Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kawasan Taman Kota Tabanan
on
RUANG
SPACE
KUALITAS RUANG TERBUKA PUBLIK DI KAWASAN TAMAN KOTA TABANAN
Oleh: I Putu Agus Jayendra Pratama1, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra2, Widiastuti3
Abstract
This article is underlined by an understanding that a public urban park is expected to function optimally when it is strategically located, accessible to the public and community members both physically and visually, it is well provided with circulation paths and adequately equipped with park furniture. This study selects Taman Kota Tabanan – an urban park of Tabanan Regency-Bali - as its study locus. It is chosen as the park has failed to address the qualities listed above before it can well serve its urban community. This study is designed to learn from mistakes made by Taman Kota Tabanan before a quality guide for city park development for Tabanan Regency can be instigated. It employs a qualitative research method. Data collection is done by conducting in-depth interviews and field observations. This study also grounds its analyses by using a widely available theory pertaining to public space. These theoretical resources have enabled authors to build criteria as to how an urban park should be conceived, designed, and improved continuously. These criteria also embrace the capacity of an urban park to adapt to the dynamic needs of the urban community to whom its existence is dedicated to. Moving from here, this study presents a directive recommendation for future development of urban park both physically and non-physically.
Keywords: public open space; city park; urban park of Tabanan
Abstrak
Ruang terbuka publik dapat berfungsi optimal untuk kegiatan publik bagi komunitas maupun individu, serta terletak di lokasi yang sibuk atau strategis, mempunyai akses yang baik secara visual dan fisik, ruang yang merupakan bagian dari suatu jalur sirkulasi, mempunyai tempat duduk dan bangku taman. Kawasan Taman Kota Tabanan merupakan ruang terbuka publik yang memiliki permasalahan baik dari segi fisik maupun non fisik. Penelitian ini dilakukan dengan Langkah awal dengan mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana kualitas ruang terbuka publik di Kawasan Taman Kota Tabanan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kualitas Kawasan Taman Kota Tabanan sebagai ruang terbuka publik kedepannya. Metode yang digunakan yaitu kualitatif yang menekankan teknik wawancara secara langsung sehingga mendapatkan informasi yang akurat untuk menunjang kebutuhan penelitian. Teori yang digunakan yaitu teori ruang terbuka publik yang menjadi acuan dalam membangun kriteria tentang bagaimana taman kota harus dipahami, dirancang, dan ditingkatkan secara terus menerus, termasuk juga kapasitas taman kota untuk beradaptasi dengan kebutuhan dinamis masyarakat perkotaan yang menjadi tujuan keberadaannya. Sebagai hasil akhir, studi ini menyajikan rekomendasi-rekomendasi untuk pengembangan taman kota di masa depan baik secara fisik maupun non fisik.
Kata kunci: ruang terbuka publik; taman kota; Taman Kota Tabanan
Pendahuluan
Keberadaan taman kota sebagai ruang terbuka publik sangat memiliki pengaruh terhadap kualitas suatu kota. Ruang terbuka publik merupakan tempat melakukan interaksi sosial. Fungsi ruang terbuka publik sebagai pusat interaksi, komunikasi, masyarakat baik secara formal seperti kegiatan olahraga, informal seperti adanya acara konser, pameran-pameran tradisional dan kegiatan keagamaan dan lain-lain (Darmawan, 2007). Ruang terbuka publik merupakan suatu ruang yang terbentuk atau didesain sedemikian rupa sehingga ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar orang (publik) dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat publik sesuai dengan fungsi publik (Fitri 2016).
Ruang terbuka publik yang dapat berfungsi optimal untuk kegiatan publik bagi komunitas maupun individu pada umumnya, mempunyai ciri-ciri antara lain: merupakan lokasi yang sibuk atau strategis, mempunyai akses yang bagus secara visual dan fisik, ruang yang merupakan bagian dari suatu jalan (jalur sirkulasi), mempunyai tempat duduk antara lain berupa anak tangga dan bangku taman (Carr, 1992). Kawasan Taman Kota Tabanan memiliki fungsi sebagai tempat untuk berolahraga, berfungsi juga sebagai ruang publik yang secara khusus telah disediakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Tabanan. Untuk berbagai aktivitas masyarakat seperti rekreasi keluarga, tempat bermain anak-anak, berolahraga serta tempat untuk beristirahat. Kawasan Taman Kota Tabanan memiliki jarak yang dekat dengan Gedung Kesenian Mario, yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengadakan suatu kegiatan pameran, konser, kesenian serta kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Hal tersebut sejalan dengan dengan yang dikatakan oleh Darmawan (2007) bahwa suatu ruang terbuka publik yang berkualitas harus mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat termasuk adanya fasilitas penunjang agar dapat melakukan aktivitas sosial.
Dengan adanya ruang terbuka publik masyarakat dapat datang dan menikmati ruang terbuka publik secara bebas dan nyaman. Namun dalam hal ini pada Kawasan Taman Kota Tabanan memiliki permasalahan pada elemen-elemen pembentuk ruang, seperti kurang adanya tempat duduk umum yang memadai sehingga masih banyak pengunjung yang duduk di planter box, jalur pedestrian serta di tempat-tempat yang kurang tepat. Selain itu masih cukup banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan sembarangan atau tidak pada tempatnya terutama ketika terdapatnya suatu event tertentu di Kawasan Taman Kota Tabanan, belum terakomodasinya fasilitas difabel serta lansia. Maka dari itu pentingnya identifikasi dan menganalisis bagaimana kualitas Kawasan Taman Kota Tabanan sebagai ruang terbuka publik dari kondisi elemen-elemen pembentuk ruang publik. Dengan hal tersebut adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Kawasan Taman Kota Tabanan sebagai ruang terbuka publik yang berkualitas kedepannya.
Ruang Terbuka Publik
Ruang terbuka publik terdapat tiga macam keriteria menurut (Darmawan, 2007) yaitu antara lain: meaningful, dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat setempat secara individual maupun kelompok; responsive, yaitu tanggap terhadap semua keinginan pengguna dan dapat mengakomodasi kegiatan yang ada pada ruang publik; democratic, yaitu
dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi. Sebuah ruang terbuka publik yang berkualitas tentu memiliki aspek-aspek yang menjadi sebuah keriteria dasar yaitu aspek eksternal dan aspek internal. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya elemen-elemen pembentuk ruang yang memiliki tujuan berkaitan dengan sirkulasi area parkir, jalur pedestrian, penanda, dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Elemen-elemen pembentuk ruang dapat dikelompokkan antara lain yaitu elemen keras dan elemen lunak. Dengan pengelompokkan ini dapat dipahami bahwa sebuah elemen memiliki hal yang sangat penting dalam sebuah taman kota. Adapun elemen pembentuk ruang pada suatu taman kota menurut Shirvani (1985) antara lain: 1) Area Parkir, penataan sirkulasi dan parkir perlu diperhatikan karena menjadi salah satu pembentuk struktur lingkungan yang dapat mengontrol aktivitas kawasan; 2) Lapangan Terbuka, lapangan terbuka merupakan elemen yang sangat esensial dalam perancangan kawasan demi tercapainya kenyamanan bagi pengguna ruang; 3) Jalur Pedestrian, merupakan elemen penting dalam perancangan kawasan, karena tidak lagi berorientasi pada keindahan semata, akan tetapi juga masalah kenyamanan dan keamanan dengan didukung oleh kegiatan pedagang kaki lima yang dapat memperkuat kehidupan kawasan tersebut. Adapun strategi dalam perancangan jalur pedestrian adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan jalur pedestrian dan fasilitas untuk kendaraan bermotor. Hal ini untuk mendukung suasana kawasan menjadi hidup dengan ruang publik yang atraktif, juga dapat terjalin hubungan yang harmonis antara kegiatan di jalur pedestrian dengan kegiatan pelayanan umum dan fasilitas yang dimiliki oleh masyarakat secara individual; 4) Penanda, dapat berupa suatu tulisan, gambar, lambang ataupun bendera yang memiliki fungsi sebagai penunjuk, pemberi keterangan, pengenal dan pengaturan (Chiara & Koppelman, 1997); 5) Fasilitas Pendukung, merupakan fungsi bangunan dan kegiatan yang mendukung ruang publik di suatu kawasan; 6) Preservasi, merupakan suatu pelestarian yang mencangkup unsur-unsur pengelolaan keuangan, kebijaksanaan dan lain-lain; 7) Taman, suatu fasilitas pada kawasan yang disediakan dan dipelihara untuk memnuhi kebutuhan penduduknya dalam memperoleh kebutuhan rekreatif seperti rileks, kesenangan, istirahat, olahraga, permainan, pemandangan, pendidikan dan fungsi ekologi lingkungan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu kualitatif studi kasus dengan teknik pengumpulan data yang meliputi studi literatur terkait ruang terbuka publik; observasi langsung ke lapangan; dan wawancara dengan para narasumber yang berada dan melakukan aktivitas di kawasan Taman Kota Tabanan. Pemilihan narasumber dilakukan dengan metode sampling aksidental, metode ini merupakan penentuan sampel yang didasari ketidak sengajaan dengan pengunjung yang memenuhi kriteria lalu digunakan sebagai narasumber (Sugiyono, 2001). Adapun kriteria narasumber yang dipilih yaitu dari segi umur, baik dari usia anak-anak hingga dewasa. Hal tersebut akan memberikan pendapat dan kebutuhan yang berbeda mengenai Kawasan Taman Kota Tabanan. Dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus maka terfokus pada suatu kasus yang diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber (Pujosuwarno, 1992).
Teknik Pembahasan dan Penyimpulan: Pembahasan data tentunya diperoleh dengan cara, yaitu: temuan fenomena lapangan terkait elemen-elemen pembentuk ruang tersebut dan selanjutnya akan diolah serta dikaitkan dengan teori-teori yang bersangkutan dengan penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan tepat sasaran. Batasan penelitian yang akan dilakukan pada Kawasan Taman Kota Tabanan.
Kawasan Taman Kota Tabanan berada di Kelurahan Delod Peken yang termasuk di dalam lokasi strategis yang berada di jantung kota. Pada Kawasan Taman Kota Tabanan memiliki beberapa fasilitas baik berupa fasilitas utama maupun fasilitas penunjang seperti adanya bangunan kesenian I Ketut Mario. Lokasi kawasan Taman Kota Tabanan termasuk di dalam area yang mudah diakses dikarenakan terletak dekat dengan permukiman, fasilitas perkantoran, fasilitas kesehatan, pendidikan hingga perdagangan. Kawasan Taman Kota Tabanan sebagai ruang terbuka publik yang memiliki keterkaitan dengan baik dari segi aksesabilitas jalan, transportasi, jalur pedestrian, serta terdapatnya fasilitas-fasilitas seperti kesehatan, perkantoran, pendidikan, jasa atau perdagangan hingga lingkungan permukiman yang tentunya sangat mudah dan strategis keberadaanya. Adapun Kawasan Taman Kota Tabanan yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Kawasan Taman Kota Tabanan
Sumber: diolah dari googlemaps.com
Seperti yang terlihat pada Gambar 1 Kawasan Taman Kota Tabanan adapun keterangan pada gambar antara lain: nomor 1. Lapangan terbuka atau area multi fungsi pada Kawasan Taman Kota Tabanan; 2. Panggung terbuka atau open stage; 3. Gedung kesenian I Ketut Mario; 4. Area parkir. Area-area tersebut yang sering terjadi aktivitas oleh pengunjung Kawasan Taman Kota Tabanan. Dalam hal ini lokasi penelitian berfokus pada kawasan yang telah terdeliniasi seperti yang terlihat pada Gambar 1. Kawasan Taman Kota Tabanan merupakan salah satu ruang terbuka publik yang berada di Kabupaten Tabanan. Terdapat bangunan yang
merupakan elemen preservasi yaitu Gedung I Ketut Mario Kabupaten Tabanan yang merupakan satu-satunya gedung kesenian di Kabupaten Tabanan. Nama Gedung Mario diambil dari nama seniman legendaris Tabanan yaitu I Ketut Mario yang merupakan seniman tari handal yang telah menciptakan tarian Kebyar Duduk. Dalam hal ini Gedung Mario masuk di dalam kawasan Taman Kota Tabanan. Selain memiliki elemen preservasi berupa gedung kesenian, pada kawasan Taman Kota Tabanan memiliki elemen fungsi penunjang yaitu panggung terbuka yang sering digunakan untuk pertunjukan seni baik formal maupun informal. Kawasan Taman Kota Tabanan dalam hal ini dikelompokkan menjadi dua elemen pembentuk ruang yaitu elemen keras dan elemen lunak.
Hasil dan Diskusi
Sebagai ruang terbuka publik, Kawasan Taman Kota Tabanan dapat digunakan untuk melakukan aktivitas sosial baik formal maupun informal. Sesuai hasil observasi di lapangan bahwa Kawasan Taman Kota Tabanan telah terdapat beberapa fasilitas untuk menunjang kegiatan dari pengunjung. Namun dalam hal ini Kawasan Taman Kota Tabanan dapat dikatakan berkualitas sebagai ruang terbuka publik ketika memenuhi kriteria ruang terbuka publik seperti yang dikatakan oleh Darmawan (2007) bahwa yaitu sebuah ruang terbuka publik memiliki tiga kriteria dasar meliputi: meaningful, responsive, democratic yang memiliki masing-masing arti antara lain: meaningful memiliki arti bahwa sebuah ruang terbuka publik mampu memberikan sebuah arti bagi pengunjung yang melakukan aktivitas; responsive memiliki bahwa sebuah ruang terbuka publik mampu mengakomodir kegiatan yang ada pada ruang terbuka publik; democratic memiliki makna yaitu mampu menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi. Sesungguhnya dalam penelitian ini berfokus pada pendapat dari pengunjung yang melakukan aktivitas di Kawasan Taman Kota Tabanan serta tentunya dengan acuan parameter yang terdapat pada teori ruang terbuka publik seperti yang dikatakan oleh Darmawan (2007) yaitu meliputi aspek eksternal dan aspek internal. Pada Kawasan Taman Kota Tabanan terdapat beberapa zona yang sering digunakan untuk melakukan aktivitas oleh pengunjung. Adapun parameter dan indikator penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Elemen Ruang Pembentuk Kawasan Taman Kota Tabanan
Elemen Keras |
Elemen Lunak |
Area Parkir Lapangan Terbuka Jalur Pedestrian Penanda Fasilitas Pendukung Preservasi |
Taman Tanaman Peneduh |
Sumber: Penulis, 2018
Area Parkir
Kawasan Taman Kota Tabanan memiliki area parkir yang masih digunakan oleh para pengunjung. Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan kondisi parkir dan menurut informasi yang didapat oleh informan bahwa pada area parkir sering digunakan para PKL (pedagang kaki lima) untuk berjualan di hari-hari tertentu. Keberadaan para PKL tentu dapat mengganggu jalur sirkulasi kendaraan pada area parkir. Dengan adanya hal ini akan
mempengaruhi aspek penggunaan dan aktivitas karena pada area parkir kendaraan akan timbul aktivitas yang kurang sesuai dengan tempatnya. Hal tersebut tidak sejalan dengan yang dikatakan oleh Darmawan (2007) bahwa ruang terbuka publik harus mampu mengakomodir kegiatan masyarakat dengan fasilitas yang dibutuhkan dan sesuai dengan fungsinya pada ruang terbuka publik. Berdasarkan hasil uraian dapat dirangkum bahwa dengan adanya hal tersebut maka kenyamanan dan kesan akan terganggu. Hal tersebut tidak sejalan dengan yang dikatakan oleh Darmawan (2007) bahwa ruang terbuka publik harus mampu memberikan kenyamanan dan kesan. Hal tersebut merupakan salah satu kunci dari keberhasilan ruang terbuka publik. Adapaun kondisi area parkir di Kawasan Taman Kota Tabanan ditampilkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Area Parkir di Sisi Barat Sumber: Hasil Observasi 2018
Gambar 3. Area Parkir di Sisi Timur Sumber: Hasil Observasi 2018
Lapangan Terbuka
Pada Kawasan Taman Kota Tabanan memiliki lapangan terbuka yang berada di tengah dan sering digunakan untuk melakukan aktivitas olahraga, rekreasi, tempat bersosialisasi bagi segala umur, serta mampu memberikan keseimbangan agar lingkungan pada Kawasan Taman Kota Tabanan dapat terjaga kelestariannya. Lapangan terbuka juga menjadi sebuah area multi fungsi yang sering digunakan untuk berbagai aktivitas, baik aktivitas formal maupun informal. Selain dari segi fungsi, dengan adanya lapangan terbuka dapat menambah keindahan visual pada Kawasan Taman Kota Tabanan. Menurut hasil survei yang telah dilakukan bahwa kondisi fisik masih kurang terawat khususnya pada penutup tanah yang berkaitan dengan elemen lunak yaitu rumput taman. Hal tersebut dapat dilihat secara langsung pada dokumentasi yang tersaji pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4. Lapangan Terbuka di Kawasan Taman Kota Tabanan Sumber: Hasil Observasi 2018
Jalur Pedestrian
Jalur pedestrian (pedestrian way) di Kawasan Taman Kota Tabanan (Gambar 5) menjadi hal yang sangat penting. Hal tersebut dapat menunjang aktivitas masyarakat yang berkunjung serta dapat melakukan aktivitas sosial, sehingga sejalan dengan yang dikatakan oleh Darmawan (2007). Dengan demikian pada Kawasan Taman Kota Tabanan memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi karena terdapat jalur pedestrian yang mampu memberikan kenyamanan dan keamanan sejalan dengan yang dikatakan oleh Darmawan (2007).
Selain itu agar Kawasan Taman Kota Tabanan sebagai ruang terbuka publik mampu memberikan makna atau arti bagi masyarakat atau pengguna seperti yang dikatakan oleh Chairman (2003), makna atau arti yang dimaksud dalam diri pengguna terkait kriteria ruang terbuka publik yang berkualitas.
Gambar 5. Pedestrian Way Kawasan Taman Kota Tabanan Sumber: Hasil Observasi 2018
Fasilitas Penunjang
Tempat duduk merupakan salah satu fasilitas penunjang yang terdapat di Kawasan Taman Kota Tabanan. Menurut hasil survei yang telah dilakukan bahwa belum berfungsi dengan maksimal dikarenakan kondisi fisik yang kurang terawat. Hal tersebut belum sejalan dengan yang dikatakan oleh Darmawan (2007). Demikian juga penempatan tempat duduk saat ini hanya berada di dekat Gedung Mario. Pada area multi fungsi dan di dekat panggung terbuka belum terdapat tempat duduk, hal tersebut belum sejalan dengan yang dikatakan oleh Arifin (2005) bahwa tempat duduk diletakkan pada tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh pengunjung. Adapun kondisi fisik tempat duduk di kawasan Taman Kota Tabanan yang terlihat pada Gambar 6 berikut.
Gambar 6. Tempat Duduk di Kawasan Taman Kota Tabanan Sumber: Hasil Observasi 2018
Taman
Tanaman penutup tanah atau ground cover yang terdapat pada Kawasan Taman Kota Tabanan berupa rumput yang tersebar di beberapa area. Dari hasil pengamatan dilakukan pada saat observasi kondisi tanaman rumput pada Kawasan Taman Kota Tabanan masih kurang terawat dengan baik sehingga masih banyak terdapat tanaman rumput yang layu bahkan kering. Dengan adanya hal tersebut dapat mempengaruhi aspek kenyamanan dan kesan (comfort and image) meliputi pandangan secara visual seperti yang dikatakan oleh Darmawan (2007). Elemen ini tidak kalah penting dengan elemen-elemen yang lainnya, karena memiliki pengaruh yang baik bagi lingkungan kawasan. Dengan kondisi tersebut tentu dapat mengurangi keindahan pada kawasan serta dapat mempengaruhi daya tarik pengunjung. Adapun kondisi dari tanaman rumput pada Kawasan Taman Kota Tabanan yang terlihat pada Gambar 7 berikut.
Gambar 7. Tanaman Rumput yang kurang terawat di Kawasan
Taman Kota Tabanan.
Sumber: Hasil Observasi 2018
Tanaman Peneduh
Tanaman Kawasan Taman Kota Tabanan terdapat berbagai macam tanaman peneduh. Dalam hal ini tanaman peneduh sangat penting keberadaannya untuk memberi kenyamanan kepada masyarakat atau pengunjung yang datang ke Kawasan Taman Kota Tabanan. Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan bahwa Kawasan Taman Kota Tabanan telah sejalan dengan yang dikatakan oleh Mulyani (2011) bahwa suatu ruang terbuka publik memiliki elemen-elemen pendukung landscape yang berupa vegetasi salah satunya yaitu tanaman peneduh. Dengan hal tersebut juga sejalan dengan yang dikatakan oleh Wibowo (2009:33), bahwa ruang terbuka publik memiliki berbagai tumbuhan seperti pepohonan tentu akan menyebabkan kualitas ruang terbuka publik dan sekitarnya menjadi dapat menetralisir CO2.
Dari yang dikatakan oleh Wibowo (2009:33) sejalan juga dengan yang dikatakan Hakim (2003) bahwa hal tersebut memiliki pengaruh pada kriteria ruang terbuka publik dari segi aspek penggunaan dan aktivitas (uses and activities) yang merupakan hal penting untuk mengundang pengunjung datang dan kembali lagi di lain waktu. Selain itu hal tersebut berhubungan dengan aspek kenyamanan dan kesan (comfort and image) yang merupakan salah satu kunci keberhasilan dari suatu ruang terbuka publik. Beberapa jenis tanaman peneduh yang terdapat di Kawasan Taman Kota Tabanan disajikan pada Gambar 8 - 10.
Gambar 8. Tanaman Sikas Sumber: Hasil Observasi 2018
Gambar 9. Tanaman Mangga Sumber: Hasil Observasi 2018
Gambar 10. Tanaman Cempaka
Sumber: Hasil Observasi 2018
Preservasi
Pada Kawasan Taman Kota Tabanan terdapat bangunan yang mampu mendukung aktivitas sekaligus menjadi sebuah bangunan yang memiliki nilai sejarah yang dalam. Bangunan tersebut yaitu Gedung Kesenian I Ketut Mario, nama tersebut diambil dari nama seorang seniman yang terkenal yang bernama I Ketut Marya atau lebih dikenal sebagai I Mario . Dari hasil survei diketahui bahwa kondisi dari gedung tersebut masih dalam proses pembenahan atau renovasi. Dengan dilakukannya renovasi membuat tampilan bangunan menjadi indah dan memiliki ciri khas dari segi arsitektur. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi dari segi aspek penggunaan dan aktivitas seperti yang dikatakan oleh Darmawan (2007) bahwa suatu ruang terbuka publik merupakan tempat yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas sosial baik formal maupun informal, sehingga ruang terbuka publik menjadi aktif. Bangunan ini juga menjadi salah satu elemen yang terpenting bagi Kawasan Taman Kota Tabanan.
Gambar 11. Papan Nama Gedung Kesenian I Ketut Mario
Sumber: Hasil Observasi 2018
Gambar 12. Gedung Kesenian I Ketut Mario Sumber: Hasil Observasi 2018
Tabel 2. Hasil Analisis
Elemen |
Keterangan Kualitas |
Area Parkir |
Belum Memenuhi |
Lapangan Terbuka |
Kurang Perawatan |
Jalur Pedestrian |
Cukup Memadai |
Penanda |
Kurang Lengkap |
Fasilitas Pendukung |
Kurang Perawatan |
Preservasi |
Cukup Baik |
Taman |
Kurang Perawatan |
Tanaman Peneduh |
Cukup Memadai |
Sumber: Penulis, 2018
Simpulan
Dari semua hasil uraian dapat disimpulkan bahwa beberapa elemen-elemen yang kurang memadai serta membutuhkan perawatan dari segi fasilitas yang telah ada pada Kawasan Taman Kota Tabanan, adapun elemen-elemen tersebut antara lain area parkir yang belum memenuhi dalam menampung jumlah kendaraan ketika terdapat acara tertentu, lapangan terbuka dan area taman yang kurang perawatan, penanda yang kurang lengkap sesuai dengan kebutuhan, serta beberapa fasilitas pendukung yang kurang perawatan. Dengan demikian dapat mempengaruhi dari segi aktivitas serta sosial para pengunjung itu sendiri. Kekurangan tersebut dapat menjadi sebuah data penting untuk kedepannya dalam menganalisis elemen-elemen yang patut dibenahi agar Kawasan Taman Kota Tabanan menjadi ruang terbuka publik yang berkualitas, serta dapat optimal untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat terkait sebuah ruang terbuka publik. Dengan adanya hal tersebut tentu Kawasan Taman Kota Tabanan tidak dapat digunakan secara maksimal selayaknya fungsi ruang terbuka publik pada umumnya yang dapat menjadi wadah masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial yang produktif dan Kawasan Taman Kota Tabanan menjadi ruang terbuka yang aktif.
Saran
Salah satu kunci sukses dari keberhasilan sebuah ruang terbuka publik yaitu mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pengunjung dalam melakukan aktivitas. Pada Kawasan Taman Kota Tabanan perlu adanya pengelolaan dari segi fisik, baik dari pembenahan fungsi dari fasilitas yang telah ada hingga penambahan fasilitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menunjang aktivitas di Kawasan Taman Kota Tabanan sebagai ruang terbuka publik. Pihak pengelola baik dari pemerintah maupun masyarakat sudah sepantasnya bekerjasama untuk menjaga agar Kawasan Taman Kota Tabanan menjadi sebuah ruang terbuka publik yang aktif dan berkualitas sesuai dengan yang terkandung di dalam kriteria-kriteria ruang terbuka publik seperti yang dikatakan oleh Darmawan (2007).
Daftar Pustaka
Arifin & Nurhayati. (2005). Pemeliharaan Taman Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Swadaya. Carr, S., dkk. 1992. Public Space. USA: Combridge University Press.
Chairman, (2003). The Value of Public Space. London: Cabe Space
Chiara, J.D. & Koppelman, L.E. (1997). Standar Perancangan Tapak. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Darmawan, E. (2007). Peranan Ruang Publik dalam Perancangan Kota (Urban Design). Semarang: Erlangga.
Fitri. (2016). Kualitas Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Bandar Lampung. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Hakim, R., dkk. (2003). Komponen Perancangan Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyani, H. (2011). Pengantar Perancangan Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pujosuwarno, S. (1992). Penulisan Usulan dan Laporan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Lemlit IKIP Yogyakarta.
Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.
Wibowo. (2009). Implementasi Ketentuan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Pasal 29 Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penata Ruang di Kota
Surakarta, (Skripsi) Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta. Diakses dari http://eprints.uns.ac.id diakses. Tahun 2018.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah yang dilimpahkan, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan. Selama penyusunan telah banyak mendapatkan bantuan dan dukungan, oleh karena itu disampaikan ucapan terima kasih kepada: Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA. dan Dr. Ir. Widiastuti, MT. selaku dosen pembimbing. Terima kasih juga kepada Ketua Program Studi Magister Arsitektur dengan jajaran panitianya yang telah membantu serta memfasilitasi sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
156
SPACE - VOLUME 7, NO. 2, OCTOBER 2020
Discussion and feedback