SAKURA VOL. 4. No. 2, Agustus 2022

DOI: http://doi.org/10.24843/JS.2022.v04.i02.p10

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Analisis Makna Kanji dengan Bushu Hihen

Khusnul Immaji Husein S.1), Ely Triasih Rahayu2), Eko Kurniawan3) Program Studi Sastra Jepang, FIB, Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto-Indonesia123 [[email protected]]1, [[email protected]]2, [[email protected]]3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna kanji yang memiliki bushu hihen yang terdapat dalam manga Barakamon volume ke 10, 11, dan 12. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dan teknik simak catat. Data penelitian berupa kanji yang memiliki bushu hihen yang terdapat dalam manga Barakamon volume ke 10, 11, dan 12. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah naritachi kanji, yaitu teori pembentukan kanji rikusho untuk menemukan makna dari kanji-kanji yang telah dikumpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sepuluh kanji yang memiliki bushu hihen dalam manga Barakamon volume ke 10,11 dan 12. Dari ke sepuluh kanji tersebut ditemukan bahwa kanji-kanji yang memiliki bushu hihen memiliki kaitan yang erat dengan matahari, baik itu berupa sifat-sifat matahari, maupun fungsi matahari bagi manusia, dan juga fenomena yang terjadi karena matahari.

Kata kunci: Kanji, bushu, hihen, makna, rikusho, naritachi, barakamon

Abstract

The purpose of this research to describe the meaning of the kanji that has hihen character in the manga Barakamon volume 10th, 11th, and 12th. This research is a qualitative descriptive study with data collection techniques and uses note-taking techniques. The research data was in the form of kanji that has hihen character in the manga Barakamon, volume 10th, 11th, and 12th. The method used to analyze and find out the meaning of the kanji is the rikusho kanji formation theory of naritachi kanji. The results show that there are ten kanji in the manga Barakamon, volume 10th, 11th, and 12th that has hihen character. Then, it was found the kanji that has bushu hihen have a similar characteristic to the sun, both in the form of the nature of the sun, the function of the sun for humans, and the phenomena that occur because of the sun.

Keywords: Kanji, character, hihen, meaning, rikusho, naritachi, barakamon

  • 1.    Pendahuluan

Manusia dalam kesehariannya melakukan komunikasi dengan menggunakan berbagai macam cara, di antaranya, manusia melakukan komunikasi secara lisan dan juga tulisan. Dari penggunaan lisan dan tulisan sebagai cara manusia melakukan komunikasi,

kemudian terbentuklah bahasa. Bangsa Jepang, sebagai manusia pada umumnya, menggunakan bahasa sebagai bentuk komunikasi. Dalam bahasa Jepang, terdapat empat macam bahasa tulis atau huruf yang digunakan, yaitu romaji, hiragana, katakana, dan kanji.

Huruf romaji atau biasa kita sebut huruf alfabet ataupun huruf latin digunakan oleh orang Jepang untuk menuliskan angka, dan singkatan. Selain itu, huruf romaji juga digunakan dalam kamus ataupun buku pembelajaran bahasa jepang untuk mempermudah pelajar asing dalam mempelajari bahasa Jepang. Huruf hiragana merupakan huruf yang ada dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menulis kata-kata asli bahasa Jepang. Sementara huruf katakana merupakan huruf bahasa Jepang yang digunakan untuk penulisan kata dari bahasa asing yang telah diserap dalam bahasa Jepang, onomatope, dan juga untuk penulisan ragam bahasa slang.

Huruf kanji menurut Sutedi (2008:8) adalah huruf yang merupakan lambang, ada yang berdiri sendiri dan ada juga yang harus bergabung dengan kanji lainnya, atau diikuti dengan huruf hiragana ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata. Huruf kanji berasal dari Cina yang diperkenalkan di Jepang pada abad ke-4 sampai ke-5 masehi.

Secara umum, pembelajar bahasa Jepang pemula yang mempelajari kanji dengan cara menghapal bentuk utuh dan cara bacanya tanpa memahami pembentukan kanji itu sendiri; sehingga kanji yang sudah dihafalkan mudah dilupakan karena cara menghafalnya tidak menghubungkan makna dari karakter dasar kanji itu sendiri.

Oleh karena itu, peneliti merasa penting untuk meneliti tentang makna kanji yang memiliki bushu yang sama tersebut, khususnya pada bushu hihen (日偏) yang

merupakan salah satu kanji dasar yang bermakna “matahari”. Penelitian ini dilakukan agar pembelajar bahasa Jepang lebih mudah memahami makna sebuah kanji melalui bushu yang terkandung dalam kanji tersebut.

  • 2.    Metode dan Teori

    2.1    Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip dari Moleong (2005) yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Dengan menggunakan jenis penelitian ini, memudahkan

penelitian “Analisis Makna Kanji dengan Bushu Hihen”, penelitian ini menggunakan manga Barakamon volume 10, 11 dan 12 sebagai sumber data dan kanji yang terdapat dalam manga tersebut sebagai datanya, kemudian diolah kembali sehingga hasil yang didapatkan tidak berupa jumlah, melainkan deskripsi atas fenomena-fenomena perubahan yang terjadi pada kanji tersebut.

  • 2.2    Teori

Penelitian ini menggunakan teori Naritachi Kanji atau bisa juga disebut teori pembentukan kanji merupakan teori yang digunakan untuk mengetahui asal-usul pembentukan dari suatu kanji. Teori rikusho (六書) dari Henshall (1998) merupakan salah satu teori yang dapat digunakan untuk menemukan suatu kanji terbentuk. Menurut Henshall (1998:16), rikusho merupakan klasifikasi enam macam pembentukan dalam kanji, yang meliputi:

  • 1.     Shoukei Moji象形文字 ) atau Pictorial Kanji adalah karakter yang paling

primitif dan berasal dari gambar benda atau fenomena.

  • 2.     Shiji Moji指示文字) atau Indicatif Kanji adalah kanji yang menggunakan

karakter titik dan garis untuk mengekspresikan konsep-konsep abstrak yang tidak memiliki bentuk tertentu.

  • 3.    Kaii Moji会意文字) atau Kanji Senyawa Idiografik adalah kanji yang

dibentuk dengan menggunakan karakter bergambar atau karakter indikasi yang memunculkan ide baru yang sederhana.

  • 4.    Keisei Moji形声文字) atau Fonetik-Ideografik Kanji adalah kanji yang

menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan Bushu ( Karakter Dasar ) yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara.

  • 5.    Tenchuumoji(転注文字)atau karakter yang meminjam arti dan cara

pengucapan. Pada dasarnya ini merupakan kanji yang arti atau cara pengucapannya ( lafal ) berubah, sebagai akibat dari peminjaman.

  • 6.    Kashamoji(仮借文字)atau secara fonetik meminjam karakter. Pada

dasarnya karakter yang dipinjam berdasarkan fonetik atau secara bunyi cara

baca kanji yang terdengar seperti alfabetnaya. Biasanya pelafalannya juga disesuaikan dengan pelafalan katakananya, jadi prosesnya itu mengambil bunyi dari kata serapannya terlebih dahulu, kemudian dicari padanan bunyi yang sama pada kanji yang sesuai dengan pelafalannya.

  • 3.    Kajian Pustaka

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa referensi yang diambil dari hasil penelitian terdahulu. Adapun penelitian yang berhubungan merupakan penelitian Adjie Prasetyo (2011). Pada penelitiannya yang berjudul “Interpretasi Makna simbolik pada Kanji Berkarakter Dasar Hihen” Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini, penulis membahas interpretasi makna simbolik pada kanji yang memiliku bushu Hihen火偏)atau api pada Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Bagaimana karakteristik api dan makna simbolik dari kanji yang memiliki karakter hihen) berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya.

Setelah melakukan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Terdapat tujuh macam bushu sesuai dengan letaknya, diantaranya yaitu: hen), tsukuri), kanmuri), ashi), tare), nyou), kamae). Dengan mengenal ke-7 jenis bushu ini akan mempermudah kita menemukan bushu tersebut di dalam kamus serta memahami makna kanji secara umum. Hen) merupakan jenis bushu yang terbanyak jumlahnya, terdapat lebih kurang 30 jenis bushu hen), salah satu diantaranya yaitu hihen火偏), merupakan jenis bushu yang menyatakan makna api dan semua yang menyangkut sifat dan keadaan api, misalnya hal-hal yang terbakar, panas, dan lain-lainnya. Pada prinsipnya dalam pemahaman kanji, sangat diperlukan interpretasi dari makna masing-masing karakter dasar serta hubungannya dengan karakter pembentuknya. Misalnya kanji hi) yang memiliki makna api jika digabung dengan karakter lain, maka makna yang dihasilkan selalu berkaitan dengan api dan semua yang menyangkut sifat dan keadaan api, misalnya hal-hal yang terbakar, panas, dan lain-lainnya.

  • 4.    Hasil dan Pembahasan

    • 4.1.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

Data 1

困ります先生、忙しいこの時期に休暇だなんて。

Komarimasu sensei, isogashii kono jiki ni kyuuka da nante

‘Ini merepotkan tuan, mengambil libur disaat seperti ini’

(BM 10 B76 H33)

Kanji hima () memiliki cara baca onyomi ka () dan kunyomi hima (ひま).

Kanji hima sendiri mempunyai arti waktu luang.

Gambar 4.1 Pembetukan kanji hima

Jika dilihat dari gambar di atas, unsur pembentukan kanji hima terdiri dari piktogram matahari (bushu hihen) dan juga piktogram tebing yang terkikis, batu giok mentah, dan dua tangan (kanji ka ()). Piktogram matahari merepresentasikan hari yang merupakan manifestasi dari salah satu fungsi matahari yang digunakaan oleh manusia sebagai penanda waktu. Sementara piktogram tebing yang terkikis, batu giok mentah, dan dua tangan (kanji ka (^)) memiliki bentuk awal ^χ [Oi] merepresentasikan sebuah aktifitas

di mana manusia, selangkah demi selangkah ( i ≈ S) memukul tebing (O) sehingga

beberapa batu terjatuh ( ). makna yang disampaikan oleh kiasan dari kanji tersebut adalah langkah-langkah yang dilakukan merupakan sebuah aksi bertahap dalam tindakan tertentu. Namun dalam arti secara keseluruhan, kanji ka () memiliki arti semu.

Jika dilihat dari bagaimana pembentukan kanji hima terjadi, maka dapat diketahui bahwa kanji hima terdiri dari dua unsur, yaitu bushu hihen yang memiliki arti hari dan kanji ka) yang memiliki arti semu. kanji hima bisa diartikan secara harfiah menjadi “hari yang semu”, yaitu waktu-waktu yang kosong, Definisi ini mengartikan bahwa waktu-waktu yang kosong yaitu karena tidak adanya pekerjaan yang dilakukan, sehingga terciptalah kanji hima yang memiliki arti waktu luang. Menurut teori rikusho yang dikemukakan oleh Henshell, kanji hima) termasuk dalam kanji keisei moji yang berarti kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian ka) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau bagaimana kanji itu berbunyi.

  • 4.2.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 2

どういうことか説明しろーTou iu kotoka setsumei shiro!!

‘Apa maksudnya ini, coba jelaskan!’

(BM11 B83 H78)

Kanji mei) yang terdapat pada contoh data (2) memiliki cara baca onyomi meiメ イ), dan myouミョウ), serta cara baca kunyomi akarui (明るい), akiraka (明らか) dan juga akeru (明ける). Kanji mei) memiliki arti terang.

Piktogram

Piktogram Matahari

Gambar 4.2 Pembetukan kanji mei

Kanji mei) terdiri dari dua unsur, yaitu bushu hihen) yang memiliki arti matahari, dan juga kanji tsuki) yang memiliki arti bulan. Menurut teori rikusho yang dikemukakan oleh Henshell, kanji mei) termasuk dalam kanji kaii moji yang dibentuk dengan menggunakan karakter bergambar atau karakter indikasi yang memunculkan ide baru yang sederhana. Ide yang dimunculkan berasal dari matahari yang menyinari bumi ketika pagi hingga sore hari, sementara bulan yang mendapat sinar dari matahari, kemudian diteruskan ke bumi, sehingga terlihat seolah bulan menyinari bumi. Jika kedua unsur tersebut digabung, maka dapat diartikan bahwa kanji mei) merupakan representasi simbol dari terang, karena di dalam kanji tersebut terdapat dua unsur yang menggambarkan sifat benda yang menerangi bumi yang terjadi secara alamiah tanpa campur tangan manusia.

  • 4.3.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 3

半田先生のメシの時間

Handa sensei no meshi no jikan da ‘Ini waktu makan maestro Handa.’

(BM10 B77 H81)

Kanji toki) yang terdapat pada contoh data (3), memiliki cara baca onyomi ji) dan cara baca kunyomi tokiとき) dan dokiどき). Kanji toki) memiliki arti waktu.

Gambar 4.3 Pembetukan kanji toki

Kanji ini terdiri dari dua unsur kanji, yaitu bushu hihen () yang memiliki makna matahari dan juga kanji tera) yang memiliki arti kuil.

Menurut teori rikusho yang dikemukakan oleh Henshell, kanji toki) termasuk dalam kanji keisei moji yang merupakan kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian tera) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau bagaimana kanji itu berbunyi (onyomi ji yang terdapat dalam kanji toki berasal dari onyomi ji pada kanji tera).

Penggunaan kanji kuil (tera)) pada kanji toki) dikarenakan pada zaman dahulu, kuil sering digunakan sebagai salah satu penunjuk waktu bagi masyarakat kuno dengan memanfaaatkan matahari sebagai patokan waktunya, namun sebelum kanji tera ) digunakan dalam kanji toki), kanji berhenti (kanji tomaru)) digunakan dalam aksara cina kuno. Hal tersebut seperti dijelaskan pada gambar 4.3 pembentukan kanji toki ) bermula dari piktogram matahari dan piktogram kaki yang berdiri dan garis yang mewakili garis keberangkat. Piktogram matahari menggambarkan bushu hihen dan piktogram kaki yang berdiri dan garis yang mewakili garis keberangkatan menggambarkan kanji tomaru止まる). Kemudian dalam perkembangannya, kanji tersebut berubah menjadi kanji baru dengan piktogram matahari yang menggambarkan

bushu hihen dan piktogram tanaman bertunas dan tangan yang menggambarkan kanji tera ).

  • 4.4.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 4

全然暖かくないじゃない

Zenzen atatakakunai jyanai ‘Sama sekali tidak panas’

(BM10 B78 H89)

Kanji dan) yang terdapat pada contoh data (4), Kanji dan) memiliki cara

baca onyomi dan) dan cara baca kunyomi atatakai暖かい). Kanji dan) memiliki

arti hangat.

Gambar 4.4 Pembetukan kanji dan

Kanji dan) terdiri dari bushu hihen yang memiliki arti matahari dan juga kanji koko) yang memiliki di sini atau menghampiri. Bila diklasifikasikan dengan teori rikusho milik Henshell, kanji ini termasuk dalam kategori keisei moji yang berarti kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian

koko) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau bagaimana kanji itu berbunyi (en mengalami pergeseran menjadi dan).

Kanji koko () yang terdapat dalam kanji dan), bukan berarti matahari () berada di sini (), namun ketika sinar matahari berada di dekat kita, hal-hal yang berada di sekitar kita menjadi lebih hangat. Selain itu, bila digambarkan dengan gambar 4.4, kanji dan) yang memiliki arti hangat, terbentuk karena ketika kedua tangan saling tarik menarik membuka salah satu bagian ruangan, sinar matahari akan memasuki ruangan dan membuat ruangan menjadi hangat.

  • 4.5.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 5

疑いが晴れて良かった

Utagai ga harete yokatta

‘untunglah kita sudah tidak dicurigai lagi’

(BM11 B84 H103)

Kanji sei) memiliki cara baca onyomi seiセイ) dan cara baca kunyomi hareru 晴れる) dan hare晴れ). Kanji sei) memiliki arti cerah dan juga hilang (kecurigaan).

Gambar 4.5 Pembetukan kanji sei

Kanji sei) yang memiliki makna cerah merupakan gabungan dua unsur kanji yang terdiri dari bushu hihen yang memiliki arti matahari dan kanji ao) yang memiliki arti

biru. Merunut teori rikusho milik Henshell, kanji ini merupakan jenis kanji keisei moji, yaitu kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian ao) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau kanji itu berbunyi (kanji ao dapat dibaca juga sebagai sei).

Jika dilihat dari gambar 4.5 arti biru dapat diambil dari piktogram tanaman dan pewarna, tanaman yang dipetik untuk menjadi pewarna menjadi warna hijau (warna biru dan warna hijau dalam kebudayaan cina dan jepang merupakan warna yang dapat saling menggantikan contohnya pada kanji aoi shingo青信号) yang memiliki arti lampu lalu lintas hijau walaupun kanjinya terdiri dari kanji biru (ao)) dan kanji lampu lalu lintas (shingo信号)). Jika diartikan secara harafiah, makna kanji sei) berarti matahari biru, atau dapat kita konsepsikan bahwa matahari yang berada di langit yang biru menandakan hari yang cerah.

  • 4.6.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 6

あ以外と暗い A igai to kurai ‘Ah, lebih gelap dari perkiraanku’

(BM12 B90 H64)

Pengunaan kanji an) yang terdapat dalam data (6), Kanji an) memiliki cara baca onyomi anアン) dan kunyomi kurai暗い). Kanji an) memiliki arti gelap.

Gambar 4.6 Pembetukan kanji kurai

Kanji an) terdiri dari bushu hihen yang memiliki makna matahari dan juga kanji oto (音)yang memiliki arti bunyi. Kanji oto) yang terdapat dalam kanji an () jika dilihat dari gambar di atas, merupakan gabungan piktogram pisau bergagang dan piktogram mulut dengan 1 poin yang mengikuti, ketika pisau bergesekan satu sama lain dan mulut berbicara, maka akan terdapat bunyi yang dihasilkan. Tetapi dalam konteks ini, kanji oto) tidak memiliki fungsi figuratif melainkan sebagai penyederhanaan kanji dan juga representasi bunyi dari kanji kage ) yang memiliki arti bayangan, karena kanji oto) dan kage) memiliki onyomi (cara baca cina) yang sama yaitu inイン).

Bila diklasifikasikan dengan teori rikusho milik Henshell, kanji ini termasuk dalam kategori keisei moji yang berarti kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian oto) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau bagaimana kanji itu berbunyi (on mengalami pergeseran menjadi an).

Kanji hihen) yang merupakan manifestasi dari matahari bersanding dengan kanji oto) yang merupakan penyederhanaan dari kanji kage) yang memiliki arti bayangan, menunjukkan bahwa makna dari kanji kurai暗い) terbentuk atas

matahari yang tertutup oleh awan sehingga hanya bayangan matahari saja yang tampak dari balik awan, fenomena ini membuat bumi menjadi lebih gelap, sehingga dipakailah gabungan kanji tersebut untuk membentuk kanji kurai暗い) yang terdapat dalam data 80 yang memiliki bermakna gelap.

  • 4.7.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 7

12月31日晦日です

Juunigatsu sanjyuunichi oomisoka desu.

‘Tanggal 31 Desember, Malam tahun baru.’

(BM12 B93 H151)

Kanji misoka) memiliki cara baca onyomi kaiカイ), dan cara baca kunyomi kuraiくらい) dan misokaみそか), merupakan kanji yang memiliki arti gelap atau menghilang.

Gambar 4.7 Pembetukan kanji tsugomori

Pembentukan kanji misoka) terdiri dari bushu hihen) yang memiliki arti hari dan kanji mai) yang memiliki arti setiap, jika dilihat dari gambar diatas, kanji mai () memiliki piktogram wanita menggunakan ornamen rambut dan mengikat rambut, dalam kebudayaan cina jaman dulu, wanita selalu mengikat rambutnya, sehingga penggunaan piktogram tersebut menjadi representasi dari kanji mai) yang memiliki makna selalu.

Dalam teori rikusho milik Henshell, kanji misoka) termasuk dalam kategori kanji keisei moji yang berarti kanji yang mengunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian suara dari kanji misoka) adalah kanji mai), onyomi dari misoka adalah kai sama seperti kanji mai ) yang memiliki onyomi kai. Namun dalam hal ini kanji misoka) tidak seperti keisei moji kebanyakan yang menggunakan kanji yang sebelah bushunya sebagai cara bacanya dalam kanji gabungan, terdapat perbedaan pada kanji misoka), dalam kanji gabungan, cara baca yang dipakai adalah kunyomi, yaitu misokaみそか). Selain itu, salah satu cara baca kunyomi dari kanji ini adalah kuraiくらい) yang memiliki arti gelap, hal ini berkaitan erat dengan tradisi perayaan malam tahun baru di Jepang.

Walaupun kanji ini memiliki arti gelap atau menghilang, kanji ini tidak bisa dipakai begitu saja seperti kanji gelap kurai暗い) , namun harus digabung dengan kanji dai) dan nichi) untuk membentuk kanji oomisoka大晦日) yang terdapat dalam data (7) yang memiliki arti malam tahun baru.

  • 4.8.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 8

年の

Toshi no ban

Malam tahun baru’

(BM12 B93 H152)

Kanji ban(晩)hanya memiliki cara baca onyomi banバン). Kanji ban) memiliki arti malam.

Gambar 4.8 Pembetukan kanji ban

Kanji ban) terdiri dari dua kanji yaitu, bushu hihen) yang memiliki makna matahari dan kanji men) yang memiliki arti penyingkiran atau dikeluarkan, jika dilihat pada gambar di atas, kanji men) terdiri dari piktogram uterus atau rahim yang terbuka dan anak yang baru lahir, dari piktogram tersebut memiliki makna saat ada anak yang baru lahir dari rahim seorang ibu yang terbuka (telah siap), maka anak itu akan dikeluarkan dari tubuh ibunya.

Teori rikusho milik Henshell, kanji ban () termasuk dalam kategori kanji keisei moji yang berarti kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian men) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau bagaimana kanji itu berbunyi (men mengalami pergeseran bunyi menjadi ban).

Kanji ban) yang terdapat dalam data (8), terdiri dari bushu hihen yang memiliki makna matahari jika digabungkan dengan kanji men) yang memiliki arti penyingkiran akan menimbulkan makna baru, yaitu saat matahari menghilang (menyingkir) maka hari akan berubah menjadi malam,

  • 4.9.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 9

空港の荷物検査機で骨が

Kuukou no nimotsu kensaki de hone ga utsuru yo

‘Pasti tulang belulangmu akan tertangkap di mesin pemeriksaan bandara.’

(BM12 B93 H150)

Kanji ei) memiliki cara baca onyomi ei) dan cara baca kunyomi utsuru映 る) dan utsusu映す). Kanji ini memiliki arti memantulkan dan memproyeksikan.

Gambar 4.9 Pembetukan kanji utsuru

Kanji ei) terdiri dari dua kanji, yaitu bushu hihen) yang memiliki makna matahari dan juga kanji ou) yang memiliki arti tengah, jika dilihat dari gambar di atas, kanji ou) memiliki piktogram seorang pria (yang terbelenggu) berdiri tegak di tengah-tengah tempat yang terbatas.

Teori rikusho milik Henshell, kanji ei) ini termasuk dalam kategori kanji keisei moji yang berarti kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian ou) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau bagaimana kanji itu berbunyi (kanji ei) dan ou) dalam

penggunaannya untuk nama pemberian orang Jepang, memiliki cara baca yang sama yaitu aki, akira, dan teru).

Dapat diketahui bahwa bushu hihen) yang memiliki makna matahari menjadi manifestasi dari perwujudan cahaya di mana dalam memproyeksikan suatu, misalnya dalam proyektor dan juga kamera, cahaya diperlukan untuk fokus pada titik tengahnya sehingga memungkinkan terjadinya proyeksi. Oleh karena itu, kanji utsuru 映る) seperti yang terdapat dalam data (9) menggunakan bushu hihen) yang merupakan manifestasi sifat matahari yang mengeluarkan cahaya dan juga kanji ou ) yang memiliki arti tengah di mana tempat cahaya tersebut difokuskan.

  • 4.10.    Analisis Kanji Bushu Hihen pada Kanji

    Data 10

昨日寝ずに考えてたんですけど

Kinou nezu ni kangaetetan desukedo.

Kemarin aku memikirkannya sampai tidak bisa tidur.’

(BM12 B92 H117)

Kanji saku) mempunyai cara baca onyomi saku). Kanji saku) memiliki arti kemarin, atau waktu yang lalu.

Gambar 4.10 Pembetukan kanji saku

Kanji saku) yang terdapat pada gabungan kanji kinou昨日) dalam data (96)

terdiri dari dua kanji yang berbeda, yaitu bushu hihen) yang memiliki arti matahari

atau hari dan kanji saku) yang memiliki arti sedang (melakukan), namun dalam konteks ini, kanji saku) tidak memiliki fungsi figuratif, melainkan sebagai penyederhanaan kanji dan juga representasi bunyi dari kata kerja atau kanji saku割 くatau 裂く) yang memiliki arti merobek. Karena kanji saku) dan kata kerja atau kanji saku割くatau 裂く) memiliki pelafalan kunyomi yang sama, serta kanji saku) bisa juga memiliki makna figuratif kapak yang memiliki fungsi membelah dalam konteks ini merobek.

Bila diklasifikasikan dengan teori rikusho milik Henshell, kanji ini termasuk dalam kategori keisei moji yang berarti kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, yaitu gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara. Bagian hihen menjadi bagian yang menunjukkan makna (yang membuat makna tersebut berubah) dan bagian saku) menjadi bagian yang menunjukkan suara atau bagaimana kanji itu berbunyi.

Dapat diketahui bahwa kanji hihen) yang merupakan manifestasi dari hari atau tanggal bersanding dengan kanji saku) yang merupakan penyederhanaan dari kanji saku割くatau 裂く) yang memiliki arti merobek, menunjukkan bahwa makna dari kanji saku) terbentuk atas hari atau tanggal yang dapat direpresentasikan dengan kalender. Pada kalender zaman dahulu, ketika kalender sudah melewati tanggal atau hari yang telah lalu, kertas dari hari itu akan dirobek atau dipotong. Dengan demikian kanji saku) yang terdapat dalam kanji kinou昨日) yang memiliki arti kemarin terbentuk dengan kertas hari atau tanggal pada kalender (dengan representasi kanji hi)) yang dirobek (dengan representasi kanji saku)) dan menandakan hari kemarin telah lewat.

  • 5.    Simpulan

Berdasarkan analisis pada data-data yang terkumpul, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

  • 1)    Bushu hihen yang memiliki makna matahari merupakan salah satu bushu yang berasal dari Cina yang kemudian diadaptasi ke dalam Bahasa Jepang. Adapun proses pembentukan kanji yang memiliki bushu hihen jika mengikuti teori

rikusho, terdapat dua bentuk, yaitu keisei moji yang merupakan gabungan kanji yang menggunakan dua karakter sederhana atau lebih yang mempunyai makna atau arti baru, gabungan ini menggunakan gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan bushu (karakter dasar) yang menunjukkan makna dan bagian lainnya menunjukkan suara dan ada juga kaii moji yaitu kanji yang dibentuk dengan menggunakan karakter bergambar atau karakter indikasi yang memunculkan ide baru yang sederhana;

  • 2)    Makna yang dihasilkan dari bushu hihen (日偏) dengan salah satu unsur pembentuk kanji lainnya, tidak hanya dihasilkan dari kedua unsurnya, namun ada juga pergeseran makna karena budaya dan juga penyederhaanan kanji yang kemudian menimbulkan arti baru;

  • 3)    Kanji yang memiliki bushu hihen (日偏) memiliki hubungan yang erat dengan matahari, seperti kanji bushu tersebut memiliki salah satu dari sifat-sifat matahari, maupun fungsi matahari bagi manusia, dan juga fenomena yang terjadi karena matahari.

  • 6.    Daftar Pustaka

Henshall, Kenneth G.. 1998. A Guide to Remembering Japanese Characters.

Singapore: Tuttle Publishing.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nelson, Andrew N. 2006. Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc

Prasetyo, Adjie. 2011. Interpretasi Makna simbolik pada Kanji Berkarakter Dasar Hihen. Universitas Sumatera Utara

Satsuki, Yoshino.2014. Barakamon 10. Tokyo: Gangan comics

Satsuki, Yoshino.2015. Barakamon 11. Tokyo: Gangan comics

Satsuki, Yoshino.2015. Barakamon 12. Tokyo: Gangan comics

Satsuki, Yoshino.2016. Barakamon 10. Terjemahan: Adriani Halim. Jakarta: Elex Media Komputindo

Satsuki, Yoshino.2016. Barakamon 11. Terjemahan: Adriani Halim. Jakarta: Elex Media Komputindo

Satsuki, Yoshino.2016. Barakamon 12. Terjemahan: Adriani Halim. Jakarta: Elex Media Komputindo

Semita, Muryani J. 2020. Kamus Ampuh Kanji Jepang-Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Kajian Bahasa

Sutedi, Dedi. 2008. Dasar Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Humaniora . Bandung

305