KONFLIK PSIKOLOGI TOKOH UTAMA SUBARU MIYAMOTO DALAM MANGA SUBARU KARYA SODA MASAHITO
on
1
KONFLIK PSIKOLOGI TOKOH UTAMA
SUBARU MIYAMOTO DALAM MANGA SUBARU
KARYA SODA MASAHITO
Ni Luh Nonik Wiratih
Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana
Abstract
Psychological conflict is psychological situation when someone experienced two or more motives that contradicted one with another. Psychological conflict can be found in situation where need, hope, wish, and aim are different and contradicted each other at the same time and caused unpleasant feeling. Psychological conflict can also be found in manga, one of them is in Subaru. The psychological conflict in this manga were analyzed based on theory of psychoanalytic and supported with theory of semiotic and theory of drawing a comic. The result shows that there are five forms of psychological conflicts that Subaru have experience such as feeling guilty over the death of Kazuma, confusion of choosing between ballet or education, Subaru vacillation when perfoming on stage for the first time, feeling guilty over the death of Izusu aunt, and Subaru vacillation between back to Japan or leave Japan. The efforts of Subaru to overcome his psychological conflicts are making Kazuma death as a motivation to continue ballet, decided to live as ballerina, convincing herself to be brave to dance on stage, motivated herself to win Lausanne contest after the Izusu death, and decided to leave Japan.
Keywords: Psychoanalytic, Semiotics, Psychological conflict.
Konflik psikologi adalah pertentangan psikologi yang dialami oleh individu karena mengalami dua atau lebih motif yang saling bertentangan. Konflik psikologi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal adalah faktor yang berasal dari dalam individu sedangkan faktor situasional adalah faktor yang berasal dari luar individu (Walgito, 1997:7). Konflik psikologi juga dapat ditemui dalam karya sastra, seperti konflik psikologi yang dialami tokoh rekaan dalam manga.
Manga Subaru mengisahkan tentang seorang anak yang bernama Subaru
Miyamoto yang sangat menyukai balet dan ingin menjadi seorang penari balet profesional. Subaru Miyamoto banyak mengalami konflik psikologi dalam
mewujudkan mimpinya tersebut. Manga Subaru dipilih sebagai objek penelitian berdasarkan pertimbangan berikut. Pertama, tokoh utama Subaru mengalami banyak permasalahan hidup. Tokoh utama banyak mengalami konflik dalam mengejar impiannya untuk menjadi seorang penari balet. Subaru mengalami banyak kebimbangan dalam menentukan pilihan. Kedua, manga Subaru menceritakan upaya tokoh utama untuk menyelesaikan konflik psikologi yang dialaminya dengan berbagai cara. Konflik psikologi yang dialami tokoh utama dalam manga ini pun sangat rumit yang membuat tokoh utama harus menentukan keputusan-keputusan yang menentukan jalan hidupnya ke depan.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumusakan masalah sebagai berikut :
-
1. Bagaimanakah konflik psikologi yang dialami tokoh utama Subaru Miyamoto dalam manga Subaru karya Soda Masahito?
-
2. Bagaimanakah upaya tokoh utama Subaru Miyamoto mengatasi konflik psikologi yang dialami dalam manga Subaru karya Soda Masahito.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra Jepang agar semakin dikenal masyarakat, khususnya manga. Selain itu, secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik psikologi yang dialami tokoh utama Subaru Miyamoto dalam manga Subaru karya Soda Masahito, dan untuk mengetahui upaya mengatasi konflik psikologi yang dialami tokoh utama Subaru Miyamoto dalam manga Subaru karya Soda Masahito.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah manga Subaru karya Soda Masahito jilid 1 sampai dengan 11 yang diterbitkan pada tahun 2000 sampai 2003 oleh Shogakukan di Tokyo, Jepang.
Pendekatan tekstual digunakan dalam menganalisa data pada penelitian ini. Pendekatan tekstual yaitu pendekatan yang mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra (Aminudin , 2004:89). Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode metode kepustakaan dengan teknik catat (Ratna, 2006:39). Metode dan teknik analisis data, yaitu dengan metode deskriptif analisis (Ratna, 2006:53) serta teknik intertekstual dari Culler (dalam Sangidu, 2005:2324). Metode dan teknik penyajian hasil analisis data, yaitu dengan metode informal (Ratna, 2006:50).
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori psikologi sastra (Aminudin, 2004:89). Teori psikologi sastra tersebut didukung oleh teori psikoanalisis dari Sigmund Freud (dalam Feist, 2012:32-35) dan teori semiotika dari Marcel Danesi (2012:180-184). Teori psikoanalis dari Freud digunakan untuk menganalisa konflik psikologi yang dialami oleh tokoh yang berkaitan dengan id, ego, dan superego. Teori semiotika akan digunakan membantu menganalisa konflik psikologi yang dialami tokoh melalui gambar, garis, simbol, dan kata-kata dalam manga tersebut.
Konflik psikologi yang dialami tokoh utama Subaru Miyamoto terjadi karena adanya pertentangan antara id dan superego. Id mendorong Subaru untuk mengutamakan kesenangannya sedangkan tuntutan dari lingkungan sekitar yaitu superego membuat Subaru merasakan kebimbangan untuk menentukan pilihan antara id dan superego sehingga menyebabkan konflik psikologi. Adapun konflik psikologi serta upaya tokoh Subaru untuk menyesaikan konflik psikologi tersebut yaitu :
Adapun konflik psikologi yang dialami tokoh utama Subaru Miyamoto yaitu :
Subaru merasa bahwa keegoisannya untuk menari balet menyebabkan dirinya merasa bersalah terhadap kematian Kazuma. Subaru lebih mementingkan balet dari pada memikirkan kondisi Kazuma yang semakin parah yang membuat Kazuma akhirnya meninggal dunia. Superego yang tidak terpenuhi yang membuat Subaru merasa bersalah dan merasa tidak bisa menari balet lagi bertentangan dengan dorongan id Subaru yang sangat menyukai balet dan tetap ingin menari demi kesenangan. Subaru mengalami kebingungan mengenai apa yang akan ia lakukan selanjutnya demi melanjutkan hidupnya yang disebabkan oleh pertentangan antara id dan superego.
Subaru mengalami kebimbangan pada saat memutuskan masa depannya. Subaru mengalami kebingungan di antara dua pilihan, yaitu hidup menjadi penari balet atau melanjutkan ke SMA. Id Subaru yang hanya memikirkan kesenangan semata menginginkan dirinya menari balet. Superego Subaru mengharuskan dirinya untuk melanjutkan ke SMA demi masa depannya, karena jika hidup hanya dengan menari tidak dapat menjadi jaminan seseorang akan bahagia selamanya. Kedua pilihan ini sangat berat bagi Subaru karena menentukan masa depannya sehingga menimbulkan kebimbangan.
Subaru merasakan kebimbangan ketika akan memulai pentas pertamanya di panggung. Subaru merasa ragu karena ia hanya ingin menari untuk diri sendiri dan tidak ingin menari di atas panggung demi memuaskan penonton. Subaru tidak ingin merasakan perasaan yang tidak menyenangkan pada saat ia tidak bisa membuat penonton merasa senang dengan tariannya. Superego mengharuskan Subaru untuk memuaskan penonton dengan tariannya tetapi Subaru merasa takut dan ragu kalau ia tidak bisa memenuhi tuntutan superego tersebut. Id Subaru tidak mengharuskan Subaru untuk memuaskan penonton karena Subaru hanya ingin menari demi kesenangannya sendiri bukan kesenangan orang lain. Subaru
merasakan kebimbangan karena tidak ingin merasakan perasaan tersebut Subaru hanya ingin merasakan kesenangan pada saat menari.
Subaru merasa bersalah terhadap bibi Izusu karena ia mementingkan dirinya sendiri sehingga pada saat bibi Izusu sedang sakit pun ia tidak menyadarinya. Subaru sangat dipengaruhi oleh id yang hanya ingin menari demi kesenangan. Ego Subaru tidak dapat memenuhi tuntutan superego yang tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri sehingga menimbulkan persaan bersalah yang sangat besar. Perasaan bersalah tersebut yang berasal dari superego yang tidak terpenuhi kerena lebih mengutamakan id. Perasaan bersalah tersebut membuat Subaru merasakan kebimbangan karena ia merasa sudah tidak bisa menari balet lagi sedangkan ia sangat menyukai balet dan ingin menari demi kesenangan.
Subaru membenci negaranya sendiri yaitu Jepang tetapi sebenarnya di dalam hatinya ia sangat merindukan Jepang. Subaru tidak bisa pulang kesana lagi karena Jepang banyak meninggalkan kenangan yang menyedihkan bagi Subaru. Id Subaru mencari tempat tujuan tempat ia dapat melakukan hal-hal yang ia sukai, yaitu menari tanpa ada yang melarangnya seperti di Jepang. Amerika menjadi tempat tujuan pertama Subaru. Walaupun demikian, Subaru tidak yakin kalau dirinya akan menyukai Amerika. Kerinduan terhadap Jepang dan keinginan untuk mencari kesenangan membuat Subaru merasakan kebimbangan.
Adapun upaya tokoh uatama Subaru Miyamoto dalam mengantasi konflik psikologi yang dialaminya yaitu :
Kebimbangaan yang dialami Subaru dalam menentukan pilihan antara menari balet atau rasa bersalahnya terhadap kematian Kazuma, Subaru tetap memilih untuk mengikuti dorongan id untuk tetap menari balet demi memperoleh kesenangan. Id mendorong Subaru untuk tetap memilih balet dengan memantapkan diri untuk menjadi seorang penari profesional. Rasa bersalah yang
disebabkan oleh superego yang tidak terpenuhi berusaha ditekan oleh ego. Ego Subaru berusaha minimalisir kecemasan dan rasa bersalah tersebut dengan lebih memotivasi dirinya untuk menari balet dan melanjutkan impiannya menjadi seorang penari profesional.
Kebimbangan Subaru antara memilih balet atau pendidikan berusaha ia atasi dengan memantapkan dirinya bahwa ia bisa menjalani hidupnya sebagai seorang penari balet tanpa melanjutkan pendidikannya. Subaru berusaha mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang penari melalui pentas dengan penari professional. Selain itu Subaru juga pergi ke Amerika supaya ia bisa bebas menari di sana dan mewujudkan mimpinya tersebut. Subaru lebih mengikuti dorongan dari id dari pada superego. Id mendorong Subaru untuk menjalani hidup sebagai seorang penari demi kesenangan. Subaru merasa yakin untuk menjalani pilihannya dan memutuskan akan berusaha sendiri untuk mewujudkan impiannya tersebut.
Subaru berusaha menenangkan dirinya bahwa pentas di atas panggung tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik baginya. Pada awalnya id mendorong Subaru untuk menari di atas panggung demi kesenangannya sendiri sedangkan superego mengharuskan Subaru untuk memuaskan penonton dengan tariannya. Subaru merasa tidak yakin bisa membuat penonton senang dengan tariannya. Subaru hanya ingin mencari kesenangan semata dan tidak ingin memikirkan kesenangan orang lain. Hal tersebut menimbulkan kebimbangan dalam diri Subaru yaitu dalam memutuskan untuk tetap menari atau tidak. Upaya Subaru dalam menyelesaikan kebimbangan tersebut adalah dengan memenangkan diri dan berusaha menyakinkan diri untuk tetap menari demi mengejar impiannya menjadi penari professional.
Subaru berusaha mengurangi rasa bersalahnya setelah kematian bibi Izusu dengan lebih memotivasi dirinya untuk memenangkan kontes Lausanne. Subaru memilih untuk tetap menari setelah kematian bibi Izusu. Dorongan dari id yang
sangat kuat membuat Subaru hanya memikirkan kesenangan semata. Id Subaru sangat menyukai balet dan merasa sangat senang pada saat menari. Subaru merasa hanya dengan menari balet ia mampu melupakan rasa bersalahnya terhadap bibi Izusu karena perasaan senang yang selalu ia rasakan ketika menari. Oleh karena itu, Subaru berusaha keras untuk memenangkan kontes Lausanne supaya bisa tetap menari dan menjadi penari profesional. Pada akhirnya Subaru lebih memilih untuk mengikuti dorongan id yang hanya ingin memperoleh kesenangan dengan tetap menari balet.
Adapun upaya Subaru dalam memutuskan untuk meninggalkan Jepang yaitu dengan berusaha meyakinkan dirinya untuk hidup di luar negeri dan melupakan kenangan pahit yang pernah ia rasakan di Jepang. Id mendorong Subaru untuk meninggalkan Jepang demi mencari kenyamanan dan kesenangan karena tidak ingin berada di tempat yang dapat membuatnya merasa sedih. Id mendorong Subaru hanya untuk memperoleh kesenangan semata yaitu merasakan kebebasan untuk menari balet dan hal-hal lainya tanpa ada orang yang menentangnya seperti ketika ia berada di Jepang. Selain itu, karena sudah tidak ada lagi orang-orang yang ia sayangi di Jepang sehingga ia tidak harus pulang ke sana dan ia tidak perlu memikirkan orang lain lagi selain dirinya sendiri. Amerika merupakan tujuan pertama Subaru walaupun Subaru merasa tidak yakin kalau ia bisa menyukai Amerika dan hidup di sana untuk selamanya.
Konflik psikologi yang dialami tokoh utama disebabkan karena adanya pertentangan antara id dan superego. Pertentangan tersebut membuat tokoh Subaru Miyamoto mengalami konflik psikologi dalam menjalani hidupnya. Konflik psikologi yang dialami tokoh utama Subaru Miyamoto yaitu mengalami kebimbangan-kebimbangan dalam menentukan pilihan. Tokoh Subaru mengalami konflik psikologi, seperti: 1) rasa bersalah atas kematian Kazuma; 2) kebingungan antara memilih balet atau pendidikan; 3) kebimbangan Subaru ketika pentas di panggung untuk pertama kalinya; 4) rasa bersalah Subaru atas kematian bibi Izusu; 5) dan kebimbangan Subaru untuk kembali ke Jepang atau meninggalkan
Jepang. Subaru mengalami konflik psikologi yang disebabkan oleh id dan superego yang bertentangan tetapi sama kuat. Adapun upaya untuk mengatasi konflik psikologi yang dialami oleh tokoh utama Subaru Miyamoto yaitu: 1) kematian Kazuma memotivasi Subaru untuk terus menari balet; 2) memilih hidup sebagai penari balet; 3) meyakinkan diri untuk berani menari di atas panggung; 4) termotivasi untuk memenangkan kontes Lausanne setelah kematian bibi Izusu; 5) dan memilih untuk meninggalkan Jepang. Pertentangan antara id dan superego yang sama kuat membuat tokoh utama yang awalnya merasakan kebimbangan pada akhirnya tokoh utama Subaru Miyamoto lebih cenderung mengikuti dorongan dari id dalam menyelesaikan konflik psikologi yang dialaminya. Keinginan tokoh utama untuk memperoleh kesenangan dan rasa nyaman yang berasal dari dorongan id mengalahkan superego yang didasari oleh prinsip-prinsip moralistis dan idealis.
Daftar Pustaka
Aminudin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra
Feist, Jess. Gregory J. Feist. 2012. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
Masahito, Soda. 2000-2003. Subaru Vol 1-11. Tokyo : Shogakukan
Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sangidu. 2005. Penelitian Sastra. Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta : Seksi Penerbitan : Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur Yogyakarta.
Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.
Discussion and feedback