ANALISISI BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INTENSITAS KERJA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASISTEN RUMAH TANGGA
on
PIRAMIDA Vol. XIV No. 1 : 23 - 33
ISSN : 1907-3275
ANALISISI BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INTENSITAS KERJA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASISTEN RUMAH TANGGA
1
I Made Krisnaryana
2
I Gusti Wayan Murjana Yasa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Responden pada penelitian ini adalah wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Obyek pada penelitian meliputi umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, intensitas kerja dan kontribusi pendapatan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 responden. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data yaitu observasi, wawancara serta wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur/path analisis dan uji sobel untuk menganalisis pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, upah, dan jumlah tanggungan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap intensitas kerja, dan umur, upah, jumlah tanggungan dan jumlah pendapatan suami berpengaruh dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan, serta umur, upah, dan jumlah tanggungan berpengaruh secara tidak langsung melalui variabel intensitas kerja terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Kata kunci: umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan suami, intensitas kerja, dan kontribusi pendapatan.
ABSTRACT
Respondents in this study are married women who work as a household assistant. Objects in the study include age, wages, education, the number of dependents, work intensity and income contribution. The sample in this study amounted to 96 respondents. In this research the method used to collect information and data that is observation, interview and depth interview. Data analysis technique used is path analysis / path analysis and test sobel to analyze indirect influence through intervening variable. The result of the research shows that age, wage, and dependent have direct and significant influence to work intensity, and age, wage, dependent amount and amount of husband’s income have a direct and significant effect to income contribution, and age, wage, and dependent influence indirectly Through work intensity variables on income contribution of married women who work as household assistants
Keywords: age, salary, education, number of dependents, the amount of revenue husband, work intensity, and revenue.
PENDAHULUAN
Wanita sebenarnya memiliki peran penting dalam ekonomi keluarga karena mampu untuk memberikan kontribusi bagi ekonomi keluarganya (Dewi, 2015). Dalam melaksanakan tugasnya pada sektor publik wanita kerap menemui hambatan-hambatan dalam mengaktualisasi dirinya untuk pembangunan, misalkan pembagian peran antara pria dan wanita (Majid, 2012). Pembatasan ini terjadi karena adanya padangan bahwa wanita belum berhak untuk melakukan kegiatan yang selayaknya dilakukan oleh kaum pria atau dengan kata lain pembedaan gender antar keduanya menyebabkan hambatan ini (Eagleton, 2005). Wanita hanya dibatasi
untuk melakukan kegiatan rumah tangganya saja tanpa wajib melakukan kegiatan-kegiatan lainnya seperti bekerja (Dewi, 2012). Pada negara berkembang, angkatan kerja wanita umumnya kurang beruntung pada pasar kerja, mereka lebih sering bekerja pada sektor informal dan bekerja di posisi pekerjaan lebih rendah dari pada pria (Virareal dan Heeju, 2008).
Namun saat ini dengan terus bertambahnya harga kebutuhan pokok membuat pandangan masyarakat mengenai wanita berubah, banyak wanita yang saat ini ikut serta dalam membantu perekonomian keluarganya serta banyak dari mereka yang juga menjadi tumpuan hidup keluarganya (Ningsih, 2017). Ditambah dengan peningkatan jumlah penduduk akan menambah
persaingan untuk bekerja dan rentan terjadinya kemiskinan dan ketimpangan (Kartika, 2015). Kemiskinan ini tanpa kita sadari terjadi karena rendahn kualitas dari pendidikan yang dienyam sehingga berdampak pada keahlian mereka (Ningrum, 2016). Menurut Harkness (2010) dengan meningkatkan lapangan pekerjaan bagi perempuan secara tidak langsung akan mengurangi ketimpangan pendaptan pada rumah tangga dan sekaligus akan membantu pembangunan. Dengan menciptakan sebuah lapangan kerja tersebut tentunya akan membuat kesempatan kerja meningkat dan dapat mengurangi kemiskinan dan ketimpangan (Sarah, 2017). Partisipasi penuh antara kaum pria dan kaum wanita dalam kegiatan ekonomi di suatu negara akan membantu negara tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan merupakan salah satu dari tujuan pembangunan (Uzunoz, 2012). Pemerintah sendiri tentunya telah mempersiapkan upaya untuk mengentaskan kemiskinan dan juga dapat membantu mengatasi ketimpangan (Nasution, 2015).
Terjunnya wanita ke sektor publik ini didasari atas keahlian yang mereka miliki serta tanggung jawab mereka pada keluarga selai itu karena dorongan atau desakan pribadi yang terjadi akibat ketidakcukupan penghasilan dari suami sehingga wanita terpaksa ikut turun untuk dapat berkontribusi (Paula, 2002). Menurut Alatas dan Trisilip (dalam Isti Fadah dkk, 2004), mengatakan berpartisipasinya wanita dalam sektor publik tersebut terjadi karena adanya perubahan pandangan dari masyarakat dalam menilai seorang wanita, dimana wanita saat ini juga berhak untuk mengenyam pendidikan dan juga berpartisipasi dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Partisipasi kaum wanita dalam sebuah pembangunan saat ini juga di nilai sangat penting, karena dengan terjunnya wanita ke sektor publik tentunya kan membantu proses pembangunan. Tidak memungkiri pula jika pada dasarnya seorang wanita terjun untuk membantu ekonomi keluarganya adalah karena keinginan sendiri untuk memiliki tabungan sendiri dan dapan memenuhi kebutuhan sendiri maupun keluarga. Dengan memberikan celah kepada wanita dengan cara mengurangi beban pekerjaan rumah tangganya akan membuat kaum wanita berpeluang untuk berkontribusi pada pendapatan keluarganya (Krisnawati,2017).
Salah satu contoh wanita yang memiliki peran ganda yaitu wanita di Bali. Wanita Bali disini merupakan salah satu contoh wanita yang tangguh, karena dalam rumah tangganya seorang istri di Bali selain memiliki peran sebagai pengurus rumah tangga, memasak, dan mendidik anak seorang, wanita Bali memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan sosial di lingkungannya. Seiring dengan perkembangan pembangunan saat ini dan juga tingkat kebutuhan sehari-hari yang harus di penuhi tidak sedikit wanita Bali harus turun ke sektor publik untuk mengambil peran dalam membantu ekonomi keluarganya. Bisa
dikatakan peran wanita di Bali dalam perekonomian untuk keluarganya saat ini menjadi keharusan, akibat mendesaknya kebutuhan hidup, dan sulitnya ekonomi keluarga atau tidak tercukupinya pendapatan dari kepala keluarga menjadi faktor penentu untuk anggota keluarga yang lainnya khususnya wanita untuk mencari nafkah (Nilasukmawati dkk, 2012).
Wanita yang kegiatan sehari-harinya baik yang sudah diatur ataupun tidak bila dikaitkan dengan pendapatan dan juga kontribusinya sebenarnyamemiliki sebuah nilai ekonomis (Yunilas, 2005). Seorang wanita Pada dasarnya, mengalokasian waktu untuk bekerja adalah gambaran dari upayanya untuk mempertahankan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya yang menyesuaikan dengan kesempatan kerja yang ada serta sumberdaya yang dimiliki. Mereka yang berlatar pendidikan tinggi tentunya akan memutuskan untuk mengambil sebuah pekerjaan karena mereka merasa memiliki keahlian khusus dan dapat bersaing di sektor publik (Pratomo, 2017). Tetapi untuk saat ini dalam mencari pekerjaan latar pendidikan akan cenderung menjadi faktor kita akan menggambil sebuah pekerjaan. Bila seseorang mengenyam pendidikan yang rendah dan kurang ilmu pengetahuan maka akan berdampak kepada pekerjaan mereka, salah satu contohnya adalah menjadi seorang asisten rumah tangga.
Menjadi asisten rumah tangga adalah salah satu keputusan bagi mereka yang memiliki latar pendidikan rendah, namun harus tetap membantu perekonomian keluarganya. Pekerjaan sebagai asisten rumah tangga merupakan pekerjaan yang sangat berat, karena antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan hapir tidak ada batasnya serta mereka bekerja nyaris tertutup dari pandangan masyarakat. Menjalankan pekerjaan ini mereka harus menanggung rasa rindu. Mereka rela mengalokasikan waktu mereka untuk diam di rumah majikan dan untuk menjadi asisten rumah tangga hanya untuk membantu pendapatan atau berkontribusi untuk keluarga mereka. Jarang bertemu dengan anak-anak serta keluarga membuat pekerjaan ini menjadi sulit untuk dijalani bagi orang yang tidak terbiasa, tetapi mereka melakukan pekerjaan ini karena mereka sadar bahwa masih ada tanggungan yang harus mereka tanggung dalam keluarganya.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk menganalisis pengaruh umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, dan jumlah pendapatan suami terhadap intensitas kerja; 2) untuk menganalisis pengaruh umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan suami, dan intensitas kerja terhadap kontribusi pendapatan; dan 3) untuk menganalisis pengaruh tidak langsung umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, dan jumlah pendapatan suami terhadap kontribusi pendapatan melalui intensitas kerja.
Menurut Gary S. backer (1965) rumah tangga dalam
menghasilkan unit produksi dengan menghasilkan barang modal dengan barang mentah dan bersamaan dengan curahan waktu kerja untuk menghasilkan barang akhir, serta pada akhirnya rumah tangga akan mendapatkan kepuasan dengan mengkonsumsi barang akhir tersebut. Waktu dalam bekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Karaoglan dan Okten (2012) seorang wanita memilih bekerja dikarenakan suami mereka yang kehilangan pekerjaannya, maka dari itu timbul niatan dari mereka untuk bekerja dan membantu mencari nafkah selagi suami mereka belum mendapatkan pekerjaan. Jadi individu atau wanita yang berkeputusan untuk bekerja tersebut tergantung pula pada faktor ketersediaan pekerjaan, pendidikan serta keahlian yang dimiliki dan juga partisipasi perempuan untuk bekerja bergantung pada kondisi sosial, demografi dan juga ekonomi pada perempuan tersebut (Shahen, 2011). Biasanya seseorang mengalokasikan waktunya untuk bekerja tergantung pada faktor dalam rumah tangga umur mereka, latar pendidikan, jumlah tanggungan yang mereka tanggung di keluarga dan juga kondisi ekonomi dari keluarga. Selain itu terdapat pula faktor yang ada di luar rumah tangga yaitu upah yang dapat menentukan waktu bekerja pada seseorang karena pada dasarnya upah seseorang bergantung pada waktu kerja mereka.
Menurut Sukirno (2004:37) pendapatan merupakan balas jasa yang berupa sewa, upah atau gaji, bunga, maupun laba. Pendapatan dapat dikatakan pula merupakan suatu yang didapatkan oleh seseorang saat mereka telah melakukan atau menyelesaikan suatu prosen produksi barang maupun jasa (Alitawan, 2017). Pendapatan pribadi merupakan seluruh pendapatan yang di dapat oleh seseorang tanpa memberikan kegiatan apapun. Dengan memeproleh sebuah pendapatan seseorang akan dapat mengalokasikan pendapatannya untuk keluarga mereka. Besar kecilnya jumlah dari kontribusi wanita untuk ekonomi keluarganya sebenarnya bergantung pada karakteristik demografi pada keluarga tersebut, misalkan jumlah anak mereka dan usia mereka dan juga pendidikannya, masa kerja atau lama kerja seseorang, dan yang terakhir yaitu jam kerja dari seseorang karena yang jam kerjanya lebih banyak tentunya pendapatan yang didapat (Khan and Rana, 2006).
Menurut Mantra (dalam Adisti 2012) komposisi penduduk yang digunakan dalam analisis perencanaan pembangunan adalah komposisi menurut umur dan jenis kelamin. Informasi dalam perkembangan umur ini sangat diperlukan untuk mementukan kebijakan dalam kependudukan. Umur juga merupakan satuan yang mengukur waktu sebagai tolak ukur untuk melihat kekuatan fisik seseorang yang berbeda-beda (Chowdhury Khan, 2012). Selain itu usia juga menjadi suatu ukuran dari produktivitas seseorang (Sasmitha, 2016). Menurut Kiranasari dan Handayani (2011) penelitian sebelumnya menyatakan bahwa curahan jam
kerja dipengaruhi oleh umur namun secara negative. Saat ini umur tidaklah menjadi patokan seseorang untuk bekerja. Hal ini disebabkan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian dari Putri dan Djinar (2013) menyebutkan bahwa, tidak adanya pengaruh umur terhadap pendapatan rumah tangga miskin. Serta penelitian dari Giri (2017) yang menyatakan bahwa umur tidaklah memberi pengaruh terhadap pendapatan.
Upah merupakan suatu penarik bagi seseorang untuk mau bekerja di suatu tempat. Upah atau pendapatan yang besar akan tergantung dari jenis pekerjaan yang di ambil ataupun berdasarkan dari jam kerjanya. Effendy (2013) dalam penelitiannya menyatakan upah memiliki pengaruh yang positif terhadap jam kerja para pekerja wanita. Upah merupakan salah satu daya tarik untuk orang dalam mengambil keputusan untuk bekerja. Umumnya upah yang besar akan banyak di cari oleh orang. Namun di balik upah yang besar ini biasanya terdapat suatu pekerjaan atau intensitas kerja yang tinggi. Upah sendiri. Menurut dilakukan oleh Nova Yohana, dkk (2014) dalam penelitiannya menyebutkan byaitu adanya pengaruh yang positif signifikan atanra upah terhadap pendapatan keluarga.
Pendidikan merupakan suatu syarat atau infestasi jangka panjang yang penting (Aristina, 2017). Pendidikan bagi beberapa ornag merupakan salah satu upaya bagi dirinya untuk meningkatkan keahlian atau kemampuan yang dimiliki (Seran, 2017). Dengan mengenyam pendidikan yang baik dan tinggi seseorang akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Pendidikan dikatakan pula dapat meningkatkan sumber daya manusia, namun hasilnya tidak dapat dinikmati seketika, namun harus ada proses panjang (Mustika, 2013). Menurut penelitian Susanti, variabel pendidikan berpengaruh negatif terhadap curahan jam kerja. Constanius (2009) menyebutkan bahwa penikatan pada latar pendidikan dapat pada dsarnya dapat membentuk suatu peluang memperbesar pendapatan dan meningkatkan pula produktivitas seseorang pada saat ini maupun saat mendatang. Hasil penelitian Sitifatimah (2015) menunjukan hasil Tingkat Pendidikan secara statistik tidak memberikan pengaruh terhadap variabel dependen tingkat pendapatan.
Keluarga adalah salah satu hal yang memotivasi seseorang dalam mengambil keputusan untuk bekerja. Hasil penelitian Soberano dan kawan kawan (2014) menyimpulkan ada pengaruh positif signifikan jumlah tanggungan terhadap curahan jam kerja. Pada dasarnya semakin banyak jumlah tanggungan maka seseorang akan lebih giat bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Penelitian Amnesi (2012) menyatakan bahwa jumlah tanggungan memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap pendapatan kaum perempuan. Pendapatan seorang suami merupakan faktor terpenting yang menjadi alasan seorang wanita untuk bekerja. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Susanti dan Woyanti (2014) bahwa berdasarkan penelitiannya didapatkan hasil bahwa pendapatan suami berpengaruh negatif terhadap curahan jam kerja. Pendapatan dari seorang suami tentunya akan menentukan seorang istri untuk terjun atau tidak ke sektor publik. Menurut penelitian Ferdyansyah (2015) menyebutkan bahwa variabel pendapatan suami memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan keluarga. Intesitas kerja merupakan salah satu penentu besar kecilnya gaji yang didapatkan. Menurut penelitian Dewi, dkk (2016) bahwa ada pengaruh positif curahan jam kerja terhadap kontribusi pendapatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar dan dibagi menjadi 4 wilayah di Kota Denpasar yaitu Denpasar Selatan, Utara, Timur, dan Denpasar Barat. Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Kedua data tersebut digunakan untuk memberikan gambaran dan informasi untuk variabel umur (X1), upah (X2) Pendidikan (X3), jumlah tanggungan (X4), jumlah pendapat suami (X5), dan intensitas kerja (Y1) dan kontribusi pendapatan asisten rumah tangga (Y2).
Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah upah, umur, jumlah tanggungan, dan jumlah pendapatan suami, variabel endogen adalah kontribusi pendapatan dan intensitas kerja, merupakan variabel intervening. Populasi penelitian ini tidak diketahui secara pasti maka peneliti menentukan besarnya sampel yang di ambil sebesar 96 orang sampel. Angka tersebut didapat berdasarkan research methods for business (dalam Sugiyono, 2007 : 130) menyatakan jika pada sebuah penelitian kemudian menggunakan analisis dengan kolerasi atau regresi berganda jumlah anggota sampel itu adalah minimal sepuluh kali jumlah variabel yang diteliti. Jadi pada penelitian ini di ambil 96 sampel yang terbagi pada 4 kecamatan. Metode penentuan sampel menggunakan sampling accidental, purposive, dan snowball.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut hasil olahan data yang sudah dilakukan peneliti, dapat ditunjukkan model penelititan ini melalui persamaan struktural sebagai berikiut.
Persamaan struktural 1:
Y1 = -0,258X1 + 0,639X2 - 0,038X3 + 0,229X4 – 0,102X5
+ e1
Persamaan Struktural 2 :
Y2 = -0,154X1 + 0,363X2 - 0,004X3 + 0,342X4 - 0,329X5
+ 0,207Y1 + e2
Tabel 1. Ringkasan Koefisien Jalur
Regresi |
Koef. Regresi Estándar |
Standar Eror |
t hitung |
p value |
Keterangan |
X1 → Y1 |
-0,258 |
0,081 |
-2,576 |
0,012 |
Signifikan |
X2 → Y1 |
0,639 |
0,114 |
5,098 |
0,000 |
Signifikan |
X3 → Y1 |
-0,038 |
0,029 |
-0,493 |
0,623 |
Tidak Signifikan |
X4 → Y1 |
0,229 |
0,053 |
2,136 |
0,035 |
Signifikan |
X5 → Y1 |
-0,102 |
0,072 |
-1,222 |
0,225 |
Tidak Signifikan |
X1 → Y2 |
-0,154 |
0,037 |
-2,112 |
0,038 |
Signifikan |
X2 → Y2 |
0,363 |
0,057 |
3,644 |
0,000 |
Signifikan |
X3 → Y2 |
-0,004 |
0,013 |
-0,071 |
0,944 |
Tidak Signifikan |
X4 → Y2 |
0,342 |
0,024 |
4,438 |
0,000 |
Signifikan |
X5 → Y2 |
-0,329 |
0,032 |
-5,575 |
0,000 |
Signifikan |
Y1 → Y2 |
0,207 |
0,046 |
2,805 |
0,006 |
Signifikan |
Sumber : Data diolah, 2017
Dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa variabel Umur (X1), upah (X2), dan jumlah tanggungan (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel intensitas kerja (Y1), dan variabel pendidikan (X3) dan jumlah pendapatan suami (X5) berpengaruh tidak signifikan terhadap intensitas kerja (Y1). Variabel Umur (X1), upah (X2), jumlah tanggungan (X4), jumlah pendapatan suami (X5) dan intensitas kerja (Y1) berpengaruh signifikan terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga (Y2). Sedangkan variabel pendidikan (X3) berpengaruh tidak signifikan terhadap kontribusi pendapatan (Y2). Berdasarkan koefisien jalur tersebut, maka dapat dibuat diagram jalur sebagai berikut.
Gambar 2. Diagram Analisis Jalur Penelitian
Berdasarkan Gambar 2 dapat dihitung pengaruh tidak langsung pada pada penelitian ini, serta pengaruh langsungnya dan pengaruh total.
Dalam mencari nilai dari e1 yang berfungsi untuk menunjukkan nilai variansi pada variabel intensitas kerja (Y1) yang belum dapat diperjelas oleh Umur (X1), Upah (X2), Pendidikan (X3), Jumlah Tanggungan keluarga (X4), dan Jumlah Pendapatan Suami (X5) dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Tabel 2 Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Total Pengaruh Antar Variabel Penelitian
Variabel |
Y1 |
Y2 | |
X1 |
PL |
-0,258 |
-0,154 |
PTL |
-0,006 | ||
TP |
-0,258 |
-0,16 | |
X2 |
PL |
0,639 |
0,363 |
PTL |
0,017 | ||
TP |
0,639 |
0,380 | |
X3 |
PL |
-0,038 |
-0,004 |
PTL |
-0,001 | ||
TP |
-0,038 |
-0,005 | |
X4 |
PL |
0,229 |
0,342 |
PTL |
0,006 | ||
TP |
0,229 |
0,348 | |
X5 |
PL |
-0,102 |
-0,329 |
PTL |
-0,002 | ||
TP |
-0,102 |
-0,331 |
Sumber :data diolah, 2017
Keterangan:
PL = Pengaruh Langsung
PTL = Pengaruh Tidak Langsung
TP = Total Pengaruh
X1 = Umur
X2 = Upah
X3 = Pendidikan
X4 = Jumlah Tanggungan
X5 = Jumlah Pendapatan Suami
Y1 = Intensitas Kerja
Y2 = Kontribusi Pendapatan Asisten Rumah Tangga
el =√l-r2
el = √1 - 0,522 =0,69
Nilai e2 berfungsu untuk menunjukkan nilai variansi pada variabel Kontribusi Pendapatan (Y2) yang belum dapat dijelaskan oleh Umur (X1), Upah (X2), Pendidikan (X3), Jumlah Tanggungan keluarga (X4), dan Jumlah Pendapatan Suami (X5) dan Intensitas Kerja (Y1), dihitung dengan rumus sebagai berikut.
e2 = √1 - rz
c2 = √1 - 0,768 = 0,48
Untuk memerikasa validitas model, terdapat indikator untuk melakukan pemeriksaan, yaitu koefisien determinasi total yang hasilnya sebagai berikut:
R2m = 1 - (e )2 (e )2
2 1 22 2
R2m = 1 - (0,69) (0,48)
R m = 0,89
Keterangan:
R m : Koefisien determinasi total
e1 e2: Nilai kekeliruan taksiran estandar
Dari hasil perhitungan tersebut, didapat nilai koefisien determinasi total sebesar 0,89. Nilai R sebesar 0,89 mempunyai arti bahwa sebesar 89 persen variasi
kontribusi pendapatan dipengaruhi model yang di bentuk oleh umur, upah, pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan suami dan intensitas kerja, sedangkan sisanya yaitu 11 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang dibentuk.
Pengaruh Langsung
Berdsasarkan hasil olahan data menggunakan SPSS didapatkan standardized coefficient beta yaitu -0,258 dan nilai probabilitas sebesar 0,012 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi umur memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Pada dasarnya bertambahnya umur seseorang tentunya akan meningkatkan intensitas kerja mereka untuk mendapatkan sebuah penghasilan. Jika dilihat dalam penelitian ini bahwa bagi mereka yang memiliki umur yang rendah maka intensitas kerja mereka tinggi, dan berlaku pula sebaliknya. bagi mereka yang berumur rendah atau yang masih muda memiliki semangat untuk bekerja keras karena termotivasi oleh tenaga mereka yang masih kuat untuk bekerja dengan intensitas tinggi dan memperoleh pendapatan. Seiring bertambahnya usia maka kekuatan fisik mereka akan menurun untuk melakukan pekerjaan sehingga akan menurunkan intensitas kerjanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Novita Eliana dan Rita Ratina (2007) yang menyatakan bahwa bertambahnya umur akan mengurangi curhan jam kerja. Sejalan dengan penelitian dari Yoshita Kiranasari dan Heny Retno Handayani (2011) yang menyebutkan bahwa semakin bertambahnya umur akan menyebabkan berkurangnya curahan kerja dari responden.
Berdsasarkan hasil olahan data menggunakan SPSS didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar 0,639 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Ini berarti jika peningkatan upah yang didapat para pekerja rumah tangga ini akan sejalan dengan peningkatan intensitas kerja mereka, tetapi pendapatan yang didapatkan oleh para pekerja asisten rumah tangga ini masih lebih rendah dibandingkan dengan UMR Kota Denpasar. Sesuai dengan penelitian Marita (2013) yang menyatakan bahwa upah berpengaruh positif dan signifikan, peningkatan upah akan sejalan dengan peningkatan curahan jam kerja dan juga penelitian yang dilakukan oleh Reikha Habiba Yusfi dengan Achmad hendra Setiawan (2014) yang menyatakan bahwa kenaikan dari upah akan meningkatkan curahan jam kerja.
Berdsasarkan hasil olahan data menggunakan SPSS didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar -0,038 dan nilai probabilitas sebesar 0,623 > 0,05, hal
ini berarti H0 diterima. Dengan demikian pendidikan tidak berpengaruh terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini pendidikan bukanlah penentu besar kecilnya intensitas kerja dari asisten rumah tangga karena mereka yang menjadi asisten rumah tangga tidak memerlukan pendidikan yang tinggi. karena untuk menjadi asisten rumah tangga para pekerja hanya memerlukan kemampuan. Biasanya seseorang yang berpendidikan rendah cenderung akan lebih mencurahkan waktunya untuk bekerja karena adanya tuntutan untuk memeproleh pendapatan yang maksimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Susanti dan Nenik Woyati (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan tidak berpengaruh terhadap curahan jam kerja dan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadia Maharani Putri (2012) yang menyebutkan bahwa rendah ataupun tingginya pendidikan tidak merupakan sebuah masalah untuk intensitas kerja.
Berdsasarkan hasil olahan data menggunakan SPSS didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar 0,229 dan nilai probabilitas sebesar 0,035 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. berarti jika ada kenaikan pada jumlah tanggungan maka intensitas kerja akan ikut naik, karena dengan bertambahnya jumlah tanggungan maka kebutuhan sehari-hari akan meningkat juga. Naiknya kebutuhan tentunya akan membuat kepala keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka. Hasil pada penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Tamio Soebarano (2014) yang menyebutkan jumlah tanggungan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja dan juga sesuai dengan hasil penelitian dari Ni Putu Sudarsani, dkk (2015) yang menyatakan bahwa dengan banyaknya jumlah tanggungan akan meningkatkan curahan waktu untuk bekerja. Serta penelitian dari Retno Febriyastuti Widyawati dan Arif Pujiyono (2013) yang menyatakan bahwa dengan banyaknya anggota keluarga yang ditanggung, maka akan semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan, maka dari itu tentunya akan lebih mencurahkan waktu untuk memperoleh pendapatan.
Hasil olahan data untuk variabel pendapatan menunjukkan nilai standardized coefficient betasebesar -0,102 dan nilai probabilitas sebesar 0,225 > 0,05. Hal ini berarti H1 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian jumlah pendapatan suami tidak berpengaruh terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Jadi tidak ada pengaruh antara jumlah pendapatan suami dengan intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai
asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Pada dasarnya wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga ini bekerja atas dasar keinginan sendiri dan agar dapat berpenghasilan sendiri. Penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Yusif dan Setiawan (2014) tidak ada pengaruh antara pendapatan suami dengan curahan jam kerja karena wanita lebih cenderung bekerja karena keinginannya sendiri.
Berdsasarkan hasil olahan data menggunakan SPSS didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar -0,154 dan nilai probabilitas sebesar 0,038 < 0,05 untuk variabel umur. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian umur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dalam hasil penelitian didapat bahwa umur memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan. Seperti yang dikatakan tadi bahwa dengan bertambahnya umur maka kondisi fisik akan melemah dan akan berpengaruh terhadap curahan jam kerja mereka sehingga akan berpengaruh terhadap kontribusi pendapatan mereka untuk keluarganya. Sama hal nya dengan penelitian dari Arya Dwiandana Putri (2012) bahwa jika umur semakin tua maka akan menyebabkan pendapatan menurun.
Untuk variabel upah berdasarkan hasil olahan data menggunakan SPSS didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar 0,363 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Semakin tinggi upah seorang asisten rumah tangga maka semakin tinggi pula kontribusinya untuk pendapatan keluarga guna memenuhi kebutuhan mereka, begitu pula sebaliknya. Jadi besaran upah akan memengaruhi kontribusi mereka dalam perekonomian keluarga mereka. Untuk mereka yang memilih bekerja atau menginap pada rumah majikan mereka akan mendapatkan kompensasi selain gaji. Kompensasi tersebut berupa tempat tidur dan juga uang makan sehingga mekera dapat menghemat gaji mereka dan berpeluang berkontribusi lebih besar untuk pendapatan keluarganya. Penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Nova Yohana, dkk (2014) yang menyatakan bahwa upah memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap pendapatan keluarga.
Hasil olahan data untuk variabel pendidikakn didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar -0,004 dan nilai probabilitas sebesar 0,944 > 0,05. Hal ini berarti H1 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian pendidikan tidak berpengaruh terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dengan kata lain dalam penelitian ini pendidikan tidak menentukan
besar kecilnya kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga untuk keluarganya. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2014) yang menayatakan bahwa pendidikan seorang pedagang tidak berpengaruh terhadap pendapatan yang di perolehnya dan juga penelitian yang dilakukan oleh Sitifatimah, dkk (2015) yang menyatakan bahwa pendidikan tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang. Serta sesuai dengan penelitian dari Ayu Nyoman Paramita dan I Gede Sujana Budhiasa (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan tidak bepengaruh langsung terhadap pendapatan.
Berdsasarkan hasil olahan data untuk variabel jumlah tanggungan didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar 0,342 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Semakin banyak jumlah tanggungan yang ada di dalam keluarga membuat beban ekonomi yang di tanggung oleh keluarga tersebut semakin berat. Kondisi ini tentunya akan memacu semangat untuk para pekerja terutama dalam penelitian ini adalah asisten rumah tangga untuk bekerja lebih giat lagi guna dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dance Amnesi (2012) yang menyatakan peningkatan jumlah tanggungan akan meningkatkan pendapatan wanita. Serta sesuai dengan penelitian Rahayu (2015) jumlah tanggungan meberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan.
Hasil olahan data untuk variabel pendapatan suami didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar -0,329 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian jumlah pendapatan suami berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Pendapatan dari suami tentu berpengaruh terhadap kontribusi yang dilakukan oleh asisten rumah tangga untuk keluarganya, jika saja suami sebagai kepala keluarga berpendapatan tinggi maka kontribusi pendapatan dari asisten rumah tangga akan rendah. Penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian Firmansyah (2015) yang menyatakan pendapatan suami berpengaruh dominan dibandingkan dengan pendapatan istri.
Berdsasarkan hasil olahan data variabel intensitas kerja didapatkan nilai standardized coefficient betasebesar 0,207 dan nilai probabilitas sebesar 0,006 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian intensitas kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang
bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Jika intensitas kerja meningkat maka kontribusi akan meningkat pula, hal ini karena jika intensitas kerja tinggi maka pendapatan akan ikut meningkat sehingga kontribusi untuk pendapatan keluarga akan tinggi pula. Penelitian ini sama dengan hasil penelitian Dimas Prasetia, dkk (2015) yang menyatakan bahwa curahan jam kerja akan mempengaruhi pendapatan tenaga kerja dan juga penelitian yang dilakukan oleh Dance Amnesi (2012) yang menyatakan bahwa jam kerja berpengaruh secara positif terhadap pendapatan perempuan, jika ada peningkatan pada jam kerja akan ada peningkatan pada pendapatan perempuan. Sesuai pula dengan penelitian Wulandari dan Meydianawathi (2017) yang menyebutkan jam operasional memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
Pengaruh Tidak Langsung ( Uji Sobel)
Oleh karena z hitung sebesar -3,8 > -1,96 hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, umur berpengaruh signifikan terhadap kontribusi pendapatan secara tidak langsung melalui intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dapat diartikan variabel intensitas kerja merupakan variabel mediasi dalam pengaruh umur terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Besarnya pengaruh tidak langsung antara variabel umur terhadap kontribusi pendapatan melalui intensitas kerja asisten rumah tangga di Kota Denpasar sebesar 5,3 persen
Oleh karena z hitung sebesar 3,3 > 1,96 hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, upah berpengaruh terhadap kontribusi pendapatan secara tidak langsung melalui intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dapat diartikan variabel intensitas kerja merupakan variabel mediasi dalam pengaruh upah terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Besarnya pengaruh tidak langsung antara variabel upah terhadap kontribusi pendapatan melalui intensitas kerja asisten rumah tangga di Kota Denpasar sebesar 13,2 persen
Oleh karena z hitung sebesar -0,03 < -1,96 hal ini berarti H1 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian, pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kontribusi pendapatan secara tidak langsung melalui intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dapat diartikan variabel intensitas kerja bukan merupakan variabel mediasi dalam pengaruh pendidikan terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Hal ini terjadi karena pendidikan bukalan penentu seseorang untuk berkontribusi terhadap pendapatan keluarga mereka.
Oleh karena z hitung sebesar 3,38 > 1,96 hal ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima.Dengan demikian, jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap kontribusi pendapatan secara tidak langsung melalui intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dapat diartikan variabel intensitas kerja merupakan variabel mediasi dalam pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Besarnya pengaruh tidak langsung antara variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap kontribusi pendapatan melalui intensitas kerja asisten rumah tangga di Kota Denpasar sebesar 5 persen.
Oleh karena z hitung sebesar -1,51 < -1,96 hal ini berarti H1 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian, jumlah pendapatan suami tidak berpengaruh terhadap kontribusi pendapatan secara tidak langsung melalui intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Kota Denpasar. Dapat diartikan variabel intensitas kerja bukan merupakan variabel mediasi dalam pengaruh pendapatan suami terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga di Kota Denpasar.
SIMPULAN
-
1) Umur, upah, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Jadi intensitas kerja asisten rumah tangga yang berada di Kota Denpasar dalam penelitian ini dipengaruhi secara langsun oleh umur, upah, dan jumlah tanggungan. Namun dalam pengaruh nya tidak semua yang positif melainkan terdapat satu variabel yang berpengaruh negatif, yaitu umur. Jadi dapat diartikan jika semakin meningkat umur maka akan semakin menurun intensitas kerja. Lain halnya dengan upah dan jumlah tanggungan yang berpengaruh positif terhadap asisten rumah tangga, bila upah dan jumlah tanggungan meningkat maka intensitas kerja asisten rumah tangga akan meningkat pula.
-
2) Pendidikan dan jumlah pendapatan suami tidak menentukan intensitas kerja dari asisten rumah tangga, atau dengan kata lain pendidikan dan jumlah pendapatan suami tidak berpengaruh terhadap intensitas kerja asisten rumah tangga. Hal ini dikarenakan pendidikan bagi seorang asisten rumah tangga tidak lah menentukan besaran intensitas kerja mereka, karena rata-rata mereka hanya bekerja sebagai buruh jadi tidak memerlukan pendidikan yang tinggi. Begitupula dengan pendapatan suami, intensitas kerja asisten rumah tangga tidak tergantung pada pendapatan suami karena mereka memang bertujuan untuk mengahsilkan penghasilan sendiri.
-
3) Umur, upah, jumlah tanggungan, dan jumlah pendapatan suami berpengaruh signifikan terhadap kontribusi pendapatan asisten rumah tangga. Sama halnya seperti intensitas kerja, umur juga berpengaruh negatif signifikan terhadap kontribusi pendapatan, jika semakin meningkatnya umur akan menurunkan daya kekuatan tubuh untuk mengambil pekerjaan sehingga kontribusi pendapatan akan menurun juga. Jumlah tanggungan suami berpengaruh negatif, karena semakin tinggi pendaptan suami dalam rumah tangga maka akan berkurang kontribusi pendapatan yang dilakukan oleh asisten rumah tangga. Upah dan jumlah tanggungan berpengaruh positif karena semankin meningkatnya upah maka peluang untuk asisten rumah tangga berkontribusi untuk pendapatan rumah tangganya akan meningkat pula. Jumlah tanggungan berpengaruh positif, hal ini karena semakin banyak tanggungan keluarga asisten rumah tangga, maka mereka akan lebih banyak untuk berkontribusi agar dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
-
4) Umur, upah, dan jumlah tanggungan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kontribusi pendapatan wanita menikah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga melalui intensitas kerja. Sementara itu pada variabel pendidikan dan jumlah pendapatan suami, intensitas kerja wanita menikah yang bekerja sebagai aisten rumah tangga bukan merupakan variabel mediasi.
SARAN
Berdasarkan penelitian diatas didapatkan saran sebagai berikut.
-
1) Para asisten rumah tangga hendaknya memilih untuk menginap di rumah majikannya, karena dengan menginap di rumah majikan mereka maka mereka akaan memperoleh kompensasi yaitu berupa kamar tidur dan makan serta biaya kamar mandi sehingga mereka tidak perlu lagi mempergunakan gaji yang mereka dapatkan untuk membeli keperluan mandi dan makan serta membayar kos karena semua sudah di tanggung moleh majikan dan mereka berpeluang untuk berkontribusi lebih banyak untuk keluarga mereka.
-
2) Para asisten rumah tangga juga berpeluang mengalami suatu eksploitasi, karena jam kerja mereka berada diatas dari 38 jam seminggu sehingga para pekerja asisten rumah tangga lebih berpeluang mengalami eksploitasi sehingga harus ada perhatian dari pemerintah mengenai jam kerja untuk para asisten rmah tangga.
-
3) Upah dari asisten rumah tangga masih berada di bawah Upah Minimum Regional Kota Denpasar,
sehingga pemerintah perlu untuk memberlakukan penyetaraan upah dari para pekerja asisten rumah tangga agar dapat sesuai dengan upah minimum yang diberlakukan
REFRENSI
Adisti, Niken Ayu. 2012. Pengaruh Umur, Jam Kerja, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Pendapatan Perempuan pada Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Alitawan, Anak Agung Irfan dan Ketut Sutrisna. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. E-Jurnal Ep Unud, 6 [5] : 796-826.
Amnesi, Dance. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Perempuan Pada Keluarga Miskin di Kelurahan Kapal Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Aristina, Ita, dkk. 2017. Pengaruh Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali. E-Jurnal Ep Unud, 6[5]: 677-704
Backer, Gary S. 1965. The Theory Of The Allocation Of Time.
The Economic Journal 75(29) pp: 493-517
Chowdhury Khan, Farida. 2012. Household Work, Labor Time And The Schooling Of Girls In Rural South Asia. Dalam The Journal of Developing Areas, 46(2): p:250-267.
Constanius, Alexiou 2009. Government Spending and Economic Growth: Econometric Evidence from the South Eastern Europe (SEE). Journal of Economic and Social Research. 11(1): pp: 1-16
Dewi, I Gusti Ayu Kartika Candra, dkk. 2016. Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial, dan Demografi Terhadap Kontribusi Perempuan pada Pendapatan Keluarga di Sektor Informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. PIRAMIDA. Vol. XII No. 1 pp: 38-47
Dewi, I Gusti Ayu Padma Dan Made Dwi Setyadhi Mustika. 2015. Produktivitas Pekerja Wanita Perajin Tenun Ikat di Kabupaten Klungkung. E-Jurnal EP Unud, 4 [10] : 13041327
Dewi, Putu Martini. 2012. Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga. JEKT, 5[2], 119 – 124.
Eagleton, Mary. 2005. Nice Work? Representations of the Intellectual Woman Worker. Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol.14, pages: 203-222.
Efendy, Tifany Pebristy. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita Sektor Informal di Kota Manado.
Eliana, Novita dan Rita Ratina. 2007. Faktor yang Memperngaruhi Curahan Waktu Kerja Wanita. EPP, 4(2) pp: 11-18.
Fadah, Isti dan Istatuk Budi Yustanto. 2004. Karakteristik
Demografi dan Sosial Ekonomi Buruh Wanita Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus pada Buruh Tembakau Di Kabupaten Jember).
Feryansyah, Efendy. 2015. Pengaruh Pendapatan Suami dan Pendapatan Istri Terhadap Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Di Pt. Pagilaran Unitkaliboja). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Negeri Islam Walisongo
Giri, Putu Citrayani dan Made Heny Urmila Dewi. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Driver Go-Jek di Kota Denpasar. E-Jurnal Ep Unud, 6 [6] : 948-975
Harkness, Susan. 2010. The Contribution of Women’s Employment and Earnings to Household Income Inequality: A Cross-Country Analysis. Centre for Analysis of Social Policy and Department of Social and Policy Studies, University of Bath
Karaoglan, Deniz and Cagla Okten. 2012. Labor Force Participation of Married Women in Turkey: Is There an Added or a Discouraged Worker Effect?. IZA Discussion Paper No. 6616
Kartika Ni Kadek Dwi dan I Wayan Wenagama. 2016. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Usia Kawin Pertama Wanita di Kecamatan Bangli. E-Jurnal Ep Unud, 5[3]: 363-384
Khan, Tasnim and Rana Ejas Ali Khan Khan. 2006. Urban Informal Sector: How much Women are Struggling for Family Survival. Department of Economics, The Islamia University of Bahawalpur Pakistan.
Kiranasari, Yoshinta dan Herniwati Retno Handayani. 2011. Pengaruh Upah Per Bulan, Umur, Jenis Kelamin, Dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Sektor Informal Di Kabupaten Tegal.
Krisnawati, Titis dan I Nyoman Mahendra Yasa. 2016. Pengaruh Variabel Ekonomi dan Sosial Demoigrafi Terhadap Status Ekonomi Perempuan di Kabupaten Jembrana. Jurna Buletin Studi Ekonomi, Vol. 21 No. 1 pp : 1-12.
Kusumawardani. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Tekstil di Kabupaten Kepulauan Selayar. Skripsi Universitas Hasanudin.
Majid, Fitria. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Berstatus Menikah Untuk Bekeja ( Studi Kasus : Kota Semarang ). Volume 1, Halaman 1-9
Marita, Waridin. 2013. Analisis Pengaruh Upah, Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga dan Status Perkawinan Terhadap Curahan Jam Kerja Wanita di Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Diponegoro Jurnal Of Economic 2 (1), pp: 1-13
Mustika, Made Dwi Setyadhi. 2013. Analisis Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Nusa Penida. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 18, No. 2 pp : 98-106
Nadia, Maharani Putri. 2012. Analisis Penawaran Tenaga Kerja Wanita Menikah dan Faktor Yang Mempengaruhinya di Kabupaten Brebes. Diponegoro Jurnal Of Economic 1(1) pp. 12
Nasution, Ahmadriswan. 2015. The Role of Social Capital on Rural Household Poverty Reduction in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol 46, No 6, 5 October 2015 page 122
Neves, David & Andries Du Toit. 2012. Money And Sociality In South Africa’s Informal Economy. International African Institute 82(1) pp:131–149.
Nilasukmawati, Desak Putu Eka dan Made Susilawati. 2012. Studi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wantia Bekerja di Kota Denpasar. PIRAMIDA, 8(1), pp: 26-31.
Ningrum, Kadek Kartini Dwi Cahya dan I Ketut Suardika Natha.
2016. Faktor-Faktor yuang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Karangasem. E-Jurnal Ep Unud, 6[4]. 597621.
Ningsih, Ni Putu Devi Ekayanti dan Ida Ayu Nyoman Saskara. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Bali Untuk Bekerja Di Sektor Publik di Desa Adat Kerobokan Kabupaten Badung. E-jurnal Ep Unud, 6 [6] : 976-1003.
Paula, Broght. 2002. Women Work and Welt-Being: The Influence of Work Family and Family-Work Confliet. New Zaeland Journal of Psychology. Vol.31, No.1 June 2002.
Paramita, Ayu Nyoman, dan I Gede Sujana Budhiasa. 2014. Pengaruh Akumulasi Modal, Pendidikan, Kreativitas dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Perempuan. E-Jurnal Ep Unud 3[5]. 182-190
Prasetia, Dimas, dkk. (2015). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Manik-Manik di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ).
Pratomo, Devanto Shasta. 2017. Pendidikan dan Partisipasi ANgkatan Kerja Wanita di Indonesia : Analisis Terhadap Hipotesis Kurva-U. JEKT, 10[1] : 1-7.
Putri, Arya Dwiandana dan Nyoman Djinar Setiawina. 2013. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Desa Bebandem. E-Jurnal EP UNUD, 2(4) pp: 173-180
Rahayu, Shabrina Umi, dan Ni Made Tisnawati. 2015. Analisis Pendapatan Keluarga Wanita Single Parent (Studi Kasus Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar). JEKT, 7[[2], 83-89
Sasmitha, Ni Putu Ria dan A.A. Ketut Ayuningsasi. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Pada Industri Kerajinan Bambu di Desa Belega Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP Unud, 6 [1]: 64-84
Sarah, Xue Dong dan Chris Maning. 2017. Labour-Market Developments at a Time of Heightened Uncertaint. Buletin of Indonesia Economic Study, Volume 53 Pages 1-25.
Seran, Sirilius. 2017. Hubungan Antara Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuha Ekonomi dengan Kemiskinan. JEKT, 10[1] : 59-71.
Shahen, Safana. 2011. Female Labor Force Participation in Pakistan: A Case of Punjab. Female Labor Force Participation in Pakistan: A Case of Punjab. Vol. 2, No. 3, pp: 104-110.
Sitifatimah, dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita Pada Usaha Lemang dan Kontribusinya pada Pendapatan Keluarga di Kota Tebing Tinggi. Jurnal Universitas Sumatera Utara.
Soberano, Tamio dkk. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Jam Kerja Pedagang Sayur Wanita di Kecamatan Ambulu Kabupaten jember. Artikel Mahasiswa Ilmiah Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ).
Sudarsani, Ni Putu, dkk. 2015. Analisis Faktor-Ffaktor yang Bepengaruh Terhadap Pendapatan Pekerja Perempuan Migran di Industri Pengerajin Tedung Bali Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. E-Jurnal EP UNUD 4.08 (2015) : 522-536
Sukirno, Sadono. 2004. Mikro Ekonomi Teori pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung
Susanti, ayu dan Woyanti Nenik. 2014. Analisis Pengaruh Upah, Pendidikan, Pendapatan Suami dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Perempuan Menikah di IKM Mebel Kabupaten Jepara. Diponegoro Journal Of Economics, 3(1), pp: 1-11
Uzunoz, Meral. 2012. Contribution of wives to family’s income: A case study of home-based work in Tokat, Turkey. African Journal of Business Management Vol.6 (30), pp: 8814-8821
Virareal, Andres and Heeju Shin. 2008. Unraveling The Economic Paradox Of Female-Headed Households In Mexico: The Role Of Family Networks. The Sociological Quarterly 49(2008) pp: 565–595
Yunilas. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak. Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol. 1, No. 3.
Yohana, Nova, dkk. 2014. Pengaruh Pendapatan Pekerja Wanita Sektor Perdagangan Informal Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus Pedagang Eceran di Pasar Inpres Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti).
Wauran, Patrick C. 2012. Strategi Pemberdayaan Sektor Informal di Manado. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol. 7 No. 3.
Widyawati, Retno Febriastuti dan Arif Pujiyono. 2013. Pengaruh Umur, Jumlah Tanggungan Keluarga, Luas Lahan, Pendidikan, Jarak Tempat Tinggal Pekerja ke Tempat Kerja, dan Keuntungan Terhadap Curahan Waktu Kerja Wanita Tani Sektor Pertanian di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Semarang. Diponegoro Jurnal Of
Economic 2(3) pp: 1.
Wulandari, Ni Luh Gede Ita dan Luh Gede Meydianawathi. 2017. Apakah Pasar Modern Menurunkan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional? (Analisis Binary Logistik). JEKT, 9[2] : 159-169.
Yusif, Reika Habiba dan Achmad Hendra Setiawan. (2014). Engaruh Faktor Upah, Usia, Pendapatan Suami, Usia Anak Terakhir, dan Pengeluaran Rumah Tangga Terhadap Curahan Jam Kerja Perempuan Menikah di Kota Magelang. Diponegoro Journal Of Economic, 3(1), pp: 1
I Volume XIV No. 1 Juli 2018
Discussion and feedback