FLEKSIBILITAS HAMSTRING DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI BERHUBUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN C PADA PESILAT UKM PSHT UNIVERSITAS UDAYANA
on
ORIGINAL ARTICLE
MAJALAH ILMIAH FISIOTERAPI INDONESIA
Volume 11, Nomor 1 (2023), Halaman 36-41 P-ISSN 2303-1921, E-ISSN 2722-0443
FLEKSIBILITAS HAMSTRING DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI BERHUBUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN C PADA PESILAT UKM PSHT UNIVERSITAS UDAYANA
Andi Hamid Junior1*, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi2, I Nyoman Adi Putra3, Made Widnyana4
1Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali 2,4Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
3Departemen Ilmu Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
*Koresponden: [email protected]
Diajukan: 21 Maret 2022 | Diterima: 23 Mei 2022 | Diterbitkan: 15 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.24843/MIFI.2023.v11.i01.p07
ABSTRAK
Pendahuluan: Pencak Silat adalah seni belaadiri dari Indonesia yang sedang berkembang pesat hingga kancah internasional, sehingga perlu dilestarikan, dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Teknik dasar serangan pencak silattsalah satunyaaadalah Tendangan C. Tendangan C merupakan tendangan yang memiliki poin sebanyak 2 poin. Terciptanya Tendangan C yang cepat dan tepat agar memperoleh tendangan dengan poin maksimal, memerlukan peran dari fleksibilitas hamstring dan dayaaledak ototttungkai.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yang menggunakan desain cross sectionalldimana setiap subjekkhanyaadiobservasii satuukali dan pengukurannvariabelnya pun dilakukan padaasaat pemeriksaan. Pengambilan subjek dilakukan dengannpurposive sampling dengannjumlah subjekksebanyak 60 pesilat berusia 18-21 tahun. Penelitian ini memiliki tiga buah variabel, dua variabel bebas yaitu fleksibilitas hamstring dengan pengukuran sit and reach test, kemudian daya ledak otot tungkaii menggunakan pengukuran vertical jump test dan variabel terikattyaitu kemampuan Tendangan C menggunakan pengukuran tes kemampuan Tendangan C.
Hasil: Berdasarkan ujiianalisissnon parametrikkspearman rho didapatkannhubungannyangssedang danssignifikan antaraffleksibilitas hamstring terhadap kemampuanTTendangan C dengannnilaiPp=0,015 (p<0,05), serta didapatkan pula hubungan yang sedang dannsignifikannantara daya ledakkotot tungkai terhadappkemampuan TendangannC dengan nilaiip=0,001 (p<0,05). Uji analisissregresi linier bergandaadilakukan guna mengetahui hubungan fleksibilitas hamstring dan daya ledak ototttungkai terhadap kemampuan Tendangan C didapatkannnilaii p=0,0000(p<0,05)ddan nilai korelasiR(R) sebesar00,48 yang artinya terdapatthubungan yang sedang antara variabel bebassdannterikat. Simpulan: Berdasarkannhasil penelitian dapat disimpulkannbahwa terdapat hubungan antara fleksibilitas hamstring dan daya ledakkotot tungkai terhadap kemampuan Tendangan C pada pesilat UKM PSHT Universitas Udayana.
Kata Kunci: pencak silat, tendangan c, fleksibilitas hamstring, daya ledak otot tungkai
PENDAHULUAN
Dewasa ini pencak silattmakin menampakkan perkembangan yang positif, dibuktikan dengan banyak digelarnyaapertandingan pencak silat mulai dari tingkat regional, nasional hingga internasional. Pencak Silat merupakan salah satu senibbela diri sekaligus budayaddari nenek moyang yang masih melekatddan asli dari Indonesiaayang kinissedang berkembanggpesat hingga kancah internasional. Pencak silat merupakannkesatuan dari empat aspek yaitu sebagai aspekkolahraga, bela diri, seni budaya, dan spiritual.1 Di balik perkembangan tersebut, ternyata belum diimbangi dengan prestasiooptimal dari atlet pencakksilat Indonesia.2
UKM PSHT di Universitas Udayana berdiri sejak tahun 2014 dan akhir-akhir ini banyak mengikuti ajang kejuaraan namun belum maksimal dalam hal pelatihan atlet. Pada tahun 2019 lalu UKM PSHT Universitas Udayana mengikuti kejuaraan Ganesha Open di Universitas Pendidikan Ganesha. Dari 3 atlet yang ikut serta, hanya 1 yang mendapatkan juara. Lalu pada KEJURNAS UNAIR 2019 di Universitas Airlangga mengirim 5 atlet dan hanya 1 juga yang mendapatkan juara.
Pencak silat memiliki teknik-teknik yang harus dikuasai pesilatnya seperti pukulan, tendangan, sapuan, bantingan, guntingan dan kuncian. Tendangan adalah salah satu teknikkserangan yang seringgdilakukannoleh para pesilatddalam bertanding karenaamudah dalam pelaksanaanyaadan mendapatkan poin yanggcukup besarryaituudua poin.3 Ada beberapa teknikkdasar tendanganndalam pencak silattyaitu tendanganndepan, tendangannbelakang, tendanganTT, dan tendanganCC (sabit). Keempat tendangannini merupakan tendangan yangsseringgdigunakan dalammpertandingan. Teknikkdasar tendangan yanggada dalammpencak silat, salah satunya adalah tendangancC (sabit) merupakannteknik yangbbanyak digunakan saatppertandingan. Maka dari itu tendangan C harus tepat agar dapat memperoleh poin yang sempurna. Tendangan C merupakannbentuk serangannyang sering kalimmenghasilkan poin atauuangka yang lebihhjelas dan telak. Tendangan C juga tidak menguras energi jika dibandingkan dengan daya ledak yang dikeluarkan.4 Diantaranya ada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan tendangan C, yaitu fleksibilitas hamstring dan daya ledak otot tungkai.
Fleksibilitas adalahhkemampuan untuk menggerakkan suatu sendi atau beberapa sendi tanpa hambatan dan rasaasakit. Pentingnya fleksibilitassadalah agar tubuhhlebih mudah dannleluasa dalammmelakukan suatu gerakan,ttanpa memerlukanntenaga yang sangatbbanyak.5 Salah satuupenyebab kurangnyaafleksibilitas ototaadalah karena kuranggberaktivitas fisikkdalam waktuulama.6 Pentingnya fleksibilitas otot hamstring dengan keberhasilan tendangan C diperlukan agar pesilat mampu meningkatkan dan mengoptimalkan tendangannya sesuai sasaran dan mengurangi risiko cedera.7
Selain fleksibilitas, tungkai sebagai anggota gerak dalam tendangan dituntut mempunyai daya ledak. Seorang pesilat harus memiliki daya ledak tungkaiyyang baik untuk menunjanggteknik yanggdigunakan terutamaateknik tendangan C. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Akmal.8 Dayaaledakkotottctungkai adalah kemampuannotot untukkmengatasi bebanndengan kecepatannkontraksi yanggtinggi. Elemen ini merupakannproduk dariikemampuan kekuatanndan kecepatan.8 Kemampuannini sangat dibutuhkanndalam berolahraga yanggmemiliki unsurrlompat/loncat,ssprint dan tendangan. Pentingnya dayaaledak terhadap keberhasilan tendangan C adalah supaya tidak mudah di tangkap oleh lawan dan juga memberi serangan yang tepat sasaran sehingga mendapatkan poin yang telak. Dayaaledak otot tungkai dapat diukur menggunakan vertical jumpptest.
Seperti pada hasil penelitiannyang dilakukan olehNNanda9 Tentang hubungannantara daya ledakkotot tungkai, kekuatannotot perut, dan kelentukan sendi panggul dengannkecepatan tendangannsabit pada 200pesilat Tapak SuciiKabupatennKlaten tahun 2012. Hasil yang didapatkannmenunjukkan bahwa hubungannantara fleksibilitas dayaaledakkotot tungkai, kekuatannotot perut, kelentukannsendi panggulddengan kecepatanntendangannsabit nilai (R)ssebesar00,905. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti meyakini bahwa kemampuan fisik seseorang sangat berpengaruh terhadap Tendangan C. Oleh karena kemampuan fisik tiap individu yang berbeda-beda akan menghasilkan tendangan yang berbeda pula, terutama oleh karena fleksibilitas otot hamstring dan daya ledak otot tungkai. Peneliti punnmenganggap pentingguntuk mencari tahu hubungannantara fleksibilitas otot hamstringgdan daya ledak otot tungkai terhadap Tendangan C, serta diharapkan penelitian inimmenambah referensi bagibbidang kesehatan khususnya fisioterapi, dan juga kepada para atlet dan pelatih.
METODE
Penelitian ini merupakannpenelitian observasional analitik yang menggunakanndesain potongglintang, di mana setiap subjekkhanya diobservasi satuukali dannpengukuran variabelnya pun dilakukan padaasaat pemeriksaan serta menggunakan teknik no blinding. Penelitiannini dilakukan di UKM PSHT Universitas Udayana yang bertempat di halaman Rusunawa Universitas Udayana di Jl. Raya KampussUnud No.2, Jimbaran, KabupatennBadung. Penelitiannini telah dilaksanakan pada bulanMMaret 2021. Populasii target dalam penelitianniniaadalah pesilat, sedangkannpopulasi terjangkauudalam penelitiannini adalah seluruhhpesilat UKM PSHT Universitas Udayana yang berusia 18 hinggaa21 tahun.
Teknik pengambilannsampel pada penelitiannini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitiannini berjumlah 60. Sampel adalah pesilat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, IMT normal menurut Kementerian Kesehatan (18,5 – 25,0), memiliki panjang tungkai (80 cm s/d 95 cm), aktivitas fisik normal menurut International Physical Activity Questionaire (IPAQ), sudah mempelajari Tendangan C (sudah berlatih 1 bulan), keadaan umummsehat, vital sign dalammbatas normal (RR: 12-20/menit, denyut nadi: 50-100/menit, tensi: 90/60-140/90 mmHg), kehadiran dalam latihannrutin selama duaabulan terakhir minimal 75%, bersedia secara sukarela sebagai subjek penelitianndari awal sampai akhirrpenelitian dengan menandatangani informed consent yang disediakan peneliti untuk bersedia sebagai subjek. Untuk kriteria eksklusi penelitian ini adalah memiliki riwayat fraktur atau cederaamuskuloskeletal yanggparah pada punggunggdan ekstremitas bawahhsesuai dengan pemeriksaan fisioterapi, menggunakan obat steroid atau obat-obatan lain yang mempengaruhi peforma otot, subjek merupakan atlet olahraga di tempat lain. Penelitian ini mempunyai tigaavariabel, yaitu variabelkkontrol, variabel bebassdan variabel terikat. Variabel kontrolnya adalah panjang tungkai dan IMT. Variabel bebasnya adalah fleksibilitas dan daya ledak, serta variabel terikatnya yaitu Tendangan C.
Pengukuran fleksibilitas hamstring menggunakannalat ukur bangku sitaand reach testddengan 3 kali pengukuran dan hasil tertinggi akan ditetapkan sebagai hasil dari fleksibilitas hamstring. Daya ledakkotot tungkai diukur menggunakan vertical jump test dengan 3 kali pengukuran. Untuk kemampuan Tendangan C menggunakan pengukuran tes Tendangan C dimana sampel melakukan tendangan sebanyak-banyaknya selama 10 detik, dan harus tepat pada sasaran.
Analisis data yanggdigunakannpadaapenelitian iniyyaitu analisis univariat untukkmengetahui data deskriptif dari masing-masinggvariabel. Analisissbivariatyyanggdigunakannpada penelitian iniaadalahhkorelasi linier.AAnalisis yang dimaksud yaitu hubungan antara fleksibilitas hamstring dengan kemampuan Tendangan C dan juga hubungan antaraddaya ledak otot tungkaiddengan kemampuan TendangannC. Analisis multivariat pada penelitian ini menggunakan regresi berganda. Analisissyang dimaksud yaitu hubungan antara fleksibilitas hamstring dan daya ledakkotot tungkai dengannkemampuan TendangannC.
Penelitian ini telahhdisetujui oleh KomisiEEtik Penelitian FakultasKKedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit UmumPPusat Sanglah Denpasar. Ethical clearance/keterangan kelaikan etik dengan nomor 689/UN14.2.2.VII.14/LT/2021. Informed consent telahhhdiperoleh dari sampel penelitiannsebelummmelakukan penelitian.
Tabel 1. KarakteristikkSampel Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Jumlah (n) |
Persentasee(%) | |
Usia | ||
18 |
33 |
55,0 |
19 |
5 |
8,3 |
20 |
10 |
16,7 |
21 |
12 |
20,0 |
Jenis Kelamin | ||
Laki-laki |
41 |
68,3 |
Perempuan |
19 |
31,7 |
Hasil
KarakteristikkSubjek Penelitian
Berdasarkan Tabel 1. di atas, subjek yang terlibat dalam penelitian ini rata-rata berada pada usia 18 tahun (55%) dan usia yang paling sedikit terlibat berada pada usia 19 tahun (8,3%). Perbandingan jenis kelamin pada penelitian ini lebih tinggi proporsi laki laki dibanding wanita.
Tabel 2. KarakteristikkSampel Berdasarkan Fleksibilitas, Daya Ledak dan Tendangan C
Jumlah (n) Persentasee(%)
Fleksibilitas
Baik |
1 |
1,7 |
Cukup |
58 |
96,7 |
Kurang |
1 |
1,7 |
Daya Ledak | ||
Baik |
1 |
1,7 |
Cukup |
57 |
95 |
Kurang |
2 |
3,3 |
Tendangan C | ||
Baik |
2 |
3,3 |
Cukup |
56 |
93,3 |
Kurang |
2 |
3,3 |
Dari Tabel 2. terlihat fleksibilitas cukup paling tinggi yaitu 96,7 %. Dan untuk daya ledak didapatkan kategori cukup paling tinggi yaitu 95 %. Untuk kemampuan Tendangan C didapat kategori baik 56 subjek dengan persentase 93,3 %
Tabel 3. Hubungan Fleksibilitas dengan KemampuannTendangan C dan Hubungan Daya Ledak
dengannKemampuan Tendangan C
KorelasivVariabel |
Korelasi |
Nilai p |
Fleksibilitas dengan KemampuannTendangan C |
0,314 |
0,015 |
Daya Ledak dengan Kemampuan Tendangan C |
0,407 |
0,001 |
Tabel 3. menunjukkannbahwa terdapat hubungannyang signifikan antara fleksibilitas dengan kemampuantTendangan C, di manaanilaipp=0,015 (p<0,05) dengannnilai koefisiennkorelasi sebesar 0,314. Hal ini menunjukkannterdapat hubungannyang sedang,ssignifikan, dannberbanding lurussantara nilai fleksibilitas dengan kemampuanNTendangan Cppada pesilat di UKM PSH Universitas Udayana . Hal ini menunjukkannsemakinntinggi nilai fleksibilitassmaka semakinntinggi kemampuannTendangan C nya.
Sementara hubungan daya ledak dengan kemampuan Tendangan C menunjukkannbahwa terdapat hubungannyang signifikannantara daya ledak dengan kemampuannTendangan C, di manaanilai p=0,001 (p<0,05) dengannnilai koefisien korelasi sebesarr0,407 dannbernilai positif. Hal ini menunjukkannterdapat hubungannyang sedang, signifikan, dannberbandingglurus antaraadaya ledak dengan kemampuannTendangan C pada pesilat UKM PSHT Universitas Udayana. Hal ini menunjukkan semakinntinggi nilai daya ledak maka semakin tinggi kemampuan TendangannC nya.
Tabel 4. HubungannFleksibilitas dan Daya Ledak dengan KemampuannTendangan C Variabel R R Square F F tabel Nilai p
Fleksibilitas dan Daya Ledak 0,488 0,238 8,892 3,15 0,000
dengan Kemampuan Tendangan C
Variabel Dependen : Kemampuan Tendangan C
Tabel 4. menunjukkannbahwa terdapat hubungannyang signifikannantara fleksibilitas dan daya ledak dengannkemampuan Tendangan C, dimmana F hitung>F tabel (8,892>3,15) atau p<0,05. Nilai korelasi (R)yyang secara simultann(bersama-sama) antaraavariabel fleksibilitas danndaya ledak dengannkemampuan TendangannC diperolehhnilai sebesarr0,488. Nilai R Square yang diperolehhsebesar00,238. Koefisienndeterminasi yanggdiberikan oleh keduaavariabel bebassyaituusebesar KD=R Squarex100%=0,238x100%=23%, yanggartinya keduaavariabel bebassdapat menjelaskanntentang hubungannterhadappvariabel terikat sebesar 23% dan sisanyaayaitu 77% dijelaskan olehhvariabel lain yanggtidakdditeliti.
DISKUSI
Karakteristik Sampel
Penelitian ini memiliki subjek berjumlah 60 orang yang telah memenuhi kriteriaainklusi danneksklusi. Untuk perbandingan jenis kelamin 41 laki-laki dan 19 perempuan di mana pada saat ini atlet pencak silat laki-laki jauh lebih banyak daripada atlet perempuan pada UKM PSHT Universitas Udayana. Untuk usia terbanyak pada usia 18 tahun berjumlah 33 sampel (55%). Menurut PeraturannMenteri KesehatannRI Nomor 25 tahunn2014, remajaamerupakan penduduk dalammrentang usia 10-18 tahun.10 Pada usiaa18 tahun merupakan usia puncak pada remaja dimana terjadinya pertumbuhan dan perkembangan fisik yanggbaik dan pesat, sehingga atlet memiliki peforma yang baik pada usia tersebut.
Dilihat dari nilai fleksibilitas subjek terlihat bahwa nilai yang paling rendah adalah sebesar 36 cm dan nilai paling tinggi adalah sebesar 58 cm. Hampir setiap nilai yang ditampilkan dimiliki oleh satu subjek, namun masih ada beberapa subjek yang memiliki nilai yang sama. Jumlah terbanyak adalah 7 subjek yang memiliki nilai yang sama yaitu 45 cm. Fleksibilitas adalah kemampuannotot untuk memanjanggatau meregang secara maksimal, sehingga tubuhhdapat melakukan gerakan dengan rangeeof motion (ROM) yanggmaksimal tanpaaadanya rasa tidakknyaman. Fleksibilitas seseorang tergantunggdari struktur otot,ttulang, sendi sertaajaringan lunak di sekitarnya seperti ligamen danntendon.11
Dilihat dari hasil daya ledak subjek jumlah terbanyak adalah 8 subjek yang memiliki nilai yang sama yaitu 50 cm. Pengertian dayaaledak biasanya mengacuupada kemampuannseseorang dalam melakukannkekuatan maksimal dengannusaha yang dikerahkanndalam waktuuyang secepat-cepatnya.
Hasil penelitian dari kemampuan Tendangan C menunjukkan bahwa terdapat 2 subjek yang mampu melakukan 15 tendangan, di mana itu adalah nilai tendangan terendah yang tercatat. Terdapat 16 subjek yang mampu melakukan tendangan sebanyak 19 tendangan, di mana itu adalah jumlah tendangan dengan subjek terbanyak. Terdapat 2 subjek yang mampu melakukan tendangan sebanyak 24 tendangan, di mana itu adalah jumlah tendangan terbanyak. Seperti pada penelitian Kuswantokho dkk dengan sampel 20 atlet menunjukan bahwa ada hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan kecepatan tendangan sabit pada Pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate Rayon Patranrejo Tahun 2020, dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05.12 Tendangan C atau biasa disebut tendangan sabit merupakan tendangan yang dinamakan sesuai dengan arah tendangannya yang membentuk huruf C atau sabit. Tendangan sabittmerupakan tendangan yang paling sering digunakan oleh pesilat dalam bertarung padaakategori tanding karenaatendangan ini mudah dan efisien digunakan. Tendangan C adalah tendangan yang perkenaannya menggunakan punggung kaki.13
Hubungan Fleksibilitas Hamstring dengan Kemampuan Tendangan C
Hubungan fleksibilitas harmstring dengan kemampuan Tendangan C dapat terlihat dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengujian data dengan analisis non parametrikkspearman rho (Tabel 2). Uji spearman rho adalah uji non parametris untuk mengukur kesesuaian data yang bersumber dari dua subjek yang berbeda.14 Ditemukan nilaipp=0,015 (p<0,05) dengan nilaikkoefisien korelasi sebesar 0,314. Hal ini menunjukkan terdapat hubungannyang sedang,ssignifikan,ddan berbanding lurus antara nilai fleksibilitas dengan kemampuan Tendangan C pada pesilat di UKM PSHT Universitas Udayana. Dimana bila atlet memiliki fleksibilitas hamstring yang optimal saat gerakan fleksi hip tanpa merasakan ketegangan atau keterbatasan pada otot hamstring ketika akan melakukan gerakan awalan Tendangan C, maka akan membuat atlet dapat optimal untuk melakukan gerakan selanjutnya yakni melepaskan tendangan. Hal ini menunjukkannsemakinntinggi nilai fleksibilitassmaka semakin tinggi kemampuannTendangancC nya. Otot hamstring berfungsi sebagai penggerak fleksi knee memiliki peluang terjadinya kerobekan jika tidak memiliki fleksibilitas lebih saat adanya gerakan ekstensi dari knee. Dalam pelaksanaan olahraga prestasi seperti pencak silat, seorang atlet perlu dipersiapkan secara matang dari segi fisik, emosional, teknik, serta spiritual. Untuk komponen kesehatan fisik mencakup salah satunya komponen kelentukan otot hamstring. Hasil ini serupa dengan penelitian sebelumnya oleh Maimun.15 menyatakan bahwa kelentukan atau fleksibilitas mempunyai hubungannyang signifikannterhadap kemampuannkecepatan tendangannsabit sebesarr67,24% terhadap Kemampuan KecepatanTTendangan SabitAAtlet Pencak SilatbBinaan dispora Aceh (PPLPpdan Diklat) Tahun22015. Serupa denganppenelitian Nanda.9 Tentang hubungannfleksibilitas dengan kecepatan tendangan sabit. Hasilnya menunjukkan koefisien reliabilitas tes 0,92 dan dengannsignifikansi 0,003, makaadapat disimpulkannbahwa terdapathhubungannyang signifikanaantarakkelentukan sendippanggul secarabbersama-sama terhadapkkecepatan tendangan sabit.
Hubungan DayaLLedak Otot Tungkaiddengan Kemampuan Tendangan C
Berdasarkan hasil pengujian data dengan analisis non parametrik spearman rho (Tabel22) ditemukannnilai p=0,001o(p<0,05) dengannnilai koefisienkkorelasi sebesar40,407 dan bernilaippositif. Hal ini menunjukkanmterdapat hubungannyang sedang,Nsignifikan, danbberbanding lurusaantara daya ledak dengan kemampuanTTendangan C padappesilat UKM PSHT Universitas Udayana. Dimana pada saat gerakan melepaskan tendangan, atlet melakukan gerakan awalan dengan satu tumpuan kaki kemudian kaki lainnya melakukan gerakan tendangan yaitu full fleksi hip dan fleksi knee secepat mungkin. Setelah itu atlet melepaskan tendangan dengan merotasikan kaki ke arah medial, kemudian mengekstensikan knee dengan cara mengontraksikan otot-otot tungkai dan melakukan gerakan plantar fleksi dimana otot gastrocnemius juga berkontraksi untuk menambah daya ledak ketika punggung kaki atlet sudah berada pada sasaran yakni body protector lawan. Hal ini menunjukkan semakinntinggi nilaiddaya ledak maka semakinntinggi kemampuanTTendangan C nya.
Hasil ini serupa denganppenelitian Nanda.9 yang melakukanmpenelitian tentang hubungannantara dayaaledakkotot tungkaiddengan kecepatangtendangan sabitddengan subjek 20 pesilat. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat hubungannyang signifikan antaraadaya ledak otot tungkai terhadappkecepatan tendanganssabit ditunjukan p00,000 < 0,05 dan diperolehhkoefisiennkorelasi yang kuat sebesar 0,584 dan koefisien
determinasi 58% terhadap tendangan sabit. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Hasanudin.3 tentanggpengaruh latihan powerrtungkai terhadap keterampilan tendanganppencak silat. Hasilnya menunjukkanbbahwaaterdapat hubungan yanggsignifikan (p<0,05) antara power dan keterampilan tendanganppencak silat.
Hubungan Fleksibilitas Hamstring dan Daya LedakoOtot Tungkai terhadappTendangan C
Hubungan fleksibilitas hamstring dan daya ledak otot tungkai terhadap Tendangan C. Berdasarkan hasil pengujian data dengan menggunakan analisis korelasi linier berganda.Uji korelasi linier berganda merupakan koefisien korelasi antara dua variabel jika variabel lainnya konstan, pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel.14 (Tabel 8) pada jumlah data penelitian sebanyak 60 subjek, ditemukan nilai F hitungg> F tabel (8,892>3,15))atau p < 0,05. Hallini menunjukkan bahwaaterdapat hubungan yanggsignifikannantara flekasibilitas hamstring dan dayaaledak ototttungkai terhadappTendangan C padaapesilat UKM PSHT Universitas Udayana. Nilai korelasi (R) menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang simultann(bersama-sama) antaravariabel fleksibilitas dan daya ledak denganKkemampuan Tendangan C diperoleh nilaissebesar 0,488. Nilai R Square yang diperolehhsebesar 0,238. Koefisien determinasiyyang diberikan olehhke dua variabel bebassyaitu sebesarKKD=R
Squarex100%=0,238x100%=23%, yanggartinya ke dua variabelbbebas dapat menjelaskanntentang hubungan terhadappvariabel terikatssebesar 23% dan sisanyayyaitu 77% dijelaskanooleh variabel laingyang tidak diteliti.
Pada penelitian Kuswantokho, dkk. dengan sampel 20 atlet menunjukan bahwa ada hubunganaantara daya ledak otot tungkaiddengan kecepatan tendanganssabit pada PesilatPPersaudaraan Setia Hati Terate Rayon Patranrejo Tahun22020, dengan nilaissignifikan sebesar p=0,000<0,05. Mekanisme Tendangan C pada saat fleksi hip dan fleksi knee membutuhkan fleksibilitas hamstring yang optimal yakni tanpa merasakan ketegangan atau keterbatasan pada otot hamstring ketika akan melakukan gerakan awalan Tendangan C.12 Hal tersebut akan membuat atlet dapat optimal untuk melakukan gerakan selanjutnya yakni melecutkan tendangan. Untuk gerakan selanjutnya yaitu Setelah itu atlet melepaskan tendangan dengan merotasikan kaki ke arah medial, kemudian mengekstensikan knee dengan cara mengontraksikan otot-otot tungkai dan melakukan gerakan plantar fleksi dimana otot gastrocnemius juga berkontraksi untuk menambah daya ledak ketika punggung kaki atlet sudah berada pada sasaran yakni body protector lawan lalu kembali ke ekstensi hip diperlukan daya ledak otot tungkai yang optimal berguna untuk melepaskan Tendangan C agar mengenai lawan secara telak sehingga juri dapat menuliskan poin maksimal.16
SIMPULAN
Berdasarkanntujuan dan hasilppenelitian di atas, maka dapatddisimpulkan bahwa hasilPpenelitian dan uji analisis korelasi linier berganda yang dilakukan, didapatkan hasil p<0,05 memiliki arti ada hubungannyang signifikanaantara kedua variabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas hamstring dan daya ledak otot tungkai berhubungan terhadap kemampuan Tendangan C pada pesilat UKM PSHT Universitas Udayana. Fleksibilitas hamstring dan daya ledak otot tungkai yang optimal dapat menghasilkan Tendangan C yang optimal pula, agar saat atlet melakukan Tendangan C di pertandingan tidak mudah ditangkap oleh lawan sehingga atlet dapat berhasil melakukan tendangan dan mendapatkan poin yang telak saat bertanding sehingga mendapatkan predikat juara.
SARAN
Disarankan kepada pesilat UKM PSHT Universitas Udayana untuk meningkatkan dan menjaga fleksibilitas hamstring danddaya ledak otot tungkaiddengan latihan-latihan yanggspesifik seperti hamstring stretching exercise. Lalu latihan plyometrik sepertissquat jump,kknee tuckkjump, split jump untuk meningkatkanddan menjaga daya ledakootot tungkai. Disarankan kepada pelatih untuk merancang program latihan fleksibilitas dan daya ledak otot tungkai agar meningkatkan kemampuan teknik-teknik khususnya tendangan guna meningkatkan prestasi pesilat. Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk memperhatikan jumlah jenis kelamin sampel dan variabel komponen biomekanik lain yang digunakan agar tidak terjadi bias dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Mulyono. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Nusantara PGRI Kediri 1. J Sport. 2016;2(2):76-84.
-
2. Ramadhan K. Manajemen pelaksanaan pembinaan prestasi pencak silat di IPSI Kabupaten Klaten tahun 20152019. 2020;17(2):1-7.
-
3. Hasanudin, Muhtar T, Dinar Dinangsit. Pengaruh Latihan Power Tungkai Terhadap Keterampilan Tendangan Lurus Pada Olahragara Pencak Silat. sporTIVE. 2018;1(1):321-330.
-
4. Marlianto F, Yarmani, Sutisyana A, Defliyanto. Analisis Tendangan Sabit Pada Perguruan Pencak Silat. J Ilm Pendidik Jasm. 2018;2(2):179-185.
-
5. Eyga Brahmattesa. Pengaruh Perbedaan Durasi Static Stretching Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Pemain Futsal. Published Online 2018.
-
6. Sari Yp. Perbedaan Pemberian Swiss Ball Exercise Dan Pilate’s Exercise Terhadap Fleksibilitas Trunk Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta. Published Online 2017.
-
7. Dewi Aass. Hubungan Power Tungkai Dan Fleksibilitas Terhadap Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Taekwondo Sd Darma Bangsa Bandar Lampung Tahun 2017. Published Online 2017.
-
8. Akmal, A., Saripin, S., & Juita A. Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kecepatan Lari 0 M Dengan Hasil Lompatan Jauh Pada Siswa Sma Negeri 1 Kubu. J Online Mhs. 2016;3(2):1-14.
-
9. Nanda Alfian Mahardhika. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut, Dan Kelentukan Sendi Panggul Dengan Kecepatan Tendangan Sabit Pada Pesilat Tapak Suci Kabupaten Klaten. Fak Ilmu
Keolahragaan Univ Negeri Yogyakarta. Published Online 2013.
-
10. Kementerian Kesehatan Ri. Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan Ri. Issn 2442-.; 2014.
-
11. Kristinayanti Npd. Perbedaan Antara Pilates Exercise Dengan Propioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) Stretching Dalam Meningkatkan Fleksibilitas Lumbal Pada Remaja Putri Usia 16–18 Tahun. 2019;7(2):1-4.
-
12. Infantoro S. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Kekuatan Otot Punggung Dengan. Published Online 2019.
-
13. Maimun Nusufi. Hubungan Kelentukan Dengan Kemampuan Kecepatan Tendangan Sabit Pada Atlet Pencak Silat Binaan Dispora Aceh (Pplp Dan Diklat) Tahun 2015. Ilmu Keolahragaan. 2015;14(1):35-46.
-
14. Kuswantokho W. Hubungan Antara Kkuswantokho, W. (2020). Hubungan Antara Kekuatan Otot Perut, Daya Ledak Otot Tungkai Dan Kelenturan Tendangan Sabit Pada Pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate Rayon Patranrejo Tahun 2020.Ekuatan Otot Perut, Daya Ledak Otot Tungkai Dan Ke. Published Online 2020.
-
15. Firdaus AA, Nashiroh PK, Djuniadi D. Hubungan Nilai Matematika Dengan Prestasi Belajar Pemrograman Berorientasi Objek Pada Siswa Kelas Xii Jurusan Rpl Smk Ibu Kartini Semarang. J Nas Pendidik Tek Inform. 2020;9(1):32. doi:10.23887/janapati.v9i1.22680
-
16. Asyhar Akn. Keefektifan Latihan Sprint Antara Interval Statis Dan Dinamis, Terhadap Kecepatan Tendangan
Depan Pencak Silat Pada Atlet Remaja Padepokan Silat Naga Hitam Indonesia Kelurahan Lamper Tengah Kota Semarang; 2012.
Karya ini dilisensikan dibawah: Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, Volume 11, Nomor 1 (2023), Halaman 36-41, Open Access Journal: https://ojs.unud.ac.id/index.php/mifi |41|
Discussion and feedback