Authors:

Donna Priskila, Putu Nugrahaeni Widiasavitri, Putu Nugrahaeni Widiasavitri

Abstract:

“Perkawinan antar individu yang berbeda agama masih dan akan terus terjadi sebagai akibat interaksi sosial antar warga negara Indonesia. Tujuan sebuah perkawinan salah satunya adalah untuk melanjutkan keturunan. Anak yang lahir dari pasangan yang berbeda agama akan menghadapi berbagai permasalahan salah satunya adalah penentuan identitas agama. Penelitian ini menggambarkan proses pencarian identitas agama pada remaja dengan orangtua beda agama untuk membantu memahami proses tersebut terlebih dalam lingkup masyarakat Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan melalui in depth interview dan observasi pada lima responden penelitian. Data kemudian dianalisis dengan theoretical coding. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa keadaan yang dialami oleh remaja dengan orangtua beda agama yang tidak dihadapi oleh remaja dengan orangtua yang memiliki agama yang sama. Keadaan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu keadaan positif yaitu perasaan bangga akan perbedaan agama dalam keluarga remaja, yang kemudian membuat remaja merasa keluarganya merupakan keluarga yang istimewa, dan keadaan negatif yaitu remaja mengalami konflik terkait dengan prioritas menjalankan kegiatan agama yang membuat keluarga remaja menjadi tidak harmonis. Hasil berikutnya adalah faktor yang memengaruhi pemilihan agama yang dilakukan oleh remaja dibagi menjadi dua yaitu faktor internal yaitu keyakinan terhadap agama dan faktor eksternal yaitu ada tidaknya pembimbing dan role model. Remaja dalam penelitian ini juga sudah melakukan eksplorasi dan komitmen namun belum maksimal.”

Keywords

Keyword Not Available

Downloads:

Download data is not yet available.

References

  • Amna, R. R., Wasino, W., & Suhandini, P. (2016). Pernikahan beda agama dan implikasinya terhadap pola asuh anak. Journal of Educational Social Studies, 5(1), 84-88.
  • Astana, K. (2018). Kedudukan anak angkat dalam hukum waris adat Bali(Skripsi). Fakultas Hukum Universitas Lampung.
  • Aziz, S. A. (2010). Penjelasan Inti Ajaran Islam. Jakarta: Pustaka Arafah.
  • Badan Pembinaan Hukum Nasional. (2011). Pengkajian hukum tentang perkawinan beda agama (Perbandingan beberapa negara). Retrieved from: https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj-2011-2.pdf
  • Badan Pusat Statistik. (2010). Sensus penduduk 2010. Retrieved from: https://sp2010.bps.go.id/index.php
  • Bira, S. D. G. (2015). Perbedaan tingkat religiusitas remaja akhir dari orang tua yang beda agama dan orang tua yang tidak beda agama (Doctoral dissertation, Program Studi Psikologi FPSI-UKSW).
  • Blood, R. (1969). Marriage (2nd ed.). New York: The Free Press.
  • Bridges, L. J., & Moore, K. A. (2002). Religious involvement and children’s well-being: What research tells us (and what it doesn’t). Child Trends Research Brief.
  • Burns. (1993). Konsep diri: Teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku.Jakarta: Penerbit Arcan.
  • Calvina, C., & Yusuf, E. A. (2015). Konflik pemilihan agama pada remaja dari perkawinan beda agama. Predicara, 2(1). Retrieved from: https://jurnal.usu.ac.id/index.php/predicara/article/view/3868/1804
  • Cintiawati, N., & Naimah, T. (2015). Identitas diri pada remaja dari keluarga berbeda agama (Studi fenomenologi pada remaja dari keluarga dengan latar belakang agama yang berbeda). SAINTEKS, 12(2). Retrieved from: http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/SAINTEKS/article/view/1549/1328
  • Cline, A. (2017). Religion 101: examining the nature of religion and religious beliefs.Retrieved from: https://www.thoughtco.com/examining-the-nature-of-religion-248164
  • Cox, D., & Fafchamps, M. (2007). Extended family and kinship networks: economic insights and evolutionary directions. Handbook of development economics, 4, 3711-3784.
  • Creswell, J. W. (2015). 30 essential skills for the qualitative researcher. Sage Publications.
  • Daradjat, Z. (1989). Ilmu jiwa agama. Bandung: Penerbit Bulan Bintang.
  • Duvall, E. R. M., & Miller, B. C. (1985). Marriage and family development. New York, NY: Harper & Row.
  • Eoh, O. S. (1996). Perkawinan antar agama dalam teori dan praktek. Jakarta: Srigunting.
  • Erikson, E. H. (1968). Youth: Identity and crisis. New York, NY: WW Norton & Co. doi:10.1002/yd.29
  • Feldman, R. S. (2012). Pengantar psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
  • Goldenberg, H., & Goldenberg, I. (2012). Family therapy: An overview. San Francisco: Cengage learning.
  • Guerney, L., Arthur, J., Lerner, R. M., & Galambos, N. L. (1984). Adolescent social relationships. Experiencing adolescents: A sourcebook for parents, teachers, and teens. New York: Garland
  • Gračanin, A., Bylsma, L. M., & Vingerhoets, A. J. J. M. (2017). The communicative and social functions of human crying. In J.-M. Fernández-Dols & J. A. Russell (Eds.), Oxford series in social cognition and social neuroscience. The science of facial expression (p. 217–233). Oxford University Press.
  • Hamdanah, H. (2014). Problematika anak menjalankan ibadah dalam keluarga multi agama di kota Palangka Raya. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam, 14(2), 381-405
  • Hanindya, A., Yuliadi, I., & Karyanta, N. A. (2015). Studi kasus konflik beragama pada anak yang berasal dari keluarga beda agama. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 3(3).
  • Harumi, B. P. Y., & Marheni, A. (2015). Studi kasus konflik memilih agama pada remaja dengan orang tua yang berbeda agama. Jurnal Psikologi Udayana,4(1),25-30.
  • Ismail, S. M., & Hidayatulloh, M. A. (2014). Learning to live together: Penanaman karakter pada anak usia dini di lembaga paud islam. Al-Ulum, 14(1), 229-246.
  • Istikmaliya, N. (2018). Keharmonisan keluarga beda agama perspektif teori kebutuhan Abraham Maslow: Studi di Desa Pekraman Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). Retrieved from: http://etheses.uin-malang.ac.id/12178/
  • Jalaludin. (2002). Psikologi agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Lamandasa, F.R. (2016). Penegakkan hukum. Jakarta: Penerbit Arcan.
  • Marcia, J. E. (1993). The ego identity status approach to ego identity. In Ego identity (pp. 3-21). New York, NY: Springer.
  • Mardiyah, M. (2015). Peran orang tua dalam pendidikan agama terhadap pembentukan kepribadian anak.Jurnal Kependidikan, 3(2), 109-122.
  • Moleong, J. (2014). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Novitasari, E. (2019). Pengaruh perkawinan lintas agama terhadap problem psikologis dan perkembangan keagamaan anak pada keluarga lintas agama di Surabaya (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya). Retrieved from: http://digilib.uinsby.ac.id/31069/3/Ely%20Novitasari_E92215027.pdf
  • Pratiwi, I. (2015). Pernikahan pasangan beda agama (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Retrieved from: http://eprints.ums.ac.id/31792/1/02._Naskah_Publikasi.pdf
  • Priskila, D (2017). Permasalahan Remaja dengan Orang tua Beda Agama di Bali. (Unpublished).
  • Purwadi, P. (2012). Peroses pembentukan identitas diri remaja. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia, 1(1).
  • Saefudin, A., & Widyawati, A. (2019). Pola asuh inklusif keluarga seagama dan beda agama: Sebuah model pendidikan toleransi di Desa Bondo Jepara. NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam, 16(2), 123-137.
  • Santrock, J. W. (2014). Essentials of life-span development. Boston, MA: McGraw-Hill.
  • Saputri, S. E. L. Y. (2018). Penerapan nilai-nilai harmonisasi keluarga beda agama (Studi keluarga beda agama di Dusun Ngrandu, Desa Karangbangun, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar) (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).
  • Sukumaran, N. (2010). Religion and identity formation a cross national comparison of college students in india & the USA. Electronic Theses and Dissertations, 4, 1680-1710.
  • Saputro, K. Z. (2018). Memahami ciri dan tugas perkembangan masa remaja. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 17(1), 25-32.
  • Sari, P. Y. (2015). Coping pada anak dalam perkawinan beda agama di Kecamatan Kalibawang. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling. Retrieved from: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/fipbk/article/view/220/201
  • Strauss, A., & Corbin, J. (1990). Basics of qualitative research. New York, NY: Sage Publications.
  • Suastika, I. N. (2017). Perkawinan beda agama ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Hukum adat di Bali (Studi kasus di Desa Tangguwisia Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng). Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 5(2). Retrieved from: https://www.researchgate.net/publication/313413577_PERKAWINAN_BEDA_AGAMA_DI_TINJAU_DARI_UNDANG-UNDANG_NOMOR_1_TAHUN_1974_TENTANG_PERKAWINAN_DAN_HUKUM_ADAT_DI_BALI_STUDI_KASUS_DI_DESA_TANGGUWISIA_KECAMATAN_SERIRIT_KABUPATEN_BULELENG
  • Sudantra, I. K., Agung Ariani, I., & Sukerti, N. N. (2015). Sikap Masyarakat Hukum Adat Bali Terhadap Putusan MK No. 46/puu-viii/2010 Terkait Kedudukan Anak Luar Kawin. Jurnal Magister Hukum Udayana, 4(3). doi:https://doi.org/10.24843/JMHU.2015.v04.i03.p15
  • Sugiyono. (2014). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  • Sutika, I. M. (2017). Implementasi pendidikan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai moral anak (Studi di Taman Penitipan Anak Werdhi Kumara I Panjer Kecamatan Denpasar Selatan). Widya Accarya, 7(1).
  • Taubah, M. (2015). Pendidikan anak dalam keluarga perspektif Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 3(1), 109-136.
  • Turandan, A (2016). Kebebasan anak memilih agama dalam keluarga beda agama (Undergraduate thesis). Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin. Retrieved from: https://core.ac.uk/download/pdf/77629314.pdf
  • Upreti, R. (2017). Identity construction: An important issue among adolescents. Retrieved from:https://www.researchgate.net/profile/Rashmi_Upreti2/publication/317941230_Identity_Construction_An_Important_Issue_Among_Adolescents/links/59a0622aaca2726b90114998/Identity-Construction-An-Important-Issue-Among-Adolescents.pdf
  • Wani, A. M. (2013). A comparative study of the concept of God in Hinduism and Islam. International Journal of Scientific and Research Publications, 3(2), 1-5.
  • Wesselmann, E. D., & DeSouza, E. R. (2015). Bringing the psychology of religion and spirituality into community psychology.Journal of Prevention & Intervention in the Community, 43(3), 163-164. doi:https://doi.org/10.1080/10852352.2014.973274
  • World Health Organization. (2005). Atlas: Child and adolescent mental health resources: Global concerns, implications for the future. Thonex, CH: World Health Organization.
  • Yuntaffa, D. G. (2017). Pola komunikasi pasangan suami istri yang berbeda agama (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia). Retrieved from: https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/726/jbptunikompp-gdl-ghaniayunt-36260-7-unikom_g-l.pdf
  • Yusuf, S., & Nurihsan, A. J. (2006). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

PDF:

https://jurnal.harianregional.com/psikologi/full-57047

Published

2020-04-30

How To Cite

PRISKILA, Donna; WIDIASAVITRI, Putu Nugrahaeni; WIDIASAVITRI, Putu Nugrahaeni. Gambaran pencarian identitas agama remaja dengan orang tua beda agama di Bali.Jurnal Psikologi Udayana, [S.l.], v. 7, n. 1, p. 91-101, apr. 2020. ISSN 2654-4024. Available at: https://jurnal.harianregional.com/psikologi/id-57047. Date accessed: 28 Aug. 2025. doi:https://doi.org/10.24843/JPU.2020.v07.i01.p10.

Citation Format

ABNT, APA, BibTeX, CBE, EndNote - EndNote format (Macintosh & Windows), MLA, ProCite - RIS format (Macintosh & Windows), RefWorks, Reference Manager - RIS format (Windows only), Turabian

Issue

Vol 7 No 1 (2020)

Section

Articles

Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License