VARIASI DAN FUNGSI BAHASA DALAM JEJARING SOSIAL TWITTER
on
1
VARIASI DAN FUNGSI BAHASA
DALAM JEJARING SOSIAL TWITTER
YUNISTITA
Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Unud
Abstract
This research is focused on the variations and functions of language in the social network of twitter. The purpose of this study is (1) to find out the language variations in the social network of twitter, (2) to describe the form of language use in the social network of twitter, and (3) to describe the language functions in the language use of the social network of twitter. The data in this study were analyzed by using the theory of Sociolinguistics and the theory of the Language Structure. The method and technique used in this research were observation method and note-talking technique in obtaining the data, the data analysis was conducted by qualitative method, and the results of data analysis were presented by formal and informal methods. Based on the study, the language variations of the social network of twitter can be divided based on language variation in terms of speakers, the variation in terms of topics and variation in terms of formality and in term of the use of language forms found in the social network of twitter, that there is variation in the level of syntactic grammatical forms, namely the postings contain phrases, clauses, sentences and single sentence, and compound sentence as well as discourse type of exposition. It was also found three language functions in the social network of twitter, i.e. (1) the directive, (2) the expressive and (3) the informative functions.
Keywords: variations and functions of language, grammatical forms.
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi memiliki tujuan tertentu, yaitu agar pikiran, ide, gagasan, dan perasaan kita, dapat dipahami oleh orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Dengan komunikasi pula, kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita (Keraf, 1980: 4). Berbicara mengenai penggunaan bahasa berkaitan erat dengan siapa yang menggunakan bahasa tersebut (penutur).
Penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang bahasa ibu, status sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa Indonesia pun bervariasi atau
beragam. Terjadinya kebevariasian bahasa Indonesia tidak hanya disebabkan oleh para penutur yang tidak homogen, tetapi karena aneka media dalam komunikasi dan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Munculnya bahasa yang digunakan oleh kalangan anak muda biasanya mempunyai pilihan bahasa-bahasa dalam jejaring sosial seperti twitter.
Dalam berkomunikasi, para pengguna jejaring sosial tersebut menggunakan variasi bahasa tertentu yang berbeda dengan bahasa sehari-hari karena bahasa yang digunakan merupakan bahasa lisan yang dituliskan sehingga tidak sesuai dengan kaidah yang benar. Selain variasi bahasa yang ditemukan dalam jejaring sosial twitter, terdapat bentuk-bentuk kreatif penggunaan bahasa di dalamnya. Di sisi lain, bentuk-bentuk kreatif kebahasaan itu mengembang fungsi-fungsi khusus dalam jejaring sosial tersebut menambah ketertarikan untuk meneliti variasi dan fungsi bahasa dalam jejaring sosial twitter.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Variasi bahasa apa sajakah yang terdapat dalam jejaring sosial twitter?, (2) Berbentuk apa sajakah bahasa yang digunakan dalam jejaring sosial twitter?, dan (3) fungsi-fungsi apa sajakah yang diemban dalam penggunaan bahasa jejaring sosial twitter?.
Secara umum penelitian ini bertujuan menambah penelitian terhadap perkembangan ilmu bahasa, khususnya sosiolinguistik dengan mengaplikasikan teori Sosiolinguistik dan Struktur Bahasa. Secara khusus, penelitian ini bertujuan menemukan variasi bahasa dalam jejaring sosial twitter, mendeskripsikan bentuk penggunaan bahasa dalam jejaring sosial twitter, dan menjelaskan fungsi-fungsi bahasa dari penggunaan bahasa dalam jejaring sosial twitter.
Metode dan teknik dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu (1) metode dan teknik pemerolehan data; (2) metode dan teknik analisis data; dan (3) metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan pada tahap pemerolehan data adalah metode simak bebas libat cakap (SBLC) dan teknik yang digunakan adalah teknik catat sebagai gandengan metode simak bebas libat cakap (SBLC). Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode kualitatif. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis adalah metode formal dan informal.
Variasi bentuk-bentuk bahasa dalam jejaring sosial twitter ditemukan berdasarkan segi penutur, segi topik, dan segi keformalan. Penggunaan variasi bahasa dari segi penutur tersebut adalah bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan bahasa sehari-hari yang sering digunakan para kaula muda. Kosakata bahasa prokem yang sering muncul dalam jejaring sosial twitter dapat ditemukan dalam data berikut ini.
alay |
:anak layangan yaitu orang kampung yang berpenampilan norak atau berlebihan. |
bokek |
: tidak ada uang. |
cabe-cabean |
: cewek gampangan yang masih remaja. |
camet |
: cacat mental. |
ceman |
: teman. |
gaje |
: gak jelas. |
galau jablai |
: untuk menyatakan perasaan yang sedang sedih. : jarang dibelai. |
jadian jomblo |
: pacaran yang sungguhan. : sebutan untuk remaja yang belum punya pacar. |
keles |
: kali. |
kepo lebay |
: mau tahu. : menyatakan sesuatu dengan berlebihan. |
mager nembak |
: malas gerak. : nyatakan cinta. |
php |
: pemberi harapan palsu. |
unyu-unyu woles |
: lucu banget. : berasal dari kata slow dan dibalik, artinya santai. |
Kosakata bahasa prokem di atas memiliki variasi perubahan bunyi dan bentuk yang berbeda. Dari kosakata bahasa prokem tersebut tampak adanya bunyi yang berjenis metatesis, yaitu kata slow menjadi kata woles. Kata slow mengalami perubahan metatesis, karena bunyi pada kata tersebut mengalami pertukaran tempat dengan bunyi lain. Bunyi yang mengalami pertukaran tempat tersebut adalah bunyi konsonan /s/ pada awal dari kata slow mengalami pertukaran tempat dengan bunyi konsonan /w/ pada akhir dari kata tersebut dan mengalami penambahan bunyi vokal /e/ pada kata woles. Meskipun kata tersebut mengalami perubahan bunyi, namun kedua kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu ‘santai’.
Tidak hanya perubahan bunyi yang ada pada kosakata bahasa prokem di atas, tetapi terdapat variasi bentuk pada kosakata tersebut. Variasi bentuk tersebut, yaitu bentuk ulang, bentuk singkatan, dan bentuk akronim. Berikut salah satu data yang memiliki variasi bentuk dalam jejaring sosial twitter.
Bentuk ulang yang tampak dari data di atas, adalah kata cabe-cabean. Kata “cabe-cabean” mengalami perulangan dari bentuk dasar yang seutuhnya, yaitu “cabe” menjadi kata “cabe-cabe”. Setelah mengalami perulangan, kata tersebut mendapat tambahan afiks (imbuhan) di akhir kata (sufiks), yaitu sufiks –an sehingga menjadi kata “cabe-cabean”.
Variasi bentuk-bentuk bahasa dalam jejaring sosial twitter berdasarkan tingkat keformalannya ditemukan variasi bahasa tidak baku dan juga bahasa baku. Selain itu, ditemukan adanya variasi perubahan bunyi jenis aferesis, asimilasi, disimilasi, monoftongisasi, paragoge, dan singkop. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel kata tidak baku bentuk-bentuk sapaan yang ditemukan dalam jejaring sosial twitter.
No |
Baku |
Tidak Baku |
1 |
Bapak |
pa |
2 |
Ibu |
bu |
buk | ||
mamah | ||
3 |
kamu (kata ganti orang kedua tunggal) |
Elo |
Lo | ||
Lu | ||
4 |
kita (kata ganti orang pertama jamak) |
Kite |
5 |
saya (kata ganti orang pertama tunggal) |
Awak |
Gue | ||
Gw |
Dari data di atas tampak adanya variasi perubahan bunyi. Salah satu data di atas yang memiliki variasi perubahan bunyi, yaitu kata bapak yang mengalami penghilangan bunyi pada awal kata (aferesis) dan mengalami penghilangan bunyi di akhir kata (apokop). Akibat perubahan bunyi tersebut, kata bapak berubah menjadi kata pa.
Selanjutnya variasi bahasa dari segi topik yang ditemukan meliputi variasi bahasa topik perdagangan dan topik gaya sastra. Berikut adalah salah satu data variasi bahasa topik perdagangan yang ditemukan dalam jejaring sosial twitter.
“Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bhw Bika Ambon adlh makanan Indonesia yang termahal di Belanda, yaitu mencapai Rp 106.192 per 600 gr,” @WOWFakta (data 1).
Tulisan pada data (1) merupakan variasi bahasa yang berkaitan dengan topik perdagangan karena jelas tampak dari kosa kata yang digunakannya. Pada tulisan dalam data (1) penutur/penulis menjelaskan bahwa harga makanan Indonesia yang termahal di Belanda, yaitu bika ambon yang didapatkan dari data kementrian perdagangan. Selanjutnya, tulisan pada data (1) terdapat kata-kata yang menguatkan variasi bahasa yang digunakan merupakan variasi bahasa yang berkaitan dengan topik perdagangan. Kata-kata tersebut, yaitu kementerian, perdagangan, bika ambon, dan adanya harga bika ambon itu.
“Nonton wayang di pondok bambu, punya cerita surat keramat. Kalau kita sayang sama ibu. Dunia akherat bakal selamat,” @AhliPantun (data 2).
Tulisan dalam data (2) merupakan variasi bahasa yang berkaitan dengan topik gaya sastra yang berbentuk pantun. Hal tersebut tampak dari kosakata yang digunakan. Penutur menggunakan kosakata tersebut demi menciptakan keindahan bahasa yang ia tuliskan pada jejaring sosial twitter. Keindahan bahasa yang penutur tulis tampak pada pilihan kata-kata yang ia gunakan berakhiran dengan huruf yang dipilih secara teratur. Kata-kata tersebut, adalah wayang, bambu, surat, keramat, sayang, ibu, akherat, dan selamat.
Dalam jejaring sosial twitter dapat ditemukan variasi bahasa yang berbentuk frase, klausa, kalimat, dan wacana. Frase merupakan kelompok kata atau rangkaian kata yang menduduki salah satu unsur kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), atau keterangan (Ket.) (Chaer, 2011:19). Menurut Widjono (2007:140), frase merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nopredikatif. Berikut salah satu data variasi bentuk gramatikal yang ditemukan dalam jejaring sosial twitter.
“Rindu adik ku,” @Raka_Jark (data 3).
Tulisan dalam data (3) memiliki satu frase. Pada data (3) kata rindu sebagai unsur predikat (P) dan adikku sebagai unsur objek (O). Unsur predikat pada data tersebut merupakan sebuah kata dan unsur objeknya merupakan sebuah frase karena terdiri atas dua buah kata, yaitu kata adik dan kata ku.
Penggunaan bahasa dalam komunikasi dapat diidentifikasi fungsi-fungsinya (Rani, 2006:19). Halliday (1992:20) menyatakan bahwa fungsi bahasa adalah cara orang menggunakan bahasa, baik cara bertutur, menulis, maupun mendengar dan membaca supaya mencapai sasaran dan tujuan. Penerapan fungsi bahasa dalam menganalisis fungsi-fungsi bahasa dalam jejaring sosial twitter merujuk pada pendapat Jakobson (1992) yang disederhanakan oleh Leech (2003), yaitu: (1) fungsi informasional; (2) fungsi ekspresif, (3) fungsi direktif, (4) fungsi estetik, dan (5) fungsi fatik. Dari kelima fungsi bahasa tersebut, ditemukan tiga di antaranya fungsi bahasa dalam jejaring sosial twitter, yaitu fungsi direktif, ekspresif, dan informasi. Berikut salah satu data fungsi bahasa yang ditemukan dalam jejaring sosial twitter.
“Mari lestarikan budaya kita sebagai wujud penghargaan & perwujudan cinta tanah air,” @SBYudhoyono (data 4).
Tuturan yang tampak pada tulisan (4) merupakan jenis tuturan direktif karena bertujuan memengaruhi perilaku atau sikap orang lain dan berfungsi untuk mengajak. Tuturan atau tulisan tersebut menyiratkan bahwa penulis (penutur) menginginkan pembaca (petutur) untuk melestarikan budaya karena hal tersebut merupakan wujud dari bentuk penghargaan dan kecintaan kita terhadap tanah air. Selain itu, penggunaan kata mari juga menguatkan fungsi tuturan tersebut.
Variasi bahasa yang ditemukan dalam jejaring sosial twitter, yaitu berdasarkan penutur, segi topik, dan dari segi keformalan. Variasi bentuk gramatikal dalam jejaring sosial twitter meliputi frase, klausa, kalimat, dan
wacana. Ada tiga jenis fungsi bahasa yang ditemukan dalam jejaring sosial twitter.
Ketiga fungsi bahasa tersebut adalah fungsi direktif, ekspresif, dan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semioti Sosial (terjemahan). Yogyakarta: Gaja Mada University Press.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.
Rani, Abdul; Bustanul Arifin; Martutik. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Discussion and feedback