PENGARUH LATIHAN MAT PILATES UNTUK MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK DAN MENINGKATKAN MASSA OTOT PADA WANITA DEWASA DENGAN OBESITAS

L. Ade Sintia Devi1*, I Made Niko Winaya2, Agung Wiwiek Indrayani3, I Putu Gede Adiatmika4

1Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali 2Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali 3Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

4Departemen Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali *Koresponden: sintiadevi512@gmail.com

Diajukan: 7 Juni 2021 | Diterima: 20 Juni 2021| Diterbitkan: 25 Januari 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/MIFI.2022.v10.i01.p04

ABSTRAK

Pendahuluan: Obesitas merupakan kondisi kelebihan berat badan dan lemak tubuh. Obesitas (IMT ≥25) terjadi pada 13,5% orang dewasa yang berusia di atas 18 tahun di Indonesia. Latihan low-impact aerobic seperti mat pilatesdapat dilakukan tanpa alat dan bersifat aman bagi penderita obesitas. Pelaksanaan latihan mat pilates tidak memiliki gerakan melompat maupun berlari yang dapat meningkatkan terjadinya trauma persendian pada seseorng yang obesitas. Latihan mat pilates bermanfaat untuk menurunkan berat badan, memperbaiki postur dan memperbaiki kondisi kardiovaskular, dan meningkatkan fleksibilitas otot. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan mat pilates terhadap penurunanan persentase lemak tubuh, serta peningkatan massa otot pada wanita dewasa awal (18-40 tahun) dengan obesitas.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental one group pre-post test. BIA Omron digunakan untuk mengukur IMT, persentase lemak, dan massa otot. Penelitian ini dilakukan pada 28 subjek wanita dewasa berusia 1840 tahun dengan obesitas (IMT ≥25). Subjek melakukan latihan mat pilates selama 30 menit dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 8 minggu.

Hasil: Persentase lemak tubuh mengalami penurunan nilai rerata (0,63±0,34) dengan hasil signifikansi p=0,000 (<0,05) yang menunjukkan terjadinya perubahan yang signifikan. Persentase massa otot mengalami peningkatan dengan nilai rerata (0,2±0,04) dengan hasil signifikansi p=0,000 (<0,05) yang menunjukkan terjadinya perubahan yang signifikan. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan pelatihan mat pilates pada wanita dewasa berumur 18-40 tahun berpengaruh signifkan terhadap penurunan persentase lemak tubuh dan peningkatan persentase massa otot.

Kata Kunci: obesitas, mat pilates, massa lemak, massa otot

PENDAHULUAN

Obesitas merupakan kondisi kelebihan berat badan dengan tingginya kadar lemak tubuh yang terjadi akibat kelebihan masukan kalori dengan rendahnya penggunaan kalori (kalori masuk > kalori keluar) yang berangsur-angsur berakumulasi.1 Kelebihan berat badan di Indonesia dialami oleh 13,5% orang dewasa yang berusia 18 tahun keatas dengan 28,7% obesitas (IMT≥25).2

Usia dewasa awal (18 hingga 40 tahun) merupakan masa seseorang mulai mengerti tentang adanya body image atau citra tubuh.3 Kondisi obesitas memiliki pengaruh yakni pada psikososial dan fisik bagi seorang wanita. Seorang wanita yang mengalami obesitas akan mengalami gejala psikososial negatif, termasuk depresi, bulimia, diskriminasi sosial, harga diri yang berkurang, ketidakpuasan diri, sehingga menurunkan kualitas hidup.4 Kemampuan fisik orang yang mengalami obesitas akan mengalami penurunan seperti nafas cenderung pendek akibat adanya lemak yang menumpuk pada daerah dada dan leher sehingga mengalami kesulitan mengembangkan dada saat bernafas.5

Obesitas menyebabkan aktivitas potensial untuk melakukan gerakan lebih rendah sehingga aktivasi saraf yang lebih buruk akibat pengurangan derajat dan pola perekrutan serat otot. Kekuatan otot mengalami kelemahan yang relatif disebabkan oleh berkurangnya mobilitas akibat penurunan kontraktil otot, adaptasi saraf, dan perubahan morfologi otot.6 Selain itu, kelebihan berat badan dapat menambah beban atau tekanan pada lutut dan pergelangan kaki. Tinjauan jangka panjang pada seseorang yang mengalami obesitas rentan mengalami penyakit komplikasi kesehatan seperti sindrom metabolik, gangguan kardiovaskuler, diabetes tipe 2, dan meningkatkan risiko kanker.7

Latihan mat pilates merupakan latihan low-impact aerobic exercise yang dilakukan di atas matras. Latihan dapat dilakukan tanpa alat bantu tambahan. Latihan mat pilates bersifat aman karena tidak memiliki gerakan melompat maupun berlari yang dapat meningkatkan terjadinya trauma pada persendian maupun meningkatkan terjadinya nyeri akibat pembebanan pada persendian yang berlebihan. Latihan pilatesbermanfaat untuk menurunkan berat badan,

memperbaiki postur dan memperbaiki kondisi kardiovaskular, menjadikan otot lebih kencang dan sendi yang lebih stabil. Latihan mat pilates dapati meningkatkan fleksibilitas otot terutama punggung dan perut (core strenghtening).8

Penelitian terkait pelaksanaan latihan pilates untuk mempengaruhi komponsisi tubuh seperti penurunan berat badan sudah pernah dilakukan di Indonesia seperti pada penelitian Tristiana (2015). Hasil dari penelitian diketahui bahwa latihan pilates dapat menurunan berat badan, serta dapat meningkatkan fleksibilitas otot. Namun penelitian dengan memberikan latihan mat pilates di Kota Denpasar, untuk menurunkan persentase lemak tubuh dan meningkatkan massa otot pada wanita dewasa dengan obesitas belum pernah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh latihan mat pilatespada persentase lemak tubuh dan massa otot pada wanita dewasa awal yakni berusia 18-40 tahun yang mengalami obesitas.

METODE

Penelitian ini telah memperoleh izin etik dari Komisi Etik Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana / Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dengan nomor 111/UN14.2.2.VII.14/LT/2021. Metode penelitian yang digunakan yakni metode pre-eksperimental one group pre-post test. Pengukuran dilakukan pada subjek yakni mengukur IMT, persentase lemak, dan massa otot sebelum dan sesudah latihan. Pengukuran dilakukan dengan mengukur tinggi badan dengan Microtoise (stature meter sepanjang 200 cm atau 2 meter) merek General Care kemudian dilanjutkan dengan pengukuran komponsisi tubuh dengan menggunakan Hand-held BIA Omron Hand-held Total Body Componsiton.. Perbandingan keandalan penggunaan BIA Omron sebagai alat ukur jika dibandingkan dengan DXA pada persentase lemak Omron 29.02 +7.68 vs. DXA=31.93 +8.01, p=0.000; sedangkan untuk persentase massa otot Omron=34.42 +4.83 vs. DXA=35.70 +4.66, p=0.002.Perbandingan nilai keandalan tersebut memberikan gambaran bahwa pengukuran dengan BIA Omron memiliki hasil yang mendekati pengukuran DXA (alat gold standar pengukuran komponsisi tubuh).9

Penelitian menggunakan teknik purposive sampling untuk menjaring subjek yakni wanita dewasa yang tinggal di Kota Denpasar. Kriteria inklusi penelitian ini, meliputi:wanita dewasa yang berumur 18-40 tahun, bersedia menjadi subjek selama penelitian berlangsung dan menanda tangani informed consent,memiliki IMT ≥ 25, serta tidak pernah mengikuti serangkaian latihan pilates sebelumnya. Kriteria eksklusi pada penelitian ini yakni wanita dewasa yang pernah mengalami permasalahan persendian dan tulang belakang yang memerlukan operasi besar seperti arthoplasty serta sedang hamil.

Pada penelitian ini menggunakan 28 subjek yang dihitung menggunakan rumus besar sampel penelitian pre-eksperimental. Besar sampel dihitung dengan rumus sampel berdasarkan penelitian sebelumnya dengan koefisien korelasi 0,52.10 Hasil perhitungan subyek minimal yakni berjumlah 23 subyek. Untuk mengantisipasi kekurangan sampel akibat drop-out maka ditambahkan 10% menjdi 28 subyek penelitian.

Subjek melakukan latihan mat pilates level pemula selama 30 menit, 3 kali seminggu, selama 8 minggu atau 24 sesi. Penelitian dilakukan sejak bulan Januari 2021-April 2021. Pandemi Covid-19 menyebabkan latihan dilakukan dengan kombinasi latihan langsung bersama-sama di rumah subjek dengan mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan jumlah kedatangan subjek yang dibatasi. Latihan dikombinasikan dengan pembagian video untuk subjek lakukan mandiri dirumah.

Jenis gerakkan dan dosis latihan mat pilates yang dilakukan berdasarkan rekomendasi pelatihan pilates dengan kombinasi gerakkan pada penelitian Trisnowiyanto (2017).11 Gerakkan pemanasan dilakukan selama 5 menit, terdiri dari gerakkan dinamic side stretch, neck stretch, hand stretch, walk the dog, dan deep lunges. Gerakkan inti dilakukan selama 20 menit,terdiri dari gerakan butterfly hug, spine stretch, bridging, the hundred I,tiny step, step press, single leg up, single leg circle, the mountain, crunches, spine twist 1, reach out, spine twist 2, dan dinamic arm stretch. Latihan diakhiri dengan pendinginan selama 5 menit dengan melakukan gerakkan spinx, spine twist 2, seated cat cow, lateral stretch, seated sumo dip, dan relax breathing. Gerakan dilakukan 8-10 detik hitungan, 5 kali repetisi, 2 set.11

Subyek yang telah menyelesaikan pelatihan mat pilates 24 sesi kemudian melaksanakan post-test. Hasil pengukuran kemudian dianalisis secara statistik menggunakan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Uji normalitas data dilakukan menggunakan Saphiro-Wilk test karena jumlah subjek < 50. Analisis univariat dilakukan menilai rerata dan persebaran data variabel yang dianalisis pada penelitian ini yaitu IMT, persentase lemak, dan massa otot serta usia. Analisis bivariat menggunakan uji paired subjek t-test pada persentase lemak dan massa otot untuk mengetahui adanya pengaruh antara hasil pengukuran pada sebelum pelatihan (pre-test) dan sesudah pelatihan (post-test).

HASIL

Penelitian dilakukan di wilayah Kota Denpasar dengan jumlah 28 subjek wanita dewasa awal usia berusia 1840 tahun sesuai dengan kriteria,

Tabel 1. Karakteristik subjek berdasarkan Usia

Usia

Frekuensi

Persentase (%)

18-23

23

82,12%

24-29

0

0%

29-34

2

7,14%

34-39

2

7,14%

40-45

1

3,6%

Tabel 2. Kategori dan Nilai Rerata IMT

Sebelum Pelatihan

Setelah Pelatihan

Kategori IMT

Frekuensi

Persentase

Rerata IMT ±

Frekuensi

Persentase

Rerata IMT ±

(%)

Simpang Baku

(%)

Simpang Baku

Overweight (IMT 23-24,9)

0

0

6

21,4

Obesitas tipe 1(IMT 25-29,9) Obesitas tipe 2 (IMT ≥30)

27

1

96,4

3,6

26,62 ± 1,679

21

1

75

3,6

26,20 ± 1,74

Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat hasil pengukuran IMT pada subjek sebelum dan setelah 8 minggu melakukan latihan mat pilates. Terlihat perubahan pada kategori IMT, yakni 6 subjek menjadi Overweight (IMT 23-24,9). Pada rerata IMT subjek mengalami perubahan yakni sebelum latihan 26,62 berubah menjadi 26.2.

Tabel 3. Kategori dan Nilai Rerata Persentase Lemak

Sebelum Pelatihan                             Setelah Pelatihan

Kategori Persentase Lemak

Frekuensi

Persentase (%)

Rerata Persentase lemak ± Simpang Baku (%)

Frekuensi

Persentase (%)

Rerata Persentase lemak ± Simpang Baku (%)

Overweight (26%-29%) Obesitas (> 30%)

0

28

0

100

38,28 ± 3,73

2

26

7,1

92,9

37,64 ± 4,07

Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat hasil pengukuran persentase massa lemak, 2 subjek menjadi Overweight dengan persentase lemak 26%-29%. Nilai rerata berubah dari 38,28% menjadi 37,64% setelah melakukan latihan.

Tabel 4. Kategori dan Nilai Rerata Massa Otot

Sebelum Pelatihan                              Setelah Pelatihan

Kategori Massa Otot

Persentase (%)

Rerata Massa Otot

Persentase (%)

Rerata Massa Otot

Frekuensi

± Simpang Baku (%)

Frekuensi

± Simpang Baku (%)

Tinggi (30,3%-

2

7,1

2

7,1

35,2%)

Sangat tinggi

26

92,9

38,55 ± 1,98

26

92,9

38,75 ± 1,94

(≥ 35%)

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat hasil pengukuran persentase massa otot pada subjek 26 (92,9%). memiliki persentase massa otot sangat tinggi (≥ 35%) dan 2 subyek (7,1%) memiliki masaa otot tinggi (30,3%-35,2%). Nilai rerata massa otot sebelum latihan 38,55%, sedangkan setelah melakukan latihan rerata menjadi 38,75%.

Tabel 5. Uji Normalitas Data dengan Shapiro Wilk

Persetase Lemak Massa Otot

Kelompok Data           pp

Sebelum pelatihan       0,5760,448

Setelah pelatihan        0,1520,156

Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat hasil uji normalitas data persentase lemak maupun massa otot sebelum dan sesudah latihan sebelum pelatihan berdistribusi normal (p>0,05).

Tabel 5. Uji Normalitas Data Persentase Lemak dengan Shapiro Wilk

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis dengan Paired subjek T- Test

Kategori Data

Sebelum Pelatihan  Sesudah Pelatihan

95% CI

p

Rerata ± Simpang Baku

Upper

Lower

Persentase lemak

38,28 ± 3,73

37,64 ± 4,07

0,95

0,33

0,000

Massa otot

38,55 ± 1,98

38,75 ± 1,94

-0,10

-0,30

Berdasarkan Table 6. dapat dilihat hasil uji Paired subjek T-test menunjukkan hasil p<0,05 (0,000), terdapat perbedaan yang bermakna pada persentase lemak dan massa otot, sebelum pelatihan dan setelah diberikan pelatihan.

DISKUSI

KARAKTERISTIK DATA SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan subjek wanita dewasa sesuai dengan kriteria penelitian. Subjek pada penelitian ini berjumlah 28 subjek yang tinggal di Kota Denpasar.Pelaksanaan penelitian diawali dengan menyebarkan kuisioner melalui google form untuk mengetahui usia, alamat, serta berat badan dan tinggi badan subjek. Subjek kemudian melakukan pre-test untuk mengetahui IMT, persentase lemak, dan massa otot sebelum pelatihan. Pelaksanaan latihan

dilakukan 24 sesi, kemudian setelah sampel menyelesakan keseluruhan sesi akan dilaksanakan post-test. Pemberian gambaran penelitian dan pernyataan persetujuan dilakukan pada saat pre-test. Penelitian dilakukan dengan partisipasi subjek yang tinggal di Bali khususnya di Kota Denpasar. Subjekterdiri dari pekerja kantoran dan mahasiswa Universitas Udayana. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengaturan spesifik terhadap faktor risiko lain seperti diet khusus yang dilakukan oleh subjek.

Berdasarkan hasil pre-test, rerata IMT subjek 26,62 dengan tinggi badan rerata 157,3 cm dan berat badan 65,8 kg. Hasil pre-test subjek dalam kategori obesitas tipe 1 (IMT 25-29,9) yakni 27 subjek (96,4%) dan 1 subjek (3,6%) dalam kategori obesitas tipe 2 (IMT≥30).

Hasil pemeriksaan persentase lemak sebelum pelatihan, 28 subyek (100%) dalam kategori obesitas (persentase lemak >30%). Nilai rerata persentase lemak subyek sebelum pelatihan adalah 38,28%. Hasil pengukuran persentase massa otot, 2 subyek (7,1%) memiliki massa otot tinggi (30,3%-35,2%) dan 26 subjek (92,9%) memiliki persentase massa otot sangat tinggi (≥ 35%). Nilai rerata massa otot sebelum pelatihan adalah 38,55%.

Pengaruh Latihan Mat Pilates terhadap Penurunan Persentase Lemak

Berdasarkan hasil uji statistika, nilai rerata persentase lemak subjek mengalami penurunan setelah latihan mat pilates 24 sesi. Persentase lemak subjek sebelum pelatihan memiliki rerata 38,28%. Setelah pelaksanaan latihan, mengalami penurunan menjadi 37,64%. Hasil uji parametrik paired subjek t- test. (Tabel 6.) menunjukkan p=0,000 (<0,005). Nilai tersebut menunjukkan terjadinya perubahan yang signifikan dengan perbedaan nilai rerata menjadi (0,63±0,34).

Hasil data pada penelitian ini, sejalan dengan penelitian Kate Rogers dan Ann L. Gibson pada tahun 2009. Pada penelitian tersebut diketahui latihan mat pilates 3 kali seminggu selama 8 minggu mennyebabkan penurunan persentase lemak. Latihan yang dilakukan oleh 22 subjek wanita dewasa berusia 25,5-28,5 tahun memberikan hasil penurunan rerata sebelum dan sesudah latihan 1,2 (p<0,05).12

Penelitian lainnya dilakukan oleh Hamideh Ahmadi dan Mohammad Reza Mehravar pada 22 subjek wanita dewasa sedentary lifestyle berusia 31,4 ± 3,8 tahun. Pada peelitian tersebut, subjek dibagi dua menjadi kelompok kontrol dan kelompok pilates. Pengukuran persentase lemak sebelum dan sesudah pelaksanaan mat pilates selama 8 minggu mean pre-test 27,3±7,1 berubah menjadi 25,4±6,5 (p=0,001). 13

Persentase lemak tubuh merupakan pengukuran jumlah penumpukan jaringan lemak dalam tubuh. Kebiasaan kalori yang berlebihan baik dari makan maupun minuman, disimpan dalam tubuh lemak. Penumpukkan jaringan lemak menjadi pemicu sejumlah gangguan metabolisme, hipertensi, hiperlipidemia, serta gangguan mekanika pernapasan.14 Pelaksanaan latihan pilates mampu meningkatkan pembakaran lemak akibat peningkatkan metabolisme oksigen lokal. Peningkatan metabolisme oksigen akan meningkatkan kadar cyclic Adenosine MonoPhosphate (cAMP) dalam jaringan adiposa. Hal tersebut merangsang terjadinya lipolysis dimana protein kinase-A melakukan fosforilasi terhadap lipase (triasilgliserol lipase) untuk memutuskan asam lemak dari triasilgliserol. Pada prroses lipolisis tersebut asam lemak serta gliserol dilepaskan ke dalam darah. Asam lemak yang beredar dalam darah dan berbentuk kompleks dengan albumin selanjutnya masuk kedalam sel untuk dioksidasi menjadi CO2 dan air untuk menghasilkan energi selama latihan.15

Pengaruh Latihan Mat Pilates terhadap Peningkatan Persentase Massa Otot

Berdasarkan hasil uji statistik, rerata persentase massa otot subjek mengalami peningkatan setelah latihan dilaksanakan. Persentase massa otot subjek sebelum latihan memiliki rerata 38,55%, berubah menjadi 38,75% dan terjadi peningkatan nilai rerata (0,2±0,04). Pengukuran persentase massa otot sebelum melakukan latihan didapatkan hasil 2 subjek (9,1%) dengan persentase tinggi dan 26 subjek (92,9%) memiliki persentase massa otot sangat tinggi. Hasil uji parametrik paired subjek t-test (tabel 6.) menunjukkan hasil signifikansi p=0,000 (<0,05). Perbedaan yang bermakna terjadi pada persentase massa otot sebelum dan setelah diberikan pelatihan.

Hasil data pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Nova Widanita pada tahun 2019. Penelitian dilakukan dengan partisipasi 12 subjek wanita dewasa obesitas (IMT 26,1-30,4). Pada penelitian tersebut subjek melakukan latihan mat pilates3 sesi setiap minggu selama 1 bulan. Latihan tersebut dilakukan selama 45 menit disetiap sesi. Hasil pada penelitian tersebut diketahui bahwa latihan mat pilates signifikan meningkatan rerata massa otot 1,308 (=0,000).16

Pada penelitian Leliz Cristina, et.al dengan subjek lansia berusia >60 tahun. Hasil pada penelitian tersebut yakni pelaksanaan mat pilates selama 3 bulan mampu meningkatkan massa otot secara adekuat. Berdasarkan data pengukuran massa otot sebelum latihan 53,5% menjadi 72,1% setelah melakukan latihan Mat Pilates dengan perbedaan signifikansi (<0,002).17

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya terkait mat pilates. Latihan mat pilates mampu meningkatkan sedikit volume tonus dan perekrutan serat otot. Perekrutan serabut otot yang efektif bertujuan untuk gerakan yang berkualitas. Latihan mat pilates dilakukan dengan bentuk latihan yang memuat unsur aerobic low impact dengan gerakan yang tidak terlalu berat yang berpusat kepada otot-otot core. Latihan mat pilates dilakukan dengan meregangkan dan menguatkan otot tubuh. Rangkaian gerakkan mengutamakan keseimbangan, keharmonisan, dan pernapasan. Perubahan dalam tubuh ukuran skala mikro adalah adanya peningkatan kontaktilitas serabut otot. Peningkatan terjadi akibat melatiha kemampuan kekuatan dan ketahanan core muscle ataupun grup otot lain yang dipengaruhi dalam setiap gerakkan.10

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan pelatihan mat pilates pada wanita dewasa berumur 18-40 tahun berpengaruh signifkan terhadap penurunan persentase lemak tubuh dan peningkatan persentase massa otot.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Aziz Nugraha. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total Pada Guru Dan Karyawan SMA

Muhammadiyah 1 dan 2 Surakarta. 2014;

  • 2.    Kementerian Kesehatan RI. Informasi KIT Obesitas [Internet]. 2018. hal. 1–8. Tersedia pada:

http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/N2VaaXIxZGZwWFpEL1VlRFdQQ3ZRZz09/2018/02/FactSheet_Obesitas_

Kit_Informasi_Obesitas.pdf%0Ahttp://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/factsheet-obesitas-kit-informasi-obesitas

  • 3.    Natari DAM. Studi Deskriptif Mengenai Body Image pada Wanita Usia Dewasa Awal yang Aktif Menggunakan

Media Sosial di Kota Bandung . J Chem Inf Model. 2008;53(9):287.

  • 4.    Sajayandi L. Pengaruh Obesitas Pada Perkembangan Siswa Sekolah Dasar dan Penanganannya dari Pihak

Sekolah dan Keluarga. Univ Muhammadiyah Purwokerto. 2017;

  • 5.    Purnama YO. Pengaruh Pemberian Teh Hijau (Camellia Sinensis) dan disertai dengan Latihan Aerobik terhadap

Penurunan Berat Badan pada Siswi di SMP Negeri 3 Pakemsleman Yogyakarta. 2019.

  • 6.    Morse DJTRMECI, Onambe KWG. The Impact of Obesity on Skeletal Muscle Strength and Structure through

Adolescence to Old Age. 2015;

  • 7.    Putri SR, A DI, Kedokteran F, Lampung U, Gizi BI, Kedokteran F, et al. Obesitas sebagai Faktor Resiko

Peningkatan Kadar Trigliserida. 2013;2007.

  • 8.    Vitalistyawati, LPA., Weta IW., Munawaroh M., Ngurah IB., Griadhi IPA., Imron Mat Pilates Exercise Lebih Efektif

Meningkatkan Fleksibilitas Lumbal Fibandingkan Senam Yoga Pada Wanita Dewasa. Sport Fit J [Internet]. 2018;6(2):23–30. Tersedia pada: https://ojs.unud.ac.id/index.php/sport/article/view/39381/23857

  • 9.    Rockamana R. Validity of Arm-to-Arm BIA Devices Compared to DXA for Estimating% Fat in College Men and

Women. Int J Exerc Sci 10(7). 2017;10(7).

  • 10.    Agustina D, Novannisa N. Pilates Exercise Dapat Menurunkan Indeks Massa Tubuh (Imt) Perempuan Obesitas Tingkat 1 Di Perumahan Bumi Dirgantara Permai Bekasi. J Ilmu dan Teknol Kesehat. 2017;4(2):111–22.

  • 11.    Trisnowiyanto B. Pengaruh Mat Pilates Exercise Terhadap Fleksibilitas Tubuh. J Kesehat. 2017;9(2):40.

  • 12.   Rogers K, Gibson AL. Eight-Week Traditional Mat Pilates Training-Program Effects on Adult Fitness

Characteristics. Res Q Exerc Sport. 2009;80(3):569–74.

  • 13.  Ahmadi H, Mehravar MR. The Effect of an Eight-Week Pilates Exercise Regimen on Stress Management and

Cortisol Levels in Sedentary Women. J Phys Act Horm [Internet]. 2019;3(4):37–052. Tersedia pada: http://journals.iau.ir/article_673139_fcfbce4c29a10d1bbcd92eac9d93c358.pdf

  • 14.    Rahmatismi F. Hubungan Gaya Hidup dengan Dislipidemia Guru Sekolah Menengah yang Mengalami Gula Darah Puasa Terganggu di Makassar. Progr Pasca Sarj. 2017;124.

  • 15.    Savkin R, Aslan UB. The Effect Of Pilates Exercise on Body Composition in Sedentary Overweight and Obese Women. J Sports Med Phys Fitness. 2017;57(11):1464–70.

  • 16.    Widanita N, Kusuma MNH, Budi DR, Suhartoyo T, Listiandi AD, Anggraeni D, et al. The Effectiveness of Pilates Training Model Towards BMI and Muscle Mass For Overweight Women. Ann Trop Med Public Heal. 2019;22(11).

  • 17.    Queiroz LCS, Bertolini SMMG, Bennemann RM, Silva ES. The Effect Mat Pilates Practice On Muscle Mass In Elderly Women. Rev da Rede Enferm do Nord. 2016;17(5):618.

C?) ® I

Karya ini dilisensikan dibawah: Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, Volume 10, Nomor 1 (2022), Halaman 17-21, Open Access Journal: https://ojs.unud.ac.id/index.php/mifi | 21 |