FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN MELALUI CURAHAN JAM KERJA IBU RUMAH TANGGA PENGRAJIN BAMBU DI KABUPATEN BANGLI
on
PIRAMIDA Vol. XIII No. 1 : 27 - 36
ISSN : 1907-3275
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN MELALUI CURAHAN JAM KERJA IBU RUMAH TANGGA PENGRAJIN BAMBU DI KABUPATEN BANGLI
Ida Bagus Windu Wiyasa1
2
Made Heny Urmila Dewi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail: [email protected]/ telp: +6282 144 566 695
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu. Penelitian ini dilakukan di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, populasi penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang terdaftar sebagai anggota kelompok pengrajin bambu dengan sampel menggunakan rumus slovin berjumlah 126 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah path analysis dan uji sobel untuk menganalisis pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa umur dan intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap curahan jam kerja. Umur dan intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan jumlah tanggungan, dan curahan jam kerja berpengaruh positif dan siginifikan terhadap pendapatan. Variabel curahan jam kerja merupakan variabel mediasi pengaruh secara tidak langsung dan signifikan umur, intensitas adat dan jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
Kata kunci: umur, intensitas adat, jumlah tanggungan keluarga, curahan jam kerja, pendapatan
ABSTRACT
This study aimed to analyze the factors that affect revenue through the outpouring of working hours housewives that work as bamboo craftsmen. This research was done on Desa Sulahan, Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, and also the population are housewives who are registered as members of the group of bamboo with a sample amounted to 126 people that get from slovin formula. Path analysis is used as the data analysis and sobel test to analyze the indirect influence through an intervening variable. Results hypothesis showed age, intensity of the customary negative and significant, while the number of dependents is positive significant to the outpouring of working hours. Age and intensity of culture the results are negative and significant, while the number of dependents are positive significant to the outpouring of hours of work and significant positive on income. Variable outpouring of working hours is mediating variables influence indirectly to the age, intensity of culture and the number of family dependents to income housewives bamboo craftsmen in Desa Sulahan, Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
Key word: age, the intensity of culture, number of dependents family, curahan hours of work, income
PENDAHULUAN
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan pariwisata dan budaya yang dimiliki. Menurut Oka (2004), pembangunan pariwisata yang dikembangkan di Bali merupakan pariwisata yang berbasis budaya ciri khas Bali yang dijiwai oleh Agama Hindu. Perkembangan sektor pariwisata memberikan kesempatan perkembangan pada sub-sub di pembangunan pariwisata lainnya, yaitu pada akomodasi, industri kerajinan dan lainnya. Potensi demikian mampu memberi kesempatan usaha serta kesempatan bekerja
untuk seluruh masyarakat di pedesaan (Sudarsini, dkk, 2015). Menurut Cooke (2006), pertumbuhan dalam ekonomi formal menyediakan pendapatan gaji untuk jutaan orang yang kebanyakan menjadi beban ekonomi dan sosial bagi suatu negara.
Kabupaten Bangli menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang terdapat industri kerajinan yang berkembang baik, yaitu kerajinan bambu yang berupa cinderamata dan sarana upacara yang banyak diminati oleh wisatawan baik domestik ataupun mancanegara yang digunakan sebagai sovenir ataupun sarana upacara. Masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangli memiliki
Tabel 1. Jumlah Anggota Kelompok Pengerajin Bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, Tahun 2016.
No |
Nama Dusun |
Junilah Kelompok |
Jumlah Anggota |
1 |
Tanggahan Peken |
3 |
38 |
2 |
Sulahan |
1 |
21 |
3 |
Tanggahan Gunung |
1 |
14 |
4 |
Bungkuan |
1 |
20 |
5 |
Cekeng |
- |
- |
6 |
Alisbintang |
- |
- |
7 |
Lumbuan |
1 |
10 |
S |
Kikian |
1 |
20 |
9 |
Jalanbau |
41 | |
10 |
Kebon |
1 |
20 |
Total |
11 |
184 |
Sumber : Kantor Kepala Desa SuIahan, 2016
ciri khas tertentu di setiap desanya yang membedakan kerajinan bambu yang dihasilkan. Bambu sebagai bahan baku alternatif yang digunakan oleh masyarakat untuk menghasilkan kerajinan yang dapat bersaing dengan hasil kerajinan dari kayu.
Desa Sulahan menjadi desa di Kecamatan Susut yang ditetapkan sebagai salah satu desa sentra kerajinan rakyat karena potensi bahan baku serta lokasi desa di lintasi oleh wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bangli menyebabkan sektor industri kecil dan industri rumah tangga berkembang baik. Sebagian besar rumah tangga yang terdapat di Desa Sulahan memproduksi kerajinan anyaman bambu untuk penunjang penghasilan keluarga terutama ibu rumah tangga dan remaja. Kesempatan bekerja sebagai pengrajin lebih besar karena permintaan akan hasil kerajinan di Desa Sulahan serta kemampuan dan keterampilan perempuan untuk menganyam lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. Kerajinan bambu yang umumnya dihasilkan berupa sokasi, besek dan lain sebagainya.
Seiring dengan berkembangnya industri kerajinan di Desa Sulahan menyebabkan berkembangnya fungsi dari kelompok pengrajin yaitu sebagai sarana bertukar informasi pesanan dari pengepul dan sebagai perantara dalam memasarkan hasil kerajinan antar anggota kelompok pengrajin kepada pengepul, fungsi lain dari kelompok pengrajin adalah sebagai wadah pengembangan keterampilan dalam memproduksi kerajinan bambu sehingga pertumbuhan ekonomi anggota kelompok maupun masyarakat yang bekerja sebagai pengrajin bambu di Desa Sulahan juga meningkat. Seperti yang terlihat pada Tabel 1 jumlah kelompok pengrajin bambu yang terdapat di Desa Sulahan Kecamatan Susut
Kabupaten Bangli.
Banyaknya ibu rumah tangga yang menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin bambu, pendapatan yang diperoleh pengrajin bambu didapat dari jumlah kerajinan yang mampu dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. Curahan jam kerja yang maksimal dalam mengerjakan kerajinan bambu akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh ibu rumah tangga. Modal dan bahan baku yang dimanfaatkan seefisien mungkin untuk menghasilkan kerajinan bambu yang sesuai pesanan dari para pengepul agar memperoleh jumlah kerajinan yang lebih banyak, sehingga pendapatan yang diperoleh akan bertambah.
Keterlibatan kaum perempuan di dalam wilayah sektor publik pada era globalisasi ini bukan lagi menjadi hal baru di masyarakat, namun lebih pada usaha perempuan sendiri dalam menyesuaikan diri pada lingkungan dan juga arti hidup perempuan itu sendiri. Kesempatan bagi perempuan agar mampu keluar dari sektor domestik dan kemudian berpartisipasi pada sektor publik yang dikarenakan kesadaran dari perempuan maupun oleh karena perubahan dari penilaian masyarakat dan memungkinkan untuk keluar dari peran di sektor domestik (Fadah dan Istatuk, 2004). Masyarakat di Bali pada kenyataan hidup di masyarakat khususnya pada daerah pedesaan peran ganda yang dimiliki perempuan telah dihayati dan ditanam sejak belia. Perempuan di Bali tidak hanya berperan untuk mengurus kewajiban dalam keluarga maupun pada berbagai kegiatan sosial di masyarakat maupun upacara-upacara keagamaan (Sudarsini, dkk, 2015).
Peran perempuan dimasa saat ini bukan lagi dikaitkan oleh pada perannya sebagai istri maupun ibu rumah tangga yang mengerjakan hanya kegiatan rumah tangga,
tetapi sudah berkembang mengakibatkan perempuan untuk ikut serta dalam setiap segi kegiatan bermasyarakat (Iklima, 2014). Proses meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan dibatasi oleh enam faktor kunci yang langsung mempengaruhi perempuan yaitu :1) pendidikan, pengembangan dan pelatihan keterampilan; 2) akses kualitas; 3) beban bekerja; 4) akses ke properti, aset dan jasa keuangan; 5) tindakan kolektif dan kepemimpinan; 6) perlindungan sosial (Hunt dan Samman, 2016).
Keterlibatan perempuan untuk pencarian nafkah di pasar kerja menyebabkan waktu yang dimiliki dicurahkan untuk kewajiban keluarga akan menurun sehingga dibutuhkan adanya pengaturan dalam kerja pada masing-masing anggota di dalam keluarga. Waktu yang akan dicurahkan oleh seorang perempuan dalam kegiatan untuk bekerja untuk memperoleh penghasilan yang berupa pendapatan pribadi perempuan sehingga mampu untuk memberikan kontribusi pada pendapatan rumah tangga. Bertambahnya pendapatan rumah tangga sehingga bertambahnya beban biaya yang akan dikeluarkan setiap keluarga menjadi berbeda-beda (Eliana dan Ratina, 2007).
Jumlah tanggungan di dalam keluarga akan mempengaruhi makin besarnya pengeluaran pada rumah tangga sehingga semakin banyak jumlah tanggungan yang dimiliki dalam keluarga menyebabkan ibu rumah tangga termotivasi untuk meningkatkan curahan jam kerja sehingga pendapatan juga meningkat untuk memenuhi pengeluaran (Kusumastuti, 2012). Semakin bertambahnya jumlah tanggungan di keluarga, maka mengakibatkan pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan hidup menjadi makin besar, baik dalam kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder rumah tangga.
Meningkatnya jumlah anak diikuti dengan meningkatnya jumlah beban tanggungan keluarga. Oleh karena itu, demi peningkatan kesejahteraan dari segi ekonomi anggota keluarga lain diharuskan untuk bekerja selain kepala keluarga (Mayaswari, dkk 2015). Menurut Espinal (1997), perempuan yang terlibat dalam sektor publik untuk bekerja pada pasar kerja sehingga berpengaruh pada pola kerja didalam keluarga. Pegaturan jam kerja untuk dicurahkan perempuan harus tepat sehingga kewajiban utama dalam kegiatan rumah tangga tidak dilupakan sebab risiko kegagalan rumah tangga pada perempuan yang sudah bekeluarga menjadi bertambah karena jika ibu rumah tangga lupa dengan tugas dan peran di dalam keluarganya (Juhn dan Potter, 2006). Pembagian tugas dalam memenuhi pengeluaran rumah tangga tersebut bagi ibu rumah tangga di Desa Sulahan mendorong ibu rumah tangga untuk meningkatkan pendapatan yang diperoleh dengan menghasilkan kerajinan yang lebih banyak.
Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja ibu rumah tangga sebagai pengrajin bambu akan dipengaruhi berapa banyak kerajinan bambu yang dihasilkan dalam periode
tertentu, sehingga apabila waktu yang digunakan untuk menghasilkan kerajinan rendah maka pendapatan akan rendah. Pendapatan bagi perempuan dalam bersumber pada penghasilan dan tunjangan kesejahteraan lain dan sebagaimana diketahui regulasi pemerintah pusat dalam mengatur UMR (Upah Minimum Regional) dalam menentukan upah bagi pekerja, tapi pada kondisi demikian tentunya sulit untuk direalisasikan pada industri-industri kecil maupun menengah yang dimana jam kerja dalam semingga masih di bawah standar waktu kerja yaitu 35 jam seminggu. Upah pada sektor industri kecil dan menengah semata-mata hanya mengandalkan mekanisme harga (Haryanto, 2008).
Faktor umur pekerja perempuan yang dimiliki akan berpengaruh untukmenjalankan aktivitas kerjanya. Bertambahnya umur pekerja perempuan akan mempengaruhi pendapatan bagi pekerja perempuan melalui jumlah jam kerja, tetapi ada kalanya tingkat umur juga berpengaruh terhadap kemampuan fisik dan respon terhadap hal-hal baru, menurut Wirosuhardjo (dalam Cahyono, 2007). Selanjutnya menurut hasil penelitian Cahyono (2007), umur mempunyai pengaruh yang yang tidak searah terhadap curahan jam kerja buruh perempuan.
Menurut Oka (2004), perempuan Bali khususnya memandang bahwa bekerja merupakan dharma mengakibatkan tetap untuk menjalankan peran ganda pada sektor domestik sekaligus di sektor publik. Peran di sektor domestik yaitu peran untuk mengurus keluarga dan peran di sektor publik yaitu peran di masyarakat dan pekerjaan. Konsep masyarakat Hindu di Bali khususnya, erat kaitannya dengan sistem kekerabatan sehingga curahan waktu untuk memenuhi kewajiban dalam kegiatan di masyarakat tergolong tinggi bahkan berhari-hari. Perempuan berperan penting di dalam kegiatan kekerabatan sehingga tidak dipungkiri bahwa waktu untuk kegiatan kegiatan di masyarakat mampu mengurangi waktu ibu rumah tangga untuk bekerja.
Produktivitas pekerja perempuan dapat dilihat dari curahan jam kerja yang dicurahkan dalam melakukan kegiatan produktif yang sesuai untuk kebutuhan hidupnya (Dewi, dkk, 2016). Produktivitas ibu rumah tangga pengrajin bambu diukur dari jumlah produksi yang dihasilkan, sehingga jumlah produksi dipengaruhi oleh lamanya mencurahkan jam kerja untuk mengerjakan kerajinan bambu. Curahan waktu kerja perempuan pengrajin dalam bekerja pada industri rumah tangga bervariasi, hal ini disebabkan karena tidak adanya ketentuan jam kerja serta keterampilan yang dimiliki dalam memproduksi. Menurut Lipsey, dkk (1997), keterampilan tenaga kerja membutuhkan investasi waktu dan uang untuk diperoleh dan setelah diperoleh, keterampilan ini menghasilkan peningkatan penghasilan bagi pemiliknya untuk kurun waktu yang panjang.
Pandangan rasional konflik antara pekerjaan keluarga
mengatakan bahwa jumlah konflik meningkat sebanding dengan jumlah waktu yang dihabiskan untuk berperan dalam pekerjaan dan keluarga. Makin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja, makin besar pula kesenjangan pekerjaan terhadap keluarga, dan sebaliknya. Pandangan rasional juga menduga bahwa jumlah total waktu yang digunakan untuk pekerja-keluarga berbanding lurus dengan peran yang overload (Higgins et al, 1994). Penelitian tersebut menunjukan bahwa perempuan pekerja menggunakan lebih banyak waktu dari pada pria pekerja, waktu untuk keluarga, rumah tangga dan pekerjaan.
Perempuan memiliki peran yang luar biasa melalui kreativitas dan inovasi, baik di sektor formal dan informal meskipun sangat lazim di sektor informal sebagai agen pembangunan di semua masyarakat (Oluwatoyin, 2011). Menurut Eniza dan Yunilas (2004), umumnya perempuan pada masyarakat penghasilan rendah dalam melaksanakan peran ganda oleh karena tuntutan dalam melanjutkan kelangsungan hidupnya. Kenyataannya, pekerja perempuan bukan hanya terdapat di golongan penghasilan kecil maupun menengah tapi juga terdapat di golongan berpenghasilan tinggi (Ihromi dalam Eniza dan Yunilas, 2004).
Terdapat tiga rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1) bagaimanakah pengaruh langsung umur, intensitas adat, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, 2) bagaimanakah pengaruh umur, intensitas adat, jumlah tanggungan keluarga dan curahan jam kerja terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, dan 3) apakah ada pengaruh tidak langsung umur, intensitas adat dan jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
Kegunaan penelitian ini terdiri dari dua yaitu secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, diharapkan mampu memberi informasi dan tambahan pengetahuan mahasiswa terhadap pengembangan teori yang telah diperoleh selama menempuh kuliah, hal ini terutama dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pengrajin bambu. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan ibu rumah tangga melalui curahan jam kerja sebagai pengrajin bambu di Desa Sulahan, bagi pengrajin bambu dan kususnya kepada peneliti selanjutnya sebagai bahan acuan penelitian.
Menurut Yunilas (2005), umur faktor demografi yang merupakan salah satu faktor berpengaruh pada keputusan perempuan untuk menawarkan waktu kerjanya
dalam bekerja. Faktor umur mempengaruhi kreatifitas perempuan dalam pasar kerja, semakin bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan curahan jam kerja sehingga akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh. Menurut Haryanti (2008), Peranan perempuan tidak hanya terbatas pada tanggungjawabnya di sektor domestik, tapi juga berorientasi pada masyarakat luas. Mayoritas umat di Bali beragama Hindu dan masih menjunjung tinggi adat dan budayanya, semakin tinggi waktu yang dicurahkan perempuan untuk kegiatan adat masyarakat sehingga akan berpengaruh pada berkurangnya waktu kerja yang pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya pendapatan yang di terima.
Jumlah tanggungan dalam keluarga merupakan masing-masing anggota keluarga yang hidup dan berada pada satu rumah dengan anggota keluarga yang lain dan menjadi tanggungan kepala keluarga maupun anggota rumah tangga yang lain. Tanggungan keluarga adalah salah satu alasan utama dari kaum perempuan yang sudah bekeluarga yang mendorong untuk ikut dalam pasar kerja sehingga memutuskan diri untuk mencurahkan waktunya bekerja sehingga mendapat pendapatan Mantra (2003). Menurut Gonaru dan King (dalam Mia 2012), alokasi waktu bagi kaum perempuan di dalam rumah tangga dan sesuai dengan perannya dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, waktu bekerja produktif pada pasar kerja yaitu waktu yang digunakan dalam mencari nafkah yang memungkinkan perempuan mampu membeli kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan di pasar; kedua waktu untuk kerja produktif di rumah tangga yaitu waktu yang digunakan untuk bekerja di rumah untuk menghasilkan barang dan jasa yang tidak perlu dibeli di pasar; ketiga waktu yang digunakan atau dinikmati, baik untuk kebutuhan fisiologis.
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya adapun hipotesis atau dugaan sementara dalam penelitian ini yaitu, pertama umur dan intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, yang kedua umur, intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga dan curahan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, dan yang ketiga umur, intensitas adat dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh tidak langsung terhadap pendapatan ibu rumah tangga melalui curahan jam kerja pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian berbentuk kuantitatif serta bersifat
asosiatif yaitu untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel. Penelitian ini dilakukan di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli karena desa yang ditetapkan menjadi salah satu desa sebagai desa sentra kerajinan rakyat, khususnya kerajinan anyaman bambu serta mayoritas ibu rumah tangga di Desa Sulahan menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin bambu untuk penunjang penghasilan keluarga. Objek penelitian ini lebih difokuskan kepada variabel yang mempengaruhi pendapatan perempuan pengrajin bambu khususnya di Desa Sulahan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pendapatan, variabel bebas adalah umur, intensitas adat, dan jumlah tanggungan keluarga, dan variabel intervening adalah curahan jam kerja. Jenis data kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dan menggunakan data primer dan data sekunder. Menggunkan metode pengumpulan data observasi non-partisipan, kuisioner serta wawancara mendalam untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota kelompok pengrajin bambu di Desa Sulahan dengan jumlah sebanyak 184 orang. Sampel yang menjadi responden pada penelitian ini merupakan ibu rumah tangga sebagai anggota kelompok pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, dipilihnya ibu rumah tangga sebagai subjek penelitian karena permasalahan peran ganda ibu rumah tangga di sektor domestik dan publik menuntut ibu rumah tangga dalam mengatur waktu yang digunakan sefisien mungkin sehingga akan mempengaruhi produktifitas dalam pasar kerja. Metode pengumpulan sampel dengan menggunakan rumus slovin dengan taraf kesalahan 5 persen didapatkan jumlah sampel sebanyak 126 dan menggunakan metode proportionate stratified random sampling untuk menentukan sampel pada masing-masing dusun yang ada di Desa Sulahan sehingga pengambilan sampel merata di masing-masing dusun.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif yaitu analisis jalur. Analisis jalur atau path analysis
digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel independent terhadap variabel dependent melalui variabel mediasi, serta untuk menguji hubungan antar variabel yang diteliti dalam bentuk hubungan sebab akibat. Penelitian pengaruh umur, intensitas adat dan jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli dapat diilustrasikan seperti gambar 1.
Berdasarkan pada Gambar 1 dirumuskan menjadi persamaan regresi untuk menunjukkan hubungan antar variabel yang dihipotesiskan, yaitu.
LnX4 = b1LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 + e1 (1)
LnY = b4LnX1 + b5LnX2 + b6LnX3 + b7LnX4 + e2 (2)
Gambar 1. Model Analisis Jalur
Keterangan :
LnY = Pendapatan Ibu Rumah Tangga
LnX4 = Curahan Jam Kerja Ibu Rumah Tangga
LnX1 = Umur
LnX2 = Intensitas Adat
LnX3 = Jumlah Tanggungan Keluarga
b1...b4 = Koefisien regresi masing-masingg variabel terikat e1,e2 = error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, sehingga didapat pengaruh antar variabel penelitian yang sehingga dijadikan dalam persamaan struktural yaitu:
Tabel 2. Ringkasan Koefisien Jalur
Regresi |
Koef. Standar t Hitung p Value Keterangan Regresi Eror Estandar |
LnX1 → LnX4 LnX1 -→ LnX4 LnXj → LnX4 LnX1 → LnY LnX: → LnY LnX3 -LnY LnX4 → LnY |
0,069 0,034 2,853 0,005 Signifikan
0,088 0,041 2,165 0,032 Signifikan 0,478 0,108 4,430 0,000 Signifikan |
Sumber : Data diolah, 2017
Persamaan Struktural 1 :
LnX4 = -0,150 LnX1 - 0,404 LnX2 + 0,069 LnX3 + e1 (3)
Persamaan Struktural 2 :
LnY = - 0, 196 LnX1 – 0,182 LnX2 + 0,088 LnX3 + 0,478
LnX4 + e2 ............................................................ (4)
Tabel 2. menjelaskan bahwa variabel Umur (LnX1), Intensitas Adat (LnX2), dan Jumlah Tanggungan Keluarga (LnX3) memiliki pengaruh signifikan terhadap Curahan Jam Kerja (LnX4) dan variabel Umur (LnX1), Intensitas Adat (LnX2), dan Jumlah Tanggungan Keluarga (LnX3) memiliki pengaruh signifikan terhadap Curahan Jam Kerja (LnX4) dan juga berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan (LnY).
Berdasarkan Tabel.2 jadi dapat diilustrasikan diagram analisis jalur antar variabel seperti berikut:
Sumber : Data diolah, 2016
Gambar 2. Diagram Analisis Jalur Penelitian
Berdasarkan Gambar 2 sehingga dapat menghitung pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total antar variabel seperti di bawah ini:
Untuk mengetahui nilai e1 dan e2 dihitung dengan rumus:
Memeriksa validitas model dalam penelitian ini, dapat dilakukan pemeriksaan melalui koefisien determinasi
e1 = √ 1 - r 2 = el = √1 - 0,443 = 0,746
e2= √ 1 - r2 = e2 = √1 - 0,493 = 0,712
total yang hasilnya sebagai berikut:
R2m = 1 – (e1)2(e2)2 ............................................ (5)
R2m = 0,718
Keterangan:
R2m : Koefisien determinasi total
e1, e2 : Nilai kekeliruan taksiran estándar
Koefisien determinasi total sebesar 0,718 mempunyai arti bahwa sebesar 71,8 persen variasi variabel Pendapatan dipengaruhi model yang dibentuk oleh variabel Umur, Intensitas Adat, Jumlah Tanggungan Keluarga, dan Curahan Jam Kerja, sedangkan sisanya yaitu 28,2 persen dipengaruhi oleh variabel diluar model yang dibentuk.
Berdasarkan pengolahan dengan program IBM SPSS22 untuk menguji pengaruh langsung umur terhadap curahan jam kerja, diperoleh unstandardized coefficient B yaitu 0,150 dan nilai probabilitas sebesar 0,028. Dapat dikatakan bahwa umur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Bertambahnya umur akan menurunkan curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu, karena bertambahnya usia menyebabkan fisik yang semakin melemah sehingga waktu kerja untuk menghasilkan kerajinan anyaman bambu akan menurun. Hasil ini didukung dari hasil penelitian dilakukan oleh Jayanti (2016), menyimpulkan umur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi waktu kerja buruh perempuan.
Berdasarkan pengolahan dengan program IBM SPSS22 untuk menguji pengaruh intensitas adat terhadap curahan jam kerja, diperoleh unstandardized coefficient B yaitu sebesar -0,404 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Dapat dikatakan bahwa adanya hubungan tidak searah antara intensitas adat dengan curahan
Tabel 3. Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Total Pengaruh Antar Variabel Penelitian
Variabel |
LnXi |
LnX: |
LnXj | ||||||
PL |
PTL |
TP |
PL |
PTL |
TP |
PL |
PTL |
TP | |
LnX4 |
-0,150 |
-0,150 |
-0;404 |
0;404 |
0,096 |
0,096 | |||
LnY |
-0.196 |
-0.072 |
-0.268 |
-0. 182 |
-0.193 |
-0.375 |
0.088 |
0.046 |
0.134 |
Keterangan:
PL = PengaruhLangsung
PTL = Pengaruh T idak Langsung
TP = Total Pengaruh
LnXi = Umur
LnXj = Intensitas Adat
LnXs = Jumlah T anggungan Keluarga
LnXj = Curahan JamKerja
LnY = Pendapatan
jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, sehingga bertambahnya kegiatan adat yang dilakukan ibu rumah tangga di Desa Sulahan akan mengurangi curahan jam kerja dalam menghasilkan kerajinan. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Mayaswari dan Yasa (2015), memperoleh hasil kegiatan adat berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan waktu kerja perempuan secara parsial.
Demikian juga pengaruh langsung jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja, diperoleh unstandardized coefficient B sebesar 0,096 dan nilai probabilitas sebesar 0,005 < 0,05. Dapat dikatakan bahwa bertambahnya jumlah tanggungan keluarga maka curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli juga akan bertambah. Jumlah tanggungan menjadi tolak ukur bagi para ibu rumah tangga untuk ikut membantu menambah penghasilan keluarga. Apabila bertambahnya anak dan tangungan yang dimiliki ibu rumah tangga, sehingga waktu disediakan responden untuk mencurahkan waktunya untuk bekerja semakin efektif dalam menghasilkan kerajinan. Hasil ini diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan Yusfi, dkk (2014), menyimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap waktu kerja perempuan di Kota Magelang.
Berdasarkan pengolahan dengan program IBM SPSS22 untuk menguji pengaruh langsung umur terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, diperoleh unstandardized coefficient B sebesar -0,196 dan nilai probabilitas sebesar 0,017 < 0,05. Sehingga dikatakan umur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan ibu rumah tangga. Hasil analisis di atas menunjukan meningkatnya umur ibu rumah tangga pengrajin bambu mengakibatkan kemampuan pengelihatan ibu rumah tangga semakin menurun dan tidak mampu menganyam kerajinan bambu yang memerlukan ketelitian dalam memproduksi, sehingga hanya mampu menghasilkan anyaman bambu yang sederhana yang memiliki harga lebih rendah hal tersebut menyebabkan menurunnya pendapatan yang diterima ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Hasil tersebut didukung oleh penelitian Jayanti (2016), menyatakan umur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan perempuan.
Sesuai dengan pengolahan menggunakan program IBM SPSS22 dalam menguji pengaruh langsung intensitas adat terhadap pendapatan, diperoleh unstandardized coefficient B sebesar -0,182 dan nilai probabilitas sebesar 0,036 < 0,05. Dapat dikatakan bahwa bahwa intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan ibu rumah tangga ibu rumah tangga
pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Koefisien yang bernilai negatif berarti bertambahnya intensitas adat yang dilakukan ibu rumah tangga dalam kewjiban di masyarakat menyebabkan waktu untuk memproduksi kerajinan akan berkurang sehingga akan mengurangi pendapatan yang diperoleh ibu rumah tangga pengrajin bambu karena jumlah kerajinan yang dijual berkurang. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian Juliantini (2012), menyimpulkan bahwa intensitas adat berpengaruh secara negatif terhadap pendapatan perempuan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan, diperoleh unstandardized coefficient B sebesar 0,088 dan nilai probabilitas sebesar 0,032 < 0,05. Dikatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan ibu rumah tangga. Bertambahnya jumlah tanggungan keluarga maka menambah biaya konsumsi anggota keluarga sehingga mendorong ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan untuk meningkatkan penghasilan yang diperoleh agar mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang meningkat. Hasil ini didukung penelitian oleh Jayanti (2016), memperoleh hasil yaitu jumlah tanggungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan langsung curahan jam kerja terhadap pendapatan, diperoleh unstandardized coefficient B sebesar 0,478 dan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. Sehingga dikatakan bahwa curahan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Bertambahnya curahan jam kerja dalam menghasilkan kerajinan maka pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu juga meningkat, karena dalam memasarkan hasil produksi semakin banyak jumlah kerajinan yang dihasilkan akan mempengaruhi jamlah pendapatan yang diperoleh sehingga waktu yang digunakan dalam memproduksi harus seefisien mungkin untuk menghasilkan kerajinan anyaman bambu. Hasil ini didukung penelitian oleh Jayanti (2016), menyimpulkan curahan jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan buruh perempuan di Pasar Badung.
Hubungan tidak langsung umur terhadap pendapatan dengan rumus sebagai berikut:
Sb1b7 = …………………………...………………............….. (6)
Sb1b7 =
Sb1b7 = 0,0197
Menurut hasil perhitungan tersebut, dalam menguji hubungan tidak langsung sehingga perlu menghitung nilai z hitung (uji t-hitung) dari koefisien Sb1b7 menggunakan rumus yaitu:
b1b7
Sb1b7
(7)
z = -2,548
Hasil z hitung sebesar -2,548 > -1,64, memiliki arti secara tidak langsunng umur berpengaruh signifikan terhadap pendapatan secara tidak langsung melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, dapat dikatakan pula bahwa curahan jam kerja merupakan variabel mediasi dalam pengaruh umur terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
Besarnya pengaruh tidak langsung Umur terhadap Pendapatan secara tidak langsung melalui Curahan Jam Kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut:
X1 → Y1 → Y2 = (b1 x b7)…………………………..(8)
= 0,050
Nilai sebesar 0,050 memiliki arti variabel Umur berpengaruh secara tidak langsung terhadap Pendapatan melalui Curahan Jam Kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli adalah sebesar 5 persen.
Hubungan intensitas adat terhadap Pendapatan secara tidak langsung melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Sb2b7 = …..............................(9)
Sb2b7 =
Sb2b7 = 0,0556
Sesuai dengan perhitungan tersebut, dalam menguji signifikansi hubungan tidak langsung sehingga menghitung nilai z hitung (uji t-hitung) dari koefisien Sb2b7 dengan rumus yaitu:
b2b7
z = ........................……………….......... (10)
Sb2b7
z = -3,473
Hasil dari z hitung sebesar -3,473 > 1,64, memiliki arti intensitas adat berpengaruh dan signifikan terhadap Pendapatan secara tidak langsung melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli atau dapat dikatakan pula bahwa curahan jam kerja merupakan variabel mediasi dalam pengaruh intensitas adat terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
Besarnya pengaruh tidak langsung intensitas adat terhadap pendapatan secara tidak langsung melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut:
X2 → Y1 → Y2 = (b2 x b7)……….……………….(11) = 0,193
Nilai sebesar 0,193 mempunyai arti bahwa pengaruh tidak langsung intensitas adat terhadap pendapatan secara tidak langsung melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli adalah sebesar 19,3 persen.
Hubungan tidak langsung jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Sb3b7 = ...………………………(12)
Sb3b7=
Sb3b7 = 0,0183
Sesuai dengan perhitungan tersebut, dalam menguji pengaruh tidak langsung sehingga menghitung nilai z hitung (uji t-hitung) dari koefisien Sb3b7 menggunakan rumus yaitu:
z =
z =
b1b7
Sb1b7
2,508
(13)
Hasil dari z hitung sebesar 2,508 > 1,64, memiliki arti Jumlah Tanggungan Keluarga secara tidak langsung berpengaruh terhadap Pendapatan melalui Curahan Jam Kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli, atau dapat dikatakan pula bahwa Curahan Jam Kerja merupakan variabel mediasi dalam pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli.
Besarnya pengaruh tidak langsung jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan secara tidak langsung melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut:
X3 → X4 → Y = (b3 X b7) ..................................(14)
= 0,046
Nilai sebesar 0,046 memiliki pengertian jumlah tanggungan keluarga berpengaruh tidak langsung terhadap pendapatan secara tidak langsung melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli adalah sebesar 4,6 persen.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Pertama, umur dan intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan jam kerja, sedangkan
jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Meningkatnya umur dan intensitas adat menyebabkan curahan jam kerja menurun, sedangkan bertambahnya jumlah tanggungan keluarga maka curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli juga meningkat.
Kedua, umur dan intensitas adat berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan, sedangkan jumlah tanggungan keluarga dan curahan jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Meningkatnya umur dan intensitas adat menyebabkan pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu menurun, sedangkan bertambahnya jumlah tanggungan keluarga dan curahan jam kerja maka pendapatan ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli juga meningkat.
Ketiga, adanya pengaruh tidak langsung umur, intensitas adat, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap pendapatan melalui curahan jam kerja ibu rumah tangga pengrajin bambu di Desa Sulahan Kecmatan Susut Kabupaten Bangli dengan kata lain curahan jam kerja merupakan variabel mediasi.
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan yaitu: pertama, diharapkan pembinaan terhadap anggota kelompok pengrajin bambu di Desa Sulahan lebih dikembangkan oleh pemerintahan desa khususnya pelatihan mengenai pemasaran hasil kerajinan anyaman agar mampu memperluas pangsa pasar. Kedua, perlu adanya pengaturan waktu dalam kegiatan adat yang dilakukan pemerintah maupun pemimpin adat setempat agar kebijakan tersebut dapat berjalan searah dengan kegiatan yang dilakukan oleh kaum ibu rumah tangga di Desa Sulahan Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Ketiga, diharapkan kesadaran ibu rumah tangga untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi agar dapat mengenyam pendidikan lebih baik dari pendidikan ibunya sehingga lebih meningkatkan produktifitas di pasar kerjanya dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Novian Adi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Jam Kerja Buruh Perempuan Peronce Manik-Manik di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Cooke, Fang Lee. 2006. Informal Employment and Gender Implication in China : The Nature of Work and Employment Relations in The Community Service Sector. The International Journal if Human Resource Management, 17(8): h:1471-1487.
Dewi, Kartika Candra Sari, I Gusti Ayu, Suyana Utama, Made, dan Marhaeni, Anak Agung Istri Ngurah. 2016. Faktor Sosial, Ekonomi dan Demografi Terhadap Kontribusi Perempuan pada Pendapatan Keluarga di Sektor Informal Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Jurnal Piramida, 12(1): h:1907-3275.
Ehrenberg, R .G. dan Smith, R.S. 1998. Modern Labour Economics, Third Edition. Scott, Foresman and Company.
Eliana, Novita dan Ratina, Rita. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Perempuan. EPP. 4(2), h:11-18.
Espinal, Rosario & Sherri Grasmuck. 1997. Gender, Households and Informal Enterpreneurship in The Dominica Republik. Journal Manajemen & Kewirausahaan, 6(2) h:137-147.
Haryanto, Sugeng. 2008. Peran Aktif Perempuan dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi kasus pada Perempuan Pemecah Batu di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 9(2), h:216–227.
Higgins, C. Linda D. dan Catherine Lee. 1994. Impact if lifeCycle Stage And Gender on The Ability to Balance Work and Family Responsibilities. Family Relations. 43. Canada.
Hunt, Abigail dan Samman, Emma. 2016. Womens Economic Empowerment Navigating Enablers and Constraints. London: Overseas Development Institute.
Iklima. 2014. Peran Perempuan Karir dalam Melaksanakan Fungsi Keluarga (Studi Kasus PNS Perempuan yang Telah Berkeluarga di Balai Kota Bagian Humas dan Protokol Samarinda). Jurnal.
Ismail, Rahmah and Sulaiman, Noorasiah. 2014. Married Woman Labor Supply Decision in Malaysia. Asian Socience Sicence. 10 (3).
Jayanti, Yoni Try, Ni Nyoman. 2016. Pengaruh Umur dan Jumlah Tanggungan terhadap Pendapatan Buruh Perempuan Melalui Curahan Jam Kerja (Studi Kasus pada Buruh Perempuan di Pasar Badung). Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Juhn, Chinhui and Simon Potter. 2006. “Changes in Labor Force Participation in the United States”. Journal of Economic Perspectives, 20(3), h: 27-46.
Juliartini, Ketut. 2012. Pengaruh Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan Anak,dan Intensitas Adat terhadap Pendapatan Perempuan (Studi Khasus pada Pedagang Acung Perempuan di Pantai Legian Kelurahan Legian Kecamatan Kuta). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Pustaka Raja : Jakarta.
Mayaswari, Hesty, Wayan dan Yasa, Murjana I Gusti Wayan. 2015. Peran Ganda Pedagang Perempuan di Pasar Mertha Nadi Legian, Bali. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 23(2): h:71-84.
Mia Komala Sari, Kadek. 2012. Alokasi Waktu Pekerja Perempuan dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 5 (2).
Oka, I Made Darma. 2004. Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Pariwisata Bali. Dinamika Kebudayaan, 6(2), h:86-91.
Sudarsani, Ni Putu, Sukarsa, I Made, dan Marhaeni, A.A. I.N. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pekerja Perempuan Migran di Industri dPengrajin Tedung Bali Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4(8) h :522-536.
Yunilas. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Perempuan dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak. Jurnal Agribisnnis Peternakan. 1(3).
Yusfi, Reikha Habibah dan Setiawan, Achma Hendra. 2014. Pengaruh Faktor Upah, Umur, Pendapatan Suami, Umur Anak Terakhir, dan Jumlah tanggungan keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Perempuan Menikah Di Kota Magelang. Jurnal Ekonomi. 3(1), h:233-3814.
36
PIRAMIDA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Discussion and feedback