1578

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING DENGAN OPEN POSITION DALAM MEMINIMALISASI NILAI HUTANG IMPOR

Made Ratih Nurmalasari1 Ni Ketut Purnawati2

  • 1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail : [email protected] / telp: +62 87 861 018 633

  • 2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Fluktuasi nilai tukar mata uang mengakibatkan nilai pembayaran hutang impor perusahaan menjadi tidak pasti karena sewaktu-waktu bisa berubah. Perusahaan bisa melakukan teknik hedging untuk melindungi nilai hutang impornya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata nilai hutang impor ketika menggunakan forward contract hedging, money market hedging, dan currency option hedging dengan tanpa menggunakan teknik hedging (open position).

Penelitian ini menggunakan 15 transaksi impor PT. Sayap Garuda Indah selama awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda T-test. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan, ketika menggunakan teknik forward contract hedging, money market hedging, dan currency option hedging, dengan open position. Namun, di antara ketiga teknik hedging tersebut, nilai hutang impor yang paling rendah adalah ketika perusahaan menggunakan teknik forward contract hedging.

Kata kunci: Forward Contract Hedging, Money Market Hedging, Currency Option Hedging, Open Position, Nilai Hutang Impor

ABSTRACT

The currency exchange rate fluctuations result in the value of company import debt payment becomes uncertain since it could change at any moment. The company can run the hedging technique to protect its value of import debt. This study aims to determine the difference of the value of import debt while using the forward contract hedging, money market hedging, and currency option hedging without using the hedging (open position) technique.

This study used 15 import transactions of PT. Sayap Garuda Indah during early in 2012 until early in 2013. The analysis technique used is T-test. The results of this study show that there is no difference of the company’s value of the import debt, while using the forward contract hedging, money market hedging, and currency option hedging, with open position. However, among those three hedging techniques, the minimum value of import debt is when the company runs the forward contract hedging.

Keywords: Forward Contract Hedging, Money Market Hedging, Currency Option Hedging, Open Position, Import Debt Value

PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Perdagangan internasional yang kegiatannya terdiri atas ekspor dan impor melibatkan lebih dari satu negara, sehingga mata uang yang digunakan berbeda-beda (Griffin dan Pustay, 2005:185). Masalah yang akan dihadapi oleh perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional lebih rumit daripada ketika perusahaan hanya berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008). Perusahaan yang mempunyai hutang impor harus menukarkan mata uang domestik dengan mata uang asing saat pelunasan. Mata uang tiap negara dinilai dari perspektif mata uang negara lain dengan menggunakan konsep nilai tukar (kurs) (Hanafi, 2009:228).

Menurut Griffin dan Pustay (2005:185), nilai tukar mata uang dapat diartikan sebagai banyaknya mata uang domestik yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Saat ini, pemerintah Indonesia menggunakan sistem nilai tukar mengambang bebas, yaitu tidak ada intervensi dari pemerintah dalam menentukan tingkat nilai tukar sama sekali, sehingga nilai tukar mengikuti permintaan dan penawaran mata uang asing (Hanafi, 2009:229). Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran suatu mata uang mengakibatkan nilai tukar berfluktuasi sehingga terjadi ketidakpastian nilai tukar yang menimbulkan risiko kurs (Griffin dan Pustay, 2005:88).

Perusahaan-perusahaan yang mempunyai hutang impor bisa saja

melakukan open position yaitu dengan membiarkan terjadinya fluktuasi terhadap nilai tukar mata uang asing yang bersangkutan sampai dengan jatuh tempo

pembayaran hutang impor (Horcher, 2005:7). Namun, jika mata uang domestik mengalami depresiasi terhadap mata uang asing yang bersangkutan pada saat jatuh tempo, jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk melunasi hutang dalam mata uang asing tertentu akan menjadi lebih banyak. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Perusahaan yang dijadikan obyek penelitian adalah PT. Sayap Garuda Indah yang melakukan kegiatan impor spare parts (onderdil) Bell Helicopter 206L3 dari Amerika Serikat dengan menggunakan mata uang Dolar AS. Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dolar AS akan berdampak pada peningkatan hutang impor. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, PT. Sayap Garuda Indah bisa melakukan teknik hedging. Menurut Babbel (1983) dan Campbell et al (2010), teknik hedging merupakan strategi optiomal dalam menghadapi risiko akibat fluktuasi nilai tukar. Alternatif teknik hedging bagi PT. Sayap Garuda Indah yaitu money market hedging, forward contract hedging, dan currency option hedging.

Stulz (1984), Chan et al. (2003), Moosa (2004), Jin dan Jorion (2006), Sujana, dkk. (2006), Aisjah dan Setyawan (2005), Ginting (2011), Wahyuni (2011), dan Anthonius (2012) melakukan penelitian dengan membandingkan penggunaan teknik-teknik hedging dan didapatkan hasil yang berbeda-beda. Ada yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan menggunakan teknik hedging dengan open position, dan ada pula yang menemukan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan menggunakan teknik hedging dengan open position. Adanya kesenjangan hasil penelitian sebelumnya menjadi salah satu sumber masalah dalam penelitian ini.

Dengan membandingkan tiga teknik hedging dengan open position, diharapkan dapat diketahui teknik mana yang mampu meminimalisasi nilai hutang impor PT. Sayap Garuda Indah.

Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian.

Menurut Griffin dan Pustay (2005:220), valuta asing adalah komoditas yang terdiri atas mata uang asing yang diterbitkan negara-negara lain di luar mata uang domestik dan dapat diperjualbelikan di pasar valuta asing. Pasar valuta asing merupakan pasar di mana transaksi valuta asing dilakukan baik antarnegara maupun dalam suatu negara (Kasmir, 2009:244). Pasar valuta asing dibedakan menjadi empat jenis (Madura (2004:58), yaitu pasar spot, pasar forward, pasar currency futures, dan pasar currency option.

Perusahaan yang melakukan transaksi dengan melibatkan lebih dari satu mata uang akan menghadapi risiko akibat fluktuasi nilai tukar (Sivakumar dan Sarkar, 2007). Menurut Hanafi (2009:230), faktor yang dapat menyebabkan perubahan pada nilai tukar yaitu perbedaan inflasi, perbedaan tingkat bunga, independensi bank sentral, kontrol pemerintah, dan ekspektasi. Manajemen risiko akibat fluktuasi nilai tukar dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisasi kemungkinan merugi, salah satunya adalah penggunaan teknik hedging (Triantis, 2000). Besarnya nilai hutang dalam mata uang asing merupakan salah satu faktor digunakannya teknik hedging (Nance et al., 1993). Namun, menurut Mseddi dan Abid (2010) dan Pramborg (2004), ukuran perusahaan juga bisa menjadi faktor penentu penggunaan teknik hedging.

Open position merupakan keadaan di mana perusahaan tidak menggunakan teknik hedging untuk melindungi nilai hutang atau piutang luar negerinya dari eksposur transaksi (Agustin, dkk., 2003). Jika melakukan open position, perusahaan akan membayar hutang atau menerima piutang dengan menggunakan kurs spot pada saat jatuh tempo. Menurut Madura (2004:58), kurs spot adalah nilai tukar mata uang berjalan. Open position akan merugikan perusahaan yang mempunyai hutang luar negeri jika mata uang domestik melemah terhadap mata uang asing terkait pada saat jatuh tempo. Untuk itu, perusahaan bisa melakukan teknik hedging. Besarnya nilai hutang luar negeri merupakan salah satu faktor mengapa perusahaan menggunakan teknik hedging (Klimczak, 2008). Semakin besar hutang perusahaan, semakin besar pula probabilitas perusahaan menggunakan teknik hedging (Paranita, 2011). Hedging merupakan instrumen derivatif berupa kontrak yang memberikan hak tertentu kepada pelakunya dengan tujuan untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar (Soeradi, 2004). Menurut Aryanti (2005) dan Moehrle (2005), untuk mengantisipasi pergerakan nilai tukar yang fluktuatif, perlu diterapkan manajemen lindungi nilai. Menurut Hagelin dan Pramborg (2004), teknik hedging mampu mengatasi eksposur transaksi dan tranlasi.

Menurut Horcher (2005:80), forward contract hedging merupakan kontrak pembelian valuta di masa datang dengan menentukan forward rate saat dibuatnya kontrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Idroes (2005), forward rate dapat diperlakukan sebagai prediktor yang tidak bias. Menurut Levi (2001:57), kurs forward (forward rate) adalah kurs yang disepakati saat ini untuk pertukaran

mata uang di waktu tertentu. Forward rate merefleksikan perbedaan suku bunga deposito antara dua mata uang selama periode dilakukannya kontrak (Horcher, 2005:82). Menurut Larsen dan Freeman (1996), perbedaan tingkat suku bunga riil antara dua negara yang bersangkutan sangat mempengaruhi penggunaan teknik hedging. Suku bunga deposito harus didasarkan pada instrumen dengan jatuh tempo yang sama (Schmittmann, 2010).

Penggunaan teknik money market hedging memakai instrumen pasar uang untuk melindungi nilai hutang atau piutang di masa yang akan datang dengan melakukan pengambilan posisi di pasar uang (Madura, 2004:327). Perusahaan meminjam mata uang domestik ke pasar uang dan mengkonversikannya ke dalam mata uang tertentu. Setelah itu, mata uang asing ini akan diinvestasikan hingga pembayaran hutang jatuh tempo. Ketika waktu jatuh tempo tiba, perusahaan harus membayar hutangnya ditambah dengan cicilan bunga (Wahyuni, 2011).

Currency option hedging memberikan hak untuk membeli atau menjual suatu valuta pada harga tertentu dan di periode tertentu pula (Sarmiadi dan Trianto, 2007). Penggunaan teknik ini dapat membatasi tingkat risiko (Agustin, dkk., 2003). Currency option hedging mampu melindungi nilai hutang perusahaan dari fluktuasi nilai tukar mata uang dan juga memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari adanya fluktuasi nilai tukar mata uang (Intrisano, 2012). Menurut Utomo (2000), currency option hedging mampu melindungi nilai dari aktiva perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan ketika menggunakan teknik hedging dengan open position.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 15 transaksi impor PT. Sayap Garuda Indah selama periode awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013. Data nilai tukar, suku bunga deposito Dolar AS per tahun, suku bunga deposito Rupiah per tahun, dan suku bunga pinjaman Rupiah per tahun diperoleh dengan mengakses website www.bi.go.id. Penelitian ini menggunakan teknik analisis uji beda T-test untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan ketika menggunakan teknik hedging dengan open position.

Definisi variabel operasional dalam penelitian ini yaitu:

  • 1)    Nilai Hutang Impor

Hutang impor timbul dari kegiatan impor spare parts (onderdil) Bell Helicopter 206L3 yang dilakukan oleh PT. Sayap garuda Indah selama awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013 yang dibayar pada saat jatuh tempo (30 hari), yaitu sebanyak 15 transaksi.

  • 2)    Open Position

Jika melakukan open position, nilai hutang impor selama awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013 dapat dihitung sebagai berikut:

Nilai hutang impor = nilai transaksi impor x kurs spot saat jatuh tempo ….. (1)

  • 3)    Forward Contract Hedging

Dengan menggunakan forward contract hedging, perusahaan membeli mata

uang asing pada forward rate yang dapat dihitung sebagai berikut:

Forward rate = spot rate + (interest rate differential x spot rate x days)... (2) 360 x 100

Keterangan:

Forward rate = kurs yang digunakan dalam transaksi forward

Spot rate = kurs yang berlaku pada saat dilakukan transaksi selama awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013

Interest rate differential = selisih suku bunga deposito mata uang negara asal dengan suku bunga deposito mata uang asing per tahun selama awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013

Days = waktu jatuh tempo transaksi forward selama awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013

  • 4)    Money Market Hedging

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • (1)    Menghitung present value dari hutang dalam mata uang asing selama awal

tahun 2012 sampai awal tahun 2013 yang akan jatuh tempo.

Nilai hutang (mata uang asing terkait)              … (3)

[1 + {suku bunga deposito USD/tahun x (waktu jatuh tempo / 360)}]

  • (2)    Menghitung besarnya pinjaman mata uang domestik yang diperlukan untuk present value dengan mengalikan present value dengan kurs spot.

  • (3)    Menginvestasikan present value hutang tersebut pada tingkat suku bunga deposito mata uang asing tertentu untuk mendapatkan jumlah mata uang

asing yang diinginkan.

  • (4)    Saat jatuh tempo, perusahaan harus membayar pokok dan bunga pinjaman.

  • 5)    Currency Option Hedging

Teknik currency option hedging yang dilakukan dengan call option dihitung dengan mengalikan jumlah yang harus dibayar per unit dengan nilai transaksi impor selama awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013.

Jumlah yang dibayar per unit = strike price + premium per unit call option..(4)

Nilai hutang impor = jumlah yang dibayar per unit x nilai transaksi impor...(5) HASIL DAN PEMBAHASAN

Jika melakukan open position, perusahaan akan membayar hutang impornya dengan menggunakan kurs spot saat jatuh tempo. Berikut hasil perhitungannya:

Tabel 1.

Nilai Hutang Impor dengan Open Position

No

Nilai Transaksi Impor (USD)

Tanggal Jatuh Tempo

Kurs Spot

Nilai Hutang Impor (IDR)

1.

2.008,27

26 Juni 2012

9.517

19.112.706

2.

9.592,52

14 Juli 2012

9.527

91.387.938

3.

2.733,00

11 Agustus 2012

9.524

26.029.029

4.

2.442,52

12 Agustus 2012

9.524

23.262.560

5.

590,60

19 Oktober 2012

9.638

5.692.203

6.

4.123,06

26 Oktober 2012

9.662

39.837.006

7.

303.046,69

2 November 2012

9.676

2.932.279.772

8.

710,73

8 November 2012

9.686

6.884.131

9.

1.930,50

17 November 2012

9.686

18.698.823

10.

1.966,65

21 November 2012

9.691

18.085.805

11.

1.603,80

19 Desember 2012

9.697

15.552.049

12.

5.000,00

21 Maret 2013

9.775

48.875.000

13.

2.616,57

25 Maret 2013

9.777

25.582.205

14.

2.651,00

29 Maret 2013

9.768

25.894.968

15.

622,39

1 Mei 2013

9.779

6.086.352

Total

3.304.233.609

Sumber: Data PT. Sayap Garuda Indah dan Bank Indonesia yang diolah, 2013

Jika menggunakan teknik forward contract hedging, perusahaan akan membayar hutang impor saat jatuh tempo dengan menggunakan kurs forward. Berikut hasil perhitungannya:

Tabel 2.

Nilai Hutang Impor dengan Teknik Forward Contract Hedging

No

Nilai Transaksi Impor (USD)

Tanggal Transaksi

Kurs Spot

Suku Bunga Dep USD /tahun (%)

Suku Bunga Dep IDR /tahun (%)

Kurs Forward

Nilai Hutang Impor (IDR)

1.

18.855.743

27 Mei 2012

9.357

0,95

5,06

9.389

18.761.031

2.

91.586.958

14 Juni 2012

9.515

0,90

5,03

9.548

91.134.558

3.

26.079.922

12 Juli 2012

9.509

0,84

5,08

9.543

25.951.017

4.

23.236.904

13 Juli 2012

9.480

0,84

5,08

9.513

23.236.904

5.

5.646.339

19 September 2012

9.527

0,89

5,09

9.560

5.658.193

6.

39.992.985

26 September 2012

9.666

0,89

5,09

9.700

39.637.161

7.

2.931.059.691

3 Oktober 2012

9.638

0,90

5,13

9.672

2.916.462.175

8.

6.881.294

9 Oktober 2012

9.648

0,90

5,13

9.682

6.847.059

9.

18.662.059

18 Oktober 2012

9.633

0,90

5,13

9.667

18.569.069

10.

19.027.308

22 Oktober 2012

9.641

0,90

5,13

9.675

18.932.576

11.

15.590.128

19 November 2012

9.687

0,96

5,14

9.721

15.512.877

12.

48.992.224

19 Februari 2013

9.762

0,59

5,07

9.798

48.746.309

13.

25.638.317

23 Februari 2013

9.762

0,59

5,07

9.798

25.509.626

14.

25.895.850

27 Februari 2013

9.732

0,59

5,07

9.768

25.768.127

15.

6.109.762

1 April 2013

9.784

0,38

4,38

9.817

6.043.569

Total

3.303.255.486

Sumber: Data PT. Sayap Garuda Indah dan Bank Indonesia yang diolah, 2013

Jika menggunakan teknik money market hedging, perusahaan akan meminjam suatu mata uang dari pasar uang. Berikut hasil perhitungannya:

Tabel 3.

Nilai Hutang Impor dengan Teknik Money Market Hedging

No

Tanggal Transaksi

Nilai Transaksi Impor (USD)

Suku Bunga Dep USD /tahun (%)

Suku Bunga Pinjaman IDR /tahun (%)

Kurs Spot

Present Value (USD)

Jumlah Pinjaman (IDR)

Jumlah Pinjaman + Bunga (Nilai Hutang Impor (IDR))

1.

27 Mei 2012

2.008,27

0,95

10,01

9.357

2.006,68

18.776.518

18.933.145

2.

14 Juni 2012

9.592,52

0,90

9,98

9.515

9.585,33

91.204.424

91.962.941

3.

12 Juli 2012

2.733,00

0,84

9,98

9.509

2.713,09

25.969.918

26.185.901

4.

13 Juli 2012

2.442,52

0,84

9,98

9.480

2.440,81

23.138.892

23.331.331

5.

19 Sept 2012

590,60

0,89

9,94

9.527

5490,16

5.622.476

5.669.049

6.

26 Sept 2012

4.123,06

0,89

9,94

9.666

4.120,00

39.823.962

40.153.837

7.

3 Okt 2012

303.046,69

0,90

9,86

9.638

302.819,58

2.918.575.067

2.942.556.025

8.

9 Okt 2012

710,73

0,90

9,86

9.648

710,20

6.851.984

6.908.285

9.

18 Okt 2012

1.930,50

0,90

9,86

9.633

1.929,05

18.582.570

18.735.256

10.

22 Okt 2012

1.966,65

0,90

9,86

9.641

1.965,18

18.946.263

19.101.938

11.

19 Nov 2012

1.603,80

0,96

9,92

9.687

1.602,52

15.523.592

15.651.920

12.

19 Feb 2013

5.000,00

0,59

10,09

9.762

4.997,54

48.786.014

49.196.223

13.

23 Feb 2013

2.616,57

0,59

10,09

9.762

2.615,28

25.530.404

25.745.072

14.

27 Feb 2013

2.651,00

0,59

10,09

9.732

2.649,70

25.786.853

26.003.678

15.

1 April 2013

622,39

0,38

9,25

9.784

622,19

6.087.536

6.134.461

Total

3.316.269.062

Sumber: Data PT. Sayap Garuda Indah dan Bank Indonesia yang diolah, 2013

Jika menggunakan teknik currency option hedging, perusahaan akan membayar hutang impor pada saat jatuh tempo dengan menggunakan hak untuk membeli mata uang asing (call option). Strike price diasumsikan telah disepakati kedua belah pihak sebesar 100,5 persen dari kurs spot pada saat transaksi. Call option akan dieksekusi apabila kurs spot pada saat jatuh tempo ditambah premium per unit call lebih besar dari pada strike price yang telah disepakati. Berikut hasil

perhitungannya:

Tabel 4.

Nilai Hutang Impor dengan Teknik Currency Option Hedging

No

Nilai Transaksi Impor (USD)

Tanggal Jatuh Tempo

Strike Price

Premium per Call Option (IDR)

Jumlah Pembayaran per Unit (IDR)

Nilai Hutang Impor (IDR)

1.

19.074.193

26 Juni 2012

9.404

94

9.498

18.978.383

2.

92.305.230

14 Juli 2012

9.563

96

9.623

91.849.850

3.

26.290.272

11 Agustus 2012

9.557

96

9.620

26.160.530

4.

23.495.269

12 Agustus 2012

9.527

95

9.619

23.380.471

5.

5.711.693

19 Oktober 2012

9.575

96

9.671

5.720.521

6.

40.237.533

26 Oktober 2012

9.714

97

9.759

40.036.063

7.

2.961.633.451

2 November 2012

9.686

97

9.773

2.946.941.020

8.

6.953.045

8 November 2012

9.696

97

9.783

6.918.587

9.

18.876.384

17 November 2012

9.681

97

9.778

18.782.325

10.

19.245.828

21 November 2012

9.689

97

9.786

19.150.008

11.

15.708.186

19 Desember 2012

9.735

97

9.794

15.630.429

12.

49.365.541

21 Maret 2013

9.811

98

9.873

49.118.078

13.

25.838.912

25 Maret 2013

9.811

98

9.875

25.709.411

14.

26.154.253

29 Maret 2013

9.781

98

9.866

26.023.075

15.

6.147.346

1 Mei 2013

9.833

98

9.877

6.114.144

Total

3.337.037.134

Sumber: Data PT. Sayap Garuda Indah dan Bank Indonesia yang diolah, 2013

Tabel 5.

Perbandingan Hasil Perhitungan Nilai Hutang Impor

Teknik yang Digunakan

Nilai Hutang Impor

Open Position

Rp 3.304.233.609

Forward Contract Hedging

Rp 3.303.255.486

Money Market Hedging

Rp 3.316.269.062

Currency Option Hedging

Rp 3.337.037.134

Sumber: Data diolah, 2013

Dengan menggunakan teknik forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 3.303.255.486 yaitu lebih kecil dari nilai hutang impor perusahaan ketika memilih untuk melakukan open position dengan selisih sebesar Rp 978.123. Ini berarti terjadi penghematan sebesar Rp 978.123. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang ditemukan oleh Stulz (1984), Chan et al.

(2003), Sujana, dkk. (2006), Ginting (2011), dan Anthonius (2012). Hal ini dapat disebabkan karena peningkatan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah Indonesia selama periode satu bulan tidak begitu signifikan, selain itu selisih suku bunga deposito Dolar AS dengan suku bunga deposito Rupiah Indonesia terlalu tinggi.

Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan teknik money market hedging, nilai hutang impornya menjadi sebesar Rp 3.316.269.062, yaitu lebih besar dari nilai hutang impor perusahaan ketika memilih untuk melakukan open position dengan selisih sebesar Rp 12.035.453. Hasil penelitian berbeda ditemukan oleh Aisjah dan Setyawan (2005) yang menyatakan bahwa teknik money market hedging merupakan teknik yang paling mampu mengatasi eksposur transaksi. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya suku bunga pinjaman dalam Rupiah, sementara itu suku bunga deposito dalam Dolar AS terlalu rendah. Menurut Sujana, dkk. (2006), jika terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kurs spot pada saat transaksi dan kurs spot pada saat hutang jatuh tempo, maka akan lebih menguntungkan menggunakan teknik money market hedging. Sementara itu, dalam kasus ini, kurs spot pada saat transaksi dan kurs spot pada saat jatuh tempo rata-rata tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode satu bulan, peningkatan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah Indonesia tidak begitu besar walaupun Dolar AS rata-rata mengalami apresiasi terhadap Rupiah.

Jika perusahaan memilih menggunakan teknik currency option hedging, nilai hutang impornya menjadi sebesar Rp Rp 3.337.037.134. yaitu lebih besar dari nilai hutang impor perusahaan ketika memilih untuk melakukan open position

dengan selisih sebesar Rp 32.803.525. Hal ini dapat disebabkan karena strike price dan premium per unit call yang disepakati oleh kedua belah pihak terlalu tinggi, sementara itu, selama periode satu bulan, peningkatan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah Indonesia tidak begitu besar walaupun Dolar AS rata-rata mengalami apresiasi terhadap Rupiah.

Uji statistik yang digunakan untuk membandingkan perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan ketika melakukan open position dengan menggunakan salah satu dari tiga teknik hedging yang merupakan variabel dari penelitian ini adalah uji beda T-test. Berikut ini adalah hasil uji beda T-test dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0:

Tabel 6.

Hasil Uji Beda T-test

Mean

t

Sig.

Open Position

22.000.000

Forward Contract Hedging

22.000.000

Open Position – Forward Contract Hedging

337.533.000

0,003

0,998

Open Position

22.000.000

Money Market Hedging

22.100.000

Open Position – Money Market Hedging

-867.234,333

-1,283

0,220

Open Position

22.000.000

Currency Option Hedging

22.200.000

Open Position – Currency Option Hedging

-2.251.772,600

-1,162

0,265

Sumber: Data diolah, 2013

Berdasarkan uji beda T-test, perbandingan rata-rata nilai hutang impor menggunakan teknik forward contract hedging dengan open position menunjukkan Sig. (2-tailed) 0,998, teknik money market hedging dengan open position menunjukkan Sig. (2-tailed) 0,220, dan teknik currency option hedging dengan open position menunjukkan Sig. (2-tailed) 0,265. Hal ini berarti tidak ada perbedaan rata-rata nilai hutang impor, ketika menggunakan teknik forward

contract hedging, money market hedging, dan currency option hedging, dengan open position karena tingkat signifikansi (0,05) lebih kecil dari Sig. (2-tailed). Hal ini dapat disebabkan karena peningkatan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah selama satu bulan tidak signifikan. Moosa (2004), Jin dan Jorion (2006), Wahyuni (2011), dan Anthonius (2012) juga mendapatkan hasil penelitian yang sama.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan.

  • 1)    Nilai hutang impor perusahaan dengan menggunakan teknik forward contract hedging lebih kecil dari nilai hutang impor perusahaan jika melakukan open position, yaitu terjadi penghematan sebesar Rp 978.123. Namun, berdasarkan uji beda T-test, tidak ada perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan jika menggunakan teknik forward contract hedging dengan open position.

  • 2)    Jika perusahaan memilih teknik money market hedging, nilai hutang impor akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan ketika perusahaan melakukan open position, dengan selisih sebesar Rp 12.035.453. Berdasarkan uji beda T-test, tidak ada perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan jika menggunakan teknik money market hedging dengan open position.

  • 3)    Jika teknik currency option hedging digunakan oleh perusahaan, terdapat selisih sebesar Rp 32.803.525, yaitu nilai hutang impor perusahaan dengan menggunakan teknik currency option hedging lebih besar dari nilai hutang impor perusahaan jika melakukan open position. Berdasarkan uji beda T-test, tidak ada perbedaan rata-rata nilai hutang impor perusahaan jika menggunakan teknik currency option hedging dengan open position.

Saran.

  • 1)    Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan studi kasus pada perusahaan yang memiliki jumlah transaksi yang lebih banyak dan waktu jatuh tempo hutang impornya lebih dari satu bulan sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kurs spot pada saat transaksi dengan kurs spot pada saat jatuh tempo dalam keadaan Rupiah cenderung mengalami depresiasi terhadap mata uang asing tertentu. Selain itu, penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan periode dalam jangka waktu terakhir yang menunjukkan nilai tukar yang lebih fluktuatif.

  • 2)    Penggunaan teknik hedging dapat dijadikan alternatif bagi PT. Sayap Garuda Indah untuk melindungi nilai hutang impornya. Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai hutang impor yang paling rendah adalah ketika menggunakan teknik forward contract hedging. Namun, sebelum memutuskan untuk menggunakan hedging, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor yang terlibat dalam penggunaan teknik hedging seperti nilai tukar antara mata uang asing terkait, suku bunga deposito negara-negara terkait, suku bunga pinjaman mata uang asing terkait, dan waktu jatuh tempo hutang.

REFERENSI

Agustin, Rizka Devi, Siti Ragil Handayani, dan Raden Rustam Hidayat. 2003. Penggunaan Teknik Hedging Kontrak Opsi Saham untuk Meminimalkan Risiko Kerugian Akibat Fluktuasi Harga Saham (Studi Pada Saham PT. Astra Internasional, Tbk.). Jurnal Administrasi Bisnis, 1(2): h: 1-9.

Aisjah, Siti dan Arif Setyawan. 2005. Model Prediksi Kurs Rupiah per Dollar AS untuk Meminimalkan Transaction Exposure dengan Pendekatan Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model). Jurnal Aplikasi Manajemen, 3(3): h: 212-221.

Anthonius. 2012. Analisa Perbandingan Penggunaan Open Position, Forward Contract, dan Money Market Hedging Terhadap Utang Ekspedisi Luar Negeri (Studi Kasus pada Perusahaan Jasa PT. X di Bandung). Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Aryanti, Naning Wessiani. 2005. Analisi Eksposur Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika pada Industri Manufaktur yang Go Public. Jurnal Bisnis Strategi, 14(1): h: 1-15.

Babbel, David F. 1983. Determining The Optimum Strategy for Hedging Currency Exposure. Journal of International Business  Studies,

Spring/Summer, 14(1), pp: 133-139.

Campbell, Y., Karine Serfaty-De Medeiros, and Luis M. Viceira. 2010. Global Currency Hedging. The Journal of Finance, 55(1), pp: 87-121.

Chan, Kam Fong, Christopher Gan, and Patricia A. McGraw. 2003. A Hedging Strategy for New Zealand’s Exporters in Transaction Exposure to Currency Risk. Multinational Finance Journal, 7(1&2), pp: 25-54.

Ginting, Peronika. 2011. Analisis Beda Penggunaan Teknik Hedging dan Tanpa Hedging dalam Menentukan Tingkat Hutang pada PT. Garuda Indonesia Tbk. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.

Griffin, Ricky W. dan Michael W. Pustay. 2005. Bisnis Internasional: Perspektif Manajerial Jilid 1. Edisi ke 4. Jakarta: PT. Index.

Hagelin, Niclas dan Bengt Pramborg. 2004. Hedging Foreign Exchange Exposure: Risk Reduction from Transaction and Translation Hedging. Journal of International Financial Management and Accounting, 15(1), pp: 1-20.

Hanafi, Mamduh. 2009. Manajemen Risiko. Edisi ke 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Horcher, Karen A. 2005. Essentials of Financial Risk Management. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Idroes, Ferry Noviandra. 2005. Teori Hipotesis Ekspektasi (Forward Rate Unbiased Hypothesis): Aplikasi dalam Transaksi Forward di Indonesia. Jurnal Manajemen Risiko ISSN 0854-8153, 12(3): h: 255-280.

Intrisano, Carmelo. 2012. How Firm Can Hedge From Currency Risk. Journal of China-USA Business Review, ISSN 1537-1514, 11(9), pp: 1295-1306.

Jin, Yanbo and Philippe Jorion. 2006. Firm Value and Hedging: Evidence from U.S. Oil and Gas Producers. The Journal of Finance, 51(2), pp: 893-919.

Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Klimczak, Karol M. 2008. Corporate Hedging and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies. Journal of Risk Finance, 9(1), pp: 20- 39.

Larsen, Glen A. and Gary R. Freeman. 1996. Hedging Foreign Currency Transaction Exposure: The Importance of Real Rates of Interest. Journal of Financial and Strategic Decisions, 9(1), pp: 67-78.

Levi, Maurice D. 2001. Keuangan Internasional. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Madura, Jeff. 2004. Manajemen Keuangan Internasional Jilid 1. Edisi ke 4. Jakarta: Erlangga.

Moehrle, Jennifer R. 2005. Management's Disclosure of Hedging Activity: An Empirical Investigation of Analysts’ and Investors’ Reactions. International Journal of Managerial Finance, 1(2), pp: 108-122.

Moosa, Imad A. 2004. Hedging Exposure to Foreign Exchange Risk in the Presence of Rudimentary Forward Market. Scientific  Journal of

Administration Development, 2, pp: 76-92.

Mseddi, Slim and Fathi Abid. 2010. Corporate Hedging Strategy and Firm Value. International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 14502887, Issue 44, pp: 105-128.

Nance, Deana R., Clifford W. Smith, Jr., and Charles W. Smithson. 1993. On the Determinants of Corporate Hedging. The Journal of Finance, 48(1), pp: 267-284.

Paranita, Ekayana Sangkasari. 2011. Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta Asing pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Nasional Ilmu Ekonomi Terapan, 1(1): h: 228-236.

Pramborg, Bengt. 2004. Foreign Exchange Risk Management by Swedish and Korean Nonfinancial Firm: A Comparative Survey. Pacific-Basin Finance Journal, 13(2005), pp: 343-366.

Sarmiadi dan Novirwan Trianto. 2007. Option Contract: Alternatif Investasi pada Pasar Modal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(2): h:182-200.

Schmittman, Jochen M. 2010. Currency Hedging for International Portfolios. Paper presented by IMF, Finance Department.

Sivakumar, Anuradha dan Runa Sarkar. 2007. Corporate Hedging for Foreign Exchange Risk in India. Thesis of Industrial and Management Engineering Department of Indian Institute of Technology, Kanpur, India.

Soeradi. 2004. Pasar Uang dan Modal Sebagai Alternatif Investasi. Jurnal Eksekutif, 1(1): h: 44-50.

Stulz, Rene M. 1984. Optimal Hedging Policies. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 9(2), pp: 127-140.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sujana, Saefudin Zuhdi, dan Purwitayani. 2006. Teknik Analisis Forward Contract Hedging dengan Money Market Hedging dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Kerugian (Studi Kasus pada PT. Elang Perdana Tyre Industry). Jurnal Ilmiah Ranggagading, 6(1): h: 36-40.

Triantis, Alexander J. 2000. Real Options and Corporate Risk Management. Journal of Applied Corporate Finance, 13(2), pp: 64-73.

Utomo, Lisa Linawati. 2000. Instrumen Derivatif: Pengenalan dalam Strategi Manajemen Risiko Perusahaan. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 2(1): h: 5368.

Wahyuni, Tri, 2011. Analisis Perbandingan Penggunaan Teknik Hedging dalam Pembayaran Hutang Impor PT. Antam (Persero) Tbk. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.

Winarto, Jacinta. 2008. Teknik-teknik Hedging yang Dapat Digunakan untuk Menilai Hutang Valuta Asing. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 20(2): h: 164-175.

http://www.bi.go.id