EDITORIAL


RUANG



Oleh: Gusti Ayu Made Suartika 1

Jurnal Ruang-Space mendedikasikan publikasinya untuk memperoleh pemahaman terhadap ruang dan lingkungan binaan. Jurnal ini ditujukan untuk menjembatani kesenjangan dalam publikasi ilmiah, khususnya yang menempatkan lingkungan binaan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu-ilmu sosial maupun politik. Dalam konteks ini, Jurnal Ruang mempublikasikan artikel-artikel yang mendorong kemunculan pemikiran-pemikiran kritis, sebagai salah satu karakteristik dari era pasca-modern dan globalisasi. Pemahaman terhadap lingkungan binaan secara menyeluruh dilaksanakan dengan memproposisikan pendekatan lintas disiplin, dan cara berpikir yang tidak semata dibatasi bidang keprofesian tertentu. Adapun fokus pembidangan Jurnal ini adalah pada isu-isu yang muncul sebagai akibat pembangunan keruangan untuk mengakomodasi kebutuhan bermukim umat manusia di era milenium ketiga. Fokus ini mencakup disiplin arsitektur, perencanaan, arsitektur landskap, perancangan kota, termasuk juga pandangan serta interprestasi terhadap lingkungan binaan dari kacamata urban geografi, sosiologi dan ilmu politik. Dalam mendukung visi global ini, kami mengundang partisipasi dari penulis, baik yang berasal dari dalam maupun luar Indonesia.

Secara detil, Jurnal Ruang-Space menerima artikel yang membahas isu-isu berkenaan sustainabilitas, wujud kota (urban form), urban landskap (urban landscape), desain kontrol, wujud serta organisasi spasial kemasyarakatan, etnik arsitektur, perumahan untuk masyarakat berpendapatan rendah, kebijakan serta urban politik, and desain perkotaan. Jurnal ini menyambut baik kajian terhadap beragam teori dalam wujud aplikasi maupun temuan, baik yang berupa fakta maupun analisis baru. Dalam konteks ini, pendekatan serta pemikiran berbasis multidisiplin menjadi sebuah keharusan, dan bukan perkecualian. Pendekatan berpikir 'outside the box' akan menjadi karakter penting dalam pencapaian tujuan ini. Melalui publikasi Jurnal Ruang -Space kami berharap bisa membangun visi yang dinamik dan menarik, yang berbeda dengan wujud publikasi yang hanya dilandasi oleh pandangan bahwa perencanaan dan perancangan arsitektur sebagai satu-satunya elemen penentu kualitas fisik maupun sosial dari lingkungan binaan, dimana kita berada.

Selain bertujuan menyediakan ruang untuk publikasi terkait topik-topik di atas, Jurnal Ruang-Space juga mempublikasikan artikel berdasarkan tema spesifik, yang secara khusus dan mendalam membahas isu-isu tertentu. Tema ini dibangun dalam batas lingkup topik publikasi, misalnya: pembangunan keruangan desa, ruang pada sistem kemasyarakatan tradisional, pengaruh globalisasi terhadap budaya keruangan lokal, dan mekanisme penggendalian pembangunan keruangan di daerah. Disamping itu, sebagai sebuah produk publikasi dari Program Studi Magister Arsitektur, Universitas Udayana, Bali, kami memiliki misi menjadikan Jurnal ini sebagai media untuk mendiskusikan isu-isu penting yang sedang dihadapi masyarakat di Pulau Dewata. Ini khususnya mencakup permasalahan pembangunan dan budaya secara keseluruhan. Di permukaan, debat berkenaan topik ini bertautan erat dengan industri kepariwisataan, yang dampaknya sudah sangat jelas bisa diidentifikasi, dan telah diinterprestasikan secara beragam. Di satu sisi, industri ini seringkali dipandang memiliki peran destruktif terhadap lingkungan dan budaya lokal, namun pada saat yang sama telah berkontribusi secara besar-besaran terhadap pembangunan ekonomi. Sirkumsatansi ini bukanlah hal langka yang hanya dialami Bali, namun pulau ini memiliki potensi untuk dijadikan sebagai laboratorium, dimana permasalahan yang muncul sebagai akibat pembangunan pariwisata bisa dipelajari secara mendalam.

Selain mempublikasikan artikel dengan format dan substansi tersebut di atas, ke depannya, Jurnal Ruang-Space juga mengundang tiga tipe publikasi. Pertama, book review (maksimum 1000 kata). Kedua, viewpoints yang memamaparkan pandangan-pandangan kekinian atau kritik terhadap sebuah teori, metode, topik-topik tertentu, dan lain-lain yang dipandang oleh penulis telah terlalaikan atau dimisinterprestasikan (10002000 kata). Ketiga, review terhadap artikel yang tidak hanya mereview buku tertentu, tetapi melingkup juga sejarah, dampak, buku-buku yang memiliki kemiripan, kritik terhadap teori (2000-3000 kata).

Melalui kesempatan ini, kami ucapkan selamat bergabung kepada anggota Dewan Editor Jurnal Ruang-Space. Terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada Ibu dan Bapak Anggota Dewan Editor atas kesediaannya untuk berpartisipasi dalam publikasi ini. Kami berharap, melalui dukungan Ibu dan Bapak, Jurnal Ruang-Space akan mencapai misinya untuk berperan sebagai media komunikasi bagi pemikiran-pemikiran baru serta hasil-hasil studi di bidang lingkungan terbangun. Anggota Dewan Editor Jurnal Ruang-Space memiliki latar belakang kepakaran yang beragam dan telah memiliki pengakuan di bidangnya masing-masing. Ini melingkup kepakaran di bidang rancang bangun, pembangunan dan perencanaan, perancangan kota, politikal ekonomi, sosiologi, sejarah dan antrofologi.

Edisi perdana Jurnal Ruang-Space diawali dengan artikel yang dikontribuskan oleh Profesor Alexander Cuthbert (UNSW, Australia), salah satu guru besar tamu di Universitas Udayana. Artikel pertama ini mempersonifikasikan beberapa aspek dari permasalahan yang dihadapi dalam perancangan kota, dengan menawarkan sebuah pendekatan teoritis baru. Tulisan ini memandang bahwa estetika dan interprestasi terhadap budaya di bidang arsitektur bisa dilihat melalui kacamata teori-teori sosial. Artikel kedua ditulis Ni Made Dhina Avianthi Irawan, salah seorang staf Kementrian Pekerjaan Umum Bali di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan. Dhina membahas tentang pembangunan citra Kota Blahkiuh berdasarkan pengalaman serta pandangan masyarakat pengamat perkembangan kota. Blahkiuh merupakan salah satu contoh kota

golongan IV di Bali. Tulisan ketiga disajikan oleh Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, salah satu staf pengajar dari Sekolah Tinggi Desain, Bali. Tulisan Emmi mengkaji tentang pemanfaatan ruang-ruang komunal di Desa Pedungan (Denpasar), wujud perubahan fungsi yang ada dan faktor-faktor penyebab perubahan ini.

Artikel keempat ditulis oleh I Made Wirata (arsitek profesional) dan Ngakan Putu Sueca (profesor Jurusan Arsitektur, Universitas Udayana). Tulisan ini membahas tentang konsep rumah adat Suku Sasak di Dusun Segenter, Lombok Utara. Keunikan permukiman ini adalah pada penempatan ruang-ruang yang sangat tergantung dari penempatan pintu dan bale sakanem (bangunan dengan 6 tiang struktur). Artikel kelima ditulis oleh Dinar Sukma Pramesti, seorang arsitek profesional. Tulisan Dinar mendiskusikan tentang tipe rumah panggung di Kampung Loloan, Kabupaten Jembrana, Bali. Dinar menggarisbawahi jika bentuk arsitektur rumah panggung kampung ini telah berkembang, menyesuaikan kondisi sosial-budaya, ekonomi, umur bangunan, ketersediaan lahan, dan preferensi dari penghuni.

Artikel keenam disusun oleh I Nengah Riana, Widiastuti, dan Ida Bagus Gde Primayatna, staf akademik dari Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Nasional, (Bali) dan Jurusan Arsitektur, Universitas Udayana. Paper ini menstudi salah satu permasalahan serius yang semakin dihadapi Kota Denpasar, yaitu perubahan pemanfaatan ruang terbuka hijau. Perubahan ini dilihat dari wujud perubahannya serta faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi ini. Artikel ketujuh mengkaji tentang relevansi dari perumahan berlantai banyak dalam pemenuhan kebutuhan perumahan untuk masyarakat berpendapatan rendah di daerah perkotaan di Indonesia, yang ditulis oleh Gusti Ayu Made Suartika, seorang akademik dari Program Studi Magister Perencanaan dan Pembangunan Spasial Desa/Kota, Universitas Udayana.

Akhirnya terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada para penulis, wakil editor, anggota dewan editor, staf editor, dan team produksi, yang telah berkontribusi dan bekerja keras sehingga publikasi Jurnal RUANG-SPACE terealisasikan.

□□□

Ruang-Space is a new journal dedicated to the understanding of space and the built environment. It has been created to fill a major gap in academic publishing in Indonesia, where the physical built environment remains somewhat detached from its counterparts in social science and urban politics. To this extent Ruang-Space focuses on development in general, encouraging lateral thinking as a dominant characteristic of post-modern thought and the politics of globalisation. The intention is to address the built environment as a whole, and to dispense with the barriers and silos that define professional thinking. So the subject matter of the journal will focus on major issues emerging from the development of human settlements in the third millennium. These will of necessity include the disciplines of architecture, planning, landscape architecture and urban design, as well as interpretations of the built environment emerging from urban geography, sociology and political science. In order to support our global vision, we encourage articles and reviews from around the world.

In greater detail, we welcome submissions dealing with sustainability, urban form, the urban landscape, design control, community organisation, ethnic architecture, housing for

the poor, urban politics and policy, and the design of cities. But in addition to our overall intention to broaden the analysis of settlement form and structure in Indonesia and abroad, we wish to push forward the barriers on significant theory, either in its application or in the discovery of new facts and forms of analysis. In so doing we accept that in the increasingly globalising world of postmodernity, cross disciplinarity is becoming the rule rather than the exception, and that thinking ‘outside the box’ is now a necessary characteristic of this process. Hence submissions which further these ideas will be encouraged in the peer-refereeing process that we will pursue. Under the umbrella of Ruang-Space, we hope to generate a dynamic and interesting vision of the built environment that stands in contrast to journals whose subject matter is contained within a narrow vision of architecture and planning as constraining determinants of social space.

While it is our intention to make space available on a continuing basis to a diversity of submissions, as is now the norm we intend to publish occasional ‘themed’ issues that cover particular subjects in significant depth, for example in kampung development, space in traditional societies, the impact of globalisation on local cultures and development control. Additionally, since this journal is being produced by the Masters Program in Architecture at Udayana University in Bali, it is also our intention to use it as a forum for the diversity of problems that now inundate Balinese society, specifically those that affect development and culture as a whole. In the forefront of this debate lies the nemesis of tourism. Its impacts are ubiquitous and variously interpreted on the one hand as destructive of environment and culture yet on the other as a making a massive contribution to the local economy. While Bali’s problems are not original, the island paradise offers a singular laboratory where the conflicts brought by tourism can be studied in significant depth.

It is also our intention to generalise our content, not only in subject matter but also in the form in which it is presented. In future issues we will also welcome three other types of submission. First, book reviews (up to 1000 words). Second, viewpoints which provide a new insight or critique of a theory, method, subject matter etc that the author feels is being ignored or is otherwise misinterpreted (1000-2000 words). Third, review articles which not only review a particular book, but cover its history, influences, similar texts and a theoretical critique of content (approx 2-3000 words).

We also take this opportunity to welcome our editorial board members, whom we gratefully thank for their participation. We hope that with your support, this journal will achieve its mission to be a medium for communication for new thoughts and study findings in the area of the built environment. Our editorial board includes experts in a variety of fields dealing with the built environment, individuals who have attained great respect in their diverse disciplines, including architecture, urban planning, urban design, political economy, sociology, sustainability, anthropology and history.

This first Volume and first issue is opened by Professor Cuthbert who is a distinguished Visiting Professor at our University (Guru Besar Tamu), whose work has had international acclaim in the area of urban design. His article personifies many of the above qualities by offering a new theoretical framework for urban design from within the realm of social theory that he suggests can replace aesthetic and ‘cultural’ interpretations of architecture. This is followed by the second article written by Ni Made Dhina Avianthi Irawan, a civil servant of Ministry of Public Works, Department of Building and

Environment in Bali. Dhina discusses the development of Blahkiuh image based on observers experiences and perception. Blahkiuh is classified as a city of class IV status in Bali. The third paper is authored by Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, an academic of the Design Institute of Bali. Emmi’s article studies the use of communal spaces of Pedungan Village (Denpasar), and the changes and factors behind them.

The fourth article is written by I Made Wirata, a professional architect, and Ngakan Putu Sueca (Professor in the Department of Architecture, Udayana University). It discusses concepts behind the Sasak houses of Segenter Village, North of Lombok. The uniqueness of these settlements is the layout of spaces that relies heavily on the placement of doors and the bale sakanem (building with six structural columns). The fifth article is authored by Dinar Sukma Pramesti, a professional architect. Dinar studies the stilt houses of Loloan community, Jembrana, Bali. She underlines that the form of stilt houses has changed over time in line with various elements including socio-cultural aspects, economic factors, building age, land availability, and occupants' preferences.

The sixth article is written by I Nengah Riana, Widiastuti, and Ida Bagus Gde Primayatna, academic staff from the Department of Civil Engineering, National University (Bali) and the Department of Architecture, Udayana University. It examines the conversion of green open spaces, a major problem in Denpasar. The seventh paper is authored by Gusti Ayu Made Suartika. It examines the relevance of multi storey housing in fulfilling the need for affordable houses by low income urban dwellers in Indonesia.

Finally, a big thank you to all our contributors, editorial board, production team and publishing staff who have worked faithfully to bring the journal RUANG- SPACE into being.

6 SPACE - VOLUME 1, NO. 1, APRIL 2014