SAKURA VOL. 3. No. 1 Februari 2021

DOI: https://doi.org/10.24843/JS.2021.v03.i01.p07

P-ISSN: 2623-1328

E-ISSN:2623-0151

Konteks Pembentuk Wacana Pacifism dalam Anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata

I Made Pande Krisna Dana1*), Ni Luh Putu Ari Sulatri2), Renny Anggraeny3)

PS Sastra Jepang, FIB, Universitas Udayana Denpasar-Bali

1[[email protected]], 2[[email protected]], 3[[email protected]]

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Konteks Pembentuk Wacana Pacifism dalam Anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konteks pembentuk wacana pacifism yang terdapat dalam anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi pustaka. Tahap analisis data menggunakan metode deskripsi analisis dan penyajian data menggunakan metode informal. Teori yang digunakan adalah teori analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Van Dijk. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa konteks pembentuk wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka yaitu 1) pengarang novel dan sutradara anime merupakan korban perang; 2) larangan melakukan perang dalam pasal 9 dari konstitusi Jepang dan; 3) Jepang menandatangani perjanjian San Fransisco.

Kata Kunci: pacifism, analisis wacana kritis, anime

Abstract

The tittle of this research was “Forming Context of Pacifism Discourse in Hotaru no Haka anime by Isao Takahata”. The purpose of this research to find out the forming context of pacifism discourse in Hotaru no Haka anime by Isao Takahata. Data colletion method in this research was literature study method. The data were analyzed by using descriptive analysis method and informal method. The theory applied in this research was critical discourse analysis by Van Dijk (1988). The result in this research were 1) novelist and anime director are victims of war; 2) prohibition of war in article 9 of the Japanese Constitution and; 3) Japan signed the treaty of San Francisco.

Keywords: pacifism, critical discourse analysis , anime

  • 1.    Pendahuluan

Pacifsm merupakan perlawanan terhadap peperangan dan digunakan untuk berbagai pandangan mengenai perdamaian dan anti kekerasan yang merujuk pada pandangan bahwa semua kekerasan itu salah (McMahan, 2010:44). Pacifism juga merupakan paham mengenai anti perang karena perang menyebabkan kehancuran dan banyak korban jiwa yang berjatuhan. Gelven (dalam Sarsito, 2009:115) menyatakan bahwa, perang merupakan konflik bersenjata yang mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan, rusaknya fasilitas dan berdampak langsung terhadap masyarakat yang tidak

terlibat langsung dalam perang. Perang juga konflik bersenjata yang bersifat luas, disengaja, dan nyata antara komunitas-komunitas politik yang dimotivasi oleh ketidaksepemahaman yang tajam atas persoalan pemerintahan.

Perang menyebabkan trauma yang mendalam bagi negara-negara yang merasakan dampak negatif dari terjadinya perang. Salah satunya adalah Jepang yang pernah terlibat dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Jepang pernah terlibat dan kalah dalam Perang Dunia II, sebagai akibatnya masyarakat Jepang mengalami trauma terhadap perang yang membuat kehidupan masyarakat menjadi sengsara, hal tersebut juga dilatarbelakangi dari keadaan Hiroshima dan Nagasaki yang dijatuhkannya bom oleh tentara Amerika. Serangan tersebut menyebabkan dampak yang buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat Jepang dan mengakibatkan rusaknya infrastruktur di Jepang, banyak korban jiwa yang berjatuhan, serta kerugian dalam bidang ekonomi. Dampak buruk perang yang dialami langsung oleh Jepang membuat negara Jepang mengembangkan budaya pacifism yang kuat. Pacifism di Jepang dipresentasikan dalam bentuk karya sastra seperti film, manga, dan anime maupun bentuk lainnya. Karya sastra yang mempresentasikan mengenai pacifism adalah karya sastra berupa anime yaitu Hotaru no Haka.

Anime Hotaru no Haka diadaptasi dari novel karya Akiyuki Nosaka yang bertujuan untuk permintaan maaf dari Akiyuki Nosaka terhadap adik perempuannya karena adik perempuannya telah meninggal yang akibat kekurangan gizi saat Perang Dunia II. Sutradara anime yaitu Isao Takahata juga merupakan orang yang merasakan langsung dampak buruk dari terjadinya perang sehingga ia membuat anime Hotaru no Haka yang merupakan anime berlatarbelakang Perang Dunia II. Anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata menceritakan kondisi kehidupan masyarakan Jepang pada Perang Dunia II terjadi. Anime Hotaru no Haka adalah sebuah karya sastra berupa anime dari Takahata dengan tujuan untuk menampilkan pesan yaitu berupa pacifism. Dalam anime Hotaru no Haka terdapat banyak wacana pacifism yang ingin disampaikan dan ditampilkan dalam anime Hotaru no Haka yang dilatarbelakangi oleh beberapa konteks yang memicu timbulnya wacana pacifism dalam anime. Anime Hotaru no Haka juga memiliki pesan mengenai Takahata yang ingin mengembangkan sikap pacifism agar perang itu tidak terjadi kembali karena sangat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata dipilih

sebagai objek kajian karena mengangkat tema peperangan dan menggambarkan dampak negatif yang terjadi akibat terjadinya perang, sehingga dapat diteliti mengenai konteks yang memicu timbulnya wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka.

  • 2.    Metode Penelitian

Metode teknik pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka untuk mengumpulkan data yang dikelompokkan sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Tahap analisis data menggunakan metode deskripsi analisis yang merupakan metode untuk menguraikan maupun memberikan penjelasan tentang fakta-fakta dan disusul dengan analisis yang tidak hanya menguraikan melainkan juga memberikan pengertian, pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2003:53). Tahap akhir dari sebuah data adalah penyajian analisis data. Tahap penyajian analisis data mengguna metode informal dengan mengklasifikasikan data dan dianalisis dengan uraian berupa kata-kata. Sumber data menggunakan sumber data berupa anime Hotaru no Haka dengan menampilkan data yang dijabarkan dalam bentuk potongan dialog dan potongan gambar dari anime Hotaru no Haka

  • 3.    Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan yaitu menggunakan teori analisis wacana kritis dari Van Dijk. Teori tersebut digunakan dengan bertujuan untuk membantu menganalisis data yang telah terkumpul. Kelebihan proses analisis wacana dari Van Dijk yaitu dilihatnya hubungan antara teks dan konteks pembentuk sebuah wacana (Van Dijk, 1988: 181-182). Konteks adalah sebab yang melatarbelakangi suatu wacana. Van Dijk (dalam Eriyanto, 2001: 271-272) mengemukakan mengenai penelitian wacana yang tidak hanya didasarkan pada analisis wacana saja karena wacana merupakan hasil dari suatu penerapan produksi yang harus juga diteliti. Salah satunya adalah konteks yang memicu wacana karena konteks juga mempelajari bagaimana struktur wacana yang terdapat dan berkembang dalam masyarakat. Konteks pembentuk wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka dikaji dengan menggunakan teori konteks sosial dari Van Dijk dan didukung dengan menggunakan konsep pacifism.

  • 4.    Hasil dan Pembahasan

Konteks adalah sebab yang melatarbelakangi suatu wacana. Wacana pacifism yang terdapat dalam anime Hotaru no Haka tidak luput dari konteks yang memicu timbulnya wacana pacifism pada anime. Ada beberapa konteks yang memicu wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka.

  • 4.1    Pengarang Novel dan Sutradara Anime Merupakan Korban Dari Perang

Anime Hotaru no Haka adalah anime yang dilatarbelakangi oleh pengalaman pahit Akiyuku Nosaka yang merupakan pengarang novel dan Isao Takahata yang sutradara anime. Pengalaman pahit Nosaka pada akhir Perang Dunia II membuat Nosaka menulis sebuah novel yang berjudul Hotaru no Haka sebagai bentuk penyesalan dan kenangan atas meninggalnya adik perempuan Nosaka karena kekurangan gizi. Novel tersebut kemudian diadaptasi menjadi anime dengan judul yang sama yang disutradarai oleh Isao Takahata. Takahata mendeskripsikan pesan mengenai pengalaman pahit dan kesedihan dari Nosaka akibat perang yang ditampilkan melalui ujaran setiap tokoh dan ditunjang dengan visualisasi adegan dalam anime Hotaru no Haka, seperti data berikut:

  • (1)    公衆     :あんたとこも 二人も焼きだされて、 大変や なあそやけ

まだ小さいのに かわいそうになあ

(蛍の墓、30:37-30:46)

Koushuu     : Anta koto mo futari mo yaki dasarete, taihen yanaa

soyakedomoda chiisai no ni kawaisounaa

(Hotaru no Haka, 30:37-30:46)

Masyarakat : Jadi kau merawat dua anak kecil yang kehilangan rumahnya? Kasian sekali, mereka kehilangan ibunya saat masih kecil.

(Hotaru no Haka, 30:37-30:46)

Data (1) merupakan pernyataan dari masyarakat yang mengetahui bahwa Seita dan Setsuko kehilangan rumah dan ibunya saat masih kecil. Pada data (1) terlihat jelas tokoh utama yaitu Seita mengalami kesedihan yang mendalam. Wacana tersebut merupakan pandangan dari sutradara yang bertujuan mendeskripsikan pandangan pengarang atas pengalaman pribadi mengenai pengalaman pahit dan kesedihan yang

dialami Nosaka sebagai pengarang dengan menampilkan keadaan tokoh yang harus bertahan hidup setelah kehilangan rumah dan ibunya akibat perang.

Pengalaman pribadi yang dialami langsung oleh pengarang mengenai perang juga menyebabkan ia benci terhadap peperangan. Pengarang juga mengeluhkan kebenciannya terhadap tentara karena tentara merupakan orang yang terlibat langsung dalam peperangan yang menyebabkan masyarakat sipil menjadi korban dari terjadinya perang, seperti data berikut:

(2) 清太のおばさん

Seita no obasan

Bibi Seita


:軍人さんばっかりぜいたくして、

(蛍の墓, 24:54-24:56)

: Gunjin san bakkari zeitaku shite,

(Hotaru no Haka, 24:54-:24:56)

: Para tentara selalu saja berperang

(Hotaru no Haka, 24:54-24:56)

Data (2) merupakan keluhan dari bibi Seita yang mengeluh karena tentara yang selalu berperang mengakibatkan semua serba kesulitan. Data (2) menunjukan pandangan pengarang atas pengalaman pribadinya mengenai keluhannya terhadap tentara yang selalu berperang. .Wacana tersebut juga merupakan penggambaran dari sutradara mengenai keluhannya terhadap perang yang menimbulkan ketakutan, kehancuran dan banyaknya korban jiwa berjatuhan yang ditampilkan melalui wacana tersebut. Pengalaman pahit yang ditampilkan melalui ujaran dari setiap tokoh tersebut merupakan penggambaran dari kehidupan Takahata dan Nosaka pada akhir Perang Dunia II, hal tersebut yang melatarbelakangi konteks pembentuk timbulnya wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka.

Takahata dan Nosaka merupakan sutradara dan pengarang yang merasakan kejamnya perang serta merasakan langsung dampak dari akibat perang pada akhir Perang Dunia II. Hal tersebut yang melatarbelakangi sutradara dan pengarang untuk membuat cerita bertema perang dengan tujuan untuk menyampaikan pesan mengenai pengalaman pahit dan penderitaan yang dialami masyarakat Jepang pada akhir Perang Dunia II. Anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata juga memiliki pesan kepada penonton mengenai perlawanan terhadap perang dan berbagai ajaran mengenai perdamaian maupun anti-kekerasan tentang perang yang merujuk pada pandangan bahwa semua kekerasan itu salah.

  • 4.2    Larangan Melakukan Perang dalam Pasal 9 dari Konstitusi Jepang (日本国 憲 法 第 9 , Nihonkokukenpō dai kyū-jō)

Jepang adalah negara yang pernah terlibat dalam Perang Dunia II dan mengalami kekalahan dengan menyerah tanpa syarat dari Amerika Serikat. Jepang mengalami kekalahan dari Amerika membuat Jepang memberlakukan pasal 9 kostitusi Jepang yang membuat Jepang harus mengembangkan budaya pacifism dan larangan melakukan peperangan untuk menyelesaikan pertikaian. Pasal 9 konstitusi Jepang diatur oleh Amerika karena telah mengalahkan Jepang yang bertujuan untuk mencegah kekaisaran memiliki pasukan militer (Juwana, 1992:250). Jepang menyerah tanpa syarat terhadap Amerika karena Jepang mengalami kehancuran yang sangat parah dan masyarakat Jepang yang tidak terlibat langsung dalam perang menjadi sengsara, seperti data berikut:

  • (3)    清太    :負けたって本当ですか、日本が?大日本帝国が?

公衆    :ああ無条件降伏やがな

清太    :連合艦隊どないしたんや!

公衆    :あかんあかん、そなんもんとうの昔に沈んでしもて,

一隻も残っとらんわい。

(蛍の墓, 1:14:00-1:14:13)

Seita        : Maketatte hontou desuka, Nihon ga?, Dainipponteikoku

ga?

Koushuu    : Aa mujouken koufuku ya gana

Seita         : Renggo kantai donaishitan ya!

Koushu     : Akan akan, so nan mon tou no mukashi shizunde shimote,

ichi seki mo nokotto ranwai

(Hotaru no Haka, 1:14:00-1:14:13)

Seita        : Apakah benar Jepang sudah kalah? Jepang? Pasukan

Kaisar Jepang?

Masyarakat : Ya, menyerah tanpa syarat

Seita        : Untuk angkatan lautnya bagaimana!

Masyarakat : Semuanya musnah, semunya tenggelam, tak ada satupun yang tersisa.

(Hotaru no Haka, 1:14:00-1:14:13)

Data (3) merupakan percakapan antara Seita dengan seorang masyarakat saat Seita sedang menarik uang tabungannya di sebuah Bank. Percakapan tersebut menampilkan pernyataan mengenai kekalahan Jepang terhadap Amerika. Jepang telah menyerah tanpa syarat terhadap Amerika karena Jepang mengalami kehancuran. Kekalahan Jepang tersebut merupakan hal yang melatarbelakangi Jepang untuk

menerapkan pasal 9 yang menjadikan Jepang sebagai negara damai, mengembangkan budaya pacifism, serta menolak penggunaan kekerasan maapun peperangan untuk menyelesaikan sebuah pertikaian.

Kekalahan Jepang tersebut mengakibatkan Jepang harus menerapkan pasal 9 yang diatur Amerika karena Amerika telah mengalahkan Jepang sehingga Amerika memiliki kuasa penuh terhadap Jepang. Situasi kekalahan Jepang tersebut merupakan konteks yang memicu terbentuknya wacana pacifism yang terdapat pada anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata.

  • 4.3    Jepang Menandatangani Perjanjian San Fransisco

Perjanjian San Fransisco merupakan perjanjian untuk merundingkan perjanjian damai dengan Jepang yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan merupakan perjanjian yang secara resmi mengakhiri Perang Dunia II. Keberadaan perjanjian tersebut membuat Jepang menjadi negara yang harus mengembangkan budaya pacifism. Dampak dari perjanjian San Fransisco adalah berakhirnya Perang Dunia II, berakhirnya imperalisme Jepang, serta penyitaan aset dan kompensasi Jepang. Hal tersebut juga berdampak langsung bagi kelangsungan hidup masyarakat Jepang dan berdampak baik bagi pasukan militer Jepang yang selamat dalam perang bisa kembali ke negaranya, seperti gambar berikut:

Gambar 1. Kembalinya pasukan angkatan udara Jepang setelah mengalami kekalahan dari Amerika

(Hotaru no Haka, menit 1:15:14)

Gambar (1) merupakan adegan saat pasukan angkatan udara Jepang kembali ke Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Gambar (1) merupakan penggambaran keadaan setelah Jepang menyerah terhadap Amerika dan membuat pasukan militer Jepang yang selamat bisa kembali ke Jepang. Gambar (1) menampilkan pesawat tempur yang setiap melintas selalu melakukan penyerangan namun pada gambar tersebut dapat

dilihat bahwa pesawat temput tersebut melintas seperti biasa tanpa melakukan penyerangan maupun pengeboman.

Gambar tersebut memiliki makna bahwa kekalahan Jepang yang membuat perang berakhir berdampak bagi kelangsungan hidup masyarakat yang terlibat langsung maupun tidak langsung dan berakhirnya perang juga menyebabkan keadaan menjadi aman, adanya kedamaian, dan hal tersebut juga yang memicu konteks wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka. Hal tersebut juga yang memicu konteks wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka karena tidak sedikit dari masyarakat Jepang termasuk sutradara anime juga mendukung menjadi seorang yang memiliki ideologi pacifism.

  • 5.    Simpulan

Konteks pembentuk wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka diklasifikasikan menjadi 3 konteks yaitu, pertama pengarang novel dan sutradara anime merupakan korban dari perang. Akiyuki Nosaka yang merupakan pengarang novel dan Takahata yang merupakan sutradara anime merupakan orang yang menjadi saksi dan mengalami langsung dampak buruk akibat terjadinya Perang Dunia II yang menjadi konteks timbulnya wacana pacifism dalam anime. Konteks yang kedua adalah larangan melakukan perang dalam pasal 9 dari konstitusi Jepang. Jepang mengalami kekalahan dari Amerika membuat Jepang harus menerapkan pasal 9. Hal tersebut merupakan konteks yang memicu wacana pacifism dalam anime Hotaru no Haka. Ketiga yaitu Jepang menandatangani perjanjian San Fransisco. Jepang yang merupakan negara kalah dalam Perang Dunia II membuat Jepang harus bersedia menandatangani sebuah perjanjian yaitu perjanjian San Fransisco. Perjanjian San Fransisco tersebut merupakan perjanjian yang resmi mengakhiri Perang Dunia II dan menjadi latarbelakang timbulnya wacana pacifism pada anime Hotaru no Haka karya Isao Takahata.

  • 6.    Daftar Pustaka

Juwana, Hikmahanto. 1992. Masalah Penafsiran Terhadap Pasal 9 Konstitusi Jepang. Jakarta.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Kritis: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

McMahan, Jeff. 2010. Pacifism and Moral Theory. Oxford University.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Teori Metode dan Teknik Penlitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sarsito Totok. 2009. “Perang dalam Tata Kehidupan Antarbangsa” (Jurnal). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Van Dijk, A Teun. 1988. News As Discource. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publisher.

88