Nandur

Vol. 1, No. 1, Januari 2021

EISSN: 2746-6957 | Halaman 11-22

https://ojs.unud.ac.id/index.php/nandur Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Analisis Keberhasilan Pemasaran Produk Agribisnis Berbasis Instagram di Provinsi Bali

Ketut Trisna Thana Widiarta*), I Nyoman Gede Ustriyana, Gede Mekse Korri Arisena Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universtas Udayana

*)Email: [email protected]

Abstract

Instagram is one type of e-commerce website that is used to sell products or services digitally with Instagram being the 4th most active platform on social media. This study aims to analyze the characteristics of” agribusiness businesses using Instagram using qualitative descriptive with simple tabulations, analyzing the quality of Instagram, the use of Instagram and usage satisfaction in agribusiness businesses by using descriptive analysis to explain how the perspectives of SME on their Instagram and analyze the influence of Instagram quality, Instagram usage. and satisfaction with the use of successful e-commerce businesses in Bali Province using the Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) approach.The research sample was 31 SME selling vegetables, fruits and meat using Instagram and using the hashtags #sayurbali, #buahbali and #dagingbali. The results show that most of the Instagram-based SME have an age of 26-30 years old SME with undergraduate education levels and Instagram contributing 50% -75% increase in sales. In addition, it was found that Instagram was able to increase SME sales results by paying attention to the quality of “Instagram, the use of Instagram, usage satisfaction and the success of e-commerce. Instagram quality, Instagram usage and usage satisfaction indicate a significant positive influence on the success of e-commerce as evidenced by each variable having a value of 3.961; 2,067 and 2,002 for the success of e-commerce.

Keywords: Instagram, Agribusiness, SEM-PLS, SME

  • 1.    Pendahuluan

“Proses menjual dan membeli suatu produk atau jasa sacaraonline/digital “oleh konssumen danjarigan internet sebagai perantara trasaksi oleh perusahaan menggunakan komputer merupakan e-commerce, dimana e-commerce ini dapat digunakan untuk mengetahui informasi suatu produk atau jasa yang kita inginkan. Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan e-commerce yang mengungguli lima Negara lainnya yang memiliki pasar terbesar di Kawasan Asia Tenggara. Total

penggunaan e-commerce di enam Negara dengan pasar terbesar di Asia Tenggara pada Gambar 1. sumber dari E-Conomy SEA 2019.

Gambar 1. Total Pengguna E-commerce di Asia Tenggara

Gambar 1 menunjukan penggunaan e-commerce di Indonesia mencapai US$20.9 miliar padatahun 2019 dan akan meningkat menjadi US$82 miliar pada tahun 2025. Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa negara Indonesia merupakan negara yang peningkatan penggunaan e-commerce yang paling tinggi dibandingkan peningkatan negara-negara lain. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia mempunyai peluang pasar dan peluang pertumbuhan yang sangat tinggi untuk dikembangkan.

Tabel 1. Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia (%)

Jenis Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

UMKM 57.56 57.75 59.84 60 60.34 60 61 Sumber: Kementrian Koperasi dan UKM

Tabel 1 menunjukan kontribusi dari UMKM terhadap PDB di Indonesia mengalami peningkatan dan penurunan yang signifikan. Kementrian Koperasi dan UKM memprediksikan bahwa pada tahun 2024 mendatang, ditargetkan kontrisbusi terhadapt PDB yaitu sebesar 65%. Hal ini menandakan bahwa UMKM di Indonesia akan terus melakukan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian negara.

E-commerce sebagai tempat untuk jual beli secara digital/elektronik mempunyai banyak platform yaitu seperti mobile application, website, dan media sosial. Website ecommerce sendiri adalah suatu kumpulan dari halaman web yang berisikan informasi data yang dikelola oleh perusahaan untuk melakukan jual-beli melalui internet. Salah satu jenis dari website e-commerce ini adalah media sosial online salas satunya adalah Instagram. Medah (2016) mengatakan Saluran pemasaran melalui e-commerce merupakan saluran pemasaran yang mendekatkan produsen primer (petani) dengan konsumen karena penggunaan e-commerce termasuk dalam pemasaran langsung kepada

konsumen tanpa adanya batasan waktu. Deshinta dan Suyanto (2020) mengatakan promosi online efektif pada industry e-commerce.

E-commerce sukses menurut Model DeLone dan McLean dimana keberhasilan pengembangan dapat diukur dari intensitas pengguna system (intended to use) dan kepuasan pengguna (use satisfaction). Variable-variabel dari yang mempengaruhi kesuksesan e-commerce seperti kualitas informasi dan kualitas e-commerce. Dari teori tersebut menunjukan kualitas system dan kualitas informasi mempunyai pengaruh terhadap usefulness dari output system yang diperoleh, dimana hal ini berpengaruh dalam penggunaan system yang besangkutan dan kepuasan pengguna. Sedangkan menurut Ghandour et al. (2008), model DeLone dan McLean sudah banyak digunakan dalam penelitian dan kebanyakan mengambil sudut pandang dari konsumen saja, sehingga Ghandour et al. (2008) untuk melakukan penelitian mengenai pengukuran kualitas website berdasarkan perspektif pelaku usaha, sehingga menambahkan 2 variabel baru pada kualitas website, yaitu kualitas promosi dan kualitas desain.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terkait karateristik usaha agribisnis pengguna Instagram di Provinsi Bali yang berkaitan dengan data responden, data perusahaan dan data Instagram. Penelitian ini penulis akan menganalisis kualitas Instagram mengguakan perspektif pelaku UMKM dan menganalisis pengaruh kualitas Instagram terhadap kebehasilan e-commerce usaha agribisnis di Provbali Bali untuk mengevaluasi dampak terhadap profitabilitas perusahaan.

  • 2.    Metode Penelitian

    2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan padaplatform Instargram. Lokasi alamat pedagang berbasis Instagram berada di Provinsi Bali. Waktu pengumpulan data berlangsung dari bulan November 2020 sampai Februari 2021.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Data primer diperolehh secara langsungdari pedagang sayuran, buah-buahan dan daging. Data sekunder meliputi studi-studi yang berkaitan dengan keberhasilan ecommerce dimana data di dapatkan dari buku, internet dan jurnal.

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalaam penelitian yaitukuesioner melalui google formulir dan nantinya disebarkan secara digital kepada responden penelitian melalui instagram.

  • 2.4    Penentuan Sampel Penelitian

Penentuan sampel dengan menggunakan Teknik purposive sampling. Pencarian populasi penelitian ini pada platform Instagram dengan melakuakan search (pencarian) menggunakan hastag yaitu #sayurbali, #buahbali, #dagingbali. Didapatkan populasi

sebanyak 100 akun. Kemudian dengan menggunakan teknik Slovin yang menjadi responden penelitian ini yaitu sebanyak 31 akun.

  • 2.5    Variabel dan Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan 4 variabel. Variabel yang digunakn pada penelitian ini terdiri darikualitas instagram, penggunaan instagram, kepuasan penggunaan dan keberhasilan e-commerce. Analisis data yang digunakan pada masing-masing tujuan sebagai berikut

  • 1.    Karakteristik usaha agribisnis pengguna instagram di Provinsi Bali yang di pecahkan dengan analisis secara deskriptif kualitatif dengan tabulasi sederhana, adapun karateristik yang dianalisis seperti Data Responden, Data Perusahaan dan Data instagram.

  • 2.    Kualitas instagram, penggunaan instagram dan kepuasan penggunaan pada usaha agribisnis di Provinsi Bali yang di pecahkan dengan analisis menggunakan metode analisis deskriptif, hal ini menjelaskan bagaimana perspektif pelaku UMKM terhadap instagram yang dimilikinya.

  • 3.    Pengaruh kualitas instagram, penggunaan instagram dan kepuasan penggunaan terhadap keberhasilan E-commerce usaha di Provinsi Bali yang dipecahkan dengan analisisnya  menggunakan  pendekatan Structural

Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS). Terdapat dua tahap analisis data pada pendekatan SEM-PLS, yaitu evaluasi outer model dan evaluasi inner model.

Diagram SEM PLS ini dengan 3 variabel bebas, dan 1 variabel terikat yaituKualitas Instagram, Penggunaan Instagram, Kepuasan Penggunaan, dan Keberhasilan E-commerce. Berikut variabel dependent dan variabel independent dalam Gambar 2.

Gambar 2. Skema path awal

Keterangan:

j^l: Kualitas Instagram

^2 : Penggunaan Instagram

X3 : Kepuasan Penggunaan

1 : Keberhasilan E-commerce

^1.1 : Akurasi

'^1.2 : Relevan

^L3 : Terbaru

^1.4 : Mudah dimengerti

Y∙

λL5: Pencarian

Y . ™ ∙■

λ1L6: Privasi

Y.               .        ∙∙

λL7: Kostumisasi

^1.8 : Kepercayaan

^Lθ : Rekomendasi

^l,10 : Respon

Y...            ■

λL11: Jaminan

^L12 : Menarik

^L13 : Teratur

^LM : Multimedia

^LJS : Iklan

^LlS : Media Sosial


^L17 : Cerita Instagram

-^Lia : Pesan Langsung

^1,19 : Endorse

^2,1 : Pemesanan

^2-2 : Akun Bisnis

%2-3 : Pembayaran

^2A : Jumlah Kunjungan

^2Λ : Hastag

^ai : Fleksibilitas Sistem


jfi2 : Pengembagan Sistem ⅞J : Cerita Instagram Sistem jC14 : Akun Profesional

^3.5 : Waktu Pengembangan

^l : Penjualan

i2: Keuntungan

⅝ : Kesetiaan Pelanggan

i4 : Pasar Global

y5 : Kompetitif


  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karateristik Usaha Agribisnis Pengguna Instagram

Karateristik usaha agribisnis penggunaan Instagram di Bali yang diteliti meliputi karateristik responden, karateristik perusahaan dan data Instagram. Berdasarkan hasil sebaran karateristik responden penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaku UMKM usaha agribisnis pengguna Instagram di Bali dominan berasal dari golongan umur 25-30 tahun. Karena mayoritas orang menguasai teknologi dan infomasi. Hasil sebaran “karakteristik responden penelitiaan ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 “jenis kelamin repsonden terbanyak adalah laki-laki dengan julmah” 16 dengan persentase 51,61%, Sebagian besar responden menjabat sebagai Pemilik dengan jumlah 15 dengan persentase 48,29% dan mayoritas telah mengenyam Pendidikan sarjana dengan jumlah 17. Pendidikan responden yang paling dominan adalah pada “Perguruan Tinggi lebih megenal teknologi dan mengerti cara berbelanja

secara e-commerce (Sudjatmika, 2017). Hal ini mengindikasikan bahwa responden merupakan expert dibidang bisnis dan pertanian sehingga pendapatnya layak dijadikan acuan dalam penelitian.

Tabel 2. Karateristik responden

Kategori

Karateristik

Frekuensi

Presentase (%)

Umur

<20

2

6,45

21-25

6

19,35

25-30

11

35,48

31-35

6

19,35

36-40

2

6,45

<40

4

12,90

Jenis Kelamin

Laki-Laki

16

51,61

Perempuan

15

48,39

Jabatan

Pemilik

15

48,39

CEO

0

0

Pemilik dan CEO

13

41,93

Manajer Sistem Informasi

0

0

Manajer Pemasaran

2

6,45

Lainnya

1

3,23

Pendidikan

Pendidikan Dasar

1

3,23

Terakhir

Pendidikan Menengah Pertama

0

0

Pendidikan Menengah Atas

4

12,9

Diploma

3

9,68

Sarjana

17

54,84

Pasca Sarjana

6

19,35

Sumber: Data diolah (2021)

Tabel 3. Karateristik rerusahaan

Kategori

Karateristik

Frekuensi

Presentase (%)

Lokasi

Badung

5

16,13

Perusahaan

Klungkung

1

3,23

Tabanan

7

22,58

Denpasar

18

58,06

Bidang Usaha

Sayur

4

12,9

Buah-buahan

2

6,45

Daging

3

9,68

Sayur, Buah-buahan

11

35,48

Sayur, Buah-buahan dan Daging

11

35,48

Umur

<1

18

58,06

Perusahaan

1 -- 5

11

35,48

6 -- 10

1

3,23

>10

1

3,23

Omset

<300 Juta

26

83,87

300 Juta - 2,5 Milyar

5

16,13

2,5 Milyar - 50 Milyar

0

0

Sumber: Data diolah (2021)

Berdasarkan hasil sebaran karateristik pada Tabel 3 perusahaan terlihat Sebagian besar pedagang membuka usahanya di Denpasar dengan jumlah 18 dengan persentase 58,06%. Hal ini berarti bahwa Denpasar mempunyai minat usaha agribisnis penggunaan Instagram tertinggi di bali. Mayoritas usaha agribisnis penggunaan Instagram di Bali terlihat menggabungkan antara sayur, buah-buahan dan daging. Terlihat bahwa usaha agribisnis yang menjual sayur dan buah-buahan sama jumlahnya dengan usaha agribisnis yang menjual sayur, buah-buahan dan daging. sebagian usaha agribisnis mempunyai umur perusahaan kurang dari 1 tahun dengan jumlah 18 perusahaan dengan persentase 58,06%. Hal ini berarti pada tahun 2020 banyak perusahaan yang baru memulai berbisnis agribisnis. usaha agribisnis penggunaan Instagram di Bali terlihat dominan omset <300 juta dengan jumlah 26 perusahaan dengan persentase 83,87%, sehingga usaha agribisnis di Bali termasuk pada usaha mikro berdasarkan omset per tahun kurang dari 300 Juta (UUD Nomor 20 tahun 2008).

Tabel 4. Data instagram

Kategori

Karateristik

Frekuensi

Presentase (%)

Tipe Instagram

Business-to-Business

2

6,45

Business-to-Customer

28

90,32

Customer-to-Customer

1

3,23

Umur Instagram

<2,5 Tahun

25

80,65

2,5-5 Tahun

6

19,35

5-7,5 Tahun

0

0

7,5-10 Tahun

0

0

Kontribusi Instagram

<25%

1

3,23

25% - 50%

2

6,45

50% - 75%

19

61,29

>75%

9

29,03

Platform E-commerce

Tidak Menggunakan Platform Lain

12

38,7

yang digunakan selain

Aplikasi Mobile

1

3,23

Instagram

Bukalapak

0

0

Tokopedia

0

0

Blibli

1

3,23

Shopee

2

6,45

Facebook

12

38,7

Lain-lain

3

9,68

Jika tidak, apakah ada

Ya, dalam jangka pendek (<1 Tahun)

13

41,93

kemungkinan   untuk

menggunakan

Ya, dalam jangka menengah (1-5 Tahun)

10

32,26

platform    lain    e-

Ya, dalam jangka Panjang (>5

2

6,45

commerce        lain

Tahun)

kedepannya?

Tidak

6

19,35

Sumber: Data diolah (2021)

Sejalan dengan penelitian Suryati, et.,al (2020) menyatakan tempat pembelian produk olahan lidah buaya secara e-commerce dominan pada media instagram.Data

Instagram pada usaha agribisnis pengunaan Instagram di Bali terbanyak masuk dalam kategori Business-to-customer dengan jumlah 28 pada Tabel 4, hal ini dimana pelaku UMKM mengembangkan pasarnya melalui pemasaran yang interaktif langsung kepada konsumen. Sejalan dengan penelitian Ramadhanti (2019) karakteristik website ecommerce di Jabodetabek-Bandung, mayoritas termasuk dalam kategori Business-to-Customer. Umur Instagram sebagian besar <2,5 tahun dengan jumlah 25 dengan persentase 80,65%, hal ini berdasarkan umur perusahaan dimana banyak usaha agribisnis memulai bisnis di tahun 2020 dan dikarenakan adanya pandemi covid-19 membuat para pembisnis memasarkannya melalui Instagram. Sebagian besar pelaku UMKM menyatakan bahwa Instagram memberikan kontribusi 50%-75% dengan jumlah 19 dengan persentase 61,29%. Hal ini menunjukan bahwa pelaku UMKM di Bali merasakan kontribusi yang diberikan oleh Instagram seperti kenaikan penjualan dan semakin luasnya pasar yang digapai. Sejalan dengan penelitian Ramadhanti (2019) menyatakan sebagian besar pelaku UMKM berpikir bahwa eksistensi e-commerce memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap keseluruhan usaha di Jabodetabek-Bandung dengan merasakan benefit seperti kenaikan penjualan. Selain menggunakan platform e-commerce intagram pelaku UMKM juga menggunakan platform e-commerce lain yaitu Facebook dengan jumlah 12 dengan persentase 38,7%. Hal ini dikarenakan menurut wearesocial.com (2020) facebook merupakan media sosial yang mendudukin peringkat 3 platform paling aktif di media sosial. Dan pelaku UMKM kemungkinan untuk menggunakan platform lain kedepannya Sebagian besar dalam jangka pendek (<1 tahun) dan dalam jangka menengah (1-5 Tahun), hal ini dipicu dengan tingginya kontribusi platform dalam menaikan hasil penjualan.

  • 3.2    Kualitas Instagram, Penggunaan Instagram dan Kepuasan Penggunaan pada Usaha Agribisnis di Provinsi Bali

Hasil perhitungan analisis persepsi pelaku UMKM terhadap kualitas Instagram, penggunaan Instagram dan kepuasan penggunaan pada usaha agribisnis di Provinsi Bali, rata-rata total mean untuk seluruh indicator dan variabel yaitu sebesar 3.95. hal ini mengindikasikan bahwa pelaku UMKM usaha agribisnis setuju terhadap keberhasilan ecommerce. Berdasarkan data yang diperoleh diantara keempat variabel, perolehan rata-rata tertinggi ada pada variabel penggunaan Instagram yaitu sebesar 3.97, hal ini mengindikasikan bahwa pelaku UMKM usaha agribisnis penggunaan Instagram di Provinsi Bali terlihat percaya diri dengan penggunaan Instagram yang dimilikinya yang dimana konsumen dengan mudah menerima informasi mengenai perusahaannya dengan menggunakan berbagai fitur yang diberikan oleh Instagram seperti memanfaatkan akun bisnis dan menggunakan hastag. Sedangkan, skor rataan terendah ada pada variabel kualitas Instagram yaitu sebesar 3.91. hal ini menunjukan bahwa instagram pada usaha agribisnis di Provinsi Bali kurang dioptimalkan kualitas instagramnya. Hasil perhitungan analisis persepsi pelaku UMKM usha agribisnis penggunaan Instagram di Prov bali menggunakan analisis deskriptif pada Tabel 5. Sejalan penelitian Ramadhanti (2019) menyatakan pelaku UMKM setuju jika e-commerce memiliki kualitas yang baik

dan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap keberhasilan e-commerce di Jabodetabek-Bandung.

Tabel 5. Hasil perhitungan analisis persepsi pelaku UMKM

Variabel

Indikator

Mean

Kualitas Instagram

X1.1

X1.2

3.87

3.72

X1.3

4.07

X1.4

3.84

X1.5

3.81

X1.6

3.84

X1.7

3.90

X1.8

4.06

X1.9

3.77

X1.10

3.84

X1.11

3.97

X1.12

3.94

X1.13

4.07

X1.14

3.74

X1.15

3.74

X1.16

4.07

X1.17

4

X1.18

4

X1.19

4.13

Mean

3.91

Penggunaan Instagram

X2.1

X2.2

3.84

3.97

X2.3

4.03

X2.4

3.97

X2.5

4.03

Mean

3.97

Kepuasan Penggunaan

X3.1

X3.2

4.10

3.71

X3.3

4.03

X3.4

3.97

X3.5

4

Mean

3.96

Keberhasilan E-commerce

Y1

4.23

Y2

3.87

Y3

4.10

Y4

3.94

Y5

3.65

Mean

3.95

Rata-rata Total Mean

3.95

Sumber: Data diolah (2021)

  • 3.3    Kualitas Instagram, Penggunaan Instagram dan Kepuasan Penggunaan Terhadap Keberhasilan E-commerce Usaha Agribisnis di Provinsi Bali

Hasil outer model dalam penelitian ini dapat dilihat padaTabel 6. Dimana semua variabel mempunyai AVE diatas 0,7.Hal ini menunjukan variabel mempunyai validitas convergent yang baik. Nilai composite reliability yang dihasikan oleh semua” variable sagat baik yaitu diatas0,7 sehingga dapat disimpukan bahwa semua indikator adalah reliabel atau memenuhi uji reliabilitas. Nilai akar AVE suatuvariabel lebih tinggi dari korelasinya denganvariabel lainnya, maka dikatakan validitasdiscriminant baik. Berikut hasil skema path awal dan hasil outer model dapat dilihat dalam Gambar 3. dan Tabel 6.

Gambar 3. Hasil skema path awal

Tabel 6. Hasil outer model

Variabel         AVE

Composite      Cronbach's Alpha

Reliability

Kualitas Instagram          0,749

Penggunaan Instagram      0,800

Kepuasan Penggunaan      0,795

Keberhasilan E-

0,846 commerce

0,983                0,981

0,952               0,938

0,951                0,935

0,965               0,954

Sumber: Data diolah (2021)

Tabel 7. Hasil inner model

Original

Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values

X1 ->

Y

0,539

0,524

0,136

3,961

0,000

X2 ->

Y

0,346

0,333

0,167

2,067

0,039

X3 ->

Y

0,326

0,329

0,163

2,002

0,046

Sumber: Data diolah (2021)

Selanjutnya adalahinner model.Dimana pathcoefficientdapat dilihat pada Tabel7. Dapat dilihat hubungan jalur yang signifikan terdapat pada semua variabel karena memiliki nilait-statisticlebih besar dari 1,96 yaitu3,961, 2,067 dan 2,002. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas Instagram, penggunaan Instagram dan kepuasan penggunaan terhadap keberhasilan e-commerce berpengaruh positif. Sejalan dengan penelitian Saputra, et al. (2019) e-commerce terdapat pengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi” e-commerce maka semakin tinggi juga keberhasilandari usaha pada Kawasan Tekstil Cigondewah Kota Bandung.Kemudia sejalan dengan penelitian Ramadhanti (2019) terhadap penggunaan e-commerce agribisnis pada pemasaran bawang merah dan cabai merahdi Jabodetabek-Bandung menyatakan Kualitas e-commerce berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan e-commerce secara tidak langsung.

  • 4.    Kesimpulan

Simpulan yangdapat diambil daripembahasan dimana penelitian ini mengunakan anlisis Structural Eqution Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) Terdapat dua tahap analisis data, yaitu outer model dan inner model.Kualitas Instagram, pengunaan Instagram dan kepuasan penggunaan berpegaruh signifikan terhadap keberhasilan e-commerce secara tidak langsung. “Dapat dilihat dari nilai t-statstik yang lebih besar dari nilai(t-tabel signifikan 5% = 1,96). Dimana variabel yang berpengaruh signifikan yaitu kualitas instagram terhadap keberhasilan e-commerce sebesar 3,961. Sedangkan penggunaan instagram terhadap keberhasilan e-commerce sebesar 2,067. Dan kepuasan penggunaan terhdapa keberhasilan e-commerce sebesar 2,002 Sehingga dapat disimpulkan berpengaruh postif.

Daftar Pustaka

Deshinta, H., & Suyanto, A. (2020). Efektifitas Promosi Online Pada E-Commerce Di

Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan,    8(1),    9–18.

https://doi.org/10.37641/jimkes.v8i1.306

Ghandour, A., Deans, K., Benwell, G., & Pillai, P. (2008). Measuring eCommerce website success. ACIS 2008 Proceedings - 19th Australasian Conference on Information Systems, May, 320–330.

Google, Temasek, & Company, B. &. (2019). SEA Internet Economy Report 2019.

Google, Temasek, Bain & Company, 1(4), 53.

Medah, M. (2016). E-Commerce Sebagai Pendukung Pemasaran. Jurnal Sistem Informasi Universitas Suryadarma, 4(1), 74–81.

Ramadhanti, A. (2019). Kualitas Website Dan Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan ECommerce Pada Umkm Di Jabodetabek-Bandung.

Republik Indonesia. 2008. Undang-undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta.

Saputra, A. R., Nuryanti, B. L., & Utama, R. D. H. (2019). Pengaruh Electronic Commerce Terhadap Keberhasilan Usaha Di Kawasan Tekstil Cigondewah Kota Bandung. Strategic: Jurnal Pendidikan Manajemen  Bisnis,  18 (2),  81.

https://doi.org/10.17509/strategic.v18i2.17596

Sudjatmika, F. V. (2017). 54086-ID-pengaruh-harga-ulasan-produk-kemudahan-d(1). 5(1).

Suryati, L., Dolorosa, E., & Oktoriana, S. (2020). Bauran Pemasaran Olahan Lidah Buaya Terhadap Keputusan Pembelian Secara E-Commerce Ukm I Sun Vera. SOCA:     Jurnal     Sosial,     Ekonomi     Pertanian,     14(1),     132.

https://doi.org/10.24843/soca.2020.v14.i01.p11

We Are Social & Hootsuite. (2020). Digital 2020. Global Digital Insights, 247.

22