ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI AYAM BROILER DI KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN
on
PIRAMIDA Vol. XIII No. 2 : 77 - 86
ISSN : 1907-3275
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI AYAM BROILER DI KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN
Didik Prastyo1
I Nengah Kartika2
-
1,2 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Udayana Email : di2kpsyo77@yahoo.co.id
ABSTRAK
Ayam broiler merupakan ayam pedaging yang memiliki nilai ekonomis dengan waktu pemeliharaan antara 5 sampai 6 minggu. Produksi yang optimal diperlukan faktor-faktor produksi yang mendukung dan mempengaruhi produksi ayam broiler untuk mengatasi permasalahan permintaan daging ayam yang terus meningkat serta penurunan presentase pertumbuhan produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, modal dan lama usaha terhadap produksi ayam broiler secara simultan dan parsial serta mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi produksi ayam broiler. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dengan jumlah populasi yang diambil sebanyak 40 peternak. Pengumpulan data melalui wawancara dan koesioner dan menggunakan tehnik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan tenaga kerja, modal dan lama usaha secara serempak memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi ayam broiler, tenaga kerja dan modal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan lama usaha berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap produksi ayam broiler. Variabel modal menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi.
Kata kunci: Produksi, Tenaga Kerja, Modal, dan Lama Usaha
ABSTRACT
The broiler is chiken which has economical value with maintenance time for about 5 in to 6 weeks. Optimal production is required factors to support production and influence the broiler chiken production to resolve problems demand broiler chiken which always increase and decrease in percentage growth production. Purpose of this research to analyze the influence variable labor, capital, long business on the broiler chiken production simultaneously and partial and also to know the variable which dominant influence production the broiler chiken. This reserch is located in Marga Distric Tabanan Regency with population 40 breeders. Collecting data by doing interview and koesioner. Analyze technique used linear regression analyze. The result of this resech showed labor, capital, long business simultaneously positive impact and significant on broiler chiken production. Partially labor and capital gived positive impact and significant, meanwhile long business gived positive impact but not significant on broiler chiken production. The capital variable became the most impaction on production.
Keywords: Labor, Capital, Long business, Production
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi sumber daya alam dibidang pertanian memiliki potensi 101 juta hektar dengan perkembangan dan kemajuan bidang pertanian menyumbang 13,8 persen dari Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia (BPS, 2016). Kontribusi sektor pertanian secara langsung berupa penyediaan pangan masyarakat dan secara tidak langsung dapat menciptakan efek pengganda (multiplier effect), sehingga sektor pertanian layak untuk dijadikan sektor andalan dalam perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pengertian
pertanian dalam arti luas mencangkup seluruh kegiatan yang memanfaatan mahluk hidup (tanaman, hewan dan mikrobia) untuk keperluan manusia. Berbagai sektor terus mengalami pertumbuhan terutama dalam bidang pertanian, kehutanan dan perikanan. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dengan PDRB yang terus meningkat dari tahun 2013 sampai 2015.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki kontribusi yang besar. Selama periode 2013 - 2015 konstribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dalam pembentukan PDRB Provinsi Bali terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 17.349,29 miliyar rupiah pada tahun 2013, 18.146,92 miliyar
rupiah pada tahun 2014 atau naik sebesar 4,63 persen dan 18.765,33 miliyar rupiah pada tahun 2015 atau naik sebesar 3,41 persen.
Tabel 1. PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2013– 2015 (miliyar rupiah)
|
No |
Lapangan Usaha |
Tahun | ||
|
2013 |
2014 |
2015 | ||
|
1 |
Pertanian, Kehutanan, & Perikanan |
17 343.29 |
18 146.92 |
18 765.33 |
|
2 |
Pertambangan dan Penggalian |
1 555.36 |
1 546.11 |
1 440.56 |
|
3 |
Industri pengolahan |
7 565.25 |
8 237.39 |
8 824.58 |
|
4 |
Pengadaan Listrik dan Gas |
251.32 |
260.6 |
259.44 |
|
5 |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang |
261.54 |
280.9 |
286.48 |
|
6 |
Konstruksi |
11 239.45 |
11 441.35 |
12 014.64 |
|
7 |
Perdagangan Mobil & Sepeda Motor |
9 963.18 |
10 687.10 |
11 515.28 |
|
8 |
Transportasi dan Pergudangan |
8 512.26 |
9 008.99 |
9 417.81 |
|
9 |
Penyediaan Akomodasi & Makan Minum |
22 287.90 |
23 807.92 |
25 178.80 |
|
10 |
Informasi dan Komunikasi |
7 325.44 |
7 853.79 |
8 634.46 |
|
11 |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
4 766.72 |
5 164.47 |
5 508.29 |
|
12 |
Real Estat |
5 412.28 |
5 893.51 |
6 199.90 |
|
13 |
Jasa Perusahaan |
1 222.19 |
1 313.69 |
1 405.53 |
|
14 |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib |
6 611.21 |
7 321.79 |
7 927.62 |
|
15 |
Jasa Pendidikan |
5 687.84 |
6 289.73 |
6 852.21 |
|
16 |
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial |
2 370.86 |
2 665.51 |
2 899.10 |
|
17 |
Jasa Lainnya |
1 727.50 |
1 859.34 |
2 007.87 |
|
P D R B / Gross Regional Domestic Products |
114 103.58 |
121 779.13 |
129 137.91 | |
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2016
Peternakan adalah satu dari lima subsektor pertanian yaitu kegiatan memelihara dan budidaya hewan untuk mendapatkan keuntungan (Muhammad Rasyaf, 2002). Menurut BPS Provinsi Bali data tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Bali mencapai 3,9 juta orang, sedangkan pada tahun 2015 kepadatan penduduk Bali mencapai 736,7 jiwa per km2 atau 4,2 juta orang dengan luas wilayah Bali 5636,66 km2, maka angka tersebut menunjukkan pertumbuhan penduduk di Bali sangat pesat. Kondisi ini harus diikuti dengan pertumbuhan usaha peternak ayam broiler (pedaging) guna memenuhi kebutuhan daging masyarakat. Mengingat peran industri kecil yang mampu bertahan pada saat Indonesia mengalami krisis (Henry, 2001). Dukungan dari pemerintah sangat diperlukan dengan kebijakan yang dapat meningkatkan nilai produksi produsen dalam memenuhi permintaan pasar (Montgomery, 2002) .
Kontribusi pertanian khususnya bidang peternakan di Bali mempengaruhi kebutuhan pangan hewani yang cukup besar. Usaha ayam broiler adalah usaha yang menarik untuk dikaji dari subsektor peternakan. Ayam pedaging atau broiler merupakan jenis ayam dengan produktivitas tinggi dalam menghasilkan daging.
Daging broiler dapat berguna sebagai barang substitusi bagi daging sapi dan ikan (Hadini, dkk, 2011). Model peternakan mandiri (peternak kecil) akan memakan biaya produksi yang lebih besar dibandingkan dengan model kemitraan (Singh, Varinder Pal, et al, 2010). Menurut Nesheim dan Card (1979), bahwa proses produksi ayam broiler akan berhasil jika ada intregasi antara ketiga unsur yaitu; pelaku usaha pemeliharaan ayam, usaha pembibitan dan perusahaan pakan. Peternak ayam broiler memilih tempat yang dekat dengan perusahan pakan untuk memperkecil biaya transportasi (Pramod R, 2003). Besar biaya yang diperlukan dalam proses produksi baik jangka pendek maupun panjang dapat ditentukan dengan melihat lokasi usaha yang tepat untuk meningkatkan daya saing perusahaan (Dwi Maharani Putri,2017). Bali memiliki peternak ayam ras pedaging dengan model kemitraan yang cukup banyak di setiap Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan daging ayam masyarakat Bali. Kondisi ini akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan peternakan ayam broiler di Provinsi Bali.
Tabel 2. Jumlah Produksi Ayam Broiler Kabupaten/Kota diProvinsi Bali Tahun 2015 (Kg)
|
No |
Kabupaten/Kota |
Jumlah |
|
1 |
Kota Denpasar |
27.500 |
|
2 |
Badung |
6.057.450 |
|
3 |
Gianyar |
4.535.208 |
|
4 |
Klungkung |
4.936.500 |
|
5 |
Karangasem |
17.437.338 |
|
6 |
Bangli |
16.235.100 |
|
7 |
Buleleng |
2.068.650 |
|
8 |
Jembrana |
8.289.900 |
|
9 |
Tabanan |
25.955.172 |
|
Total |
85.542.318 |
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, 2016
Berdasarkan Tabel 2 produksi ayam broiler memiliki jumlah yang besar yaitu 85.542.318 kilogrampada tahun 2015. Jumlah produksi ayam broiler terbanyak berada di Kabupaten Tabanan yaitu 25.955.172 kilogram dan jumlah terkecil berada di Kota Denpasar yaitu 27.500 kilogram. Produksi ayam broiler di Provinsi Bali yang bertambah dan terus naik dari tahun 2011 dapat disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Jumlah Produksi Ayam Broiler di Provinsi Bali Tahun 2011
2015 (Kg)
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, 2016

Gambar 2. Jumlah ProduksiAyam Broiler di Kabupaten Tabanan Tahun 2011-2015 (Kg)
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, 2016
Berdasarkan Gambar 1 jumlah ayam broiler pada tahun 2012 mengalami penurunan di bawah 55.000.000 kilogram, kemudian pada tahun 2013 meningkat di atas 60.000.000 kilogram. Peningkatan terus terjadi hingga pada tahun 2015 mencapai lebih dari 85.000.000 kilogram, sedangkan di Kabupaten Tabanan dari tahun 2011-2015 terus mengalami kenaikan dari 11 803.158 kilogram pada tahun 2011 hingga mencapai 25.955.172 kilogram pada tahun 2015 disajikan pada Gambar 2.
Kabupaten Tabanan dengan sektor pertanian sebagai sektor unggulan menjadikan Kabupaten Tabanan sebagai sentra peternakan khususnya peternakan ayam broiler. Gambar 2 menunjukkan jumlah produksi ayam broiler semakin meningkat dari tahun ke tahun yaitu meningkat 29,2 persen pada tahun 2014 dan 4,43 persen pada tahun 2015, namun pada tahun 2015 mengalami penurunan presentase pertumbuhan sebesar 24,77 persen, sehingga kondisi ini menarik untuk diteliti agar dapat menjadi pertimbangan untuk tahun berikutnya
Tabel 3. Jumlah Produksi dan Jumlah Peternak Ayam Broiler Kemitraan Per Kecamatan di Kabupaten Tabanan Tahun 2016
|
No |
Kecamatan |
Hasil (Kg) |
Jumlah Peternak (Orang) |
|
1 |
Baturiti |
287.250 |
42 |
|
2 |
Penebel |
178.350 |
29 |
|
3 |
Marga |
358.500 |
40 |
|
4 |
Kediri |
14.240 |
1 |
|
5 |
Tabanan |
158.250 |
15 |
|
6 |
Kerambitan |
136.500 |
17 |
|
7 |
Selemadeg Timur |
276.000 |
22 |
|
8 |
Selemadeg |
117.000 |
20 |
|
9 |
Selemadeg Barat |
235.500 |
30 |
|
10 |
Pupuan |
309.750 |
83 |
|
Total |
2.071.340 |
299 |
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, 2016
Berdasarkan Tabel 3 populasi ayam broiler terbanyak terdapat di Kecamatan Pupuan dan yang kedua terdapat di Kecamatan Marga. Hasil panen terbanyak di Kecamatan Marga sebesar 358.500 kilogram, sedangakan Kecamatan Pupuan hasil panen masih dibawah Kecamatan Marga sebesar 307.750 kilogram.
Jumlah peternak terbanyak terdapat di Kecamatan Pupuan, kedua Kecamatan Baturiti dan yang ketiga Kecamatan Marga.
Jumlah faktor produksi yang digunakan menentukan jumlah produksi yang ingin dicapai. Ketika jumlah penduduk bertambah, maka akan terjadi kenaikan jumlah nilai produksi (Saraswati, 2013). Faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi ayam broiler adalah DOC (Day Old Chickens/ anak ayam), pakan, vitamin, pemanasan dan kematian (Sunarno, et al, 2017). Menurut Anom Widya Widnyana (2017) dalam proses produksi, seorang pengusaha dituntut untuk mengelola beberapa faktor produksi yang diperlukan, sehingga memperoleh output yang optimal. Penggunaan modal yang berbeda akan menghasilkan jumlah produksi yang berbeda pula. Kebutuhan modal harus disesuaikan dengan kebutuhan peternak yang berbeda-beda menurut jumlah ayam broiler. Ketersediaan tenaga kerja yang banyak dan permintaan tenaga kerja yang lebih kecil menguntungkan bagi peternak dalam memperoleh tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan memiliki kontrak dalam jangka waktu tertentu sehingga memungkinkan perusahaan atau peternak untuk meningkatkan produktifitas (Dhahani,2001). Semakin lama usaha ternak yang dijalani peternak akan semakin terampil dalam mengolah modal dan tenaga kerja guna meningkatkan jumlah produksi, sehingga peternakan akan terus berjalan dan semakin produktif.
Berdasarkan latar belakang diatas yaitu kebutuhan daging ayam penduduk Bali yang semakin bertambah, dan terjadinya penurunan presentase pertumbuhan produksi, sehingga dapat dirumuskan beberapa tujuan yaitu: 1) Untuk menganalisis pengaruh secara simultan tenaga kerja, modal dan lama usaha terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. 2) Untuk menganalisis pengaruh secara parsial tenaga kerja, modal dan lama usaha terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. 3) Untuk menganalisis variabel yang dominan mempengaruhi produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan
Teori Produksi
Produksi adalah proses menghasilkan atau memperoleh barang atau jasa dengan menggunakan atau menginput faktor produksi untuk menghasilkan output ( barang dan jasa) yang berguna untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Proses produksi memiliki tujuan untuk memaksimalkan jumlah output dengan menggunakan sejumlah input tertentu (Utami Dewi, 2017). Ketika proses produksi berhenti atau tidak berjalan maka perusahaan tidak bisa menghasilkan barang atau jasa (Rahadian,2014). Faktor produksi yang digunakan merupakan input yang diolah dan dikelola untuk menghasilkan output
barang dan jasa ( Mankiw, 2007). Nilai produksi dapat dikatakan meningkat jika produsen dapat meningkatkan produksi pada perusahaannya (Cahya Ningsih, 2015). Faktor yang mempengaruhi produksi terdiri atas tenaga kerja, modal dan skil (Rosyidi, 2004). Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input yang digunakan dengan jumlah produk dalam proses produksi, secara umum sebagai berikut (Joesron dan Fathorrozi, 2003):
Q = F (L,K,M) ..................................................... (1)
Dimana :
Q = Output
L = Tenaga kerja
K = Modal
M = Variabel lain
Konsep Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang sudah masuk usia kerja (BPS, 2016). Penduduk usia kerja merupakan penduduk dengan usia 15 tahun sampai 64 tahun. United Nation memberikan definisi tenaga kerja atau penduduk usia kerja (PUK) 15-64 tahun, namun Indonesia menggunakan konsep PUK penduduk berumur 15 tahun ke atas (Marhaeni dan Manuati, 2003). Penduduk yang tergolong angkatan kerja berusia 15 tahun sampai 64 tahun yang sedang bekerja dan penduduk yang sedang berusaha mendapatkan/ mencari pekerjaan atau pengangguran. Penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja berusia 15 tahun sampai 64 tahun, yang sedang sekolah, bapak/ibu rumah tangga, pensiunan, orang yang hidupnya ditanggung oleh orang lain, dan lain-lain yang tidak masuk pasar kerja. Menurut Manulang (1999), umumnya tenaga kerja disamakan dengan sumber daya manusia, dimana SDM itu dapat diartikan sebagai tenaga kerja.
Konsep Modal
Modal merupakan biaya yang digunakan untuk membeli kebutuhan produksi untuk menjalankan proses produksi (Sukirno,2001). Menurut Bambang Riyanto (1998), modal adalah nilai output yang digunakan membeli input untuk proses produksi lebih lanjut. Modal adalah seluruh barang yang ada didalam perusahaan yang berfungsi untuk proses produksi (Susan Irawati, 2006).
Konsep Lama Usaha
Lama usaha menimbulkan pengalaman yang dapat mempengaruhi pengamatan pelaku usaha dalam menentukan keputusan (Sukirno, 1994). Lama usaha dapat mempengaruhi tingkat kemampuan dan produktivitas yang dapat menambah efisiensi dan menekan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Apabila semakin lama usaha didirikan maka semakin terampil dan semakin baik dalam
menjalankan pekerjaannya dibanding mekeka yang baru bekerja (Lestari, 2012). Kondisi ini sesuai dengan pendapat Ezeh, C. I., et al (2012), bahwa pengalaman sangat menentukan efisiensi dan produktifitas peternak ayam broiler.
Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi
Menurut Rosyidi (2004), bahwa kemampuan tenaga kerja dapat dipergunakan untuk kegiatan produksi. Jumlah permintaan tenaga kerja suatu perusahaan atau instansi disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja yang dipekerjakan (Arfida, 2003). Jumlah tenaga kerja yang meningkat akan meningkatkan output perusahaan yang juga akan meningkatkan nilai produksi (Yeni Istanti, 2016). Kondisi ini sejalan dengan penelitian Aldillah (2015), bahwa penambahan input tenaga kerja akan meningkatkan produktifitas dan selanjutnya akan meningkatkan nilai produksi. Faktor produksi tenaga kerja menentukan kelangsungan perusahaan dalam menjalankan proses produksi (Risma M Arsha, 2013).
Pengaruh Modal Terhadap Produksi
Modal mencangkup uang yang dimiliki perusahaan untuk membeli faktor produksi (Rosyidi, 2004). Menurut Mankiw (2003), modal adalah faktor produksi yang dipergunakan oleh pekerja dalam proses produksi. Modal dapat diartikan sebagai pengeluaran perusahaan atau instansi untuk memproduksi barang atau jasa. Ketika modal yang digunakan untuk proses produksi sudah terpenuhi maka proses produksi dapat berjalan dengan baik (Andari Sukma, 2014). Jumlah produksi yang besar dipengaruhi oleh jumlah modal yang digunakan (Cahya Ningsih, 2014). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Herry (2017) yang menyatakan modal memiliki pengaruh positif terhadap produksi atau semakin besar modal maka produksi akan semakin tinggi.
Pengaruh Lama Usaha Terhadap Produksi
Menurut Farhani (2012), semakin lama usaha beroprasi, maka kemampuan tenaga kerja dalam proses produksi semakin meningkat. Kondisi ini menunjukkan bahwa lama usaha memiliki pengaruh terhadap produksi, dimana dapat dilihat dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki pengrajin selama usaha berdiri.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis penelitian ini yaitu:
-
1. Tenaga kerja, modal dan lama usaha secara simultan berpengaruh positif terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
-
2. Tenaga kerja, modal dan lama usaha secara parsial berpengaruh positif terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
METODE PENELITIAN
Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian
Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ditentukan sebagai lokasi penelitian. Peneliti menentukan Kecamatan Marga karena memiliki jumlah produksi ayam broiler terbanyak di antara kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan. Selain itu, informasi tentang berbagai variabel yang berpengaruh terhadap jumlah produsen ayam broiler di kecamatan ini belum tersedia secara memadai.
Obyek Penelitian
Pemilik peternakan ayam broiler model kemitraan di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan digunakan sebagai obyek penelitian dengan variabel produksi, tenaga kerja, modal dan lama usaha.
Definisi Operasional Variabel
Variabel terikat (Y) adalah jumlah produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dalam sekali panen diukur menggunakan satuan kilo gram (kg). Tenaga Kerja (X1) adalah pekerja yang bekerja selama satu tahun diukur menggunakan satuan orang. Modal (X2) adalah aset yang digunakan peternakan ayam broiler dalam sekali panen diukur mengunakan satuan jutaan rupiah. Lama usaha (X3) adalah lamanya usaha peternakan ayam broiler menggunakan tahun sebagai satuannya.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif meliputi jumlah produksi, jumlah peternak, modal dan lama usaha ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Data kualitatif meliputi data tentang jenis kelamin dan data berupa penjelasan serta uraian dari kuisioner yang diberikan kepada responden tentang variabel yang diteliti. Sumber data yang yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer penelitian ini diambil dari pemilik peternakan ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Data sekunder penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder dari BPS Provinsi Bali dan Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.
Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel
Populasi yang diteliti adalah pemilik peternakan ayam broiler model kemitraan di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Populasi peternak ayam broiler di Kecamatan Marga berjumlah 40 atau kurang dari 100, sehingga penelitian ini menggunakan populasi sebagai responden untuk diwawancarai.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
dikumpulkan melalui dua metode, yaitu observasi dan wawancara/interview. Menurut waktu pengumpulannya peneliti menggunakan data berkala/ time series yang menggambarkan perubahan data peternak ayam broiler dari tahun 2011 sampai tahun 2015.
Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda yang berfungsi untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi ayam broiler. Analisis menggunakan Uji F (uji pengaruh secara serempak), Uji-t (uji pengaruh secara parsial), dan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel dominan mempengaruhi jumlah produksi ayam broiler yang dapat dilihat dari Standardized Coefficients Beta. Pendekatan yang dipakai adalah Ordinary least square (OLS) dengan menggunakan aplikasi komputer berupa SPSS 16.0. Ujii Asumsi Klasik dilakukan sebelum menguji dan menganalisis data, perlu dilakukan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji heterokedastisitas untuk mengetahui layak atau tidak penelitian dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Marga terletak 10 km dari pusat kota Kabupaten Tabanan yang merupakan daerah bergelombang dengan lembah dan sungai. Luas wilayah Kecamatan Marga yaitu 44,79 km² dengan 16 Desa Dinas, 72 Banjar Dinas dan 28 Desa Pekraman, 78 Banjar Pakraman dengan jumlah penduduk kecamatan Marga 43.231 jiwa (BPS, 2016). Kecamatan Marga terdiri dari 961 ha pemukiman, 2.362 ha tanah sawah yang terdiri dari 31 subak, 1.501,94 ha tanah tegalan/perkebunan, 1.233 ha tanah lain-lainnya. Mata pencaharian warga di Kecamatan Marga masih bercorak agraris dapat dilihat dari penggunaan lahan sebagai pertanian, perkebunan dan peternakan. Kecamatan Marga dengan potensi alam dan sumber daya manusia yang besar, maka strategi pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan potensi dan kesejahteraan masyarakat. Secara umum mata pencaharian masyarakat Kecamatan Marga ada dibidang industri kecil, pertanian, peternakan ayam broiler dan petelur, berdagang dan buruh bangunan khususnya di wilayah Marga bagian Selatan.
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
|
Tabel 4. Jenis Kelamin Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan | ||
|
No Jenis Kelamin |
Jumlah (Orang) |
Perentse (%) |
|
1 Laki-laki |
36 |
90 |
|
2 Perempuan |
4 |
10 |
|
Jumlah |
40 |
100 |
Sumber: Hasil penelitian 2017(Data Diolah)
Tabel 4 di atas menunjukkan dilihat dari jenis kelamin peternak dengan kelamin laki-laki sebesar 90 persen dari total populasi, sedangkan peternak perempuan hanya 10 persen dari total responden. Pelaku usaha dengan jenis kelamin yang berbeda berkaitan dengan kemampuan pelaku usaha dalam menjalankan pekerjaannya (Yuniartini,2013). Pada umumnya perempuan bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga (Artini dan Handayani) dalam Martini Dewi (2012).
Umur
|
Tabel 5. K elompok Umur Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan | |||
|
No |
Kelompok Umur (tahun) |
Jumlah (Orang) |
Persentase(%) |
|
1 |
20-29 |
2 |
5 |
|
2 |
30-39 |
9 |
22,5 |
|
3 |
40-49 |
19 |
47,5 |
|
4 |
50-59 |
7 |
17,5 |
|
5 |
≥ 60 |
3 |
7,5 |
|
Jumlah |
40 |
100 | |
|
Sumber: Hasil penelitian 2017(Data Diolah) | |||
Data pada Tabel 5 menunjukkan pola responden menurut umur adalah berbentuk huruf U terbalik dimana puncaknya berada pada kelompok umur 4049 tahun dan setelah itu persentase / jumlah responden menurun.
Pendidikan
|
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Peternak Ayam Broiler diKecamatan Marga, Kabupaten Tabanan | |||
|
No |
Tingkat Pendidikan |
Jumlah (Orang) |
Persentase(%) |
|
1 |
SD |
1 |
2,5 |
|
2 |
SMP |
10 |
25,0 |
|
3 |
SMA |
25 |
62,5 |
|
4 |
Perguruan Tinggi/Akademik |
4 |
10,0 |
|
Jumlah |
40 |
100 | |
|
Sumber: Hasil Penelitian, 2017(Data Diolah) | |||
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden sebagian besar berpendidikan SMA, dan yang berpendidikan SD paling sedikit. Usaha untuk peternakan ayam membutuhkan pendidikan yang relatif tinggi seperti SMA atau P.T untuk mampu menganalisis kondisi usaha.
Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan 4 variabel sebagai alat ukut yaitu: Produksi (Y), Tenaga Kerja (X1), Modal (X2), dan Lama Usaha (X3), sehingga dapat ditampilkan deskripsi data dari keempat variabel pada Tabel 6
Tabel 7. Deskripsi Data
|
Descriptive Statistics | |||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation | |
|
Produksi |
40 |
3925 |
42390 |
1.12E4 |
6835.025 |
|
Tenaga Kerja |
40 |
1 |
6 |
1.80 |
1.018 |
|
Modal |
40 |
62.308 |
672.921 |
1.79433E2 |
108.962737 |
|
Lama Usaha |
40 |
2 |
24 |
13.83 |
5.472 |
|
Valid N (listwise) |
40 | ||||
Sumber: data primer diolah (2017)
Tabel 7 menunjukkan produksi terkecil sebesar 3.925 kg sedangkan yang terbanyak sebesar 42.390 kg, paling sedikit jumlah tenaga kerjanya sebanyak 1 orang sedangkan yang paling banyak sebesar 6 orang, modal paling sedikit Rp.62.308.000,- sedang yang yang paling banyak Rp.672.921.000,- dan dilihat dari lama usaha paling singkat selama 2 tahun sedangkan yang paling lama 24 tahun.
Sebelum menganalisis data dilakukan iji asumsi klasik dibawah ini:
Tabel 8. Hasil Analisis Menggunakan Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
|
N |
40 | |
|
Normal Parametersa |
Mean |
.0000000 |
|
Std. Deviation |
3.98774029E2 | |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.158 |
|
Positive |
.158 | |
|
Negative |
-.155 | |
|
Kolmogorov-Smirnov Z |
1.000 | |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.270 | |
Sumber: data primer diolah (2017)
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (0,270) > 0,05 atau model berdistribusi normal, sehingga model yang diteliti layak dianalisis lebih lanjut.
Tabel 9. Hasil Analisis Menggunakan Ujii Multikolonieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
|
(Constant) |
Tolerance |
VIF |
|
Tenaga Kerja |
.105 |
9.497 |
|
Modal |
.108 |
9.278 |
|
Lama Usaha |
.932 |
1.073 |
a. Dependent Variable: produksi
Sumber: data primer diolah (2017)
Nilai tolerance variabel Tenaga Kerja (X1) 0,105, Modal (X2) 0,108, dan Lama Usaha (X3) 0,932 > 0,10. Sedangkan nilai VIF variabel Tenaga Kerja (X1) 9,497, Modal (X2) 9,278, dan Lama Usaha (X3) 1,073 < 10,00, maka disimpulkan penelitian layak dilakukan analisis lebih lanjut, karena tidak ada multikolonieritas dari data
|
Tabel 10. Hasiil Analisis Menggunakan Ujii |
Heteroskedastisitas | ||||
|
Coefficientsa | |||||
|
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standard-izedCoef-ficients |
t |
Sig. | |
|
B |
Std. Error |
Beta | |||
|
1 (Constant) |
-84.117 |
142.903 |
-.589 |
.560 | |
|
Tenaga Kerja |
199.089 |
144.165 |
.644 |
1.381 |
.176 |
|
Modal |
-1.467 |
1.331 |
-.508 |
-1.102 |
.278 |
|
Lama Usaha |
16.705 |
9.012 |
.291 |
1.854 |
.072 |
|
a. Dependent Variable: RES2 | |||||
|
Sumber: data primer diolah (2017) | |||||
|
Tabel 11. Hasil Analisis Regresi. Linear Berganda | |||||
|
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
|
B |
Std. Error |
Beta | |||
|
(Constant) |
-147.951 |
199.474 |
-.742 |
.463 | |
|
Tenaga Kerja |
417.463 |
201.237 |
.062 |
2.074 |
.045 |
|
Modal |
58.929 |
1.858 |
.939 |
31.717 |
.000 |
|
Lama Usaha |
.105 |
12.579 |
.000 |
.008 |
.993 |
|
Adj. R Square |
.996 | ||||
|
R square |
.997 | ||||
|
F hitung |
3.513 | ||||
|
Sig |
.000 | ||||
|
Sumber: data primer diolah (2017) | |||||
yang dianalisis.
Variabel Tenaga Kerja (X1) 0,176, Modal (X2) 0,274, dan Lama Usaha (X3) 0,072 > 0,05, maka disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas dan layak dilakukan analisis lebih lanjut.
Analisis Regresi Linear Berganda
Uji F
Pengujian ini bertujuan mengetahui besar pengaruh variabel Tenaga Kerja, Modal, dan Lama Usaha terhadap produksi (Y) ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan secara simultan atau serempak.Hasil uji F dengan bantuan SPSS Versi 16.0 menghasilkan F hitung 3,513.

Gambar 3. Daerah Penerimaan Hi
Oleh karena uji F menunjukkan F hitung (3,513 > F tabel (2,87), maka Hi diterima yang berarti variabel tenaga kerja, modal dan lama usaha secara simultan mempengaruhi produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Besarnya pengaruh ketiga variabel dapat dilihat dati koofesien determinasi atau R square (R2) = 0,997 menunjukkan bahwa 97,7% variasi (naik turunnya) variabel produksi (Y) peternak ayam broiler dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel Tenaga Kerja (X1), Modal (X2), dan Lama Usaha (X3), sedangkan sisanya 0,03% dipengaruhi variabel-variabel sealain pada model.
Tujuan analisis ini untuk mengetahui besar pengaruh faktor produksi Tenaga Kerja (X1), Modal (X2), dan Lama Usaha (X3) terhadap Produksi (Y) ayam broiler
di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Persamaan regresi:
(Y) = α + β1 (X1) + β2 (X2) + β3 (X3) + e
= -147,951 + 417,463 X1 + 58,929 X2 + 0,105 X3
Interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
-
1) Nilai β1 = 417,463 menunjukkan variabel tenaga kerja (X1) pengaruh positif terhadap variabel produksi (Y) sebesar 417,463 yang artinya apabila variabel tenaga kerja bertambah 1 orang dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan, maka produksi ayam broiler naik sebesar 417,463 kg.
-
2) Nilai β2 = 58,929 menunjukkan variabel modal (X2) pengaruh positif terhadap variabel produksi (Y) sebesar 58,929 yang artinya apabila variabel modal naik sebesar satu juta rupiah dengan asumsi variabel yang lain konstan, maka produksi ayam broiler naik sebesar 58,929 kg.
-
3) Nilai β3 = 0,105 menunjukkan variabel lama usaha (X3) pengaruh positif terhadap variabel produksi sebesar 0,105 yang artinya apabila variabel lama usaha naik sebesar setahun dengan asumsi variabel lain konstan, maka produksi ayam broiler naik sebesar 0,105 kg.
-
4) R2 = 0,997 menunjukkan bahwa 97,7 persen variabel produksi (Y) peternak ayam broiler secara simultan dipengaruhioleh variabel Tenaga Kerja (X1), Modal (X2), dan Lama Usaha (X3), sedangkan sisanya 0,03% dipengaruhi variabel-variabel yang tidak dimasukkan dalam model.
Uji t
Pengaruh variabel Tenaga Kerja Terhadap Produksi Ayam Broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil uji t dengan bantuan SPSS Versi 16.0 menghasilkan t hitung sebesar 2,074.

Gambar 4. Daerah Penerimaan Hi Variabel Tenaga Kerja Dengan Uji t
Uji t menunjukkan t hitung (2,074) > t tabel (1,689), sehingga Hi diterima yang berarti variabel tenaga kerja secara berpengaruh positif terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Pengaruh Modal Terhadap Produksi Ayam Broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil uji t dengan bantuan SPSS Versi 16.0 menghasilkan t hitung sebesar 31,713.

Gambar 5. Daerah Penerimaan Hi Variabel Modal Dengan Uji t
Uji t menunjukkan t hitung (31,713) > t tabel (1,689), Hi diterima yang berarti variabel modal memiliki pengaruh positif terhaadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan
Pengaruh Lama Usaha Terhadap Produksi Ayam Broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil uji F melalui aplikasi SPSS Versi 16.0 menghasilkan t hitung sebesar 0,008.

O t∏ihιaζ tTabd 0,008 1,689
Gambar 6. Daerah Penolakan Hi Variabel Lama Usaha Dengan Uji t
Hasil analisis menunjukkan t hitung (0,008) < t tabel (1,689), maka Hi ditolak yang berarti variabel lama tidak berpengaruh positif terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Variabel yang Dominan Mempengaruhi Produksi Ayam Broiler di Kecamatan Marga, Ka-
bupaten Tabanan
Hasil uji dengan bantuan SPSS Versi 16.0 menghasilkan Standardized coefficients betadisajikan pada tabel 12.
Tabel 12. Standardized Coefficients Beta Variabel Tenaga Kerja, Modal dan Lama Usaha
|
Variabel |
Standardized Coefficients Beta |
|
Tenaga Kerja |
.062 |
|
Modal |
.939 |
|
Lama Usaha |
.000 |
Sumber: data primer diolah (2017)
Tabel 12 menunjukkan Standardized coefficients beta dari variabel bebas, dimana variabel tenaga kerja 0,062, modal 0,939, dan lama usaha 0,000. Oleh karena nilai Standardized coefficients beta variabel modal paling besar daripada variabel tenaga kerja dan lama usaha, maka variabel modal adalah faktor produksi yang dominan berpengaruh terhadap produksi. Kondisi ini sesuai dengan penelitian Agnes (2017) bahwa variabel yang dominan menentukan nilai produksi pada usaha kecil dan menengah adalah modal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu: Tenaga kerja, modal dan lama usaha secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap produksi ayam broiler. Uji F menunjukkan F hitung (3,513) > F tabel (2,87). Ini berarti hipotesa ketiganya diterima. Variabel tenaga kerja dan modal secara masing-masing atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi ayam broiler, sedangkan lama usaha tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil uji t menunjukkan t hitung tenaga kerja (2,074) dan modal (31,717) > t tabel (1,689). Sedangkan hasil uji t lama usaha menunjukkan t hitung (0,008) lebih kecil dari t tabel (1,689). Dari ketiga variabel yang berpengaruh dominan terhadap produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, adalah modal, ini dapat dilihat dari koefesien beta dari modal lebih besar dari dua variabel yang lainnya.
Saran yang dapat diberikan antara lain: Hasil penelitian menunjukkan variabel modal paling besar pengaruhnya terhadap hasil produksi ayam broiler di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, maka dapat disarankan penggunaan faktor produksi modal dapat dipertahankan atau ditingkatkan lagi dengan cara meningkatkan kerjasama dengan perusahaan sehingga dapat menambah hasil produksi dan pendapatan peternak.Peningkatan kerjasama antara peternak dan perusahaan dapat dijalin dengan ketersediaan kandang yang dimiliki oleh peternak, maka disarankan kepada peternak untuk menyisihkan sebagian pendapatannya
dan menginvestasikan untuk pembuatan kandang, sehingga perusahaan bersedia untuk melakukan kerjasama yang lebih besar.
REFERENSI
A. Marhaeni, dan M Dewi. 2004. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Abdillah, Rizma. 2015. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kedelai Indonesia. JEKT 8 (1): 9-23. ISSN: 2301-8968
Andari Sukma Pradnyani, Cok Istri. 2014. Analisis Skala Ekonomi Dan Efisiensi Pada Usaha Perkebunan Kakao Di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. E-Jurnal EP Unud, 3 [9] : 403-412 ISSN: 2303-0178.
Anom Widya Widnyana, I Dewa gede. 2017. Penentu Kesejahteraan pengusaha “Pemindangan” di Kabupaten Tabanan. JEKT, 10(1):85-94. pISSN: 2301-8968
Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Bambang Riyanto. 1998. Dasar Dasa Pembelajaran Perusahaan, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia Tahun 2016. Jakarta: BPS.
.......... 2016. Data Gross Domestic Product, Data Konsumsi per Kapita Daging Ayam Tahun 2016, Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Sensus Penduduk Kecamatan Marga 2010. Jakarta: BPS.
..........Tk.I Bali. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha. Denpasar.
Cahya Ningsih, Ni Made. 2015. Pengaruh Modal Dan Tingkat Upah Terhadap Nilai Produksi Serta Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Perak. JEKT 8 (1):83-91. ISSN: 2301-8968. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Dhahani, Shafiq dan iyanatul islam. 2001. Labour market adjustment to indonesian’s economic crisis:a coment. Bulletin of Indonesia economic studies, vol.37, No.1. 113-15
Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. 2016. Jumlah Produksi Ternak di Provinsi Bali Tahun 2015. Denpasar.
Dwi Maharani Putri, I Made dan I Made Jember. 2017. Pengaruh Modal Sendiri dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Tabanan (Modal Pinjaman sebagai Variabel Intervening). JEKT 9 [2] : 142 - 150 ISSN : 2301 - 8968
Ezeeh, C. I., C. O. Anyiro, and J. A. Chukwu. 2012. Technical efficiency in poultry broiler production in Umuahia capital territory of Abia state, Nigeria. Greener Journal of Agricultural Sciences. Vol 2 (1): 01-007.
Farhani,Ahmadan.2012. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pada Industri Keil Kota Malang Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.
Febrina Putri, Agnes dan I Wayan Wita Kesumajaya. 2017. Analisis Pengaruh Modal, Tingkat Upah Dan Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Serta Produksi Pada Industri Kerajinan Batako. E-Jurnal EP Unud, 6 [3]: 387-413 ISSN: 2303-0178
Hadini, Hairil Adzulyatno, Sudi Nurtini, Dan Endang Sulastri. 2011. emand And Consumption Analysis And Broiler Meat Production In Kendari City, Southeast Sulawesi.Buletin Peternakan Vol. 35(3):202-207. ISSN 0126-4400
Herry Adie Perdana, Gede dan I Made Jember. 2017. Pengaruh Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Kerajinan Patung Batu Padas Kecamatan Sukawati. E-Jurnal EP Unud, 6[7] : 12121242 ISSN: 2303-0178
Irawati, Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Cetakan kesatu. Bandung: PT Pustaka.
Istanti, Yeni dan Ni Luh Karmini. 2016. Pengaruh Bahan Baku, Tenaga Kerja Dan Investasi Terhadap Produksi Serta Ekspor Keramik Di Kabupaten Tabanan. E-Jurnal EP Unud, 5[2]: 276-297. ISSN: 2303-0178.
Joesron, Tati Suhartati dan Fathorozzi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: penerbit Salemba Empat.
Lestari, Dian Ayu, dan Ida Bagus Darsana. 2012. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Pengalaman Kerja Dan Kapasitas Produksi Terhadap Nilai Produksi Pengrajin Perak. Jurnal EP Unud. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Mankiw, N. Gregory. 2003. Makro ekonomi, Jakarta: Erlangga
-----------. 2007. Makro ekonomi, Jakarta: Erlangga
Manulang, M. 1999. Manajemen Personalia. Jakarta: PT Gunung Agung.
Martinii Dewi, Putu. 2012. Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga. JEKT 5 (2): 119-124 ISSN: 2301-8968. Fakultas Ekonomi dan Bisnis . Universitas Udayana.
Montgomery, Roger. 2002. Deregulation of indonesia’s interregional agricultural trade. Bulletin of Indonesia economic studies, vol.38, No.1. 92-117
Nesheim, et al. 1979. Poultry Production, 12th edition. Lea & Febiger. Philadeophia.
Prianata, Rahadian. 2014. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Bahan Baku, Dan Teknologi Terhadap Produksi Industri Furniture Di Kota Denpasar. E-Jurnal EP Unud, 3 [1] : 11 - 18 ISSN: 2303-0178
Putri Saraswati, Putu Eggyta. 2013. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja Dan Inflasi Terhadap Nilai Produksi Pada Sektor Industri. E-Jurnal EP Unud, 2 [8] :367-372. ISSN: 2303-0178
Rasyaf, M. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Edisi revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Risma M Arsha, I Made. 2013. Pengaruh Tingkat Upah, Tenaga Kerja Dan Modal Kerja Terhadap Produksi Industri Pakaian Jadi Tekstil (Studi Kasus Di Kota
Denpasar). E-Jurnal EP Unud, 2 [8] :393-400. ISSN: 2303-0178
Rhosyidi, Suherman. 2004. Pengantar teori ekonomi pendekatan kepada teori ekonomi mikro & makro. Surabaya: Rajawali Pers
Sambidi, Pramod R. 2003. Factors affecting plant location decisions of US broiler executives.Diss. Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College In partial fulfillment of the Requirements for the degree of Master of Science in The Department of Agricultural Economics and Agribusiness
Singh, Varinder Pal, et al. 2010. Broiler production in Punjab-an economic analysis. Agricultural Economics Research Review: 315-324.
Sandee, Henry. 2001. Small And Medium Enterprise Dynamics In Indonesia. Bulletin Of Indonesia Economic Studies, Vol.37, No.3. 363-84
Sri Yuniartini, Ni Putu. 2013. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja Dan Teknologi Terhadap Produksi Industri Kerajinan Ukiran Kayu Di Kecamatan Ubud. E-Jurnal EP Unud, 2 [2] : 95-101. ISSN: 2303-0178
Sukinrno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
-----------. 2001. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sunarno, et al. 2017. Factors Affecting Broiler Production in Wonogiri Regency. American Scientific Research Journal for Engineering, Technology, and Sciences (ASRJETS)
Utami Dewi, Ida Ayu Nyoman. 2017. Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Dan Luas Lahan Terhadap Jumlah Produksi Kopi Arabika Di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. E-Jurnal EP Unud, 6[6] : 1127-1156. ISSN: 2303-0178
86
PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Discussion and feedback