1

ASPEK-ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL KUKUL BULUS KARYA NYOMAN MANDA

I Wayan Agus Gunawan

Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstrak

This study reviews the literature of modern Balinese novel titled novel manifold Kukul Bulus. This novel tells the story of the king and the people's struggle in defense of Badung Badung of oppression and attacks carried Netherlands. The purpose of this study was to determine the social aspects contained in the novel Kukul Bulus.

This study uses the theory of literary sociology. Methods and techniques used in this study consists of three stages, namely the stage of providing data, data analysis stage and the stage presentation of the results of the data analysis. At this stage of the provision of the data used refer to the method supported with translation and recording techniques. At the stage of data analysis used qualitative methods and analytic descriptive techniques. The last stage is the stage presentation of the results of data analysis using informal methods and supported by deductive and inductive techniques.

The results of this study are unfolding social aspects contained in the novel Kukul Bulus include: aspects of the struggle, romance aspects, historical aspects, aspects of loyalty, heroism aspects, and aspects of religion.

Keywords: novel, sociology, kukul bulus

  • 1.    Latar Belakang

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (Tim Penyusun, 2005 : 788). Novel juga merupakan salah satu genre prosa yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial (Ratna, 2004 : 335).

Novel yang dijadikan objek dalam penelitian ini, yaitu novel yang berjudul Kukul Bulus. Novel Kukul Bulus merupakan salah satu dari trilogi novel yaitu Biyar-biyur ring Pasisi Sanur, Kukul Bulus, dan Tyaga Wani Mati. Novel Kukul Bulus dapat disebut sebagai roman sejarah yang bertemakan tentang perjuangan karena isi di dalam novel ini menceritakan tentang sejarah perjuangan raja dan rakyat Badung melawan Belanda dan dibingkai dengan beberapa kisah percintaan. Dilihat dari judulnya yaitu Kukul Bulus, penulisan kata kukul ini tidak sesuai dengan yang ada dalam kamus. Dalam kamus Bali – Indonesia penulisan kata kukul yang benar yaitu kulkul yang artinya kentongan dan bulus yang berarti cepat, gencar, dan bertalu-talu (Gautama & Sariani, 2009 : 96,349). Berdasarkan

judul tersebut, menjelaskan bahwa suara kentongan yang tidak henti-hentinya berbunyi yang menandakan wilayah Bali khususnya Badung yang sedang genting dan terancam karena serangan dari pasukan Belanda. Rakyat Badung menjadi bersiaga dan bersemangat untuk berjuang membela wilayahnya dengan berperang melawan pasukan Belanda.

  • 2.    Pokok Permasalahan

Aspek-aspek sosial apa sajakah yang terkandung dalam novel Kukul Bulus?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menginformasikan lebih jauh hasil-hasil karya sastra Bali modern serta memberikan kontribusi terhadap perkembangan sastra Bali modern khususnya novel. Sedangkan, tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek sosial yang terkandung dalam novel Kukul Bulus.

  • 4.    Metode Penelitian

Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian terhadap novel Kukul Bulus ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahan penyajian hasil analisis data. Tahap yang pertama yaitu tahap penyediaan data digunakan metode simak dan dibantu dengan teknik terjemahan dan teknik pencatatan. Teknik terjemahan ada dua yaitu terjemahan harfiah dan terjemahan idiomatis. Terjemahan harfiah adalah terjemahan dengan mengutamakan padanan kata atau ekspresi di dalam bahasa sasaran, yang mempunyai rujukan atau makna yang sama dengan kata atau ekspresi dalam bahasa sumber. Terjemahan idiomatis adalah terjemahan yang berusaha menyampaikan makna teks bahasa sumber dalam bentuk bahasa sasaran yang wajar, baik tata bahasa maupun pilihan katanya (Suryawinata & Hariyanto, 2003 : 40,43). Tahap analisis data menggunakan metode kualitatif dan teknik deskriptif analitik. Tahap yang terakhir yaitu tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal dan dibantu dengan teknik deduktif dan induktif. Metode informal adalah metode yang berusaha menyampaikan hasil penelitian dengan memanfaatkan sarana bahasa, artinya hasil analisis disajikan secara verbal dengan menggunakan kata-kata (Semi, 1993 : 32). Teknik deduktif adalah cara

penyajian dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat umum kemudian dikemukakan hal-hal khusus sebagai penjelas, sedangkan teknik induktif adalah penyajian dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus kemudian hal-hal yang bersifat umum (Sudaryanto, 1982 : 32).

  • 5.    Hasil Penelitian

Aspek-aspek sosial dalam novel Kukul Bulus antara lain yaitu : aspek perjuangan, aspek percintaan, aspek sejarah, aspek kesetiaan, aspek kepahlawanan, dan aspek agama.

  • a.    Aspek Perjuangan

Perjuangan berarti berusaha sekuat tenaga untuk merebut sesuatu dengan usaha yang keras penuh kesukaran (Tim Penyusun, 2005 : 478). Aspek

perjuangan yang terdapat dalam novel Kukul Bulus ini terlihat ketika raja, patih, menteri, ksatria, dan semua rakyat Badung bersumpah untuk berjuang sampai titik darah penghabisan membela wilayah Badung dari serangan yang dilakukan Belanda. Seperti terlihat dalam kutipan berikut :

,, Para patih, baudanda, askar ksatria lan samian panjak Badung sampun masumpah nganutin urah-arih agama Hindu pacang briuk sepanggul salunglung sabayantaka ngiring ida pacang nindihin gumi lan swadarmaning Nagara,” kenten teges baosne. (Novel Kukul Bulus, hal. 6) Terjemahan :

,, Para patih, menteri, laskar kesatria dan semua rakyat Badung sudah bersumpah mengikuti ajaran agama Hindu untuk bersatu berjuang baik buruknya akan ditanggung bersama mengikuti pemikiran beliau akan membela wilayah Badung dan menjalankan kewajiban sebagai warga Negara,” seperti itu perkataannya.

  • b.    Aspek Percintaan

Percintaan berarti perihal berkasih-kasihan antara laki-laki dan perempuan (Tim Penyusun, 2005 : 215). Aspek percintaan dalam novel Kukul Bulus ini terlihat ketika beberapa prajurit Badung yang akan berangkat berperang menyempatkan diri untuk menemui kekasih atau orang-orang terdekat mereka masing-masing dan mengungkapkan rasa cinta yang mereka miliki kepada orangorang yang mereka cintai dan sayangi tersebut. Salah satunya terlihat dari percakapan antara Made Nara dengan Nyoman Sekar sebagai berikut :

,, Bli sing dadi ngalahin tiang,” Nyoman Sekar ngeling ngelut gelane

  • ,, Bli tresna pesan teken Nyoman,” (Novel Kukul Bulus, hal. 58) Terjemahan :

,, Kakanda tidak boleh meninggalkan saya,” Nyoman Sekar menangis memeluk kekasihnya

,, Kanda cinta sekali kepada Nyoman,”

  • c.    Aspek Sejarah

Kata Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (Tim Penyusun, 2005 : 1011). Ide cerita novel Kukul Bulus ini adalah peristiwa sejarah pada saat terjadinya perang puputan Badung. Pengarang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel ini hampir menyerupai peristiwa nyata yang sudah pernah terjadi pada masa itu. Seperti terlihat dalam novel ini yaitu pada tanggal 14 September 1906 pelabuhan Sanur dijadikan Benteng oleh Belanda. Hal ini sama seperti kisah sejarah pada waktu itu. Terlihat dari kutipan berikut :

Semeng pinanggal 14 September 1906 Labuhan Sanur suba gelahang Belanda. Ditu ia suba nyujukang tenda lan ngae benteng. (Novel Kukul Bulus, hal. 52)

Terjemahan :

Pagi tanggal 14 September 1906 pelabuhan Sanur sudah menjadi milik Belanda. Disana dia sudah mendirikan tenda dan membuat benteng.

  • d.    Aspek Kesetiaan

Kesetiaan berarti sungguh, benar, sejati, dapat dipercaya, jujur, setia, suka berkata benar, baik, saleh, setia memenuhi kewajiban, sumpah kesucian (pensucian) atau pembersihan (Simpen, 1982 : 165). Dalam ajaran Agama Hindu terdapat ajaran Panca Satya yang artinya lima macam kesetiaan yaitu satya hredaya (setia pada pikiran), satya wecana (setia pada perkataan), satya semaya (setia pada janji), satya mitra (setia pada teman), dan satya laksana (setia pada perbuatan). Dalam novel Kukul Bulus ini hanya terdapat satya hredaya, satya wecana, dan satya mitra. Satya hredaya terlihat ketika Ida Dewa Agung yang sebagai raja Badung tetap kukuh pada pikiran dan pendiriannya untuk membela wilayah Badung. Seperti terlihat dari kutipan berikut :

,, Ida Dewa Agung kukuh pikayunan idane nindihin gumi lan swadarmaning Negara,” (Novel Kukul Bulus, hal. 5)

Terjemahan :

,, Ida Dewa Agung kukuh pada pemikiran beliau membela wilayah Badung dan menjalankan kewajiban sebagai warga Negara,”

Satya wecana terlihat ketika para laskar yang ada di Sanur bersumpah akan selalu mengikuti rajanya yaitu Ida Dewa Agung untuk membela wilayah Badung dari serangan pasukan Belanda. Seperti dalam kutipan berikut :

,, Mangkin iraga ring Sanur sayaga, nyantos dedauhan napi wecana sane pacang katiba kalaksanayang lan iraga sareng sami sampun masumpah satia pacang ngiring pekayunan Ida Dewa Agung sesuhunan ragane, sapunapi sareng sami?”

,, Inggih titiang ngiring.” Mabriuk sareng sami masaur teges. (Novel Kukul Bulus, hal. 8)

Terjemahan :

,, Sekarang kita di Sanur bersiap, menunggu di sebelah barat apa perkataan yang akan diberikan laksanakan dan kita semua sudah bersumpah setia akan mengikuti pikiran Ida Dewa Agung raja kita, bagaimana semua?”

,, Ya saya ikut.” Sorak sorai semua menjawab dengan tegas

Satya mitra terlihat ketika Made Nara hampir jatuh karena terkena tembakan dari pasukan Belanda dengan segera dipapah oleh temannya yaitu Nyoman Sadu yang segera menolong dan memapah Made Nara tanpa memperdulikan lagi keselamatannya sendiri. Seperti terlihat dari kutipan berikut :

Suba pegat-pegat munyine ritatkala suba sangkola awakne olih Nyoman Sadu ane sing ngrunguang apa apang tepukina ja timpalne ane salulung sabayantaka nindihin gumi Badunge. (Novel Kukul Bulus, hal. 112) Terjemahan :

Sudah putus-putus perkataanya ketika itu sudah dipapah badannya oleh Nyoman Sadu yang tidak memperdulikan apa supaya dilihatnya saja temannya yang seperjuangan baik buruknya akan ditanggung bersama membela wilayah Badung.

  • e.    Aspek Kepahlawanan

Kepahlawan berasal dari kata pahlawan yang artinya orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani. Jadi kepahlawanan adalah orang-orang yang memiliki sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan (Tim Penyusun, 2005 : 812). Kepahlawanan biasanya identik dengan peperangan, dimana para kesatria yang berjuang sampai mati membela Negaranya dari musuh dapat dikatakan memiliki sifat kepahlawanan. Dalam novel Kukul Bulus ini aspek kepahlawanan yang terlihat yaitu ketika Made Nara yang telah gugur di medan perang membela wilayah Badung dari serangan yang dilakukan Belanda. Seperti dalam kutipan berikut :

Made Nara makenyem ngisi slendang lan ngabag klewangne ajahan adeng-adeng ia mamunyi

,, wantah asapuniki titiang prasida ngayah nindihin gumi Badung, tedung pulung kapatutan Baline. Titiang mapamit…………,” (Novel Kukul Bulus, hal. 112)

Terjemahan :

Made Nara tersenyum memegang selendang dan meraba klewangnya secara pelan-pelan dia berbicara

,, Hanya sampai disini saya bisa mengabdikan diri membela wilayah Badung, sebagai pengayom pemersatu kebenaran Bali. Saya mohon ijin pergi………..,”

  • f.    Aspek Agama

Aspek agama dalam novel Kukul Bulus berpedoman pada ajaran agama Hindu yaitu Panca Sradha (lima macam kepercayaan) yang dalam konteks lebih luas dapat disebut filsafat (tatwa). Tri Kaya Parisudha (tiga prilaku manusia yang harus disucikan) yang meliputi manacika (berfikir yang baik), wacika (berbicara yang baik), dan kayika (berbuat yang baik). Tri Kaya Parisudha dalam konteks lebih luas dapat juga disebut etika (susila). Dan yang terakhir yaitu Panca Yadnya (lima korban suci yang tulus ikhlas), terlihat dari adanya persembahan berupa banten, dupa, dan tirta (air suci) ke sanggah atau merajan (tempat suci). Panca Yadnya merupakan bagian dari upacara (ritual).

  • 6.    Simpulan

Aspek-aspek sosial yang terdapat dalam novel Kukul Bulus ini meliputi aspek perjuangan, aspek percintaan, aspek sejarah, aspek kesetiaan, aspek kepahlawanan, dan aspek agama. Perjuangan merupakan tema dari novel ini, dimana dalam novel ini menceritakan perjuangan raja dan rakyat Badung melawan Belanda. Aspek percintaan dalam novel ini terlihat dari beberapa prajurit yang akan berangkat berperang, berpamitan dan mengungkapkan rasa cintanya kepada kekasihnya atau orang-orang yang mereka cintai. Aspek sejarah dalam novel ini yaitu adanya persamaan nama tokoh, tempat, dan waktu kejadian/peristiwa yang terjadi dalam novel ini dengan kisah sejarah pada masa lampau. Aspek kesetiaan dalam novel ini meliputi satya hredaya (setia pada pikiran), satya wecana (setia pada perkataan), dan satya mitra (setia pada teman). Aspek kepahlawanan terlihat dari prajurit yang telah gugur di medan perang, berjuang sampai titik darah penghabisan membela wilayah Badung dari serangan

Belanda. Aspek agama berpedoman pada ajaran agama Hindu yaitu Panca Sradha, Tri Kaya Parisudha, dan Panca Yadnya.

  • 7.    Daftar Pustaka

Gautama, Wayan Budha dan Ni Wayan Sariani. 2009. Kamus Bahasa Bali (Bali-Indonesia). Surabaya: Paramita.

Manda, I Nyoman. 2010. Kukul Bulus. Gianyar : Pondok Tebawutu.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa

Simpen AB. I Wayan. 1982. Kamus Bahasa Kawi – Indonesia. Denpasar : Mabhakti Offset.

Sudaryanto. 1982. Metode Penelitian Linguistik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. 2003. Translation : Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemah. Jogjakarta : Kanisus.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.