GREEN KNOWLEDGE, GREEN ATTITUDE, DAN ENVIRONMENTAL CONCERN BERPENGARUH TERHADAP NIAT BELI
on
E-Jurnal Manajemen, Vol. 9, No. 7, 2020 : 2556-2575
ISSN : 2302-8912
DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2020.v09.i07.p05
GREEN KNOWLEDGE, GREEN ATTITUDE, DAN ENVIRONMENTAL CONCERN BERPENGARUH TERHADAP NIAT BELI
Gusti Ayu Winda Ryantari 1
I Gusti Ayu Ketut Giantari 2
1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: [email protected]
ABSTRAK
Banyaknya sampah plastik menjadi permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini. Hal tersebut meningkatkan niat beli produk ramah lingkungan. Faktor yang mempengaruhi niat beli adalah green knowledge, green attitude dan environmental concern. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh green knowledge, green attitude, dan environmental concern terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel. Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar menggunakan kuesioner dengan 150 responden melalui teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli, Green attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli, Environmental concern berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. Pemikiran positif terhadap sedotan berbahan stainless steel bagi lingkungan dimiliki dari segi green attitude, serta environmental concern dalam hal kepedulian terhadap situasi di alam menjadi alasan dalam niat membeli sedotan berbahan stainless steel.
Kata kunci : environmental concern, green attitude, green knowledge, niat beli
ABSTRACT
The large amount of plastic waste is an environmental problem that is happening right now. This increases the purchase intention of environmentally friendly products. Factors influencing purchase intention is green knowledge, green attitude and environmental concern. Purpose of study is to determine effect of green knowledge, green attitude, and environmental concern on purchase intentions made from stainless steel straws. This research was conducted in Denpasar using questionnaire with 150 respondents through purposive sampling technique. Data analysis techniques using multiple linear regression. Results showed that green knowledge has positive and significant effect on purchase intentions, Green attitude has positive and significant effect on purchase intentions, Environmental concern has positive and significant effect on purchase intentions. Positive thought about stainless steel straws owned by environment in terms of green attitude, and environmental concern in terms of caring for situation in nature are the reasons for intention to buy a stainless steel straw.
Keywords: environmental concern, green attitude, green knowledge, purchase intentions
PENDAHULUAN
Lingkungan takan tberubah tseiring tdengan tberkembangnya tjaman, tdan perubahan tersebut sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Faktor penyebab utama dalam permasalahan lingkungan adalah semakin banyaknya populasi manusia yang menimbulkan laju pertumbuhan pembangunan dan industrialisasi semakin marak (Yong et al., 2017). Lingkungan semakin rusak dan tercemar akibat dari adanya kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara berlebihan dalam menciptakan barang yang dibutuhkan sehingga memiliki nilai. Jika konsumen tidak peduli dengan keadaan lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya eksploitasi terhadap lingkungan dan pencemaran lingkungan semakin banyak terjadi (Riyanto et al., 2018). Kerusakan lingkungan jika tidak ditanggulangi dengan baik maka akan berdampak pula kepada manusia itu sendiri.
Setiap tahunnya sekitar 8 juta metrik ton plastik masuk ke lautan. WWF memiliki kampanye yaitu “No Plastic in Nature” yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang rusak menggunakan pendekatan holistik dimana melibatkan semua aspek dari siklus hidup mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, dan publik dalam menjalankan kampanye ini. Sejak saat itu, berbagai pemangku kepentingan lainnya telah membuat komitmen publik, mulai dari larangan sedotan dan tas plastik hingga janji berskala besar seperti mengurangi, mencari sumber lain, mendaur ulang, dan banyak lagi untuk mengurangi pencemaran sampah plastic (Yadav et al., 2017).
Mengacu pada Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik tSekali tPakai tatau tPSP tdijelaskan plastik tsekali tpakai tadalah tsegala tbentuk talat tatau tbahan tyang tterbuat tdari tatau mengandung tbahan tdasar tplastik, tlateks tsintetis tatau tpolyethylene, tthermoplastic synthetic tpolymeric tdan tdiperuntukkan tuntuk tpenggunaan tsekali tpakai. tPSP tyang dimaksud tdalam tPeraturan tGubernur t(Pergub) tBali tini tantara tlain tkantong tplastik, polysterina t(Styrofoam) tdan tsedotan tplastik. Pengertian sedotan plastik dalam Peraturan Gubernur Bali adalah sedotan plastik lepasan baik yang disediakan secara eceran maupun grosiran serta tidak melekat sebagai satu kesatuan dengan kemasan minuman. Jenis sampah sekali pakai ini sering temui diberbagai tempat seperti kafe, restoran, bahkan warung-warung di pinggir jalan menyediakan sedotan sekali pakai lalu dibuang. Sedotan menjadi salah satu penyumbang sampah tersebar didunia padahal bentuknya yang kecil sering dianggap tidak berpengaruh merusak lingkungan.
Keadaan lingkungan yang semakin memprihatinkan tersebut memunculkan simpati dari berbagai kalangan mulai dari masyarakat hingga tempat penyedia makanan menjadikan masalah ini sebagai fokus saat ini untuk memperbaiki produk yang dijualnya. Permasalahan ini memunculkan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Mereka yang perduli mulai melakukan tindakan untuk mengurangi sampah yang menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan lingkungan dan mulai menggunakan produk ramah lingkungan menurut Kusuma et al. (2017). Produk ramah tlingkungan tmerupakan tupaya tmelakukan tpola tkonsumsi tyang
tberkelanjutan atau dapat tdikatakan tkonsumen dapat tmenjamin pemenuhan kebutuhannyatitutidak membahayakan tlingkungan (Adil, 2015).
Produk tramah tlingkungan tbiasanya tadalah tproduk tyang tdapat membantu menjaga tlingkungan dan mengurangi dampak kerusakan yang ada. Menurut Teng & Wang (2015) produk hijau (green product) adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak menjadi penyebab kerusakan pada ekosistem binatang. Johannes & Ilunitedra (2015) menyatakan bahwa green product atau produk ramah lingkungan tdibuat tuntuk tmengurangi tdampak tburuk tyang tdapat tmemungkinkan terjadinya tkerusakan tlingkungan tdalam tsiklus tkehidupan. tPenggunaan tproduk ramah tlingkungan tdapat tmengurangi tpenggunaan tbahan tbaku tyang ttidak tmudah diperbaharui tdan tdapat tmenghindari tpemakaian tbahan tyang tmengandung racun.
Riyanto et al. (2018) dengan munculnya permasalahan banyaknya sampah menjadikan masyarakat peduli terhadap keadaan lingkungan dan mulai mencari tahu tentang lingkungan, sehingga green knowledge berpengaruh terhadap green attitude dalam mempengaruhi niat beli seseorang. Green knowledge mendorong terciptanya green attitude atau tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini sebelum terjadinya pembelian terhadap suatu produk. Environmental concern atau dorongan dari keinginan untuk menjaga keadan lingkungan agar tetap baik mempengaruhi konsumen untuk memiliki niat pembelian (Teng & Wang, 2015).
Green knowledge diperlukan masyarakat terkait dengan produk atau kegiatan yang dapat memberikan dampak pada lingkungan tdengan tmengedukasi masyarakat perihal tisu-isu tdan tfenomena tyang tsedang tterjadi tsaat tini, tbagaimana tdampak penggunaan tproduk tramah tlingkungan, tserta tmanfaat tyang tdirasakan tjika menggunakan tproduk tdengan tlabel tgreen tbrand (Hanjani & Widodo, 2019). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh green knowledge memiliki dampak positif terhadap niat beli seperti yang ditunjukkan pada penelitian Nugraha & Tjahjono (2017) dengan 400 responden, peneliti membuktikan bahwa pengetahuan hijau menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi niat beli pada pelanggan IKEA. Hal ini serupa dengan penelitian Basha et al. (2015) menyatakan responden memiliki pengetahuan yang positif terhadap lingkungan hijau ditunjukkan dengan pengetahuan tentang penggunaan energi listrik dengan bijak, dengan pengetahuan tersebut dapat membantu bertanggungjawab dengan keadaan lingkungan. Menurut Suki (2016) pengetahuan terhadap merek hijau adalah faktor paling kritis yang dapat mempengaruhi niat beli konsumen.
Green knowledge yang dimiliki masyarakat dapat memunculkan sikap peduli terhadap lingkungan. Green attitude yang ditunjukkan oleh mereka dapat membantu mewujudkan keinginannya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sikap adalah suatu ekspresi yang merefleksikan perasaan ketidaksukaan atau sukaan seseorang terhadap suatu obyek (Paramita & Yasa, 2015). Memperhatikan green attitude, dapat dilihat kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya, sehingga tak jarang perusahaan besar yang menciptakan suatu barang sebelum dijual, dilakukannya pengamatan konsumen mulai dari karakteristik dan kesukaannya sehingga dapat menjadi prediksi sikap yang akan diberikan jika produk tersebut dijual di pasaran (Riyanto et al., 2018).
Beberapa penelitian yang mengidentifikasi green attitude memiliki tpengaruh positif dan tsignifikan tterhadap tniat tbeli tsuatu tproduk. Wulandari et al. (2015) menjelaskan konsumen memiliki sikap ekologis, akan membuat kesadaran terhadap produk ramah lingkungan sehingga mereka memiliki niat untuk membeli dan membayar lebih untuk membeli produk hijau, namun penelitian Tran (2017) menyatakan jika sikap tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian produk ramah lingkungan, dijelaskan orang-orang Asia memiliki pengetahuan terhadap lingkungan namun tidak benar-benar menunjukkan kepeduliannya dengan tindakan karena mereka berfikir tindakan mereka tidak banyak mempengaruhi lingkungan.
Pengetahuan tentang lingkungan atau green knowledge, green attitude atau sikap yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan lingkungan tersebut, dan environmental concern dalam diri yang dapat menjadi faktor pendorong dalam tindakan masyarakat untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Environmental concern memberikan kesadaran dalam memecahkan permasalahan terkait dengan lingkungan. Chegini & Saleh (2016) dalam penelitiannya kepedulian lingkungan menjadi wujud tanggungjawab dalam menangani masalah lingkungan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas organisasi tersebut melainkan juga peningkatan loyalitas konsumen. Motivasi sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran mengenai tingkah laku. Beberapa penelitian yang mendukung environmental concern memiliki pengaruh terhadap tniat tbeli tproduk tramah tlingkungan.
Penelitian tyang tdilakukan Onurlubas (2018) menyatakan motivasi seseorang dalam hal ini kepedulian terhadap lingkungan memang membuat beberapa konsumen yang peka terhadap lingkungan cenderung ke arah membeli produk ramah lingkungan sehingga memiliki dampak positif dan signifikan. Penelitian Ginting & Ekawati (2016) menunjukkan kepedulian lingkungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produk merek Attack. Penelitian Bagher et al. (2018) menyatakan kepedulian lingkungan mengacu pada tingkat keterlibatan emosional yang dirasakan orang terhadap masalah lingkungan sehingga mencerminkan melakukan niat membeli produk ramah lingkungan untuk melindungi bumi. Berdasarkan dengan latar belakang masalah maka tujuan dari penelitian ini, yaitu: Untuk menjelaskan pengaruh green knowledge terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel, Untuk menjelaskan pengaruh green attitude terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel dan Untuk menjelaskan pengaruh environmental concern terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel. Kemudian model konseptual dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.
Penelitian Kusuma et al. (2017) menyatakan bahwa green knowledge yang merupakan salah satu variabel yang memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli konsumen Tupperware. Penelitian Hanjani & Widodo (2019) menjelaskan tgreen tknowledge tmemiliki tpengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap minat tbeli tproduk tNestle Company di Indonesia. Patel & Chugan (2015) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli dalam merancang strategi periklanan. Adil (2015) dalam penelitiannya green knowledge berpengaruh tsignifikan tterhadap tniat pembelian tgreen tproduct tpada tkonsumen tdi tSurakarta, tsehingga thipotesisnya terbukti tkebenarannya.
Ginting & Ekawati (2016) menjelaskan green knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli produk hijau deterjen merek “Attact” di Kota Denpasar. Suki (2016) menyatakan jika konsumen tmempunyai tgreen tknowledge yang tbaik, tkonsumen tcenderung tmemperlihatkan tniat tuntuk tmembeli tproduk ramah tlingkungan. Chauhan & Bhagat (2017) dalam penelitiannya menjelaskan green knowledge mengambil peran penting dalam niat beli seseorang dalam membeli produk hijau. Berdasarkan tkajian tempiris tyang tada, tmaka tdapat tdisusun hipotesis tsebagai tberikut.
H1 : Green Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli.
Lukiarti (2019) dalam tpenelitiannya tmenjelaskan tgreen tattitude berpengaruh secara tpositif tdan tsignifikan tterhadap tniat tbeli tproduk thijau tdi tKabupaten Rembang. Green attitude memiliki pengaruh postif terhadap minat beli konsumen China terhadap produk ramah lingkungan yang tdilakukan oleh Tang et al. (2014). Green tattitude tmemiliki tpengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap tminat tbeli produk thijau, tdimana tjika tpelanggan tmemiliki tfokusterhadap kepedulian lingkungan maka akan sangat berpengaruh terhadap minat beli suatu produk sesuai dengan penelitian Irandust & Bamdad (2014).
Adil (2015) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa green attitude atau sikap pada lingkungan berpengaruh positif signifikan niat pembelian green product pada konsumen di Surakarta. Menurut Chekima et al. (2015) menjelaskan green attitude memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produk hijau di Malaysia dengan menyebarkan total 405 kuesioner. Maichum et al. (2017) dalam penelitainnya green attitude memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap niat beli produk hijau dalam grup pelajar di Negara Thailand. Chauhan & Bhagat (2017) menyatakan jika konsumen memiliki green attitude yang positif maka mereka lebih memiliki niat untuk membeli produk ramah lingkungan.
H2 : Green Attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli
Penelitian Chang & Wu (2015) mengemukakan bahwa environmental concern dan pengetahuan memiliki dampak positif terhadap merespon informasi dalam niat membeli suatu produk. Environmental concern juga menjadi faktor yang kuat memberikan dampak positif dan signifikan terhadap niat membeli produk makanan organik menurut Bagher et al. (2018). Ginting & Ekawati (2016) menjelaskan environmental concern berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli produk hijau deterjen merek “Attact” di Kota Denpasar. Hasil serupa juga didapatkan dalam penelitian Maichum et al. (2017) yang menyatakan environmental concern positif tdan tsignifikan tterhadap tniat tbeli tproduk thijau
remaja tdi tNegara tThailand. tBerdasarkan tkajian tempiris tyang tada, tmaka tdapat disusun thipotesis tsebagai tberikut.
H3 : Enviromental Concern berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif kausal dan menggunakan teknik analisis kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel green knowledge (X1), green attitude (X2), dan environmental concern (X3) sebagai variabel independen terhadap niat beli (Y) sebagai variabel terikat. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar, Bali. Kota Denpasar memiliki jumlah penduduk yang cukup padat menyebabkan aktivitas penduduk Kota Denpasar cukup tinggi. Padatnya penduduk dan tingginya aktivitas masyarakat berdampak pada pola konsumsi masyarakat yang semakin konsumtif dan menimbulkan peningkatan produksi sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik. Timbulan sampah yang ada di Denpasar sebagai pusat Ibu Kota Provinsi Bali menimbulkan berbagai kalangan yang peduli terhadap lingungan dan satu fokus pemerintah untuk menanggulanginya, sehingga dibuatkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali.
Adapun obyek dari penelitian ini adalah niat beli dalam hal produk sedotan berbahan stainless steel ditinjau berdasarkan pengaruh green knowledge, green attitude, dan environmental concern dari calon pembeli..Variabel bebas dalam penelitian ini yang diteliti adalah green knowledge sebagai (X1), green attitude sebagai (X2), dan environmental concern sebagai (X3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah niat beli yang merupakan suatu proses dimana konsumen mengenal produk, mencari informasi, dan berniat untuk melakukan pembelian dengan simbol (Y). Data dalam penelitian ini adalah penilaian (scoring) terhadap tanggapan responden dari hasil kuisioner. Data tkualitatif tyang tdigunakan tdalam penelitian tkali tini tadalah tmanfaat serta penggunaan sedotan berbahan stainless steel dalam kuesioner.
Green knowledge didefinisikan sebagai suatu pengetahuan yang dimiliki individu tentang mengetahui sebuah isu atau fenomena yang berdampak signifikan terhadap proses pengambilan sebuah keputusan. Menurut Tran (2017) menjelaskan green knowledge melibatkan apa yang diketahui orang tentang lingkungan, hubungan utama yang mengarah pada aspek atau dampak lingkungan, penghargaan terhadap "seluruh sistem", dan tanggung jawab kolektif yang diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan. Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk mengukur peran green knowledge menurut Agustini & Kusuma (2016), serta Suki (2016) yaitu: 1) Pemahaman. Memahami konsep produk ramah lingkungan dan regulasi lingkungan yang berlaku. 2) Pengetahuan terhadap isu. Mengetahui isu atau kejadian yang terjadi pada lingkungan. 3) Pengetahuan mengenai penggunaan produk. Responden mengetahui cara kerja menggunakan sedotan berbahan stainless steel. 4) Ekspektasi tentang produk hijau terhadap
lingkungan. Sedotan berbahan stainless steel dapat sesuai dengan harapan terhadap lingkungan.
Green attitude merupakan prediktor penting bagi perilaku, niat berperilaku dan merupakan faktor penjelas dari berbagai macam perilaku individu (Teng & Wang, 2015). Suwarso & Wulandari (2015), Aprilisya et al. (2017) serta Onurlubas (2018) melakukan penelitian yang indikator dari green attitude terhadap produk hijau adalah 1) Rasa senang dengan produk ramah lingkungan. Sedotan berbahan stainless steel menyenangkan untuk digunakan. 2) Berfikir positif tentang produk. Sedotan berbahan stainless steel memberikan dampak baik, sehingga konsumen memiliki pemikiran positif. 3) Percaya terhadap produk. Keyakinan responden terhadap sedotan berbahan stainless steel tersebut dapat membantu mengurangi sampah sekali pakai.
Environmental concern digambarkan sebagai ekspresi seseorang dalam menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu lingkungan (Teng & Wang, 2015). Indikator yang dipergunakan dalam penelitian ini menurut Yadav & Pathak (2015) , Bagher et al. (2018), serta Onurlubas (2018) ialah: 1) Peduli terhadap situasi di bumi. Memiliki peran tertadap situasi di bumi. 2) Manusia harus menjaga keseimbangan lingkungan agar tetap hidup. Sadar bahwa menjaga keseimbangan lingkungan adalah suatu keharusan. 3) Manusia sering menyebabkan gangguan pada alam yang mengakibatkan konsekuensi yang berbahaya. Mengetahui konsekuensi dari terganggunya alam akibat ulah manusia. 4) Melakukan aksi untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Terlibat dalam aksi mengurangi kerusakan lingkungan.
Niat beli merupakan bentuk tingkah laku konsumen tyang tberkeinginan tuntuk melakukan tpembelian tatau tmemilih tproduk tdidasari toleh tpengalaman, penggunaan tdan tkeinginannya tpada tsuatu tproduk. tMenurut penelitian Basha et al. (2015), Yadav & Pathak (2015), serta Hanjani & Widodo (2019) menjelaskan variabel niat beli memiliki beberapa indikator untuk mengukurnya, yaitu: 1) Tertarik untuk mencoba produk ramah lingkungan. Konsumen tertarik untuk memiliki sedotan berbahan stainless steel sebagai produk ramah lingkungan. 2) Mempertimbangkan untuk membeli produk tersebut. Adanya pertimbangan sebelum membeli sedotan berbahan stainless steel dari segi manfaat. 3) Akan bersedia menggunakan produk tersebut untuk mengganti produk sebelumnya. Pembeli bersedia menggunaakan sedotan berbahan stainless steel sebagai mengganti produk sedotan plastik sekali pakai. 4) Niat teksploratif. tKonsumen berniat tuntuk tmencari ttahu tlebih tdalam tmengenai tsedotan tberbahan tstainless tsteel yang akan dibeli.
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah masyarakat Kota Denpasar yang belum pernah membeli dan tertarik produk sedotan berbahan stainless steel yang belum diketahui jumlah pastinya. Jumlah indikator yang digunakan adalah 15 sehingga jumlah sampel yang diperlukan adalah 15x10 = 150 responden. tMetode tpenentuan tsampel tyang tdigunakan tdalam tpenlitian tini tadalah non tprobability sampling. Kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5. Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Jenjang pendidikan minimal
SMA/SMK sederajat dengan rentang usia mulai dari 15 tahun dengan alasan orang tersebut dapat menjawab dan mengerti maksud permyataan yang akan diajukan dan mampu menjawab dengan obyektif. 2) Berdomisili di Denpasar. 3) Calon responden belum pernah membeli sedotan berbahan strainless steel namun mengetahui manfaat serta kegunaan dari sedotan berbahan stainless steel tersebut dan mengetahui sedotan berbahan stainless steel. 4) Mengetahui isu-isu mengenai permasalahan sampah plastik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data karakteristik responden adalah data responden yang dikumpulkan untuk mengetahui profil responden penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan merupakan profil dari 150 responden yang telah berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian ini. Responden sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar yang di jadikan sampel sebanyak 150 orang. Jika tdi tlihat tdari tjenis kelamin, tjenis tkelamin tperempuan tmendominasi tdalam tpenelitian tini tdengan persentase tsebesar t76,67 tpersen. tJika tdi tlihat tdari tusia, tyangtmemilikitusiat17-21 tahun tmendominasi dengan tpresentase tsebesar t43,33 tpersen. Jika di lihat dari tingkat pendidikan yang memiliki tingkat pendiddikan terakhir SMA yang mendominasi dengan persentase sebesar 38 persen. Jika di lihat dari pekerjaan yang memiliki tingkat pekerjaan pelajar yang mendominasi dengan persentase sebesar 46,67 persen.
Tabel 1.
Karakteristik Responden
No |
Variabel |
Klasifikasi |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
1 |
Jenis Kelamin |
Laki – Laki |
35 |
23,33 |
Perempuan |
115 |
76,67 | ||
Jumlah |
150 |
100 | ||
2 |
Usia |
17-21 Tahun |
65 |
43,33 |
22-26 Tahun |
44 |
29,33 | ||
27-32 Tahun |
28 |
18,67 | ||
> 33Tahun |
3 |
2,00 | ||
Jumlah |
150 |
100 | ||
3 |
Pendidikan terakhir |
SMA |
57 |
38,00 |
Diploma |
42 |
28,00 | ||
S1 |
31 |
20,67 | ||
S2/S3 |
13 |
8,67 | ||
Jumlah |
150 |
100 | ||
4 |
Pekerjaan |
Pelajar |
70 |
46.67 |
Pegawai swasta |
21 |
14.00 | ||
Pegawai Negeri |
39 |
26.00 | ||
Wiraswasta |
30 |
20.00 | ||
Jumlah |
150 |
100 |
Sumber: Data diolah, 2019
Tabel 2.
Hasil Uji Validitas
No |
Variabel |
Item |
Korelasi |
1 |
Green Knowledge |
X1.1 |
0,902 |
X1.2 |
0,935 | ||
X1.3 |
0,882 | ||
X1.4 |
0,948 | ||
X2.1 |
0,941 | ||
2 |
Green Attitude |
X2.2 |
0,928 |
X2.3 |
0,909 | ||
X3.1 |
0,929 | ||
3 |
Enviromental concern |
X3.2 |
0,921 |
X3.3 |
0,863 | ||
X3.4 |
0,919 | ||
Y1.1 |
0,932 | ||
4 |
Niat Beli |
Y1.2 |
0,963 |
Y1.3 |
0,883 | ||
Y1.4 |
0,829 |
Sumber: Data diolah, 2019
Hasil tuji tvaliditas tmenunjukkan tbahwa tseluruh tkoefisien tkorelasi tdari indikator tvariabel tyang tdiuji tnilainya tlebih tbesar tdari t0,30 t(r t> t0,3). tHasil ttersebut tmenunjukkan tbahwa tseluruh tindikator tyang tterdapat tpada tpenelitian tini terbukti. tMasing t- tmasing tnilai tCronbach’s tAlpha tpada ttiap tinstrumen ttersebut lebih tbesar tdari t0,6 t(Cronbach’s tAlpha t> t0,6). tHal ttersebut tmenunjukkan tbahwa semua tinstrumen treliabel tsehingga tdapat tdigunakan tuntuk tmelakukan tpenelitian.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian | |
No |
Variabel Cronbach’s Alpha |
|
Green Knowledge (X1) 0,934 Green Attitude (X2) 0,916 Enviromental Concern (X3) 0,929 Niat Beli (Y) 0,919 |
Sumber: Data diolah, 2019
Variabel tgreen tknowledge tpada tpenelitian tini tmerupakan tvariabel tbebas. Variabel tgreen tknowledge tyang tdisimbolkan tdengan tX1 tserta tdiukur tdengan menggunakan t4 tpernyataan tyang tditanggapi tmenggunakan t5 tpoin tskala tlikert. Variabel tgreen tknowledge tyang tmemiliki trata-rata tterendah tadalah tpernyataan “Saya tmengetahui tisu-isu ttimbulan tsampah tplastik”, tdiperoleh tnilai trata-rata sebesar t3,35 tyang tmasuk tkriteria tcukup, ttetapi tmemiliki tnilai trata-rata tyang rendah tdibandingkan tdengan tpernyataan tyang tlainnya tini tberarti secara umum responden menganggap tmereka belum mengetahui tisu- tisu ttimbulan tsampah plastik. tVariabel tgreen tknowledge tyang tmemiliki trata-rata ttertinggi tadalah pernyataan “Saya memahami tujuan penggunaan sedotan berbahan stainless steel”,
diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,53 yang masuk kriteria baik, ini berarti secara umum responden memahami tujuan penggunaan sedotan berbahan stainless steel.
Tabel 4. | |||||||
Deskripsi Jawaban Responden terhadap Green Knowledge | |||||||
Pernyataan |
Proporsi Jawaban |
Jumlah |
Rata- |
Kriteria | |||
Responden (orang) |
Rata | ||||||
12 |
3 |
4 |
5 | ||||
(X1.1) |
Memahami dampak yang akan muncul |
0 29 |
39 |
63 ] |
9 522 |
3,48 |
Tinggi |
(X1.2) |
Mengetahui isu-isu |
13 25 |
20 |
81 |
11502 |
3,35 |
Cukup |
Tinggi | |||||||
(X1.3) |
Memahami tujuan penggunaan |
5 19 |
33 |
77 |
16530 |
3,53 |
Tinggi |
(X1.4) |
Dapat mewakili ekspektasi |
13 18 |
42 |
47 |
30513 |
3,42 |
Tinggi |
Rata-rata |
3,45 |
Tinggi | |||||
Sumber: Data diolah, 2019 |
Tabel 5.
Deskripsi Jawaban Responden terhadap Green Attitude
Pernyataan |
1 |
Proporsi Jawaban Responden 234 |
5 |
Jumlah |
Rata-Rata |
Kriteria | |
(X2.1) |
Merasa senang. |
11 |
21 29 79 |
10 |
506 |
3,37 |
Cukup Baik |
(X2.2) |
Memiliki pikiran positif. |
11 |
26 25 71 |
17 |
507 |
3,38 |
Cukup Baik |
(X2.3) |
Memiliki sikap positif. |
11 |
24 33 62 |
20 |
506 |
3,37 |
Cukup Baik |
Rata-rata |
3,38 |
Cukup Baik |
Sumber: Data diolah, 2019
Variabel tgreen tattitude tpada tpenelitian tini tmerupakan tvariabel tbebas. Variabel tgreen tattitude tyang tdisimbolkan tdengan tX2 tserta tdiukur tdengan menggunakan t3 tpernyataan tyang tditanggapi tmenggunakan t5 tpoin tskala tlikert. Variabel tgreen tattitude tyang tmemiliki trata-rata tterendah tadalah tpernyataan “Saya merasa senang sedotan berbahan stainless steel bukan barang sekali pakai dan saya memiliki sikap positif terhadap sedotan berbahan stainless steel dapat menjadi langkah awal mengurangi sampah plastik”, diperoleh tnilai trata-rata tsebesar t3,37 yang tmasuk tkriteria tcukup, ttetapi tmemiliki tnilai trata-rata tyang trendah dibandingkan tdengan tpernyataan tyang tlainnya tini tberarti tsecara tumum tresponden belum tmerasa tsenang tsedotan tberbahan tstainless tsteel tbukan tbarang tsekali tpakai dan belum memiliki sikap positif terhadap sedotan berbahan stainless steel dapat menjadi langkah awal mengurangi sampah plastik. Variabel green attitude yang memiliki trata-rata ttertinggi tadalah tpernyataan t“saya tmemiliki pikiran positif terhadap sedotan berbahan stainless steel yang dapat menggantikan sedotan sekali pakai”, diperoleh tnilai trata-rata tsebesar t3,38 tyang tmasuk tkriteria
tcukup tbaik, tini berarti tsecara tumum tresponden tmemiliki pikiran positif terhadap sedotan berbahan stainless steel yang dapat menggantikan sedotan sekali pakai
Tabel 6.
Deskripsi Jawaban Responden terhadap Enviromental Concern
Pernyataan |
Proporsi Jawaban Responden |
Jumlah |
Rata-Rata |
Kriteria |
1234 |
5 |
(X3.1) |
Memiliki kepedulian terhadap alam. |
3 |
40 |
19 |
62 |
26 |
518 |
3,45 |
Baik |
(X3.2) |
Setiap tindakan yang dilakukan harus menjaga keseimbangan lingkungan |
5 |
33 |
27 |
64 |
21 |
513 |
3,42 |
Baik |
(X3.3) |
Kesadaran diri sering menyebabkan kerusakan pada lingkungan. |
11 |
26 |
38 |
60 |
15 |
492 |
3,28 |
Cukup Baik |
(X3.4) |
Mulai melakukan kegiatan-kegiatan mengurangi kerusakan lingkungan |
3 |
40 |
22 |
62 |
23 |
512 |
3,41 |
Baik |
Rata-rata |
3,39 |
Cukup Baik |
Sumber: Data diolah, 2019
Variabel tenviromental tconcern tpada tpenelitian tini tmerupakan tvariabel bebas. tVariabel tenviromental tconcern tyang tdisimbolkan tdengan tX3 tserta tdiukur dengan tmenggunakan t4 tpernyataan tyang tditanggapi tmenggunakan t5 tpoin tskala likert. tVariabel tenviromental tconcern tyang tmemiliki trata-rata tterendah tadalah pernyataan t“Saya tsadar tsering tmenyebabkan tkerusakan tpada tlingkungan.”, diperoleh tnilai trata-rata tsebesar t3,28 tyang tmasuk tkriteria tcukup, ttetapi tmemiliki nilai trata-rata tyang trendah tdibandingkan tdengan tpernyataan tyang tlainnya tini berarti secara umum responden tbelum tsadar tsering tmenyebabkan tkerusakan tpada lingkungan. tVariabel tenviromental tconcern tyang tmemiliki trata-rata ttertinggi adalah tpernyataan t“saya tmemiliki tkepedulian tterhadap tsituasi tdi talam”, tdiperoleh nilai rata-rata tsebesar t3,45 tyang tmasuk kriteria tbaik, tini tberarti secara umum responden tmenganggap tmemiliki tkepedulian tterhadap tsituasi tdi talam.
Variabel tniat tbeli tpada tpenelitian tini tmerupakan tvariabel tterikat. tVariabel niat tbeli tyang tdisimbolkan tdengan tY tserta tdiukur tdengan tmenggunakan t4 pernyataan tyang tditanggapi tmenggunakan t5 tpoin tskala tlikert.Variabel tniat tbeli yang tmemiliki trata-rata tterendah tadalah tpernyataan t“saya tbersedia tuntuk mengganti tsedotan tplastik tdengan tsedotan tberbahan tstainless tsteel”, tdiperoleh nilai trata-rata tsebesar t3,35 tyang tmasuk tkriteria tcukup tbaik, ttetapi memiliki tnilai rata-rata tyang trendah dibandingkan dengan tpernyataan tyang tlainnya tini tberarti secara tumum tresponden tbelum tbersedia tuntuk tmengganti tsedotan tplastik tdengan sedotan tberbahan tstainless tsteel. tVariabel tniat tbeli tyang tmemiliki trata-rata
tertinggi tadalah tpernyataan t“saya bersedia mencari tahu lebih dalam mengenai sedotan berbahan stainless steel yang akan dibeli.”, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,49 yang masuk kriteria baik, ini berarti secara umum responden bersedia mencari tahu lebih dalam mengenai sedotan berbahan stainless steel yang akan dibeli.
Tabel 7.
Deskripsi Jawaban Responden terhadap Niat Beli
Proporsi Jawaban
Pernyataan Responden Jumlah Rata- Kriteria
Rata
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | |||||
(Y1.1) |
Tertarik untuk mencoba. |
14 |
22 |
29 |
59 |
26 |
511 |
3,41 |
Tinggi |
(Y1.2) |
Mulai berfikir untuk membeli. |
15 |
24 |
20 |
68 |
23 |
510 |
3,40 |
Tinggi |
(Y1.3) |
Bersedia untuk |
4 |
32 |
40 |
55 |
19 |
503 |
3,35 |
Cukup |
mengganti |
Tinggi | ||||||||
(Y1.4) |
Bersedia mencari tahu informasi lebih dalam. |
17 |
21 |
26 |
44 |
42 |
523 |
3,49 |
Tinggi |
Rata-rata |
3,41 |
Tinggi |
Sumber: Data diolah, 2019
Model tanalisis tregresi tlinear tberganda tdigunakan tuntuk tmendapat tkoefisien regresi tyang takan tmenentukan tapakah thipotesis tyang tdibuat takan tditerima tatau ditolak. tHasil tanalisis tini tmengacu tpada thasil tpengaruh tvariabel tgreen tknowledge t(X1), tvariabel tgreen tattitude t(X2) tvariabel tenviromental tconcern (X3) tterhadap niat tbeli t(Y) tpada tsedotan tberbahan tstainless tsteel tdi tKota Denpasar. t
Tabel 8.
Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) |
0,104 |
0,236 |
0,439 |
0,661 | |
Green Knowledge |
0,305 |
0,087 |
0,262 |
3,492 |
0,001 |
Green Attitude |
0,396 |
0,079 |
0,373 |
5,035 |
0,000 |
Enviromental Concern |
0,272 |
0,081 |
0,248 |
3,369 |
0,001 |
Sumber: Data primer (data diolah), 2019
Berdasarkan Tabel 8. dapat ditulis persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.
Y = 0,262X1 + 0,373X2 + 0,248X3 + e
Keterangan :
Y = Niat Beli
X1 = Green Knowledge
X2 = Green Attitude
X3 = Enviromental Concern
Nilai tβ1 tadalah tsebesar t0,262 tmemiliki tarti tgreen tknowledge tberpengaruh positif tterhadap tniat tbeli, tdengan tkata tlain tsemakin ttinggi tfaktor tgreen knowledge tmaka tniat tbeli tmeningkat. tNilai tβ2 tadalah tsebesar t0,373 tmemiliki arti green tattitude tberpengaruh tpositif tterhadap tniat tbeli, tdengan tkata tlain tsemakin baik tgreen tattitude tmaka tniat tbeli tsemakin ttinggi. tNilai tβ3 tadalah tsebesar t0,248 memiliki tarti tenvironmental tconcern tberpengaruh tpositif tterhadap tniat tbeli, dengan tkata tlain tsemakin tbaik tenvironmental tconcern tmaka tniat tsemakin ttinggi.
Berdasarkan tuji tnormalitas tdengan tmenggunakan tOne-Sample Kolmogorov-Smirnov tTest, tbesarnya tnilai tKolmogorov-Smirnov tadalah tsebesar 0,174. tNilai tKolmogorov-Smirnov ttersebut tlebih tbesar tdibandingkan tdengan tnilai Kolmogorov- tSmirnov ttabel tsebesar t0,05 tmaka tHo tditerima tyang mengindikasikan tbahwa tdata tyang tdigunakan tpada tpenelitian tini tterdistribusi normal, tsehingga tdapat tdisimpulkan tbahwa tmodel tmemenuhi tasumsi tnormalitas. Tidak tterdapat tvariabel tbebas tyang tmemiliki tnilai ttolerance tkurang tdari t0,10 tdan juga ttidak tada tvariabel tbebas tyang tmemiliki tnilai tVIF tlebih tdari t10. tMaka tdari pada titu tmodel regresitbebas tdari tgejala tmultikoleniaritas. tMasing t- tmasing model memiliki tnilai tsignifikansi tlebih tbesar tdari t5 tpersen. tHal tini menunjukkan bahwa variabel tbebas tyang tdigunakan tpada tpenelitian tini ttidak tberpengaruh tsecara signifikan tterhadap tvariabel tterikatnya tyaitu tabsolute terror, tmaka tdari titu, penelitian tini tbebas tdari tgejala theteroskedastisitas.
Nilai R2= 59,5 persen, yang berarti bahwa sebesar 59,5 persen niat beli pada sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar dipengaruhi oleh variabel green knowledge (X1), green attitude (X2), dan enviromental concern (X3) dan sisanya sebesar 40,5 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis, diketahui nilai signifikansi F adalah 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel green knowledge (X1), variabel Green Attitude (X2), variabel enviromental concern (X3), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap niat beli (Y) sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar, atau model yang digunakan dalam penelitian layak dan dapat dipergunakan untuk analisis berikutnya.
Berdasarkan thasil tanalisis tdijelaskan tbahwa ttingkat tsignifikansi t0,001< 0,05, tsehingga tH0 tditolak tdan tHa tditerima tyang tberarti tbahwa tvariabel tgreen knowledge tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap tniat tbeli. tKoefisien tregresi tβ1 (variabel tgreen tknowledge) tsebesar t0,305, tmenunjukkan tbahwa
tmeningkatnya green tknowledge tmaka takan tmeningkatkan tniat tbeli tsedotan tberbahan tstainless steel tdi tKota tDenpasar. tTingkat tsignifikansi t0,000< t0,05, 2568
tsehingga tH0 tditolak dan tHa tditerima tyang tberarti tbahwa tvariabel tgreen tattitude tberpengaruh tpositif signifikan tterhadap tniat tbeli t. tKoefisien tregresi tβ2 t(variabel tgreen tattitude) sebesar t 0,396, tbahwa tmeningkatnya tgreen tattitude tmaka takan tmeningkatkan tniat tbeli tsedotan tberbahan tstainless tsteel tdi tKota tDenpasar. ttingkat tsignifikansi 0,001 t< t0,05, tsehingga tH0 tditolak tdan tHa tditerima tyang tberarti tbahwa tvariabel enviromental tconcern tberpengaruh tpositif tsignifikan tterhadap tniat tbeli. tKoefisien tregresi tβ3 t(variabel tEnviromental tConcern) tsebesar t0,272, menunjukkan tbahwa tmeningkatnya tenviromental tconcern tmaka takan meningkatkan tniat tbeli tsedotan tberbahan tstainless tsteel tdi tKota tDenpasar.
Berdasarkan hasil pengolahan data uji t pengaruh green knowledge terhadap niat beli diperoleh nilai signifiansi 0,001 dengan nilai koefisiensi regresi sebesar 0,262 bernilai positif. Nilai signifikansi 0,001 < 0,05 mengindikasikan bahwa H1 diterima. Hasil dari rangkuman penilaian responden yang disajikan dalam deskripsi variabel penelitian menunjukkan bahwa green knowledge berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil dari pengujian tersebut, dapat diartikan bahwa green knowledge diduga secara signifikan berhubungan dengan niat beli. Hal ini berarti jika green knowledge semakin tinggi maka niat beli semakin meningkat, sebaliknya jika green knowledge rendah maka niat beli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar semakin rendah pula.
Pada dasarnya green knowledge atau pengetahuan tentang lingkungan berhubungan dengan isu atau fenomena yang terjadi yang berdampak kepada alam yang mempengaruhi tindakan individu. Individu yang memiliki green knowledge akan memahami dampak yang akan muncul, mengetahui isu-isu lingkungan, jika akan membeli suatu produk individu memahami tujuan suatu produk tersebut serta mewakili ekspektasi terkait penggunaan produk yang ramah lingkungan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Kusuma et al. (2017) menyatakan green knowledge memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. Perilaku konsumsi konsumen tergantung pada pengetahuan lingkungan yang menunjukkan, responden memiliki pengetahuan yang baik dalam permasalahan lingkungan yang ada. Penelitian Hanjani & Widodo (2019) menjelaskan green knowledge memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk Nestle Company di Indonesia. Patel & Chugan (2015) menjelaskan green knowledge memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli, memberikan green knowledge kepada masyarakat luas dapat meningkatkan kemungkinan niat untuk membeli suatu produk dari segi manfaat serta dampak yang akan dihasilkan terhadap lingkungan.
Adil (2015) dalam penelitiannya green knowledge berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian green product pada konsumen di Surakarta. Penelitian Ginting & Ekawati (2016) juga menjelaskan green knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli produk hijau deterjen merek “Attact” di Kota Denpasar. Suki (2016) menyatakan jika konsumen mempunyai green knowledge yang baik, konsumen cenderung memperlihatkan niat untuk membeli produk ramah lingkungan. Chauhan & Bhagat (2017) menyatakan bahwa green knowledge mengambil peran penting dalam niat beli seseorang dalam membeli produk hijau.
Berdasarkan hasil pengolahan data uji t pengaruh green attitude terhadap niat beli diperoleh nilai signifiansi 0,000 dengan nilai koefisiensi regresi sebesar 0,373 bernilai positif. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 mengindikasikan bahwa H2 diterima. Hasil dari rangkuman penilaian responden yang disajikan dalam deskripsi variabel penelitian menunjukkan bahwa green attitude berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan hasil dari pengujian tersebut, dapat diartikan bahwa green attitude diduga secara signifikan dengan niat beli. Hal ini berarti jika green attitude semakin baik maka niat beli semakin tinggi, sebaliknya jika green attitude buruk maka niat beli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar semakin rendah pula.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lukiarti (2019) dalam penelitiannya menjelaskan green attitude berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap niat beli produk hijau di Kabupaten Rembang. Green attitude memiliki pengaruh postif terhadap minat beli konsumen China terhadap produk ramah lingkungan yang dilakukan oleh Tang et al. (2014). Green attitude memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk hijau, dimana jika pelanggan memiliki fokus terhadap kepedulian lingkungan maka akan sangat berpengaruh terhadap minat beli suatu produk sesuai dengan penelitian Irandust & Bamdad (2014)
Adil (2015) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa green attitude atau sikap pada lingkungan berpengaruh positif signifikan niat pembelian green product pada konsumen di Surakarta. Menurut Chekima et al. (2015) menjelaskan green attitude memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produk hijau di Malaysia dengan menyebarkan total 405 kuesioner. Maichum et al. (2017) dalam penelitainnya green attitude memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap niat beli produk hijau dalam grup pelajar di Negara Thailand. Chauhan & Bhagat (2017) menyatakan jika konsumen memiliki green attitude yang positif maka mereka lebih memiliki niat untuk membeli produk ramah lingkungan.
Berdasarkan hasil pengolahan data uji t pengaruh enviromental concern terhadap niat beli diperoleh nilai signifiansi 0,001 dengan nilai koefisiensi regresi sebesar 0,248 bernilai positif. Nilai signifikansi 0,001 < 0,05 mengindikasikan bahwa H3 diterima. Hasil dari rangkuman penilaian responden yang disajikan dalam deskripsi variabel penelitian menunjukkan bahwa enviromental concern berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan hasil dari pengujian tersebut, dapat diartikan bahwa enviromental concern diduga secara signifikan berhubungan dengan niat beli. Hal ini berarti jika green attitude semakin baik maka niat beli semakin tinggi, sebaliknya jika enviromental concern buruk maka niat beli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar semakin rendah pula.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang & Wu (2015) yang mengemukakan bahwa environmental concern dan pengetahuan memiliki dampak positif terhadap merespon informasi dalam niat membeli suatu produk. Environmental concern juga menjadi faktor yang kuat memberikan dampak positif dan signifikan terhadap niat membeli produk makanan organik menurut Bagher et al. (2018). Ginting & Ekawati (2016) menjelaskan environmental concern berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli produk hijau deterjen merek “Attact” di Kota Denpasar. Hasil serupa juga
didapatkan dalam penelitian Maichum et al. (2017) yang menyatakan environmental concern positif dan signifikan terhadap niat beli produk hijau remaja di Negara Thailand.
Hal ini hasil penelitian ini memberi dukungan empiris dan dapat dinyatakan memperkuat hasil-hasil studi terdahulu. Secara teoritis penelitian ini juga memberikan pemahaman bahwa green knowledge, green attitude dan enviromental concern secara nyata dapat meningkatkan niat beli, dengan meningkatkan green knowledge, green attitude dan enviromental concern maka niat beli akan mengalami peningkatan. Implikasi praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada pebisnis diharapkan dapat digunakan meningkatkan niat beli dengan lebih memperhatikan green knowledge, green attitude dan enviromental concern sebagai fokus utamanya. Pebisnis diharapkan memperhatikan green knowledge sedotan berbahan stainless steel dalam memahami dampak yang muncul jika menggunakan produk yang tidak ramah lingkungan. Pebisnis dapat memperhatikan green attitude yang dimiliki masyarakat dari segi memiliki pemikiran positif dengan menunjukkan penggunaan sehari-hari sedotan berbahan stainless steel. Pebisnis dapat menerapkan enviromental concern dari kepedulian Kota Denpasar terhadap situasi di alam dengan ikut melakukan kampanye anti sedotan plastik. Hasil penelitian ini secara praktis dapat menjadi salah satu acuan bagi peneliti lainnnya yang ingin meneliti mengenai green knowledge, green attitude, enviromental concern dan niat beli.
Penelitian ini hanya sebatas meneliti pengaruh green knowledge, green attitude, dan enviromental concern terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir pada produk ramah lingkungan lainnya. Penelitian ini hanya sebatas pada calon pembeli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar, dalam lingkup yang relatif kecil, dengan menggunakan metode cross section sehingga dapat menimbulkan hasil yang berbeda jika melakukan penelitian serupa di waktu yang berbeda, sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan kembali dimasa mendatang.
SIMPULAN
Green knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar Hal ini berarti semakin tingginya green knowledge, maka niat beli semakin meningkat. Green attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar. Hal ini berarti semakin baik green attitude, maka niat beli semakin tinggi. Enviromental concern berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli sedotan berbahan stainless steel di Kota Denpasar. Hal ini berarti semakin baik enviromental concern, maka niat beli semakin tinggi.
Pebisnis diharapkan dapat meningkatkan informasi mengenai isu lingkungan terkait permasalahan yang ada saat ini sehingga masyarakat sadar tentang perubahan lingungan yang terjadi akibat sampah plastik. Pebisnis diharapkan dapat memperhatikan kemasan sedotan berbahan stainless steel yang
tidak menggunakan plastik sehingga ekspektasi atau keyakinan yang pembeli terhadap pebisnis sangat mendukung tintakan ramah lingkungan akan meningkat. Pebisnis dapat menggantinya dengan bahan kain atau barang lainnya yang dapat digunakan kembali.
Pebisnis dapat meningkatkan perasaan pembeli dengan menyediakan varian sedotan berbahan stainless steel lainnya dari segi warna, jenis sedotannya seperti sedotan kecil, sedotan besar, dan sedotan yang bengkok sesuai kegunaannya, hingga menyediakan sedotan berbahan stainless steel yang dapat dilipat sehingga pembeli merasa senang dan tidak merasa tengganggu saat membawanya. Pebisnis dapat meningkatkan pendapat pembeli mengenai sedotan berbahan stainless steel dengan membagikan testimoni atau pernyataan pembeli setelah menggunakan sedotan berbahan stainless steel sehingga orang- orang yang belum membeli dapat tertarik dan memiliki respon positif terhadap sedotan berbahan stainless steel. Pebisnis dapat memberikan pengarahan dan menjelaskan kepada masyarakat bagaimana mengelola sampah yang baik sehingga tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan dapat berkurang.
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas cakupan penelitian dengan menggunakan atau menambah variabel lain diluar penelitian ini yang dapat mempengaruhi niat beli seperti persepsi harga, norma subjektif, gaya hidup, kualitas produk dan lain sebagainya.
REFERENSI
Adil, A. (2015). Pengaruh Pengetahuan tentang Lingkungan, Sikap pada
Lingkungan, dan Norma Subyektif terhadap Niat Pembelian Green Product. Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 15(1), 122–128.
Agustini, N. K. A., & Kusuma, A. A. G. A. A. (2016). Pengaruh Pengetahuan Lingkungan terhadap Niat Beli Pendingin Ruangan Plasmacluster dengan Sikap pada Lingkungan sebagai Mediasi. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(3), 1831–1861.
Aprilisya, N. P. E., Yasa, N. N. ., & Giantari, I. G. A. K. (2017). Peran Sikap Memediasi Pengaruh Pemasaran Hijau Terhadap Niat Beli Produk Ramah Lingkungan. E-Jurnal Manajemen Unud, 6(4), 1701–1728.
Bagher, A. ., Salati, F., & Ghaffari, M. (2018). Factors Affecting Intention to Purchase Organic Food Products Among Iranian Consumers. Academy of Marketing Studies Journal, 22(3), 1–23.
Basha, M. B., Cordelia, M., & Mohd, F. . (2015). Consumers Attitude Towards Organic Food. International Accounting and Business, 31(1), 444–452. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S2212-5671(15)01219-8
Chang, M.-C., & Wu, C. C. (2015). The Effect of Massage Framing on Pro-
Enviromental Behavior Intention. British Food Journal, 117(1), 339–357. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/BFJ-09-2013-0247
Chauhan, V., & Bhagat, R. (2017). Impact Analysis of Environmental Knowledge and Environmental Attitude on Purchase Intention among Young Consumers. Amity Journal of Management Research, 2(2), 59–69.
Chegini, A. R., & Saleh, A. . (2016). Measurement of the effect of green marketing tools on consumer purchasing behavior. Journal of Management and Accounting Studies, 2(2), 13–19.
Chekima, B., Wafa, S. A. W. S. K., Igau, O. A., Chekima, S., & Sondoh, S. . (2015). Examining Green Consumerism Motvation Drivers. Journal of Cleaner Production, 112(4), 3436–3450.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2015.09.102
Ginting, R., & Ekawati, N. (2016). Pengaruh Pengetahuan Lingkungan Terhadap Niat Membeli Produk Hijau pada Merek “Attack” dengan Kepedulian Lingkungan sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(4), 2223–2249.
Hanjani, G. A., & Widodo, A. (2019). Minat Beli Konsumen: Dampak Green Brand dan Green Knowledge pada Perusahaan Nestle Indonesia. Urnal Sekretaris & Administrasi Bisnis, 3(1), 39–50.
Irandust, M., & Bamdad, N. (2014). The Role of Customer’s Believability and Attitude In Green Purchase Intention. Journal of Business and Management Review, 3(7), 242–248. https://doi.org/10.12816/0018301
Johannes, R., & Ilunitedra. (2015). Pengaruh Green Produk terhadap Brand Image Produk Air Minum dalam Kemasan Merek Aqua. Digest Marketing, 1(1), 41–48.
Kusuma, E. I., Surya, J., & Suhendra, I. (2017). Pengaruh Strategi Green Marketing dan Pengetahuan Lingkungan Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Beli sebagai Variabel Intervening. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen Tirtayasa, 1(1), 33–50.
Lukiarti, M. M. (2019). Pengaruh Kepedulian Lingkungan dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk Hijau. Buletin Bisnis Dan Manajemen, 5(1), 2019.
Maichum, K., Parichatnon, S., & Peng, K. . (2017). The Influence of Environmental Concern and Environmental Attitude on Purchase Intention towards Green Products: A Case Study of Young Consumers in Thailand. International Journal of Business Marketing and Management (IJBMM), 2(3), 01–08.
Nugraha, R., & Tjahjono, D. (2017). Pengaruh Faktor-Faktor Pemasaran Hijau Terhadap Minat Beli. E-Proceeding of Management, 4(3), 2406–2409.
Onurlubas, E. (2018). The Mediating Role of Enviromental Attitude on the Impact of Enviromental Concern on Green Product Purchasing Intention. University Library System, 8(2), 5-18.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2015.01.007
Paramita, N. D., & Yasa, N. N. . (2015). Sikap dalam Memediasi Hubungan Kesadaran Lingkungan dengan Niat Beli Produk Konsmetik Ramah Lingkungan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 17(2), 177–185. https://doi.org/https://doi.org/10.9744/jmk.17.2.187-195
Patel, C., & Chugan, P. K. (2015). Factors Influencing Consumer Behavior for Purchasing Green Homes/Buildings. International Journal of Trade & Global Business Perspectives, 4(2), 1753–1761.
Riyanto, V., Sharon, B., & Sabrina, O. (2018). Peranan Ekolabel dalam Niat Pembelian: Suatu Studi Empiris pada Merek The Body Shop. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(3), 504–522. https://doi.org/dx.doi.org/10.22441/mix 2018.v8i3.004
Suki, N. . (2016). Green Product Purchase Intention: Impact of Green Brands, Attitude, and Knowledge. British Food Journal, 118(12), 2893–2910. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/BFJ-06-2016-0295
Suwarso, E. N. H., & Wulandari, N. M. (2015). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Niat Beli Produk Ramah Lingkungan (Studi Kasus pada Pertamax di Kota Denpasar). E-Jurnal Manajemen Unud, 10(4), 3119–3145.
Tang, Y., Wang, X., & Lu, P. (2014). Chinese Consumer Attitude and Purchase Intent Towards Green Products. Asia-Pacific Journal of Business Administration, 6(2), 84–96. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/APJBA-05-2013- 0037
Teng, C. C., & Wang, Y. . (2015). Decisional factors driving organic food consumption. British Food Journal, 117(3), 1066–1081.
https://doi.org/https://doi.org/10.1108/BFJ-12-2013-0361
Tran, A. H. (2017). Consumers Behavior Towards Green Purchase Intention. АКТУАЛЬНІ ПРОБЛЕМИ ЕКОНОМІКИ, 188(2), 151–158.
Wulandari, A. A. S. A., Rahyuda, I. K., & Kerti Yasa, N. . (2015). The Role of Customer Attitude in Mediating Knowledge Influence Towards the Purchase Intention of Green Product. Jurnal Dinamika Manajemen, 6(2),
133–144. https://doi.org/10.15294/jdm.v6i2.4302
Yadav, R., & Pathak, G. (2015). Intention to purchase organic food among young consumers: Evidences from a developing nation. Appetite, 96(1), 122–128. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.appet.2015.09.017
Yadav, S. K., Khandelwal, U., & Tripathi, V. (2017). Determinants of Green Purchase Intention: An Empirical Study in India. International Journal on Customer Relations, 5(2), 42-54.
Yong, N. L., Ariffin, S. K., Nee, G. Y., & Wahid, N. . (2017). A Study of Factor Influencing Costumer’s Purchase Intention Toward Green Vehicles: Evidence from Malaysia. Global Business and Management Research, 9(4), 281–297.
2575
Discussion and feedback