PENGARUH PENDAPATAN, PENDIDIKAN, DAN REMITAN TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI PEKERJA MIGRAN NONPERMANEN DI KABUPATEN BADUNG (Studi Kasus pada Dua Kecamatan di Kabupaten Badung)
on
PENGARUH PENDAPATAN, PENDIDIKAN, DAN REMITAN TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI PEKERJA MIGRAN NONPERMANEN
DI KABUPATEN BADUNG
(Studi Kasus pada Dua Kecamatan di Kabupaten Badung)
oleh
Ni Luh Sili Antari, SE, Msi
Jurusan Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana
Abstract
Badung Regency is the one of the primary distination area of migrant in Bali Province. It’s caused by the development conducted tend to concentrate to this region, and it’s reflected by the concentration of some activities as well as the center of government, economy and trade, education, health services, and the center of tourism.
The objectives of this rescarch are to know the different of marginal propensity to consume (MPC) between nonpermanent migrant workers from Bali and outside Bali; the effect of income, education, and remittances on consumption spending of nonpermanent migrant workers simultaneously; the effect of income, education, and remittances on consumption spending partially; and to know the dominant variable that influence to consumption spending. In this research was primary data from 160 respondents of two villages in Badung Regency thase are Jimbaran and Dalung. Technique of data analysis is used simple linear regression, multiple linear regression, clasic assumption test, F-test, t-test and analysis of dominant variable.
Some findings of this research are: that the MPC’s of nonpermanent migrant workers is still low, as well as the MPC’s of nonpermanent migrant workers from Bali is 0,248 and 0,133 for nonpermanent migrant workers from outside Bali. Simultaneously, the income, education, and remittance variables are significantly influential to consumption spending of nonpermanent migrant workers at level of significant 1 percent. Pertially, the income, education, and remittance variables are also significantly influential to consumption spending of nonpermanent migrant workers at level of significant 1 percent. The last finding that income is the most dominant variable have an effect to consumption spending of nonpermanent migrant workers.
In relation with aboved conclusions can be suggested: Firstly, the using remittances thas sent by nonpermanent migrant workers to its origin in order to productive activities so thas can push the origin area. Secondly, the nonpermanent migrant workers have to pay attention to the environmental condition compatibility in distination area, like to participate in social activities and to maintain the cleanlines environment in distination area.
Key word: nonpermanent migrant workers, marginal propensity to consume, and remittance
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah dan struktur penduduk merupakan faktor pendukung terhadap keberhasilan pembangunan di suatu wilayah. Namun, jumlah penduduk yang besar harus pula didukung kualitasnya yang baik. Penduduk yang besar dan berkualitas diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, di mana secara tidak langsung memberi dampak positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu komponen kependudukan yang mempengaruhi jumlah dan struktur penduduk adalah perpindahan (migrasi). Migrasi merupakan perpindahan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jangka waktu tertentu, karena faktor pendorong di daerah asal serta faktor penarik di daerah tujuan. Migran dapat dibedakan atas dua, yaitu migran permanen dan nonpermanen.
Fenomena yang umum menunjukkan bahwa migrasi cenderung menuju daerah perkotaan. Kabupaten Badung merupakan salah satu wilayah yang menjadi daerah tujuan utama migran. Hal ini disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan cenderung memusat di dua wilayah ini, yang memiliki fungsi dan peran yang strategis sebagai pusat pemerintahan, perekonomian dan perdagangan, pusat aktivitas pendidikan serta pelayanan kesehatan dan pusat kegiatan pariwisata yang berperan besar terhadap perkembangan perekonomian Bali.
Adanya keeratan hubungan antara migran dengan daerah asal baik yang diwujudkan dalam bentuk kunjungan maupun remitan ke daerah asal, akan berpengaruh terhadap perilaku migran dalam melakukan aktivitas di daerah tujuan. Dalam peningkatan remitan, migran berusaha melakukan berbagai kompromi untuk mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya, dan mengadopsi pola konsumsi tersendiri di daerah tujuan. Para migran akan melakukan “pengorbanan” dalam hal makanan, pakaian, dan perumahan supaya bisa menabung dan akhirnya bisa mengirim remitan ke daerah asal lebih banyak. Hal ini akan menimbulkan berbagai permasalahan sosial di Kabupaten Badung seperti banyaknya permukiman kumuh, kesembrautan tata kota dan pemasalahan sosial lainnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut.
-
a. Adakah perbedaan hasrat konsumsi marginal pekerja migran nonpermanen asal Bali dengan luar Bali di Kabupaten Badung?
-
b. Apakah pendapatan, pendidikan dan remitan berpengaruh secara simultan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung?
-
c. Bagaimanakah pengaruh pendapatan, pendidikan dan remitan secara parsial terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung?
-
d. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan; (a) Untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan hasrat konsumsi marginal pekerja migran nonpermanen asal Bali dan luar Bali di Kabupaten Badung; (b) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendapatan, pendidikan dan remitan secara simultan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung; (c) Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pendapatan, pendidikan dan remitan secara parsial terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung; dan (d) Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung.
Kegunaan penelitian adalah untuk memberikan informasi yang riil tentang kondisi sosial-ekonomi nonpermanen yang ada di Kabupaten Badung, sehingga menemukan faktor-faktor yang mendasari munculnya pemukiman kumuh di kalangan pekerja migran, khususnya migran nonpermanen. Dengan mengetahui berbagai faktor tersebut diharapkan pemerintah maupun pihak yang terkait dapat
mengambil kebijakan, yakni pengentasan daerah kumuh dan memberikan perhatian dalam pembangunan di wilayah kumuh di Kabupaten Badung.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Migran Nonpermanen
Menurut Mantra (1999) mobilitas atau migrasi penduduk didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Batas wilayah yang bisa digunakan adalah batas administrasi seperti : Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, atau Negara. Di samping batas wilayah batas waktu juga bervariasi : satu hari, lebih dari satu hari hingga kurang dari enam bulan atau enam bulan lebih.
Mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) mobilitas penduduk permanen; (2) mobilitas penduduk nonpermanen. Perbedaan antara mobilitas permanen dan nonpermanen terletak pada ada atau tidaknya niat untuk bertempat tinggal menetap di daerah tujuan bukan lamanya setiap perpindahan. Apabila seseorang pindah ke daerah lain tetapi sejak semula bermaksud kembali ke desa asal, maka perpindahan tersebut dapat diaggap sebagai sirkulasi dan bukan migrasi.
Mobilitas penduduk selama ini lebih banyak melihat dari sisi ekonomi artinya faktor-faktor yang mendorong penduduk melakukan mobilitas sebagian besar karena motif ekonomi dan perbaikan kehidupan. Selain faktor ekonomi, kondisi desa asal juga menjadi pendorong untuk melakukan mobilitas. Tanah pertanian yang tidak subur, kekeringan dan lowongan kerja yang terbatas merupakan kondisi umum yang dihadapi oleh para migran di daerah asalnya (Wijono, 1994).
Pengertian Pengeluaran Konsumsi
Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi
sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali (Nopirin,1997). Badan Pusat Statistik (2006) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan.
Pengertian Pendapatan
Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbannya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah /gaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para enterprenuer akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sadono Sukirno, 1995).
Menurut Sunuharyo (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (Labour Income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (Non Labour Income). Dalam kenyataannya membedakan antara pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain. Oleh kerananya dalam perhitungan pendapatan migran dipergunakan beberapa pendekatan tergantung pada lapangan pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi (Production Approach). Dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.
Pengertian Remitan
Pada mulanya istilah remitan (remittance) adalah uang atau barang yang dikirim oleh migran ke daerah asal, sementara migran masih berada di tempat tujuan (Connell, 1976). Namun kemudian definisi ini mengalami perluasan, tidak hanya uang dan barang, tetapi keterampilan dan ide juga digolongkan sebagai remitan bagi daerah asal (Connell, 1980). Keterampilan yang diperoleh dari pengalaman bermigrasi akan sangat bermanfaat bagi migran jika nanti kembali ke desanya. Ide-ide baru juga sangat menyumbang pembangunan desanya. Misalnya cara-cara bekerja, membangun rumah dan lingkungannya yang baik, serta hidup sehat.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan dan kajian pustaka tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
-
a. Hasrat konsumsi marginal pekerja migran nonpermanen asal luar Bali lebih kecil dibandingkan dengan asal Bali.
-
b. Pendapatan, tingkat pendidikan dan remitan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung.
-
c. Pendapatan dan tingkat pendidikan berpengaruh positif secara parsial terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung. Sedangkan remitan berpengaruh negatif secara parsial terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel pekerja migran nonpermanen asal Bali dan luar Bali di dua Kecamatan Kuta Selatan dan Kuta Utara di Kabupaten Badung. Pemilihan Kecamatan Kuta Selatan dan Kuta Utara sebagai sampel karena kedua kecamatan ini merupakan pusat kegiatan pariwisata di Kabupaten Badung. Kuta Selatan sebagai sampel penelitian karena memiliki
penduduk pendatang nomor dua tertinggi setelah Kecamatan Mengwi sebesar 1.847 orang (21,72 persen), sedangkan Kuta Utara memiliki penduduk pendatang sebesar 1.717 orang (20,19 persen).
Definisi Operasional Variabel
Variabel utama yang digunakan didefinisikan sebagai berikut.
-
(1) Pengeluaran konsumsi terdiri atas hal-hal berikut ini,
Konsumsi makanan yaitu besarnya pengeluaran untuk keperluan konsumsi makanan pekerja migran nonpermanen di daerah tujuan dalam sebulan di ukur dalam rupiah. Konsumsi non-makanan, yaitu pengeluaran untuk membiayai keperluan konsumsi non makanan pekerja migran nonpermanen dalam sebulan di ukur dalam rupiah. Total pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen adalah total pengeluaran konsumsi makanan dan non makanan pekerja migran nonpermanen dalam sebulan yang diukur dalam rupiah.
-
(2) Pendapatan terdiri atas berikut ini.
Pendapatan dari hasil kerja (labour income) yaitu pendapatan responden dari hasil pekerjaannya selama sebulan sebelum wawancara yang diukur dalam rupiah. Pendapatan non kerja (non labour income) yaitu pendapatan responden yang berasal dari bukan hasil kerja seperti bunga, pemberian perseorangan dan lainnyadalm sebulan diukur dalam rupiah. Pendapatan total pekerja migran nonpermanen yaitu pendapatan total pekerja migran nonpermanen dalam sebulan sebelum wawancara yang diukur dalam rupiah. Nilai variabel ini merupakan penjumlahan nilai variabel pendapatan hasil kerja dan pendapatan non kerja.
-
(3) Pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan terakhir pekerja migran nonpermanen yang ditamatkan, di ukur dengan jumlah tahun sukses pendidikan.
-
(4) Nilai Remitan adalah besarnya kiriman uang dan barang oleh migran nonpermanen kepada keluarga di daerah asal migran dalam sebulan yang
di ukur dalam rupiah. Nilai variabel ini termasuk tabungan dimana potensial akan digunakan untuk remitan.
Prosedur Penentuan Sampel dan Responden
Mengingat data tentang jumlah pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung tidak tersedia pada instansi terkait, sehingga tidak mungkin untuk menyusun kerangka sampling yang dijadikan dasar penarikan sampel. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, maka diambil dua kecamatan secara purposive yang memiliki jumlah migran terbanyak yaitu Kuta Selatan (Kelurahan Jimbaran) dan Kuta Utara (Desa Dalung). Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 160 responden yaitu untuk Kelurahan Jimbaran 80 responden (40 responden asal Bali dan 40 responden asal Luar Bali) dan Desa Dalung 80 responden (40 responden asal Bali dan 40 responden asal Luar Bali). Dalam pengumpulan data primer dari penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu wawancara terstruktur, metode observasi dan wawancara mendalam.
Teknik Analisis Data
Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana yaitu untuk menguji hipotesis yang pertama; analisis regresi berganda untuk menjawab hipotesis kedua dan ketiga, dimana pada hipotesis kedua digunakan uji F dan hipotesis ketiga digunakan uji t; dan untuk menjawab hipotesis yang keempat tentang variabel yang berpengaruh dominan digunakan analisis variabel yang dominan. Pada tehnik analisis ini juga dibahas tentang uji asumsi klasik yang bertujuan untuk menguji data apakah bebas dari multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan Antara Berbagai Karakteristik Demografi dengan Variabel Daerah Asal Migran Non Permanen
-
(1) Hubungan Antara Umur dan Jenis Kelamin dengan Variabel Daerah Asal Pekerja Migran Nonpermanen
Hubungan antara umur dengan variabel daerah asal, pekerja migran nonperman asal Bali berumur lebih muda dari pada pekerja migran nonpermanen asal luar Bali. Hal ini terlihat pada kelompok umur 25 – 29 tahun, dimana pekerja migran nonpermanen asal Bali sebesar 37,50 persen dan migran nonpermanen luar Bali sebesar 33,75 persen, sedangkan untuk kelompok umur 40 tahun keatas pekerja migran nonpermanen asal luar Bali (12,50 persen) lebih banyak dari pada pekerja migran nonpermanen asal Bali (3,75 persen).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,10 persen pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung adalah berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 31,90 persen berjenis kelamin perempuan. Hubungan antara jenis kelamin dengan variabel daerah asal pekerja migran nonpermanen, terlihat bahwa migran nonpermanen asal luar Bali lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dari pada pekerja migran nonpermanen asal Bali. Hal ini terlihat pada persentase jenis kelamin laki-laki pekerja migran nonpermanen asal luar Bali sebesar 68,70 persen dan sebesar 67,50 persen untuk migran nonpermanen asal Bali.
-
(2) Hubungan Antara Status Kawin dengan Variabel Daerah Asal Pekerja Migran Nonpermanen
Hubungan antara status kawin dengan variabel daerah asal pekerja migran nonpermanen, menyatakan bahwa pekerja migran nonpermanen asal Bali lebih banyak yang berstatus kawin sedangkan untuk pekerja migran nonpermanen asal luar Bali lebih banyak yang berstatus belum kawin. Hal ini dapat dilihat dari persentase pekerja migran nonpermanen yang berstatus kawin lebih banyak pada migran nonpermanen asal Bali, sedangkan pada
status belum kawin persentasenya lebih banyak pada migran nonpermanen asal luar Bali.
-
(3) Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Variabel Daerah Asal Pekerja Migran Nonpermanen
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan variabel daerah asal, pekerja migran nonpermanen asal Bali memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari pada pekerja migran nonpermanen asal luar Bali. Hal ini terlihat pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu tamat SLTA dan Diploma/S1 pekerja migran nonpermanen asal Bali memiliki persentase lebih tinggi dari pada pekerja migran nonpermanen asal luar Bali. Sedangkan untuk pekerja migran nonpermanen asal luar Bali lebih banyak berpendidikan tamat SLTA dan tamat SLTP.
-
(4) Hubungan Antara Status Pekerjaan dengan Variabel Daerah Asal Pekerja Migran Nonpermanen
Hubungan antara status pekerjaan dengan variabel daerah asal pekerja migran nonpermanen menunjukkan bahwa status pekerjaan migran nonpermanen asal Bali lebih baik dari pada migran nonpermanen asal luar Bali, dimana ditunjukkan pada status pekerjaan sebagai karyawan swasta pekerja migran nonpermanen asal Bali memiliki persentase lebih tinggi dari pada pekerja migran nonpermanen asal luar Bali. Selain itu juga, adanya tingkat pendidikan pekerja migran nonpermanen yang lebih rendah (tamat SLTP dan SLTA) dari pada pekerja migran nonpermanen asal Bali sangat mempengaruhi status pekerjaan migran nonpermanen. Hal ini dapat dilihat dari status pekerjaan lainnya seperti tukang cukur dan tukang parkir, dimana pekerja migran nonpermanen asal luar Bali memiliki persentase yang lebih tinggi dari pada migran asal Bali.
Hubungan Antara Beberapa Variabel Ekonomi (Pendapatan, Pengeluaran, dan Remitan) dengan Variabel Daerah Asal Pekerja Migran Nonpermanen
Rata-rata total pendapatan dalam sebulan pekerja migran nonpermanen asal Bali sebesar Rp. 1.409.312,50 dan pekerja migran dari luar Bali sebesar Rp. 1.250.362,50, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata total pendapatan pekerja migran asal Bali lebih besar dari pada pendapatan luar Bali. Ditunjukkan pada total pendapatan yang tinggi, dimana persentase pekerja migran nonpermanen asal Bali lebih besar dari pada migran nonpermanen asal luar Bali, sebaliknya pada total pendapatan yang rendah persentase pendapatan migran nonpermanen asal luar Bali lebih besar dari pada asal Bali.
Hal ini dikarenakan bahwa tingkat pendidikan pekerja migran nonpermanen asal Bali lebih tinggi dari migran asal luar Bali, sehingga migran nonpermanen asal Bali mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mendapatkan pendapatan yang lebih besar dari pada pekerja migran nonpermanen asal luar Bali. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Giri (2003) menyebutkan bahwa rata-rata pendapatan migran dari luar Bali lebih besar dibandingkan dengan asal Bali.
-
(2) Hubungan Antara Pengeluaran dengan Variabel Daerah Asal Pekerja Migran Nonpermanen
Rata-rata total pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen asal Bali Rp. 903.372,21 lebih besar dari pada rata-rata pengeluaran konsumsi luar Bali yaitu Rp. 680.898,53. Hal ini ditunjukkan pada total pengeluaran yang tinggi dimana persentase pengeluaran migran asal Bali lebih besar dari pada asal luar Bali, sebaliknya pada total pengeluaran yang lebih rendah dimana persentase pengeluaran asal luar Bali lebih besar dari pada asal Bali. Pekerja migran nonpermanen asal luar Bali yang menunjukkan pengeluaran lebih kecil dari migran asal Bali, dikarenakan migran asal luar Bali lebih meminimalkan pengeluarannya di daerah tujuan
agar dapat mengirimkan uangnya lebih banyak ke daerah asal dalam bentuk remitan.
-
(3) Hubungan Antara Remitan dengan Variabel Daerah Asal Pekerja Migran Nonpermanen
Menurut daerah asal, pekerja migran nonpermanen asal Bali rata-rata total remitannya Rp.188.583,31 lebih kecil dari pada pekerja migran nonpermanen asal luar Bali yaitu sebesar Rp. 298.125,- perbulan. Hal ini ditunjukkan pada total remitan tertinggi dimana persentase migran asal luar Bali lebih besar dari pada migran asal Bali, sebaliknya pada total remitan yang lebih kecil, persentase migran nonpermanen asal Bali lebih besar dari pada asal luar Bali.
Uji Hasrat Konsumsi Marginal (MPC) Pekerja Migran Non Permanen Asal Bali Dan Luar Bali Di Kabupaten Badung
Uji hasrat konsumsi marginal (MPC) pekerja migran nonpermanen asal Bali dan luar Bali di Kabupaten Badung digunakan analisis linier sederhana dimana akan dibandingkan pola konsumsi migran nonpermanen asal Bali dan luar Bali yang diperoleh hasil seperti Tabel 1
Tabel 1. Pengaruh Pendapatan terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kabupaten Badung
Migran Asal Bali |
Migran Asal Luar Bali |
Bali dan Luar Bali | |
Pendapatan (βi) |
0,248 |
0,133 |
0,233 |
t-hitung |
5,804 |
2,234 |
6,534 |
Sig |
0,000 |
0,028 |
0,000 |
Konstanta (β0) |
554462,8 |
514499,4 |
482674,74 |
R2 |
0,302 |
0,060 |
0,213 |
N |
80 |
80 |
160 |
F |
33,687 |
4,991 |
42,695 |
Sig |
0,000 |
0,028 |
0,000 |
Sumber: Data dioleh dari hasil penelitian, 2008
Dari data diatas dapat di peroleh hasil bahwa hasrat konsumsi Marginal (MPC) pekerja migran nonpermanen asal Bali lebih besar dari pada hasrat konsumsi marginal (MPC) pekerja migran non permanen asal luar Bali. Namun
apabila di teliti lebih lanjut dengan uji dua beda rata-rata (uji Z) diperoleh hasil Z hitung (1,55) < Z tabel (2,33), yang berarti tidak ada perbedaan hasrat konsumsi marginal (MPC) pekerja migran asal Bali dan luar Bali secara signifikan. Hal ini dikarenakan bahwa pekerja migran asal Bali dan luar Bali sama-sama mengirim remitan kedaerah asal sehingga MPC pekerja migran asal Bali dan luar Bali tidak berbeda secara signifikan.
Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi dari variabel pendapatan, tingkat pendidikan, dan remitan berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen diperoleh hasil seperti pada Tabel 2
Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Data Pengaruh Variabel Pendapatan, Pendidikan, dan Remitan terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen menurut Daerah Asal
Variabel independen |
Migran asal Bali |
Migran asal luar Bali |
Bali dan luar Bali |
Koefisien (β 1) |
0,493 |
0,337 |
0,465 |
t-hitung |
4,325 |
2,604 |
5,685 |
Sig |
(0,000) |
(0,011) |
(0,000) |
Koefisien (β 2) |
0,222 |
0,194 |
0,252 |
t-hitung |
0,708 |
2,198 |
3,028 |
Sig |
(0,481) |
(0,031) |
(0,000) |
Koefisien (β 3) |
-0,124 |
-0,156 |
-0,154 |
t-hitung |
-2,239 |
-2,799 |
-0,475 |
Sig |
(0,028) |
(0,006) |
(0,000) |
Konstanta (β0) |
3,302 |
4,415 |
3,582 |
F |
6,733 |
5,189 |
17,799 |
Sig |
(0,000) |
(0,003) |
(0,000) |
R2 |
0,210 |
0,170 |
0,255 |
Durbin-Watson |
1,741 |
1,669 |
1,725 |
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 2 diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
∧
Logy = 3,582+ 0,465 Log X1 + 0,252 Log X2 – 0,154 Log X3
Sebelum menguji dan menganalisis data, menurut Gujarati (1999) perlu dilakukan uji asumsi klasik.
Pengujian asumsi klasik
-
a. Uji Multikolinieritas
Dalam analisis data diperoleh hasil bahwa pendapatan, pendidikan dan remitan memiliki nilai VIF di bawah 10 dan nilai Tolerance di atas 0,10 ini berarti tidak terjadi multikolinieritas antara pendapatan, pendidikan dan remitan.
-
b. Uji Autokorelasi
Dalam analisis data diperoleh hasil du (1,60) < d-hitung (1,725) < 4-du (2,4) maka dapat disimpulkan nilai d-hitung terletak di daerah penerimaan Ho dan ini berarti tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif sehingga model ini layak digunakan untuk analisis lebih lanjut.
-
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel pendapatan, pendidikan dan remitan memiliki nilai signifikan lebih besar dari pada 0,01 ini berarti tidak ada heteroskedastisitas pada pendapatan, pendidikan dan remitan.
Uji Pengaruh Pendapatan, Pendidikan dan Remitan terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kabupaten Badung
-
(1) Uji Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, dan Remitan terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kabupaten Badung secara Simultan
Pengujian pengaruh pendapatan, pendidikan dan remitan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung digunakan uji F. Dimana di peroleh hasil bahwa nilai F hitung (17,799) > F tabel (3,78), maka Ho ditolak sebaliknya Hi diterima yang berarti bahwa variabel pendapatan, pendidikan dan remitan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung. Nilai R2 sebesar 0,255 artinya rata-rata sebanyak 25,5 persen variasi naik turunnya pengeluaran konsumsi pekerja migran
nonpermanen di Kabupaten Badung mampu dijelaskan oleh variasi naik turunnya tingkat pendapatan, pendidikan dan remitan, dan sisanya 74,5 persen dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
-
(2) Uji Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, dan Remitan terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kabupaten Badung secara Parsial
Untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan (X1), tingkat pendidikan (X2) dan remitan (X3) terhadap pengeluaran konsumsi (Y) pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung digunakan uji t. Dimana diperoleh hasil bahwa pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung; pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung; dan remitan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung. Untuk menentukan variabel mana yang berpengaruh dominan, dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang telah dibakukan (yang telah distrandarisasi) yang memiliki nilai terbesar.
Dari hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pendapatan memiliki nilai beta yang dibakukan tertinggi yaitu sebesar 0,412 yang berarti bahwa variabel pendapatan berpengaruh dominan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung daripada variabel pendidikan dan remitan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data yang dikumpulkan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
-
(1) Hasrat konsumsi marginal pekerja migran nonpermanen asal Bali (koefisien pendapatan = 0,248) lebih besar dari pada hasrat konsumsi marginal pekerja migran nonpermanen asal luar Bali (koefisien pendapatan = 0,133), namun secara statistik hasrat konsumsi marginal asal Bali dan luar Bali tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dikarenakan adanya tanggung jawab pekerja migran nonpermanen di daerah asal yang biasanya diwujudkan dalam bentuk kiriman uang maupun barang baik pekerja migran asal Bali maupun luar Bali.
-
(2) Variabel pendapatan, pendidikan dan remitan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung pada toleransi kesalahan 1 persen.
-
(3) Secara parsial, variabel pendapatan, pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung. Variabel remitan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung pada teleransi kesalahan 1 persen.
-
(4) Variabel yang berpengaruh dominan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung menggunakan analisis variabel yang dominan diperoleh hasil variabel pendapatan memiliki nilai beta tertinggi yaitu sebesar 0,412 yang berarti bahwa variabel pendapatan berpengaruh dominan terhadap pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung dari pada variabel pendidikan dan remitan.
Saran- saran
Dari beberapa simpulan di atas dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.
-
(1) Rendahnya konsumsi marginal (MPC) pekerja migran nonpermanen di Kabupaten Badung baik dari asal Bali maupun dari luar Bali membawa dampak tingginya kebocoran (leakages) dari dampak pengeluaran terhadap pendapatan masyarakat di Kabupaten Badung secara keseluruhan. Untuk meningkatka hasrat konsumsi marginal di Kabupaten Badung dengan cara pekerja migran nonpermanen diharuskan menyewa bangunan-bangunan yang permanen, sehingga pengeluaran konsumsi pekerja migran nonpermanen menjadi meningkat dan pemukiman kumuh dapat dikurangi.
-
(2) Pekerja migran nonpermanen harus memperhatikan keserasian kondisi lingkungan di daerah tujuan seperti memperhatikan kebersihan di tempat tujuan dengan ikut kerja bakti di daerah tujuan. Selain itu harus adanya kontrol dari masyarakat setempat dan pemerintah daerah melalui tata kotanya menerapkan sangsi yang tegas berkaitan dengan pelanggaran pemenfaatan tata ruang agar pemukiman kumuh dapat di kurangi.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Bali. 2006. Pola Konsumsi dan Distribusi Pendapatan Provinsi Bali.Denpasar
Connel, Jhon, Biplab Dasgupta, Roy Laishley, Marchael Lipton. 1976. Migration From Rural Areas, The Evidence from Village Studies. Delhi: Oxford University Press.
Giri,NP Rediatni. 2003. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kota Denpasar” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Gujarati, D.S.Z. 1999, Ekonomietrika Dasar, Cetakan keenam, Erlangga, Jakarta
Mantra, Ida Bagus. 1999. Mobilitas Penduduk Sirkuler dari Desa ke Kota di Indonesia. Seri Kertas Kerja No.30 Yogyakarta:PPK-UGM
Sadono Sukirno. 1995. Pengantar Makroekonomi. Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Sunuharyo, Bambang. 1982. “ Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pegawai Golongan Rendah di Perumnas Klender”, dalam Mulyanto Sumardi dan Han Dieter-Evers. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali Press.
Nopirin. 1997. Ekonomi Makro. Cetakan Keempat. BPFE: Yogyakarta
Wijono, Nuhadi. 1994. Mobilitas Penduduk dan Revolusi Potensi Konflik. Warta Demografi, No 6: 4 -7
18
Discussion and feedback