SAKURA VOL. 3. No. 1 Februari 2021

DOI: https://doi.org/10.24843/JS.2021.v03.i01.p01

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Alih Kode dalam Film Meitantei Katherine

Putu Ari Febriantari1*), I Made Budiana2), Ni Putu Luhur Wedayanti3) Program Studi Sastra Jepang, FIB, Universitas Udayana

Denpasar-Bali

1[[email protected]] 2[[email protected]] 3[[email protected]]

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Alih Kode dalam Film Meitantei Katherine”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai alih kode dan faktor penyebab alih kode dalam film Meitantei Katherine. Data memiliki dua bahasa, yaitu bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Metode penelitian menggunakan metode padan intralingual dan teknik informal. Teori yang digunakan dalam menganalisis adalah teori alih kode oleh Romaine, alih kode oleh Wardhaugh, faktor penyebab alih kode oleh Hoffman, dan teori semiotika oleh Danesi. Berdasarkan hasil analisis terdapat 21 data alih kode yang terdiri dari satu Tag Code Switching, lima data Intrasentential Code Switching,empat Intersentential Code Switching, tiga Metaphorical Code Switching, dan empat Situational Code Switching. Faktor-faktor penyebab alih kode yang ditemukan dalam hasil analasis yaitu : 1) mengungkapkan topik tertentu; 2) mempertegas sesuatu; 3) interjection; 4) pengulangan yang digunakan untuk klarifikasi; dan 5) intensi mengklarifikasi isi pembicaraan kepada lawan bicara.

Kata kunci : Sosiolinguistik, Alih Kode, Bilingual

ABSTRACT

This research titled is “Code Switching of Meitantei Katherine Movie”. This research aims to give information about types and causes of Code Switching in Meitantei Katherine movie. The data consists of two different languages, Japanese and English. The method of this reaserch is “padan intralingual” method and informal technique. The theories used are code witching by Romaine, code switching by Wardhaugh, cause code switching by Hoffman and semiotics theory by Danesi. Based on the analysis, there are 21 code switching data consisting of one Tag Code Switching, five Intrasentential Code Switching, four Intersentential Code Switching, three Metaphorical Code Switching, and four Situational Code Switching.The Causes of code switching found on analysis are 1) talking about a particular topic; 2) being emphatic about something; 3) interjection; 4) repetition used for clarification; and 5) intention of clarifying the speech content for interlocutor.

Keyword : Sociolinguistic, Code switching, Bilingual

  • 1.    Pendahuluan

Globalisasi memicu mobilisasi penduduk dunia menjadi lebih aktif dan dinamis. Kontak individu kerap terjadi dalam lingkup yang lebih luas, misalnya antar negara yang berbeda budaya dan bahasa. Hubungan lintas bahasa dan budaya ini dengan berbagai alasan meninggalkan jejak dalam berbagai bentuk juga. Misalnya dalam penelitian Wedayanti (2015) bahwa masyarakat Jepang mengadopsi kata harassment, yang mengalami perluasan makna yang tidak hanya berarti ‘pelecehan; gangguan; pemaksaan’ tetapi juga dimaknai sebagai ‘ketidaknyamanan’. Penggunaan bahasa yang beragam membuat masyarakat Indonesia dan juga negara lainnya termasuk Jepang menjadi bilingual maupun multilingual. Kontak bahasa yang terjadi dalam masyarakat bilingual kemudian menimbulkan salah satu fenomena sosiolinguistik pada penggunaan bahasa, yakni alih kode atau code switching.

Penggunaan alih kode ditemukan juga dalam sebuah film Jepang berjudul Meitantei Katherine yang menampilkan karakter yakni wanita berkewarganegaraan asing yang dapat menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Karakter orang asing dalam film, menyebabkan adanya jenis alih kode pada percakapan antar tokoh. Sehingga penulis tertarik untuk menganalisis alih kode dan faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode.

  • 2.    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : a. Bagaimanakah jenis alih kode yang terdapat dalam Film Meitantei Katherine? b. Bagaimanakah faktor penyebab alih kode dalam Film Meitantei Katherine?

  • 3.    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diuraikan dalam penelitian ini, sebagai berikut : memberikan pemahaman dan wawasan terhadap penggunaan alih kode dan faktor penyebabnya. Memberikan informasi mengenai jenis alih kode dan faktor-faktor penyebab alih kode dalam film Meitantei Katherine.

  • 4.    Metode Penelitian

Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data adalah metode padan intralingual dan teknik hubung banding. Terakhir, metode dan teknik penyajian hasil analisis adalah metode informal. Selain itu, teori yang digunakan adalah teori alih kode oleh Romaine (1995), alih kode oleh Wardhaugh (2006), faktor penyebab alih kode oleh Hoffman (1991) dan teori semiotika oleh Danesi (2011).

  • 5.    Hasil dan Pembahasan

Terdapat 21 data alih kode dalam film Meitantei Katherine dan Meitantei Katherine : Kieta Souzokujin.

  • 5.1    Jenis Alih Kode

Hasil penelitian berupa tiga jenis alih kode menurut Romaine (1995) dan dua jenis alih kode menurut Wardhaugh (2006) yang terjadi dalam film Meitantei Katherine dan Meitantei Katherine : Kieta Souzokujin.

  • 5.1.1    Tag Code Switching

Tag Switching adalah alih kode berupa tag atau ungkapan pendek maupun kata seru dalam suatu bahasa ke bahasa lainnya. Berikut data yang menunjukkan jenis Tag Switching.

  • (1)    Kujo Reiko       : Sou kamoshiremasenne. Demo, atashi niwa mou subeki koto wa

nani mo nain desu. shinasete hoshikatta.

Katherine Turner : No! No! No! anata wa ikite, tsumi wo tsugunai nasai. Sore ga anata no subeki koto.

(Meitantei Katherine, 1 ji 40 fun 48 byo)

Kujo Reiko      : Mungkin begitu. Tapi, aku merasa tidak ada lagi yang harus aku

lakukan. Aku ingin mati saja.

Katherine Turner : Tidak! Tidak! Tidak! Kamu harus hidup, dan menebus dosamu. Itu yang seharusnya kamu lakukan.

(Meitantei Katherine, 1 jam 40 menit 48 detik)

Berdasarkan data tersebut ditemukan alih kode berupa Tag atau seruan bahasa Inggris yakni kata No! dalam kalimat bahasa Jepang yang diucapkan oleh Katherine sebagai bentuk ketikdasetujuannya terhadap Reiko. Katherine melakukan

penyambungan kata ke dalam kalimat berbahasa Jepang agar Reiko dapat memahami maksud yang ingin disampaikan yakni tetap hidup untuk menebus segala perbuatannya.

  • 5.1.2    Intrasentential Code Switching

Intrasentential Switching merupakan alih kode yang terjadi di dalam sebuah kalimat. berupa kata, frase atau klausa yang ditemukan di dalam suatu kalimat dengan menggunakan dua bahasa yang berbeda.

(2) Katherine Turner Hashiguchi Daigo

: Itsu?

: Aa… Shibōsuite jikoku desune. Dōyobi no gogo hachi ji to suiteishiteimasu.

Katherine Turner

Hashiguchi Daigo

: Zenin Alibi ga aru?

: Higaisha no tsuma   yuko hisa jo reiko, nishikawa

kazuhiko, yamano hanako, zenin kyoto ni imashita.

(Meitantei Katherine, 1 ji 1 fun 56 byo - 1 ji 2 fun 10byo)

Katherine Turner

Hashiguchi Daigo

: Kapan?

: Ah, Waktu kematiannya ya? Saya memperkirakan hari Sabtu pukul 8 malam.

Katherine Turner

Hashiguchi Daigo

: Apakah semua memiliki Alibi?

: Istri korban Yuko, Kujo Reiko, Nishikawa Kazuhiko, Yamano Hanako, Semuanya ada di Kyoto.

Pada data diatas menunjukkan bahwa Katherine melakukan alih kode dengan menggunakan kata bahasa Inggris berupa alibi dalam klausa Zenin Alibi ga aru saat menanyakan apakah ada alibi dari orang-orang yang dicurigai dalam kasus tewasnya Togo Ryufu.Katherine melakukan alih kode Intrasentential karena beralih kode menggunakan kata bahasa Inggris dalam klausa bahasa Jepang.

  • 5.1.3    Intersentential Code Switching

Intersentential Code Switching adalah pengalihan kode ini kode yang terjadi antar-kalimat atau pergantian dua buah bahasa yang berbeda antara kalimat maupun klausa.

  • (3)    Katherine Turner : Sore wa dou yatte nusundan desuka.

Hamaguchi Ichiro : He bumped into my uncle so he lifted it from him.

Katherine Turner : Butsukatte?

Hamaguchi Ichiro : Ee.

Katherine Turner : Isshun desune. Yatte mite kudasai.

Hamaguchi Ichiro : Boku wa dekimasen. Demo, puro nara dekiru. Kono tokei wa ninki ga aru shi, sore ni ura ni fukudaitoryou no tokin mo aru. takane de ureru.

(Meitantei Katherine, 8 fun 15 byo)

Katherine Turner : Jadi, bagaimana caranya mencuri?

Hamaguchi Ichiro :Dia menabrak paman saya, lalu dia mengambil itu darinya.

Katherine Turner : Ditabrak?

Hamaguchi Ichiro : Iya.

Katherine Turner : Begitu cepat ya. Coba perlihatkan caranya.

Hamaguchi Ichiro : Saya tidak bisa melakukannya. Tapi, pencuri profesional mungkin bisa. Apalagi jam ini barang antik yang diukir oleh wakil presiden dengan kata-kata di belakangnya.

(Meitantei Katherine, 8 menit 15 detik)

Terdapat alih kode yang dilakukan oleh Ichiro karena menjawab pertanyaan Katherine dalam kalimat bahasa Inggris He bumped into my uncle so he lifted it from him. Katherine meminta ichiro menunjukkan cara seorang pelayan dapat mencuri jam tangan Hamaguchi Yukio begitu cepat. Ichiro beralih ke bahasa Jepang dengan mengatakan kalimat Boku wa dekimasen. Demo, puro nara dekiru. Kono tokei wa ninki ga aru shi, sore ni ura ni fukudaitoryou no tokin mo aru. takane de ureru.

5.1.4 Metaphorical Code Switching

Alih kode yang terjadi ketika adanya perubahan topik pembicaraan dengan menekankan suatu kata atau kalimat.

  • (4)    Situasi : Ogawa Maiko mengadakan sebuah kelas Ikebana di Amerika Serikat. Pada saat Maiko meminta para peserta di dalam kelas merangkai bunga, ia melihat seorang anak kecil yang ingin mengajak ibunya untuk pulang karena merasa bosan. Maiko lalu menghampiri anak tersebut.

    Kodomo Okaasama Kodomo Ogawa Maiko Kodomo Ogawa Maiko

    : I wanna go home.

    : Let’s wait

    : I’m bored.

    : do you know what kind of flower this is?

    : Bergamo.

    : Yes, very good. Modorouka?

    (Meitantei Katherine, 25 fun 07 byo)

    Anak Kecil

    Ibu

    Anak Kecil

    Ogawa Maiko

    : Aku ingin pulang.

    : Mari menunggu.

    : Aku bosan.

    : Apa kamu tahu jenis bunga apa ini?

Anak Kecil    : Bunga bergamo.

Ogawa Maiko : Ya, bagus sekali. Mau kembali (ke dalam)?

(Meitantei Katherine, 25 menit 07 detik)

Pada data di atas, alih kode terjadi ketika Maiko berusaha membujuk seorang anak kecil berkebangsaan Amerika dengan menanyakan nama sebuah bunga dengan menggunakan bahasa Inggris. Ia juga memuji jawaban anak kecil itu dengan mengatakan Yes, very good. Kemudian mengubah topik dan mengubah kode bahasa dalam bahasa Jepang dengan mengatakan Modorouka?, untuk mengajak anak kecil tersebut masuk kembali ke dalam kelas Ikebana-nya.

  • 5.1.5 Situational Code Switching

Alih kode situasional yang terjadi karena perubahan situasi. Alih kode ini menggunakan satu bahasa dalam satu situasi, kemudian menggunakan bahasa lain pada situasi lainnya.

  • (5)    Situasi : Katherine meminta Hashiguchi datang ke tempat ikebana untuk menjelaskan hubungan korban pembunuhan dan tempat-tempat yang terdapat kembang api dengan menggunakan rangkaian bunga ikebana.

Hashiguchi Daigo : Tokoro de tsugi no ookina hana wa?

Hamaguchi Ichiro : Kono tonari no chiisana roku jou da to shitara, kore wa shichi jou deshou ne.

Katherine Turner : Right, so this is the next murder.

Hamaguchi Ichiro : Tsugi no satsujin.

Hashiguchi Daigo : Shichijo horikawa, junkakeiro kyokashimasu.

Katherine Turner : Zettai.. zettai ni fusugimashou.

(Meitantei Katherine, 53 fun 49 byo)

Hashiguchi Daigo : Ngomong-ngomong, Bagaimana dengan bunga yang besar ini?

Hamaguchi Ichiro : Jika bunga kecil disampingnya menggambarkan Roku-Jo, yang ini berarti titik Shichi-Jo, kan?

Katherine Turner : Benar, disanalah pembunuhan berikutnya.

Hamaguchi Ichiro : Pembunuan berikutnya.

Hashiguchi Daigo : Kita harus memperkuat rute patroli Shichi-jo Horikawa.

Katherine Turner : Benar. Itu keputasan yang benar.

(Meitantei Katherine, 53 menit 49 detik)

Alih kode yang dilakukan berupa alih kode situasi. Katherine, Ichiro dan Hashiguchi sedang membahas mengenai lokasi pembunuhan dengan menggunakan rangkaian bunga Ikebana. Katherine mengatakan Right, so this is the next murder dengan menggunakan bahasa Inggris. Pada situasi ini, Hashiguchi yang kurang 6

memahami bahasa Inggris, tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Katherine. Ichiro lalu mengalihkan ke bahasa Jepang dengan mengulang kata yang di ucapkan oleh Katherine dengan mengatakan Tsugi no satsujin. Sehingga Hashiguchi dapat mengerti perkataan Katherine. Pada alih kode ini tidak ada perubahan topik, karena hanya membahas mengenai tempat pembunuhan.

  • 5.2 Faktor-faktor Penyebab Alih Kode

Terdapat delapan buah faktor penyebab alih kode menurut Hoffman (1991) yang ditemukan dalam film Meitantei Katherine dan Meitantei Katherine : Kieta Souzokujin.

  • 5.2.1    Mengungkapkan Topik Tertentu

Pembicara biasanya memilih untuk melakukan peralihan kode karena ingin menggungkapkan topik tertentu.

(6) Katherine Turner Hamaguchi Yukio

: Is there a problem?

:  Ah,  Kaherine  san.  Nandemo  arimasen.  Dozo,

modottekudasai.

Katherine Turner

Hamaguchi Yukio

: Ah, sono tokei!

:  Izen otousama kara itadaitamonodesu.  Sore wa

nusumareru nante menbokunai.

(Meitantei Katherine, 18 fun 16 byo - 18 fun 32 byo)

Katherine Turner

Hamaguchi Yukio

: Apa ada masalah?

: Ah, Kaherine. Tidak ada apa-apa. Silahkan kemali kedalam..

Katherine Turner

Hamaguchi Yukio

: Ah, jam itu.

: Ini sesuatu yang saya terima dari ayah anda sebelumnya.

Saya malu membiarkan ini dicuri.

Katherine mendengar keributan di acara welcome party dari asosiasi Ikebana Jepang. Katherine lalu keluar untuk menghampiri Ichiro dan Yukio yang menjadi sumber keributan. Katherine melihat seorang pelayan sudah digeledah, sehingga Katherine bertanya apa yang terjadi menggunakan bahasa Inggris Is there a problem?. Yukio menjawab tidak ada apa-apa. Namun, Katherine melihat sebuah jam tangan yang di pegang oleh Yukio, Katherine lalu melakukan pengalihan bahasa ke bahasa Jepang yakni, Ah sono tokei. Katherine berusaha mengungkapkan topik mengenai jam tangan tersebutt kerena melihat petugas keamana yang menggeledah pelayan tersebut. Sehingga, Yukio mulai membahas mengenai ia yang hampir kehilangan jam tersebut yang merupakan pemberian ayahnya Katherine.

  • 5.2.2    Mempertegas Sesuatu

Alih kode dapat terjadi jika seseorang secara tiba-tiba ingin menegaskan sesuatu dalam perkataannya, baik sengaja maupun tidak sengaja.

  • (7)    Hamaguchi Ichiro : Matte. Matte kudasai. Matte!

Katherine Turner : What’s?

Hamaguchi Ichiro : Iya, anou…

Katherine Turner : Nani?

(Meitantei Katherine,23 fun 41 byo)

Hamaguchi Ichiro : Tunggu. Tunggu. Tunggu!

Katherine Turner : Apa?

Hamaguchi Ichiro : Tidak, itu…

Katherine Turner : Apa?

(Meitantei Katherine, 23 menit 41 detik)

Katherine merasa kecewa mendengar bahwa ia harus kembali ke Amerika. Ichiro-pun mengejar Katherine dengan berteriak mengatakan Matte. Katherine lalu berhenti dan mengatakan kata bahasa Inggris What’s?. Ichiro terlihat kesulitan mengungkapkan maksudnya, sehingga Katherine mempertegas pertanyaannya dengan Nani? yang berarti juga “apa?” dalam bahasa Jepang.

  • 5.2.3    Interjection

Interjection adalan sebuah kata seruan pendek atau ekspresi yang dimasukkan ke dalam sebuah kalimat untuk menyampaikan keterkejutan, emosi yang kuat atau untuk mendapatkan perhatian.

  • (8)    Kujo Reiko       : Sou kamoshiremasenne. Demo atashi niwa mou subeki koto wa

nani mo nain desu. shinasete hoshikatta.

Katherine Turner : No! No! No! anata wa ikite, tsumi wo tsugunai nasai. Sore ga anata no subeki koto.

(Meitantei Katherine, 1 ji 40 fun 46 byo)

Kujo Reiko

Katherine Turner


: Mungkin. Tapi Saya sudah tidak ingin melakukan apapun lagi, Saya ingin mati saja.

: Tidak! Tidak! Tidak! Kamu harus hidup. Kamu harus menebus semu dosa-dosamu. Itulah yang harus kamu lakukan.

(Meitantei Katherine, 1 jam 40 menit 46 detik)

Katherine menggunakan kata No! No! No! yang merupakan interjection dalam bahas Inggris untuk menyampaikan emosi marahnya mendengar Reiko yang ingin mengakhiri hidupnya. Katherine beralih menggunakan bahasa Jepang agar Reiko mengerti apa yang Katherine katakan dengan mengatakan anata wa ikite, tsumi wo

tsugunai nasai. Sore ga anata no subeki koto untuk menyuruhnya tetap hidup dan harus menebus dosa-dosanya karena telah membunuh orang-orang dari perkumpulan Ikebana.

5.2.4 Pengulangan yang digunakan untuk klarifikasi

Pengulangan yang dilakukan untuk mengklarifikasi perkataannya agar lebih dimengerti lawan bicaranya. Sebuah pesan dalam satu kode bahasa diulang secara harfiah kedalam bahasa lainnya.

  • (9)    Hamaguchi Ichiro : Maiko san no koto wa anna fuu ni itte ita noni iemoto mizukara sougiin chou to wa ne.

Katherine Turner : hm..politics

Hamaguchi Ichiro : Politics? Seiji?

Katherine Turner : Un. Kadoukaino kaichou kimereru senkyo ga chikai kara nemawashi.

Hamaguchi Ichiro : Aa, naruhodo ne.

(Meitantei Katherine, 31 fun 21 byo)

Hamaguchi Ichiro : Kepala sekolah yang menjadi kepala pemakaman (untuk Maiko) seharusnya tidak mengatakan hal seperti itu mengenai Maiko.

Katherine Turner : hmm… politik

Hamaguchi Ichiro: Politik? Politik?

Katherine Turner : Iya. Karena pemilihan untuk memutuskan ketua perkumpulan ikebana sudah dekat. Mereka membuat pengaturan yang diperlukan.

Hamaguchi Ichiro : Ah, begitu ya.

(Meitantei Katherine, 31 menit 21 detik)

Katherine yang mengatakan kata Politics saat membahas mengenai sikap orangorang yang berada di pemakaman sahabatnya, Maiko. Ichiro mengulang kata yang diucapkan Katherine dengan bahasa Inggris yakni Politics? Kemudian mengalihkan secara harfiah ke bahasa Jepang yakni Seiji? untuk mengklarifikasi kepada Katherine mengenai kata yang sedang mereka bicarakan adalah kata “politik”.

  • 5.2.5 Intensi Mengklarifikasi isi Pembicaraan kepada Lawan Bicara

Alih kode dilakukan karena ada intensi atau niat untuk mengklarifikasi isi pembicaraan agar dapat dipahami oleh lawan bicara.

  • (10)    Katherine Turner : sore wa do yatte nusundan desuka.

Hamaguchi Ichiro : He bumped into my uncle so he lifted it from him.

Katherine Turner : butsukatte?

Hamaguchi Ichiro : ee.

Katherine Turner : isshun desune. Yatte mite kudasai.

Hamaguchi Ichiro : boku wa dekimasen. Demo, puro nara dekiru. Kono tokei wa ninki ga aru shi, sore ni ura ni fukudaitoryou no tokin mo aru. takane de ureru.

(Meitantei Katherine, 08 fun 10 byo)

Katherine Turner : Kalau begitu bagaimana bisa dicuri?

Hamaguchi Ichiro : Dia menabrak paman saya kemudian dia mencurinya dari beliau.

Katherine Turner : Ditabrak?

Hamaguchi Ichiro : Iya

Katherine Turner : Cepat ya. Tolong perlihatkan caranya.

Hamaguchi Ichiro : Saya tidak bisa melakukannya. Tapi seorang profesional bisa.

Jam tersebut sangat terkenal, dan juga jam tersebut antik dengan kata yang diukir oleh wakil presiden di belakangnya.

(Meitantei Katherine, 08 menit 10 detik)

Ichiro mengatakan He bumped into my uncle so he lifted it from him dengan menggunakan bahasa Inggirs untuk mengklarifikasi kepada Katherine bagaimana jam tangan milik pamannya dicuri oleh seorang pelayan. Katherine meminta Ichiro menunjukkan cara pelayan tersebut dapat mencuri jam tangan hanya dengan menabraknya. Ichiro kemudian beralih kembali ke dalam bahasa Jepang kepada Katherine dengan mengatakan boku wa dekimasen. Demo, puro nara dekiru. Ichiro mengalihkan ke bahasa Jepang untuk kembali mengklarifikasi pembicaraannya kepada Katherine karena terus ditanyai dengan menggunakan bahasa Jepang.

  • 6.    Simpulan

Berdasarkan data yang telah dianalisis, ditemukan jenis alih kode yang terdapat dalam film Meitantei Katherine dan Meitantei Katherine : Kieta Souzokujin, yaitu 19 data alih kode yang terdiri dari, satu Tag Code Switching, lima data Intrasentential Code Switching, empat Intersentential Code Switching, tiga Metaphorical Code Switching, dan empat Situational Code Switching. Pada film Meitantei Katherine alih kode Intrasentential lebih banyak digunakan dalam percakapan antar tokoh.

Faktor penyebab yang ditemukan yakni 1) mengungkapkan topik tertentu; 2)mempertegas sesuatu; 3) interjection; 4) pengulangan yang digunakan untuk

klarifikasi; dan 5) intensi mengklarifikasi isi pembicaraan kepada lawan bicara. Pada penelitian ini tidak ditemukan penyebab alih kode mengutip orang lain dan menyatakan identitas kelompok.

  • 7.    Daftar Pustaka

Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta:Jalasutra

Hoffman, C. 1991. An Introduction to Bilingualism. New York : Longman.

Romaine, S. 1995.Bilingualism. Oxford : Blackwell.

Wardhaugh, Ronald. 2006. An Introduction to Sociolinguictics fifth edition. Oxford : Blackwell Publishing.

Wedayanti, N.P.L. 2015. Produktivitas Kata Harassment Berkomposisi dalam

Bahasa Jepang. Prasi, 10(19).

11