krématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus?

  • 3)    Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan maksud atau sesuatu yang hendak dicapai dan perlu diperjelas agar arah penulisan dapat mencapai sasaran yang diharapkan.Adapun tujuan

penelitian dibagi menjadi dua yaitu Secara umum penelitianSecara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu sastra di samping juga untuk menambah khasanah hasil-hasil penelitian di bidang sastra khususnya Sastra Bali Modern, serta meningkatkan karya-karya sastra Bali Modern yang nantinya dapat memberikan sumbangan bermanfaat bagi kehidupan manusia.Tujuan khusus berkaitan erat dengan masalah dan isi pembahasan dalam penelitian.Secara khusus tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) mendeskripsikan struktur naratif yang terdapat dalamTeks Satua Bali ModernKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus.(2) mendeskripsikan amanat yang terkandung dalam Teks Satua Bali ModernKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus.

  • 4)    Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data.Pada tahap penyediaan data dipergunakan metode simak.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) teknik pencatatan, dan (2) teknik terjemahan. Pada tahap pengolahan data, metode yang digunakan, yaitu metode kualitatif dan ditunjang dengan deskriptif analitik. Pada tahap penyajian hasil analisis data digunakan metode informal, yang dibantu dengan teknik deduktif dan induktif

  • 5)    Hasil dan Pembahasan

  • a. Struktur Naratif Teks Satua Bali Modern Krématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus.

Analisis struktur merupakan satu tahapan dalam penelitian yang sangat penting dan sulit dihindari.Hal ini disebabkan karena teori struktural bertujuan untukmembongkar dan memaparkan secara cermat, teliti, semendetail, semendalam mungkin yang berkaitan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan karya yang menyeluruh.Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus.

  • (1)    Insiden

Insiden merupakan kejadian - kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita tidak tergantung dari panjang atau pendek, yang secara menyeluruh membangun kerangka struktur cerita secara menyeluruh (Sukada, 1982:22).Terdapat masing-masing insiden di dalam TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying,dan Lulus. Dalam TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus terdapat beberapa insiden di dalamnya.

  • (2)    Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjalin secara berkesinambungan yang membangun sebuah cerita.Dalam TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusalur yang digunakan adalah alur lurus peristiwa disusun dari awal, tengah dan akhir. Tahapan plot ini dibagi menjadi lima tahapan yaitu (1) tahap Situation, (2) tahap Generating Circumstances, (3) tahap Rising Action, (4) tahap Climax, dan (5) tahap Denouement (Tasrif dalam Nurgiyantoro, 1995: 149).

(3)Tokoh dan penokohan

Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Penokohan telah dilukiskan pengarang melalui tokoh-tokoh teks Krematorium, Anggota Dewan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulus, terutama tokoh utama dan tokoh sekunder dari aspek psikologis, fisikologis, dan sosiologis. Dari ketiga aspek tersebut, aspek psikologis dan sosiologis tokoh lebih banyak dilukiskan daripada aspek fisik. Untuk melukiskan ketiga aspek tersebut pengarang Tokoh-tokoh yang dihadirkan pengarang, terutama tokoh utama dan tokoh sekunder, merupakan individu-individu yang lepas dari masyarakat. Mereka adalah tokoh-tokoh yang berasal dari masyarakat yang sudah mengerti dengan berbagai norma, adat-istiadat, serta etika yang berlaku secara tradisional.

  • (4)    Latar

Tarigan (1984: 157) mengemukakan bahwa latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kejadian berlangsung. Terdapat tiga latar dalam TeksKrématorium, Anggota

Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusdiantaranya, latar waktu, latar waktu, dan latar suasana.

  • (5)    Tema

Tema adalah ide pokok yang dimiliki oleh setiap pengarang yang mendasari hasil karya sastranya.Setiap karya sastra tentu mempunyai pokok pembicaraan yang merupakan ide dasar cerita. Dalam TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusyang menjadi tema adalah Kritik sosial dan fenonedma sosial yang terjadi di masyarakat Bali.

(6 )Amanat

Amanat adalah keseluruhan makna/isi suatu wacana, konsep dan perasaan yang hendak disampaikan pembicara untuk dimengerti dan diterima pendengar.(Harimurti Kridalaksana 1982: 10).Pesan yang terkandung dalam Analisis Amanat yang terdapat dalam Teks SatuaBali Modern Krématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, nyingnying, dan Lulus meliputi: 1) amanat tentang kesadaran diri, yaitu kesadaran kita sebagai manusia agar bisa membedakan baik buruk perbuatan yang harus dilakukan dan kepercayaan yang harus dijalani. Amanat tentang solusi atau jalan keluar, Amanat tentang kepemimpinan yang baik, amanat tentang intropeksi diri, dan yang terakhir amanat tentang karmaphala.

  • (6)    Simpulan

Teks SatuaBali Modern Krématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, nyingnying, dan Lulusdi kaji menggunakan metode naratif, dalam hal ini dikaji melalui unsur intrinsik dalam karya sastra.Unsur-unsur intrinsik karya sastra terdiri dari insiden yang terdapat dalam TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusterdapat insiden yang berbeda-berbeda di dalam cerita, alur yang terdapat dalam Teks Krématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusyaitu alur maju.terdiri dari tahap situasion, pemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, dan tahap penyelesaian. Penokohan dalam Teks Krématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusterdiri dari tigaaspek

psikologis, fisikologis, dan sosiologis. Sedangkan latar waktu dalamTeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusadalah sore hari, siang hari dan beberapa jam, dan latar suasana dalamTeksKrématorium berupa suasana sedih, suasana senang, suasana marah dan suasana kagum.Tema dari TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusadalah Keritik sosial dan fenonema sosial yang terjadi di maxyarakat Bali. Kemudian amanat dalam TeksKrématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, Nyingnying, dan Lulusyaitu apapun yang telah kita tanam dalam kehidupan ini begitu pula hasilnya tergantung dari prilaku kita.Kita harus selalu berprilaku baik dan menepati setiap apa yang kita ucapkan agar dapat terhindar dari prilaku buruk yang dapat merugikan diri kita. Pesan yang terkandung dalam Analisis Amanat yang terdapat dalam Teks SatuaBali Modern Krématorium, Anggota Déwan, Sundel Tanah, nyingnying, dan Lulus meliputi: 1) amanat tentang kesadaran diri, yaitu kesadaran kita sebagai manusia agar bisa membedakan baik buruk perbuatan yang harus dilakukan dan kepercayaan yang harus dijalani. Amanat tentang solusi atau jalan keluar, Amanat tentang kepemimpinan yang baik, amanat tentang intropeksi diri, dan yang terakhir amanat tentang karmaphala.

Daftar Pustaka

Bagus, I Gusti Ngurah Ginarsa, Kembang Rampe Kasustraan Bali Purwa. Buku I, Singaraja: Balai Peneliti Bahasa (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan).

Hutagulung, MS. 1967a. Penelitian Puisi". Lukman Ali (ed). Bahasa dan Kesustraan Indonesia Sebagai Cermin Manusia Indonesia Baru. Jakarta: Pt Gunung Agung.

Kridalaksana,Harimurti.1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah mada University Press.

Sukada, I Made. 1982. Masalah Sistematisasi Cipta Sastra. Lembaga Penelitian Dokumentasi dan Publikasi Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Teeuw, A. 1984.Sastra dan Ilmu Sastra (Pengantar Teori Sastra).Jakarta: Pustaka Jaya.

59