PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM INDEKS KOMPAS 100
on
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.9, 2016:5369-5397
ISSN : 2302-8912
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM INDEKS KOMPAS 100
Juanita Bias Dwialesi1
2
Ni Putu Ayu Darmayanti2
1,2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pasar modal tengah mengambil perhatian masyarakat Indonesia. Investasi saham memiliki peminat terbanyak. Motivasi utama investor adalah return. Faktor internal yang mempengaruhi return adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Price to Book Value (PBV) dan ukuran perusahaan. Faktor eksternal yang mempengaruhi return adalah tingkat suku bunga SBI. Tujuan penelitian untuk mengetahui signifikansi pengaruh DER, ROA, PBV, ukuran perusahaan dan tingkat suku bunga SBI terhadap return saham. Penelitian dilakukan pada perusahaan indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Jenis data kuantitatif, bersumber dari situs www.idx.co.id dan www.bi.go.id. Sampel berjumlah 57 perusahaan dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan metode observasi non partisipan. Regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis. Hasil analisis menujukkan variabel DER, ROA dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan indeks Kompas 100 periode 2012-2014 sedangkan variabel PBV dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
Kata kunci: DER, ROA, PBV, ukuran perusahaan, tingkat suku bunga SBI, return saham.
ABSTRACT
Stock investment is atracting most people. Returns are the motivation for invevstors. Internal matters which will affected the returns are DER, ROA, PBV and firm size. External matters is the SBI rate. The aim of this research is determining the significance of the influence of DER, ROA, PBV, firm size and the SBI rate on stock returns. The study was conducted on the company of index Kompas 100 from 2012-2014. The data type is quantitive sourced from the www.idx.co.id and www.bi.go.id. The samples are picked from 57 companies chosen by purposive sampling technique. The collecting data using non-participant observation method. Multiple linear regression was used as an analytical tool. Results of the analysis showed that DER, ROA and SBI interest rate do not have significant effect on stock returns Kompas 100 index, while PBV and firm size have a significant effect on stock returns index KOMPAS 100 2012-2014.
Keywords: DER, ROA, PBV, firm size, SBI interest rate, stock return.
PENDAHULUAN
Perekonomian Indonesia kini tengah berkembang pesat. Perkembangan ekonomi Indonesia mendapat sumbangan kontribusi yang cukup besar dari sektor pasar modal. Bertemunya pihak kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dan tempat terjadinya kegiatan investasi disebut pasar modal. Sektor pasar modal dapat menjadi penggerak ekonomi kreatif dan UKM karena dari sinilah para pebisnis dapat memperoleh modal yang cukup besar melalui kegiatan investasi. Selain sektor perbankan yang memberikan layanan menabung, pasar modal juga memiliki peran serupa. Bahkan risiko yang timbul dari adanya fungsi tabungan di pasar modal lebih kecil atau tidak ada dibandingkan menabung di bank.
Kegiatan investasi dapat dijadikan alternatif bagi wirausahawan yang tidak memiliki modal cukup di awal, dengan mengorbankan sebagian kekayaan yang seharusnya dapat dikonsumsi saat ini untuk ditanamakan di pasar modal namun di masa depan kekayaan yang dikorbankan tersebut akan memberikan pengembalian atau return yang dapat dijadikan modal suatu usaha. Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang mendapatkan informasi mengenai betapa bermanfaat dan sangat membantunya peran pasar modal dalam memperbaiki kondisi perekonomian baik individu maupun institusi.
Pasar modal juga memberikan kemudahan dalam bertransaksi karena pembeli dan penjualnya tidak perlu betemu langsung berkat adanya sistem perdangangan yang
telah terkomputerisasi. Informasi yang dibutuhkan investor dalam bertransaksipun dapat dengan mudah diakses secara gratis karena semua biaya ditanggung oleh pasar modal. Investor dapat memanfaatkan peran pasar modal sebagai penyimpan kekayaan hingga saat diperlukan dapat dipergunakan kembali. Kekayaan tersebut dapat dilikuidasi kapanpun saat investor memerlukan tanpa adanya risiko seperti aktiva lainnya. Pasar modal juga turut membantu pembangunan sarana dan prasarana di Indonesia melalui dana yang dihimpun investor (masyakarat).
Menurut Tandelilin (2010) investasi adalah kesediaan menanamkan sejumlah dana atau sumber daya saat ini dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Investasi saham menjadi salah satu yang paling diminati dari berbagai jenis instrumen yang ditawarkan di pasar modal. Saham merupakan surat kepemilikan dimana investor yang membeli berarti memiliki hak atas sebagian kekayaan perusahaan. Investor saham biasa dapat berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham terkait pengambilan keputusan demi kelangsungan hidup perusahaan. Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki beberapa kategori indeks saham, salah satunya indeks Kompas 100.
Indeks Kompas 100 merupakan bentuk kerjasama BEI dengan koran Kompas. Berdasarkan total nilai kapitalisasi pasar di BEI, indeks Kompas 100 mewakilkan 7080 persennya. Indeks Kompas 100 memuat 100 saham yang merupakan cakupan dari seluruh sektor/industri yang diperdagangkan di BEI dan diperbaharui tiap enam bulan
sekali (id.wikipedia.org). Bagi investor dan manajer investasi, indeks Kompas 100 diharapkan mampu memberikan gambaran pergerakan pasar saham.
Return adalah motivasi utama investor dalam berinvestasi. Investor yang telah rela menanamkan sebagian kekayaannya untuk diinvestasikan mengharapkan return sebagai hal yang paling utama. Menurut Jones (2014), return investasi memiliki dua komponen, yakni yield dan capital gain (loss). Yield adalah aliran kas berkala dan capital gain (loss) adalah keuntungan yang diperoleh dari adanya apresiasi (depresiasi) harga saham. Return memiliki bentuk realisasi (telah terjadi) atau ekspektasi (diharapkan terjadi) (Sari, 2012). Return realisasi dihitung menggunakan data historis dan fungsinya mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi merupakan dasar penentuan return.
Investor yang rasional perlu menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi return saham. Analisis tersebut terbagi menjadi dua, yakni analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada prosesnya, analisis teknikal memerlukan data historis volume penjualan dan harga saham. Analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui nilai intrinsik saham. Analisis fundamental menurut Jones (2014) terdiri dari tiga tahap, yakni analisis ekonomi, analisis industri dan analisis perusahaan.
Analisis ekonomi memberikan jawaban bagi investor beberapa negara atau dalam negeri yang akan dipilih untuk berinvestasi. Analisis industri bertujuan untuk membantu investor menentukan industri apa saja yang menguntungkan dan berprospek baik. Analisis perusahaan bertujuan untuk membantu investor
menentukan perusahaan apa saja dalam suatu industri terpilih yang berprospek baik. Berdasarkan ketiga tahapan analisis fundamental tersebut, penelitian ini menggunakan lima variabel independen yang mempengaruhi return saham, yakni Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Price to Book Value (PBV), ukuran perusahaan dan tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pemgaruh variabel DER, ROA, PBV, ukuran perusahaan dan tingkat suku bunga SBI terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
DER mengukur sejauh mana modal perusahaan dibiayai oleh pinjaman. Utang perusahaan yang tinggi akan menyebabkan perusahaan tersebut mendapat penilaian yang buruk dari investor. Penilaian yang buruk akan menyebabkan investor kurang berminat melakukan pembelian saham maka harga saham mengalami penurunan dan return yang diterima investor juga menurun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012), Arista (2012) dan Novitasari (2013) DER terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
ROA mengukur seberapa besar perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki mampu memperoleh laba. Semakin besar perusahaan menghasilkan laba, semakin baik pula penilaian investor. Penilaian yang baik akan menarik investor melakukan pembelian saham maka harga saham naik dan return yang diterima investor meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Malintan (2010), Aziz (2012)
dan Prabowo (2013) ROA terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
PBV memberikan perbandingan harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Harga saham yang semakin tinggi di pasar akan mendapat penilaian baik dari investor. Penilaian yang baik akan menarik investor melakukan pembelian saham sehingga harga saham meningkat dan return yang diterima investor meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arista (2012), Putri (2012) dan Sugiarto (2011) PBV terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Besar kecilnya perusahaan menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva digunakan untuk memproksikan ukuran perusahaan. Jika aktiva yang dimiliki perusahaan makin besar, investor akan memberikan nilai yang baik. Investor akan tertarik melakukan pembelian saham menyebabkan harga saham meningkat dan return yang diterima investor meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adiwiratama (2010), Acheampong, dkk. (2014) dan Sundari (2014) ukuran perusahaan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Tingkat suku bunga SBI adalah instrumen yang digunakan BI dalam menstabilkan nilai rupiah. Mekanisme pelelangan SBI menggunakan acuan BI rate. BI rate yang semakin tinggi, menyebabkan investor akan beralih investasi dari sektor pasar modal ke investasi sektor perbankan. Menurunnya minat investor untuk berinvestasi di pasar modal akan berdampak pada penurunan harga saham dan menyebabkan return untuk investor menurun. Hasil penelitian Aziz (2012), Riantani
dan Tambunan (2013) serta Yulianti (2014) mengatakan tingkat suku bunga SBI terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
Atas dasar penelitian terdahulu dan teori yang ada, hipotesis adalah sebagai berikut:
H1: DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
H2: ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
H3: PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
H5: Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
METODE PENELITIAN
Lingkup penelitian adalah perusahaan indeks Kompas 100 di BEI periode 2012-2014. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa utang jangka panjang, modal sendiri, laba bersih, total aktiva, nilai buku per lembar saham dan harga saham (closing price) dan dianalisis secara statistik. Sumber data adalah sekunder, yaitu dokumen laporan keuangan berupa rasio-rasio keuangan perusahaan indeks Kompas 100 dan data tingkat suku bunga SBI periode 2012-2014 yang didapat dari situs BEI www.idx.co.id dan situs BI www.bi.go.id.
Variabel terikat (Y) adalah return saham indeks Kompas 100 di BEI periode 2012-2014. Return saham adalah tingkat pengembalian yang diperoleh investor dari
kegiatan investasi dan dinyatakan dalam satuan. Return saham terdiri atas yield dan capital gain. Konsep capital gain atau perbedaan closing price sekarang dengan closing price sebelumnya dibagi closing price sebelumnya digunakan karena tidak semua perusahaan membayarkan dividen secara rutin. Harga saham yang digunakan adalah closing price. Menurut Jogiyanto (2013) return saham dirumuskan:
n . 1Pt-(Pt-1)
(1)
Return saham = (Pt-1)
Keterangan :
Pt = harga saham (closing price) periode t (saat ini) Pt-1 = harga saham (closing price) periode lalu (t-1)
Variabel bebas (X) adalah DER (X1), ROA (X2), PBV (X3), ukuran perusahaan (X4) dan tingkat suku bunga SBI (X5).
Variabel bebas (X1) pertama adalah rasio DER pada indeks Kompas 100 di BEIperiode 2012-2014. DER adalah rasio solvabilitas yakni ukuran sebesar apa modal perusahaan dibiayai utang. DER didefinisikasn sebagai total utang dibandingkan modal sendiri yang dinyatakan dalam rasio, untuk mengetahui besarnya penggunaan utang jangka panjang dibandingkan modal sendiri. Variabel DER dihitung menggunakan rumus (Wiagustini, 2010):
DER _Jumlah UtangJangka Panjang
Jumlah Modal Sendiri
(2)
Variabel bebas (X2) kedua adalah rasio ROA pada indeks Kompas 100 di BEI periode 2012-2014. ROA adalah rasio profitabilitas, yakni semampu apa perusahaan memperoleh laba. ROA didefinisikan sebagai semampu apa perusahaan
menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki dan dinyatakan dalam satuan tingkat
presentase. Variabel ROA dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus (Jones,
2014):
LabaBersih Penjualan
(3)
ROA = ---:—I-- X --— X 100%
Penjualan TotalAktiva
Variabel bebas (X3) ketiga adalah rasio PBV pada indeks Kompas 100 di BEI
periode 2012-2014. PBV termasuk dalam rasio penilaian pasar, yaitu rasio yang
mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi perusahaan. PBV didefinisikan sebagai
rasio pengakuan pasar terhadap nilai buku saham yang dinyatakan dalam satuan
rupiah.Variabel PBV dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Wiagustini
(2010):
PBV =
Harga Saham
Nilai Buku per Lembar Saham
(4)
Variabel bebas (X4) keempat adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan termasuk dalam rasio aktivitas usaha. Ukuran perusahaan didefinisikan sebagai ukuran besar kecilnya perusahaan yang proksinya menggunakan total aktiva yang dipunyai perusahaan dan dinyatakan dalam jutaan rupiah. Variabel ukuran perusahaan diproksikan dengan total aktiva sehingga dapat dirumuskan:
Ukuran perusahaan = Total Aktiva...............................................(5)
Variabel bebas (X5) kelima adalah tingkat suku bunga SBI. Surat berharga sebagai pengakuan utang terbitan Bank Indonesia disebut Sertifikat Bank Indonesia dengan sistem diskonto. Tingkat suku bunga SBI dalam penelitian ini menggunakan mekanisme BI rate yang dinyatakan dalam satuan tingkat presentase. Variabel tingkat
suku bunga SBI yang menggunakan acuan BI rate dalam selama periode 2012-2014 dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan:
Tingkat suku bunga SBI = rata-rata BI rate 1 bulana….........(6)
Populasi penelitian adalah 100 saham perusahaan indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Kriteria penentuan sampel adalah: (a) perusahaan konsisten terdaftar dalam indeks Kompas 100 periode 2012-2014, (b) perusahaan mempunyai data yang dibutuhkan secara lengkap. Berdasarkan proses seleksi, diperoleh 57 perusahaan sebagai sampel penelitian. Total sampel selama tiga tahun periode penelitian adalah 171 amatan. Tabel 1 menyajikan kriteria penentuan sampel.
Tabel 1
Kriteria Penentuan Sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan konsisten terdaftar dalam indeks Kompas 100 periode 2012-201458
Perusahaan mempunyai data yang dibutuhkan secara lengkap57
Sumber: data diolah, 2015
Metode pengumpulan data adalah observasi non partisipan, yakni mencatat data dari dokumen berupa laporan keuangan perusahaan. Regresi linier berganda menjadi alat analisis untuk mendapat arah positif atau negatif serta besarnya pengaruh kelima variabel bebas terhadap return saham. Model regresi harus lolos uji asumsi klasik terlebih dahulu barulah layak digunakan untuk analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis statistik deskriptif yang menggambarkan keenam variabel disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation | |
DER |
171 .20 |
12.15 |
2.1264 |
2.54812 |
ROA |
171 -11.85 |
71.51 |
8.1195 |
9.11844 |
PBV |
171 .23 |
46.63 |
3.3417 |
5.77564 |
Ukuran_Perusahaan |
171 1799.9 |
855039.7 |
66569.2 |
144284.5 |
SBI |
171 5.77 |
7.54 |
6.5967 |
.72943 |
Return_Saham |
171 -.90 |
2.08 |
.1091 |
.45508 |
Valid N (listwise) |
171 |
Sumber: data diolah, 2015
Tabel 2 menunjukkan jumlah data sebanyak 171 sampel. Variabel DER memiliki nilai terendah adalah sebesar 0,20 yaitu pada perusahaan PP London Sumatera Tbk. di tahun 2012 dan 2014 serta rasio solvabilitas DER tertinggi adalah sebesar 12,15 pada perusahaan Bank Bukopin Tbk. di tahun 2012. Nilai rata-rata variabel DER yaitu sebesar 2,1264. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata utang perusahaan yang ada dalam sampel adalah sebesar 2,1264 kali dibandingkan dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Artinya, banyak perusahaan yang lebih besar penggunaan utang jangka panjang eksternalnya dibandingkan memanfaatkan modal sendiri dalam pendanaan perusahaan. Standar deviasi DER sebesar 2,54812. Penyimpangan distribusi nilai variabel DER pada perusahaan indeks Kompas 100 dari rata-ratanya adalah sebesar 2,54812.
Variabel ROA yang terendah adalah sebesar -11,85 persen yaitu pada perusahaan Trada Maritime Tbk. di tahun 2014 serta rasio profitabilitas ROA tertinggi adalah sebesar 71,51 persen pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk. di tahun 2013. Nilai rata-rata variabel ROA yaitu sebesar 8,1195 persen. Artinya, rata-rata perusahaan dalam sampel dapat memperoleh laba bersih sebesar 8,1195 persen dari keseluruhan aktiva milik perusahaan. Laba yang positif artinya kinerja perusahaan baik. Standar deviasi ROA sebesar 9,11844 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan distribusi nilai variabel ROA pada perusahaan indeks Kompas 100 dari rata-ratanya adalah sebesar 9,11844.
Vairabel PBV yang terendah adalah sebesar 0,23 yaitu pada perusahaan Indika Energy Tbk. di tahun 2014 serta rasio penilaian pasar PBV tertinggi adalah sebesar 46,63 yaitu pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk. di tahun 2013. Nilai rata-rata variabel PBV yaitu sebesar 3,3417. Artinya, rata-rata harga saham sebesar 3,3417 kali dibandingkan dengan nilai buku per lembar saham. Angka rata-rata variabel PBV >1 artinya harga saham di pasar lebih besar dari nilai buku per lembar saham dan terjadi pertumbuhan nilai perusahaan. Standar deviasi PBV sebesar 5,77564. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan distribusi nilai variabel PBV pada perusahaan indeks Kompas 100 dari rata-ratanya adalah sebesar 5,77564.
Perusahaan yang memiliki total aktiva yang menggambarkan ukuran perusahaan terkecil adalah sebesar 1.799,9 atau sebesar 1.799.882 (dalam jutaan rupiah) pada perusahaan Malindo Feedmill Tbk. 2012 dan perusahaan yang memiliki
total aktiva yang menggambarkan ukuran perusahaan terbesar adalah sebesar 855.039,7 atau sebesar 855.039.673 (dalam jutaan rupiah) pada perusahaan Bank Mandiri Tbk. di tahun 2014. Nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan yang dinyatakan dalam total aktiva yaitu sebesar 66.569,2 atau sebesar 66.569.153 (dalam jutaan rupiah).
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dalam sampel rata-rata memiliki total aktiva sebesar 66.569.153 (dalam jutaan rupiah) setiap tahunnya selama periode 2012-2014. Standar deviasi total aktiva adalah sebesar 144.284,5. Artinya, penyimpangan distribusi nilai variabel ukuran perusahaan pada perusahaan indeks Kompas 100 dari rata-ratanya adalah sebesar 144.284,5.
Variabel tingkat suku bunga SBI yang menggunakan BI rate sebagai acuan memiliki tingkat terendah yaitu sebesar 5,77 persen di tahun 2012 dan tingkat tertinggi yaitu sebesar 7,54 persen di tahun 2014. Nilai rata-rata BI rate selama periode penelitian 2012-2014 adalah sebesar 6,5967 persen. Standar deviasi dari BI rate adalah sebesar 0,72943 persen.
Variabel return saham didapatkan nilai minimum sebesar -0.90 persen yang diperoleh dari perusahaan Astra Internasional Tbk. pada tahun 2012 dan nilai maksimum variabel return saham adalah sebesar 2,08 persen yang diperoleh dari perusahaan PP Persero Tbk. pada tahun 2014. Nilai rata-rata variabel return saham yaitu sebesar 0,1091 persen. Standar deviasi return saham sebesar 0,45508. Artinya,
penyimpangan distribusi nilai variabel return saham pada perusahaan indeks Kompas 100 dari rata-ratanya adalah sebesar 0,45508.
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan tidak ada bias dalam pengujian. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Variabel DER, ROA, PBV, ukuran perusahaan dan tingkat suku bunga SBI berdistribusi normal karena nilai Asymp sig (2-tailed) = 0,119 lebih besar dari α = 0,05.
Uji autokorelasi adalah uji untuk mendeteksi korelasi antara residual satu pengamatan dengan pengamatan lain. Durbin-Watson digunakan dalam uji autokorelasi. Tabel 3 memperlihatkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,909 dengan sampel sebanyak 171 dan 5 variabel independen. Nilai Du – 1,7023 dan dL = 2,2977. Karena nilai Durbin-Watson terletak di tengah batas bawah dan batas atas artinya tidak ada gejala autokorelasi.
Tabel 3
Nilai Durbin-Watson
Batas Bawah Durbin-Watson Batas Atas
(dU) = 1,7023 1,909 (4-dU) = 2,2977
Sumber: data diolah, 2015
Uji multikolinearitas adalah uji untuk mendeteksi korelasi antarvariabel bebas. Nilai tolerance dan nilai Variance of Inflation Factor (VIF) digunakan untuk mendeteksi korelasi antarvariabel bebas. Tabel 4 menyajikan hasil uji multikolinearitas.
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model |
Tolerance |
VIF |
DER |
.726 |
1.378 |
ROA |
.830 |
1.205 |
PBV |
.878 |
1.139 |
Ukuran_Perusahaan |
.724 |
1.382 |
SBI |
.973 |
1.027 |
Sumber: data diolah, (2015)
Nilai tolerance dari variabel DER, ROA, PBV, ukuran perusahaan dan tingkat suku bunga SBI ≥ 0,10 atau nilai VIF dari kelima variabel bebas tersebut ≤ 10, model regresi bebas multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi ketidaksamaan varians dari residual untuk semua pengamatan. Uji glejser tujuannya mendeteksi gejala heteroskedastisitas. Uji glejser adalah meregresikan variabel bebas terhadap absolut residual. Tabel 5 menyajikan hasil uji heteroskedastisitas.
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model |
Sig. |
(Constant) |
.148 |
DER |
.527 |
ROA |
.569 |
PBV |
.317 |
Ukuran_Perusahaan |
.675 |
SBI |
.915 |
Sumber: data diolah, 2015
Nilai signifikansi kelima variabel bebas > α = 0,05 artinya model regresi lolos uji heteroskedastisitas.
Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) |
-.512 |
.316 |
-1.618 |
.108 | |
DER |
-.017 |
.015 |
-.096 |
-1.120 |
.265 |
ROA |
.006 |
.004 |
.120 |
1.492 |
.138 |
PBV |
.050 |
.018 |
.209 |
2.686 |
.008 |
Ukuran_Perusahaan 6.615E-10 |
.000 |
.210 |
2.442 |
.016 | |
SBI |
.066 |
.046 |
.105 |
1.423 |
.157 |
Sumber: data diolah, (2015)
Berdasarkan Tabel 6, disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = - 0,512 - 0,017 X1 + 0,006 X2 + 0,050 X3 + 6,615E-10 X4 + 0,066 X5 Ui......(7)
Keterangan:
Ŷ= return saham
X1= DER
X2= ROA
X3= PBV
X4= ukuran perusahaan
-
X5= tingkat suku bunga SBI
Ui= faktor gangguan stokastik pada observasi / pengamatan yang ke-i
Tabel 6 menunjukkan arah kelima variabel bebas terhadap variabel terikat. α =
-
-0,512 artinya besarnya return saham pada saat variabel DER, ROA, PBV, ukuran perusahaan dan tingkat suku bunga SBI sama dengan nol.
β1 = -0,017, artinya bila nilai variabel DER meningkat 1 persen, return saham menurun 0,017 persen. Sebaliknya, bila nilai variabel DER menurun 1 persen, return saham meningkat 0,017 persen.
β2 = 0,006, artinya bila nilai variabel ROA meningkat 1 persen, return saham meningkat 0,006 persen. Sebaliknya, bila nilai variabel ROA menurun 1 persen, return saham menurun 0,006 persen.
β3 = 0,050, artinya bila nilai variabel PBV meningkat 1 satuan, return saham meningkat 0,050 persen. Sebaliknya, bila nilai variabel PBV menurun 1 satuan, return saham menurun 0,050 persen.
β4 = 6,615E-10, artinya bila nilai variabel ukuran perusahaan meningkat 1 satuan, return saham meningkat 6,615E-10 persen. Sebaliknya, bila nilai variabel ukuran perusahaan menurun 1 satuan, return saham menurun 6,615E-10 persen.
β5 = 0,066, artinya bila nilai variabel tingkat suku bunga SBI meningkat 1 persen, return saham meningkat 0,066 persen. Sebaliknya, bila nilai variabel tingkat suku bunga SBI menurun 1 persen, return saham menurun 0,066 persen.
Uji t tujuannya mendeteksi besarnya pengaruh kelima variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Berdasarkan Tabel 6, probabilitas DER (X1)=0,265 lebih besar dari α=0,05, artinya DER berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014 dengan arah negatif -0,017. Oleh karena statistik uji jatuh pada daerah penerimaan H0 (thitung lebih kecil sama dengan
ttabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak. DER secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
Berdasarkan Tabel 6, probabilitas ROA (X2)=0,138 lebih besar dari α=0,05, artinya ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014 dengan arah positif 0,006. Oleh karena statistik uji jatuh pada daerah penerimaan H0 (thitung lebih kecil sama dengan ttabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak. ROA secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
Berdasarkan Tabel 6, probabilitas PBV (X3)=0,008 lebih kecil dari α=0,05, artinya PBV berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014 dengan arah positif 0,050. Oleh karena statistik uji jatuh pada daerah penolakan H0 (thitung lebih besar dari ttabel) maka H0 ditolak dan H1 diterima. PBV secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
Berdasarkan Tabel 6, probabilitas ukuran perusahaan (X4)=0,016 lebih kecil dari α=0,05, artinya ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014 dengan arah positif 6,615E-10. Oleh karena statistik uji jatuh pada daerah penolakan H0 (thitung lebih besar dari ttabel) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ukuran perusahaan secara parslail berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
Berdasarkan Tabel 6, probabilitas tingkat suku bunga SBI (X5)=0,157 lebih besar dari α=0,05, artinya tingkat suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014 dengan arah positif 0,066. Hasil uji statistic jatuh pada daerah penerimaan H0 (thitung lebih kecil sama dengan ttabel) maka H0 diterima dan H1 ditolak Tingkat suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014.
Tabel 7 Uji F
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
Regression |
4.199 |
5 |
.840 |
4.469 |
.001a |
Residual |
31.008 |
165 |
.188 | ||
Total |
35.207 |
170 |
Sumber: data diolah, (2015)
Berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa Fhitung = 4,469 sedangkan Ftabel = (51)(171-5) = 2,426. Oleh karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka secara bersama-sama variabel DER, ROA, PBV, ukuran perusahaan dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 20122014.
Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa DER mempengaruhi return saham sebesar 0,096 persen dengan arah negatif -0,017. Tingkat signifikansi=0,265 > α=0,05, artinya DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Hasil penelitian tidak mendukung penelitian Putri (2012), Arista (2012) dan Novitasari (2013) tetapi mendukung penelitian
Kusumo (2011), Budialim (2013) serta Komala dan Nugroho (2013) dengan hasil DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
DER yang tinggi artinya komposisi modal sendiri lebih sedikit daripada total utang pada pihak kreditur. Tingginya modal yang dibiayai utang akan mengakibatkan perusahaan lebih berisiko tidak mampu membayar utang-utangnya. Peristiwa tersebut akan mengurangi keinginan investor melakukan pembelian saham perusahaan dan menyebabkan harga saham turun. Turunnya harga saham akan menurunkan return saham. DER berpengaruh tidak signifikan disebabkan oleh perbandingan modal sendiri dan modal yang dibiayai utang bukan hanya pengaruh kinerja manajemen, tetapi faktor lainnya maka DER tidak menjadi acuan investor dalam berinvestasi.
Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa ROA mempengaruhi return saham sebesar 0,120 persen dengan arah positif 0,006. Tingkat signifikansi=0,138 > α=0,05, artinya ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Hasil penelitian tidak mendukung penelitian Malintan (2010), Aziz (2012) dan Prabowo (2013) tetapi mendukung penelitian Arista (2012), Novitasari (2013) dan Budialim (2013) dengan hasil ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
ROA yang tinggi artinya perusahaan berkemampuan baik menghasilkan laba. Demikian adanya investor akan tertarik melakukan pembelian saham dan harga saham akan naik. Peningkatan harga saham akan berdampak pada peningkatan return saham yang diperoleh investor. ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap return
saham, artinya perusahaan dengan tingkat ROA yang baik tidak menjadi acuan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa PBV mempengaruhi return saham sebesar 0,209 persen dengan arah positif 0,050. Tingkat signifikansi=0,008 < α=0,05, artinya PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Hasil penelitian mendukung penelitian Sugiarto (2011), Putri (2012) dan Arista (2012) dengan hasil PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
PBV yang tinggi artinya nilai saham tersebut di pasar lebih tinggi daripada nilai buku per lembar. Saham yang tinggi harganya di pasar akan dianggap baik di mata investor. Investor akan tertarik melakukan pembelian saham apabila maka harga saham meningkat dan return saham meningkat. PBV berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014, artinya investor menjadikan rasio PBV sebagai salah satu dasar pertimbangan keputusan investasi saham.
Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi return saham sebesar 0,210 persen dengan arah positif 6,615E-10. Tingkat signifikansi=0,016 < α=0,05, artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Hasil penelitian mendukung penelitian Adiwiratama (2010), Acheampong, dkk. (2014) dan Sundari (2014) dengan hasil ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Ukuran perusahaan salah satunya ditunjukkan oleh total aktiva. Total aktiva dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya serta menjadi penilaian baik bagi investor bahwa perusahaan tersebut memiliki finansial memadai. Investor akan tertarik melakukan pembelian sahan dan harga saham akan naik sehingga return yang diterima investor meningkat. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014, artinya investor menjadikan besar kecilnya ukuran perusahaan sebagai salah satu dasar pertimbangan keputusan investasi saham.
Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SBI mempengaruhi return saham sebesar 0,105 persen dengan arah positif 0,066. Tingkat signifikansi=0,157 > α=0,05, artinya tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham perusahaan indeks Kompas 100 periode 20122014. Hasil penelitian tidak mendukung penelitian Aziz (2012), Riantani dan Tambunan (2013) dan Yulianti (2014) tetapi mendukung penelitian Sari, dkk. (2013), Halim (2013) dan Jatirosa (2014) dengan hasil tingkat suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.
SBI adalah surat pengakuan utang terbitan Bank Indonesia yang diperjualbelikan dengan sistem diskonto. Acuan pelelangan yang digunakan adalah BI rate. Kenaikan BI rate dapat mendorong harga saham ke bawah, karena investor akan cenderung memilih sektor perbankan daripada sektor pasar modal. Tingkat suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100
periode 2012-2014, artinya tingkat suku bunga SBI tidak menjadi patokan investor dalam keputusan berinvestasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Pembahasan di atas memberikan kesimpulan sebagai berikut:
-
1) DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. DER yang negatif terhadap return saham artinya utang perusahaan terhadap pihak kretidur tinggi menyebabkan penilaian dari investor semakin buruk dan menurunkan minat investor membeli saham tersebut. Penurunan permintaan saham akan berdampak pada penurunan harga saham dan return yang diterima oleh investor juga akan menurun. DER yang tidak signifikan terhadap return saham artinya investor cenderung tidak mempertimbangkan DER dalam membuat keputusan berinvestasi.
-
2) ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. ROA yang positif terhadap return saham artinya semakin tinggi perusahaan menghasilkan laba, semakin baik pula penilaian investor terhadap saham tersebut. Penilaian yang baik dari investor akan menarik investor melakukan pembelian saham dan harga saham akan naik sehingga return saham yang diterima investor meningkat. ROA yang tidak signifikan terhadap return saham artinya investor cenderung tidak mempertimbangkan ROA dalam membuat keputusan berinvestasi.
-
3) PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. PBV yang positif terhadap return saham artinya tingginya harga saham di pasar akan meningkatkan minat investor melakukan pembelian saham tersebut dan berdampak pada kenaikan harga saham sehingga return yang diterima investor meningkat. PBV yang signifikan terhadap return saham artinya investor menggunakan variabel PBV sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam membuat keputusan berinvestasi.
-
4) Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Ukuran perusahaan positif terhadap return saham artinya semakin besar aktiva perusahaan, semakin baik penilaian investor dan meningkatkan minat investor melakukan pembelian saham tersebut. Peningkatan permintaan saham menyebabkan harga saham naik sehingga return yang diterima investor meningkat. Ukuran perusahaan yang signifikan terhadap return saham artinya investor menggunakan variabel ukuran perusahaan sebagai salah satu acuan pengambilan keputusan berinvestasi.
-
5) Tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014. Tingkat suku bunga SBI yang positif terhadap return saham artinya kenaikan BI rate bergerak searah dengan peningkatan return saham. Tingkat suku bunga SBI tidak signifikan terhadap return saham artinya investor cenderung tidak mempertimbangkan tingkat suku bunga SBI dalam membuat keputusan berinvestasi.
Bagi investor dan manajemen hendaknya memperhatikan bahwa variabel PBV dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 periode 2012-2014, yang artinya kedua PBV dan ukuran perusahaan paling umum dijadikan dasar acuan bagi investor ketika akan membuat keputusan berinvestasi. Variabel lainnya yakni DER, ROA, dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh tidak signifikan artinya investor tidak selalu menjadikan variabel tersebut sebagai dasar pertimbangan dalam membuat keputusan berinvestasi.
Praktisi keuangan juga disarankan untuk mempertimbangkan analisis ekonomi dan analisis industri dalam melakukan analisis fundamental sehingga mendapatkan keputusan berinvestasi yang tepat. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambahkan satu atau lebih variabel berdasarkan analisis ekonomi, analisis industri maupun analisis perusahaan yang lebih mempengaruhi return saham, seperti price earning ratio dan earning per share.
REFERENSI
Acheampong, Prince., Agalega, Evans dan Shibu, Albert Kwabena. 2014. The Effect of Financial Leverage and Market Size on Stock Returns on the Ghana Stock Exchange: Evidence from Selected Stocks in the Manufacturing Sector. Dalam International Journal of Financial Research, 5(1).
Adiwiratama, Jundan. 2010. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 2(1).
Akhtar, Tahir dan Rashid, Kashif. 2015. The Relationship between Portofolio Returns and Market Multiples: A Case Study of Pakistan. Dalam Oeconomics of Knowledge, 7(3): h:2-28.
Arista, Desy. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI Periode Tahun 2005-2009). Dalam Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, 3(1).
Aziz, Nini Safitri. 2012. Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap Return Saham Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Periode 2003-2010). Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar.
Bank Indonesia. 2015. Data BI Rate Berdasarkan Hasil Rapat Dewan Gubernur. http://www.bi.go.id/moneter/bi-rate/data/Default.aspx. Diunduh tanggal 4 September 2015.
Boyer, M. Martin dan Filion, Didier. 2004. Common and Fundamental Factors in Stock Returns of Canadian Oil and Gas Companies. Dalam Cenre Interuniversitaire de Recherche en Analyse des Organisations, 2004s-62.
Budialim, Giovanni. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Risiko terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Consumer Goods di BEI Periode 2007-2011. Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1).
Bursa Efek Indonesia. 2015. Laporan Keuangan Tahunan. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.aspx. Diunduh
tanggal 4 Agustus 2015.
------. 2010. Indeks: Indeks Kompas 100. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/indeks.aspx. Diunduh tanggal 4 September 2015.
Chairatanawan, Yongyoot. 2008. Predictive Power of Financial Ratios to Stock Return in Thailand. Dalam International Journal of Ramkhamhaeng University, 2(2).
Fama, Eugene F. dan French, Kenneth R. 2012. Size, Value, and Momentum in International Stock Returns. Dalam Journal of Financial Economics, 105: h:457-472.
Firmansyah, Erry. 2007. Indeks Kompas 100.
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Kompas100. Diunduh tanggal 4 November 2015.
Halim, Livia. 2013. Pengaruh Makro Ekonomi terhadap Return Saham Kapitalisasi Besar di BEI. Dalam FINIESTA, 1(2): h:108-113.
Haghiri, Amir dan Haghiri, Soleyman. 2012. The Investigation on Effective Factors on Stock Return with Emphasis on ROA and ROE Ratios in Tehran Stock Exchange. Dalam Journal of Basic and Applied Scientific Research.
Haque, Abdul dan Sarwar, Suleman. 2013. Effect of Fundamental and Stock Market Variables on Equity Return in Pakistan. Dalam Science International Lahore, 25(4): h:981-987.
Ibrahim, Muazu dan Musah, Alhassan. 2014. An Econometric Analysis of The Impact of Macroeconomic Fundamentals on Stock Market Returns in Ghana. Dalam Macrothink Institute Research in Applied Economics, 6(2).
Jatirosa, Sabilla Amanu. 2014. Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah/US$ terhadap Return Saham Sektor Pertambangan yang Tercatat di BEI Periode 2003-2013. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Jogiyanto, H.M. 2013. Teori Portofolio dan Analisa Investasi. Edisi ke 2. Yogyakarta: BPFE.
Jones, Charles P. 2014. Investments: Principles and Concept. Asia: John Wiley & Sons.
Jr, Robert D. Gay. 2008. Effect of Macroeconomic Variables on Stock Market Returns for Four Emerging Economies: Brazil, Russia, India, and China. Dalam International Business & Economics Research Journal, 7(3).
Komala, Lievia Angela Pinkan dan Nugroho, Paskah Ika. 2013. The Effects of Profitability Ratio, Liquidity, and Debt towards Investment Return. Dalam Academic Star Publishing Company, 4(11).
Kusumo, R.M. Gian Ismoyo. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Non Bank LQ 45. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Malintan, Rio. 2013. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return on Asset (ROA) terhadap Return
Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Novitasari, Ryan. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham (Pada Perusahaan LQ 454 yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012). Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Po-Sheng Ko, Jui-Chan Huang, Ming-Hung Shu dan Luo-Chih Li. 2014. Event History Analysis of The Stock Return: Taiwan Stock Market. Dalam International Journal of Economics and Statistics, 2.
Prabowo, Riky. 2013. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Industri Manufaktur di BEI. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember, Jember.
Putri, Anggun Amelia Bahar. 2012. Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap Return Saham (Studi kasus pada industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009). Skipsi Sarjana Jurusan Manajamen pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Rasimavicius, Gediminas. 2007. The Influence of Fundamental, Economic Factors to Stock Returns and Risk. Skripsi Sarjana pada Finance and Accounting Department, Vilnius University, KHF.
Riantani, Suskim dan Tambunan, Maria. 2013. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Global terhadap Return Saham. Disampaikan dalam seminar dengan tema Teknologi dan Informasi & Komunikasi Terapan, Semarang, 16 November 2013.
Schabek, Tomasz. 2013. Fundamental Determinants of National Equity Market Returns: A Perspective on Conditional Asset Pricing. University of Lodz.
Sugiarto, Agung. 2011. Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER dan PBV Ratio terhadap Return Saham. Dalam Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1): h:8-14.
Sundari, Tiara Dewi. 2014. Pengaruh EPS, PER, Ukuran Perusahaan, dan Risiko Sistematis (BETA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate &
Properti yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2009. Skripsi Sarjana Jurusan Manajamen pada Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Riau.
Suresh, A.S., 2013. A Study on Fundamental and Technical Analysis. Dalam International Journal of Marketing, Financial Services & Management Research, 2(5).
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Vandy, Joel M. 2015. Noisy Information and The Size Effect in Stock Returns. Dalam Annals of Finance, 11(1): h:77-107.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Penerbit: Udayana University Press.
Yulianti. 2014. Analisis Pengaruh Fundamental Makroekonomi terhadap Return Saham Indeks Sektor Properti di BEI Tahun 2007-2013. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
5397
Discussion and feedback