PUSTAKA VOL. 24, NO.1 • 74 – 82

p-ISSN: 2528-7508

e-ISSN: 2528-7516


Terakreditasi Sinta-5, SK No: 105/E/KPT/2022

Representasi Maskulinitas Pada Tokoh Dola dalam Anime Laputa: Castle in the Sky (1986)

Kadek Dian Candra Dewi1,*, Kadek Eva Krishna Adnyani2,*, Yeni,3,*

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali, Indonesia

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

This research aims to describe the representation of masculinity in the Dola character in the anime "Laputa: Castle in the Sky (1986)." This study is a linguistic research employing a qualitative descriptive method. The research theory used includes Roland Barthes' semiotics and the concept of masculinity by David Deborah and Robert Brannon. Data collection was conducted through observation and note-taking, and data validity was ensured through data triangulation. The findings of this study indicate that the character Dola reflects masculinity. Various signs of masculinity are evident through Dola's character design, which includes dominance, protectiveness, the ability to separate feelings from ideas, aggressiveness, ambition, physical strength, rationality, leadership qualities, daringness, competence and competitiveness. Despite embodying masculinity, Dola maintains feminine aspects in her appearance, as reflected in her wearing of a skirt, two braided pink hair, the use of earrings, and her tender-heartedness displayed through her affection for Sheeta and Pazu.

Keywords: Anime, Masculinity, Semiotics, Laputa: Castle in the Sky

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi maskulinitas pada tokoh Dola dalam anime Laputa: Castle in the Sky (1986). Penelitian ini merupakan penelitian linguistik dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori penelitian yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes dan ideologi maskulinitas menurut David Deborah dan Robert Brannon. Pengumpulan data diperoleh dengan metode simak dan catat. Kemudian, untuk membuktikan validitas data dilakukan metode triangulasi data. Hasil yang ditemukan dalam penelitian menunjukkan bahwa tokoh Dola mencerminkan maskulinitas. Berbagai tanda maskulinitas tersebut, muncul melalui desain karakter Dola yang meliputi dominant, protective, able to separate feelings from ideas, aggressive, ambitious, physical strength, rasionality, act as a leader, daring, serta being competent and competitive. Meskipun Dola mencerminkan maskulinitas, Dola tetap mempertahankan aspek feminin dalam penampilannya yang tercermin dalam pemakaian rok, rambut pink yang dikepang dua, penggunaan anting-anting, dan kelembutan hatinya yang ditunjukkan dengan rasa kasih sayang terhadap Sheeta dan Pazu.

Kata kunci: Anime, Maskulinitas, Semiotika, Laputa: Castle in the Sky

PENDAHULUAN

Sejak dahulu perempuan sering dianggap sebagai individu yang lemah dan lembut, sementara laki-laki diidentifikasi sebagai individu yang kuat, gagah, dan berani. Pandangan ini menjadi dasar dalam mengukur peran sosial antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Awalnya, gender dan seks sering disalahartikan sebagai hal yang sama. Seks merujuk pada fisik yang dapat dilihat berdasarkan faktor biologis, sedangkan gender mengacu pada atribut yang terkait dengan cara seseorang dikenali melalui peran sosial yang ditetapkan (O’Grady, 2021).

Ketidaksetaraan gender merupakan isu yang terus diperdebatkan secara luas karena gender sebagai konstruksi sosial dalam masyarakat menciptakan polarisasi yang memicu perdebatan antara feminisme dan maskulinitas. Laki-laki yang logis dan perempuan yang emosional menganggap laki-laki sebagai pihak yang berpikir, sementara perempuan tidak. Dalam konteks ini, feminin merujuk pada karakteristik yang biasanya dikaitkan dengan perempuan secara tradisional (Adnyani, 2020). Hal ini kemudian memengaruhi cara individu laki-laki dan perempuan diharapkan untuk menjalani peran gender sesuai dengan norma masyarakat. Namun,

peran gender seseorang dapat dipengaruhi oleh bagaimana individu tersebut mengartikan perannya dalam konteks gender.

Maskulinitas dan feminitas adalah konsep gender yang dibentuk oleh budaya dalam masyarakat. Maskulinitas merujuk pada sifat, karakteristik, dan perilaku yang dianggap “maskulin”, sementara feminitas mengacu pada sifat, perilaku, dan atribut yang terkait dengan perempuan dianggap “feminin.” Stereotip ini telah lama mengakar pada laki-laki dan perempuan yang kemudian menciptakan kontradiksi karena baik maskulinitas maupun feminitas sebenarnya tidak terikat khusus pada satu jenis kelamin tertentu (Mansour, 1996).

Film merupakan salah satu media massa yang sangat terkenal dan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan kepada penonton. Kehadiran karakter perempuan dalam film dapat memberikan dapat memberikan pandangan yang bervariasi, baik positif maupun negatif tergantung pada perempuan tersebut digambarkan dan peran yang mereka mainkan dalam cerita. Terkadang dalam film menggambarkan atau menciptakan cerita yang mencerminkan isu-isu yang sedang terjadi dalam budaya masyarakat, sehingga berbagai representasi perempuan ditampilkan dalam film dengan cara yang berbeda-beda.

Anime Laputa: Castle in the Sky adalah salah satu karya dari Studio Ghibli yang dirilis pada tahun 1986 (Hatena, 2013). Studio Ghibli telah menjadi terkenal dan dihormati di seluruh dunia berkat karya-karyanya yang legendaris. Anime ini ditulis dan disutradarai langsung oleh Hayao Miyazaki dan berhasil meraih Animage Anime Grand Prix dan tetap menjadi favorit bagi banyak orang (Netorabo, 2020). Film ini menggabungkan elemen aksi epik dan petualangan dengan tema teknologi-ekologis, serta memiliki karakter perempuan protagonis, karakter perempuan kuat namun bukan antagonis, dan seorang laki-laki yang memiliki peran penting dalam cerita (Lenburg, 2012).

Anime Laputa: Castle in the Sky menceritakan tentang seorang gadis bernama Sheeta yang memiliki kalung kristal ajaib. Kalung tersebut menyimpan rahasia tentang keberadaan Kastil Laputa yang dipenuhi dengan harta karun dan memiliki teknologi yang maju. Oleh sebab itu, kalung milik Sheeta menjadi incaran kelompok bajak udara, pemerintah, dan Kolonel Muska. Dalam cerita, kelompok bajak udara yang dipimpin oleh perempuan bernama Dola sangat

menginginkan kalung tersebut dan beberapa kali berusaha menculik Sheeta. Namun, seiring berjalannya cerita Dola dan kelompoknya berubah menjadi orang yang membantu Sheeta dan temannya Pazu dalam menyelamatkan Kerajaan Laputa.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada anime Laputa: Castle in the Sky (1986) menemukan bahwa anime ini tidak hanya menampilkan feminitas tetapi juga maskulinitas dalam diri karakter perempuannya. Perempuan tersebut adalah Dola seorang kapten yang memimpin kelompok bajak udara yang terdiri dari suami dan anak-anaknya. Awalnya Dola berniat untuk merebut sebuah kalung kristal milik Sheeta untuk menguasai harta karun di Kastil Laputa. Namun, seiring berjalannya cerita, Dola berubah menjadi sosok yang membantu Sheeta dan Pazu dalam menyelamatkan Kastil Laputa dengan melawan kelompok militer Kolonel Muska.

Penelitian sebelumnya oleh Johnson (2007) mengungkapkan representasi feminisme dalam anime Laputa: Castle in the Sky (1986) melalui konsep kawaii dan kirei. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa karakter perempuan Sheeta dan Dola mencerminkan identitas perempuan baru sesuai konsep kawaii dan kirei yang mencerminkan pandangan modern Jepang tentang wanita. Penelitian ini berfokus pada proses pembentukan perempuan melalui kawaii dan kirei sebagai produk budaya Jepang.

Dalam anime Laputa: Castle in the Sky (1986) terdapat isu lain yang ingin disampaikan, yakni adanya pergeseran gender yang awalnya terikat pada konstruksi gender tradisional, tetapi sekarang menjadi lebih fleksibel. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan maskulinitas dalam karakter Dola yang menunjukkan sifat dan gaya maskulin sebagai perempuan maskulin.

METODE DAN TEORI

  • 2.1    Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menyelidiki kondisi objek yang alamiah, berbeda dengan metode eksperimen. Data dianalisis secara induktif dan kualitatif yang menekankan pada pemahaman makna daripada generalisasi hasil. Sumber data penelitian ini adalah anime Laputa: Castle in the Sky (1986). Data dikumpulkan dengan observasi langsung pada anime yang melalui dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara screen

capture cuplikan-cuplikan yang mengandung unsur maskulinitas. Selanjutnya, dilakukan studi pustaka dengan tujuan mengumpulkan beragam sumber informasi yang relevan. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan tiga teknik, yakni reduksi data dengan mengklasifikasikan semua data. Kemudian, penyajian data yang menyajikan data secara deskriptif. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Karena data yang ditemukan juga berupa dialog, maka data dialog tersebut dilakukan pengecekan keabsahan data dengan teknik triangulasi data.

  • 2.2    Teori

Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang mengkaji tanda yang muncul dalam suatu gambar maupun teks. Barthes membagi tanda tersebut menjadi denotasi, konotasi, dan mitos. Menurut Barthes (2017), denotasi adalah makna yang sebenarnya dan merujuk pada realitas yang terlihat. Sedangkan, tanda konotasi merupakan tanda dengan makna yang bersifat terbuka dan tidak pasti, sehingga memberikan ruang bagi kemungkinan-kemungkinan interpretasi baru. Mitos muncul dalam teks pada tingkat kode, di mana mitos mengandung pesan-pesan ideologi.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori maskulinitas. Menurut Deborah David & Brannon (1976), terdapat empat elemen yang dapat memperkuat sisi maskulinitas seseorang. Elemen tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Karakteristik Sifat Maskulin

Komponen       Ciri-ciri Stereotip

Peran Gender

No Sissy Stuff

Never cries

Not dependent

The Big Wheel

Being competent Dominant Act as a leader Ambitious

The Sturdy Oak

Rasionality Unemotional

Hide emotions

Physical strength

Able to separate feelings from ideas

Give ‘Em Hell

Aggressive Competitive Daring Protective

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian diperoleh dari proses menonton secara keseluruhan anime Laputa: Castle in the Sky (1986). Objek data penelitian ditemukan berjumlah 10 scene yang terdiri dari 15 potongan gambar.

3.1 Hasil

Hasil penelitian yang menunjukkan maskulinitas bahwa tokoh Dola memiliki ciri-ciri stereotip yang sesuai dengan teori maskulinitas oleh David Deborah & Robert Brannon, yakni dominant, protective, able to separate feelings from ideas, aggressive, ambitious, physical strength, rasionality, act as a leader, daring, serta being competent and competitive.

3.2 Pembahasan

1. Dominant

00:02:01-00:02:04

Gambar 1. Dola dan tim bajak udara menyerang kapal militer

Analisis Roland Barthes

Denotasi: Terlihat Dola berlari dengan senjata di genggamannya. Dola mengenakan pakaian warna biru dan anak buahnya menggunakan celana merah muda.

Konotasi: Pakaian biru yang dikenakan oleh Dola secara kultural sering dikaitkan dengan atribut maskulin. Di sisi berlawanan, anak buahnya yang merupakan suami dan anak laki-lakinya justru mengenakan celana berwarna merah muda. Warna merah muda sering dikaitkan dengan atribut feminin.

Mitos: Warna biru diidentifikasi sebagai warna yang umumnya cocok untuk laki-laki karena konotasinya yang bersifat maskulin, sedangkan warna pink dianggap sesuai untuk perempuan karena konotasinya yang bersifat feminin. Penggunaan warna biru dan merah muda secara tegas mengeksplisitkan simbol gender yang membedakan laki-laki dan perempuan. Dalam scene 1, menggambarkan Dola sebagai seorang wanita yang memiliki dominasi (dominant), sehingga menjadikannya kapten kelompok bajak udara.

2. Protective dan able to separate feelings from ideas

00:22:10-00:22:30

Gambar 2. Dola datang membantu anak buahnya

Analisis Roland Barthes

Dialog/Teks

ドラ:「このバカ息子ども さっさとお乗り!」 部下:「えっ? だって女の子はあそこに。」 ドラ:「裏口から、とっくに逃げたよ。 出

しな!」

部下:「アニキ―」

親方 ∶ 「待ちやがれ~!」

Artinya

Dola      : “Dasar anak bodoh! Cepat naik!”

Anak buah : “Apa? Tapi anak perempuan itu...” Dola      : “Dia menyelinap keluar dari pintu

belakang. Bergerak!”

Anak buah : “Kakak!”

Bos Pazu : “Tunggu!”

Denotasi: Terlihat suasana kota yang menjadi kacau-balau karena kehadiran kelompok bajak udara yang menyebabkan kemarahan penduduk kota. Tiba-tiba, seorang perempuan muncul dari arah belakang dan kemudian meluncurkan sebuah peledak ke arah penduduk kota.

Konotasi: Kota yang kacau balau dipicu oleh kemunculan kelompok bajak udara Dola. Dalam kerusuhan tersebut, Dola mendekat dari arah belakang untuk memberikan bantuan kepada suami dan anaknya. Raut wajah tegas Dola menandakan kemarahan terhadap anak buahnya. Selain itu, dialog antara Dola dan anak buahnya juga mengungkapkan ketidakmampuan anak buahnya dalam menangkap Sheeta.

Mitos: Norma bahwa laki-laki biasanya berperan sebagai pelindung dalam sebuah keluarga, namun Dola menunjukkan sikap berbeda dengan berusaha untuk melindungi keluarganya meskipun statusnya seorang bajak udara. Pemandangan dalam scene 2 menggambarkan bahwa Dola tetap hadir untuk melindungi anak dan suaminya dari kemarahan penduduk kota meskipun ia merasa kesal sekalipun. Hal ini juga tercermin melalui tindakan Dola yang melemparkan sebuah bahan peledak ke

arah penduduk yang berusaha menangkap mereka. Sehingga Dola digambarkan sebagai wanita pelindung (protective) bagi keluarganya dan mampu memisahkan antara perasaan dan ide (able to separate feelings from ideas).

3. Aggressive

00:23:33

Gambar 3. Dola bersiap untuk menyerang

Analisis Roland Barthes

Dialog/Teks

部下:「それ行け~!」

Artinya

Anak buah : “Ayo mulai!”

Denotasi: Terlihat Dola berdiri di kereta yang sedang berjalan. Di tangan kanannya Dola memegang sebuah senjata api, sementara tangan kirinya ia pergunakan untuk melepaskan rok yang sedang dikenakannya.

Konotasi: Diketahui bahwa rok dalam kerangka norma-norma gender tradisional sering diidentifikasi sebagai pakaian yang merepresentasikan feminitas dalam konteks perempuan. Rok secara historis telah dikaitkan dengan aturan gender yang mengekspresikan gaya feminin. Sebaliknya, penggunaan celana dalam masyarakat tradisional sering dianggap sebagai maskulinitas. Namun, Dola melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma tersebut dengan melepas dan melemparkan roknya. Tindakan ini mengindikasikan bahwa Dola mengutamakan kebebasan dalam bergerak.

Mitos: Konstruksi gender yang terkait dengan penggunaan pakaian, yaitu rok untuk perempuan yang mencerminkan feminitas dan celana untuk laki-laki yang merepresentasikan maskulinitas. Hal ini menunjukkan bahwa Dola menentang stereotip norma-norma gender tersebut.

Di samping itu, dalam pandangan umum laki-laki sering dikaitkan dengan jiwa bertarung yang tinggi, namun Dola menunjukkan ketidakraguannya untuk terlibat dalam

pertarungan tanpa rasa takut. Suami dan anak-anak Dola justru berada di belakangnya, mengindikasikan peran pelindung dalam situasi tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Dola adalah wanita yang menunjukkan sifat agresif (aggressive) dalam tindakan dan sikapnya.

4. Ambitious

00:24:35-00:24:47

Gambar 4. Bajak udara memperbaiki posisi kereta

Analisis Roland Barthes

Dialog/Teks

部下:「よ~いしょ! よ~いしょ!」 ドラ:「お待ち!」

部下:「ヤツらだママ どうしよう?」 ドラ:「このまま引き下がれるかい すぐ出発 だ!」

Artinya

Anak buah : “Ayo! Ayo!”

Dola : “Tunggu!”

Anak buah : “Itu mereka. Apa yang akan kita lakukan?”

Dola     : “Aku menolak menyerah begitu saja

seperti ini. Kita pergi sekarang!”

Denotasi: Terlihat Dola sedang memberikan instruksi kepada anak buahnya, namun ekspresi wajahnya menggambarkan kekesalan dan kemarahan.

Konotasi: Di tengah kesibukan mereka, tiba-tiba kapal udara Kolonel Muska melintas di langit. Kesadaran Dola terhadap kehadiran kapal tersebut mengakibatkan ekspresi kekesalan yang tercermin dalam raut wajahnya. Anak buah Dola yang juga menyadari kekesalan Dola menunjukkan reaksi ketakutan dengan melirik ke arah Dola, mengisyaratkan potensi ancaman yang lebih besar. Meskipun demikian, Dola memilih untuk terus berjuang daripada menyerah begitu saja. Keputusan ini dibuktikan melalui dialog yang

menegaskan penolakan Dola untuk menyerah dengan tegas.

Mitos: Persepsi bahwa perempuan seperti Dola memiliki ketegasan dan ketekunan yang lebih kuat dibandingkan suami dan anak-anaknya. Dalam adegan tersebut, terlihat ketakutan yang dirasakan oleh anak dan suami Dola ketika kapal udara Kolonel Muska melintas di langit. Secara keseluruhan, scene 4 menggambarkan Dola sebagai seorang wanita yang ambisius (ambitious) dalam menghadapi tantangan.

5. Physical strength

00:35:56

Gambar 5. Dola dan anak buahnya sedang memantau situasi

Analisis Roland Barthes

Dialog/Teks

部下①:「行っちゃったよ。」

部下②:「船へ帰ろうよママ。」

ドラ

「静かすぎる.

うがいい。」


こういう時は動かないほ


Artinya

Anak buah 1 : “Mereka sudah pergi.”

Anak buah 2 : “Ayo kita kembali ke kapal, Mama.”

Dola         : “Saat keadaan sepi seperti ini,

lebih baik kita tunggu disini dulu.”

Denotasi: Terlihat Dola bersama anak buahnya sedang mengamati ke arah langit di dalam terowongan yang tampak rusak. Pakaian anak buah Dola terlihat robek dan kotor. Dola menunjukkan ekspresi serius.

Konotasi: Dari pakaian yang mereka kenakan, Dola terlihat tidak mengalami kerusakan apapun, berbeda dengan suami dan anaknya yang tampak robek dan kotor. Penampilan suami dan anak Dola mencerminkan adanya cedera di wajah mereka terutama di bagian mata kanan dan kiri. Hal ini

menggambarkan bahwa suami dan anak Dola kurang mampu mengatasi pertarungan dan sering menghindari tantangan. Dalam kontras, Dola tampak tanpa luka dan menunjukkan kekuatan dalam bertarung yang juga didukung oleh postur tubuhnya yang lebih besar daripada suaminya. Selain itu, Dola tidak pernah menghindari tantangan seperti yang terlihat dalam dialognya bahwa ia tidak takut terhadap potensi ancaman berikutnya setelah konflik dengan agen pemerintah.

Mitos: Dola merupakan seorang wanita yang menunjukkan kekuatan dalam pertarungan yang tercermin melalui postur tubuhnya yang besar. Sementara itu, suami dan anak Dola mengalami cedera di area mata yang menggambarkan ketidakmampuan mereka menghadapi tantangan yang dihadapi. Anak Dola juga menunjukkan ketakutan dan dorongan untuk menghindari konflik. Di sisi lain, Dola menunjukkan rasa tidak takut dan keberanian dalam menghadapi ancaman yang menghampirinya. Dalam hal ini, Dola digambarkan sebagai sosok wanita yang kuat (physical strength) dalam mengatasi segala rintangan.

00:48:54

Gambar 6. Dola sedang mendengarkan sebuah sinyal

Analisis Roland Barthes

Denotasi: Terlihat Dola sedang memegang sebuah perangkat yang menyerupai telepon putar. Dalam situasi ini, Dola sedang melakukan penginderaan jarak jauh dan menerima informasi melalui perangkat tersebut yang kemudian menimbulkan ekspresi senyum sinis pada wajahnya.

Konotasi: Dola terlihat tengah menggunakan sebuah perangkat untuk menangkap sinyal. Perangkat tersebut ternyata adalah sebuah telegraf yang berfungsi sebagai alat komunikasi jarak jauh. Ketika Dola melakukan penginderaan jarak jauh melalui telegraf, ia berhasil menerima informasi

yang dianggapnya sangat bermanfaat untuk memahami situasi di luar. Ekspresi wajah Dola yang menampilkan senyuman sinis mengisyaratkan bahwa ia sedang merencanakan sesuatu.

Mitos: Dola menunjukkan kemampuan berpikir sistematis untuk memahami, menganalisis, dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang didapatkannya melalui telegraf. Dibandingkan dengan suami dan anak Dola yang hanya berdiam diri menunggu perintah dari Dola. Jadi, pada scene 6 dapat digambarkan bahwa Dola adalah wanita yang berpikir rasional (rasionality) dalam menghadapi situasi.

7. Act as a leader

00:49:18

Gambar 7. Dola memerintahkan anak buahnya untuk bersiap

Analisis Roland Barthes

Dialog/Teks

ドラ:「暗号を変えたってムダだよ。飛行戦 艦を呼びよせたな。娘を乗せて出発す る気だ。 急がないと手が出せなくな

る。出かけるよ いつまで食べてるん だい!」

部下:「はい、ママ!」

Artinya

Dola     : “Aku sudah mendapatkan kode

kalian. Memanggil kapal perang? Mereka akan membawa gadis itu dan segera berangkat? Kita harus cepat! Sampai kapan kalian akan makan? Ayo cepat bersiap!”

Anak buah : “Baik, Mama.”

Denotasi: Dola dan anak buahnya tengah makan malam di kediaman Pazu. Pada saat itu, Dola mengejutkan orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut dengan menggebrak meja makan Pazu. Sontak hal tersebut membuat anak buahnya tersentak dengan reaksi yang mendadak.

Konotasi: Dalam dialog yang terjadi, Dola tampak menyerap informasi dengan pengetahuannya mengenai kode-kode yang ditransmisikan melalui sinyal telegraf. Setelah memperoleh informasi tersebut melalui persepsi menggunakan telegraf, Dola tiba-tiba mengejutkan semua orang yang berada dalam ruangan dengan menggebrak meja di depannya. Tindakan ini dipicu oleh kekesalan Dola terhadap kecepatan gerakan anak buahnya. Tindakan Dola memperlihatkan dengan jelas bahwa suami dan anaknya takut terhadapnya. Hal ini menandakan bahwa Dola sebagai kapten dalam kelompok bajak udara yang dihormati oleh anak buahnya dengan mematuhi segala perintahnya.

Mitos; Dola merupakan kapten dalam kelompoknya, menunjukkan otoritasnya dalam memberikan perintah kepada anak buahnya. Tindakan Dola dalam menggebrak meja adalah demonstrasi dari otoritasnya yang menghasilkan perintah kepada anak buahnya untuk bertindak dengan cepat. Di sisi lain, reaksi anak buahnya justru tercermin dalam bentuk ketakutan yang ditunjukkan dengan reaksi terbirit-birit. Suami dan anak Dola menunjukkan ketaatan terhadap perintah yang diberikan oleh Dola. Sehingga Dola digambarkan sebagai wanita yang bertindak sebagai pemimpin (act as a leader), sehingga disegani oleh anak buahnya karena perannya sebagai kapten.

8. Daring

01:00:47

Gambar 8. Dola dan Pazu bersiap menyelamatkan Sheeta

Analisis Roland Barthes

Dialog/Teks

パズ:「あそこだシータがいる」

ドラ:「なに!どこだって?」

パズ:「このまままっすぐ飛んで小さな塔の

上にいる!

ドラ:「女は度胸だ!お前たち援護しな」

Artinya

Pazu : “Lihat, Sheeta disana!”

Dola : “Apa? Dimana?”

Pazu : “Lurus didepan, dia ada di atas menara itu!”

Dola : “Ini adalah pekerjaan untuk seorang wanita! Semuanya lindungi aku!”

Denotasi: Dola, Pazu, dan kru bajak udara menaiki kapal bersayap empat. Semua dari mereka terlihat sedang dalam keadaan terburu-buru menuju ke suatu lokasi. Di sisi lain, Pazu memperlihatkan ekspresi kemarahan.

Konotasi: Dalam dialog yang terjadi, Pazu menunjukkan keberadaan Sheeta di atas menara, yang diperkuat oleh ekspresi kemarahannya karena Sheeta telah diculik. Mendengar hal itu, Dola kemudian memutuskan untuk turut serta dalam upaya penyelamatan Sheeta dan menyebutnya sebagai “tugas wanita”. Dalam masyarakat tradisional, tindakan penyelamatan seringkali diasosiasikan dengan tindakan heroik yang biasanya dilakukan oleh laki-laki. Namun, dalam adegan ini, Dola memberikan bantuan kepada Pazu dalam usahanya untuk menyelamatkan Sheeta dari tangan Kolonel Muska.

Mitos: Tindakan heroik Dola dalam ikut serta menyelamatkan Sheeta menciptakan citra heroisme. Dalam dialognya, Dola menyatakan bahwa menyelamatkan seseorang adalah “tugas seorang wanita” dan meminta anak buahnya untuk memberikan perlindungan dari belakang. Pada saat yang sama, Dola dan Pazu maju mendekati menara yang terbakar untuk menyelamatkan Sheeta. Tindakan Dola mengindikasikan bahwa Dola adalah seorang wanita yang pemberani (daring).

9. Being competent and competitive

01:07:49

Gambar 9. Dola dan Sheeta berdiskusi tentang keberadaan Laputa

Analisis Roland Barthes

Dialog/Teks

ドラ :「ほとんど真東だね?飛行石の光が さしたのは、間違いないだろうね」

シータ:「私のいた塔から日の出が見えまし た。今は最後の草刈りの季節だから 、日の出は真東よりちょっと南へ動 いています。光は目の出た 丘の左はしを差したから」

ドラ :「いい答えだ、そっちはどうだい」 部下①:「ウンともスンとも言わねえです」 ドラ :「無線封鎖して行方をくらます気だ

ね」

部下②:「ママゴリアテの方が足が速いよど うするの?」

ドラ :「あたしらやつの風上にいるんだ、 貿易風をつかまえれば… これはね、

東洋の計算機だよ!風力が10と、 なんとかなりそうだ」

Artinya

Dola        : “Hampir ke arah timur, bukan?

Apa kau yakin disitulah cahaya kristal itu berasal?

Sheeta       : “Aku bisa melihat matahari terbit

dari menara itu. Ini sudah musim panen. Jadi, matahari terbit di sebelah selatan dari arah timur. Cahayanya menunjuk ke sebelah kiri dimana matahari terbit.”

Dola        : “Jawaban yang bagus. Apa ada

informasi baru?”

Anak buah 1 : “Tidak ada sama sekali.”

Dola        : “Mereka mencoba memblokade

radio, ya?”

Anak buah 2 : “Mama, Kapal Goliath lebih cepat. Apa yang harus kita lakukan?”

Dola         : “Kita lawan arah angin. Jika kita

berhasil melakukannya... ini kalkulatorku... dengan kecepatan angin 10, kurasa kita bisa mengejar mereka.”

Denotasi: Dola dan Sheeta berada dalam sebuah ruangan. Dola mengenakan sepasang kacamata, sementara Sheeta duduk di sebelahnya. Mereka berdua terlihat tengah mengadakan pembicaraan mengenai suatu topik.

Konotasi: Dalam percakapan, Dola mengonfirmasi informasi ke Sheeta. Selanjutnya,

Sheeta membagikan pengetahuannya tentang kemungkinan lokasi Kastil Laputa berdasarkan perhitungan arah matahari terbit. Setelah itu, Dola merancang strategi untuk mencapai Kastil Laputa lebih cepat menggunakan kemampuan perhitungannya. Dola menunjukkan keahliannya dalam menghitung kecepatan angin dengan menggunakan rumus konversi kecepatan angin. Sehingga, Dola dapat menentukan bahwa dirinya dan kelompoknya memiliki peluang untuk mengejar Kapal Goliath dan mencapai Kastil Laputa lebih awal.

Mitos:      Dalam konotatifnya, Dola

mengekspresikan pemikiran logis dan menggunakan akal untuk mencapai Kastil Laputa. Hal ini mengindikasikan bahwa Dola memperlihatkan citra maskulin yang kompeten (being competent) dan kompetitif (competitive). Karakter maskulin merujuk pada sifat-sifat yang berhubungan dengan pertimbangan rasional, termasuk aspek intelektual individu (Febriani, 2021). Karakter maskulin yang diperlihatkan oleh Dola adalah karakter positif, yakni mampu menjalankan peran dengan bijaksana.

SIMPULAN

Dalam anime Laputa: Castle in the Sky (1986), karakter Dola menunjukkan citra maskulinitas berdasarkan teori David Deborah dan Robert Brannon, termasuk sifat-sifat seperti dominant, protective, able to separate feelings from ideas, aggressive, ambitious, physical strength, rasionality, act as a leader, daring, serta being competent and competitive. Meskipun demikian, Dola tetap mempertahankan aspek feminin dalam penampilan dan kelembutan hatinya, seperti pemakaian rok, rambut pink yang dikepang dua, anting-anting, serta rasa kasih sayangnya terhadap Sheeta dan Pazu.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, K. E. K. (2020). Bahasa Jepang dan

Gender: Sebuah Pengantar. Nilacakra. https://books.google.co.id/books?id=4JHcD wAAQBAJ.

Barthes, R. (2017). Elemen-Elemen Semiologi. Terjemahan M. Ardiansyah. Elements of Semiology. 1968. Yogyakarta: BASABASI.

Deborah S, D., & Brannon, R. (1976). The Forty-Nine Percent Majority: The Male Sex Role (1st ed.). Buckingham: Random House.

Febriani, I. S. (2021). "Keseimbangan Karakter Feminin Dan Maskulin Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani." Tsaqofah: Jurnal Agama Dan Budaya, 19(1), 45.

Hatena. (2013). 『天空の城ラピュタ』をもっ と楽しく観るためのマル秘エピソード !    . Hatena Blog.    https://type-

r.hatenablog.com/entry/20130802/p1 (diakses pada tanggal 1 Oktober 2023).

Johnson, R. (2007). "kawaii and kirei: Navigating the Identities of Women in Laputa: Castle in the Sky by Hayao Miyazaki and Ghost in the Shell by Mamoru Oshii." Rhizomes, 1(14).

Lenburg, J. (2012). Legends of animation: Hayao Miyazaki Japan's Premier Anime Storyteller. New York: Chelsea House.

Mansour, F. (1996). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Netorabo. (2020). “What was your favorite ‘Director Hayao Miyazaki’s work’ that won the overwhelming first place?”, Netorabo Survey           Team.           Netlab.

https://nlab.itmedia.co.jp/research/articles/3 2939/ (diakses pada tanggal 12 Agustus 2023).

O’Grady, K. (2021). "Examining the Difference between Sex and Gender through a Sociological Lens". Esai Associates of General Studies. Indiana University, Purdue 13 Februari 2021.

82