PUSTAKA VOL. 22, NO.2 • 75 – 77

Terakreditasi Sinta-5, SK No: 105/E/KPT/2022

p-ISSN: 2528-7508

e-ISSN: 2528-7516

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Tari Indang Di Nagari Paritmalintang, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat

Iza Elvira Salman

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Universitas Negeri Padang

Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia

Email: [email protected]

Abstract

Indang dance is a form of culture that still exists today and must be preserved. Indang dance is also known as dindin badindin. Indang dance is a traditional dance typical of the people of West Sumatra, especially Pariaman. At the beginning of the appearance of the Indang dance, which was spread by Sheikh Burhanuddin in the 13th or 14th century, it was used to spread the religion of Islam, but along with the development of the times, Indang dance did not only become a culture, but also as a performing art in the community, including the people of Nagari Paritmalintang.

Keywords : Indang Dance, Sheikh Burhanuddin, Culture.

Abstrak

Tari Indang merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang masih ada sampai sekarang dan tentunya harus dilestarikan. Tari indang juga dikenal dengan sebutan dindin badindin. Tari indang adalah tari tradisional khas masyarakat Sumatera Barat khususnya Pariaman. Diawal kemunculan tari indang yang disebarkan oleh Syekh Burhanuddin pada abad ke-13 atau 14 difungsikan untuk menyebarkan agama islam, namun seiring perkembangan zaman tari indang tidak hanya menjadi suatu Budaya, akan tetapi juga sebagai seni pertunjukan ditengah masyarakat , tidak terkecuali masyarakat Nagari Paritmalintang.

Kata Kunci : Tari Indang, Syekh Burhanuddin , Budaya.

  • A.    PENDAHULUAN

Paritmalintang merupakan sebuah nagari yang terletak di Kecamatan Enam Lingkung , Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Nagari Paritmalintang merupakan Ibukota Kabupaten Padang Pariaman sejak tahun 2008 , hal tersebut tercantum dalam Surat Keputusan (SK) DPRD NO. 05/KEP.D/DPRD 2008 & SK Bupati No. 02/KEP/BPP/2008. Yakni pada tanggal 08 Juli 2008 dinyatakan bahwa Ibukota Kabupaten Padang Pariaman resmi pindah ke nagari ini. Nagari Paritmalintang memiliki 9 Korong yakni : Pasa Balai , Hilalang Gadang , Pauh , Pasa Dama , Pasa Limau , Kampung Bonai , Kampung Tangah, Padang Baru , Padang Toboh. Dengan penduduk sebanyak 4.996 jiwa.

Budaya merupakan sebuah kebiasaan ditengah – tengah masyarakat yang dilakukan secara turun temurun. Didalam budaya terdapat beberapa unsur seoperti agama , politik , bahasa , adat istiadat , bangunan, alat, pakaian dan karya

seni. Menurut Soemardjan & Soelaeman Somardi dalam Soekanto (1996 : 55) ‘’kebudayaan sebagai semua hasil karya , rasa , dan cipta masyarakat’’.Salah satu bentuk budaya adalah tari indang. Tari indang bukanlah suatu kebudayaan yang asing ditelinga masyarakat Nagari Paritmalintang , karena tari indang merupakan sebuah tradisi turun menurun yang sangat amat dikenal masyarakat pariaman sekitar.

Tari Indang di sebar luas oleh Syekh Burhanuddin pada abad 13 atau 14 , awal mulanya tari indang merupakan adaptasi tari saman dari aceh yang kemudian membentuk kesenian baru yang disebut dengan tari indang. Bentuk penyajian tari indang biasanya terdiri atas 8 sampai 13 orang dengan satu orang sebagai tukang dendnag atau dzikir. Pertunjukan tari indang memiliki gerak yang monoton dengan diiringi sair lagu yang bertema kan islam. Dan pada syair tari indang terdapat beberapa kelompok yang sebagai

pembanding untuk menjawab syair – syair tadi yang berbentuk pantun yang saling bersautan.

Tari indang digambarkan oleh aktivis agama dimana penampilan tari tersebut ditampilkan pada Alek nagari. Nama – anam gerakan dalam tari indang sebagai berikut : sambah , golong – golong, alihan lagu, alihan kanan. Tari indnag menggunakkan alat music yang disebut dengan rapai’I dengan pola lantai bershaf dan dilaksanakan di panggung terbuka.

Untuk saat ini tari indang tidak hanya sebagai media pembelajaran agama islam saja, tetapi fungsi tari indang juga ditampilkan untuk pengangkatan datuk, acara kebudayaan dan penyambut tamu. Tari indang juga menjadi media untuk memberikan nasehat karena syair yang digunakan berlandaskan nasehat – nasehat dalam kehidupan, dan bahkan tari indah juga sudah pernah ditampilkan pada kancah internasional.

Pada saat sekarang ini tari indang di Nagari Paritmalintang sudah mulai jarang ditemukan kecuali pada saat hari – hari besar seperti ‘’alek nagari’’ hal tersebut terjadi karena zaman yang semakin canggih sehingga masyarakat mulai melupakan tradisi tari indang , apalagi generasi milenial yang sangat sibuk dengan dunianya seperti bermain game online bahkan mengikuti budaya orang luar negeri atau kebarat – baratan sehingga melupakan kebudayaan dan tradisi ‘’baindang’’ yang ada di Nagari Paritmalintang.

Untuk itu diperlukan beberapa upaya untuk melestarikan tardisi tari indang di Nagari Paritmalintang ini. Agar kebudayaan ini tidak luput dimakan oleh zaman.

  • B.    METODE

Penelitian ini menggunakkan pendekatan kualitatif dengan metode kajian pustaka yang relevan dengan permasalahan yang dibahas pada artikel ini.

  • C.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Tari indang merupakan salah satu seni pertunjukkan yang memiliki nuansa islam di Minangkabau khususnya di daerah Pariaman sekitar, dan awal mula penyebarannya melalui surau ke surau yang ada di Minangkabau ini. Menurut Ediwar (19993:3) ‘’pertumbuhan kesenian indang mengatakan bahwa kesenian indang pada awalnya berfungsi sebagai sarana dakwah dimanna hal tersebut dibuktikan didalam

syair indang terdapat puji – pujian kepada Allah swt, Rasul dimana syair tersebut diambil dari ajaran yang nabi , riwayat syekh dan kajian sifat Allah SWT. Dan menurut Nurmalena & Rustiyanti (2014) Tari indnag adalah ragam kesenian khas masyarakat pesisir Sumatera Barat, yang pada awal kemunculannya tari indang ini bersamaan dengan penyebaran agama islam di Minangkabau, khsusunya Pariaman. Kesenian tersebut biasa digunakan untuk pengambangan ajaran agama islam oleh ulama dan guru di masjid atau pun surau.

Bentuk Kegiatan

Upaya pemberdayaan masyarakat bidang budaya dan lingkungan bentuk pemberdayaan bisa dilakukan dengan membuka sanggar tari atau pertunjukkan di Nagari Paritmalintang dimana Nagari Paritmalintang ini memiliki sebuah Laga – Laga atau panggung terbuka dimana masyarakat bisa berkumpul untuk melakukan kegiatan. Dan metode pelaksanaan program ini , dilaksanakan dengan melibatkan beberapa instruktur dan peserta, hal ini bertujuan agar program yang dijalankan dibimbing oleh seseorang yang ahli dibidang tari indang.

Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Korong Pasa Balai, nagri Paritmalintang, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman.

Peserta Kegiatan

Kegiatan ini melibatkan masyarakat Nagari Paritmalintang, khususnya generasi muda yang rentang usianya 13 – 25 tahun.

Prosedur Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama dan kegiatan ini bisa terlaksana dengan bantuan kerja sama dengan salah satu sanggar yang ada di Paritmalintang yakni sanggar Talang Parintang. Pada saat bulan ramadhan seperti sekarang ini latihan dilaksanakan pada setiap hari jumat, sabtu dan minggu setelah selesai shalat tarwih, dan pada hari biasa latihan di sanggar untuk tari indang dilakukan pada hari sabtu dan minggu biasanya pada sore hingga malam hari. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan secara bergantian yakni di Korong Kampung Bonai & Korong Pasa Balai, Nagari Paritmalintang, Kabupaten Padang Pariaman. Hasil dari upaya melestarikan Tari indang di Nagari Paritmalintang ini sudah mulai terlihat

hasilnya dimana, masyarakat dan muda – mudi nagari Paritmalintang sudah mulai kembali tertarik dalam melestarikan kebudayaan tari indang dengan menjadi anggota sanggar dan ikut serta dalam latihan tari tardisonal, tidak hanya tari indang saja tetapi minat masyarakat juga tumbuh untuk melestarukan tari tradisinal lainnya. Selain belajar gerakan tari indang, masyarakat juga sudah mulai mengetahui sejarah dari tari indang yang dipaparkan oleh salah seorang anggota sanggar yang paham betul akan tradisi tari indang tersebut , dan dari pengetahuan sejarah tadi juga bisa diapliaksikan kepada kehidupan masyarakat melalui syair – syair yang ada pada tari indang yang bersisi petitih minang yang memiliki makna yang sangat dalam untuk kehidupan dalam bermasyarakat. Antusias masyarakat yang sangat bagus bisa kita simpulkan bahwa upaya dalam melestarikan tari indang di Nagari Paritmalintang ini bisa dikatakan berhasil.

D. SIMPULAN

Simpulan

Upaya pemberdayaan masyarakat bidang budaya melalui tari indang di nagari paritmalintang dilaksanakan dengan sangat baik, hal tersebut bisa dilihat dari ketertarikan amsyarakat dengan tari indang meningkat semenjak diadakannya latihan untuk tari indang dengan bekerja sama dengan Sanggar Talang Parintang yang ada di Nagari Paritmalintang. Nilai – nilai budaya yang terdapat pada tari indang melalui syair – syair yang dinyanyikan diharapkan dapat dipegang oleh masyarakat terutama anak – anak nagari milineal agar kebudayaan tidak punah seiring berkambangnya zaman yang semakin canggih.

Saran

Kegiatan latihan tari indang ini diharapkan tetap berlanjut sampai kapanpun , Karena apabila suatu saat nanti ada acara nagari maupun acara besar lainnya masyarakat tetap bisa menikmati tari indang ini sehingga tradisi tari indang tetap terjaga sampai anak cucu kita nanti dan tidak dilupakan begitu saja.

E. DAFTAR PUSTAKA

A_06_Feby_Agestia_15023128_3612_2019.pdf. (n.d.). Indang Naiak. (2011). 2011.

Noor, M. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah    CIVIS,    1(2),    88.

https://doi.org/10.2307/257670.Poerwanto.

Sekaran, Holliday, C. O. J., Schmidheiny, S., Watts, P., Schmidheiny, S., Watts, P., Montgomery, H., Pmi, University of Pretoria, Gentry, R. R., Lester, S. E., Kappel, C. V., White, C., Bell, T. W., Stevens, J., Gaines, S. D., Zavadskas, E. K., Cavallaro, F., Podvezko, V., … Branch, B. (2018). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者 における 健康関連指標に関する共分散 構造分析Title. Pakistan Research Journal of Management Sciences,  7(5),  1–2.

http://content.ebscohost.com/ContentServer .asp?EbscoContent=dGJyMNLe80Sep7Q4y 9f3OLCmr1Gep7JSsKy4Sa6WxWXS&Con tentCustomer=dGJyMPGptk%2B3rLJNueP fgeyx43zx1%2B6B&T=P&P=AN&S=R& D=buh&K=134748798%0Ahttp://amg.um. dk/~/media/amg/Documents/Policies and Strategies/Str

Vogler, E. A. (2016). 済無No Title No Title No Title. 1–23.

77