Makna Syair Lagu Sakura Dalam Dua Lagu J-Pop Berjudul Sakura Karya Naotaro Moriyama dan Kentaro Kobuchi
on
ISSN: 2302-920X
Jurnal Humanis, Fakultas Ilmu Budaya Unud
Vol 16.1 Juli 2016: 33-41
Makna Syair Lagu Sakura Dalam Dua Lagu J-Pop Berjudul Sakura Karya Naotaro Moriyama dan Kentaro Kobuchi
Clarissa Aulia Praharsacitta1, Silvia Damayanti2, I Made Budiana3 123Program studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana [E-mail : clarissaowl@yahoo.com]1 [E-mail: silvia@fs.unud.ac.id]2 [E-mail : budi@fs.unud.ac.id]3
Abstract :
Sakura is a flower that truly loved by the Japanese. The Sakura flower is beloved by Japanese as the pride symbol. This research is about the meaning of the Sakura song lyrics in two songs titled Sakura by Naotaro Moriyama and Kentaro Kobuchi. The method used in this research is descriptive analysis method and informal method. The theory used in this research is semiotics Riffatere by Riffatere. Based on the analysis, the meanings of the Sakura song lyrics by Naotaro Moriyama are friendship and parting with a friend. The Meaning of the Sakura song lyrics by Kentaro Kobuchi are love, farewell and sadness because can not be with the loved ones.
Key words : Sakura, semiotika Riffatere, farewell
Asal mula kelahiran kesusastraan Jepang tidak terlepas dari pengaruh sifat dan bentuk kebudayaan yang sangat memelihara dan mengikuti perubahan musim (Mandah, dkk, 1992:4). Keindahan bunga Sakura juga diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk kimono, alat-alat tulis, peralatan dapur dan lukisan-lukisan, oleh karena itu empat musim yang ada di Jepang juga berpengaruh dalam kesusastraan Jepang. Salah satu tema alam yang banyak terdapat dalam karya sastra Jepang adalah bunga sakura.
Sakura merupakan judul dari syair lagu yang akan dianalisis dalam penelitian ini.
Syair lagu Sakura yang akan diteliti adalah syair lagu Sakura karya Notaro Moriyama yang dirilis pada tahun 2003 dan syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi yang dirilis pada tahun 2006. Sakura merupakan bunga yang sangat dicintai oleh masyarakat Jepang dan menjadi simbol kebanggaan bangsa Jepang. Masyarakat Jepang menjadikan bunga sakura sebagai simbol yang memiliki banyak arti dan makna (Leny, 2010). Hal inilah yang menjadikan penelitian ini menarik untuk dilakukan.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan, maka didapatkan pokok permasalahan sebagai berikut :
-
1. Bagaimana makna syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama ?
-
2. Bagaimana makna syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi ?
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu sebagai berikut :
-
1. Makna syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama.
-
2. Makna syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Metode studi pustaka dilakukan dengan cara membaca data-data yang berkaitan dengan objek penelitian, yaitu syair lagu Sakura kemudian mencatat hal-hal yang berhubungan dengan analisis makna syair lagu sakura dalam dua syair lagu tersebut. Data-data yang sejenis akan diberikan kode yang sama dan diklarifikasikan atau dikelompokkan berdasarkan jenisnya masing-masing.
Syair lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama merupakan lagu yang menggambarkan tentang perasaan pengarang ketika sang sahabat meninggalkan dirinya untuk meraih masa depan yang diimpikannya. Sementara syair lagu Sakura Karya Kentaro Kobuchi merupakan lagu yang menggambarkan tentang kesedihan karena sakit hati melihat seseorang yang sedari dulu dicintai terlihat bahagia bersama orang lain, rasa sedih itu terus menerus dirasakan walaupun waktu sudah berjalan begitu lama, karena di hati setiap manusia pasti ada cinta yang tidak ingin dilepaskan. Adapun syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama
dan Kentaro Kobuchi adalah sebagai berikut :
SAKURA Karya : Naotaro Moriyama Bokura kitto matteru kimi to mata aeru hibi wo Sakura namiki no michi no ue de te wo furi sakebu yo Donna ni kurushii toki mo kimi wa waratte iru kara Kujikesou ni narikakete mo ganbare ki ga shita yo Kasumi yuku keshiki no naka ni ano hi no uta ga kikoeru akura sakura ima sakihokoru Setsuna ni chiriyuku unmei toshite Saraba tomo yo tabidachi no kokukawaranai sono omoi wo ima Imanara ieru darou ka itsuwari no kotoba Kagayakeru kimi no mirai wo negau hontou no kotoba Utsuriyuku machi wa marude bokura o sekasu you ni Sakura sakura tada maichiru Itsuka umare kawaru toki o shinji Nakuna tomo yo ima sekibetsu no toki kazaranai ano egao de saa Sakura sakura iza mai agare Towa ni sanzameku hikari wo abite Saraba tomo yo mata kono no bashou de aou Sakura maichiru michi no ue de |
SAKURA Karya : Kentaro Kobuchi Namonai hana ni ha namae wo tsukema shou Kono yo ni hitotsu shikanai Fuyu no samusa ni youni uchihishigare nai Dareka no koe de mata youni okiagarer u Uchi no naka de nemuru inochi no kata ma Asufaruto oshinokete Au tabi ni tsuite mo aenai toki no sabis hisa Wake au futari no youde taiyou to tsuki Jitsu no naranai hana mo tsubomi no m ama chiru hana mo Anata to dareka no korekara wo haru n o kaze wo abite miteru Sakura no hanabira chiru tabi ni todok anu omoi ga mata hitotsu Namida to egaoi ni kesareteku Soshite mata otona ni natta Oi kakeru dake no kanashimi ha Tsuyoku kiyorakana kanashimi ha Itsumademo kawaru koto no nai nakusa nai de kimi no na kimi saku Love... machi no naka mikaketa kimi wa samis hige ni hitogomi ni magireteta Ano koro no sunda hitomi no oku no ka gayaki Toki no hayasa ni yogosarete shimawan u you ni Hito ha mina kokoro no kishibe ni teba nashitakunai hana ga aru Sore ha takumashii hanajanakute haka naku yureru ichirin hana Hanabira no kazu to onajidake Ikiteiku tsuyosa wo kanjiru Arashi fuku kaze ni utaretemo Yamanai ame ha nai hazuto |
Penelitian lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama dan Kentaro Kobuchi dilakukan dengan menggunakan teori semiotika yang dikemukaan oleh Riffatere.
Ketidaklangsungan ekspresi dalam sebuah syair disebabkan oleh tiga hal, yaitu (1) Penggantian arti (displacing of meaning), (2) penyimpangan arti (distorting of meaning) dan (3) penciptaan arti (creating of meaning) (Riffatere, 1978:2).
-
5.1.1.1 Penggantian arti
Penggantian arti terjadi ketika perubahan makna dari satu tanda ke tanda yang lain, ketika adanya perbandingan satu kata menggantikan kata yang lain, hal ini terjadi pada metafora dan metonimi (Riffatere, 1978:2). Metafora dan metonimi termasuk dalam bahasa kiasan (Keraf, 2005:136). Bahasa kiasan yang terdapat dalam lirik lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama dan Kentaro Kobuchi adalah majas simile, personifikasi dan hiperbola. Majas-majas tersebut adalah sebagai berikut :
-
a. Simile (chokuyu)
Dalam bahasa Jepang simile disebut juga chokuyu yaitu bahasa kiasan yang hampir sama dengan metafora, namun ciri-ciri dari simile adalah adanya penggunaan kata keterangan -no you (seperti, laksana, bagaikan). Hanya terdapat satu majas simile pada syair Lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama dan Kentaro Kobuchi.
Majas simile pada syair Lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama adalah //Utsuriyuku machi wa marude bokura o sekasu you ni// (Kota yang berubah seperti memburu kita) penyair menggunakan majas simile. Gambaran kota pada penggalan syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama adalah kota sebagai pusat kehidupan modern yang padat dengan pertokoan dan perkantoran banyak terjadi persaingan di dalamnya. Dalam cepatnya laju perubahan tersebut menuntut semua orang untuk bekerja keras demi kehidupan masa depan yang lebih baik. Majas simile ini menegaskan bahwa perpisahan yang terjadi adalah untuk mengejar kehidupan di masa depan yang lebih baik.
Majas simile pada syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi terdapat dalam kalimat //Wake au futari taiyou to tsuki no youde// (Berdua berbagi seperti matahari dan bulan). Sepasang manusia yang diibaratkan berbagi seperti matahari dan bulan memiliki
makna bahwa mereka diciptakan tidak akan pernah bersatu. Seperti halnya matahari dan bulan yang dapat bersinar terang ketika berada pada poros yang berbeda. Majas simile pada syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi menegaskan bahwa perpisahan yang terjadi adalah karena takdir mereka adalah utnuk tidak bersama, seperti matahari dan bulan yang terlihat lebih indah ketika berada pada porosnya masing-masing.
-
b. Personifikasi (gijinhou)
Personifikasi (gijinhou) adalah bahasa kiasan yang menggambarkan sesuatu bukan manusia seolah-oleh memiliki sifat manusia (Kenichi, 2003:200). Dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama terdapat dua majas personifikasi. Sementara dalam syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi hanya terdapat satu majas personifikasi.
Salah satu contoh analisis majas personifikasi yang terdapat dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama adalah pada kalimat //Sakura sakura tada maichiru// (Tarian bunga-bunga sakura yang berguguran). Dalam budaya Jepang pohon sakura yang sedang berguguran dianggap sebagai penyalur antara dunia orang yang sudah meninggal dengan yang masih hidup (Ohnuki, 2002: 36). Kematian merupakan hal yang menyedihkan. Oleh karena itu bunga-bunga sakura yang sedang berguguran menjadi simbol sebuah kesedihan, sedangkan tarian identik dengan keindahan. Makna dari majas personifikasi tersebut adalah sebagai seorang manusia harus selalu berusaha untuk tegar dan tersenyum walau sedang menghadapi keadaan yang kurang bahagia. Majas personifikasi ini menegaskan sang penyair merelakan kepergian sang sahabat, karena perpisahan ini hanya sementara untuk menggapai masa depannya dan perpisahan merupakan hal yang tidak perlu untuk ditangisi, karena sebagai seorang manusia harus selalu tegar dan tersenyum dalam menghadapi situasi apapun.
Majas personifikasi dalam syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi terdapat pada kalimat //Oikakeru dake no kanashimi ha// (Kesedihan yang terus menerus mengejar). Penyair ingin menyampaikan bahwa kesedihan yang diakibatkan oleh rasa sakit hati dapat membuat kesedihan yang sangat mendalam dan membekas pada diri seseorang. Tidak mudah untuk melupakan dan menghilangkan rasa sakit hati dan kesedihan yang dirasakan, walaupun sudah terjadi begitu lama. Majas personifikasi pada syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi menegaskan bahwa kesedihan terus
menerus dirasakan hal tersebut adalah akibat dari rasa sakit hati karena tidak dapat bersama dengan seorang yang dicintai.
-
c. Hiperbola (kochouhou)
Hiperbola (kochouhou) adalah gaya bahasa yang berlebihan dibandingkan fakta yang ada (Kenichi, 2003: 201). Ditemukan tiga majas hiperbola pada syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi, sedangkan dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama tidak ditemukan majas hiperbola. Analisis majas hiperbola pada syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi terdapat pada dalam dalam kalimat // Asufaruto oshinokete// (Tumbuhan mendorong aspal hingga tumbuh di atas tanah). Kalimat tersebut menggambarkan pernyataan yang berlebihan, karena seolah-olah tumbuhan dapat mendorong kerasnya aspal sehingga dapat tumbuh di atas tanah. Kalimat tersebut memiliki arti tumbuhan dapat mendorong aspal dan mampu menembus kokohnya aspal dan mampu tumbuh di atas tanah (iwai, 2015). Penyair ingin mengungkapkan kesepian yang ia rasakan diakibatkan oleh kesendiriannya dan menginginkan adanya seseorang yang datang dalam hidupnya untuk membangkitkan kembali semangatnya menjalani kerasnya kehidupan. Majas hiperbola menegaskan ungkapan kesedihan karena melihat orang yang dicintainya bahagia bersama orang lain. Rasa kesepian dan juga harapan kehadiran sesorang dalam hidupnya untuk membangitkan kembali semangat hidupnya juga terlihat dalam majas hiperbola yang terdapat pada syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi.
-
5.1.1.2 Penyimpangan arti
-
a. Ambiguitas
Bahasa dalam syair bersifat banyak tafsir (polyinterpretable) yang disebabkan oleh penggunaan metafora dan ambiguitas. Ambugitas hanya terdapat dalam syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi yang memiliki makna rasa sakit dalam perasaan seseorang yang disebabkan adanya rasa cinta dalam hati seseorang karena melihat seseorang yang dicintai terlihat bahagia bersama orang lain. Hati yang dimaksud dalam penggalan syair lagu adalah perasaan bukan hati yang merupakan organ dalam tubuh manusia. Ambiguitas ini menegaskan perasaan sakit hati karena mencintai seseorang.
-
b. Kontradiksi
Adanya kontradiksi yang menyatakan sesuatu secara berkebalikan adalah untuk membuat para pembaca berfikir. Terdapat dua kontradiksi dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama. Makna pertama adalah meskipun perpisahan adalah suatu hal yang menyedihkan namun perpisahan bukanlah suatu hal untuk ditangisi, karena untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Makna kedua adalah menunjukkan bahwa semangat yang dimiliki begitu besar walaupun dalam kondisi yang sulit. Kontradiksi ini menegaskan bahwa perpisahan yang terjadi adalah untuk menggapai masa depan dan rasa semangat yang besar. Dalam syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi juga terdapat dua kontradiksi. Makna yang pertama adalah terlihat kesepian walau sedang berada dalam tengah-tengah kerumunan orang karena karena merasakan kesedihan dan sakit hati melihat seseorang yang ia cintai bahagia bersama orang lain. Makna yang kedua adalah kesedihan karena perasaan yang tersakiti oleh orang yang dicintai, karena cinta merupakan kekuatan bagi seseorang. Kontradiksi ini mengeaskan bahwa cintakesedihan dan sakit hati yang dirasakan begitu dalam.
-
5.1.1.3 Penciptaan arti
Penciptaan arti terjadi ketika ruang teks menyajikan prinsip pengorganisasian untuk membuat tanda-tanda keluar hal-hal ketatabahasaan yang secara linguistik tidak memiliki arti (Riffaterre, 1978: 2). Penciptaan arti yang ditemukan dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama dan Kentaro Kobuchi adalah sajak (rima) dan tipografi, yaitu sebagai berikut :
Selain adanya rima dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama, ditemukan juga tipografi (tata huruf). Dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama terdapat bait yang hanya terdiri dari satu baris saja, yaitu pada bait kedua dan kelima yang merupakan inti dari syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama. Sajak (rima) pada penggalan syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi juga terdapat perulangan. Perulangan tersebut menunjukkan inti dari syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi, yaitu Kesedihan yang begitu mendalam yang tidak mudah hilang dan dilupakan akibat perasaannya yang tersakiti, karena tidak dapat bersama dengan seseorang yang dicintai.
Pembacaan Heuristik merupakan pembacaan berdasarkan struktur bahasa atau secara sistem semiotik tingkat pertama.(Riffaterre, 1978:5). Pembacaan hermeneutik adalah langkah pembacaan kedua. Pembaca mengingat kembali apa yang sudah dibacanya dan memperbaiki pemahamannya (Riffattere, 1978:5).
-
5.1.2.1 Pembacaan Heuristik
Langkah pertama untuk dapat memahami puisi secara semiotik adalah pembacaan heuristik yaitu dengan menambahkan kata-kata dan tanda baca pada syair lagu agar tercipta kalimat yang lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
-
5.1.2.2 Pembacaan Hermeneutik
Langkah kedua untuk memahami puisi adalah dengan pembacaan hermeneutik. Pada langkah ini peneliti menceritakan kembali keseluruhan isi dari data yang sudah dianalisis dengan kalimat-kalimat yang lebih mudah dimengerti oleh pembaca. Seperti dalam syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi misalnya pada Bait pertama dan kesembilan menggambarkan tentang munculnya perasaan cinta dan tentang kekuatan mencintai. Perasaan cinta yang muncul karena hadirnya seseorang dalam kehidupan dan tentang kekuatan cinta yang tetap ada walaupun banyak rintangan yang datang menghampiri.
Matrix dalam syair lagu Sakura karya Naotaro Moriyama adalah pepisahan dengan seorang sahabat.Matrix ini ditransformasikan menjadi model tomo (sahabat). Model tersebut diaktualisasikan menjadi varian-varian yang berupa uraian dalam bait 1,2,3,4,5,6,7. Matrix dalam syair lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi adalah perpisahan dengan seseorang yang dicintai. Matrix ini ditransformasikan menjadi model kanashii (kesedihan). Model tersebut diaktualisasikan menjadi varian-varian yang berupa uraian dalam bait 1,2,3,4,5,6,7,8,9.
Lagu Sakura karya Naotaro Moriyama merupakan lagu yang memiliki makna perpisahan dengan sahabat terbaiknya. Sahabat yang selalu memberikan semangat kepada sang penyair, yang selalu tegar dan selalu berusaha tersenyum walaupun sedang mengalami permasalahan yang tidak mudah. Melalui lagu ini penyair mengungkapkan
perasaan sedih karena harus berpisah dengan sang sahabat, perpisahan bukanlah satu hal untuk ditangisi, sebagai seorang manusia harus berusaha selalu tegar dan tersenyum walau sedang menghadapi keadaan yang kurang bahagia. Perpisahaan tersebut adalah untuk menggapai masa depan yang lebih baik . Selain itu, penyair juga mengungkapkan harapan untuk dapat bertemu kembali dengan sahabatnya suatu hari nanti, karena setiap perpisahan pasti ada pertemuan kembali.
Lagu Sakura karya Kentaro Kobuchi merupakan lagu yang memiliki makna mengenai perpisahan dan kesedihan yang terus menerus dirasakan hingga dewasa, karena karena tidak dapat bersama dengan seseorang yang dicintai. Kesedihan yang dialaminya maengakibatkan rasa sepi dan kekosongan jiwa dalam dirinya karena melihat seseorang yang ia cintai bahagia bersama orang lain. Penyair juga ingin mengungkapkan bahwa mereka memang diciptakan untuk tidak bersatu, seperti matahari dan bulan yang terlihat lebih indah ketika berada pada porosnya masing-masing. Namun, ia juga memiliki harapan akan ada seseorang yang datang padanya untuk mengusir rasa kesepian dan kesedihan yang dialami.
Kenichi, Sato. 2003. Nihongo no Retorikku. Tokyo: Iwanami Shoten
Keraf. Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustkata Utama
Mandah, Darsimah,dkk. 1992. Pengantar Kesusatraan Jepang. Jakarta: Grasindo
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotic of Poetry: Bloomington & London: Indiana
University Press
Leny. 2010. Artikel Sakura Keindahan dari Jepang, Resource:
www.lenyluphly. wordpress.com
41
Discussion and feedback