Fenomena Bankonka Dalam Drama Kazoku No Katachi Karya Shunichi Hirano
on
SAKURA VOL. 2. No. 2 Agustus 2020
DOI: https://doi.org/10.24843/JS.2020.v02.i02.p03
P-ISSN: 2623-1328
E-ISSN:2623-0151
Fenomena Bankonka dalam Drama Kazoku No Katachi Karya Shunichi Hirano
I Putu Marta Adiyasa*, Ngurah Indra Pradhana, Silvia Damayanti Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana [marta.adiyasa789@gmail.com],[indra_pradana@unud.ac.id], [silvia_damayanti@unud.ac.id]
Denpasar, Bali, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini berjudul“Fenomena Bankonka Dalam Drama Kazoku No Katachi Karya Shunichi Hirano”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena bankonka dan faktor penyebabnya dalam drama Kazoku No Katachi karya Shunichi Hirano. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra Wellek Warren, teori faktor penyebab bankonka oleh Tsutsui dan teori semiotika oleh Danesi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga tokoh yang mengalami fenomena bankonka yaitu Daisuke, Sasaki dan Hanako yang ditunjukkan melalui keterlambatan menikah dan tidak terlalu memikirkan mengenai pernikahan. Faktor penyebab fenomena bankonka dalam drama Kazoku No Katachi dibagi menjadi dua gender yaitu pria dan wanita. Faktor penyebab terjadinya fenomena bankonka pada pria antara lain yaitu 1) lebih senang hidup sendiri; 2) faktor ekonomi; 3) faktor pekerjaan; 4) faktor hobi; 5) tidak merasakan keuntungan dari pernikahan; 6) sulit mendapatkan pasangan. Faktor penyebab terjadinya fenomena bankonka pada wanita antara lain yaitu 1) faktor pekerjaan; 2) faktor hobi.
Kata kunci: sosiologi sastra, bankonka, drama
Abstract
The title of this research is "The Phenomenon of Bankonka in Drama Kazoku No Katachi by Shunichi Hirano". This study aims to find out how the phenomenon of bankonka and its causal factors in the drama Kazoku No Katachi by Shunichi Hirano. This research uses the theory of literary sociology Wellek Warren, the theory of factors that cause bankonka by Tsutsui and the theory of semiotics by Danesi. This research uses descriptive analysis method. Based on the results of the study there were three figures who experienced the phenomenon of Bankonka, namely Daisuke, Sasaki and Hanako, which was shown through a late marriage and not thinking too much about marriage. Factors causing the Bankonka phenomenon in the drama Kazoku No Katachi are divided into two sexes, male and female. Factors causing the phenomenon of bankonka in men are 1) the happiness of living alone; 2) economic factors; 3) work factors; 4) hobby factors; 5) do not
feel the benefits of marriage; 6) difficult to get a partner. Factors causing the phenomenon of bankonka in women are 1) work factors; 2) hobby factors.
Key word: literary sociology, bankonka, drama
Negara Jepang mengalami berbagai macam perubahan pasca perang dunia II, salah satunya yaitu perubahan dalam nilai-nilai pernikahan. Pernikahan adalah sebuah bagian yang penting dari kehidupan manusia. Pada tahun 1970 hingga 1980 pernikahan dianggap sebagai sebuah kewajiban sosial baik bagi pria maupun wanita (Sandberg, 2010: 39). Pada era showa (1926-1989) wanita diharapkan sudah menikah pada umur 20-24 tahun. Wanita yang belum menikah pada umur 25 tahun akan dicemooh oleh masyarakat sekitar dan mendapat julukan urenokori (wanita yang tidak laku). Pada zaman tersebut menikah merupakan suatu keharusan (Iwao, 1993: 59).
Namun, hal tersebut kini telah berubah mengikuti perkembangan zaman. Jepang kini telah menjadi negara dengan tingkat orang yang terlambat menikah nomor satu di dunia. Pada tahun 2010, sebanyak 60% dari wanita dan pria berusia 25-29 tahun masih lajang dan diketahui pula bahwa 1 dari 3 orang yang berusia 3034 tahun juga masih lajang (Saito dan Shirakawa, 2012: 53). Hal tersebut disebabkan karena semakin banyaknya masyarakat Jepang yang memperoleh pendidikan di perguruan tinggi dan dapat bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya menyebabkan tekanan untuk menikah pada umur tertentu telah melemah dan kesadaran untuk menikah pada usia layak di Jepang semakin rendah. Hal tersebut menyebabkan masyarakat Jepang lebih memilih untuk menunda pernikahannya (Ohashi dalam Silvia 2013: 4). Fenomena penundaan pernikahan ini disebut dengan bankonka. Berdasarkan survei kementerian pendidikan, kesehatan dan ketenaga kerjaan Jepang (2011) usia rata-rata pertama kali menikah untuk pria dan wanita terus meningkat semenjak tahun 1993 yang mencapai 28,4 tahun untuk pria dan 26,1 tahun untuk wanita.
Pada Negara Jepang, berbagai fenomena sosial yang terjadi dapat diaplikasikan menjadi sebuah tema dari sebuah karya sastra, salah satu karya sastra tersebut adalah drama. Salah satu drama yang menceritakan tentang fenomena sosial yang terjadi pada masyarakat Jepang adalah drama yang berjudul Kazoku no Katachi karya Shunichi Hirano. Karya sastra ini mengisahkan mengenai kehidupan masyarakat Jepang yang kesehariannya harus menjalani rutinitas bekerja dan diwaktu yang sama juga sudah harus memikirkan mengenai pernikahan karena beberapa dari tokoh di dalam drama Kazoku no Katachi sudah tidak lagi berusia muda. Pernikahan dianggap sebagai hal yang merepotkan karena waktu dan uang harus terbagi. Tetapi, beberapa tokoh di dalamnya juga bersemangat untuk menikah dan melakukan berbagai cara untuk bisa menikah meskipun usianya tidak lagi muda.
Berdasarkan hal tersebut maka dipilihlah drama Kazoku no Katachi karya Shunichi Hirano sebagai objek dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan
sosiologi sastra. Penelitian ini perlu dilakukan dengan harapan mampu menambah wawasan mengenai salah satu fenomena sosial di Jepang yaitu bankonka serta faktor penyebab bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi.
Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan teknik catat dengan tujuan menyimak permasalahan dalam objek yang berupa drama dan hal yang dilakukan berikutnya adalah pencatatan hal-hal yang berkaitan dan diperlukan untuk menjawab rumusan masalah. Metode dan teknik analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan dan memberikan penjelasan mengenai fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis serta memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2003:53).
Penelitian ini menggunakan tiga teori, yaitu teori sosiologi sastra Wellek dan Warren (1993), teori faktor penyebab bankonka Tsutsui (2005) dan teori semiotika Danesi (2011). Teori sosiologi sastra digunakan untuk menganalisis fenomena bankonka yang terjadi dalam drama. Teori faktor penyebab bankonka digunakan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena bankonka. Teori semiotika digunakan untuk menganalisis ekspresi wajah, bahasa tubuh dan objek dalam drama Kazoku no Katachi yang menggambarkan faktor penyebab fenomena bankonka dalam drama Kazoku no Katachi karya Shunichi Hirano.
Fenomena bankonka dalam drama Kazoku no Katachi digambarkan melalui tokoh yang belum menikah melewati usia ideal dan tidak terlalu memikirkan mengenai pernikahan yang terjadi pada tokoh Daisuke, Hanako dan Sasaki. Berdasarkan fenomena tersebut, faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena bankonka dalam drama Kazoku no Katachi adalah faktor lebih senang hidup sendiri, ekonomi, pekerjaan, hobi, dan sulit mendapatkan pasangan. Terdapat beberapa data yang memeperlihatkan fenomena dan faktor penyebab fenomena bankonka dalam drama Kazoku no Katachi.
Fenomena merupakan peristiwa atau gejala yang terjadi dalam kehidupan atau rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai melalui disiplin ilmu tertentu. Fenomena terjadi karena adanya permasalahan dan
perubahan di lingkungan sekitar (Kuswarno, 2009: 2). Fenomena bankonka yang terdapat dalam drama kazoku no Katachi digambarkan melalui seseorang yang belum menikah melewati usia ideal untuk menikah di Jepang dan tidak terlalu memikirkan mengenai pernikahan.
-
a) Belum Menikah Melewati Usia Ideal
Kesadaran mengenai usia pernikahan terus berubah dari waktu ke waktu. Pada tahun 1995 di Jepang persentase seseorang yang belum menikah pada usia ideal yaitu 57% untuk pria dan 44% untuk wanita. (Tsutsui, 2005: 9). Dalam drama Kazoku no Katachi terdapat tiga tokoh yang belum juga menikah melewati usia ideal untuk menikah di Jepang. Tokoh tersebut yaitu Daisuke, Hanako dan Sasaki yang belum juga menikah pada usia di atas 30 tahun yang dapat dilihat pada data berikut.
-
(1) 陽三:でもお前うれしくねえのか?俺再婚して、新しい家族できて。
大介:その年で再婚って?
陽三:その年で独身って?
大介:もう39だからなこの年にもなれば自分のことはよく分か る。俺は結婚には向いてない。
Yōzō : Demo omae ureshikunē no ka? Ore saikon shite, atarashī
kazoku dekite. Daisuke : Sono-nen de saikon tte?
Yōzō : Sono-nen de dokushin tte?
Daisuke : Mō 39dakara na kono-nen ni mo nareba jibun no koto wa yokuwakaru. Ore wa kekkon ni wa mui tenai.
Yōzō : Bukankah seharusnya kau senang? Bahwa aku menikah lagi
dan kau memiliki keluarga baru.
Daisuke : Menikah lagi diusiamu?
Yōzō : Lajang diusiamu?
Daisuke : Aku sudah 39 tahun dan aku sudah cukup dewasa untuk mengetahui diriku sendiri. Bahwa aku tidak ingin menikah
(Kazoku no Katachi episode 1, 14:26)
Data (1) merupakan percakapan antara Daisuke dan ayahnya yaitu Yōzō. Dari percakapan Daisuke dan ayahnya tersebut dapat dianalisis bahwa Daisuke yang sudah berumur 39 tahun dan belum juga menikah dapat dikategorikan ke dalam orang yang mengalami bankonka sesuai dengan prenyataan Tsutsui (2005:7) yang menyatakan bahwa pernikahan pada usia yang lebih tinggi daripada usia ideal atau orang yang belum menikah pada usia ideal untuk menikah dapat dikategorikan orang yang mengalami bankonka. Usia layak menikah di Jepang berkisaran antara 20-25 tahun. Selain Daisuke, Hanako juga merupakan orang yang menunda pernikahannya dan ia sudah berumur 32 tahun tetapi belum juga menikah yang dapat dilihat pada data berikut.
-
(2) 大介:俺39だけど、そっちは?
葉菜子:32です。
大介:30代なんでさ自分のことで精いっぱいなんだから俺たちの
秩序ある暮らしに余計なもめ事持ち込むなって言いたいよね
葉菜子:そう仕だって大変なんだし
大介:仕事は何?
葉菜子:ちょと商社に、そっちは?
大介:こっちは文具メーカー。
Daisuke : Ore 39dakedo, socchi wa?
Hanako : 32Desu.
Daisuke : 30-Dainande sa jibun no koto de seiippaina ndakara ore tachi no chitsujo
aru kurashi ni yokeina momegoto mochikomu natte iitai yo ne Hanako : Sō tsukamatsu datte taihen'na ndashi
Daisuke : Shigoto wa nani?
Hanako : Chotto shōsha ni, sotchi wa?
Daisuke : Kocchi wa bungu mēkā.
Daisuke : Aku 39 tahun, bagaimana denganmu?
Hanako : Aku 32 tahun.
Daisuke : Orang-orang yang sudah berumur 30 tahunan sudah
cukup sibuk mengurus diri sendiri, jangan bawa masalah tidak penting dalam masa tua kita, hanya itu yang ingin aku katakan.
Hanako : Keadaan di tempat kerja juga sedang sulit.
Daisuke : Apa pekerjaanmu?
Hanako : Aku bekerja di perusahaan perdagangan, bagaimana
denganmu?
Daisuke : Aku bekerja di manufaktur alat tulis
(Kazoku no Katachi episode 1, 34:48)
Data (2) merupakan percakapan antara Daisuke dan Hanako yang sedang berbincang di sebuah tempat makan seusai bekerja. Daisuke memulai obrolan dengan mengatakan ia sudah berumur 39 tahun dan juga langsung menanyakan umur Hanako yang mengatakan bahwa ia berumur 32 tahun. Daisuke mengatakan bahwa orang-orang yang sudah berumur 30 tahunan sudah cukup sibuk mengurus diri sendiri ditambah lagi dengan keadaan yang sulit di tempat kerja dan mereka masing-masing menjelaskan tempat mereka bekerja. Dari percakapan tersebut dapat dianalisis bahwa Daisuke yang sudah berumur 39 tahun dan Hanako yang sudah berumur 32 tahun lebih memikirkan pekerjaan dibandingkan dengan hal lainnya sehingga mereka belum juga menikah diumur yang sudah melebihi usia layak untuk menikah di Jepang. Daisuke dan Hanako dapat dikategorikan sebagai orang yang mengalami bankonka karena mereka belum menikah pada usia mereka saat ini. Selain Daisuke dan Hanako, fenomena bankonka dalam drama Kazoku no
Katachi juga dapat dilihat pada tokoh Sasaki yang juga belum menikah pada usia ideal menikah di Jepang melalui data berikut.
-
(3) 佐々木:新しい婚活サイト登録しちゃった
入り江:へえ。。。
佐々木:何?「へえ」って、婚活かよってバカにした?俺は今39
絶対に40までに結婚してみせるからな
Sasaki Irie Sasaki |
: Atarashī kon katsu saito tōroku shi chatta : Hē... : Nani? ‘Hē’ tte, kon katsu ka yotte bakanishita? Ore wa ima 39 zettai ni 40 made ni kekkon shite miserukara na |
Sasaki : Aku mendaftar di situs pencarian jodoh yang baru.
Irie : Benarkah?
Sasaki : Apa maksudmu ‘benarkah?’. Aku sekarang berumur 39 tahun
dan akan menikah sebelum aku berusia 40 tahun, tunggu dan lihatlah.
(Kazoku no Katachi episode 2, 09:52)
Dari data tersebut merupakan percakapan antara Sasaki dan rekan kerjanya yaitu Irie. Dalam percakapn tersebut Sasaki memberitahu kepada Irie bahwa ia mendaftar di situs perjodohan yang baru dan ia mengatakan bahwa ia akan menikah sebelum menginjak usia 40 tahun walaupun sekarang ia sudah 39 tahun. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa fenomena bankonka juga terjadi pada tokoh Sasaki yang belum menikah pada usia layak menikah di Jepang yaitu 20-25 tahun.
-
b) Tidak Terlalu Memikirkan Mengenai Pernikahan
Masyarakat Jepang tidak terlalu memikirkan mengenai pernikahan karena masyarakat Jepang memiliki kegiatan lain yang menurutnya lebih penting dilakukan dibandingkan harus memikirkan mengenai pernikahan. Seseorang tidak begitu memikirkan mengenai pernikahan karena dengan tidak menikah seseorang dapat merasakan kebebasan lebih (Takahashi, 2008: 8). Dalam drama Kazoku no Katachi beberapa tokoh menunjukkan tidak terlalu memikirkan mengenai pernikahan karena dianggap akan merenggut kebebasannya dan dengan tidak menikah pun dia tidak melanggar hukum serta tidak mengganggu orang lain yang dibuktikan pada data berikut.
-
(4) 陽三:早いとこ嫁さんみっけねえと。。。お前さ子供とか欲しくね えのか?人間ってのはな人の子の親になって初めてな。。。
大介:俺が父親にならないことで誰かに迷惑をかけてのか?なんか 法律にでも引っかかるのか?
陽三:迷惑もかけてねえし、法律にも引っかかんねえよ、た
。。。
Yōzo : Hayai toko yomesan mikkenē to... Omae sa kodomo toka hoshikunē no ka? Ningen tte no Hana hito no ko no oya ni natte hajimete na...
Daisuke : Ore ga chichioya ni naranai koto de dareka ni meiwaku o
kakete no ka? Nanka hōritsu ni demo hikkakaru no ka?
Yōzō : Meiwaku mo kaketenēshi, hōritsu ni mo hikkakan'nē yo, tada...
Yōzō : Kau harus segera menemukan istri, tidakkah kau menginginkan anak? Hanya ketika kau sudah menjadi orang tua kau…
Daisuke : Apa aku menimbulkan masalah bagimu dengan tidak
menjadi seorang orang tua? Apa aku melanggar hukum?
Yōzō : Kau tidak menimbulkan masalah apalagi melanggar hukum, hanya saja…
(Kazoku no Katachi episode 1, 17:27)
Data (4) merupakan percakapan antara Daisuke dan ayahnya yaitu Yōzōdi apartemen milik Daisuke. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Daisuke tidak begitu memikirkan mengenai pernikahan karena dia mengaggap bahwa jika ia tidak menikah ia tidak akan menimbulkan masalah bagi orang lain dan juga tidak melanggar hukum.
Faktor penyebab fenomena bankonka dalam drama Kazoku No Katachi dibagi menjadi dua gender yaitu pria dan wanita.
Faktor penyebab fenomena bankonka pada pria dalam drama Kazoku No Katachi terdapat enam faktor penyebab yaitu, faktor lebih senang hidup sendiri, ekonomi, pekerjaan, hobi, tidak merasakan keuntungan pernikahan dan sulit mendapatkan pasangan.
-
a) Lebih Senang Hidup Sendiri
Hidup sendiri dan bekerja untuk diri sendiri dianggap sebagai solusi untuk mencapai kebahagaian dan kesuksesan karena tidak harus mengeluarkan biaya tambahan selain untuk membiayai dirinya sendiri. Hal tersebut menyebabkan banyak orang lebih memilih hidup sendiri dibandingkan dengan menikah dan memiliki keluarga (Tsutsui, 2005:8). Dalam drama Kazoku no Katachi, tokoh Daisuke diceritakan lebih senang hidup sendiri dibandingkan dengan harus berbaur dengan orang lain karena dianggap tidak akan terikat dengan suatu hal yang dapat dilihat pada data berikut.
-
(5) 大介:これぐらい何でもない。俺は恵まれている、余計なものに縛
られない。俺だけの時間がある。俺だけの城が。。。
Daisuke: Kore gurai nani demo nai. Ore wa megumarete iru, yokeinamono ni shibararenai. Ore dake no jikan ga aru. Ore dake no shiro ga…
Daisuke: Ini bukan apa-apa. Aku sungguh diberkahi, aku tidak terikat oleh hal-hal yang tidak penting. Aku punya waktu untuk diriku sendiri. Sebuah istana untuk diriku sendiri…
(Kazoku no Katachi episode 1, 25:43)
Data (5) merupakan ungkapan tokoh yang bernama Daisuke yang baru saja bisa membeli apartemen setelah menabung dan bekerja selama bertahun-tahun. Daisuke menjelaskan bahwa ia sungguh diberkahi karena tidak terikat dengan hal-hal yang tidak penting dan memiliki waktu untuk dirinya sendiri serta memiliki apartemen yang disebutnya sebagai istana yang hanya miliknya seorang. Dapat dianalisis bahwa Daisuke merupakan seseorang yang lebih senang menjalani hidupnya sendiri karena ia tidak akan terikat dengan suatu hal jika sendiri dan lebih memiliki waktu untuk sendiri sesuai dengan pernyataan Imamura (1990) menyatakan setelah dihapuskannya sistem ie pasca perang dunia II, masyarakat Jepang seperti tidak ingin terikat lagi dengan sistem tersebut yang mengharuskan seseorang untuk bekerja sama dalam melakukan suatu hal.
Gambar 1. Daisuke menyendiri.
Kazoku no Katachi Episode 04, 2016: 29:06
Gambar (1) merupakan gambaran Daisuke yang lebih memilih untuk menyendiri dikamarnya dibandingkan dengan harus berkumpul dengan orang lain dan dikelilingi oleh hal-hal yang ia suka. Terlihat pada gambar Daisuke menyendiri dikamarnya dan dikelilingi oleh hal-hal yang ia suka seperti sepeda yang ia gunakan untuk menjalani rutinitasnya, dan gelas-gelas bir yang ia gunakan untuk menikmati waktunya untuk sendiri.
-
b) Ekonomi atau Finansial
Ekonomi merupakan hal yang penting dalam membangun rumah tangga. Pernikahan tidak lagi dianggap sebagai penguat ekonomi, sebaliknya pernikahan sekarang selalu identik dengan biaya yang mahal, karena setelah menikah banyak
biaya yang harus dikeluarkan seperti membeli rumah, biaya pendidikan anak, dan harus membayar pajak (Tsutsui, 2005:8). Dalam drama Kazoku no Katachi yang berlatar tempat di Tokyo, sebagian besar harga-harga barang dan biaya hidup sangatlah tinggi. Ditambah lagi jika sudah berkeluarga maka kebutuhan ekonomi tentu akan meningkat seperti kebutuhan untuk membiayai anak dan kewajiban untuk membayar pajak yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena bankonka dalam masyarakat Jepang. Data berikut merupakan pandangan Daisuke mengenai kehidupan setelah menikah yang harus mengeluarkan banyak biaya untuk kebutuhan keluarga.
-
(6) 美佳:まあね、無理して一軒家買っちゃったから。この子達の学費
もあるし、しばらくはバイと頑張らないと
大介:地獄だな。
Mika : Mā ne, muri shite ikkenya kacchattakara. Kono ko-tachi no gakuhi mo arushi, shibaraku wa baito ganbaranaito...
Daisuke : Jigokuda na...
Mika : Begitulah, Kami menambah jumlah keluarga dan membeli rumah, ditambah ada biaya pendidikan anakku juga, jadi aku harus bekerja paruh waktu untuk sementara…
Daisuke : Kedengarannya seperti neraka ya…
(Kazoku no Katachi episode 1, 24:10)
Data (6) merupakan percakapan Daisuke dengan mantan pacarnya yang sudah menikah bernama Mika yang baru selesai dari bekerja paruh waktu di salah satu toko kue. Dari data (6) dapat dianalisis bahwa kehidupan setelah menikah adalah kehidupan yang sulit terutama dari segi ekonomi yang menyebabkan Mika harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga selain menjadi ibu rumah tangga, melihat hal itu maka tokoh Daisuke beranggapan bahwa menikah seperti neraka yang menyebabkan dirinya memutuskan untuk menunda pernikahannya.
-
c) Pekerjaan
Kesibukan dalam bekerja biasanya menyebabkan seseorang tidak begitu memikirkan pernikahan dan hanya fokus untuk mendapatkan uang dari pekerjaannya sehingga dapat mencapai atau membeli apa yang diinginkan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Tsutsui, 2005: 8). Dalam drama Kazoku no Katachi tokoh Daisuke diceritakan sebagai orang yang pekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan untuk mencapai tujuan hidupnya. Dibuktikan pada gambar (2) dan (3) berikut ini.
Gambar 2 & 3. Daisuke bekerja di kantor dan di tempat makan. Kazoku no Katachi Episode 06, 2016: 25:08 & 33:26
Dari gambar tersebut terlihat bahwa Daisuke sedang melakukan rutinitasnya sebagai pekerja. Seperti pekerja kantoran pada umumnya masyarakat yang bekerja dikantor selalu berhubungan dengan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan file-file yang berhubungan dengan perusahaan. Terlihat pada gambar tersebut Daisuke dan rekan kerjanya yang lain sedang berdiskusi mengenai permasalahan dikantor. Selain di kantor, pada gambar tersebut juga terlihat Daisuke membawa pekerjaannya hingga ke tempat makan agar pekerjaannya dapat terselesaikan sesuai target. Bersemangat bekerja merupakan salah satu faktor penyebab seseorang menunda pernikahannya sesuai dengan pernyataan Tsutsui (2005:8) yang menyatakan bahwa karena sibuk dengan pekerjaannya biasanya seseorng tidak lagi begitu memikirkan mengenai pernikahan.
-
d) Hobi
Ketika di hari libur seseorang lebih memilih untuk mengisi waktu liburnya untuk menjalani hobi yang diminatinya untuk melepas stres dibandingkan harus memikirkan pernikahan. Hobi merupakan hal yang sering dilakukan para tokoh dalam drama Kazoku no Katachi untuk mengisi kekosongan di hari libur dan untuk melepas stres setelah lelah bekerja.
-
(7) 佐々木:寂しいだろう一人は?
大介:ジム行けジム体が鍛えろ。スクワット100回してみろよ、寂 しいなんてぬるい考えなくなるぞ
佐々木:いいの大介ずっと一人で?
大介:俺には俺がいる。俺の世話は俺がする。俺の趣味おれと楽し む
Sasaki : Sabishīdarou hitori wa
Daisuke : Jimu ike jimu-tai ga kitaero. Sukuwatto 100-kai shite miro
yo, sabishī nante nurui kangaenaku naru zo
Sasaki : Iino Daisuke zutto hitori de?
Daisuke : Oreni wa ore ga iru. Ore no sewa wa ore ga suru. Ore no
shumi ore to tanoshimu.
Sasaki : Bukankah sepi jika hidup sendirian?
Daisuke : Pergilah ke GYM. Berolahraga lah. Coba lakukan 100 kali
lompat jongkok, pikiran tentang kesepian akan hilang.
Sasaki : Apa kamu tidak masalah selalu sendirian?
Daisuke : Aku punya diriku sendiri. Akan akan menjaga diriku
sendiri. Aku akan menikmati hobiku dengan diriku.
(Kazoku no Katachi episode 1, 07:10)
Data (7) merupakan percakapan tokoh Daisuke dan Sasaki yang merupakan rekan kerja di kantor dan sama-sama memilih belum menikah di usianya yang sudah 39 tahun. Melalui data berikut digambarkan tokoh Daisuke dan Sasaki yang mengatakan bahwa hobi merupakan hal yang dapat menghilangkan atau melupakan kesepian. Dapat dianalasis bahwa menikmati hobi merupakan faktor penyebab seseorang menunda pernikahannya karena rasa kesepiannya akan hilang dengan cara menjaliani atau menikmati hobinya.
-
e) Tidak Merasakan Keuntungan Dari Pernikahan
Seseorang tidak merasakan adanya daya tarik atau keuntungan dari pernikahan karena pada masa kini pernikahan dianggap sebagai kerugian karena seseorang tersebut harus membagi waktunya setelah menikah.
(8) 大介 :実際は結婚した瞬間に離婚のリスクを背負うの
葉菜子:その発想さ。いくら何でも独身こじらせすぎてない?
大介 :これ事実だから
葉菜子:そう…
大介 :いつか恋愛なんて感情は冷めるの、そのあとに残るのは責 任と煩わしいさ。それなのにそんなリスクを何でわざわざ好き好ん で。
Daisuke no ni Hanako |
: Jissai wa kekkon shita shunkan ni rikon no risuku o seou : Sono hassō sa. Ikura nani demo dokushin kojirase sugi |
tenai
Daisuke Hanako Daisuke |
: Kore jijitsudakara : Sō… : Itsuka ren'ai nante kanjō wa sameru no, sono ato ni nokoru |
no wa sekinin to wazurawashii sa. Sorena no ni sonna risuku o nande wazawaza sukikononde.
Daisuke : Karena pada kenyataannya, mereka menanggung resiko
perceraian ketika mereka menikah.
Hanako : Apakah kau tidak berpikir bahwa konsep itu berasal dari
obsesi berlebihan untuk hidup lajang?
Daisuke : Karena inilah faktanya.
Hanako : Iya…
Daisuke : Perasaan seperti cinta akan memudar dengan berjalannya
waktu. Yang tersisa hanyalah tanggung jawab dan kesengsaraan.
(Kazoku No Katachi episode 2, 31:54)
Data di atas merupakan dialog yang terjadi antara Daisuke dan Hanako. Dapat diketahui Daisuke mengatakan bahwa ketika menikah seseorang akan menanggung resiko perceraian. Perasaan seperti cinta akan memudar dan yang ada hanyalah tanggung jawab dan kesengsaraan. Melalui kalimat yang diucapkan oleh Daisuke, dapat diketahui bahwa seseorang yang mengalami bankonka dapat diakibatkan karena tidak merasakan keuntungan dari pernikahan. Daisuke memandang bahwa pernikahan hanya akan membawa resiko kepada perceraian dan cinta akan memudar seiring berjalannya waktu serta yang tersisa dari pernikahan hanya tanggung jawab dan kesengsaraan.
-
f) Sulit Mendapatkan Pasangan
Sulit mendapatkan pasangan juga merupakan salah satu penyebab terjadinya fenomena bankonka pada masyarakat Jepang hal ini dipengaruhi oleh kurang percaya diri dalam mencari pasangan atau bisa saja dipengaruhi oleh kriteria yang terlalu tinggi dalam mencari pasangan. Dalam drama Kazoku no Katachi tokoh Sasaki yang belum menikah di usia 39 tahun disebabkan juga faktor sulit mendapat pasangan yang dibuktikan dengan data berikut.
-
(9) 佐々木:葉菜子さんですよね初めまして大介の友人佐々木と申しま す。39歳、独身、母ひとり、妹ひとり。
葉菜子:どうも。
佐々木:葉菜子さんも是非パーティーにと。。。
Sasaki : Hanako-sandesu yo ne hajimemashite Daisuke no yūjin Sasaki tomōshimasu. 39-Sai, dokushin, haha hitori, imōto hitori.
Hanako: Dōmo.
Sasaki : Hanako-san mo zehi pātī ni to...
Sasaki : Kau Hanako ya? Perkenalkan aku temannya Daisuke, Sasaki. 39 tahun, lajang, satu ibu dan satu adik perempuan.
Hanako: Halo.
Sasaki : Hanako ayo datang juga ke pestanya…
(Kazoku no Katachi episode 2, 43:51)
Data (8) yang merupakan percakapan antara Sasaki dan Hanako yang baru saja bertemu di luar gedung apartemen milik Daisuke yang menyelenggarakan pesta di apartemannya. Sasaki saat pertama kali bertemu dengan Hanako ia sudah langsung menjelaskan mengenai dirinya dengan maksud bahwa ia tertarik pada Hanako. Hanako menanggapi pernyataan Sasaki tersebut dengan hanya mengucapkan halo dan langsung bergegas pergi menjauh dari Sasaki. Dapat
dianalisis dari data tersebut bahwa Sasaki sulit mendapatkan pasangan dan baru saja ditolak oleh Hanako yang langsung menjauh darinya.
Faktor penyebab fenomena bankonka pada wanita dalam drama Kazoku No Katachi terdapat dua faktor penyebab yaitu faktor pekerjaan dan hobi.
-
a) Faktor Pekerjaan
Menurut Jane dalam Gulliver (20012:4), modernisasi yang terjadi di Jepang telah mengubah kondisi dan status wanita di Jepang. Wanita Jepang pada masa kini lebih memilih bekerja daripada harus mengurus keluarga apalagi mempunyai anak, karena dengan bekerja wanita sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
-
(10) 律子:葉菜子あんた仕事ことってそればっかりじゃダメよ、趣味と
か恋とかたくさんしないと
葉菜子:私の話は今いいから
律子:心配してるのよお父さんみたいな仕事人間になっちゃったら、 寂しい老後がまってるよ
Ritsuko : Hanako anta shigoto koto tte sore bakkari ja dameyo, shumi toka koi toka takusan shinaito
Hanako: Watashi no hanashi wa ima īkara
Ritsuko: Shinpai shiteru no yo otōsan mitaina shigoto ningen ni natchattara, sabishī rōgo ga matteru yo
Ritsuko: Hanako, kau tidak seharusnya menghabiskan seluruh waktumu untuk bekerja. Kau seharusnya punya banyak hobi dan jatuh cinta juga.
Hanako: Lebih baik jangan membicarakan tentang aku sekarang.
Ritsuko: Aku mengkhawatirkanmu jika kau menjadi workaholic seperti ayahmu, hal yang akan menantimu dimasa tua adalah kesepian.
(Kazoku No Katachi episode 1, 30:21)
Dari data di atas diketahui bahwa Ritsuko memberitahukan kepada Hanako bahwa ia seharusnya tidak menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja dan menyuruh Hanako untuk mencari hobi dan merasakan jatuh cinta. Ritsuko mengkhawatirkan Hanako jika ia menjadi workaholic seperti ayahnya. Hanako tidak menanggapi pernyataan ibunya tersebut dan hanya menjawab untuk tidak membicarakan hal tersebut. Dapat dianalisis dari pernyataan Ritsuko tersebut, Hanako merupakan orang yang pekerja keras dan menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja, fokus untuk berkarir dan tidak ingin membicarakan masalah percintaan.
-
b) Faktor Hobi
Semakin banyaknya wanita yang memilih menyalurkan waktunya untuk melakukan hobi dan dengan menghabiskan waktunya untuk melakukan hobinya atau menghabiskan waktu bersama teman, mereka tidak akan terlalu memikirkan mengenai pernikahan karena memiliki kegiatan lain yang dilakukan ketika waktu luang.
Gambar 4. Hanako melakukan gerakan yoga (Kazoku No Katachi episode 1, 32:46)
Gambar (9) merupakan gambar Hanako yang sedang menjalani hobinya bersama rekan kerjanya di GYM yaitu melakukan gerakan yoga. Terlihat pada gambar Hanako mengenakan pakaian olahraga dan sedang melakukan salah satu gerakan yoga. Dapat dianalisis bahwa Hanako merupakan seseorang yang senang menjalani hobinya disaat waktu luang sesuai dengan pernyataan Takahashi (2000:25) alasan wanita Jepang tidak tertarik menjalin hubungan asmara karena mereka menganggap hubungan asmara merupakan suatu hal yang merepotkan dan mereka lebih ingin fokus menjalani hobi mereka dan menghabiskan waktu mereka bersama temannya.
Fenomena bankonka yang tercermin dalam drama Kazoku no Katachi digambarkan pada tokoh Daisuke, Hanako dan Sasaki yang belum juga menikah pada usia yang sudah melewati 30 tahun dan tidak terlalu memikrkan mengenai pernikahan.
Faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena bankonka dalam drama Kazoku No Katachi dibagi menjadi dua gender yaitu pria dan wanita. Faktor yang menyebabkan bankonka pada pria adalah (1) faktor lebih senang hidup sendiri yang digambarkan melalui tokoh Daisuke yang lebih senang menjalani hidupnya sendiri dibandingkan harus berkumpul dengan orang lain, (2) faktor ekonomi atau finansial yang digambarkan dengan menganggap pernikahan sebagai neraka karena harus membeli rumah dan membayar pendidikan anak yang menjadi beban ekonomi setelah menikah, (3) faktor pekerjaan yang digambarkan melalui Daisuke yang lebih mementingkan pekerjaannya daripada harus memikirkan pernikahan, (4)
faktor hobi yang digambarkan melalui tokoh Daisuke dan Sasaki yang lebih memilih mengisi hari liburnya untuk menjalani hobi daripada harus memikirkan pernikahan atau kencan dengan wanita, (5) faktor tidak merasakan keuntungan dari pernikahan digambarkan melalui berubahnya pandangan mengenai pernikahan yang dianggap hanya akan menimbulakan perceraian, serta (6) faktor sulit mendapatkan pasangan yang digambarakan melalui tokoh Sasaki yang selalu gagal dalam mendapatkan pasangan Faktor yang menyebabkan bankonka pada wanita adalah (1) faktor pekerjaan yang digambarkan melalui tokoh Hanako yang lebih fokus bekerja sehingga ia tidak ingin memikirkan mnengenai asmara, (2) faktor hobi yang digambarkan melalui tokoh Hanako yang lebih suka menjalani hobinya ketika ada waktu luang dan setelah bekerja dibandingkan harus memikirkan mengenai pernikahan.
Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
Gulliver, Kartina. 2012. Modern Women In China and Japan: Gender, Feminism, and Global Modernity Between The Wars. London: Bloomsbury Academic.
Imamura, Anne E. 1990. “The Japanese Family”.
http://www.exeas.org/resources/pdf/japanese-family-imamura.pdf, (Diunduh 28 Desember 2019)
Iwao, Sumiko. 1993. The Japanese Woman: Traditional Image and Changing Reality. New York: The Free Press.
Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi; Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjajaran.
Ministry of Healt, Labour, and Welafare. 2011. “Laporan Bulanan Demografis”. https://www.mhlw.go.jp/toukei/saikin/hw/jinkou/geppo/nengai11/kekka04.html, (Diunduh 11 Oktober 2019)
Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saito, H. dan Shirakawa, T. 2012. Ninkatsu Baiburu. Jepang: Kondansha.
Sandberg, Shana Fruehan. 2010. “Marriage Delay” (Bankonka) and Women’s Shifting Priorities in Japan. Anthropology News, vol. 51. http://www.academia.edu/276528/_Marriage_Delay_Bankonka_and_Womens_Sh ifting_Priorities_in_Japan._, (Diunduh 2 Oktober 2019).
Silvia, Rita. 2013. “Kajian Fenomena Bankonka Dalam Masyarakat Jepang” (jurnal). Jakarta: Universitas Indonesia.
SAKURA VOL. 2. No. 2 Agustus 2020 |
P-ISSN: 2623-1328 E-ISSN:2623-0151 |
Takahashi, Hiroyuki and Jeanette Voss. 2000. UNIQUELY JAPANESE |
“PARASITE SINGLES & A PHENOMENON?”, |
http://www.jei.org/Restricted/JEIR00/0031.html#top, (Diunduh 10 Oktober 2019). Tsutsui, J. 2005. Factors Of Late Marriage: Survival Analysis Of Life Courses For Marriage In Japan. NUCB Journal of economics and information science.
Wellek, Rene & Warren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.
100
Discussion and feedback