PIRAMIDA Vol. XIII No. 2 : 69 - 76

ISSN : 1907-3275

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA INSTALASI RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD KABUPATEN KARANGASEM

Ni Wayan Ari Sudiartini Fakultas Ekonomi Universitas Mahendradatta Email : wayan.ari1987@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan daripada penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, motivasi secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem, mengetahui pengaruh motivasi kerja secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem serta mengetahui kuat lemahnya hubungan kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem.

Karena terbatasnya jumlah populasi dalam penelitian ini maka teknik sampel yang digunakan adalah teknis sensus atau sampel jenuh. Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Observasi,Wawancara, dan Kuisioner.

Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi Y = 0,201 + 0,344 X1 + 0,643 X2. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dan motivasi kerja masing-masing 1 satuan, maka kepuasan kerja pegawai meningkat sebesar 0,987. Ini menunjukkan ada pengaruh positif dari kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem. Dari hasil analisis korelasi, R positif sebesar 0,987 berarti memang benar terdapat hubungan yang positif dan sangat kuat antara kepemimpinan dan motivasi kerja dengan kepuasan kerja pegawai. Dimana semakin tinggi nilai kepemimpinan dan motivasi kerja semakin tinggi pula nilai kepuasan kerja pegawai dan sebaliknya. Dari hasil analisis determinasi (R2) diperoleh koefisien determinasi sebesar 97,4%, yang berarti bahwa kepuasan kerja pegawai memang benar akibat dari pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja sebesar 97,4 %, sedangkan 2,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil analisis F-test diperoleh bahwa Fhitung sebesar 589.026 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,23. Ini berarti bahwa kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif serta signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Sedagkan berdasarkan hasil T-test diperoleh bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar dan kuat dibandingkan kepemimpinan, yang ditunjukkan dengan Thitung pada motivasi kerja = 9,454 dengan sig.t = 0,000 sedangakan Thitung pada kepemimpinan = 5,749 dengan sig.t = 0,000. Ini berarti variabel motivasi kerja (X2) lebih nyata terhadap kepuasan kerja pegawai (Y) dibandingkan dengan varibel kepemimpinan (X1).

Kata kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Kepuasan Kerja

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the influence of leadership, partial motivation on employee job satisfaction on the Installation of Inpatient Midwifery RSUD Kabupaten Karangasem, nowing the influence of work motivation partially to the job satisfaction of employees at the Installation of Inpatient Midwifery of RSUD Kabupaten Karangasem as well as to know strong weakness of leadership relationship and work motivation to job satisfaction at Instalation of Inpatient Midwifery of RSUD Kabupaten Karangasem.

Due to the limited number of population in this study, the sample technique used is the technical census or saturated samples. Data collection methods used in this study are Observation, Interview, and Questionnaire.

From result of multiple linear regression analysis obtained regression aquation Y = 0,201 + 0,344 X1 + 0,643 X2. This shows that leadership and work motivation of each 1 unit,so the employee job satisfaction increased by 0,987. This is showing that there is a positive influence of leadership and work motivation on employees’ job satisfaction on the installation of Inpatient Midwifery of RSUD Karangasem. From the results of corellation analysis, positive R of 0,987 means is it true that there ia a positive and very powerful relationship between leadership and work motivation with employees’ job satisfaction. Where the condition shows the higher the value of leadership and work motivation, that make the higher the value of employees’ job satisfaction and same as

the other way. From result of determination analysis (R2) obtained coefficient of determination aqual to 97,4%, which means that employees’ job satisfaction is true result from influence of leadership and work motivation aqual to 97,4%, while 2,6% influenced by other factor not examined in this research. From result of analysis F-test obtained that F-arithmetic aqual to 589.026 bigger than F-table aqual to 3,23. This means that leadership and work motivation have positive and significant impact on employees’ job satisfaction. Furthermore, based on T-test results obtained that the motivation of work has greater influence and stronger than leadership, which is shown by T-hitung on the motivation of work = 9,454 with sig.t = 0,000 while T-arithmetic on leadership = 5,749 with sig.t =0,000. This means that the variable of work motivaion (X2) is more real to job satisfaction of employee (Y) compared with leadership variable (X1).

Keywords : Leadership, Motivation, Job satisfaction

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha yang semakin global, pengelolaan suatu organisasi harus dilakukan secara profesional serta produktif, sehingga organisasi tetap dapat mempertahankan hidupnya dan terus berkembang seiring dengan kemajuan jaman,ditandai dengan terbukanya persaingan yang ketat disegala bidang, termasuk pada jasa pelayanan kesehatan (rumah sakit). Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pengembangan bangsa Indonesia. Organisasi–organisasi menghadapi tantangan untuk mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki keahlian khusus sehingga mampu bersaing dengan dunia usaha. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Pada organisasi berskala besar, menurut Martoyo (2000:14-15) menyatakan bahwa aktivitas manajemen sumber daya manusia, pada dasarnya adalah segala tindakan ataupun langkah-langkah yang dilakukan untuk menyediakan dan mempertahankan suatu jumlah dan kualitas sumber daya manusia (tenaga kerja) yang tepat bagi organisasi agar tujuan manajemen tercapai dengan baik dan tepat

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa (Purwanto 2000:26). Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting alam keberhasilan atau kegagalan organisasi (Bass, 1990, dalam Menon, 2002) demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik,

biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan atau instansi, selain diperlukan kecakapan dari pemimpin juga sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja pegawai dari pimpinannya.

Mengingat pentingnya peranan motivasi yaitu pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai, pimpinan instansi harus secara bersungguh-sungguh memperhatikan kinerja dalam pencapaian tujuan instansi dan cara melaksanakn motivasi tersebut adalah dengan jalan memberikan motivasi kepada pegawai atau tenaga kerja, agar mereka itu mempunyai kepuasan kerja yang tinggi serta lebih giat dalam bekerja.

Menurut Salah satu Pegawai, keluhan yang Dirasakan Pegawai Pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem diantaranya Pembagian upah jasa pelayanan yang kurang adil, Pimpinan kurang mendegarkan aspirasi karyawan, Hubungan teman bekerja yang kurang baik dan Tidak adanya tindakan sangsi hukum terhadap karyawan yang mangkir. Dengan melihat pada kondisi tersebut di atas, maka pimpinan pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem harus mengetahui kondisi dan keadaan pegawai yang sekiranya berdampak pada kelangsungan kegiatan kantor dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, perlu untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh kepemimpinan dan motivasi, karena pelaksanaan gaya kepemimpinan dan motivasi ini tidak terlepas dari apa yang selama ini dirasakan oleh pegawai yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kepuasan kerja pegawai. Untuk itu instansi dalam hal ini, pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem dapat menggunakan pegawainya sebagai penentu arah dan penilaian dalam penerapan gaya kepemimpinan dan motivasi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

  • 1.    Apakah ada pengaruh positif dan signifikan secara

parsial kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem?

  • 2.    Apakah ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem?

  • 3.    Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten karangasem?

  • 4.    Bagaimana kuat lemahnya hubungan kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem?

Kerangka Teoritis

Pengertian Kepemimpinan

Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 2004:123). Menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Menurut Purwanto (2000:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Pengertian Motivasi Kerja

Robbins (2003:166) motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.Gor-da (2004:167) mengatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian dorongan yang dirumuskan secara sengaja oleh pimpinan perusahaan yang ditunjukkan pada karyawan agar mereka bersedia secara ikhlas melakukan perilaku tertentu yang berdampak kepada peningkatan semangat kerja dalam rangka penyampaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.Warsanto (2005:351) mengatakan bahwa motivasi adalah alasanalasan, dorongan-dorongan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakuakn sesuatu. Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang

berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Motivasi berhubungan dengan factor psikologis seseorang yang mencerminkan hubungan atau interaksi antara sikap, norma, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia.

Pengertian Kepuasan Kerja

Robbins (2003:166) motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Gorda (2004:167) mengatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian dorongan yang dirumuskan secara sengaja oleh pimpinan perusahaan yang ditunjukkan pada karyawan agar mereka bersedia secara ikhlas melakukan perilaku tertentu yang berdampak kepada peningkatan semangat kerja dalam rangka penyampaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.Warsanto (2005:351) mengatakan bahwa motivasi adalah alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakuakn sesuatu. Motivasi merupakan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Motivasi berhubungan dengan factor psikologis seseorang yang mencerminkan hubungan atau interaksi antara sikap, norma, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia.

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

Wawancara Yaitu teknis pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan dan staf pegawai Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem mengenai kepemimpinan dan motivasi yang diberikan dilingkungan RSUD .

Kuisioner Yaitu pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan tertulis yang diajukan kepada pegawai pada variabel kepemimpinan, motivasi dan kepuasan kerja pegawai.

Menurut Sumber Data

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari instansi melalui pimpinan instansi maupun para staf. Data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti tetapi sudah dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain, misalnya buku-buku, dokumen-dokumen perusahaan, atau literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Teknik Analisis Data

  • a.    Validitas menunjukkan kinerja kuisioner dalam mengukur apa yang diukur. Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat

dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

  • b.    Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di lain tempat. Metode yang biasa digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulan dan teknik sekali ukur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap gasal, belah tengah, belah acak, kuder richardson, teknik HOYD DAN ALPHA CRONBACH.

Metode Kualitatif dan Kuantitatif

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan dan motivasi secara simultan terhadap kepuasan kerja pegawai.

Analisis Korelasi Berganda ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan secara simultan antara variabel bebas yaitu kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) terhadap kepuasan kerja pegawai (Y)

Analisis Determinasi ini digunakan untuk mengetahui variasi hubungan secara simultan antara kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

t-test ini digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi, sehingga diketahui apakah pengaruh antara kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai (Y) adalah positif dan signifikan atau hanya diperoleh secara kebetulan.

F – test Untuk menguji signifikansi atau benar tidaknya pengaruh variabel bebas kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap variabel terikat kinerja pegawai di atas, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-F (F-test)

Analisis kualitatif adalah analisis yang digunakan untuk melengkapi analisis kuantitatif yaitu dengan membuat uraian dari hasil penelitian dan menyajikannya dalam bentuk yang baik sehingga mendapatkan gambaran lebih jelas tentang hasil penelitian.

Analisis kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

RSUD Kab.Karangasem didirikan pada tahun 1966. Berlokasi di pusat kota Amlapura yaitu di jalan ngurah no. 58 Amlapura. Pada mulanya memiliki dua buah bangunan yang menempati lahan seluas 1.700 m2. Kemudian pengembangan dilakukan hingga sampai engan akhir tahun 2011 menempati lahan seluas 38.810

m2. Pada tahun 2011 dilaksanakan pembebasan lahan seluas 17.000 m2 (1,7 ha) dengan biaya APBD Kabupaten Karangasem Tahun 2011.

Sesuai dengan SK. Menkes RI no. 486/Menkes/ SK/V/1997, tanggal 20 Mei 1997, RSU Kabupaten Dati II Karangasem di tingkatkan kelasnya dari kelas D menjai kelas C. Menindaklanjuti SK. Menkes RI tersebut, Pemda Karangasem telah mengesahkan PERDA nomor 6 Tahun 1998, Tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kabupaten Dati II Karangasem.

Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem mempunyai tugas wajib bidang kesehatan dibidang kesehatan di Kabupaten Karangasem, yang meliputi program sebagai berikut:

  • 1.    Upaya kesehatan masyarakat

  • 2.    Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

  • 3.    Standarisasi pelayanan kesehatan

  • 4.    Pengadaan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata

  • 5.    Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia

  • 6.    Peningkata kesejahteraan tenaga kesehatan

  • 7.    Pelayanan kesehatan rujukan

    PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem Struktur Organisasi

Sumber :Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem

Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil tabulasi terhadap 5 pertanyaan dalam kuisioner tentang kepemimpinan pada lampiran 2 kepada pegawai Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem yang berjumlah 35 orang, maka dapat dibuat tabulasi untuk masing – masing kategori, nampak pada Tabel 1.

Tabel 1 Persentase Jawaban Respoden Tentang Kepemimpinan Pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem

Kategori Jawaban

Jumlah

Jawaban

Bobot

Jawaban

Total Bobot

Prosentase Bobot

1

2

3

4

5=4/Σ4 x 100 %

Sangat Setuju

4

5

20

3,33%

Setuju

87

4

348

58,09%

Kurang Setuju

68

3

204

34,05%

Tidak Setuju

11

2

22

3,67%

Sangat Tidak Setuju

5

1

5

0,86%

Jumlah

175

15

599

100%

Sumber : (data diolah)

Berdasarkan jumlah untuk masing-masing kategori pada tabel di atas, maka kategori jawaban sangat setuju sebanyak 3,33%, kategori setuju sebanyak 58,09%, kategori kurang setuju sebanyak 34,05%,kategori tidak setuju sebanyak 3,67%,dan kategori sangat tidak setuju sebanyak 0,86%. Berdasarkan distribusi jawaban responden tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa pegawai setuju dengan kepemimpinan di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem, karena kepemimpinan yang ditunjukkan sangat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja.

Hasil Tabulasi data Motivasi Kerja

Berdasarkan hasil tabulasi terhadap 5 pertanyaan dalam kuisioner tentang motivasi kerja pada lampiran 4 kepada pegawai Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem yang berjumlah 35 orang, maka dapat dibuat tabulasi untuk masing – masing kategori, nampak pada Tabel 2.

Tabel 2 Instalasui Rawat InapKebidanan RSUD Kab. Karangasm Persentase Jawaban Respoden Tentang Motivasi Kerja

Kategori Jawaban

Jumlah

Jawaban

Bobot

Jawaban

Total Bobot

Prosentase Bobot

1

2

3

4

5=4/Σ4 x 100 %

Sangat Setuju

0

5

0

0%

Setuju

53

4

212

38,40%

Kurang Setuju

104

3

312

56,52%

Tidak Setuju

10

2

20

3,62%

Sangat Tidak Setuju

8

1

8

3,62%

Jumlah

175

15

552

100%

Sumber : (data diolah)

Berdasarkan jumlah untuk masing-masing kategori

pada tabel di atas, maka kategori jawaban sangat setuju sebanyak 0%, kategori setuju sebanyak 38,40% kategori kurang setuju sebanyak 56,52%, kategori tidak setuju sebanyak 3,62%,dan kategori sangat tidak setuju sebanyak 3,62%. Berdasarkan distribusi jawaban responden tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa pegawai di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem kurang setuju dengan motivasi kerja yang diberikan., hal ini dikarenakan cara memberikan motivasi tidak sesuai dan sejalan dengan hasil kepuasan kerja yang didapat.

Hasil Tabulasi Data Tentang Kepuasan Kerja Pegawai

Berdasarkan hasil tabulasi data terhadap 5 pertanyaan dalam kuisioner tentang kepuasan kerja pegawai yang berjumlah 35 orang tabulasinya disajikan pada lampiran 6, maka dapat dibuat tabulasi untuk masing – masing ketegori, dapat dilihat padaTabel3.

Tabel 3 Instalasi Rawat Inap Kebidannan RSUD Kab. Karangasem Persentase Jawaban Respoden Tentang Kepuasan Kerja

Kategori Jawaban

Jumlah

Jawaban

Bobot

Jawaban

Total Bobot

Prosentase Bobot

1

2

3

4

5=4/Σ4 x 100 %

Sangat Setuju

2

5

10

1,7%

Setuju

64

4

256

45,55%

Kurang Setuju

91

3

273

48,23%

Tidak Setuju

11

2

22

3,8%

Sangat Tidak Setuju

5

1

5

0,8%

Jumlah

175

15

566

100%

Sumber : Lampiran 6 (data diolah)

Berdasarkan jumlah jawaban untuk masing – masing kategori pada Tabel diatas, maka kategori jawaban sangat setuju 1,7%, kategori setuju sebanyak 45,55%, kategori kurang setuju sebanyak 48,23%, kategori tidak setuju sebanyak 3,8%, dan kategori sangat tidak setuju sebanyak 0.8%. Berdasarkan distribusi jawaban responden dapat dinyatakan pegawai yang memilih kurang setuju dengan tingkat kepuasan kerja di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem, karena jawaban kategori kurang setuju memiliki persentase sebesar yaitu 48,23%.

Uji Validitas

Hasil validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif (r > 0,3), maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan valid. Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Tinggi rendahnya validitas, menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem

No

Variabel

Item Pernyataan

Korelasi Item

Total

Keterangan

1

Kepemimpinan

X1.1

0.690

Valid

X1.2

0.838

Valid

X1.3

0.705

Valid

X1.4

0.809

Valid

X1.5

0.775

Valid

2

Motivasi Kerja

X2.1

0.825

Valid

X2.2

0.790

Valid

X2.3

0.741

Valid

X2.4

0.642

Valid

X2.5

0.417

Valid

3

Kepuasan Kerja

Y1.1

0.673

Valid

Y1.2

0.711

Valid

Y1.3

0.763

Valid

Y1.4

0.802

Valid

Y1.5

0.769

Valid

Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa seluruh koefisien korelasi dari indikator variabel yang diuji nilainya lebih besar dari 0,30 (r > 0,3). Hal tersebut menunjukan bahwa seluruh indikator yang terdapat pada penelitian ini terbukti valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi suatu variabel pada penelitian. Instrumen dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai (Cronbach’s Alpha > 0,60). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada TAbel 5.

Tabel 5 Hasil Uji ReliabilitasInstalasi Rawat Inap KebidananRSUD Kab. Karangasem

Variabel

Cronbach’s Alpha

Keterangan

Kepemimpinan (X1)

0.816

Reliabel

Motivasi Kerja (X2)

0.728

Reliabel

Kepuasan Kerja (Y)

0.793

Reliabel

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan masing-masing nilai Cronbach’s Alpha pada tiap instrumen tersebut lebih besar dari 0,6 (Cronbach’s Alpha > 0,60). Hal tersebut menunjukan bahwa semua variabel reliabel, sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

Analisis Regresi Linier Berganda

Pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pegawai dapat diketahui secara nyata dengan menggunakan analisis regresi, dalam hal ini digunakan regresi linier berganda. Adapun formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Dasar perhitungan regresi linier berganda dapat dilihat dari, dengan menggunakan program SPSS, maka hasilnya diperoleh seperti pada Tabel 6.

Tabel 6 Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem Rekapitulasi Hasil Analisis Dengan Menggunakan Program SPSS

Variabel

Koefisien Regresi

t-hitung

t-signifikan

Konstanta

0,201

0,426

0,673

X1

0,344

5,749

0,000

X2

0,643

9.454

0,000

R

0,987

-

-

R2

0,974

-

-

F

589.026

-

0,000

Berdasarkan nilai-nilai dalam Tabel 4.9, maka persamaan regresi linier berganda akan menjadi : Y = 0,201+ 0,344X1 + 0,643X2 Berdasarkan hasil persamaan ini, dapat dijelaskan pola pengaruh kepemimpinan(X1), dan motivasi kerja (X2), terhadap kepuasan pegawai

Berdasarkan kriteria kuat lemahnya hubungan menurut Sugiyono (2007), maka koefisien korelasi 0,987 di atas, terletak diantara 0,80 sampai dengan 1,000 yang berarti terdapat korelasi yang positif dan sangat kuat. Ini berarti bahwa hubungan antara kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2), dengan kepuasan kerja pegawai (Y) positif dan sangat kuat. Angka yang positif ini menunjukkan bahwa apabila nilai kepemimpinan dan motivasi kerja meningkat, maka kepuasan kerja pegawai akan meningkat dan sebaliknya apabila nilai kepemimpinan dan motivasi kerja berkurang, maka kepuasan kerja pegawai juga akan berkurang.

Analisis Determinasi

Untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh setiap variabel yang diteliti, yaitu antara kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap variabel terikat kinerja pegawai, maka digunakan koefisien determinasi R2. Koefisien determinasi 97,4% berarti kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai sebesar 97,4%, sedangkan sisanya 2,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Uji F-Test

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan, maka berikut disajikan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji-F pada gambar 4.3 berikut :

Kurva Distribusi F

Berdasarkan gambar 4.2 diatas dijelaskan bahwa apabila nilai Fhitung = 589.026 dibandingkan dengan nilai Ftabel = 3,23, maka ternyata nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel dan Fhitung berada pada daerah penolakan Ho.Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa dengan uji statistik berada pada daerah penolakan Ho kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh nyata (signifikan) terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab.Karangasem.

Uji T-Test

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan, maka disajikan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:

Berdasarkan Gambar 4.3, jelas bahwa apabila nilai thitung = 5,749 lebih besar nilai ttabel = 1,684, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan thitung berada pada daerah penolakan Ho, berarti secara statistik maka kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem.

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan, maka disajikan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Motivasi Kurva Distribusi-t

Berdasarkan Gambar 4.4,dijelaskan bahwa apabila nilai thitung = 9,454 dibandingkan dengan nilai ttabel = 1,684, maka ternyata nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel dan thitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, Ho ditolak dan Ha diterima, maka motivasi kerja berpengaruh nyata atau signifikan

terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem .

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil t-test diperoleh t-hitung = 5.749 untuk variabel kepemimpinan(X1) dengan signifikansi 0.000 dengan nilai t-tabel 1684, maka dapat disimpulkan kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem. Hal ini dibuktikan dengan adanya kepemimpinan yang demokratis kepada bawahannya, sehingga bawahan bekerja dengan penuh kegembiraan yang bisa menimbulkan kepuasan kerja sesuai dengan teori Efendi (2004:33).

Berdasarkan hasil t-test untuk variabel motivasi kerja (X2) diperoleh t-hitung sebesar 9,454 dengan signifikansi 0.000 dibandingkan dengan nilai t-tabel = 1.684. Nilai t-hitung motivasi kerja (X2) lebih besar daripada t-tabel, ini berarti bahwa motivasi kerja berpengaruh nyata atau signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kab. Karangasem. Hal ini dibuktikan dengan adanya motivasi kerja yang tinggi maka kepuasan kerja akan meningkat, hal ini sesuai dengan teori Robbins 2003:45)

Dari hasil analisis F-test diperoleh bahwa Fhitung sebesar 589.026 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,23. Ini berarti bahwa kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) berpengaruh positif serta signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai (Y). Ini dibuktikan dengan kepemimpinan yang ada di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem baik dan motivasi kerja juga baik maka kepuasan kerja akan meningkat. Dalam hal ini disesuaikan dengan teori Thoha (2004:123) dan teori Martoyo (2007:155)

Berdasarkan hasil analisis korelasi, R positif sebesar 0,987 berarti memang benar terdapat hubungan yang positif dan sangat kuat antara kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) dengan kepuasan kerja pegawai (Y). Dimana semakin tinggi nilai kepemimpinan dan motivasi kerja semakin tinggi pula nilai kepuasan kerja pegawai dan sebaliknya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan bahwa kepuasan kerja pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD kabupaten Karangasem dipengaruhi oleh kepemimpinan dan motivasi kerja, maka sudah seharusnya pimpinan memperhatikan kepemimpinannya agar mampu meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Pimpinan Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD

Kab.Karangasem harus mampu memberikan motivasi kerja terhadap seluruh pegawai Rawat Inap Kebidanan, agar pegawai merasa nyaman dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Mengingat masih besarnya pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai diharapkan seluruh pegawai pada Instalasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Kabupaten Karangasem dapat mempertahankan dan menjaga serta meningkatkan agar tujuan dari suatu organisasi dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson.,et al. 2014. Organizations; Behavior, Structure, Process. Singapore, McGraw-Hill Internasional, Inc.

Handoko, T. Hani (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE

Heidjrachman Dan Husnan,Suad. 2002. Manajemen Personalia. Penerbit :BPFE UGM, Yogyakarta.

Husein Umar.(2001). Metode Penelitian dan Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum

Kartini Kartono. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan

Abnormal Itu?. Edisi pertama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Levi. 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. (Diakses tanggal 24 April) (http://id.wikipedia. org/wiki/kepuasan kerja)

Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Miftah Thoha. (2004). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ranupandojo,Heidjachman dan Suad Husnan, 2004.

Manajemen Personalia Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta.

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Robbins, Stepent P. dan Timoty A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta:Salemba Empat.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D; Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Thoa, Miftah. 2007.Kepemimpinan dalam Manajemen:

Suatu Pendekatan Prilaku. Edisi 1.Jakarta : Fisipol-Universitas Gadjah Mada

Wursanto. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Andi.

Williams, Chuck. 2008. Effective Management. The United States Of America: Thomson South-Western.

76

PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia