DOI: https://doi.org/10.24843/SP.2023.v7.i01.p03

p-ISSN: 2528-4517 e-ISSN: 2962-6749

Mencari Pengobatan Tradisional di Desa Simatibung, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba

Robecca Evamelenium Sinaga*, A.A.N. Anom Kumbara , I Gusti Putu Sudiarna Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

[robecca.sinaga05@gmail.com] [anom_kumbara@unud.ac.id] [putu_sudiarna@unud.ac.id]

Denpasar, Bali, Indonesia *Corresponding Author

Abstract

This study discusses about the behavior of the Simatibung Village community in seeking of alternative or traditional medicine. In this study, the author using an ethnographic method with the theory of Health Belief Model and Health Seeking Behavior. From the data that has been obtained, there are several factors that influence the behavior of the Simatibung Village community, ranging from access, economy to trust, from these indicators people tend to choose traditional medicine than modern medicine in health centers.

Keywords: Community Behavior, Medicine, Traditional

Abstrak

Penelitian ini membahas perilaku masyarakat Desa Simatibung dalam mencari pengobatan alternatif atau tradisional. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode etnografi dengan teori Health Belief Model dan Health Seeking Behavior. Dari data yang berhasil diperoleh terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat Desa Simatibung, mulai dari akses, ekonomi hingga kepercayaan, dari indikator tersebut masyarakat cenderung memilih pengobatan tradisional dibandingkan dengan pengobatan modern di puskesmas.

Kata kunci: Perilaku Masyarakat, Pengobatan, Tradisional


Sunari Penjor : Journal of Anthropology

Prodi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Unud


PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dan merupakan dasar bagi setiap individu, karena pada tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan merupakan faktor yang fundamental bagi kehidupan setiap individu karena dengan kondisi tubuh yang sehat, individu bisa beraktivitas dengan nyaman. Manusia adalah makhluk yang kompleks yang terdiri atas unsur fisik, psikis, sosial, spiritual. Oleh karena itu manusia harus menjaga tubuh karena, jika manusia tidak menjaga kesehatan maka banyak permasalahan penyakit yang timbul pada tubuh.

WHO (2015), menyatakan bahwa "Health is a state of completephysical, mental and social well-being and not merely the absence ofdiseases or infirmity". Pengertian tersebut didasarkan pada perilaku kesehatan individu

Perilaku kesehatan menurut Kalangie (1986), dapat dilihat dapat dari konteks interaksi manusia dengan lingkungannya dengan mekanisme-mekanisme penanggulangan dan adaptasi terhadap masalah kesehatan yang berakibat kepada perubahan-perubahan lingkungan. Seperti dalam konteks interaksi antara biologi manusia dengan perilaku, serta konsekuensi-konsekuensi biobudaya yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu dan masyarakat. Perilaku kesehatan tersebut menunjukkan bahwa konteks- konteks sosial budaya, ekologi manusia dan biobudaya adalah konsep dasar perilaku kesehatan dalam memilih pengobatan.

Pengobatan adalah tindakan strategi untuk menghadapi suatu penyakit, strategi tersebut memaksa orang untuk memprioritaskan pencegahan dan pengobatan penyakit. Sementara itu, dalam upaya untuk menanggulangi penyakit, manusia mengembangkan sistem pengetahuan, teknik, norma, nilai, sikap, kebiasaan, ritual, dan lambang

saling membantu. Liana (2017) mengatakan ada 3 sumber pengobatan di dunia meliputi sector yang berkaitan antara lain: pengobatan rumah tangga atau pengobatan sendiri, pengobatan tradisional dan pengobatan medis yang dilakukan oleh perawat, dokter, puskesmas atau rumah sakit.

Salah satu pelayanan kesehatan yang akan dibahas adalah pengobatan tradisional. Awal mula pengobatan tradisional ada sejak dipengaruhinya manusia dengan kepercayaan dunia non material. Menurut Triratnawati (2010), pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang diwariskan dari nenek moyang terdahulu yang dianggap pengobatan alternatif yang mampu mengobati berbagai macam penyakit. Meskipun demikian pengobatan tradisional masih digunakan sampai sekarang. Sistem pengobatan tradisional tidak dapat dipisahkan dari sesuatu yang dianggap sakral. Hal ini berawal dari praktik pengobatan tradisional masyarakat pedesaan yang berdasarkan pada aspek spiritual agama. Kepercayaan dan keyakinan masyarakat kepada Sang Pencipta dan dilakukan dalam proses ritual seperti pembacaan doa-doa yang bernilai sakral.

Pengobatan tradisional memiliki peran yang besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan sangat potensial dikembangkan. Pemerintah sudah memberikan perhatian secara seksama terhadap muncul dan berkembangnya pengobatan tradisional ini. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1 butir ke 16 “Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pengalaman dan keterampilan turun menurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya”.

Perkembangan pembangunan pelayanan kesehatan modern di Indonesia terkhusus di Sumatera Utara terus meningkat tidak hanya di perkotaan saja, namun sampai ke pelosok desa. Di zaman modern sekarang pengobatan tradisional sudah banyak digunakan atau diminati oleh masyarakat khususnya yang mencari pengobatan tradisional yang ada di desa Simatibung, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Samosir. Kasus-kasus yang terjadi pada pengobatan tradisional ini juga mendapatkan dampak yang baik bagi kesehatan mereka, pengobatan tradisional ini ada yang berhasil dan dibandingkan dengan pengobatan modern. Walaupun cara-caranya terkadang dipandang kurang rasional. Pengobatan modern dan pengobatan tradisional tidak jarang menimbulkan pro dan kontra sebagai tolak ukur dalam menilai kebenaran dari suatu hasil suatu pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat yang ada disekitar desa peduli terhadap kesehatan mereka, terutama dalam hal perilaku mencari pengobatan. Penelitian ini juga memfokuskan pada perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan tradisional. Selanjutnya akan dilihat dari faktor-faktor yang dominan apa saja yang menentukan perilaku dan pandangan masyarakat terhadap pengobatan tradisional yang ada di Desa Simatibung.

METODE

Penelitian ini menggunakan model penelitian etnografi yang tergolong dalam jenis metode penelitian kualitatif. Menurut Spradley (2007) dengan metode etnografinya, telah mengambil bagian penting di dalam merubah citra antropologi menjadi alat penting untuk memahami masyarakat yang saat ini sedang berkembang dan masyarakat yang multikultural di seluruh dunia. Bahkan, hampir semua antropolog sepakat bahwa

etnografi menjadi dasar antropologi kultural.

Etnografi dapat didefinisikan sebagai suatu metode atau seperangkat metode tertentu yang berbagai bentuknya mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain keterlibatan etnografer, memahami dan mengikuti kehidupan sehari-hari seseorang dalam waktu lama, melihat kejadiannya, mendengarkan apa yang dikatakan, mengajukan pertanyaan kepada mereka dan mengumpulkan kebenaran data yang ada (Wolcott, dkk., 1977).

Pasien dalam memilih pengobatan dipengaruhi oleh budaya modern dan tradisional. Perilaku masyarakat mencari pengobatan tradisional adalah sebab akibat dari budaya modern dan pengobatannya yang dianggap masyarakat memberikan efek yang kurang baik untuk tubuh karena mengandung bahan-bahan kimia. Dengan metode etnografi, penulis berusaha mendeskripsikan keadaan sosial budaya masyarakat dan melihat bagaimana suatu masyarakat sendiri tentang pemilihan sistem pengobatan.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simatibung, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Samosir. Penentuan lokasi ini didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain: (1) pengobatan tradisional di Desa Simatibung merupakan salah satu alternatif pengobatan yang dipilih masyarakat dalam penyembuhan penyakit yang diderita, (2) pengobatan tradisional di Desa Simatibung masih eksis/diminati oleh masyarakat dalam kemajuan ilmu kesehatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber Sarana Pelayanan Kesehatan Desa Simatibung

Sumber pelayanan kesehatan medis di Desa Simatibung yaitu pusat pelayanan desa (puskesdes), tetapi kecamatan Laguboti juga memiliki

layanan kesehatan medis yang bersifat profesional seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu dan apotek yang jarak tempuhnya tidak jauh dari desa Simatibung. Biasanya penduduk desa jika sakit akan berobat pertama kali menuju posyandu atau puskesmas karena posyandu dan puskesmas desa jaraknya tidak terlalu jauh dan biayanya yang ekonomis. Penduduk yang berobat ke puskesmas adalah penduduk yang mengalami sakit ringan seperti batuk dan pilek serta dapat mengajukan surat rujukan ke rumah sakit untuk berobat. Jika kondisinya dianggap serius maka masyarakat pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Gambar 1. Puskesmas Desa Simatibung Kecamatan Laguboti Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

Gambar di atas menjelaskan bahwa kecamatan Laguboti memiliki sarana pengobatan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tidak berada jauh dari desa Simatibung sebagai pelayanan kesehatan masyarakat desa Simatibung. Puskesmas ini sebagai wadah masyarakat desa Simatibung untuk melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan ketika kurang baik.

Pengobatan Tradisional Desa Simatibung

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari manusia lain (masyarakat) untuk dapat berinteraksi mempertahankan eksistensi, begitu pun

sang penyembuh yang merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki hak serta kewajiban sama dengan anggota masyarakat lain dalam bersosialisasi. Penyembuh dalam masyarakat adalah orang yang dihormati, hal tersebut didasarkan karena beliau seorang porangir (penatua gereja) yang dianggap masyarakat sebagai sosok yang mengerti agama atau supranatural. Kedudukan penyembuh berperan sebagai pelayan masyarakat dalam menyembuhkan penyakit masyarakat dalam praktisi pengobatan tradisional. Dengan demikian, penyembuh memiliki dua kedudukan, yaitu orang yang mengerti atau mengetahui keagamaan atau suprantural, dan sebagai penyembuh penyakit medis yang diderita masyarakat.

Gambar 2. Penulis bersama Tokoh Pengobatan Tradisional Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

Prosedur mendapatkan pelayanan dalam pengobatan ini tidak begitu sulit dibandingkan pengobatan lain. Pasien dapat menelepon sehari sebelum untuk memberitahu bahwa pasien akan datang untuk melakukan pengobatan dan kepada pasien yang mengalami sakit secara darurat harus tetap mengikuti proses antrian. Sistem pengobatan tradisional ini tidak menggunakan nomor antrian melainkan siapa pasien yang datang pertama akan di tanganin lebih dulu, begitupun selanjutnya. Pasien yang

datang juga kondusif untuk menunggu ditangani oleh sang penyembuh

Biasanya pada hari Minggu pengobatan ditutup, dikarenakan sang penyembuh sedang beribadah. Dalam seminggu penyembuh memiliki satu hari untuk menutup praktek pengobatan, dikarenakan sang penyembuh ingin memiliki satu hari untuk beristirahat dan mencari bahan-bahan untuk ramuan obat-obatan. Jam operasional pengobatan tradisional Desa Simatibung buka pukul 08.00 dan tutup pada pukul 18.00 WIB.

Proses dan Pelayanan Pengobatan Tradisional Desa Simatibung

Pelayanan Pengobatan Tradisional Desa Simatibung akan dilakukan kepada pasien jika pasien sudah melakukan prosedur pelayanan terlebih dahulu. Pelayanan pasien di tidak mematok biaya sama sekali, untuk melakukan pemeriksaan hanya keikhlasan dan ketulusan sang pasien memberikan biaya untuk penyembuh, tetapi jika pasien meminta ramuan obat untuk diminum dalam penyembuhan lebih lanjut, penyembuh memberikan ramuan obat tersebut tanpa harus memaksa si pasien membeli ramuan tersebut.

Dalam pelayan kepada pasien, penyembuh tidak membedakan pemeriksaan kepada pasien yang memiliki penyakit ringan maupun penyakit parah. Dalam pemeriksaan penyakit pertama penyembuh akan menanyakan penyakit, keluhan atau gejala-gejala apa yang pasien rasakan sebelum melakukan pemeriksaan. Setelah itu penyembuh akan melakukan pemeriksaan melalui kaki yang akan di tusuk menggunakan alat dan di pijat. Jika pasien kesakitan pada area kaki yang ditusuk, itu artinya pasien memiliki penyakit dan penyembuh akan memberi tahu pasien kenapa kaki tersebut sakit saat di tusuk dan dipijat. Jika pasien memiliki penyakit, pasien akan ditanya

lebih dulu apakah bersungguh-sungguh dalam pengobatan untuk penyembuhan penyakit yang diderita. Si penyembuh mengatakan bahwa dalam pengobatan ini dalam proses penyembuhan. Dalam pengobatan ini memiliki larangan atau peraturan tentang apa yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi tergantung pada penyakit apa yang diderita oleh pasien dalam contoh penyakit asam urat dimana pasien dalam mengonsumsi obat yang diberikan si penyembuh memiliki larangan tidak boleh mengonsumsi makanan daging hewan terutama bagian dalam seperti usus, limpah, babat dan otak. Komitmen sangat dibutuhkan, jika mengikuti semua aturan si penyembuh maka penyakit tersebut akan lebih cepat sembuh.

Akses ke Lokasi Pengobatan

Lokasi Pengobatan Tradisional Desa Simatibung terletak di Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Lokasi pengobatan ini dilakukan di samping rumah tinggalnya. Untuk mencapai tempat pengobatan, pasien bisa menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Jika memakai kendaraan umum dapat menaiki angkutan satu kali yang menggunakan mobil carry dan untuk sampai ke pengobatan tradisional yang ada di Desa Simatibung dari pusat Kabupaten Toba dan setelah itu menaiki becak untuk masuk ke dalam untuk mencapai tempat pengobatan. Waktu tempuh untuk mencapai pengobatan dari pusat Kabupaten Toba sekitar tiga puluh menit.

Berdirinya Pengobatan Tradisional Desa Simatibung

Pengobatan Tradisional Desa Simatibung Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba dimulai sejak adanya seorang penyembuh yang bernama Maraden Sihombing. Sebelum menjadi seorang penyembuh beliau bekerja

sebagai seorang wiraswasta. Beliau juga warga asli dari Desa Simatibung. Untuk bisa mengobati pasien beliau mempunyai keinginan sendiri untuk belajar mengobati dan melewati banyak proses. Awalnya belajar dan melihat temannya mengobati orang lain. Sejak tu Maraden Sihombing memiliki ketertarikan untuk mempelajari dan mendalami pengobatan tradisional ini.

Maraden Sihombing mencari informasi mengenai pengobatan tradisional. Sumber yang digunakan untuk mendapatkan informasi adalah dengan membaca buku-buku mengenai pengobatan tradisional. Setelah setahun mempelajari pengobatan tradisional ini, Dia memberanikan diri untuk melakukan pemeriksaan dengan pada pasien. Pasien tersebut adalah keluarganya sendiri. Proses pemeriksaan hanya melakukan pemijatan pada tubuh yang di mulai dari ujung kaki. Hasil pemeriksaan tersebut sangat bagus.

Setelah mahir dalam proses pemeriksaan penyakit, beliau ingin mempelajari cara membuat ramuan herbal untuk lebih mendukung proses kesembuhan. Mahir dalam membuat ramuan herbal, bapak Maraden Sihombing memberanikan diri membuka praktik pengobatan tradisional Desa Simatibung. Pasien yang datang dari lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat yang datang ke pengobatan tersebut tidak ada yang mengeluh dalam proses pengobatan. Melainkan mereka sembuh dari sakit yang mereka derita. Dari situ mulai datang pasien dari berbagai daerah untuk melakukan pengobatan.

Perilaku Masyarakat dalam Mencari Pengobatan Tradisional di Desa Simatibung

Manusia merupakan makhluk sosial, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa adanya peran manusia lain

untuk melakukan kegiatannya. Untuk dapat melakukan aktivitasnya manusia harus sehat jasmani, karena jika salah satu panca indra itu sakit maka aktivitas itu akan lumpuh dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Manusia akan mencari sumber pengobatan demi kesembuhan penyakitnya. Menurut Health Belief Model yang dikemukakan oleh Rosenstock (dalam Nugrahani dkk., 2017) mengatakan perilaku individu dalam masyarakat ditentukan oleh motif dan keyakinan tanpa memperdulikan apakah motif dan kepercayaannya tersebut sesuai atau tidak dengan pandangan atau realitas orang lain tentang apa yang baik untuk individu maupun masyarakat. Disimpulkan bahwa setiap individu atau masyarakat memiliki kepercayaan atau pandangan yang berbeda-beda yang dapat menimbulkan rasa percaya terhadap sesuatu hal yang dianggap dapat memberikan keuntungan. Dalam pembahasan ini peneliti memfokuskan kepada perilaku masyarakat dalam pencarian pengobatan tradisional yang ada di Desa Simatubung Kecamatan Simatibung Kabupaten Samosir. Secara lebih jelas hal tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut.

Pandangan Masyarakat tentang Sakit dan Gangguan Sakit

Setiap pasien memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda-beda satu sama lain yang menyebabkan setiap tindakan atau perilaku manusia berbeda satu sama lain. Sakit adalah gangguan pada sitem tubuh sedangkan penyakit mempunyai arti suatu proses dalam sistem tubuh yang dirasakan yang mengakibatkan tubuh dan pikiran menjadi abnormal. Jika pasien terkena penyakit maka persepsi mereka akan berbeda terhadap penyakit yang dimiliki, ada yang menggangap penyakit tersebut parah padahal itu adalah penyakit yang biasa saja. Sebaliknya ada yang

menganggap penyakit yang diderita biasa saja padahal penyakit tersebut parah Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berkaitan satu sama lain dan merupakan Bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Konsep sehat dan sakit dihubungkan dengan kondisi tubuh manusia. Saat kondisi salah satu tubuh manusia tidak berfungsi sebagaimana normalnya dan dianggap kebanyakan orang menderita sakit. Sebaliknya saat kondisi tubuh manusia normal dan tidak memiliki keluhan dianggap sehat. (Chongji, 2013), mengungkapkan bahwa kedua kondisi ini sering dikaitkan dengan apa yang terjadi atau tindakan fisik seseorang. Namun, setiap masyarakat hanya mengaitkan keadaan sehat atau sakit dengan keadaan tubuh masing-masing orang. Namun, nilai, kepercayaan, dan budaya juga memainkan peran penting dalam menentukan keadaan kesehatan seseorang. Pandangan konsep kejadian sakit bergantung pada penyakitnya. Secara umum ditentukan oleh faktor antara lain parasite, manusia dan lingkungannya.

Pengetahuan Pasien tentang Etiologi Pengobatan Tradisional di Desa Simatibung

Perilaku pasien yang menderita sakit dalam penelitian ditemukan fakta bahwa pasien yang datang berobat ke pengobatan tradisional banyak mengeluh memiliki berbagai penyakit. Salah satunya adalah penyempitan saraf, stroke, asam lambung dan lain sebagainya. Beragam penyakit yang diderita pasien ini ditandai dengan salah satu organ tubuh yang mengalami kerusakan yang dirasakan yang menghambat aktivitas mereka. Hal ini dianggap oleh pasien sebagai kelainan atau musibah yang diterima oleh individu. Memiliki penyakit dianggap oleh pasien sebagai kondisi yang harus segera diperiksa dan

mendapat perawatan agar penyakit lekas sembuh dan dapat beraktivitas.

Perilaku pasien dalam mencari pengobatan tradisional yang berada di Desa Simatibung didasarkan atas sifat ketenaran pengobatan tradisional tersebut yang dilandasi atas unsur kemanjuran dari penyembuhan, ajaran agama saat pengobatan, sugesti yang baik dari si penyembuh untuk mengobati pasiennya. Unsur-unsur tersebut dianggap oleh pasien dapat mempercepat proses penyembuhan dari sakit yang dimilikinya, unsur sugesti juga sangat berpengaruh karena si penyembuh memberikan ketenangan jiwa kepada pasien terhadap sakit yang dimiliki itu tidak parah. Sehingga pasien tidak perlu takut untuk biaya rumah sakit yang mahal, mengonsumsi obat-obatan kimia yang banyak. Ketenaran pengobatan ini sudah diakui oleh banyak pasien yang sudah sembuh, hal ini dikarenakan banyak pasien yang berhasil sembuh dalam pengobatan tradisional Desa Simatibung dan menjadikan praktik pengobatan ini populer.

Hasil pemaparan informan mengungkapan bahwa pasien mengetahui pengobatan ini melalui anaknya dan anaknya mengetahui pengobatan ini melalui nasabahnya yang memberikan informasi mengenai pengobatan tradisional Desa Simatibung. Nasabah tersebut sebelumnya pernah berobat untuk menyembuhkan penyakit saraf kejepit dan lama penyembuhannya sekitar satu setengah tahun, larangan yang diberikan selama penyembuhan adalah tidak boleh memakan daging olahan seperti sosis dan tidak boleh melakukan aktivitas yang berat seperti tidak boleh mengangkat beban berat. Setelah melakukan proses pengobatan tersebut nasabah tersebut sembuh.

Adapula pasien yang mengetahui pengobatan ini dari gereja. Pasien mengatakan bahwa pengobatan

tradisional ini bagus karena penyembuh adalah seorang sintu (pelayan gereja).

Berdasarkan data yang diperoleh ada yang mengetahui pengobatan tradisional ini melalui informasi atas kepopulerannya terhadap pengobatan yang kesembuhannya tergolong cepat. Ada juga yang mengatakan bahwa informan yakin dan percaya terhadap anugrah Tuhan yang Maha Esa karena anugrah Nya yang diberikan kepada si penyembuh melalui ilmu yang dimiliki dapat menyembuhkan penyakit dan informan memutuskan untuk memilih pengobatan tradisional Desa Simatibung.

Perilaku Masyarakat terhadap Keunggulan dari Praktek Pengobatan Tradisional Desa Simatibung

Keunggulan pengobatan adalah salah satu daya tarik untuk masyarakat datang berobat. Keunggulan pengobatan setiap praktik pasti berbeda. Sebuah pengobatan memiliki cara sembuh yang berbeda-beda juga. Menurut Rusdiana & Irfan (2014), konsumen selalu mencari nilai yang dipandang paling tinggi dari beberapa produk atau jasa yang ada. Mereka membentuk ekspektasi mengenai nilai tersebut yang dapat diukur tingkat kepuasan konsumen. Keunggulan pengobatan ini, obat-obatan yang digunakan tidak obat kimia melainkan obat herbal ramuan penyembuh.

Dari segi kesehatan dinilai pengobatan ini tidak memiliki efek samping yang buruk dalam pengobatan pasien. Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan ini adalah obat-obatan herbal yang diramu sendiri oleh sang penyembuh. Pasien menilai obat-obatan kimia lebih berbahaya digunakan dan memiliki efek samping yang buruk dibanding obat-obatan herbal. Sedangkan keunggulan dari segi pelayanan yang diberikan penyembuh adalah meyakinkan pasien akan sembuh dari sakit.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Mencari Pengobatan Tradisional Desa Simatibung

Perilaku kesehatan adalah salah satu tindakan untuk mencegah keluhan tentang sakit. Individu melakukan segala cara untuk menghindari dan mencegah permasalah sakit pada tubuh. Salah satu cara yang dilakukan adalah berolahraga, menjaga pola makan dan memakan makan bergizi, tidak meminum alcohol, merokok, menghindari dan menghindari segala sesuatu yang menyebabkan permasalah pada tubuh dan menimbulkan penyakit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pasien dalam memutuskan layanan medis mana yang mereka pilih untuk memenuhi kebutuhan mereka antara lain adalah pemilihan tempat pembedahan pada kasus one day surgery yang biasa disebut dengan one day care yang mencakup banyak hal. Menurut Andersen, dkk. (1975), keputusan seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan tergantung kepada 3 faktor, yaitu: faktor predisposisi yang mencakup demografi, struktur sosial dan kepercayaan.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan, perilaku masyarakat Desa Simatibung ditinjau dari pandangan masyarakat terhadap penyakit, maka dapat dilihat bahwa kepercayaan dan kecocokan masyarakat terhadap pengobatan tradisional. Umumnya mereka datang langsung datang ke penyembuh dan mendapatkan dampak baik untuk kesehatan mereka. Terdapat indikator masyarakat memilih alternatif pengobatan tersebut, yakni secara ekonomi karena pengobatan tradisioanl tidak dipatok tarif.

Mereka membayar selayaknya atau semampunya, tentu hal ini sangat berbeda dengan pelayanan kesehatan modern seperti puskesmas. Tidak hanya itu, pengalaman dari orang yang pernah

berobat ke pengobatan tradisional juga masuk dalam indikator itu, perilaku lainnya juga adalah soal persepsi, dimana ini sudah menyangkut kepercayaan yang berarti penyakit yang dideritanya hanya bisa sembuh dengan pengobatan tradisional. Pengobatan modern yang memiliki fasilitas yang memadai dibandingkan pengobatan tradisional belum cukup mengngungguli pengobatan tradisional desa Simatubung.

Selain itu juga ada faktor mengenai jarak atau akses yang juga cukup diperhatikan masyarakat, tentu selain mencari pengobatan yang lebih simpel masyarakat juga mempertimbangkan akses yang mudah mereka dapatkan. Faktor selanjutnya adalah mengenai obat-obatan, sebagian masyarakat juga lebih menyukai obat yang tanpa terkontaminasi bahan kimia, dengan hal itulah mereka memilih pengobatan tradisional yang diracik oleh si penyembuh dalam hal ini adalah dukun atau orang pintar yang ada di Desa Simatibung. Itulah faktor-faktor dominan tersebut yang mempengaruhi masyarakat dalam pencarian pengobatan tradisional Desa Simatibung.

REFERENSI

Andersen, R., Kravitz, J. & Anderson, O.W. (1975). Equity in health service: empirical analysis in social policy. Ballinger.

Chongji, J. (2013).  “On the fate of

traditional culture in Modern China”. Social Sciences in China, 34(2), pp. 152-164.                        doi:

10.1080/02529203.2013.787225

Kalangie, N.   (1986).   “Kerangka

Konseptual Sistem Perawatan Kesehatan”. Berita Antropologi No. 44,            pp.            24-33.

https://doi.org/10.7454/ai.v0i44.1065

Liana, Y. (2017) “Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi keluarga dalam penggunaan obat tradisional sebagai swamedikasi di Desa Tuguharum Kecamatan Madang Raya”. JKK, 4(3), pp. 121-128.

Nugrahani, R.R., Budihastuti, U.R., & Pamungakasari, E.P. (2017). “Health Belief Model on the Factors Associated with the Use of HPV Vaccine  for  the  Prevention of

Cervical Cancer among Women in Kediri,  East  Java”. Journal of

Epidemiology and Public Health,

2(1),            pp.            71-82.

https://doi.org/10.26911/jepublicheal th.2017.02.01.07

Rusdiana, A, & Irfan, M. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Pustaka Setia.

Spradley, J.P. (2007). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Triratnawati, A. (2010). “Pengobatan tradisional,  upaya  meminimalkan

biaya kesehatan masyarakat desa di Jawa”.     Jurnal     Manajemen

Pelayanan Kesehatan, 13(2), pp. 6973.

WHO. (2015). “World Health Statistics Report 2015”. World   Health

Organization.

Wolcott, J.H., McMeekin, R.R., Burgin, R.E., & Yanowitch, R.E. (1977).

“Correlation of occurrence of aircraft accidents with biorhythmic criticality and cycle phase in US Air Force, US Army, and civil aviation pilots”. Aviation, Space, and Environmental Medicine, 48, pp. 976-983.