E-Jurnal Matematika Vol. 8(2), Mei 2019, pp.132-139

DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2019.v08.i02.p244

ISSN: 2303-1751

MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI JERUK MENGGUNAKAN VOGELL’S APPROXIMATION METHOD DENGAN UJI OPTIMAL STEPPING STONE

Moh. Ghista Kusuma Shafarda, Ni Made Asih2, G.K. Gandhiadi3

1Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: ghistakusuma@yahoo.com]

2Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: madeasih@unud.ac.id]

3Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: gandhiadi@unud.ac.id]

§Corresponding Author

ABSTRACT

The objective of this reseach is to know the minimum cost distribution of citrus using Vogell's approximation method with stepping stone optimal test. Vogell's approximation method (VAM) is one of the preparation methods of initial feasible solution tables by determining the allocation of distribution on the cell that has the smallest cost and is located on the row or column that has the greatest value of the difference between the two smallest costs. The stepping stone method aims to test the initial solution table by calculating the cost of empty cells passed by the stepping stone path. The research that has been done shows the cost that before the optimization of the distributing costs of kintamani citrus by kintamani citrus farmers using Vogell's approximation method and stepping stone optimal test, it’s obtained that the costs are 85.338.161 rupiahs, while the cost of distributing kintamani citrus by kintamani citrus farmers after the optimization is 75.710.570 rupiahs.

Keywords: Minimum Cost Distribution, Vogell’s Approximation Method (VAM), Stepping Stone Method

  • 1.    PENDAHULUAN

Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi penghasil jeruk terbesar di negara Indonesia selama kurun waktu empat tahun dari 2011 sampai 2015 dengan produksi sebesar 7,19% dari total keseluruhan (Kementerian Pertanian, 2015). Di antara berbagai jenis jeruk yang di produksi di Provinsi Bali, jeruk kintamani merupakan salah satu jenis yang cukup populer bagi masyarakat.

Jeruk kintamani merupakan jenis jeruk yang berasal dari Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jeruk kintamani bukan hanya buah yang cukup diminati untuk dikonsumsi, tetapi juga cukup sering digunakan pada kegiatan keagamaan umat Hindu di Provinsi Bali. Tidak mengherankan di saat menjelang hari suci keagamaan atau upacara di Bali, permintaan jeruk kintamani di pasaran akan melonjak. Salah satu cara untuk mengatasi lonjakan permintaan jeruk kintamani adalah

dengan melakukan pendistribusian jeruk kintamani ke pasar lokal terlebih dahulu. Setelah terpenuhinya permintaan pada pasar lokal, sisa dari hasil produksi jeruk kintamani dipasarkan ke luar daerah untuk menghindari penurunan harga di pasar lokal akibat dari jumlah jeruk yang melimpah. Oleh karena itu, petani diharapkan dapat mempertimbangkan hal-hal seperti harga jual, biaya yang dikeluarkan dalam distribusi, dan keuntungan yang diperoleh pada distribusi jeruk untuk mengatasi tingginya permintaan.

Distribusi merupakan salah satu dari sekian masalah yang dialami oleh petani jeruk. Distribusi ini menyangkut tentang permasalahan kegiatan pendistribusian barang dari berbagai sumber ke beberapa tujuan. Kegiatan pendistribusian hasil produksi pasti memerlukan biaya transportasi. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengatasi

masalah distribusi adalah dengan menggunakan metode transportasi (Haming, et al., 2017).

Metode transportasi merupakan salah satu teknik optimasi dalam riset operasi yang digunakan untuk mengatur pendistribusian barang dari berbagai sumber ke beberapa wilayah pengiriman sehingga menghasilkan biaya distribusi yang optimal. Terdapat dua metode uji optimal dalam metode transportasi yaitu metode stepping stone dan metode modified distribution (MODI). Sebelum pengujian optimalitas, perlu dilakukan pencarian solusi layak dasar awal. Terdapat beberapa metode pencarian solusi layak dasar awal, yaitu least cost method, north west corner method, Russell’s approximation method, dan Vogell’s approximation method (Siswanto, 2007).

Penelitian sebelumnya terkait dengan masalah distribusi dilakukan oleh Nelwan et al. (2013) mengenai optimasi pendistribusian air dengan menggunakan metode least cost dan metode modified distribution. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menentukan distribusi air yang optimal dengan biaya distribusi yang minimum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan jika biaya yang sudah dilakukan optimalisasi dengan metode transportasi menghasilkan biaya yang lebih kecil. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ardhyani (2017) mengenai optimalisasi biaya distribusi pakan ternak dengan menggunakan metode transportasi. Pendistribusian produk pakan ternak menggunakan metode transportasi menghasilkan biaya yang lebih optimal daripada sebelum dilakukan optimalisasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui biaya minimum pendistribusian jeruk kintamani menggunakan Vogell’s approximation method dengan uji optimal stepping stone.

  • 2.    METODE PENELITIAN

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari enam petani jeruk kintamani yang tergabung dalam koperasi XYZ dan tiga pengepul jeruk

kintamani yang berada di tiga desa (Desa Sukawana, Desa Gunung Kunyit, dan Desa Kintamani). Desa tersebut terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan para petani jeruk kintamani mengenai biaya distribusi yang     dikeluarkan dalam

pendistribusian jeruk kintamani. Data sekunder diperoleh dari pencatatan hasil produksi jeruk kintamani oleh masing-masing petani dan permintaan jeruk kintamani oleh ketiga pengepul pada bulan Juli 2018. Adapun tahapan penyelesaian dalam penelitian ini yaitu:

  • 1.    Mengumpulkan data-data untuk digunakan dalam model transportasi. Sumber = Petani jeruk kintamani = ^m ; m=1,2,3,…,6

Daerah tujuan = Desa Sukawana (Ti), Desa Gunung Kunyit (T2), dan Desa Kintamani ( T3).

  • 2.    Melakukan pemodelan matriks transportasi.

Tabel 1. Matriks Transportasi

Sumber

Tujuan

Kapasitas sumber per periode

Ti

T2

T3

Si

bu Xu

2 χ↑2

bl3 χ↑3

S2

b2ι

X2I

b22

X2I

b2ι

X23

-^2

S6

b61

X6I

b62

X62

b63

X63

Kebutuhan tujuan per periode

B2

B3

∑4

Sumber: Siswanto (2007)

dengan:

bij ,= Biaya distribusi jeruk per kilogram dari sumber m ke tujuan n.

Xij= Jumlah jeruk yang diangkut per kilogram dari sumber m ke tujuan n.

untuk i=1,2,3,…,6 ;j = 1,2,3

  • 3.    Pembentukan solusi layak awal menggunakan Vogell’s approximation method.

  • a.    Pada tiap baris dan kolom, menghitung selisih antara dua biaya yang terkecil.

  • b.    Menentukan baris atau kolom hasil langkah (1) yang selisihnya terbesar. Jika terdapat lebih dari satu nilai dengan selisih terbesar, maka sel dapat dipilih secara bebas.

  • c.    Mengalokasikan maksimum jumlah barang pada baris atau kolom yang memiliki sel dengan biaya terkecil. Menghapus baris atau kolom yang dihabiskan karena pengisian tersebut     pada     perhitungan

berikutnya. Jika baris dan kolom terhapus bersamaan, tambahkan sebuah variabel dummy.

  • d.    Pengulangan langkah 1-3 hingga semua permintaan atau persediaan habis.

  • 4. Pengujian optimalitas tabel solusi layak awal Vogell’s approximation method untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah minimum dengan menggunakan metode stepping stone.

  • a.    Melakukan evaluasi pada sel kosong dengan cara melakukan lompatan secara horizontal atau vertikal secara bergantian dengan berpijak pada sel yang sudah terisi. Lompatan dilakukan sampai kembali ke sel kosong awal.

  • b.    Melakukan perhitungan biaya dari sel yang kosong menggunakan dasar jalur tertutup (+) atau (-). Tanda (+) diberikan pada sel kosong pertama, selanjutnya diberikan tanda (-) pada sel berikutnya. Penggunaan tanda (+) dan (-) dilakukan secara bergantian pada sel-sel berikutnya sampai kembali ke sel kosong awal.

  • c.    Jika semua hasil perhitungan pada evaluasi sel kosong bernilai positif, maka matriks transportasi sudah optimal. Jika menghasilkan nilai negatif, maka matriks transportasi

belum optimal dan dipilih nilai negatif terbesar pada perhitungan biaya.

  • d.    Setelah dipilih perhitungan biaya yang menghasilkan nilai negatif terbesar, pilih sel dengan unit terkecil pada lompatan yang bernilai negatif. Tambahkan unit terkecil tersebut ke lompatan yang bernilai positif, dan kurangkan ke lompatan yang bernilai negatif.

  • 5.    Melakukan   revisi   tabel pada

langkah ke tiga sampai tidak ada nilai negatif pada evaluasi sel kosong.

  • 6.    Interpretasi hasil

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 3.1    Data penelitian

  • a.    Sumber dan kapasitas jeruk kintamani Berikut enam petani jeruk kintamani yang merupakan sumber penyedia jeruk kintamani dengan kapasitasnya:

Tabel 2. Kapasitas Jeruk Kintamani dari

Masing-Masing Petani

Petani jeruk kintamani

Jumlah penawaran (Kg)

Ibu AA

52.409

Pak BB

82.480

Pak CC

29.457

Ibu DD

217.628

Pak EE

36.892

Pak FF

177.787

Sumber: Data primer petani jeruk Kintamani (2018)

  • b.    Daerah tujuan pendistribusian dan permintaan jeruk Kintamani

Petani jeruk kintamani memiliki tiga desa tujuan pengiriman dengan permintaan masing-masing yaitu:

Tabel 3. Desa Tujuan Pengiriman dengan

Jumlah Permintaan

Desa tujuan pengiriman jeruk

Jumlah permintaan (Kg)

Sukawana

300.000

Gunung Kunyit

200.000

Kintamani

150.000

Sumber: Data primer petani jeruk Kintamani (2018)

Diperoleh juga rata-rata biaya distribusi jeruk kintamani per hari, banyak kegiatan

pengiriman, dan jumlah total jeruk kintamani yang dikirim ke setiap daerah tujuan seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-Rata Biaya Distribusi Jeruk Kintamani per hari, Banyak Kegiatan Pengiriman, dan Jumlah Total Jeruk Kintamani yang dikirim ke Setiap Daerah Tujuan

Sumb er

Tujuan

Biaya (Rp)

Banyak kegiatan pengirim an

Jumlah Total Jeruk (Kg)

Ibu AA

Sukawana

250.000

30

39.163

Gunung Kunyit

250.000

19

13.246

Pak BB

Sukawana

275.000

31

55.258

Gunung Kunyit

275.000

31

27.222

Pak CC

Sukawana

200.000

31

26.204

Gunung Kunyit

200.000

6

3.253

Ibu DD

Sukawana

300.000

31

106.208

Gunung Kunyit

300.000

31

80.437

Kintamani

200.000

25

30.983

Pak EE

Gunung Kunyit

200.000

31

31.830

Kintamani

200.000

9

5.062

Pak FF

Gunung Kunyit

275.000

31

121.644

Kintamani

250.000

31

56.143

Sumber: Data primer petani jeruk kintamani (2018)

Berdasarkan rata-rata biaya yang dikeluarkan per hari seperti pada Tabel 4, dapat diketahui biaya per kilogram pengiriman jeruk kintamani (bij) dengan rincian seperti pada Tabel 5. Biaya per unit atau biaya rata-rata dapat dihitung dengan membagi biaya total dengan jumlah unit (Horngren, et al., 2012).

Tabel 5. Jumlah Jeruk dalam Satu Bulan per

Unit (Kg)

Sumber

Tujuan

Biaya (Rp)

Ibu AA

Sukawana

192

Gunung Kunyit

359

Pak BB

Sukawana

154

Gunung Kunyit

313

Pak CC

Sukawana

237

Kintamani

369

Ibu DD

Sukawana

87

Gunung Kunyit

116

Kintamani

187

Pak EE

Gunung Kunyit

195

Kintamani

356

Pak FF

Gunung Kunyit

70

Kintamani

138

Sumber: Data diolah (2019)

Keterangan:

Biaya per unit (Kg) = (banyak kegiatan pengiriman tiap tujuan × biaya per hari : jumlah total jeruk kintamani yang dikirim ke setiap daerah tujuan)

Berdasarkan dari Tabel 4 dan Tabel 5, diperoleh biaya pendistribusian jeruk kintamani (Rp) sebelum dilakukan optimalisasi dengan Vogell’s approximation method dan uji optimal stepping stone adalah sebagai berikut: Z = (192)39.163 + (359)13.246

+(154)55.258 + (313)27.222

+(237)26.204 + (369)3.253

+(87)106.208 + (116)80.437

+(187)30.983 + (195)31.830

+(356)5.062 + (70)121.644

+(138)56.143

Z = 7.519.296 + 4.755.314 + 8.509.732

+8.520.486 + 6.210.348 + 1.200.357

+ 9.281.247 + 9.275.824 + 5.793.821 +6.206.850 + 1.802.072 + 8.515.080 +7.747.734

Z =Rp85.338.161

  • 3.2    Pemodelan Matriks Transportasi

  • 1.    Pemodelan Solusi Layak Awal Matriks

Transportasi

a Menyusun tabel solusi layak awal

Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat dibentuk ke dalam matriks transportasi seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Matriks Trasportasi Alur

Pendistribusian Jeruk Kintamani

Tujuan Sumber

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Penawaran

Ibu AA

39.163

13.246

52.409

Pak BB

55.258

27.222

82.480

Pak CC

26.204

3.253

29.457

Ibu DD

106.208

80.437

30.983

217.628

Pak EE

31.830

5.062

36.892

Pak FF

121.644

56.143

177.787

Permintaan

300.000

200.000

150.000

544.244

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

Sel kosong pada Tabel 6 memberi pengertian jika petani jeruk kintamani tidak melakukan pendistribusian ke desa tersebut. Selanjutnya dapat dibentuk juga matriks transportasi untuk

biaya per kilogram jeruk kintamani seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Matrik Transportasi Biaya per Kilogram Jeruk Kintamani

Tujuan Sumber

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Penawaran

Ibu AA

192

359

C

52.409

Pak BB

154

313

C

82.480

Pak CC

237

369

C

29.457

Ibu DD

87

97

202

217.628

Pak EE

C

195

356

36.892

Pak FF

C

70

138

177.787

Permintaan

300.000

200.000

150.000

544.244

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

Untuk daerah tujuan pengiriman yang tidak memiliki hubungan pengiriman dengan petani jeruk kintamani, diasumsikan dengan biaya bilagan positif besar C dan dianggap sebagai jalur cacat. Setelah itu, berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, maka dapat dibuat tabel solusi layak awal matriks transportasi sebelum dilakukan optimalisasi seperti pada Tabel 8.

Tabel 8. Matriks Transportasi Sebelum Dilakukan Optimalisasi

Sumber

Tujuan

Kapasitas sumber per periode

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(192)

X4I

(359)

Xi2

(C)

Xi3

52.409

Pak BB

(154)

X2I

(313)

^22

(C) ^23

82.480

Pak CC

(237)

X3I

(369)

^32

(C) ^33

29.457

Ibu DD

(87)

(97)

X42

(202)

X43

217.628

Pak EE

(C) X≡ι

(195)

^52

(356)

^53

36.892

Pak FF

(C)

X6I

(70)

^62

(138)

X63

177.787

Kebutuhan tujuan per periode

300.000

200.000

150.000

544.244

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

b Membentuk fungsi tujuan Minimumkan

Z = (192)Zn + (359)Z12 + (154)Z21 +(313)Z22 + (237)Z31 + (369)Z32 +(87)Z41 + (97)Z42 + (202)Z43 +(195)Z52 + (356)Z53+(70)Z62 +(138)Z63

c Membentuk fungsi kendala Kendala penawaran Zu + Z12 = 52.409 Z2I + Z22 = 82.480 Z31 + Z32 = 29.457

X4I + z42 + Z43 = 217.628

Z32 + Z53 = 36.892

Z62 + Z63 = 177.787

Kendala permintaan

Zll + Z2I + Z31 + Z4I = 300.000

Z42 + Z22 + Z32 + Z42 + Z52 + Ze2 = 200.000

Z43 + Z53 + Z63 = 150.000

Xij≥0, untuki=1,2,3,…,6 ;j = 1,2,3

Berdasarkan data pada Tabel 8, terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dengan penawaran, sehingga perlu dilakukan penambahan variabel dummy agar matriks transportasi tersebut dapat seimbang seperti pada Tabel 9.

Tabel 9. Matriks Transportasi yang Diseimbangkan

Sumber

Tujuan

Kapasitas sumber per periode

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(192)

Xll

(359)

Xl2

(C)

Xi3

52.409

Pak BB

(154)

X2I

(313)

^22

(C) ^23

82.480

Pak CC

(237)

X3I

(369)

^32

(C) ^33

29.457

Ibu DD

(87)

X41

(97)

X42

(202)

X43

217.628

Pak EE

(c)

X≡l

(195)

^52

(356)

^53

36.892

Pak FF

(c)

X6I

(70)

^62

(138)

X63

177.787

Dummy

(0)

^71

(0)

^72

(0)

-^73

53.347

Kebutuhan tujuan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

  • 2.    Pembentukan Solusi Layak Awal dengan Vogell’s Approximation Method

Setelah dilakukan penyeimbangan, selanjutnya dilakukan pengalokasian barang dengan metode VAM seperti berikut:

Langkah 1 adalah untuk setiap baris dan kolom dalam matriks transportasi, dilakukan pencarian nilai dari selisih antara dua biaya terkecil seperti pada Tabel 10.

Tabel 10. Matriks Transportasi Distribusi Jeruk Kintamani dengan Selisih Biaya

Sumber

Tujuan

Jumlah penawaran jeruk per periode

Selisih biaya

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(192)

^11

(359)

(C)

¾3

52.409

167

Pak BB

(154)

¾1

(313)

(C)

82.480

159

Pak CC

(237)

*31

(369)

(C)

29.457

132

Ibu DD

(87)

(97)

*42

(202)

*43

217.628

10

Pak EE

(C)

¾1

(195)

(356)

*53

36.892

161

Pak FF

(C)

⅞1

(70)

(138) ⅛

177.787

68

Dummy

(0)

(0)

(0)

53.347

0

Kebutuhan tujuan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Selisih biaya

67

27

64

Sumber: Data diolah (2019)

Langkah 2 adalah menentukan baris atau kolom hasil langkah (1) yang selisihnya terbesar. Jika terdapat lebih dari satu, maka sel dapat dipilih secara bebas. Pada langkah ini, dipilih nilai 167 karena memiliki selisih biaya terbesar.

Langkah 3 adalah mengalokasikan distribusi maksimum barang pada baris atau kolom yang memiliki sel dengan biaya terkecil. Hal ini terlihat pada Tabel 9 dengan biaya terendah adalah rute Ibu AA dengan tujuan Sukawana dengan biaya Rp192, sehingga pada sel ini diberikan distribusi maksimum jeruk kintamani sebesar 52.409 kg. Jumlah tersebut sesuai dengan kapasitas tidak lebih dari jumlah permintaan dan jumlah penawaran.

Langkah 4 adalah pengulangan langkah 1-3 hingga semua permintaan atau persediaan habis.

Berdasarkan Tabel 11, dengan perhitungan cara yang sama diperoleh solusi layak awal VAM dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 11. Matriks Transportasi Distribusi Jeruk

Kintamani dengan Pengalokasian

Sumber

Tujuan

Jumlah penawaran jeruk per periode

Selisih biaya

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(192) 52.409

(359)

(C)

¾3

52.409

167

Pak BB

(154)

(313)

(C)

82.480

159

Pak CC

(237)

*33

(369)

(C)

29.457

132

Ibu DD

(87)

(97)

*42

(202)

*43

217.628

10

Pak EE

(C)

¾1

(195)

(356)

*53

36.892

161

Pak FF

(C)

(70)

(138)

177.787

82

Dummy

(0)

(0)

(0)

53.347

0

Kebutuhan tujuan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Selisih biaya

67

27

50

Sumber: Data diolah (2019)

Tabel 12. Solusi Layak Awal Matriks Transportasi Hasil VAM Pada Distribusi Jeruk Kintamani

Sumber

Tujuan

Jumlah penawaran jeruk per periode

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(192) 52.409

(359)

(C)

52.409

Pak BB

(154) 82.480

(313)

(C)

*23

82.480

Pak CC

(237) 29.457

(369)

(C)

29.457

Ibu DD

(87) 135.654

(97)

(202) 81.974

217.628

Pak EE

(C)

*51

(195) 36.892

(356)

36.892

Pak FF

(C)

*61

(70) 163.108

(138) 14.679

177.787

Dummy

(0)

*71

(0)

*72

(0)

53.347

53.347

Jumlah permintaan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui biaya transportasi (Rp) total VAM yaitu:

Z=(192×52.409) +(154×82.480) + (237 × 29.457) + (87 × 135.654) + (202 × 81.974) + (195 × 36.892) + (70 × 163.108) + (138 × 14.679) + (0 × 53.347) = Rp78.743.605

  • 3.    Uji Optimal Tabel Solusi Layak Awal VAM Dengan Metode Stepping Stone

Setelah dilakukan pembentukan pembentukan solusi layak awal dengan Vogell’s approximation method, selanjutnya dilakukan uji optimalitas tabel dengan metode stepping stone.

Tabel 13. Uji Sel Kosong Rute Ibu AA dengan Tujuan Gunung Kunyit

Sumber

Tujuan

Jumlah penawaran jeruk per periode

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(-192) A52.409

(+359)

(C)

52.409

Pak BB

(154) I 82.480

(313)

(C) ¾3

82.480

Pak CC

(237) 29.457

(369)

(C)

29.457

Ibu DD

(+87) 135.654

(97)

(-202) 81.974

217.628

Pak EE

(C)

(195) 36.892

(356)

36.892

Pak FF

(C)

(-70) 163.108

(+138) 14.679

177.787

Dummy

(0)

^71

(0)

^72

(0) 53.347

53.347

Jumlah permintaan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

Evaluasi biaya pada sel kosong = 359-70+ 138-202+87-192=120.

Dengan cara yang sama dilakukan pengujian semua sel kosong. Setelah dilakukan evaluasi pada semua biaya sel, ternyata terdapat hasil evaluasi yang bernilai negatif. Oleh karena itu perlu dilakukan rivisi sel kosong seperti pada Tabel 14 dan Tabel 15.

Tabel 14. Revisi Sel Kosong Rute Ibu Yuli dengan Tujuan Desa Gunung Kunyit

Sumber

Tujuan

Jumlah penawaran jeruk per periode

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu Prasi

(192)

52.409

(359)

(C)

52.409

Pak Wijana

(154) 82.480

(313)

(C)

¾3

82.480

Pak Artha

(237)

29.457

(369)

(C)

29.457

Ibu Yuli

(87)

135.654

(+97)

(0

+ 81.974)

(-202)

(81.974

- 81.974)

217.628

Pak Edy

(C)

(195) 36.892

(356)

36.892

-4Pak Agus

(C)

(-70)

(163.108

- 81.974)

(+138)

(14.679

+ 81.974)

177.787

Dummy

(0)

^71

(0)

^72

(0) 53.347

53.347

Jumlah permintaan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

Pada Tabel 14, dipilih sel dengan unit terkecil pada tanda (-) yaitu pada rute Ibu Yuli dengan tujuan Desa Kintamani sebesar 81.974 kg. Sel dengan tanda (+) menandakan penambahan beban distribusi, sedangkan tanda (-) menandakan pengurangan beban distribusi. Dari hasil revisi sel kosong rute Ibu Yuli dengan tujuan Gunung Kunyit pada Tabel 14 menghasilkan rute baru Ibu Yuli dengan tujuan Kintamani seperti pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Revisi Sel Kosong Rute Ibu Yuli dengan Tujuan Gunung Kunyit Menjadi Rute Baru Ibu Yuli dengan Tujuan Desa Kintamani

Sumber

Tujuan

Jumlah penawaran jeruk per periode

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(192) 52.409

(359)

(C)

52.409

Pak BB

(154)

82.480

(313)

(C)

82.480

Pak CC

(237) 29.457

(369)

(C)

29.457

t Ibu DD

(87)

135.654

(-97)

81.974

(+202)

--►

217.628

I   Pak EE

(C)

(195) 36.892

(356)

36.892

Pak FF

(C)

(+70)

81134

(-138)

96.653

177.787

Dummy

(0)

^71

(0)

^72

(0) 53.347

53.347

Jumlah permintaan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

Revisi menghasilkan sel kosong baru dengan rute Ibu Yuli tujuan Desa Kintamani, selanjutnya dilakukan lagi evaluasi apakah terdapat nilai negatif pada rute tersebut.

Evaluasi biaya pada sel kosong revisi = 202-138+70-97=37.

Setelah dilakukan evaluasi, ternyata hasil yang diperoleh tidak negatif untuk rute Ibu Yuli tujuan Desa Gunung Kunyit. Setelah semua hasil evaluasi biaya bernilai positif, maka dapat dibentuk solusi optimal metode transportasi petani jeruk kintamani seperti Tabel 16.

Berdasarkan Tabel 16 diperoleh total biaya (Rp) yang optimal yaitu:

Sel Ibu AA dengan tujuan Sukawana, (192 × 52.409) = 10.062.530.

Sel Pak BB dengan tujuan Sukawana, (154 × 82.480) = 12.701.920 Sel Pak CC dengan tujuan Sukawana,

(237 × 29.457) = 6.981.309

Sel Ibu DD dengan tujuan Sukawana, (87 × 135.654) = 11.801.900

Sel Ibu DD dengan tujuan Gunung Kunyit, (97 × 81.974) = 7.951.478

Sel Pak EE dengan tujuan Gunung Kunyit, (195 × 36.892) = 7.193.940

Sel Pak FF dengan tujuan Gunung Kunyit, (70 × 96.653) = 5.679.380

Sel Pak FF dengan tujuan Kintamani, (138 × 96.653) = 13.338.110

Jumlah total biaya yang optimal = Rp75.710.570

Tabel 16. Solusi Optimal Metode Transportasi Petani Jeruk Kintamani

Sumber

Tujuan

Jumlah penawaran

Sukawana

Gunung Kunyit

Kintamani

Ibu AA

(192) 52.409

(359)

(C)

52.409

Pak BB

(154) 82.480

(313)

(C)

82.480

Pak CC

(237) 29.457

(369)

(C)

29.457

Ibu DD

(87) 135.654

(97) 81.974

(202)

217.628

Pak EE

(C)

(195)

36.892

(356)

36.892

Pak FF

(C)

(70) 81.134

(138) 96.653

177.787

Dummy

(0)

^71

(0)

^72

(0) 53.347

53.347

Kebutuhan tujuan per periode

300.000

200.000

150.000

650.000

Sumber: Data diolah (2019)

  • 4.    KESIMPULAN DAN SARAN

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa biaya minimum dengan menggunakan Vogell’s approximation method dan uji optimal stepping stone dari enam petani jeruk kintamani ke tiga desa tujuan pengiriman menghasilkan biaya sebesar 75.710.570 rupiah. Biaya tersebut lebih minimum dari pada biaya yang harus dikeluarkan petani jeruk kintamani sebelum menggunakan Vogell’s approximation method dan uji optimal stepping stone yaitu sebesar 85.338.161 rupiah. Dengan kata lain, terjadi penghematan biaya pendistribusian jeruk kintamani sebesar 11,28% atau sekitar 9.627.591 rupiah.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

  • 1.    Dianjurkan kepada petani jeruk kintamani anggota koperasi XYZ agar menggunakan metode Vogell’s approximation method dan uji optimal stepping stone dalam melakukan     pendistribusian     jeruk

kintamani ke desa tujuan agar dapat menghemat biaya pendistribusian.

  • 2.    Untuk mempercepat dan mempermudah dalam melakukan perhitungan, peneliti merekomendasikan untuk menggunakan Software POM-QM for Windows 5.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhyani, I. W.,  2017. Mengoptimalkan

Distribusi Pakan Ternak Dengan Menggunakan   Metode Transportasi.

Teknika: Engineering and Sains Journal, Volume 1, No. 2, pp. 95-100.

Haming, M., Ramlawati, Suriyanti & Imaduddin, 2017. Operation Research Teknik Pengambilan Keputusan Optimal. 1 ed. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Horngren, C. T., Datar, S. M. & Rajan, M. V., 2012. Cost Accounting. 14 ed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Kementerian Pertanian, 2015. Outlook Komoditas     Pertanian     Subsektor

Hortikultura Jeruk. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian 2015.

Nelwan, Kekenusa dan Langi, 2013. Optimasi Pendistribusian Air Dengan Menggunakan Metode Least Cost Dan Metode Modified Distribution. Jurnal Ilmiah Sains, Volume 13, No. 1, pp. 45-51.

Siang, J. J.,  2014. Riset Operasi dalam

Pendekatan Algoritmis. 2 ed. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Siswanto, 2007. Operation Research jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Taha, H. A., 1997. Riset Operasi. Tangerang: Binarupa Aksara.

139