ANALISIS DETERMINAN KESEMPATAN KERJA DALAM SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI BANTEN
on
ANALISIS DETERMINAN KESEMPATAN KERJA DALAM SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI BANTEN
Ni Putu Rekha Puspita1 I Ketut Sudibia2
-
1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia email: Puspitarekha28@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten seperti jumlah industri, tingkat pendidikan, tingkat inflasi dan investasi. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Banten dan merupakan penelitian kuantitatif bersifat asosiatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah obesrvasi non-partisipan dan wawancara mendalam dengan narasumber yang terkait. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis linear berganda dengan pengujian menggunakan program SPSS. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten, namun jumlah industri tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,987 yang artinya 98,7 persen total variasi kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten dipengaruhi oleh variabel jumlah industri, tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi.
Kata kunci: kesempatan kerja, sektor industri, tingkat pendidikan
ABSTRACT
The purpose of this research for analyze the affecting factors of industrial sector’s job opportunities in Banten Province such as the total industry, education rate, inflation rate, and investment. This research conducted in Banten Province and is a associative quantitative research. The method of collecting data are non-partisipan abservation and in-depth interview with relevant sources. The analysis technique used is multiple linear analysis with SPSS program for the test. The result of this research show that the education rate, inflation rate, and investment have significant and positive effect for job opportunities in industrial sector’s Banten Province, but the total of industry hasn’t positive and insignificant effect for job opportunities in industrial sector’s Banten Province. Coefficient determination (R2) amount 0,987 it mean that 98,7 percent total variance of job opportunities in industrial sector’s Banten Province are affected by total industry, education rate, inflation rate, and investment.
Keyword: job opportunities, industrial sector, education rate
PENDAHULUAN
Industri merupakan kegiatan ekonomi berupa mengolah dan menghasilkan bahan baku mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi dengan tujuan menambah nilai guna dari barang tersebut. Industri dapat dibagi ke dalam dua makna dan memiliki batasannya. Batasan industri secara mikro adalah sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang, sedangkan secara makro adalah sebagai pembentuk pendapatan (Hasibuan, 2000). Industri merupakan leading sector di Provinsi Banten karena menyumbang PDRB terbesar dengan nilai hampir mencapai 50% apabila dibandingkan dengan ektor ekonomi lainnya dengan persentase hampir mecapai 50% pada distribusi PDRB. Terdapat fakta bahwa Provinsi Banten merupakan kawasan industri terbesar nomor 2 setelah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah kawasan sebanyak 38 kawasan. Selain fakta yang sebelumnya telah disebutkan, terdapat fakta yang menunjukkan masalah di Provinsi Banten, yaitu tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten pada tahun 2007-2016 merupakan yang terbesar se-Indonesia. Pengangguran terjadi karena terdapat masalah pada kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerjanya. Jumlah kesempata kerja dan persentase penyerapan tenaga kerja pada sektor industri yang fluktuatif menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
Kesempatan kerja merupakan jumlah total dari tenaga kerja yang mampu diserap dalam perekonomian. Singkatnya kesempatan kerja menunjukkan jumlah
tenaga kerja yang bekerja dalam suatu perokonomian. Disnakertrans (2002) menyatakan bahwa kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang tertampug untuk bekerja pada suatu instansi atau perusahaan. Simanjuntak (1985) mengemukakakn penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa tingkat upah, produktivitas, modal, da pengeluaran non upah, sedangkan faktor eksternal berupa pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat penganggurn, dan suku bunga. Berdasarkan konsep dan fakta diatas, digunakan variabel-varibel sebagai berikut dalam penelitian yaitu jumlah industri, tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi untuk menguji pengaruhnya terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
Tabel 1
Jumlah kesempatan kerja sektor industri ,jumlah industri, tingkat pendidikan,
tingkat inflasi, dan investasi di Provinsi Banten.
Tahun |
KK |
JI |
TP |
TI |
INV |
2007 |
695 |
1.786 |
8,10 |
6,31 |
1.777,3 |
2008 |
705 |
1.804 |
8,10 |
4,19 |
2.466,8 |
2009 |
843 |
1.695 |
8,18 |
2,86 |
5.793,7 |
2010 |
1.054 |
1.620 |
8,25 |
6,10 |
7.396,7 |
2011 |
1.114 |
1.583 |
8,46 |
3,45 |
6.470,3 |
2012 |
1.019 |
1.570 |
8,06 |
6,10 |
7.833,8 |
2013 |
1.118 |
1.674 |
8,17 |
9,65 |
7.728,9 |
2014 |
1.273 |
1.682 |
8,19 |
10,20 |
10.115,9 |
2015 |
1.198 |
1.720 |
8,27 |
4,29 |
13.215,9 |
2016 |
1.117 |
1.862 |
8,37 |
2,94 |
15.338,4 |
Sumber : BPS dan BKMPT Provinsi Banten, 2018
Keterangan :
KK ( Kesempatan kerja) = jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada sektor industri di Provinsi Banten. (satuan orang)
JI (Jumlah Industri) = jumlah industri di Provinsi Banten (satuan unit)
TP (Tingkat pendidikan) = rata-rata lama sekolah di Provinsi Banten (satuan tahun)
TI (Tingkat Inflasi) = tingkat inflasi y.o.y di Provinsi Banten (satuan persen)
INV (Investasi) = realisasi penanaman modal di Provinsi Banten (satuan juta rupiah)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten dalam penelitian ini adalah jumlah industri, tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan dalam gambar 1, sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Konseptual Penelitian
---------k : Pengaruh secara simultan X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y
------------► : Pengaruh secara parsial X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y
Pada Gambar 1 ditunjukkan bahwa variabel jumlah industri (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat inflasi (X3), dan investasi (X4) berpengaruh secara simultan terhadap kesempatan kerja (Y) dalam sektor industri di Provinsi Banten yang ditunjukkan dengan garis panah lurus. Selanjutnya variabel jumlah industri (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat inflasi (X3), dan investasi (X4) berpengaruh secara parsial terhadap kesempatan kerja (Y) dalam sektor industri di Provinsi Banten yang ditunjukkan dengan garis panah putus-putus.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
Hubungan |
Penelitian Terdahulu |
Jumlah Industri dengan Kesempatan Kerja |
|
Tingkat pendidikan dengan Kesempatan Kerja |
|
Tingkat inflasi terhadap Kesempatan Kerja |
|
Investasi terhadap Kesempatan Kerja |
|
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan, kajian teoritis, dan penelusuran jurnal-jurnal penelitian yang relevan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
-
1) Jumlah industri, tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
-
2) Jumlah industri, tingkar pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Pendekatan ini digunakan unntuk mencari hubungan dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Banten dengan menggunakan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Stastistik, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten dikarenakan peneliti ingin membahas mengenai kesempatan kerja di Provinsi Banten. Objek dalam penelitian ini adalah kesempatan kerja (Y) dipengaruhi oleh jumlah industri (X1), tingkat pendidikan (X2), tingkat inflasi (X3), investasi (X4). Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa informasi data (angka yang terhitung dan terukur) yang didapatkan dari instasni-instansi terkait di Provinsi Banten seperti BPS, Disnakertrans, dan BKPMPT Provinsi Banten serta adanya data kualitatif
berupa penjelasan yang dapatkan dari wawancara mendalam (interview in-depth) kepada narasumber yaitu Kepala Bagian Pengawasan Disnakertrans Provinsi Banten, Bapak Ubaidillah. Pengolahan data penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Linear Berganda
Tabel 3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
-1.736 |
2.684 |
-.647 |
.546 | |
LN_J.Industri |
-.487 |
.207 |
-.128 |
-2.354 |
.065 |
LN_T.Pendidikan |
4.712 |
.972 |
.335 |
4.846 |
.005 |
LN_T.Inflasi |
.186 |
.029 |
.393 |
6.332 |
.001 |
LN_Investasi |
.231 |
.019 |
.733 |
11.972 |
.000 |
a. Dependent Variable: LN_Kes.Kerja Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan hasil pengujian SPSS diatas, dapat dibuat persamaan model regresi sebagai berikut:
Ŷ = -1,736 + (-0,487)X1 + 4,712X2 + 0,186X3 + 0,231X4
Uji Asumsi Klasik
Bertujuan untuk memberikan kepastian pada persamaan regresi dan guna menyimpulkan kelayakan model yang digunakan sehingga model regresi akan mampu memberikan hasil akurat.
Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi, dan variabel-variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Suyana, 2014: 99). Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov penelitian
ini dapar dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual | |
N |
10 |
Normal Parametersa,b Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
.02427349 |
Most Extreme Differences Absolute |
.141 |
Positive |
.093 |
Negative |
-.141 |
Test Statistic |
.141 |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 4 ditunjukkan bahwa data telah berdistribusi normal
karena nilai pada Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar dari α = 5% (0,05).
Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Untuk menguji multikolinearitas dapat dilakukan dengan uji Tolerance dan VIF. Hasil Uji Multikolinearitas penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model |
Collinearity Statistics | |
Tolerance |
VIF | |
1 (Constant) | ||
LN_J.Industri |
.871 |
1.149 |
LN_T.Pendidikan |
.536 |
1.867 |
LN_T.Inflasi |
.665 |
1.505 |
LN_Investasi |
.684 |
1.461 |
a. Dependent Variable: LN_Kes.Kerja Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasrkan Tabel 5 ditunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel
independen dilihat dari nilai tolerance yang lebih dari 10% dan nilai VIF yang
kurang dari 10.
Uji Autokorelasi
Bertujuan menguji keberadaan korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 dalam model regresi. Pengujian autokorelasi dapat dihitung menggunakan uji Durbin Watson. Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)
Model Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.994a |
.987 |
.977 |
.03257 |
2.250 |
a. Predictors: (Constant), LN_Investasi, LN_T.Inflasi, LN_J.Industri, LN_T.Pendidikan
b. Dependent Variable: LN_Kes.Kerja
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 5 ditunjukkan bahwa nilai hitung dW sebesar 2,250. Bila dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson (α = 0,05), (n,k) = (10,4) bernilai dL = 0,367 dan dU = 2,414 (0,376 < 2,250 < 2,414) maka artinya pengujin tidak dapat
disimpulkan (ragu-ragu) sehingga diperlukan pengujian Run atau Run Test yang
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil Uji Run (Run Test)
Runs Test
Unstandardized Residual | |
Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) |
-.00051 5 5 10 7 .335 .737 |
a. Median
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 6 ditunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada
model regresi karena nilai pada Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,737 lebih besar dari
α = 0,05.
Uji Heterokedastisitas
Bertujuan menuguji ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamaatan lainnya. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini dilihat dari Tabel 8.
Tabel 8 Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
-1.152 |
1.108 |
-1.039 |
.346 | |
LN_J.Industri |
.026 |
.085 |
.111 |
.305 |
.773 |
LN_T.Pendidikan |
.432 |
.402 |
.501 |
1.075 |
.331 |
LN_T.Inflasi |
.013 |
.012 |
.455 |
1.088 |
.326 |
LN_Investasi |
.005 |
.008 |
.275 |
.666 |
.535 |
a. Dependent Variable: RES2 Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan Tabel 8 ditunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi karena nilai signifikansi seluruh variabel bebas lebih besar dari α = 0,05.
Uji Koefisien Regresi
Pada Gambar 2 nilai signifikansi F yang diperoleh dari pengujian regresi sebesar 0,000 < α = 0,05 serta nilai F.hitung sebesar 96,276 > F.tabel (0,05; 4,5) sebesar 5,19 maka H0 ditolak yang artinya secara simultan jumlah industri, tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
Gambar 2 Daerah Penolakan H0 Pada Uji Simultan F
Uji Signifikasni Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Pada Gambar 3 nilai signifikansi t yang diperoleh dari pengujian regresi sebesar 0,065 > α = 0,05 serta nilai t.hitung sebesar -2,354 < t.tabel (0,05;5) sebesar 2,570 maka H0 diterima yang artinya secara parsial jumlah industri tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
Pada Gambar 4 nilai signifikansi t yang diperoleh dari pengujian regresi sebesar 0,005 < α = 0,05 serta nilai t.hitung sebesar 4,846 > t.tabel (0,05;5) sebesar 2,570 maka H0 diterima yang artinya secara parsial tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi
Gambar 4 Daerah penolakan H0 Uji Parsial X2 terhadap Y
Pada Gambar 5 nilai signifikansi t yang diperoleh dari pengujian regresi sebesar 0,001 < α = 0,05 serta nilai t. hitung sebesar 6,332 > t.tabel (0,05;5) sebesar 2,570 maka H0 diterima yang artinya secara parsial tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
Pada Gambar 6 nilai signifikansi t yang diperoleh dari pengujian regresi sebesar 0,000 < α = 0,05 serta nilai t. hitung sebesar 11,972 > t.tabel (0,05;5) sebesar 2,570 maka H0 diterima yang artinya secara parsial investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan pada penelitian ini adalah pertama, secara simultan jumlah industri, tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten; kedua, secara parsial tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten, sedangkan jumlah industri tidak berpengaru positif dan tidak signifikan terhadap kesempatan kerja dalam sektor industri di Provinsi Banten.
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan yaitu, Pertama, disarankan agar industri padat karya lebih di kembangkan sehingga penyerapan tenaga kerja lebih luas; kedua dibutuhkan kerjasama dan koordinasi antara Dinas tenaga kerja, dinas pendidikan, dan dinas perindustrian dalam meningkatkan kualitas pendidikan calon tenaga kerja dengan pelatihan berupa hard skill dan soft skill; ketiga, pemerintah berkewajiban menjaga tingkat inflsi di Provinsi Banten agar daya persaingan produksi khususnya industri tetap terjaga dan perekonomian berjalan sesuai dengan semestinya; keempat, perlunya peningkatan penciptaan lapangan pekerjaan melalui penanaman modal dalam negeri dana sing agar penyerapan tenaga kerja maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, R.H., Wang, C., Wood, L.C. 2012. Negative Impact Induced by Foreign Workers: Evidence in Malaysian Construction Sector. Habitat International, 36 (4), pp: (433-443)
Adioetomo, Sri Moertiningsih.2013. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Akbar, S.P, Setiawan, A.H. 2013. Analisis Pengaruh PDRB, Tingkat Upah Minimum Kota, Tingkat Inflasi dan Beban Tanggungan Pendududk Terhadap Pengangguran Terbuka di Kota Magelang Periode Tahun 1990-2010. Diponogoro Journal of Economics, 2 (3), pp: (1-14)
Akira, Shimada. 2005. Foreign Worker Participation in Labor Markets and The Economy’s Welfare. Journal of Policy Modeling, 27 (3), pp: (355-362)
Anne Storen, Liv ,. Ase Arnesen, Clara. 2016. Skills Utilisation at Work, the Quality of the Study Programme and Fields of Study. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 22 (2), pp: (127-138)
Anonymous. 2005. Foreign- Born Workers. Monthly Labor Riview Washington, 128 (6), pp: (2)
Ayu P.P, Putu . 2009. Analisis Kesempatan Kerja Sektoral di Kabupaten Bangli Dengan Pendekatan Pertumbuhan Berbasis Ekspor. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 5 (1), pp: (1-10)
Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten. Berbagai Tahun, Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri
Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten. Berbagai Tahun, Realisasi Penanaman Modal Luar Negeri
Badan Pusat Statistik. Berbagai Tahun, Banten Dalam Angka.
--------------------------.Berbagai Tahun, IHK dan Inflasi Provinsi Banten.
Bachtiar, Nasri., Fahmi, Rahmi. 2011. “Pengaruh Tenaga Kerja Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Sumatera Barat, 6 (1), pp: (63-85)
Christanto Edy, Iwan. 2004. Analisis Pengaruh Pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) Terhadap Pengangguran Provinsi Dati I Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AUB, Surakarta.
Clemence D.S.C.Z., Chur-Hansen,Anna., Turnbull, Deborah & Niess, Christiane. 2015. Higher Degree By Research In a Foreign Country: A Thematic Analysis of The Experiences of International Students and Academic Supervisors. Quality in Higher Education, 21 (1), pp: (52-65)
Dewi Utami, Ni Putu ,. Rustyariyuni, Surya Dewi. 2016. Pengaruh Variabel Sosial Demografi Terhadap Keputusan Penduduk Lanjut Usia Memilih Bekerja di Kecamatan Kediri. JEKT, 9 (2), pp: (135-141)
Dong, S.X., Manning, C. 2017. Labour-Market Developments at a Time of Heightened Uncertainty. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 53 (1), pp:(1-25)
Dharma, Bayu Dwi., Djohan, Sjamsu. 2015. Pengaruh Investasi dan Inflasi Terhadap Kesempatan Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Kota Samarinda. Jurnal Ekonomi Universitas Mulawarman, 12 (1), pp: (1-9)
Dian P.Y, Cokorda Istri ., Marhaeni, A.A.I.N. 2015. Pengaruh Pendidikan, Tingkat Upah, dan Pengangguran Terhadap Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten/Kota Provinsi Bali. PIRAMIDA, 11 (2), pp: (68-75)
Dimas ., Woyanti, Nenik. 2009. Penyerapan Tenaga Kerja di DKI Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE) Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Diponogoro, 16 (1), pp: (32-41)
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
Ghozali, Iman.2006. Aplikasi Analisis Multivarian Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro Semarang.
Gottschalk, Alfred O., Jr. 2000. The Effects Of Immigration on The Labor Market Outcomes of U.S. Native Workers For 1980-1990: The Role of Skill Level English-Speaking Ability, and Ethinicity. ProQuest Dessertation Publishing.
Harijono, Gatot Setio., Utama, Made Suyana. 2013. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi Terhadap Kesempatan Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 2 (6), pp: (354-373)
Hasanov, F. 2010. Relationship Between Inflation and Economic Growth In Azerbaijani Economy. Asian Journal of Business and Management Sciences, 1 (1), pp : (1-11)
Hutagalung, Paul. 2013. Analisis Pengaruh Upah Minimum dan Inflasi Terhadap Kesempatan Kerja Sektor Industri Sedang dan Besar di Jawa Tengah. Diponogoro Journal of Economic, 2 (4), pp: (1-12)
Iguchi, Yasushi. 2002. Foreign Workers and Labour Migration Policy in Japan. Asia Pacific Business Review, 8 (4), pp: (119-140)
Isnaini, N.S.N., Lestari, Rini. 2015. Kecemasan Terhadap Pengangguran Terdidik Lulusan Universitas. Jurnal Indigenous, 13 (1), pp: (39-50)
Karib, Abdul MS. 2012. Analisis Pengaruh Produksi, Investasi Dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Sumatera Barat. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 3 (3), pp: (1-21)
Kurniawan, Jarot. 2016. Dilema Pendidikan dan Pendapatan di Kabupaten Grobogan. JEKT, 9 (1), pp: (59-67)
Krjukova, Ilona. 2009. Local/ Foreign Status, Cultural Background, and Organizational Citizenship Behaviour: A Study Among Foreign and Local Workers in The Netherlands. European Journal of Work and Organizational Psychology, 18 (4), pp: (464-476)
Kusumosuwidho, Sisdjiatmo.1981. Angkatan Kerja Dalam Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kwon, C.W., Chun, B.G. 2011. Realtionship Regarding The Demand for Labor Between Domestic Temporary and Foreign Workers: Korean Case. Japan and The World Economic, 23 (4), pp: (240-245)
Levcik, Friedrich. 2016. Migration and Employment of Foreign Workers in Comecon Countries and Their Problems. Eastern European Economics, 16 (1), pp: (3-33)
Lubis, C.A.B.E. 2014. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan Pekerja, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Economica, 10 (2), pp: (187-193)
Magableh, Ihab ., Athamneh,Abdel., and Almahrouq, Maher.2009. The Economic Impact of Inbound and Outbond Labor Migration: The Case of Jordan (1970-2006). International Journal of Development Isuues, 9 (1), pp: (5367)
Maggi, Rio ., Saraswati,B.D. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia: Model Demand Pull Inflation. JEKT, 6 (2), pp: (71-77)
Mankiw, N. Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Makro. 2 ED. Jakarta: Salemba Empat.
Muhammad S.H , Nugroho S.B.M. 2013. Analisis PDRB, Inflasi, Upah Minimum Provinsi, Angka Melek Huruf Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1990-2011. Diponogoro Journal of Economics, 2 (3), pp: (1-10)
Mariana., Utama, Made Suyana., Purbadharmaja, IB. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Investasi, Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Perubahan Struktur Ekonomi di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 3 (6), pp : (330-344)
Nugraha, Robi. 2016. Analysis of the Influence of Capital Labor Intensive, Investment, Managerial Ownership, Operating Leverage Through Dividend dan Financial Leverage as Intervening Variable on Firm Value In Indonesia Non Financial Sector Companies. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 7 (16), pp: (1-26)
O’Higgins, Niall., Ivanov, Audrey. 2006. Education and Employment Opportunities for the Roma. Journal Palgrave, 48 (2), pp: (6-19)
Pratiwi, N.M. 2015. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Nilai Tukar Terhadap Penanaman Modal Asing dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya, 26 (2), pp: (1-9)
Prema-Chandra Athukorala., Devadason, Evelyn S. 2012. The Impact of Foreign Labor on Host Country Wafes : The Experience of a Southern Host, Malaysia. World Development, 40 (8), pp: (1497-2510)
Rustariyuni, Surya Dewi., Ketut Ayuningsasi, A.A. 2016. Kesiapan Tenaga Kerja di Kabupaten Badung Dalam Menghadapi MEA 2015. PIRAMIDA, 12 (1), PP: (19-28)
Salhab, Amira., Soedjono, Lasmini. 2013. Pengaruh Inflasi Jumlah Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Bali. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 2 (1), pp: (1-62)
Schmidt,T. D,. Peter S.J. 2013. Foreign Labor and Regional Labor Markets: Aggregate and Disaggregate Impact on Growth and Wages in Danish Region. University of Southern Denmark, 50 (1), pp: (809-840)
Seran, Sirilius. 2017. Hubungan Antara Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi dengan Kemiskinan. JEKT Universitas Udayana, 10 (1), PP: 5971)
Sirait, Novlin., Marhaeni, A.A.I.N. 2013. Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Pengangguran Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Journal EP Unud, 2 (2), pp: (1-11)
Showail, S.J., Parks, J. McLean., Smith, F. I. 2013. Foreign workers in Saudi Arabia: a field study of role ambiguity, identification, information-seeking, organizational support and performance. The International Journal of Human Resource Management, 24 (21), pp: (3957-3979)
Sucitrawati, Putu. 2013. Pengaruh Inflasi, Investasi, dan Tingkat Upah Terhadap Tingkat Pengangguran di Bali. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 2 (1), pp: (1-62)
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunartono. 2008. Analisis Peningkatan Kesempatan Kerja di Indonesia. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 10 (1), pp: (48-53)
Tengkoe Sarimuda RB . 2014. “Pengaruh PDRB, UMK, Inflasi, dan Investasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur 2007-2011”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya.
Utama, Made S. 2008. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Satra Utama.
Wijaya, Wanda., Sutanto, E.M. 2014. Human Relations Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Kerja Lokal di PT Gramitrama Jaya Steel. AGORA, 2 (2)
Wirawan, Nata. 2002. Statistika (Statistik Inferesia). Denpasar: Keraras Emas.
283
Discussion and feedback