PUSTAKA

JURNAL ILMU-ILMU BUDAYA

VOL. 23 NO. 1 • PEBRUARI 2023

Strategi Perpustakaan terhadap Peningkatan Minat Baca dan Budaya Baca

Siswa di Perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo

Clarissa Salsabila Ifany Sari, Zainal Arifin  1

Analisis Etnografi dalam Tradisi Kenduri Sko Masyarakat Adat Tarutung Kerinci Jambi

Priazki Hajri  7

Diplomasi Budaya Indonesia melalui Tari Kecak Bali

Adhistira Azka Kencana  11

Kajian Literatur: Kebudayaan dan Kearifan Lokal Suku Badui dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Anisatul Khanifah, Sugeng Harianto  15

Manusia yang Beradab Menurut Tri Kaya Parisudha

Felix Mahendra  20

Variation of Karonese Language in Tanah Karo

Jenheri Rejeki Tarigan, Siti Aisyah Ginting, Rahmad Husein  31

Kebudayaan Indis: Hasil Akulturasi Budaya antara Jawa dengan Kolonial Belanda

Wahyu Agil Permana, Andini Shira Putri, Rinaldo Adi Pratama  35

Pelestarian Nilai Kearifan Lokal Melalui Kesenian Reog Kendang di Tulungagung

Bina Andari Nurmaning, Nik Haryanti  42

Sejarah dan Profil Wisatawan Jepang

Ida Bagus Ketut Astina  49

Figurative Language Used in Bible Old Testament

Felisita Ronsmin, Ni Putu Cahyani Putri Utami  56

Pengaruh Adanya Gojek Terhadap Pengemudinya di Kota Denpasar pada

Tahun 2015-2020

Samuel Calvin Situmorang, Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo,

Anak Agung Inten Asmiriati  62

Pedoman Penulisan Naskah dalam Jurnal Pustaka

PUSTAKA

JURNAL ILMU-ILMU BUDAYA

P-ISSN: 2528-7508 E-ISSN: 2528-7516

VOL. 23 NO. 1 • PEBRUARI 2023

Susunan Redaktur PUSTAKA :

Editorial Board

Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum.

Editor in Chief

Ngurah Indra Pradhana, S.S., M.Hum.

Editors

I Gusti Ngurah Parthama, SS., M.Hum.

Ni Putu Candra Lestari, S.S., M.Hum.

Drs. I Wayan Teguh, M.Hum.

Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo, S.S., M.Hum.

Aliffiati, S.S., M.Si.

Sri Junandi (Universitas Gadjah Mada)

Reviewers

Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA

Prof. I Nyoman Darma Putra, M.Litt

Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A

I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D.

Prof. Thomas Reuter (Melbourne University)

Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja, M.A (Universitas Pendidikan Ganesha)

Prof. Dr. Susantu Zuhdi (Universitas Indonesia)

Prof. Dr. lrwan Abdulah (Universitas Gadjah Mada)

Maharani Patria Ratna, M.Hum. (Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro)

Fitri Alfarisy, M.Hum. (Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro) Taqdir, S.Pd., M.Hum. (Universitas Hasanuddin)

Nunuk Endah Srimulyani, S.S., M.A., Ph.D. (Universitas Airlangga)

Lay Out Editor

I Komang Juniarta, S.T.

Site Technical Management l Gusti Ayu Puspawati, S.Sos., M.H.

Naskah dikirim ke alamat : [email protected] Foto sampul oleh I Gede Gita Purnama & I Putu Widhi Kurniawan

PUSTAKA VOL. 23, NO.1 • 1 – 6

p-ISSN: 2528-7508

e-ISSN: 2528-7516


Terakreditasi Sinta-5, SK No: 105/E/KPT/2022

Strategi Perpustakaan terhadap Peningkatan Minat Baca dan Budaya Baca Siswa di Perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo

Clarissa Salsabila Ifany Sari¹, Zainal Arifin²

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected]¹, [email protected]²

Abstract

The face of a nation can be seen from the face of its library and a nation's level of progress can be seen from the level of interest in reading. Directly or indirectly reading habit is an indicator of school quality and even nationally determines the high and low of the human development index (HDI) and the high or low of HDI which determines the quality of a nation. Based on the description above, the formulation of the problem in this research is as follows: 1) How is the library's strategy towards increasing students' reading culture in the SMA Negeri 2 Sukoharjo library?, 2) What are the obstacles that occur in the library's strategy towards increasing students' reading culture in the SMA Negeri 2 library? Sukoharjo?. The author suggests the following conclusions: 1) The library's strategy in increasing visitor interest in terms of user service aspects focuses on reliability, responsiveness, quality assurance of service, and a sense of empathy for users. 2) Library strategy in increasing visitor interest in terms of facilities and infrastructure: a) Placement of library rooms that are strategic and easily accessible by users b) Arrangement of shelves (bookcases, tables, reading chairs) strategic and orderly c) Provide collections (collections general books, references, journals) complete according to the needs of users. d) Provide complete and adequate facilities (bookcases, magazine racks, drawing cabinets, cabinets or catalog cabinets, bulletin boards, reading tables, chairs, display boards, OPAC). e) Providing an internet network that supports users to access information.mi.

Abstrak

Wajah sebuah bangsa dapat dilihat dari wajah perpustakaannya dan sebuah bangsa tingkat kemajuannya dapat dilihat dari tingkat mnat bacanya. Secara langsung atau tidak langsung kebiasaan membaca merupakan salah satu indicator kualitas sekolah bahkan secara nasional menentukan tinggi rendahnya human development index (HDI) dan tinggi rendahnya HDI yang menentukan kualitas suatu bangsa. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada peneitian ini sebagai berikut :1) Bagaimana strategi perpustakaan terhadap peningkatan budaya baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo?, 2) Bagaimana kendala yang terjadi dalam strategi perpustakaan terhadap peningkatan budaya baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo?. Penulis mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Strategi Perpustakaan dalam meningkatkan minat kunjung pemustaka ditinjau dari aspek pelayanan pemustaka dititikberatkan pada kehandalan, daya tanggap, jaminan mutu pelayanan, dan rasa empati terhadap pemustaka. 2) Strategi Perpustakaan dalam meningkatkan minat kunjung pemustaka ditinjau dari aspek sarana dan prasarana : a) Penempatan ruang perpustakaan yang strategis dan mudah dijangkau oleh pemustaka b) Penataan rak (rak buku, meja, kursi baca) strategis dan teratur c) Menyediakan koleksi (koleksi buku umum, referensi, jurnal) lengkap sesuai kebutuhan pemustaka. d) Menyediakan fasilitas (rak buku, rak majalah, kabinet gambar, lemari atau kabinet catalog, papan pengumuman, meja baca, kusi, papan display, OPAC) lengkap dan memadai. e) Menyediakan jaringan internet yang mendukung pemustaka untuk mengakses informasi.

PENDAHULUAN

Wajah sebuah bangsa dapat dilihat dari wajah perpustakaannya dan sebuah bangsa tingkat kemajuannya dapat dilihat dari tingkat mnat bacanya. Secara langsung atau tidak langsung kebiasaan membaca merupakan salah satu indicator kualitas sekolah bahkan secara nasional menentukan tinggi rendahnya human development

index (HDI) dan tinggi rendahnya HDI yang menentukan kualitas suatu bangsa.

Sekolah menyediakan perpustakaan sebagai layanan informasi, sumber media pembelajaran dan bahan ajar bagi siswa. Adanya perpustakaan di sekolah juga berperan penting sebagai penunjang dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah. Perpustakaan di sekolah juga memiliki fungsi sebagai media mengembangakan

minat dan kebiasaan membaca pada siswa. Perpustakaan sekolah harus berperan aktif memberikan informasi kepada pemustaka setiap waktu agar masalah yang terjadi di tengah pemustaka disitulah perpustakaan memberikan peran penting memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi.

Perpustakaan di sekolah selain memberikan layanan informasi terhadap seluruh pemustaka juga menyediakan kebutuhan bahan pustaka yang diperlukan oleh pemustaka. Perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka yang diperlukan dapat dimanfaatkan sebagai tujuan pembelajaran dan juga sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan pemustaka. Sebagai sumber pusat informasi, perpustakaan memiliki tugas yang harus dijalankan seperti kegiatan pelayanan dengan menyediakan informasi setiap harinya kepada pemustaka.

Pustakawan berperan penting dalam menjalakan perpustakaan, sehingga dalam perpustakaan dibutuhkan pemusataka yang mampu memberikan pelayanan secara tepat, cepat dan maksimal sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Pustakawan berperan sebagai penggerak sebuah perpustakaan. Jika pustakawannya meiliki sifat kreatif tentu saja perpustakaan akan berkembang dengan inovasi-inovasi yang mengikuti perkembangan zaman yang terus berjalan seiring waktu. Pustakawan sekarang ini harus selalu dituntut memiliki strategi-strategi khusus dan cerdas dalam menjalankan manajemen perpustakaan. Strategi- strategi tersebut dapat berupa pelayanannya yang berbeda dari perpustakaan lain, dekorasi gedung yang menarik, serta sarana dan prasarana atau fasilitas yang terkini atau up-to-date dengan zaman yang sedang trend, dengan adanya strategi ini diharapkan menarik minat masyarakat berkunjung di perpustakaan serta menjadikan perpustakaan sebagai tempat penting dan wajib untuk dikunjungi dalam kesehariannya.

Minat baca seseorang akan muncul jika orang tersebut memiliki kemampuan membaca, sedangakan budaya membaca seseorang tereplihara jika bahan baca dan jenis yang di ingikan pembaca sesuai dengan minat pembacanya tersedia. Budaya baca sendiri dapat muncul karena keinginan pribadi atau dorongan dari lingkungan yang kondusif. Pemustaka lebih banyak memilih searching informasi melalui internet, sehingga keberadaan perpustakaan ditengah siswa terabaikan karena informasi yang mereka butuhkan belum terpenuhi di perpustakaan.

Meningkatkan budaya membaca di perpustakaan perlu adanya fasilitas dan koleksi lengkap di perpustakaan agar dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan siswa. Perpustakaan harus melihat kebutuhan apa saja yang dibutuhkan pemustaka sehingga pemustaka dapat milih dan mencari jenis bacaan mana saja yang dibutuhkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada peneitian ini sebagai berikut :

  • 1)    Bagaimana strategi perpustakaan terhadap peningkatan budaya baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo?

  • 2)    Bagaimana kendala yang terjadi dalam strategi perpustakaan terhadap peningkatan budaya baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo?

Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan layanan perpustakaan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di perpustakaan menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 29 terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis pustakawan. Tenaga teknis pustakawan adalah tenaga non pustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan, misalnya tenaga teknis komputer, tenaga teknis audio visual, dan tenaga teknis ketatausahaan, sedangkan yang dimaksud pustakawan adalah “seseorang yang memiliki kapabilitas, integritas, dan kompetensi di bidang perpustakaan”. (Republik Indonesia, 2007: 4).

Pengguna sebagai titik sentral orientasi perpustakaan, maka di sinilah peran perpustakaan dan para pustakawan sebagai pengelola untuk lebih profesional, berkualitas, berpengetahuan, berketerampilan yang tinggi serta memiliki pemikiran yang cemerlang dalam menyusun strategi untuk menarik minat pemustaka untuk mengunjungi perpustakaan, karena masalah yang lebih serius sebenarnya bukan lagi pada pemetaan atau segmentasi kelompok sasaran, tetapi bagaimana strategi yang akan diterapkan sehingga mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi yang diinginkan pemustaka, karena kebutuhan dan minat terhadap informasi serta karakter pengguna di perpustakaan sangat beragam.

Pustakawan adalah faktor penggerak sebuah perpustakaan, jika pustakawannya kreatif tentulah perpustakaan tersebut akan selalu berinovasi mengikuti tuntutan zaman. Pustakawan sekarang ini harus selalu dituntut memiliki strategi-strategi khusus dan cerdas dalam menjalankan

manajemen perpustakaan. Strategi- strategi tersebut dapat berupa pelayanannya yang berbeda dari perpustakaan lain, dekorasi gedung yang menarik, serta sarana dan prasarana atau fasilitas yang terkini atau up-to-date dengan zaman yang sedang trend, dengan adanya strategi ini diharapkan menarik minat masyarakat berkunjung di perpustakaan serta menjadikan perpustakaan sebagai tempat penting dan wajib untuk dikunjungi dalam kesehariannya.

Bila hal di atas terwujud maka tidak mustahil, perpustakaan elektronik akan segera terwujud. Penerapan teknologi informasi (TI) boleh dikatakan berhasil dan tepat guna sehingga kepuasan pengguna meningkat. Dengan demikian orang yang bekerja di perpustakaan dituntut untuk menguasai teknologi informasi agar dapat melayani pengguna secara lebih professional. Salah satu orang yang bekerja di perpustakaan adalah para pustakawan.

Sesuai dengan pengamatan serta data sementara yang diperoleh dari interview dengan beberapa siswa yang sering berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo terdapat kekurangan dalam meningkatkan minat siswa berkunjung ke perpustakaan. Di sinilah perlunya perpustakaan meningkatkan strategi terhadap minat kunjung pemustaka. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mencari tahu strategi perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo terdapat peningkatan minat kunjung pemustakanya.

METODE

Jenis penelitian ini merupakan penilitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis data kualitatif. Analisis kualitatif mengutamakan analisis konten yang tertuju pada penghayatan dan pendalaman terhadap data yang dikaji, dengan menganalisis data tersebut memungkinkan hasil penelitian tercapai memadai. Penelitian kualitatif secara prosedur penelitian akan menghasilkan data yang berbentuk kata-kata tertulis yang berhubungan dengan penelitian.

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Cartwright (dalam Novianti, 2012:22) observasi merupakan sebuah proses pencatatan dan pengamatan sebuah perilaku atau kejadian secara sistematis sebagai tujuan pembuatan manajemen, intruksi, dan layanan bagi anak lainnya.

Mengobservasi dengan memperhatikan, mengamati secara intensif, dengan focus pada kegiatan yang terjadi di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Wawancara merupakan Teknik pengumpulan data dari narasumber dengan mempersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancara. pedoman wawancara tersebut merupakan pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Wawancara dilakukan dengan Ibu Mufi selaku pengurus dan pengelola perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Dokumentasi merupakan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan informasi dalam bidang pengetahuan. Dokumentasi adalah pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, dsb). Dokumentasi pada penelitian ini dengan mengambil gambar kegiatan yang terjadi di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan, yakni mulai tanggal 17 Oktober 2022 sampai 14 November 2022. Penelitian ini beralamat di Jalan Raya Sala, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi yang dilakukan perpustakaan dalam meningkatkan budaya baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo sebagai berikut:

  • a.    Strategi Perpustakaan dalam Layanan

Strategi perpustakaan meningkatkan budaya baca siswa di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo dalam layanan yaitu dengan memberikan pelayanan yang dijanjikan memuskan dan pelayanan segera. Pemustaka memegang peran penting dalam melayani pemustaka di perpustakaan, dengan membantu melayani pemustaka menemukan koleksi yang diinginkan agar mempermudah pemustaka mendapatkan buku atau bahan Pustaka yang diinginkan.

Pustakawan juga mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pemustaka yang mengalami kesulitan. Pustakawan juga mampu memahami kebutuhan yang dicari terhadap informasi yang dicari. Pemustaka juga bersikap ramah dan sabar dalam melayani pemusaka.

Ziethaml, Bery, dan Parasuraman (Tjiptono, 1997:26) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada 4 indikator ukuran kepuasan, yaitu:

  • 1)    Kehandalan (reliability): kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan,

  • 2)    Daya tanggap (responsiveness): keinginan pustakawan untuk membantu  para

pemustaka dan memberikan pelayanan dengan tanggap,

  • 3)    Jaminan (assurance):     mencakup

kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pustakawan, bebas dari bahaya resiko atau keragu-raguan.

  • 4)    Empati (emphaty): meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pemustaka.

  • b.    Strategi Perpustakaan dalam Sarana dan Prasarana

Menurut Larasati (1991: 55) bahwa fungsi perpustakaan adalah berusaha memberikan pelayanan kepada lembaga pendidikan agar kegiatan belajar mengajar yang digariskan dalam kurikulum dapat berjalan dengan lancar. Sesuai dengan maksud itulah maka perpustakaan harus dapat menyediakan segala keperluan peralatan yang menunjang pengajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan baik berupa buku- buku pegangan, buku-buku pelengkap dan sebagainya maupun bahan-bahan pengajaran lainnya seperti alat peraga. Mengenai keadaan gedung perpustakaan, yang harus diperhatikan adalah letak, jumlah ruangan dan tata ruangannya.

Munculnya sebuah minat baca terjadi karena beberapa faktor, secara umum faktor-faktor tersebut yaitu rasa ingin tahu yang tinggi mengenai fakta, teori, pengetahuan, informasi, dan prinsip. Faktor lain yaitu, faktor lingkungan fisik yang memadai, seperti adanya buku bacaan yang menarik, berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Lingkungan yang kondusif juga mempengaruhi inat baca seseorang, seperti keluarga yang tenang, sejahtera, dan teladan akan memicu seseorang untuk memanfaatkan waktunya membaca buku. Keingintahuan dan prinsip bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani juga tak kalah penting.

  • 1.    Strategi Perpustakaan

Strategi atau perencanaan pembuatan metode untuk bersaing atau berkompetisi dengan memuat taktik yang akan digunakan untuk menjalankan kegiatan dan tujuan yang sudah direncanakan, dengan beberapa pertimbangan dan menyesuaikan diri dengan kondisi pesaing. Dalam Menyusun sebuah stategi dibutuhkan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Penyusunan strategi tersebut dilakuakan dari lingkungan internal maupun eksternal. Penciptaan strategi juga harus mempertimbangkan nila-nilai manajemen dan juga tanggung jawab social.

Perpustakaan akan disenangi pemustaka apabila pelayanan, sarana, dan prasarana yang disediakan memadai, dan yang tak kalah penting yaitu adanya pustakawan yang memiliki kemampuan professional dalam melayani pustakawan. Pustakawan sebagai komponen tenaga kerja di perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo secara dinamis dalam pelaksanaan seluruh kegiatan kerja, sehingga perpustakaan dapat berfungsi sesuai dengan peranannya. Karena perannya yang dinamis, kondisi tenaga kerja di perpustakaan sangat menentukan tinggi rendahnya pelayanan informasi yang dibutuhkan sehingga secara langsung dapat mempengaruhi tingkat kunjungan.

Pengertian strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2008: 2051). Kesimpulan dari definisi strategi perpustakaan yaitu rencana perpustakaan dalam hal ini para pustakawan yang telah dipikirkan secara bersama-sama secara cermat mengenai kegiatan yang akan dilakukan kedepannya untuk mencapai sasaran khusus.

  • 2.    Minat Baca

Menurut (Sutarno NS, 2003:27) minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu. Minat kunjungan seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi untuk datang ke suatu tempat tertentu, dan dalam konteks perpustakaan tempat yang dimaksud adalah kunjungan ke perpustakaan dengan tujuan untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan di perpustakaan.

Sedangkan Menurut (Jefkins, 1997:241) dalam kegiatan publikasi suatu produk, untuk menimbulkan suatu efek yang baik dari konsumen maka penting memperhatikan elemen-elemen

dalam sebuah rumus yang dikenal dengan AIDCA yang terdiri dari perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), keyakinan (conviction), dan tindakan (action).

Berkunjung berasal dari kata kunjung yang mendapat awalan ber- sehingga menjadi berkunjung yang bermakna mendatangi untuk menengok, menjumpai (KBBI, 2005: 476). Menurut (Dahlan, 2006:1) beberapa hal yang membuat orang atau mendorong pengguna/pemustaka betah dan ingin berkunjung ke perpustakaan dikarenakan:

  • •    Rasa nyaman,

  • •    Keadaan lingkungan fisik yang memadai,

  • •    Keadaan lingkungan sosial yang kondusif,

  • •    Layanan yang diberikan perpustakaan.

Menurut Marmoatmojo (1999:23), seperti: lomba pidato, lomba membaca puisi, lomba menggambar dan sebagainya dengan mengadakan berbagai perlombaan di perpustakaan dapat mengundang pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Minat kunjung merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan. Minat kunjung ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk datang dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan terutama membaca koleksi perpustakaan.

Minat kunjung sangat erat kaitannya dengan minat baca dan keterampilan membaca (Darmono, 2001:182). Dari beberapa definisi tersebut, minat kunjung menurut peneliti adalah kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang memanfaatkan fasilitas tempat yang dikunjungi. Minat kunjung adalah menghadirkan keinginan dari dalam jiwa untuk hadir pada tempat yang menarik dan diinginkan. Minat berkunjung merupakan cerminan dari keinginan seseorang untuk mendatangi suatu tempat disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi atau menarik minat orang tersebut.

  • 3.    Strategi Perpustakaan untuk Meningkatkan

Minat Kunjung Pemustaka

Perpustakaan sekolah sebagai suatu unit pelaksana teknis, mengembangkan tugas mendukung tujuan lembaga induknya, yaitu memberikan layanan informasi kepada sivitas akademika yang relevan dengan program Tridharma perguruan tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, perpustakaan perguruan tinggi melaksanakan fungsinya sebagai pusat pendidikan, pusat informasi, pusat penelitian dan pusat rekreasi. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, perpustakaan sekolah perlu menghimpun, mengelola dan menyajikan bahan pustaka sebagai sumber informasi agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakainya sehingga dapat memperluas cakrawala pandang para pemakai jasa perpustakaan.

Ziethaml, Bery, dan Parasuraman (Tjiptono, 1997: 26) mengungkapkan bahwa untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh konsumen, ada 5 indikator ukuran kepuasan, yaitu:

  • a.    Bukti langsung (tangibles): kualitas pelayanan yang berupa fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi,

  • b.    Kehandalan (reliability): kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan,

  • c.    Daya tanggap (responsiveness): keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap, d. Jaminan (assurance):      mencakup

kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko atau keragu- raguan.

  • e.    Empati (emphaty): meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Menurut Larasati 1991: 55, bahwa fungsi perpustakaan adalah berusaha memberikan pelayanan kepada lembaga pendidikan agar kegiatan belajar mengajar yang digariskan dalam kurikulum dapat berjalan dengan lancar. Sesuai dengan maksud itulah maka perpustakaan harus dapat menyediakan segala keperluan peralatan yang menunjang pengajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan baik berupa buku- buku pegangan, buku-buku pelengkap dan sebagainya maupun bahan-bahan pengajaran lainnya seperti alat peraga.

Selain koleksi, fasilitas lain perpustakaan yang merupakan penting adalah segala perkakas yang digunakan dalam penyelenggaraan perpustakaan. Perlengkapan atau fasilitas ini meliputi rak buku, rak surat kabar, rak majalah, kabinet gambar, meja sirkulasi, lemari atau kabinet

katalog, papan display, papan pengumuman, meja baca dan perlengkapan lainnya yang digunakan secara tidak langsung.

Selain kelengkapan fasilitas perpustakaan tersebut, yang perlu diperhatikan adalah penataan ruangan perpustakaan sehingga memberikan kelancaran bagi pengelola dalam menyelenggarakan perpustakaan, juga pemakai perpustakaan pada umumnya. Dengan demikian maka keadaan gedung serta fasilitas perpustakaan ini juga turut menunjang terhadap kelancaran aktivitas belajar mahasiswa karena mahasiswa mudah untuk memanfaatkannya dengan baik.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana perpustakaan adalah keseluruhan fasilitas yang ada untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok pada Perpustakaan.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka berikut ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Strategi Perpustakaan dalam meningkatkan minat kunjung pemustaka ditinjau dari aspek pelayanan pemustaka dititikberatkan pada kehandalan, daya tanggap, jaminan mutu pelayanan, dan rasa empati terhadap pemustaka. 2) Strategi Perpustakaan dalam meningkatkan minat kunjung pemustaka ditinjau dari aspek sarana dan prasarana : a) Penempatan ruang perpustakaan yang strategis dan mudah dijangkau oleh pemustaka b) Penataan rak (rak buku, meja, kursi baca) strategis dan teratur c) Menyediakan koleksi (koleksi buku umum, referensi, jurnal) lengkap sesuai kebutuhan pemustaka. d) Menyediakan fasilitas (rak buku, rak majalah, kabinet gambar, lemari atau kabinet catalog, papan pengumuman, meja baca, kusi, papan display, OPAC) lengkap dan memadai. e) Menyediakan jaringan internet yang mendukung pemustaka untuk mengakses informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bulan Bintang.

Arikunto, S. (2000). Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal, I. (2008). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Burhan, B. (1997). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gramedia.

Darmono. (2001). Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Frank, Jefkins, (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, A. (2014). Pengantar Perpustakaan dan Kearsipan. Jakarta : Gunadarma Ilmu.

Kasmir. (2005). Etika Costumer Service. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lasa HS. (1995)). Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kansius.

Sudarsana, U dan Bastiano. (2010). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, N. (2002). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Sudarsana, Undang. (2010). Materi pokok pembinaan minat baca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwarno, Wiji. (2016). Library Life Style(trend dan Ide kepustakawanan)Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata.

Touku Umar. (2013). Strategi Pengelola Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat sebagai Pemustaka di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Pascasarjana.

Makmur, Testiani. (2015). Budaya Kerja Pustakawan di Era Digitalisasi; Perspektif Organisasi, Relasi dan Individu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

W. Gulo. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo

6