Analisis Peran Kesenian Reog Kendang Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Moral Pelajar di Wilayah Kabupaten Tulungagung
on
PUSTAKA VOL. 23, NO. 2 • 79 – 83
p-ISSN: 2528-7508
e-ISSN: 2528-7516
Terakreditasi Sinta-5, SK No: 105/E/KPT/2022
Analisis Peran Kesenian Reog Kendang Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Moral Pelajar di Wilayah Kabupaten Tulungagung
Sibit Werda Anugrah Kinasen, Nadya Khusna Alfiany, Anggoro Putranto
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
The original Reog Kendang art comes from Tulungagung Regency which was formed based on a folk dance composition created in 1978, this dance presents the process of troop soldiers from the Kedhiri Kingdom who followed Queen Kilisuci's procession to Mount Kelud to witness the conditions that queen Kilisuci gave to Jathasura. The people of Tulungagung know this art as a simple entertainment that can be performed by six dancers simultaneously dancing and beating the dhodhog drums. Instilling moral values in a student can be done through art, especially the Reog Kendang art. This art teaches children to have courtesy, cooperation, responsibility and so on in order to create and present beautiful art.
Keyword: Dance, Reog Kendang, Arts, Morals
Abstrak
Kesenian Reog Kendang asli berasal dari Kabupaten Tulungagung yang terbentuk berdasarkan gubahan tari rakyat yang diciptakan pada tahun 1978, tarian ini menyajikan proses para prajurit pasukan dari Kerajaan Kedhiri yang mengikuti arak-arakan Ratu Kilisuci ke Gunung Kelud untuk menyaksikan syarat yang ratu kilisuci berikan kepada Jathasura. Masyarakat Tulungagung mengenal kesenian ini untuk hiburan sederhana yang bisa dibawakan oleh enam orang penari secara bersamaan menari dan menabuh gendang dhodhog. Menanamkan nilai-nilai moral pada seorang siswa dapat dilakukan melalui kesenian khususnya kesenian Reog Kendang. Kesenian ini mengajarkan anak-anak untuk memiliki sopan santun, koorperatif, tanggung jawab dan lain sebagainya guna menciptakan dan menyuguhkan kesenian yang indah
Kata Kunci: Tari, Reog Kendang, Seni, Mora
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan bentuk suatu negara yang memiliki aneka macam budaya. Adanya budaya yang beraneka ragam ini menjadi daya tarik serta suatu bentuk adanya persatuan dan kesatuan guna mempersatukan bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan. Dengan adanya budaya, masyarakat Indonesia bisa bersatu padu untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada era kini, pola kehidupan masyarakat sudah berubah. Berbeda dengan zaman dahulu dimana budaya lokal masih sangat kental dalam kehidupan masyarakat, kini budaya serta kesenian yang ada hampir tidak pernah tersentuh dan dikenal oleh generasi mudal. Hal tersebut merupakan dampak dari adanya globalisasi. Generasi muda cenderung mengikuti trend serta tradisi dan kesenian dari luar seperti dance dan fashion dari luar negeri (Nahak, 2019).
Di Indonesia hampir seluruh wilayahnya memiliki kebudayaan lokal. Dimana setiap
kebudayaan memiliki cerita sejarah dan nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya. Menurut (Faiz & Soleh, 2021) dalam (Faiz dkk., 2020) menjelaskan bahwa nilai dari kerarifan lokal saat ini akan menjadi hal yang mengkhawatirkan pada era globalisasi seperti sekarang ini. Nilai-nilai penting dari adanya kerarifan lokal pada budaya serta kesenian masyarakat harusnya agar selalu dirawat dan dipertahankan agar masyarakat memiliki kewajiban serta tanggungjawab dalam hal menjaga serta melestarikan budaya dan kesenian yang sudah ada (Niman, 2019).
Di Jawa Timur khususnya pada daerah Kabupaten Tulungagung memiliki potensi kesenian khas daerah setempat yang saat ini menjadi icon dari kabupaten tersebut. Kesenian ini adalah berupa tarian yang dikenal dengan kesenian Tari Reog Kendang. Reog Kendang ialah suatu bentuk tarian yang diiringi oleh musik tradisional. Dalam tarian tersebut mengandung unsur sejarah didalamnya serta nilai-nilai moral dimana kesenian
reog tidak hanya dimanfaatkan sebagai unsur seni melainkan juga dimanfaatkan sebagai unsur edukasi guna meningkatkan nilai moral pada peserta didik (Nurhayati, 2021).
Dalam tari Reog Kendang, nilai-nilai yang terkandung dalam tarian ini mencerminkan kearifan lokal kesenian tradisional tersebut. Seni itu sendiri mengacu pada proses dimana orang belajar tentang lingkungan. Berdasarkan pengamatan sosial, gaya hidup dan model wacana yang sedang hangat dibicarakan dapat diolah secara artistik, sehingga seni dapat digunakan untuk mengambil sikap terhadap persoalan. Mempelajari seni berarti tidak hanya mempelajari keterampilan praktis atau teknis, tetapi juga perspektif berbagai nilai estetika dan etika yang membentuk poros budaya artistik. Poros budaya mendukung promosi nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai moral masyarakat (Nugraheni, 2018).
METODE
Dalam penulisan artikel ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena ingin mendeskripsikan tentang peran kesenian reog kendang untuk meningkatkan nilai moral pelajar khususnya pada wilayah Kabupaten Tulungagung. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dari sumber jurnal dan artikel yang relevan dengan penelitian yang peneliti kaji.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesenian Reog Kendang
Reog Kendang merupakan sebuah kesenian yang kaya akan budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional. Dalam perkembangannya di era modern dan postmodern, kesenian ini tetap mempertahankan warisan budaya dan keaslian, sambil terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Dengan demikian, Reog Kendang terus menjadi bagian penting dari identitas budaya Tulungagung dan menjadi daya tarik bagi penggemar seni dan penikmat budaya di dalam maupun luar negeri.
Menurut beberapa sumber sejarah, Reog Kendang mengisahkan perjalanan damai para prajurit Kedirilaya yang mendampingi Ratu Kilisuc dalam usahanya menemui Jathasura di Gunung Kelud. Ratu Kilisuci menolak untuk menikahi Jathasura, jadi dia menggunakan cara halus untuk menipu Jathasura. Selain itu, akar seni tari Reog Kendang kemungkinan terletak pada kedatangan
pemain Kuda Luping dari Sumoroto, Kauman, Ponorogo ke Kadipaten Tulungagung pada masa penjajahan Belanda. Para pemain ini dikenal sebagai Gemblak dalam kesenian Reog Ponorogo. Mereka datang ke Tulungagung untuk bekerja sebagai pemecah marmer dan petani cengkeh.
Dalam keseniannya Reog Kendang memiliki unsur: tarian, tarian Reog Kendang melibatkan gerakan dinamis dan energik, di mana penari menggambarkan prajurit yang mengiringi rombongan raja. Gerakan tarian ini menonjolkan kekuatan dan ketangkasan para penari. Musik pengiring Reog Kendang menggunakan berbagai alat musik tradisional, termasuk kendang, kenong, gong, terompet, dan balungan karawitan. Ritme musiknya mengiringi gerakan tarian penari. Kostum dalam Reog Kendang terkenal karena topeng hewan raksasa yang dipakai oleh penari utama, yang dikenal sebagai "singa barong" atau "bara barongan". Topeng ini dibuat dengan tangan yang rumit dan indah, sering kali memperlihatkan hewan seperti singa, macan, atau serigala.
Eksistensi Kesenian Reog Kendang
Kesenian ini memiliki sejarah yang panjang dan sudah menjadi bagian tidak dapat terpisahkan dari budaya dan tradisi masyarakat di Tulungagung dan sekitarnya. Reog Kendang tidak hanya sekadar sebuah pertunjukan seni, tetapi juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan bagi komunitas yang menghidupkannya. Salah satu faktor utama yang menjaga eksistensi kesenian Reog Kendang adalah apresiasi dan minat yang terus muncul dari masyarakat. Penonton, baik dari kalangan lokal maupun luar daerah, terus memberikan dukungan dan antusiasme terhadap pertunjukan ini. Hal ini mendorong seniman dan kelompok kesenian untuk terus berinovasi dan mengembangkan kesenian Reog Kendang agar tetap menarik dan relevan di mata penonton.
Para seniman Reog Kendang juga memiliki peran penting dalam menjaga eksistensi kesenian ini. Mereka menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan warisan budaya yang ada dalam Reog Kendang, serta terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam mempertunjukkan kesenian ini. Melalui latihan, penelitian, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, mereka mampu memperkaya tampilan Reog Kendang dengan elemen-elemen baru yang menarik.
Eksistensi kesenian Reog Kendang juga turut memperkaya warisan budaya Indonesia
secara keseluruhan. Dalam konteks globalisasi dan modernisasi, menjaga dan menghidupkan seni tradisional seperti Reog Kendang menjadi penting dalam melestarikan identitas dan keberagaman budaya kita. Kesenian ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi medium untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan cerita-cerita yang melekat pada masyarakat.
Perkembangan Seni Reog Kendang Pada Era Postmoderism
Kemunculan postmodernisme tidak terlepas dari modernisme, sebuah kata yang memiliki makna era yang canggih, penuh kegemilangan yang menjanjikan kita untuk memasuki zaman yang berubah menjadi lebih maju, mapan, dan stabil. Seni sebagai filosofi tidak terikat pada masalah makna, identitas, dan kebenaran. Seni memiliki daya energi, di mana energi dalam seni menjadi kekuatan penggerak yang tidak terkendali oleh akal kesadaran manusia. Bentuk dan pola Reog Kendang Tulungagung saat ini memiliki variasi yang sangat beragam, bergantung pada kreativitas para seniman. Tidak menutup kemungkinan suatu saat akan terus berkembang dengan bentuk dan pola baru. Setiap tahun muncul bentuk presentasi baru yang semakin berkembang dari bentuk sederhana Reog Kendang yang hanya melibatkan enam prajurit pria, sekarang banyak wanita yang juga turut serta menari. Gerakan sederhana semakin dikembangkan oleh seniman berdasarkan kebutuhan pasar. Selain itu, perkembangan instrumen musik yang beragam juga terjadi, tidak hanya kendang dhodhog, kenong, dan gong, tetapi juga beberapa instrumen musik balungan karawitan yang melengkapi dan memperindah tampilan kesenian tersebut (Nugraheni dkk., 2020).
Perbedaan antara "modern" dan "postmodern" hanyalah pengakuan atas hal-hal yang belum ada dan kemunculannya. Estetika modern dan postmodern memiliki daya tarik yang sangat menarik. Estetika seni dan seni itu sendiri tidak dapat dikaitkan dengan sistem bahasa. Seni juga memiliki daya tarik tersendiri yang mampu melahirkan fenomena. Oleh karena itu, seni tidak boleh terikat oleh kondisi yang seharusnya ada, tetapi harus mampu mengikuti kekuatan energiknya untuk mencapai kebesaran.
Upaya Melestarikan Kesenian Reog Kendang Pada Pelajar
Sekolah merupakan suatu wadah bagi anak-anak usia pelajar untuk menempuh pendidikan. Selain potensi akademik, biasanya sekolah juga mewadahi potensi siswa dalam hal non akademik seperti olahraga, kesenian tradisi, hingga tari tradisi. Tidak hanya belajar tentang materi pembelajaran secara umum, sekolah juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan karakter serta moral peserta didiknya. Mengenali budaya kerarifan lokal serta mengetahui nilai moral dari setiap kesenian yang ada menjadi tugas penting bagi sekolah untuk mempertahankan budaya khususnya budaya lokal itu sendiri.
Tulungagung merupakan salah satu wilayah administratif di Jawa Timur yang memiliki kesenian khas berupa tarian bernama Reog Kendang. Dari segi pola dan karakter, Reog Kendang Tulungagung tidak memiliki kesamaan dengan Reog Ponorogo. Semakin jelas jika kita menyadari bahwa tidak ada kesamaan asal usul kedua kesenian rakyat ini. Kelahiran Reog Ponorogo sama sekali tidak didasari oleh motif penciptaan kedua kesenian rakyat tersebut. Reog Kendang Tulungagung sebenarnya merupakan gubahan tari yang kreatif, meskipun ada unsur yang tampaknya berkaitan, kedua unsur tersebut memiliki nama yang sama “Reyog” dan tema yang sama yaitu panji/prajurit (Nurhayati, 2021).
Pelestarian kesenian Reog Kendang juga didukung oleh beberapa sekolah di Kabupaten Tulungagung, diantaranya SLB-C Negeri Tulungagung. Pembelajaran tari Reog Kendang di SLB-C Negeri Tulungagung merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh setiap siswa di sekolah tersebut. Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler didasarkan pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut. Faktor terpenting yang mendukung pembelajaran seni tari adalah besarnya semangat siswa untuk belajar serta dukungan orang tua dan sekolah. Salah satu faktor penghambat pembelajaran tari adalah perhatian siswa yang mudah teralihkan dari apa yang terjadi di sekitarnya. selama proses pembelajaran (Rahayu & Yanuartuti, 2021).
Hal yang sama juga diterapkan oleh SDN 2 Pucangan dimana kesenian merupakan suatu hal yang penting. Karena kesenian juga lahir karena adanya peristiwa sejarah pada masa lampau (Febrianysah dkk., 2020). Dimana penerapan serta pengembangan pendidikan terhadap kesenian tradisional juga harus diselaraskan. Sehingga
dalam hal ini sudah ada sekolah yang mulai mengenalkan kesenian tradisional untuk meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan dan mengembangkan nilai moral yang ada dalam sebuah kesenian tradisional.
Meski Reog Kendang dikembangkan sebagai kesenian kuno, namun tetap dilestarikan dan dilestarikan. Reog Kendang masih sering hadir di acara-acara penting di daerah Tulungagung Jawa Timur. Selain itu, tarian ini sering diselenggarakan di berbagai festival budaya daerah maupun nasional. Tarian zaman itu banyak mengalami perubahan dengan penambahan gerak, kostum, iringan atau variasi pertunjukan yang berbeda. Berkat ini, tampilannya jauh lebih menarik dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya (Nurmaning, 2022).
Penanaman Nilai Moral Pada Kesenian Reog Kendang
Nilai moral ialah nilai edukatif dimana didalamnya terdapat bagimana sikap individu dalam menjalankan kehidupan sosial serta kehidupan yang memiliki hubungan dengan sang maha pencipta (Nugraheni, 2018). Saat ini pendidikan moral merupakan suatu elemen penting dalam pendidikan di Indonesia dimana moral merupakan suatu prinsip baaik ataupun buruk yang melekat pada diri manusia akan tetapi moral berada dalam sistem yang memiliki wujud berupa aturan yang terikat. Pentingnya pendidikan moral di terima oleh generasi bangsa saat ini adalah agar mereka memiliki sikap dewasa dalam bertindak dan memilih sesuatu, memiliki tanggungjawab, memiliki sikap toleransi, dan mampu menerima serta menghadapi tantangan zaman yang berubah kian cepat dan menyeluruh (Fathurrohman, 2019).
Nilai moral dalam diri setiap manusia dapat diketahui secara perilaku ataupun nilai sosial yang ada pada diri setiap individu tersebut. Penanaman nilai moral merupakan suatu proses sehingga hal tersebut harus selalu di edukasikan ketika seorang anak itu sudah mengerti suatu hal utamanya pada lingkungan sekolah. Sehingga penanaman nilai moral pada anak mesti ada campur tangan dari tenaga pendidik yang ada di sekolah serta lingkungan sekolahnya pula. Nilai-nilai moral yang mungkin perlu dimiliki oleh setiap individu adalah beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, disiplin dalam segala hal, memiliki semangat yang tinggi, sopan santun, jujur, patuh dan hormat, rasa malu, kasih sayang dan lain sebagainya (Risqika, 2021).
Reog Kendang adalah suatu kesenian yang ada di Kabupaten Tulungagung yang memiliki kisah sejarah didalamnya. Oleh karena itu perlu adanya upaya melestarikan budaya tersebut. Selain melestarikan budaya tersebut, sudah seharusnya mengambil nilai-nilaai penting yang terkandung dalam tarian tersebut, misalnya saja pada nilai moralnya. Ketika anak-anak atau siswa mempelajari seni Reog Kendang yang mengandung nilai-nilai moral kehidupan, guru atau orang tua dapat mengajarkan tentang seni tersebut melalui organisasi atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, peran pendidikan moral sangat penting disini untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih baik dan bermoral. Ketika seorang siswa berpartisipasi atau berpartisipasi dalam seni, mereka dapat merangkul dan merasakan nilai-nilai moral yang mereka terima. Dia mulai mengikuti proses sebagai pemain atau penari Reog Kendang, dan di sana bekerja dengan sekelompok penari untuk sering melakukan latihan agar tampil dengan baik untuk pertunjukan. Setiap anak di sana harus bisa bersosialisasi, bekerja sama, dan bertanggung jawab menyusun permainannya sendiri. Setiap penari menabuh atau menabuh gendang dhodhog, masing-masing dengan cara memainkannya yang berbeda, sehingga setiap anak harus bertanggung jawab terhadap alat musik yang dibawanya dan dapat berlatih dengan disiplin untuk mencapai hasil reyog kendang yang baik dan dapat menciptakan pertunjukan yang artistik. kelompok
Disitulah ketika anak mampu melaksanakan dan mengikuti proses tersebut, barulah disadari bahwa ada nilai-nilai moral yang dipelajari dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Di antara para penari reog Kendang, anak-anak tahu bagaimana bekerja sama, bertanggung jawab, disiplin dan saling menghormati. Tanpa sikap yang baik, sebuah pertunjukan seni tidak dapat dilakukan dengan baik dan keindahannya tidak dapat dinikmati. Untuk pengajaran nilai-nilai moral tidak hanya melalui keluarga dan pendidikan formal, tetapi juga melalui budaya sosial, khususnya kesenian rakyat, anak dapat menanamkan nilai-nilai moral tersebut (Risqika, 2021).
SIMPULAN
Reog Kendang merupakan salah satu kesenian asli dari Kabupaten Tulungagung. Menurut sumber sejarah, reog kendang merupakan sebuah perwujudan dari seorang prajurit yang
mendampingi Ratu Kilisuci untuk bertemu Jathasura di Gunung Kelud. Dari corak dan sifat, Reog Kendang Tulungagung tidak ada hubungannya dengan Reog Ponorogo. Semakin jelas jika kita memperhatikan fakta bahwa tidak ada kesamaan asal usul kedua kesenian rakyat ini. Kelahiran Reog Ponorogo sama sekali tidak didasari motif penciptaan kedua jenis kesenian rakyat tersebut. Reog Kendang Tulungagung sebenarnya adalah gubahan tari kreasi, meskipun ada unsur yang tampaknya berkaitan, kedua unsur tersebut memiliki nama yang sama "Reyog" dan tema yang sama yaitu panji/prajurit
Kesenian Reog Kenang kerap kali di implementasikan pada kegiatan sekolah guna mengenalkan budaya asli tulungagung dan memberikan motivasi serta pendidikan moral kepada peserta didik. Sedikit pelajaran yang bisa diambil pada kesenian reog kendang adalah di antara para penari Reog Kendang, peserta didik akan tahu bagaimana bekerja sama, bertanggung jawab, disiplin dan saling menghormati. Tanpa sikap yang baik, sebuah pertunjukan seni tidak dapat dilakukan dengan baik dan keindahannya tidak dapat dinikmati
DAFTAR PUSTAKA
Faiz, A., Kurniawaty, I., & Purwati. (2020). Eksistensi Nilai Kearifan Lokal Kaulinan Dan Kakawihan Barudak Sebagai Upaya Penanaman Nilai Jatidiri Bangsa. JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT, 8(4), 27–27.
https://doi.org/10.37081/ed.v8i4.2067
Faiz, A., & Soleh, B. (2021). Implementasi pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 7(1), Article 1.
https://doi.org/10.22219/jinop.v7i1.14250
Fathurrohman, F. (2019). Implementasi Pendidikan Moral Di Sekolah Dasar. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 3(1), Article 1.
https://doi.org/10.21067/jbpd.v3i1.2929
Febrianysah, A. R., Wedi, A., & Husna, A. (2020). Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Instruksional Tari Reog Kendang Di Sekolah Dasar Negeri 2 Pucangan. Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.17977/um031v6i22020p0 81
Nahak, H. M. I. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), Article 1. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76
Niman, E. M. (2019). Kearifan Lokal Dan Upaya Pelestarian Lingkungan Alam. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 11(1), 91–106.
https://doi.org/10.36928/jpkm.v11i1.139
Nugraheni, W. (2018). Penanaman Nilai-Nilai Moral Melalui Kesenian Reog Kendang Terhadap Pelajar Di Kabupaten Tulungagung. Imaji, 16(2), 162–171.
https://doi.org/10.21831/imaji.v16i2.22744
Nugraheni, W., Kusnadi, & Zuhro, A. R. (2020). The existence of Kendang Reog Art in Postmodernism. 127–132.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.200703.026
Nurhayati, D. A. W. (2021). Pendampingan Pelestarian Kearifan Lokal Reog Kendang: Upaya Pendidikan Karakter dan Ketrampilan Seni pada Siswa Sekolah Dasar Sidomulyo Pagerwojo Tulungagung | JESS: JURNAL EDUCATION SOCIAL SCIENCE. JESS: Jurnal Education Social Science, 1(1), 18.
https://doi.org/10.21274/jess.v1i1.5353
Nurmaning, B. A. (2022). Pelestarian Nilai Kearifan Lokal Melalui Kesenian Reog Kendang Di Tulungagung. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora, 13(2), Article 2. https://doi.org/10.26418/j-psh.v13i2.54051
Rahayu, Y. P., & Yanuartuti, S. (2021). Pembelajaran Tari Reog Kendang Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SLB C Negeri Tulungagung. Jurnal Pendidikan Sendratasik, 10(2), Article 2.
https://doi.org/10.26740/jps.v10n2.p275-295
Risqika, I. N. (2021). Pengaruh Kearifan Lokal Terhadap Nilai-Nilai Moral Melalui
Kesenian Reog Kendang Terhadap Pelajar di Kabupaten Tulungagung [Preprint]. Open Science Framework.
https://doi.org/10.31219/osf.io/wy7xm
83
Discussion and feedback