3003

PENGARUHePERPUTARAN KAS,iPERPUTARAN PERSEDIAAN, DAN PERPUTARANiPIUTANGiTERHADAP

PROFITABILITASiPERUSAHAAN

Ni Kadek Dewi Darmayanti1 I Putu Yadnya2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected] / telp: +62 89 638 347 222

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini menguraikan mengenai pengaruh faktor-faktor seperti perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan di sektor food and beverages di BEI. Pada penelitian ini populasi berjumlah 16 perusahaan food and beverages. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling, yang menghasilkani13 perusahaan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa variabel perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang secara parsial maupun simultan berpengaruhipositif dan signifikaniterhadap profitabilitas perusahaan foodiand beverage di BEI periode tahun 2010-2012.

Kata kunci: perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, profitabilitas

ABSTRACT

This study underscores the influence of factors such as cash turnover, inventory turnover and accounts receivable turnover on the profitability of companies in the food and beverage sector in IDX. In the study population of 16 food and beverage companies. Samples were selected by purposive sampling method, which resulted in 13 companies as the study sample. Based on the analysis it was found that the variable cash turnover, inventory turnover and accounts receivable turnover partially and simultaneously have positive and significant impact on the profitability of food and beverage company in BEI 2010-2012.

Keywords: cash turnover, inventory turnover, accounts receivable turnover, profitability

PENDAHULUAN

Setiap tahunnya pertumbuhan perekonomian terus mengalami peningkatan, dilihat dari semakin banyak perusahaan berdiri. Setiap perusahaan

yang berdiri mempunyai satu tujuan yang sama, yaitu memperoleh laba. Laba

yang diperoleh digunakan sebagai salah satu alat ukur untuk melihat kinerja perusahaan.

Profitabilitas sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan tergantung pada kemampuan untuk memenuhi dua aspek penting dari manajemen modal kerja, yaitu profitabilitas dan likuiditas (Arunkumar dan Radharamaann, 2012). Menurut Sartono (2010:122), profitabilitas ialah kemampuan emiten memperoleh keuntungan yang berasal dari total aktiva, modal sendiri maupun penjualan. Beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah kas, piutang, persediaan.

Modal kerja diperlukan dalam kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional perusahaan tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Manajemen modal kerja sangat penting karena memiliki dampak langsung terhadap profitabilitas dan likuiditas (Sigh dan Pandey, 2008). Istilah manajemen modal kerja adalah salah satu topik yang penting dari keuangan perusahaan, yang mengacu pada investasi perusahaan pada aset kas jangka pendek, surat berharga, piutang dan persediaan (Ashraf, 2012).

Managemen modal kerja yang efisien adalah bagian mendasar dari strategi perusahaan secara keseluruhan dalam menciptakan nilai pemegang saham (Nazir dan Afza, 2009). Manajemen modal kerja yang tidak efisien merugikan perusahaan, sehingga tingkat optimal dari modal kerja dan pemanfaatan yang efisien adalah kunci untuk arus masuk kelancaran keuntungan (Goel, 2013). Jika

aktiva lancar kurang dari kewajiban lancar, maka terjadi defisit modal kerja (Modi, 2012).

Kas merupakan komponen dari modal kerja yang paling likuid. Menurut Sunyoto (2013:145), setiap perusahaan yang memiliki investasi di dalam kas yang cukup besar mungkin akan terhindar dari kesulitan keuangan. Menurut James O. Gill dalam Kasmir (2011:140), rasio perputaran kas digunakan untuk menilai tingkat ketersediaan kas membayar utang dan biaya-biaya penjualan.

Persediaan merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Persediaan akan membantu perusahaan dalam upaya memenuhi permintaan yang tidak terduga. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:77), perputaran persediaan digunakan untuk mengukur seberapa lama barang berada dalam gudang. Menurut Pimplapure dan Kulkarni (2011), prinsip yang paling dapat diterima adalah bahwa semakin tinggi perputaran persediaan, semakin besar efisiensi manajemen persediaan dan ruang lingkup profitabilitas menjadi lebih besar. Persediaan dan utang adalah dua komponen yang paling penting aktiva lancar dari sudut pandang ukuran mereka (Sur dan Chakraborty, 2011).

Piutang timbul dari penjualan kredit perusahaan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:77), rasio perputaran piutang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi piutang selama satu tahun. menyatakan bahwa semakin cepat berputarnya periode piutang maka penjualan kredit menjadi kas semakin cepat (Sartono, 2010:119).

Tabel 1. ROA dariiPerusahaan-PerusahaaniFood and Beveragesidi BEI periode 2010-2012

No

Nama Perusahaan

ROA (%)

2010

2011

2012

1

PT. Akasha Wira International Tbk.

10,34

9,37

16,80

2

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

4,86

5,16

6,81

3

PT. Tri Banyan Tirta Tbk.

-

2,06

4,86

4

PT. Cahaya Kalbar Tbk.

1,75

1,03

6,61

5

PT. Davomas Abadi Tbk

-1,47

-

-5,67

6

PT. Delta Djakarta Tbk.

27,23

29,43

30,00

7

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

18,85

18,03

13,91

8

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

11,49

11,85

8,77

9

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

52,25

55,74

52,71

10

PT. Mayora Indah Tbk.

1,18

1,72

8,64

11

PT. Prastida Aneka Niaga Tbk.

9,43

8,81

7,51

12

PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.

23,70

20,41

16,50

13

PT. Sekar Bumi Tbk.

87,91

4,96

4,80

14

PT. Sekar Laut Tbk.

3,10

3,74

4,17

15

PT. Siantar Top Tbk.

6,94

6,46

6,62

16

PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk.

10,11

7,20

14,39

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA pada sektor foodiand beverageidimana perusahaan tersebut mengalami fluktuasi selama periode 2010-2012. Terjadinya fluktuasi ROA pada periode 2010-2012 menyebabkan peneliti memilih periode penelitian selama 3 tahun tersebut. Pemilihan periode penelitian selama 3 tahun dari tahun 2010-2012 dikarenakan data yang diperlukan untuk kegiatan penelitian pada periode tersebut sudah tersedia secara lengkap apabila diandingkan dengan data yamg tersedia dari tahu 2009 ke bawah, disamping itu periode penelitian dari tahun 2010-2012

disebabkan karena peneliti mengambil data terbaru perusahaan.

Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: Perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

H2: Perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

H3: Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

H4: Perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif. Lokasilpenelitian pada sektor food and beverages di BEI periode tahun 2010-2012. Objek penelitian yang diteliti adalah perputaran kas,,perputaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas.

Definisi Operasional Variabel

Return On Assets

Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan ROA yaitu dengan membandingkan laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva yang dimiliki masing-masing perusahaan food and beverages di BEI periode 2010-2012 dengan satuan persen. Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung ROA

(Wiagustini, 2010:81) adalah :

Laba Bersih

Return on Aseets (ROA) =                     X 100%

Total Aktiva

Perputaran Kas

Perhitungan perputaran kas adalah membandingkan penjualan bersih dengan kas rata-rata yang dimiliki masing-masing sektor food andibeverages di BEI periodei2010-2012 dengan satuan kali. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran kas adalah sebagai berikut (Riyanto, 2001:64) :

PenjualaniBersih

RasioiPerputaran Kas =

Rata-RataiKas

PerputaraniPersediaan

Perputaranipersediaan dihitung dengan membandingkaniharga pokok penjualan dengan rata-rataipersediaan yang dimiliki masing-masing perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 dengan satuan kali. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Husnan dan Pudjiastuti, 2012:77) :

HargaiPokokiPenjualan

PerputaraniPersediaani =

Rata-RataiPersediaani

Perputaran Piutang

Perhitungan perputaran piutang adalah membandingkan penjualan kredit dengan rata-rata piutang yang dimiliki masing-masing sektor food and beverages di BEI periode 2010-2012 dengan satuan kali. Rasio yang digunakan untuk

menentukan tingkat perputaran piutang (Husnan dan Pudjiastuti, 2012:77) adalah :

Penjualan Kredit

Perputaran Piutang =

Rata-Rata Piutang

Jenis dan Sumber Data

Data kualitatif penelitian yaitu daftar perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012 serta gambaran umum mengenai perusahaan sampel. Data kuantitatifidalam penelitian ini adalah laporanikeuangan pada perusahaan food and beverage yang terdaftaridi BEI pada tahun 2010-2012. Data diperoleh dari situs resmi BEI dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel

Populasi sebanyak 16 perusahaan food and beverages di BEI periode tahun 2010-2012. Dengan metode purposive sampling maka dipilih 13 perusahaan yang layak dijadikan sampel.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian yaitu dengan observasi non partisipan. Observasi non partisipan adalah metode observasi dimanampeneliti sebagai pengamat independen dan tidak terlibat secara langsung (Sugiyono, 2012:204).

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yaitu analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Statistik Deskriptif

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

ROA

1,03

87,91

11,93

14,459

Per. Kas

39

1,73

125,39

21,30

30,411

Per. Persediaan

1,55

34,61

7,82

8,286

Per. Piutang

2,54

17,07

8,47

4,249

Sumber : Olah Data, 2014

Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif variabel Return on Aseets (ROA) masing-masing perusahaan food and beverages di BEI periode 2010-2012. Rata-rata nilai ROA sebesar 11,93 dengan standar deviasi 14,459. Nilai ROA tertinggi pada PT. Sekar Bumi yaitu sebesar 87,91 sementara yang terendah adalah sebesar 1,03 pada PT. Cahaya Kalbar. Variabel perputaran kas masing-masing perusahaan food and beverages di BEI periode 2010-2012. Rata-rata nilai perputaran kas sebesar 21,30 dengan standar deviasi 30,411. Nilai perputaran kas tertinggi pada PT. Cahaya Kalbar yaitu sebesar 125,39 sementara yang terendah adalah sebesar 1,73 pada PT. Delta Djakarta. Variabel perputaran persediaan masing perusahaan food and beverages di BEI periode 2010-2012. Rata-rata nilai perputaran persediaan sebesar 7,82 dengan standar deviasi 8,286. Nilai perputaran persediaan tertinggi pada PT. Nippon Indosari Corporindo yaitu sebesar 34,61 sementara yang terendah adalah sebesar 1,55 pada PT. Delta Djakarta. Variabel perputaran piutang masing perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Rata-rata nilai perputaran piutang sebesar 8,47 dengan standar deviasi 4,249. Nilai perputaran piutang tertinggi pada PT. Prastida Aneka Niaga yaitu

sebesar 17,07 sementara yang terendah adalah sebesar 2,54 pada PT. Delta

Djakarta.

Uji Asumsi Klasik

Tabel 3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Variabel

Normalitas

Multikolinearitas

Heteroskedastisitas

Autokorelasi

Tol

VIF

Per. Kas

0,127

0,863

1,159

0,184

Per. Persediaan

0,815

1,227

0,062

1,688

Per. Piutang

0,911

1,098

0,405

Sumber : Olah Data, 2014

Hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah asumsi klasik. Pada uji normalitas telah menunjukkan bahwa nilai sig. sebesar 0,127 > 0,05 artinya data normal. Nilai masing-masing variabel pada pengujian multikolinearitas juga menunjukkan bahwa nilai tol > 0,1 dan VIF <10, yang berarti tidak terdapat masalah multikolinearitas. Nilai Sig. masing-masing variabel pada pengujian heteroskedastisitas > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas. Hasil dari uji autokorelasi sebesar 1,688 menunjukkan bahwa pengujian dengan Durbin-Watson berada pada daerah tidak ada autokorelasi sehingga tidak terjadi gejala autokorelasi pada model regresi.

Uji Analisis Linear Berganda

Tabel 4 Uji Analisis Linear Berganda

Variabel

Koefisien Regresi

T

Sig

Per. Kas

0,188

3,144

0,003

Konstanta = -4,150

Per. Persediaan

0,597

2,648

0,012

R Square = 0,483

Per. Piutang

0,875

2,103

0,043

F sig = 0,000

Fhitung = 12,824

Sumber : Olah Data, 2014

Dari hasil uji dapat diketahui :

  • (1)    Diketahui konstanta besarnya -4,150 mengandung arti jika variabel perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang dianggap konstan pada angka nol, sehingga profitabilitasibernilai sebesar -4,150.

  • (2)    β1 =p0,188; berarti 1 kali peningkatan perputaran kas, menyebabkan profitabilitas meningkat sebesar 18,8 persen diasumsikan variabel lainn konstan.

  • (3)    β2 =m0,597; berarti 1 kali peningkatan perputaran persediaan, menyebabkan peningkatan profitabilitas sebesar 59,7 persen diasumsikan variabel lain konstan.

  • (4)    β3 =p0,875; berarti 1 kali peningkatan perputaran piutang, menyebabkan peningkatan profitabilitas sebesar 87,5 persen diasumsikan variabel lain konstan.

Selanjutnya akan dipaparkan goodness of fit dari hasil analisis regresi tersebut.

  • (1)    Koefisien determinasi (R2)

Besarnya nilai koefisien determinasi adalah 0,483. Hasil ini berarti bahwa pengaruh variabel perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas sebesar 48,3 persen dan sisanya 51,7 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.

  • (2)    Uji kelayakan model/simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Jika nilai sig F < (α = 0,05) maka variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara serempak dan model yang digunakan layak uji sehingga pembuktian hipotesis dapat dilanjutkan.

  • a)    Rumusan hipotesis

H0: β1 = β2 = β3 = 0, Variabel perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang tidak berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas.

H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, Variabel perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas.

  • b)    Tingkat signifikasi (α) = 0,05

df = v1;v2 dimana (dimanav1 = k-1 dan v2 = n-k)

df = 3; 35 = 2,92

  • c)    Hasil pengujian

H0 diterima jika F hitung ≤ 2,92 atau nilai Sig. F ≥ 0,05

H0 ditolak jika F hitung > 2,92 atau nilai Sig. F < 0,05

Oleh karena F hitung sebesar 12,824 > 2,92 Ftabel dan nilai Sig. F sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti variabel perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang secara parsial maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan di perusahaan foodiand beverage di BEI.

Saran

Bagi perusahaan agar memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas seperti kas, persediaan dan piutang dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan. Bagi para investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dalam berinvestasi di perusahaan food and beveragesidi BEI. Bagi peneliti berikutnya agar dapat menambah variabel lain yang berpotensi mempengaruhi profitabilitas serta memperluas objek penelitian agar mendapat hasil yang lebih maksimal.

REFERENSI

Ashraf, Chisti Khalid. 2012. The Relationship between Working Capital Efficiency and Profitability. The Journal of Accounting and Management, Vol 2, No 3.

Arunkumar, O.N., dan T. Radharamanan. 2012. Analysis of Effects of Working Capital Management on Corporate Profitability of Indian Manufacturing Firms. International Journal of Research and Development - A Management Review, Vol. 5, Issue 1.

Goel, Sandeep. 2013. Working Capital Management Efficiency and Firm Profitability: A Study of Indian Retail Industry. South Asian Journal of Management, Vol. 20, No. 3.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Emy. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keenam. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: Rajawali Pers.

Modi, Swati. 2012. A Study on the Adequacy and Efficacy of Working Capital in Automobile Industry in India. The IUP Journal of Accounting Research & Audit Practices, Vol. 11, No. 2.

Nazir, Mian Sajid., dan Talat Afza. 2009. Impact of Aggressive Working Capital Management Policy on Firms’ Profitability. The IUP Journal of Applied Finance, Vol. 15, No. 8.

Pimplapure, Vivek U., dan Pushparaj P. Kulkarni. 2011. Working Capital Management: Impact of Profitability. SCMS Journal of Indian Management.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Singh, J. P., dan Shishir Pandey. 2008. Impact of Working Capital Management in the Profitability of Hindalco Industries Limited Pharmaceutical Sector. The Icfai University Journal of Financial Economics, Vol. 6, No. 4.

Sur, Debasish., dan Kaushik Chakraborty. 2011. Evaluating Relationship of Working Capital and Profitability: A Study of Select Multinational Companies in the Indian. The IUP Journal of Management Research, Vol. 10, No. 2.

3016

Sunyoto, Danang. 2013. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama. Bali: Udayana University Press.