DANSON JOHI PADA LINGKUNGAN KERJA YANG TERGAMBAR DALAM MANGA MINNA NO DOUBUTSUEN KARYA AKIYO KUROSAWA
on
ISSN: 2302-920X
E-Jurnal Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya Unud
Vol 14.1 Januari 2016: 1-8
DANSON JOHI PADA LINGKUNGAN KERJA YANG TERGAMBAR DALAM MANGA MINNA NO DOUBUTSUEN KARYA AKIYO KUROSAWA
Anak Agung Bagus Darmayuda
Email: [email protected]
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana
Abstract
The title of this thesis is “Danson Johi in Working Environment which described in Minna no Doubutsuen Manga written by Akiyo Kurosawa”. This research’s purpose is to find danson johi in working environment and its impact to the main character in Minna no Doubutsuen manga.
The theory applied are socialist feminism literary theory proposed by Djajanegara (2003) and semiotic theory proposed by Danesi (2010). The method used to analyze the data in this study is the dialectical method. The results of this study show that danson johi experienced by Izumi in the work environment includes (1) stereotypes, (2) subordination, and (3) violence. Danson johi impact on Izumi character: (1) Izumi becomes emotional and (2) Izumi becomes uncomfortable on working.
Keywords: danson johi, feminism, working environment
Di Jepang terdapat konsep yang disebut dengan danson johi. Danson johi secara harfiah berarti laki-laki mendominasi di atas wanita, yaitu status inferior perempuan dan status superior laki-laki begitu dalam tertanam di dalam budaya masyarakat Jepang. Hal ini tumbuh dari penerapan ajaran konfusianisme yang dianut oleh masyarakat Jepang semenjak dulu. Danson johi mulai berkembang dari kedudukan kaum wanita yang pada mulanya digunakan sebagai alat untuk mencapai keuntungan ekonomi dan politik oleh laki-laki sehingga kaum wanita pada akhirnya diperlakukan secara tidak adil. Hingga saat ini status inferior perempuan dan status superior laki-laki itu begitu dalam tertanam di dalam budaya masyarakat Jepang (De Mente, 2004: 55-56).
Masalah mengenai gender banyak memberikan inspirasi terhadap para penulis untuk menuangkannya ke dalam sebuah karya sastra, seperti yang dikisahkan dalam sebuah manga berjudul Minna no Doubutsuen. Manga ini mengisahkan tentang kehidupan seorang
wanita Jepang bernama Izumi Madono yang bekerja sebagai petugas kebun binatang Midori. Izumi Madono mengalami perlakuan kurang menyenangkan di tempat kerjanya. Manga Minna no Doubutsuen ini pertama kali terbit di Jepang pada tahun 2005 dan ditulis oleh Akiyo Kurosawa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah, bagaimana danson johi pada lingkungan kerja yang tergambar dalam manga dan dampak danson johi terhadap tokoh utama.
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca terhadap karya sastra dan memberikan informasi kepada pembaca mengenai danson johi. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui danson johi pada lingkungan kerja yang tergambar dalam manga dan dampak danson johi terhadap tokoh utama
Metode dan teknik dibagi menjadi tiga yaitu, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta teknik penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan dengan teknik lanjutan yaitu teknik catat. Dalam menganalisis data digunakan metode dialektik yaitu hubungan timbal-balik antara karya sastra dengan realitas sosial. Teknik yang digunakan untuk menjalankan metode dialektik adalah menghubungkan faktor-faktor sosial yang terkandung dalam karya sastra dengan faktor-faktor sosial yang ada pada karya sastra (Sangidu, 2005:28-29). Hasil analisis disajikan dengan mengunakan metode informal, yaitu metode yang menyajikan hasil analisis data melalui kata-kata, bukan dalam bentuk angka bagan, dan statistic (Ratna, 2006:50).
-
5. Hasil dan Pembahasan
Dalam menganalisis danson johi pada lingkungan kerja yang tergambar dalam manga Minna no Doubutsuen karya Akiyo Kurosawa didapatkan hasil bahwa danson johi yang terjadi dalam lingkungan kerja yang dialami oleh tokoh utama yang bernama Izumi adalah tokoh Izumi mengalami stereotipe. Adapun stereotipe yang dialami oleh tokoh Izumi yaitu, Izumi dianggap tidak memiliki kecakapan kerja dan dianggap lemah oleh rekan kerjanya, berikut adalah data yang menunjukkan bahwa tokoh Izumi dianggap tidak memiliki kecakapan kerja.
-
(1) 乃木与四郎 : ところでお前。。。とろいしほんと使えねだな。
(黒沢, 2005: 10)
Nogi Yoshiro : Tokorode omae… Toroishi honto tsukaenedana.
(Kurosawa, 2005: 10)
Nogi Yoshiro : Ngomong-ngomong.. Kamu benar-benar tidak bisa diandalkan.
Berdasarkan data (1) tokoh Yoshiro yang merupakan kepala tim pengasuh binatang di kebun binatang Midori menganggap Izumi sebagai orang yang tidak bisa diandalkan dan tidak memiliki kecakapan kerja. Hal ini karena tokoh Izumi dianggap lamban ketika membantu Yoshiro menangani binatang yang sedang terluka. Padahal saat itu adalah hari pertama Izumi bekerja di kebun binatang Midori dan Izumi sama sekali belum mengetahui tempat dirinya ditugaskan. Hanya karena hal itu Yoshiro langsung menyebut Izumi orang yang tidak memiliki kecakapan kerja dan tidak bisa diandalkan. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa perempuan tidak mampu bersaing dan berada di bawah kaum laki-laki (Okamura, 1983: 4). Selanjutnya, tokoh Izumi mengalami subordinasi yaitu anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah posisinya daripada jenis kelamin yang lain. Subordinasi yang dialami oleh tokoh Izumi berupa perlakuan kasar dari rekan kerjanya. Berikut adalah data yang menunjukkan bahwa tokoh Izumi mengalami perlakuan kasar.
-
(2) 吉田一平 :素人のくせにいちいちうるさいんだよ。与四郎さん
こいつのへらす口なんとかしてくださいよ! (黒沢, 2005: 136 ) Yoshida Ippei : Shirouto no kuse ni ichi ichi urusain dayo. Yoshiro san koitsu no herasu kuci nanto kashite kudasaiyo!
(Kurosawa, 2005: 136)
Yoshida Ippei : Memang kalau orang awam itu sedikit-sedikit ribut.
Yoshiro lakukan sesuatu untuk menutup mulut lancang orang ini!
Data (2) menunjukkan bahwa Yoshida tidak memberikan kesempatan kepada Izumi untuk mengajukan pendapatnya. Izumi mengingatkan Yoshida untuk membuat bahan-bahan mengajar bagi siswa SD yang akan berdarmawisata ke kebun binatang tetapi Yoshida bukannya berterima kasih karena sudah diingatkan justru Yoshida menyebut Izumi orang awam yang bisanya hanya ribut saja. Selain itu Yoshida mengatakan kepada Yoshiro untuk melakukan sesuatu agar Izumi tidak berbicara lancang lagi kepada Yoshida. Dalam data terlihat bahwa Yoshida bertindak semena-mena terhadap Izumi hanya karena Yoshida seorang senior laki-laki di kebun binatang itu. Di Jepang, ketika perempuan mendapat perlakuan yang tidak adil di tempat kerjanya mereka akan menerima perlakuan tersebut dan tidak mungkin bagi mereka untuk memberontak karena mereka tidak ingin untuk mengacaukan suasana tempat mereka bekerja. Motivasi yang besar untuk bekerja dapat kita temukan di antara perempuan berusia dua puluhan dan tidak mungkin untuk mereka berkontribusi dalam memperjuangkan dikriminasi gender di tempat mereka bekerja. Jika diskriminasi gender yang mereka dapatkan sudah tidak tertahankan, mereka akan meninggalkan pekerjaannya dan menemukan pekerjaan lain. Perempuan Jepang jarang menilai tempat kerja mereka dengan satu patokan ukuran, seperti perlakuan yang kurang menyenangkan dari rekan kerja laki-laki (Iwao, 1993: 166-167). Seperti halnya tokoh Izumi yang memilih untuk tetap bertahan di kebun binatang Midori meskipun ia banyak mengalami perlakuan yang tidak adil dari rekan kerja laki-lakinya. Hasil yang terakhir adalah, tokoh Izumi mengalami kekerasan (violence). Kekerasan yang dialami Izumi seperti kekerasan fisik dan pelecehan seksual. Berikut adalah data yang menunjukkan bahwa tokoh Izumi mengalami pelecehan seksual.
-
(3) 竹さんの父 : それにあんたいいケツしてたしのう。
(黒沢2, 2006: 12)
Takeda san no chichi : Sore ni anta ii ketsu shite tashinou.
(Kurosawa 2, 2006: 12)
Ayah pak Takeda : Lagi pula kamu punya bokong yang bagus.
Dalam data (3) ayah dari pak Take seorang kakek tua yang sudah lama bekerja di kebun binatang Midori mengucapkan kata-kata yang tidak pantas untuk ditujukan kepada seorang perempuan yang bukan merupakan istrinya. Ayah dari pak Take ini mengatakan bahwa bokong dari Izumi bagus. Hal ini sangat menyinggung perasaan perempuan. Perkataan dari ayah pak Take ini secara tidak langsung merupakan pelecehan seksual berupa kata-kata yang dapat membuat seorang perempuan merasa malu dan risih karena bagian tubuhnya dijadikan objek hiburan oleh kaum laki-laki. Banyak orang mengatakan bahwa pelecehan seksual itu merupakan usaha untuk bersahabat. Sesungguhnya pelecehan seksual bukanlah usaha untuk bersahabat karena tindakan tersebut merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi perempuan (Fakih, 2008: 23-24)
Danson johi yang terjadi dalam lingkungan kerja yang tergambar dalam manga Minna no Doubutsuen memiliki dampak yang mempengaruhi kehidupan tokoh utama. Adapun dampak danson johi terhadap tokoh Izumi yaitu, tokoh Izumi menjadi emosional karena ia sering dipandang tidak memiliki kemampuan dalam bekerja. Tokoh Izumi juga menjadi tidak betah dan meragukan dirinya untuk bisa bertahan bekerja di kebun binatang Midori. Berikut adalah data yang menunjukkan dampak danson johi terhadap tokoh Izumi yang menjadikan ia tidak betah bekerja.
-
(4) 馬殿いづみ : あたしもミキみたいに動物病院にすればよかった。
(黒沢, 2005: 21)
Madono Izumi : Atashimo Miki mitai ni doubutsu byouin ni sureba yokatta.
(Kurosawa, 2005: 21)
Madono Izumi : Coba kalau aku mau di rumah sakit hewan seperti Miki pasti menyenangkan.
Data (4) menunjukkan bahwa Izumi menyesal karena pernah menolak bekerja di rumah sakit hewan bersama temannya yang bernama Miki. Izumi mengatakan seandainya ia mau bekerja di rumah sakit hewan bersama dengan Miki pasti menyenangkan. Izumi berkata seperti itu dikarenakan baru pertama kali bekerja ia sudah diberikan sambutan yang tidak menyenangkan dari rekan kerja laki-lakinya. Hal tersebut menyebabkan Izumi merasa tidak nyaman dan tidak betah untuk bekerja di kebun binatang Midori. Pada gambar (15) terlihat ekspresi Izumi yang terlihat menyesal dan mengeluh ketika mengobrol dengan temannya yang bernama Miki. Izumi mengeluhkan perlakuan dari rekan kerja laki-lakinya yang selalu merendahkannya dan mengganggap ia tidak pantas bekerja di kebun binatang tersebut padahal saat itu adalah hari pertama Izumi bekerja di sana.
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa danson johi yang terjadi dalam lingkungan kerja yang dialami oleh tokoh utama yang bernama Izumi adalah 1) tokoh Izumi mengalami stereotipe yaitu, Izumi dianggap tidak memiliki kecakapan kerja dan Izumi dianggap lemah oleh rekan kerjanya, 2) tokoh Izumi mengalami subordinasi. Subordinasi yang dialami oleh tokoh Izumi yaitu perlakuan kasar dari rekan kerjanya, 3) tokoh Izumi mengalami kekerasan fisik dan pelecehan seksual. Danson johi yang terjadi dalam lingkungan kerja yang tergambar dalam manga Minna no Doubutsuen memiliki dampak yang mempengaruhi kehidupan tokoh utama. Adapun dampak danson johi terhadap tokoh Izumi yaitu, tokoh Izumi menjadi emosional dan tokoh Izumi menjadi tidak betah bekerja di kebun binatang Midori.
Daftar Pustaka
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Jakarta : Jala Sutra.
De Mente, Boye Lafayette. 2004. Japanese Cultural Code word. Japan: Tuttle Publising.
Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fakih, Mansour. 2008. Analisis Gender dan Tranformasi Sosial. Jogjakarta: Insist Press.
Iwao, Sumiko. 1993. Japanese Women. New York: A Division of Macmillan, inc.
Kurosawa. Akiyo. 2005. Minna no Doubutsuen. Japan: Akita Publishing Co.,Ltd.
Okamura, Masu. 1983. Peranan Wanita Jepang yang Diterjemahkan Dari Judul Asli
Women’s Status oleh Emikuntjoro. Jogjakarta: Gajah Mada University Press
Ratna, Nyoman Kuta. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sangidu. 2005. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Teknik dan Kiat. Yogyakarta:
Seksi Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah
Mada.
7
Discussion and feedback