E-Jurnal Manajemen, Vol. 9, No. 7, 2020 : 2475-2495

ISSN : 2302-8912


DOI: https://doi.org/10.24843/EJMUNUD.2020.v09.i07.p01

MOTIVASI, KOMUNIKASI, DAN LINGKUNGAN KERJA BERPENGARUH TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU DI SMP NEGERI 5 DENPASAR

Ni Made Ariesta Yuna Pratiwi1

I Gusti Salit Ketut Netra2

1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK

Semangat kerja adalah sikap mental dari individu maupun kelompok yang mampu menciptakan suasana kerja, mendorong untuk bekerja sama, dan dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Untuk meningkatkan semangat kerja perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Denpasar. Jumlah populasi yang digunakan sebanyak 56 orang guru, karena jumlah sampel tergolong kecil sehingga metode yang digunakan yaitu metode sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi, komunikasi, dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru. Pihak SMP Negeri 5 Denpasar diharapkan lebih meningkatkan penjagaan kesehatan, memperhatikan komunikasi sesama guru, dan penataan ruangan agar guru merasa nyaman dalam bekerja.

Kata kunci : motivasi, komunikasi, lingkungan kerja, semangat kerja.

ABSTRACT

Work morale is the mental attitude of individuals and groups that are able to create work atmosphere, encourage cooperation, and can complete tasks on time. To increase morale, it is necessary to pay attention to the factors that influence it. The purpose of this study was to determine the effect of motivation, communication, and work environment on work morale. This research was conducted at SMP Negeri 5 Denpasar. 56 teachers are used as sampleswith saturated sampling method. Data collection collected by interviews and questionnaires. The analysis technique used is multiple linear regression. Motivation, communication, and work environment have positive and significant effect on teacher morale. SMP Negeri 5 Denpasar is expected to further improve health care, pay attention to the communication of fellow teachers, and arrange the room so that teachers feel comfortable in working.

Keywords: motivation, communication, work environment, work morale

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia adalah harta atau aset yang paling berharga dan paling penting dimiliki oleh suatu organisasi, karena keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh unsur manusia (Syamsuri, 2017). Peran tsumber tdaya tmanusia dalam torganisasi tadalah tmodal tdasar tdimana tsemangat tkerja tkaryawan tsangat menentukan tmaju tatau tmundurnya tsuatu torganisasi t(Darmawan & Wibawa, 2019). Guru tsebagai tsalah tsatu tunsur tdalam tproses tbelajar tmengajar tsangat tberperan penting, tbaik tsebagai tpengajar tyang tmelakukan ttransfer tof tknowledge, tdan tdapat juga tsebagai tpembimbing tyang tmendorong tpotensi, tmengembangkan, tdan memobilisasi tsiswa tdalam tbelajar t(Karademir et al., 2016). Guru tsebagai tpengajar atau tpendidik tadalah thal tyang tperlu tdiperhatikan tagar tbisa tmenyampaikan tsuatu pengajaran tdengan tbaik tdidalam tmenyampaikan tproses tpembelajaran tdi tkelas dan t tpuas tdengan thasil tyang tdi tcapai tsiswa. tKeberadaan tguru tsangatlah tpenting dalam tmencapai tterwujudnya tvisi tdan tmisi tserta ttujuan tpembelajaran tdimana guru ttersebut tmelaksanakan ttugasnya tsebagai tseorang tguru.

Semangat kerja guru sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Dengan adanya semangat kerja, merangsang guru untuk lebih baik dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi dalam bekerja, dalam mencapai tujuan yang jamak tidak hanya tujuan pendidikan nasional pada umumnya, namun juga tujuan individu. Dengan tmeningkatnya tsemangat tkerja tmaka tpekerjaan takan tlebih tcepat terselesaikan, tabsensi tdapat tdikurangi, tkerusakan tbarang takan tdapat tdikurangi dan tkemungkinan tperpindahan tkaryawan tdapat tdiperkecil t(Tiwari, 2015). Arunchand & Ramanathan (2016) menyatakan tsemangat tkerja tpegawai tadalah hubungan tyang tdimiliki tpegawai tatau tsekelompok tpegawai ttertentu tdengan pekerjaan tmereka tdan torganisasi ttempat tmereka tbekerja, tsemangat tkerjapegawai tyang ttinggi tberarti tpegawai tsenang, tdan titu ttercermin tdalam tjenis pekerjaan tmereka thasilkan. tSemangat kerja memiliki peran penting dalam menentukan kecepatan dan kualitas hasil pekerjaan karyawan. Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik (Widani, 2018).

Sekolah tMenengah tPertama t(SMP) tNegeri t5 tDenpasar tmerupakan tinstitusi pendidikan tnegeri tyang tsudah tada tsejak ttahun t1979 tdan tpada ttahun t2019 tini telah tberusia t40 ttahun. tSekolah tyang tterletak tdi tdaerah tDenpasar tUtara tini memiliki tbanyak tguru, tpegawai tdan tsiswa. tDengan ttotal tguru ttetap t(PNS) t40 orang, tguru thonorer tsebanyak t16 torang, t15 torang tpegawai ttidak ttetap, tdan t3 orang tpegawai ttetap. tSemangat tkerja tguru tdi tSMP tNegeri t5 tDenpasar tterlihat masih trendah, thal ttersebut tdilihat tdari thasil twawancara tawal tterhadap t10 torang guru. tHasil twawancara tawal tcenderung tberada tpada tskor ttidak tsetuju, tyang mengindikasikan tsemangat tkerja tyang trendah tdan tperlu tdiketahui tpenyebabnya berdasarkan tindikator-indikator tyang tsesuai.

Berdasarkan twawancara ttidak tterstruktur tterhadap tkepala tsekolahmengenai tsemangat tkerja tdikatakan tbahwa tterdapat tpermasalahan tyaitu mengenai tmotivasi tpada torganisasi tini tmasih tadanya tguru tdan tpegawai tyang melanggar tperaturan tseperti tmeninggalkan tsekolah t tpada tsaat tjam tmengajar berlangsung, tbanyaknya tguru tyang tdatang tterlambat, ttidak tberada tdiruangan

dalam trangka tmemberikan tpelayanan tdan tmelaksanakan tpekerjaan tsesuaidengan deskripsi tkerja tguru tmasing-masing. tSelain titu tkomunikasi tyang tterjadidalam organisasi ini masih kurang efektif, seperti kurangnya berinteraksi dan berkoordinasi terhadap sesama guru terkait dengan pembagian tugas dalam sekolah. Koordinasi dan komunikasi antara guru mata pelajaran serumpun yang disebut dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) belum berjalan dengan baik. Sedangkan jadwal kegiatan MGMP di sekolah sudah disusun dan diterapkan oleh kepala sekolah.

Koordinasi dan komunikasi dalam implementasi tugas-tugas tambahan seperti kepanitiaan yang sudah ditetapkan melalui surat keputusan kepala sekolah juga belum dilaksanakan secara maksimal. Indikator ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam kepanitiaan tertentu masih perlu diingatkan oleh kepala sekolah. Begitu juga mengenai lingkungan kerja yang kurang nyaman seperti sering terjadinya kebisingan di ruang kerja dikarenakan lokasi sekolah yang berada di tepi jalan raya serta ditengah pemukiman warga. Semangat kerja dalam suatuorganisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mepengaruhi semangat kerja berasal dari internal dan external pegawai. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja meliputi kepemimpinan, motivasi, komunikasi, dan lingkungan kerja (Maduka & Okafor, 2015). Guru dalam melakukan kegiatan umumnya didorong oleh adanya motivasi untuk menunjukkan kinerja yang baik. Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi semangat kerja (Omollo, 2015).

Menurut Sumampouw et al. (2016)motivasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan semangat kerja karyawan. Motivasi akan mendorong karyawan untuk lebih tekun dan giat dalam melakukan pekerjaannya, tanpa motivasi, setiap karyawan belum tentu bersedia mengarahkan seluruh kemampuannya secara optimal (Mudasir et al., 2015). Ahmed et al. (2016) mengemukakan bahwa motivasi adalah usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang lebih baik. Untuk menumbuhkan semangat kerja tentunya motivasi menjadi salah satu faktor penimbang dalam pendorong semangat kerja. Motivasi mempengaruhi semangat kerja, apabila tmotivasi tbaik tmaka tsemangat tkerja takan tmeningkat, tbegitu tpula apabila tmotivasi ttidak tbaik tmaka tsemangat tkerja takan tmenurun (Octaviani & Suana, 2019). Motivasi t tadalah bagaimana kekuatan dan potensi atasan mengarahkan tguru tuntuk tbekerja tsama tsecara tproduktif tdan tberhasil tmencapai tujuan t tyang ttelah tditetapkan t(Riyanto et al., 2017). Dalam tsistem tmotivasi tterdiri atas ttiga thal tyang tsaling tbergantung t tpada telemen tkebutuhan, tdorongan tdan tujuan

Hal tlain tyang tdapat tmempengaruhi tsemangat tkerja tadalah tkomunikasi (Shonubi & Akintaro, 2016). Komunikasi tmerupakan tsuatu tproses tmelalui individu tdengan torganisasi tdan tmasyarakat tdalam tmenciptakan, tmengirimkan dan tmenggunakan tinformasi tuntuk tmengkoordinasi tlingkungannya tdan torang lain t(Ololube, 2015). Devina & Anu (2015) menyatakan tkomunikasi tmemainkan peran tutama tdalam tmeningkatkantkepuasan tkerja tkaryawan tdan tkepuasan tkerja tkaryawan t takan tmembuat tkaryawan tmemiliki tsemangat tkerja tyang ttinggi.

Lingkungan tkerja tmerupakan tfaktor tlain tyang tdapat tmempengaruhi semangat tkerja. Shidhaye et al. (2015) menyatakan tbahwa tlingkungan tkerja

memiliki tpengaruh tbesar tuntuk tseorang tindividu, tyang takan tmemberikan tefek besar tpada tapa tyang tdikerjakan. Jain & Kaur (2016) menyatakan tbahwa produktivitas tguru tditentukan toleh ttingkat tlingkungan t tkerja t disekitarnya dimana tmereka tbekerja tyang tmelibatkan tsemua taspek. Maslichah & Hidayat (2017) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai suatu atau keseluruhan dari komponen-komponen yang berhubungan dengan suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan yang memiliki suatu pola yang tidak lepas dari lingkungan dimana lembaga, organisasi, atau perusahaan itu berada. Menurut Swandono (2016) linkungan kerja yang kondusif tdan tnyaman takan tmempengaruhi tsemangat tkerja karyawan tsehingga tkaryawan ttermotivasi tuntuk tmencapai ttujuan tperusahaan. Lingkungan tkerja tmerupakan tsegala tsesuatu tyang tada tdisekitar tpara tpekerja yang tdapat tmempengaruhi tdirinya tdalam tmenjalankan ttugas-tugas tyang dikerjakan tuntuk tmeningkatkan tkepuasan tdan tsemangat tkerja t

Teori tyang tmelandasi tpenelitian tini tadalah tteori tdua tfaktor tyang dikemukakan toleh tFrederick tHerzberg tdalam Dewi & Dewi (2019) menjelaskan bahwa terdapat tdua tfaktor tyaitu tfaktor tintrinsik tdan tekstrinsik tyang mempengaruhi tseseorang tdalam tbekerja. tFaktor t tintrinsik tyaitu t(motivator) merupakan tfaktor tyang tkehadirannya tdapat tmenimbulkan trasa tgairah tatau semangat tkaryawan tdalam tmelakukan ttugasnya tsehingga tdapat tmeningkatkan hasil tkerja. tYang ttermasuk tfaktor tekstrinsik tdapat tdilihat tdari thubungan interpersonal tyaitu t tkomunkasi tyang tterjalin tantara tsesama tkaryawan tataupun antara tkaryawan tdengan tatasannya. tSelain thubungan tinterpersonal, tkondisi pekejaan tjuga tdapat tdilihat tdari tpenjagaan tkesehatan tdan tfasilitas-fasilitas t yang diberikan tperusahaan. tHal tini tberkaitan tdengan tkomunikasi tdan tlingkungan tkerja tpara tkaryawan tyang tberdampak tpada tsemangat tkerja tkaryawan (Ghaffari et al., 2017). Tanpa tadanya tkedua tfaktor tini tdapat tmenimbulkan tturunnya trasa gairahan tkaryawan tdalam tbekerja tdana takan tmempengaruhi ttingkat tkehadiran karyawan t(Femi, 2014).

Putra & Suwandana (2019) menyebutkan tbahwa tmotivasi tberpengaruh positif tdan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja, tyang tberarti tapabila tmotivasi tsemakin tbaik tmaka tsemangat tkerja tyang tdimiliki tpegawai tBappeda tLitbang Provinsi tBali takan tmeningkat t tdan sebaliknya, tsemakin tburuk tmotivasi tmaka tsemangat tkerja tyang tdimiliki tpegawai tBappeda tLitbang tProvinsi tBali takan menurun. Cahyani & Mujiati (2019) menyatakan tbahwa tmotivasi tmemiliki pengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja, thal tini tmenunjukkan apabila t tmotivasi t tsemakin tbaik tmaka tsemangat tkerja tguru tdi tSMP tTamanSastra takan t tmeningkat. Sumampouw et al. (2016), menyatakan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerjakaryawan pada PT. Bank Tabungan Negara, TBK.

Syamsudin & Bachtiar (2018), mengungkapkan motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap semangat kerja karyawanPT. Utama Gas Multi Perkasa Cabang Serang. Sementara penelitian Adnyani & Surya (2019) mengemukakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja di Bumdes Udaka Dawan. Artinya jika semakin tinggi motivasi yang dirasakan oleh karyawan maka semangat kerja karyawan juga akan meningkat. Berdasarkan

hasil-hasil studi empiris tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut.

H1 : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja.

Penelitian tyang tdilakukan toleh Yasa & Wibawa (2015) menyatakan bahwa komunikasi tberpengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja karyawan tPT. tSang tTunas tSejahtera. tHal tini tmemiliki tmakna tbahwa tsemakin intern komunikasi ttersebut tmaka tsemakin tmeningkatkan tsemangat tkerja. Jannah et al.(2018),Widani (2018) menunjukkan tbahwa tkomunikasi tberpengaruh tpositif dan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja. tPenelitian tyang tdilakukan tArianto (2015) menyatakan tbahwa tkomunikasi tberpengaruh tpositif tdan tsignifikan terhadap tsemangat tkerja. tHal tini tmemiliki tmakna tsemakin tintern tkomunikasi tersebut tmaka tsemakin tmeningkatkan tsemangat tkerja. Utamajaya & Ayu Sriathi (2015) menemukan tbahwa tkomunikasi tberpengaruh tsignifikan tterhadapsemangat tkerja tkaryawan tdengan tarah tyang tpositif, tsemakin tbaik tkomunikasi yang tdilakukan tmaka takan tsemakin tmeningkatkan tsemangat tkerja. tBerdasarkan hasil-hasil tstudi tempiris ttersebut tmaka tdapat tdirumuskan thipotesis tkedua tsebagai berikut.

H2: Komunikasi tberpengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja.

Cahyani & Mujiati (2019) menyebutkan tlingkungan tkerja tberpengaruh positif tdan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja. tHal tini tberarti tbahwa tapabila lingkungan tkerja tsemakin tbaik tmaka tsemangat tkerja tguru tdi tSMP tTaman tSastra akan tmeningkat tdan tsebaliknya, tsemakin tburuk tlingkungan tkerja tmaka tsemangat kerja tyang tdimiliki tguru tdi tSMP tTaman tSastra takan tmenurun. tPenelitian toleh Fitri (2015) menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada Hotel Indrapura Pekanbaru.

Jayaet al. (2017) menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja. Hal ini memiliki makna bahwa untuk setiap peningkatan yang terjadi pada lingkungan kerja akan menimbulkan peningkatan pada semangat kerja. Inbar et al.(2018) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa tlingkungan tkerja tberpengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap tsemangat kerja, tartinya tsemakin tbaik tlingkungan tkerja tmaka tsemangat tkerja tkaryawan juga tsemakin tmeningkat. tSelain titu tpenelitian daari Hasanah & Kasmiruddin (2016) menyatakan tbahwa tlingkungan tkerja tberpengaruh tpositif tdan tsignifikan terhadap tsemangat tkerja. tHal tini tberarti tsemakin tbaik tlingkungan tkerja tmaka akan tmeningkatkan tsemangat tkerja, tini tberarti tuntuk tdapat tmeningkatkan semangat tkerja tperusahaan tharuslah tmemperhatikan tbetul tlingkungan tkerja disekitar tperusahaan. tBerdasarkan thasil-hasil tstudi tempiris ttersebut tmaka dapat dirumuskan thipotesis tketiga tsebagai tberikut.

H3: Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini bersifat asosiatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Denpasar, yang berlokasi di Jalan Cokroaminoto Gang Angsoka, Ubung,

Denpasar Utara, Bali. Lokasi ini dipilih karena keinginan peneliti untuk mengetahui motivasi, komunikasi, lingkungan kerja, dan semangat kerja yang ada di dalam organisasi tersebut.Obyek penelitian ini adalah motivasi, komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah tsemangat tkerja t(Y).Variabel tbebas tdalam tpenelitian tini tadalah tmotivasi, komunikasi, tdan tlingkungan tkerja.

Dalam penelitian ini semangat kerja merupakan sikap mental dari seorang guru yang mampu menciptakan iklim atau suasana kerja yang dapat mendorong seorang guru untuk bekerja sama, dan bekerja lebih giat dalam mengejar tujuan bersama. Variabel semangat kerja dapat diukur dengan indikator sebagai berikut Febriani & Supartha (2019) : 1) Tingkat kehadiran merupakan tingkat kehadiran guru yang menunjukkan tinggi rendahnya semangat kerja guru. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang jumlah atau tingkat kehadiran guru di dalam kelas sudah maksimal sesuai jam mengajar. 2) Pelaksanaan pekerjaan tepat waktu merupakan seluruh pekerjaan yang diselesaikan tepat pada waktunya oleh guru. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang menyelesaikan jam mengajar tepat waktunya sesuai dengan jawal. 3) Tidak tmeninggalkan ttempat tkerja tpada twaktu tkerja merupakan ttidak tada guru yang meninggalkan pekerjaan saat waktu kerja. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang tidak meninggalkan kelas saat jam mengajar berlangsung. 4) Pelaksanaan tpekerjaan tsesuai tintruksi tatasan t(kepala sekolah) tdimana tguru tselalu tmelakukan tpekerjaan tsesuai tperintah tatasan t(kepala sekolah). tIndikator tini tdiukur tdari tpersepsi tguru ttentang tmelakukan tproses belajar tmengajar tsesuai tdengan tinstruksi tpimpinan t(kepala tsekolah).5) tKepuasan terhadap tpembagian ttugas tadalah trasa tpuas tguru tdalam tpembagian ttugas tyang diberikan toleh tpimpinan t(kepala tsekolah). tIndikator tini tdiukur tdari tpersepsi tguru tentang tkepuasan tguru tterhadap tpembagian ttugas tyang tdiberikan toleh tkepala sekolah.

Motivasi dalam penelitian ini yaitu tindakan atau dorongan untuk mempengaruhi sesama guru guna melaksanakan tugas dan kewajibannya yang dihadapi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Variabel motivasi dapat diukur dengan indikator sebagai berikut (Zahari, 2015): 1) Kebutuhan tfisiologis merupakan tkebutuhan tyang tdiperlukan tuntuk tmempertahankan tkelangsungan hidup tguru tseperti tmakan, tminum, tudara,dan ttempat ttinggal. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang pendapatan yang diperoleh sudah mencukupi kebutuhan hidup. 2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan merupakan kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang rasa aman dalam bekerja. 3) Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan guru sebagai makhluk tsosial tyang tmembutuhkan tpergaulan tdengan torang tlain t(rekan guru tdan tpegawai) tdan tuntuk tditerima tsebagai tbagian tdari torang tlain t(rekanguru dan pegawai). Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang keterlibatan dalam kegiatan yang diadakan oleh sekolah. 4) Kebutuhan penghargaan merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh guru seperti penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestasi dari rekan guru atas hasil pekerjaannya selama ini. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolah. 5) Kebutuhan aktualisasi diri

merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh guru dengan tmenggunakan tkecakapan, tkemampuan, tketerampilan, tdan tpotensi optimal tuntuk tmencapai tprestasi tkerja tyang tmemuaskan tatau tluar tbiasa tyang sulit tdicapai torang tlain. tIndikator ini diukur dari persepsi guru tentang kepala sekolah memberikan kesempatan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi.

Komunikasi dalam penelitian ini yaitu proses pemindahan suatu informasi, ide, dan pengertian dari guru kepada orang lain (guru, dan kepala sekolah) dengan harapan orang lain (guru, dan kepala sekolah) tersebut dapat menginterprestasikannya sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Variabel komunikasi dapat diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut (Gresida & Utama, 2019): 1) Diskusi kepala sekolah dengan guru mengenai masalah pekerjaan, artinya setiap masalah yang dihimpun oleh kepala sekolah selalu melibatkan guru dalam hal diskusi untuk penyelesaian. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang diskusi dengan kepala sekolah terkait masalah pekerjaan. 2) Koordinasi dengan guru lainnya dalam menyelesaikan masalah dalam pekerjaan, artinya setiap ditemukan permasalahan selalu melakukan diskusi dan informasi kepada guru lainnya. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang berkoordinasi dengan sesama guru terkait masalah yang ada. 3) Tegur sapa vertikal antara guru dengan kepala sekolah artinya dalam keseharian di tempat kerja kepala sekolah selalu melakukan tegur sapa kepada guru setiap bertemu yang dapat memupuk kebiasaan komunikasi sehingga apabila terjadi keluhan, permasalahan, dan ide positif. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang bertegur sapa kepada sesama guru di sekolah. 4) Kejelasan informasi mengenai pekerjan yang diberikan oleh kepala sekolah, artinya informasi yang diberikan oleh kepala sekolah jelas sehingga tugas yang diberikan oleh kepala sekolah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kepala sekolah. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang informasi yang diberikan terkait tugas-tugas yang diberikan oleh kepala sekolah sudah jelas. 5) Tugas yang diberikan kepala sekolah sesuai dengan kemampuan guru, artinya setiap tugas yang diberikan kepala sekolah sesuai dengan wewenang dan kemampuan guru dalam penyelesaiannya. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.

Lingkungan kerja dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar guru, yang dapat mempengaruhi seorang guru dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Variabel lingkungan kerja dapat diukur dengan indikator sebagai berikut (Nuraini et al., 2015): 1) Penerangan atau cahaya di tempat kerja (sekolah), Penerangan sangat penting bagi guru untuk meningkatkan keselamatan dan kelancaran dalam bekerja. Selain itu penerangan yang baik adalah penerangan yang cukup, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang suasana ruang kelas tempat mengajar yang nyaman. 2) Keadaan udara di tempat kerja (sekolah) harus berada pada tingkat yang optimal. Hal ini bisa ditingkatkan dengan cara menerapkan sistem ventilasi yang baik atau dengan memasang air conditioner. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang beradaptasi dengan suhu udara di sekolah. 3) Fasilitas kerja merupakan sesuatu yang terdapat di dalam sekolah yang dapat dinikmati dan digunakan oleh guru untuk kelancaran proses mengajarnya. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang fasilitas yang ada di ruang kelas lengkap. 4) Hubungan dengan sesama

guru diharapkan baik dan selaras, sehingga dalam bekerja menjadi lebih semangat dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang hubungan kekrabatan dengan sesama rekan guru terjalin dengan baik. 5) Kemanan, Lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan kerja yang aman dari kejahatan, radiasi, bencana, dan hal lain yang dapat membahayakan nyawa guru. Indikator ini diukur dari persepsi guru tentang kemanan (radiasi dari komputer, dan kemanan menaruh barang-barang berharga di sekolah seperti sepeda motor) .

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SMP Negeri 5 Denpasar yang berjumlah sebanyak 56 guru. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh, Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, dan kuesioner. Proses wawancara diawali dengan pengantar yaitu secara terbuka dan jujur memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari wawancara. Kuesioner dalam penelitian ini adalah tentang motivasi, komunikasi, dan lingkungan kerja serta semangat kerja dari organisasi.

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah sejarah singkat, dan struktur organisasi sekolah serta jawaban responden berupa pernyataan mengenai seluruh variabel yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu jumlah guru SMP Negeri 5 Denpasar, dan skor dari jawaban responden Sumber primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari responden penelitian yaitu guru SMP Negeri 5 Denpasar yang diperoleh melalui wawancara, dan menyebarkan kuesioner mengenai motivasi, komunikasi, lingkungan kerja, dan semangat kerja. Sumber sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa jumlah guru, dan struktur organisasi sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum menjadi SMP Negeri 5 Denpasar, pada awalnya merupakan Sekolah Kejuruan dengan nama SKKP Negeri Denpasar yang beralamat di Jalan Surapati Denpasar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 030/U/1979, Tanggal 17 Pebruari 1979, Tentang: Pelaksanaan Integrasi Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama Menjadi Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama dari SKKP Negeri Denpasar berubah menjadi SMP Negeri V Denpasar dengan alamat di Jalan Surapati Denpasar.

Kemudian berdasarkan Surat Wali Kota Madya Denpasar Nomor: 300/5063/Org, Tanggal 21 September 1998, Hal: Permohonan Gedung SLTPN. 5 Denpasar yang ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Bali, terbitlah Surat Kakanwil Depdikbud Provinsi Bali Nomor: 1273/I 19. B/ tanggal 2 Oktober 1998 tentang Permohonan Gedung SLTPN. 5 Denpasar yang isinya bahwa mulai tahun ajaran 1996/1997 sebagian siswa SLTPN. 5 Denpasar (Kelas 1) sudah menempati Gedung Baru di Ubung, sedangkan untuk kelas II dan III masih menempati Gedung Lama di Jalan Surapati Denpasar. Berdasarkan informasi dari guru senior dan masyarakat Ubung yang menjadi Komite Sekolah, bahwa Gedung Baru yang ditempati oleh SMP

Negeri 5 Denpasar mulai tahun 1996/1997 tersebut adalah Gedung milik SMP Widya Santi (Sekolah Swasta yang didirikan oleh Masyarakat Desa Ubung) dengan alamat Jalan Cokroaminoto, Gang Angsoka Ubung Denpasar, yang selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Madya Denpasar.

Tabel 1.

Karakteristik Responden SMP Negeri 5 Denpasar Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Dan Pendidikan Terakhir

Keterangan

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

20

35,71

Perempuan

36

64,29

Total

56

100

Usia

21-30

10

17,86

31-40

12

21,43

>41

34

60,71

Total

56

100

Pendidikan Terakhir

S2

8

14,29

S1

46

82,14

DII

2

3,57

Total

56

100

Sumber: Data diolah, 2019

Tabel 1. menunjukkan terdapat tiga karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Penelitian ini didominasi dengan responden berjenis kelamin perempuan dengan presentase sebesar 64,29 persen, karena guru perempuan lebih lembut dan lebih sabar dalam mendidik siswa, sedangkan sisanya sebesar 35,71 persen berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia 41 tahun keatas dengan jumlah 34 orang dengan presentase 60,71 persen. Artinya semakin tinggi dan ketat persaingan dalam dunia kerja membuat guru lebih termotivasi untuk tetap bertahan di dalam organisasi. Pendidikan terakhir responden sebagian besar merupakan lulusan S1 khususnya dalam pendidikan guru dengan presentase 82,14 persen yang berjumlah 46 orang, sedangkan lulusan S2 sebanyak 8 orang (Kepala Sekolah, dan 7 orang guru) dengen presentase 14,29 persen, dan untuk lulusan diploma memiliki jumlah 2 orang dengan presentase 3,57 persen. Hal ini menunjukkan bahwa SMP Negeri 5 Denpasar memiliki guru dengan tingkat pendidikan yang baik, artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka wawasan yang dimiliki semakin luas, sehingga komunikasi antar rekan kerja akan terjalin dengan baik akan mampu menimbulkan semangat kerja.

Hasil tuji tvaliditas tpada tTabel t2. tmenunjukan tbahwa tseluruh tinstrumen penelitian tyang tdigunakan tuntuk tmengukur tvariabel tmotivasi, tkomunikasi, lingkungan tkerja tdan tsemangat tkerja tmemiliki tnilai tkoefisien tkorelasi tdengan skor ttotal tseluruh tbutir-butir tpernyataan tlebih tbesar tdari t0,3. tHal tini tmenunjukan bahwa tbutir-butir tpernyataan tdalam tinstrumen tpenelitian ttersebut tvalid tdan tlayak digunakan tsebagai tinstrumen tpenelitian.

Tabel 2.

Hasil Uji Validitas

Variabel

Indikator

Koefisien Korelasi

Motivasi (X )

X1.1

0,815

X1.2

0,751

X1.3

0,871

X1.4

0,830

X1.5

0,891

Komunikasi (X )

X2.1

0,770

X2.2

0,920

X2.3

0,826

X2.4

0,725

X2.5

0,813

Lingkungan Kerja (X ■)

X3.1

0,905

X3.2

0,837

X3.3

0,870

X3.4

0,808

X3.5

0,909

Semangat Kerja (Y)

Y.1

0,711

Y.2

0,800

Y.3

0,817

Y.4

0,786

Y.5

0,821

Sumber: Data diolah, 2019

Hasil tuji treliabilitas tyang tdisajikan tdalam tTabel t3. tmenunjukan tbahwa seluruh tinstrumen tpenelitian tmemiliki tkoefisien tcronbach’s talpha tlebih tdari 0,60. tHal tini tdapat tdinyatakan tbahwa tseluruh tvariabel ttelah tmemenuhi tsyarat reliabilitas tsehingga tdapat tdigunakan tuntuk tmelakukan tpenelitian.

Tabel 3.

Hasil Uji Reliabilitas

No.

Variabel

Cronbach’s Alpha

1

Motivasi (X1)

0,881

2

Komunikasi (X2)

0,863

3

Lingkungan Kerja (X3)

0,912

4

Semangat Kerja (Y)

0,845

Sumber: Data diolah, 2019

Variabel tsemangat tkerja tdalam tpenelitian tini tmerupakan tvariabel tterikat yang tdiukur tdengan t5 tpernyataan tyang tberhubungan tdengan tsemangat tkerja tdari guru. tSecara trinci thasil tpenelitian tmengenai tjawaban tresponden tterhadap variabel tsemangat tkerja tdapat tdilihat tpada tTabel t4.

Hasil tpada tTabel t4 tmenunjukan tbahwa tvariabel tsemangat tkerja tmemiliki nilai trata-rata tdari t5 tpernyataan tyaitu tsebesar t3,97 tyang tberarti tdalam tkategori tinggi, tini tmenunjukkan tbahwa tsemangat tkerja tpada tSMP tNegeri t5 tDenpasar dalam tkondisi tyang tbaik. tDistribusi tjawaban tresponden tterhadap tsemangat tkerja nilai trata-rata ttertinggi tsebesar t4,14 tpada tpernyataan t“Jumlah tkehadiran

tsaya tdi dalam tkelas tsudah tmaksimal tsesuai tjam tmengajar”, tsedangkan tuntuk tnilai trata-rata terendah tsebesar t3,71 tpada tpernyataan t“Saya tpuas tdengan tpembagian tkerja yang tdilakukan”.

Tabel 4.

Deskripsi Variabel Semangat Kerja

Frekuensi Jawaban

Rata-

No

Pernyataan

Responden

Rata

Kriteria

STS

TS

N

S

SS

1

Jumlah kehadiran saya di dalam kelas sudah maksimal

0

0

7

34

15

4,14

Tinggi

sesuai jam mengajar

2

Saya selalu menyelesaikan jam mengajar tepat waktu sesuai jadwal

0

0

8

36

12

4,07

Tinggi

3

Saya tidak meninggalkan kelas saat jam mengajar berlangsung

0

0

15

28

13

3,96

Tinggi

4

Saya mengajar sesuai dengan instruksi kepala sekolah

0

0

17

25

14

3,95

Tinggi

5

Saya puas dengan pembagian kerja yang dilakukan

0

0

24

24

8

3,71

Tinggi

Rata-rata keseluruhan variabel Semangat Kerja

3,97

Tinggi

Sumber: Data diolah, 2019

Tabel 5.

Deskripsi Variabel Motivasi

Frekuensi Jawaban

Rata-

No

Pernyataan

Responden

Rata

Kriteria

STS

TS

N

S

SS

1

Pendapatan yang saya peroleh sudah mencukupi kebutuhan hidup saat ini

0

0

12

28

16

4,07

Tinggi

2

Saya merasa aman dalam bekerja karena sekolah memperhatikan keselamatan

0

0

10

34

12

4,04

Tinggi

saya

3

Saya ikut terlibat dalam kegiatan yang diadakan oleh sekolah

0

0

16

29

11

3,91

Tinggi

4.

Saya merasa termotivasi atas penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolah

0

0

14

24

18

4,07

Tinggi

5.

Kepala sekolah memberikan kesempatan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi

0

0

5

25

26

4,38

Tinggi

Rata-rata keseluruhan variabel Motivasi

4,09

Tinggi

Sumber: Data diolah, 2019

Variabel tmotivasi tdalam tpenelitian tini tmerupakan tvariabel tbebas tyang diukur tdengan t5 tpernyataan tyang tberhubungan tdengan tmotivasi. tSecara trinci hasil tpenelitian tmengenai tjawaban tresponden tterhadap tvariabel tmotivasi tdapat dilihat tpada tTabel t5. Hasil tpada tTabel t5. tmenunjukan tbahwa tvariabel tmotivasi tmemiliki tnilai rata-rata tdari t5 tpernyataan tyaitu tsebesar t4,09 tyang tberarti tdalam tkategori ttinggi, ini tmenunjukkan tbahwa tmotivasi tpada tSMP tNegeri t5 tDenpasar tdalam tkondisi yang tbaik. tDistribusi tjawaban tresponden tterhadap tmotivasi tnilai trata-rata tertinggi tsebesar t4,38 tpada tpernyataan t“Kepala tsekolah tmemberikan tkesempatan pelatihan tkepada tguru tuntuk tmeningkatkan tkompetensi”, tsedangkan tuntuk tnilai rata-rata tterendah tsebesar t3,91 tpada tpernyataan t“Saya tikut tterlibat tdalam kegiatan tyang tdiadakan toleh tsekolah”.

Variabel tkomunikasi tdalam tpenelitian tini tmerupakan tvariabel tbebas tyang diukur tdengan t5 tpernyataan tyang tberhubungan tdengan tkomunikasi tdari tguru. Secara trinci thasil tpenelitian tmengenai tjawaban tresponden tterhadap tvariabel komunikasi tdapat tdilihat tpada tTabel t6. tHasil tpada tTabel t6 tmenunjukan tbahwa variabel tkomunikasi tmemiliki tnilai trata-rata tskor tdari t5 tpernyataan tyaitu tsebesar 3,94 tyang tberarti tdalam tkategori tbaik, tini tmenunjukkan tbahwa tkomunikasi tpada SMP tNegeri t5 tDenpasar tdalam tkondisi tyang tbaik. tDistribusi tjawaban tresponden terhadap tkomunikasi tdengan tnilai trata-rata ttertinggi tsebesar t4,29 tpada pernyataan t“Saya tberdiskusi tdengan tkepala tsekolah tmengenai tmasalah pekerjaan” tsedangkan tuntuk tnilai trata-rata tterendah tsebesar t3,48 tpada tpernyataan “Saya tberkoordinasi tdengan tsesama tguru tdalam tmemecahkan masalah”

Tabel 6.

Deskripsi Variabel Komunikasi

No

Pernyataan

Frekuensi Jawaban Responden

Rata-Rata

Kriteria

STS

TS

N

S

SS

1

Saya berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai masalah pekerjaan

0

0

2

36

18

4,29

Baik

2

Saya berkoordinasi dengan sesama guru dalam memecahkan masalah

0

0

29

27

0

3,48

Baik

3

Saya bertegur sapa kepada sesama guru di sekolah

0

0

8

31

17

4,16

Baik

4

Informasi mengenai tugas-tugas yang diberikan oleh kepala sekolah kepada saya sudah jelas

0

0

16

30

10

3,89

Baik

5

Tugas yang diberikan oleh kepala sekolah sesuai dengan kemampuan saya

0

0

17

30

9

3,86

Baik

Rata-rata keseluruhan variabel Komunikasi

3,94

Baik

Sumber: Data diolah, 2019

Tabel 7.

Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja

No

Pernyataan

Frekuensi Jawaban Responden

Rata-Rata

Kriteria

ST

S TS

N

S

SS

1

Suasana ruang kelas tempat mengajar cukup nyaman

0

0

21

28

7

3,75

Baik

2

Saya beradaptasi dengan suhu udara/temperature di sekolah

0

0

17

31

8

3,84

Baik

3

Fasilitas ruang kelas sudah lengkap

0

1

13

25

7

3,68

Baik

4

Hubungan kekrabatan saya dengan sesama rekan guru terjalin dengan baik

0

0

10

30

16

4,11

Baik

5

Keamanan di sekolah membuat saya bekerja dengan nyaman

0

0

14

24

18

4,07

Baik

Rata-rata keseluruhan variabel Lingkungan Kerja

3,89

Baik

Sumber: Data diolah, 2019

Hasil tpada tTabel t7. tmenunjukan tbahwa tvariabel tlingkungan tkerja tmemiliki nilai trata-rata tskor tdari t5 tpernyataan tyaitu tsebesar t3,89 tyang tberarti tdalam kategori tbaik, tini tmenunjukkan tbahwa tlingkungan tkerja tpada tSMP tNegeri t5 Denpasar tdalam tkondisi tyang tbaik. tDistribusi tjawaban tresponden tterhadap lingkungan tkerja tdengan tnilai trata-rata ttertinggi tsebesar t4,11 tpada tpernyataan “Hubungan tkekrabatan tsaya tdengan tsesama trekan tguru tterjalintdengan tbaik”, sedangkan tuntuk tnilai trata-rata tterendah tsebesar t3,68 tpada tpernyataan t“Fasilitas ruang tkelas tsudah tlengkap”.

Tabel 8.

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

.143

.188

.758

.452

Motivasi

.361

.096

.379

3.766

.000

Komunikasi

.305

.104

.285

2.917

.005

Lingkungan Kerja

.295

.099

.327

2.967

.005

R Square

.903

F Statistik

162.141

Signifikansi

0.000

Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut.

Y = 0,143 + 0,361X1 + 0,305X2 + 0,295X3

Persamaan tregresi tlinier tberganda tdi tatas tdiketahui tbahwa tkoefisien tregresi dari tvariabel tmotivasi tsebesar t0,361 tdan tbertanda tpositif tyang tberarti tapabila terjadi tpeningkatan tsebesar tsatu tsatuan, tmaka takan tmenyebabkan tmeningkatnya semangat tkerja tsebesar t0,361 tdengan tasumsi tvariabel tyang tlain tdalampersamaan tini tkonstan. tPersamaan tregresi tlinier tberganda tdi tatas

tdiketahui bahwa tkoefisien tregresi tdari tvariabel tkomunikasi tsebesar t0,305 tdan tbertanda positif tyang tberarti tbahwa tapabila tterjadi tpeningkatan tsebesar tsatu tsatuan, tmaka akan tmenyebabkan tmeningkatknya tsemangat tkerja tsebesar t0,305 tdengan tasumsi variabel tyang tlain tdalam tpersamaan tini tkonstan. tPersamaan tregresi tlinier berganda tdi tatas tdiketahui tbahwa tkoefisien tregresi tdari tvariabel tlingkungankerja tsebesar t0,295 tdan tbertanda tpositif tyang tberarti tbahwa tapabila tterjadi peningkatan tsebesar tsatu tsatuan, tmaka takan tmenyebabkan tmeningkatknya semangat tkerja tsebesar t0,295 tdengan tasumsi tvariabel tyang tlain tdalam tpersamaan tini tkonstan.

Tabel 9.

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N56

Kolmogorov-Smirnov Z0,831

Asymp. Sig. (2-tailed)0,494

Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan thasil tanalisis tdidapat tnilai tsignifikansi tsebesar t0,494 tseperti yang tditunjukkan toleh tTabel t9. tKarena tnilai tsignifikansi tuji tKolmogrov-Smirnov lebih dari t0,05 tmaka tdapat tdisimpulkan tbahwa tmodel tpersamaan tregresi ttersebut berdistribusi tnormal.

Tabel 10.

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Colinearity Statistic

Tolerance                     VIF

Motivasi

Komunikasi

Lingkungan Kerja

0.184                        5.450

0.194                        5.150

0.153                         6.549

Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan tTabel t10. tdapat tdilihat tbahwa tnilai ttolerance tdan tvarianceinflation tfactor t(VIF) tdari tseluruh tvariabel ttersebut tmenunjukkan tbahwa tnilai tolerance tuntuk tsetiap tvariabel tlebih tbesar tdari t0,10 tdan tnilai tvariance tinflation factor t(VIF) tlebih tkecil tdari t10 tyang tberarti tmodel tpersamaan tregresi tbebas tdari multikolinearitas. t

Tabel 11.

Hasil Uji Heterokedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

.004

.113

.033

.973

Motivasi

-.041

.058

-.225

-.712

.480

Komunikasi

.032

.063

.157

.512

.611

Lingkungan Kerja

.043

.060

-.248

.715

.478

Sumber: Data diolah, 2019

Pada tTabel t11. tdapat tdilihat tbahwa tnilai tsignifkansi tdari tvariabel tmotivasi sebesar t0,480, tkomunikasi tsebesar t0,611 tdan tlingkungan tkerja tsebesar t0,478. Nilai ttersebut tlebih tbesar tdari t0,05 tyang tberarti ttidak tterdapat tpengaruh tantara variabel tbebas tterhadap tabsolute tresidual. tDengan tdemikian, tmodel tyang tdibuat tidak tmengandung tgejala t heterokedastisitas.

Tabel 12.

Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1 Regression

13.860

3

4.620

162.141

0.000a

Residual

1.482

52

0.028

Total

15.342

55

Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan tTabel t12. tmenunjukkan tnilai tSig. tsebesar t0,000 t< t0,05. tHasil ini tmempunyai tarti tbahwa tmotivasi,tkomunikasi, dan lingkungan kerja berpengaruh tsignifikan tsecara tserempak tatau tbersama-bersama tterhadap semangat tkerja, tsehingga tpenelitian tini tdapat tdiikatakan tmemenuhi tuji tkelayakan model tatau tmodel tpenelitian tini tdinyatakan tlayak tdigunakan tsebagai tmodel regresi. t

Tabel t13. tmenunjukan tbahwa tbesarnya tnilai tR tSquare tsebesar t0,903 tyang diartikan tbahwa tsebesar t90 tpersen tvariasi tsemangat tkerja tdipengaruhi toleh variasi tmotivasi, tkomunikasi, tdan tlingkungan tkerja tsecara tbersama, tsedangkan sisanya tsebesar t10 tpersen tdijelaskan toleh tfaktor tlain tyang ttidak tdianalisis tdalam model tini.

Tabel 13.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.950a

.903

.898

1.688

Sumber: Data diolah, 2019

Analisis pengaruh motivasi terhadap semangat kerja diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,361. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 mengindikasikan bahwa Hc ditolak dan H 1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja. Analisis pengaruh komunikasi terhadap semangat kerja diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,305. Nilai signifikansi 0,005 < 0,05 mengindikasikan bahwa H c ditolak dan H 2 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja. Analisis pengaruh lingkungan kerja terhadap semangat kerja diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,295. Nilai signifikansi 0,005 < 0,05 mengindikasikan bahwa H£ ditolak dan H n diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja.

Hasil tpenelitian tmenunjukkan tbahwa tmotivasi tberpengaruh tpositif tdan signifikan terhadap semangat kerja guru. Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi guru di SMP Negeri 5 Denpasar dalam kondisi baik, karena pendapatan yang diperoleh guru sudah mencukupi kebutuhan hidup, sekolah memperhatikan keselamatan guru yang dapat memotivasi guru untuk bekerja, guru ikut terlibat dalam kegiatan yang diadakan oleh sekolah, guru merasa termotivasi atas penghargaan tyang tdiberikan toleh tkepala tsekolah, tdan tsetiap tguru tdiberikan kesempatan tuntuk tmeningkatkan tkompetensinya. tHal tini tsesuai tdengan thipotesis satu tbahwa tmotivasi tberpengaruh tpositif tdan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja guru. tSemakin ttinggi tmotivasi tyang tdimiliki tguru tmaka takan tsemakin tmeningkat semangat kerja yang dimiliki guru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra & Suwandana (2019) menyebutkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Cahyani & Mujiati (2019) menyatakan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja.

Hasil tpenelitian tmenunjukkan tbahwa tkomunikasi tberpengaruh tpositif tdan signifikan tterhadap tsemangat tkerja tguru. tHal tini tmengindikasikan tbahwa komunikasi tyang tdilakukan toleh tguru tSMP tNegeri t5 tDenpasar tdalam tkondisi baik, karena guru SMP Negeri 5 Denpasar telah mampu mendiskusikan kepada kepala sekolah dan dengan sesama guru mengenai masalah pekerjaan, berkoordinasi dengan sesama guru dalam memecahkan masalah, bertegur sapa kepada tguru tlainnya tdi tsekolah, tmemberikan tinformasi tkepada trekan tguru tyang berkaitan tdengan ttugas-tugas tdi tsekolah, tdan tsegala tinformasi tmengenai ttugas-tugas tyang tdiberikan toleh tkepala tsekolah tsudah tbisa tdimengerti toleh tguru.

Hal ini sesuai dengan hipotesis dua bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru. Semakin baik komunikasi di dalam sekolah maka semangat kerja guru akan meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yasa & Wibawa (2015) dan Jannah et al. (2018) yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Widani (2018) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja, hal yang sama juga disimpulkan oleh Arianto (2015) yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja. Serta pada penelitian Utamajaya & Ayu Sriathi (2015) menemukan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja.

Hasil tpenelitian tmenunjukkan tbahwa tlingkungan tkerja tberpengaruh tpositif dan tsignifikan tterhadap tsemangat tkerja tguru. tHal tini tmengindikasikan tbahwa lingkungan tkerja tdi tSMP tNegeri t5 tDenpasar tdalam tkondisi tbaik, tkarena tsekolah sudah tmemperhatikan tbetul tlingkungan tkerja tdisekitar. tHal tini tsesuai tdengan hipotesis tiga bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2015)menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja. Hal ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jayaet al. (2017) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja.

Dalam thal tmotivasi, tguru tSMP tNegeri t5 tDenpasar tmerasakan tadanya motivasi tyang ttinggi tantara tguru tdengan tsekolah. tHal tini tmenimbulkan tadanya tingkat tsemangat tkerja tyang ttinggi tdalam tsekolah, tkarena tdengan tadanya motivasi tyang ttinggi, tsekolah takan tmampu tmenciptakan tsebuah tkerjasama tyang baik tantar tguru tsehingga tguru tmampu tmeningkatkan tsemangat tdalam tbekerja. Oleh tkarena titu, tpihak tsekolah tharus tmenjaga tdan tmemperhatikan tmotivasi tyang diberikan tkepada tguru. tDalam thal tberkomunikasi, tguru tSMP tNegeri t5 tDenpasar merasa tnyaman tdengan tkomunikasi tantara tkepala tsekolah tmaupun tguru tlainnya, sehingga tguru tmampu tmeningkatkan tsemangat tkerja. tOleh tkarena titu, tpihak sekolah tharus tmampu tmempertahankan tkomunikasi tyang tdimiliki tguru, tkarena ketika tkomunikasi tberhenti, tkegiatan tsekolah tdan tkegiatan tindividual ttidak takan terkoordinasi tdalam tsuatu torgnisasi. tTerkait tdengan tlingkungan tkerja, tguru tSMP Negeri t5 tDenpasar tmerasa tnyaman tdan taman tdalam tbekerja tdikarenakan tsekolah mampu tmenyediakan tlingkungan tkerja tyang tnyaman. tOleh tkarena titu, tsekolah harus tmampu tmempertahankan tkeadaan tdan tsituasi tlingkungan tkerja tuntuk meningkatkan tsemangat tkerja tguru tdan tdemi tmencapai ttujuan tsekolah.

SIMPULAN

Motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru di SMP Negeri 5 Denpasar. Hal ini menunjukkan semakin tinggi motivasi yang dimiliki guru maka akan semakin tinggi semangat kerja yang dimiliki guru SMP Negeri 5 Denpasar. Komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru di SMP Negeri 5 Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa ketika komunikasi diterapkan dengan baik maka semangat kerja guru juga akan meningkat. Lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja guru di SMP Negeri 5 Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kondisi lingkungan kerja maka akan semakin meningkatkan semangat kerja guru di SMP Negeri 5 Denpasar.

Pihak sekolah perlu memperhatikan lagi indikator motivasi yang nilai rata-ratanya berada dibawah nilai rata-rata variabel. Nilai rata-rata tersebut dengan indikator “saya ikut terlibat dalam kegiatan yang diadakan oleh sekolah”. Sebaiknya kepala sekolah lebih memberikan arahan lagi agar semua guru ikut terlibat dalam kegiatan sekolah. Pihak SMP Negeri 5 Denpasar sebaiknya memperhatikan kembali komunikasi guru dalam hal “saya berkoordinasi dengan sesama guru dalam memecahkan masalah” . Jika sesama guru tidak berkomunikasi dan berkoordinasi terkait masalah yang ada, maka tujuan sekolah tidak akan tercapai. Pihak SMP Negeri 5 Denpasar sebaiknya lebih memperhatikan lagi fasilitas-fasilitas yang ada di ruang kelas, karena hal tersebut berdasarkan rata-rata skor mengenai tanggapan yang diberikan guru mendapatkan skor 3,68 nilai tersebut rata-ratanya berada dibawah nilai rata-rata variabel. Jika fasilitas di dalam ruang kelas lengkap, makaproses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan semangat kerja guru dalam mengajar akan meningkat.

REFERENSI

Adnyani, N. P. A. N., & Surya, I. B. K. (2019). Peran Mediasi Motivasi Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Di Bumdes Udaka Dawan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(10), 6059–6078.

Ahmed, I., M.M., N., Iqbal, N., Ali, I., Shaukat, Z., & Usman, A. (2016). Effects Of Motivational Factors On Employees Job Satifaction A Case Study Of University Of The Punjab,Pakistan. International Journal Of Business and Management, 5(3), 70–80.

Arianto, D. A. N. (2015). Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan. Jurnal Economia, 11(2), 177–185.

Arunchand, C. H., & Ramanathan, N. H. (2016). Organizational Culture and Employee Morale: A Public Sector Enterprise Experience. Journal of Strategic Human Resources Management, 2(1), 1–8.

Cahyani, N. M. D. M., & Mujiati, N. W. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi, Dan Kompensasi Terhadap Semangat Kerja. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(5), 3193–3219.

Darmawan, I. G. W., & Wibawa, I. M. A. (2019). Pengaruh Kompensasi Finansial, Lingkungan Kerja Non Fisik, Dan Komitmen Organisasional Terhadap Semangat Kerja Karyawan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(8), 5118–5138.

Devina, U., & Anu, G. (2015). Morale, Welfare measures, Job Satisfaction: The Key Mantras for Gaining Competitive Edge. International Journal of Physical and Social Sciences, 2(7), 80–94.

Dewi, N. P. I. C., & Dewi, A. A. S. K. (2019). Pengaruh Motivasi, Komunikasi, dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja Karyawan PT. Ayu Sari Pertiwi. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(12), 7093–7114.

Febriani, M., & Supartha, I. W. G. (2019). Pengaruh Komitmen Organisasional, Gaya Kepemimpinan Transformasional, dan Kompensasi Finansial Terhadap Semangat Kerja Karyawan Perusahaan Logistik. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(8), 2267–2296.

Femi, A. F. (2014). The Impact Of Communication on Worker’s Performance in Selected Organisations in Lagos State, Nigeria. IOSR Journal Of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS), 19(8), 75–82.

Fitri, Y. (2015). Effect of compensation and working environment against job spirit employeein Indrapura Hotel Pekanbaru. Journal of Management, 2(1),

1-13.

Ghaffari, S., Shah, I. M., Burgoyne, J., Nazri, M., & Salleh, J. R. (2017). The Influence of Motivation on Job Performance: A Case Study at Universiti Teknologi Malaysia. Australian Journal Of Basic And Applied Sciences, 11(4), 92–99.

Gresida, N. W. P., & Utama, I. W. M. (2019). Pengaruh Komunikasi, Motivasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Karyawan. E-Jurnal Manajemen Univeristas Udayana, 8(10), 5928–5946.

Hasanah, R., & Kasmiruddin. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Bagian Service Pada PT.United Tractor TBK Pekan Baru. JOM FISIP, 3(1), 1–15.

Inbar, N. R. D., Astuti, E. S., & Sulistyo, M. C. W. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Dan Semangat Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PDAM Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 58(2), 84–92.

Jain, R., & Kaur, S. (2016). Impact of Work Environment on Job Satisfaction. International Journal of Scientific and Research Publications, 1(1), 2250– 3153.

Jannah, N. B., Sujana, I. N., & Zukhri, A. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Komunikasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Bali Maya Permai Negara Jembrana. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 10(1), 316–325.

Jaya, I. G. M. K., Sudibya, I. G. A., & Sudharma, I. N. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Serta Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Pegawa Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Unud, 6(2), 2337–3067.

Karademir, T., Karakaya, E. Y., & Sirin, Y. (2016). Physical Education Teachers Preceptions of Organizational Culture and Communications in Educational Instituitions. Journal of Physical Education and Sport, 14(4), 637–642.

Maduka, C. E., & Okafor, O. (2015). Effect of Motivation on Employee Productivity: A Study Of Manufacturing Companies in Newi. International Journal of Managerial Studies and Research (IJMSR), 2(7), 137–147.

Maslichah, N. I., & Hidayat, K. (2017). Pengaruh Work-life Balance dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis, 49(1), 60–68.

Mudasir, Adiswisastra, Y., Hubeis, M., & Sulistyani, D. (2015). The Effect of Leadership, Communication, and Discipline of the Population Administration Services in Palembang. Scientific Research Journal (SCIRJ), 2(8), 28–34.

Nuraini., Indarti, S., & Marzolina. (2015). Pengaruh lingkungan kerja dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara V Cabang Kebun Inti Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jom Fekon, 2(1), 1–15.

Octaviani, L. P., & Suana, I. W. (2019). Pengaruh Motivasi, Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja Karyawan Bello Desain Di Singaraja. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(12), 7115–7133.

Ololube, P. N. (2015). Teachers Job Satisfaction and Motivation for School Effectiveness: An Assessment. International Journal of Helsinki Finlandia University, 18(9), 1–19.

Omollo, P. A. (2015). Effect of motivation on employee performance of commercial banks in Kenya: A case study of Kenya Commercial Bank in Migori Country. International Journal of Human Resource Studies, 5(2), 87– 103.

Putra, P. W. G. S., & Suwandana, I. G. M. (2019). Pengaruh Motivasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja Pegawai Bappeda Litbang Provinsi Bali. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(5), 2973–2998.

Riyanto, S., Sutrisno, A., & Ali, H. (2017). The Impact of Working Motivation and Working Environment on Employees Performance in Indonesian Stock Exchange. Econ Jurnals, 7(3), 342–348.

Shidhaye, R. V., Divekar, D. S., Goel, G., & Shidhaye, R. (2015). Influence Of Working Condition On Job Satisfaction In Indian Anesthesiologists: A Cross Sectional Survey. Indian Institute Of Public Health Journal, 15(1), 30–37.

Shonubi, A. O., & Akintaro, A. A. (2016). The Impact of Effective Communication On Organizational Performance. The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, 3(3), 1904–1914.

Sumampouw, E. S., Sumayku, S. M., & Kalangi, J. A. F. (2016). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Bank Tabungan Negara, TBK. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 4(1), 1–9.

Swandono, S. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kinerja Karyawan (Bagian Produksi Minyak Kelapa Sawit PT. Mitra Unggul

Pusaka Segati Pelalawan Riau). JOM FISIP, 3(2), 1–13.

Syamsudin, & Bachtiar, T. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Terhadap Semangat Kerja Divisi Produksi Karyawan Pada PT. Utama Gas Multi Perkasa Cabang Serang. Jurnal Sains Manajemen, 4(1), 36–45.

Syamsuri, P. (2017). The Influence of Organizational Culture, Work Motivation, and Organizational Commitment to the Performance of Principals. Indonesian Journal of Educational Review, 4(1), 1–8.

Tiwari, U. (2015). A Study On Employee Morale And Its Impact On Employee Efficiency At Jaypee Cement Plant Rewa (M.P.). International Monthly Refreed Journal of Research in Management and Technology, 3(11), 1–7.

Utamajaya, I. D. G. A. P., & Ayu Sriathi, A. A. (2015). Pengaruh Motivasi, Komunikasi, Serta Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Fuji Jaya Motor Gianyar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(6), 1504–1524.

Widani, N. L. S. (2018). Pengaruh Kompensasi Dan Komunikasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Hotel Puri Dajuma Resort. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 10(1), 2599–1418.

Yasa, I. K. M. S., & Wibawa, I. M. A. (2015). Pengaruh Kompensasi Finansial, Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Semangat Kerja Karyawan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(3), 750–763.

Zahari, M. (2015). Pengaruh Motivasi Terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi. EKSIS: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 6(1), 47–57.

2495