STRATEGI PENGEMBANGAN WATER SPORT DI PANTAI TANJUNG AAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT

Susi Kurniawati

Prodi Magister Pariwisata Universitas Udayana

Email: [email protected]

I Putu Anom

Universitas Udayana Email: [email protected]

I Nyoman Sukma Arida

Universitas Udayana Email: sukma [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study is to ascertain the potential for developing water sports on Tanjung Aan Beach and how the role of stakeholders is as well as how alternative strategies for developing water sports on Tanjung Aan Beach are. The qualitative method was used in this study. In this study, primary and secondary data were collected through focus group discussions (FGD), interviews, observations, and documentation with informants including ITDC, Sengkol Village Head, Pokdarwis Chair, HPI Central Lombok Chair, Chairperson Central Lombok PSOI, Tanjung Aan Beach Business Actors, Community and Fishermen. The SWOT analysis method was used to analyze the data in this study. This study answers the results of the three formulations of the problem, namely Tanjung Aan Beach has the potential for natural, cultural, and artificial tourism. The nature that is meant is several nature-based tourism objects, including: Beach, Waves, Sand, Merese Hill and Batu Kotak Hill, Sunrise and Sunset, and also the Landscape. Tourism potential the culture they have is the Bau Nyale Tradition. While the tourism potential the artificial means in question are several types of water sport activities such as Surfing, Kitesurf, Stand Up Paddle, Banana Boat, Foil Surf, and Jet Ski. Then, the role of stakeholders in the development of water sports on Tanjung Aan Beach is that the community has played an active role while the government and business actors are still constrained by existing regulations as well as the media and academics (tourism) is still not directly involved in activities and development water sport tourism at Tanjung Aan Beach. Finally, alternative

methods for developing water sports at Tanjung Aan Beach is in terms of tourism product development, provision of tourism support facilities, development of promotions based on information and communication technology, development of human resources, and cooperation in marketing of tourism products with various parties.

Keywords: tourism; development; water sport; Tanjung Aan Beach.

Pendahuluan

Pulau Lombok adalah sebuah pulau kecil di sebelah Pulau Bali di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Lombok memiliki sejumlah tempat wisata, antara lain tempat wisata alam, tempat wisata budaya, tempat wisata buatan, dan tempat wisata lainnya. Atraksi ini dapat memikat wisatawan untuk mengunjungi pulau ini. Ada empat wilayah administratif dan satu kota di Pulau Lombok: Kota Mataram, wilayah Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Tengah.

Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi pariwisata sangat besar dikarenakan di Kabupaten Lombok Tengah berada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik, selain itu di KEK Mandalika juga nantinya akan di bangun sirkuit MotoGP yang akan menarik wisatawan dari seluruh dunia. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang pengembangan pariwisata di KEK Mandalika juga sedang dalam proses pengerjaan.

Industri pariwisata Lombok akan sangat diuntungkan dengan ditetapkannya Kawasan Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 52 Tahun 2014. KEK Mandalika yang memiliki luas lahan 1.035,67 hektare dan menghadap Samudera Hindia, diharapkan dapat mendongkrak industri pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki banyak potensi.

Mandalika merupakan destinasi wisata populer di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Berjarak 15 menit dari Bandara Internasional Lombok (BIL) dan 1,5 jam dari Kota Mataram. Nama sang putri, Putri Mandalika atau lebih sering disebut dengan Puteri Nyale menjadi inspirasi dari nama Mandalika itu sendiri. Nyale, cacing laut, diyakini sebagai titisan Putri Mandalika. Masyarakat Lombok Tengah mengadakan upacara Bau Nyale pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak setiap tahunnya. Dalam bahasa Indonesia, "Bau" berarti "Menangkap" dan "Nyale" berarti "Cacing Laut", sehingga ritual Bau Nyale melibatkan pencarian atau penangkapan cacing laut yang diyakini sebagai titisan Putri Mandalika. Budaya unik dari perayaan ini menarik wisatawan dari seluruh dunia ke kawasan Mandalika.

Dengan pesona pantai dan bawah lautnya yang memukau, KEK Mandalika menawarkan wisata bahari. Diperkirakan 2 juta wisatawan internasional akan mengunjungi KEK Mandalika setiap tahunnya. KEK Mandalika memiliki 7 spot wisata yang sangat mempesona untuk wisatawan. Beberapa spot wisata yang terdapat di KEK Mandalika sebagai berikut: Pantai Kuta, Pantai Seger, Pantai Serenting, Bukit Merese, Pantai Tanjung Aan, Pantai Batu Payung, dan Pantai Gerupuk.

Pantai Tanjung Aan merupakan pantai yang cukup populer dengan keindahan dan keasrian pantainya. Pantai Tanjung Aan berada di bagian selatan KEK Mandalika berdampingan dengan Bukit Merese dan Pantai Batu payung. Pantai Tanjung Aan berhadapan langsung dengan samudera hindia, mempunyai garis pantai yang melengkung panjang sekitar 2 km jaraknya. Pantainya yang memiliki pasir berwarna putih bersih dan halus yang berada di sisi kanan pantai dan pasir pantai seperti biji merica yang tidak umum dengan kebanyakan lainnya berada di sisi kiri. Air laut yang jernih berwarna biru tua dan hijau tosca, keanekaragaman biota laut, dan bukit yang menghimpit pantai ini membuat wisatawan terpesona.

Beberapa aktivitas water sport atau wisata olahraga air yang terdapat di Pantai Tanjung Aan seperti: Surfing, Kite Surf, Stand Up Paddle Board, Banana Boat, Foil Surf, dan Jetski. Selain dari keenam kegiatan olahraga air yang disebutkan diatas wisatawan juga dapat menikmati Pantai Tanjung Aan dengan cara berenang dipinggir pantai yang ombaknya relative lebih tenang, bermain voly pantai, bermain pasir, jogging, dan juga sunbathing. Pantai Tanjung Aan lebih sepi dibandingkan dengan pantai lainnya di KEK Mandalika sehingga wisatawan merasa nyaman dan dapat menikmati suasana liburan mereka.

Terdapat beberapa fasilitas penunjang kegiatan wisata di Pantai Tanjung Aan seperti, Ayunan kayu yang di tata sedemikian rupa dengan background yang memukau sangat cocok untuk para instragammable, terdapat tempat beribadah seperti mushola, tempat parkir yang luas, dan juga toilet umum yang hanya ada dua saja banyaknya selain itu kondisi toiletnya juga tidak sesuai standar internasional atau bisa dibilang memprihatinkan.

Di Pantai Tanjung Aan terdapat banyak warung makan yang menyediakan berbagai menu makanan untuk ditawarkan ke wisatawan yang datang berkunjung. Selain menyediakan makanan pemilik warung juga menyediakan sewa alat surfing, snorkeling, paddling dan lainnya. Biasanya pemilik warung juga menyediakan jasa mengajar surfing (Surf Lesson) kepada wisatawan yang ingin belajar bermain surfing. Ada juga pemilik warung yang sekaligus menjadi nelayan di Pantai Tanjung Aan menawarkan jasa keliling pantai menggunakan perahu dan membuka open trip fishing untuk wisatawan yang suka memancing ikan di laut.

Kurangnya peranan stakeholders terkait pengembangan aktivitas wisata atas potensi wisata yang dimiliki atau yang bisa di dapatkan di Pantai Tanjung Aan menyebabkan kurangnya kunjungan wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Serta kurangnya dukungan dari pemerintah terhadap pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan, hal ini dapat dilihat dari kurang tersedianya sarana dan fasilitas penunjang untuk kegiatan water sport bagi wisatawan yang berkunjung

ke Pantai Tanjung Aan. Padahal jika dilihat dari kontur Pantainya, Pantai Tanjung Aan sangat cocok untuk di kembangkan sebagai destinasi Water Sport.

Kepemilikan lahan Pantai Tanjung Aan yang di kelola sepenuhnya oleh ITDC menyebabkan masyarakat sekitar yang memiliki usaha di bidang water sport tidak dapat mengembangkan usaha mereka. Masyarakat hanya membangun warung-warung kecil seadanya yang di jadikan sebagai tempat penyewaan alat untuk kegiatan water sport. Masyarakat yang memilliki serta mengelola kegiatan water sport di Pantai Tanjung Aan juga tidak pernah di berikan pelatihan-pelatihan menjadi instruktur water sport yang berkompetensi dalam memandu wisatawan baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pengembang atau pengelola yaitu ITDC.

Selain itu, dimasa pandemi sekarang ini penerapan protokol CHSE ((Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan)) di Pantai Tanjung Aan kurang dilaksanakan dengan maksimal baik itu dari pemerintah, wisatawan maupun masyarakat setempat, dapat dilihat dari tidak adanya tempat cuci tangan, sabun cuci tangan, serta tidak adanya alat pengukur suhu tubuh untuk wisatawan yang datang. Selain itu tidak terdapat petugas penjaga pantai yang melarang atau menghimbau wisatawan yang berkunjung untuk tetap menjaga jarak, memakai masker, dan tetap mematuhi protokol kesehatan selama berkunjung di Pantai Tanjung Aan.

Konsep

Straltegi

Menurut Johnson dan Scholes (2016), strategi adalah arah dan ruang lingkup jangka panjang dari suatu organisasi yang mencapai manfaat bagi organisasi dengan mengatur sumber daya dalam lingkungan yang menantang untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.

Pengembangan Pariwisata

Tessmer dan Richey (Alim Sumarno, 2012) menyatakan bahwa pembangunan memberikan penekanan yang kuat tidak hanya pada analisis kebutuhan tetapi juga pada aspek analisis awal-akhir yang lebih umum seperti analisis kontekstual. Tujuan pengembangan adalah membuat produk berdasarkan hasil uji lapangan.

Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada pasal 1 ayat 5 menyatakan bahwa: Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, daya tarik wisata harus dikelola sedemikian rupa agar keberlangsungan dan kesinambungannya terjamin.

Water Sport (Olahraga Air)

Dwiyogo (2009:11) memberikan penjelasan tentang olahraga yang diartikan sebagai kegiatan fisik yang bertujuan untuk bersenang-senang, serta kegiatan khusus seperti berburu atau permainan atletik. Secara umum, olahraga adalah segala aktivitas fisik yang dilakukan untuk menjaga kesehatan seseorang. Dalam perkembangannya kegiatan ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menyenangkan, menghibur atau dengan maksud untuk meningkatkan prestasi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan air sebagai cairan bening, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang mengandung hidrogen dan oksigen dan diperlukan untuk kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Water Sport, juga dikenal sebagai olahraga air, adalah aktivitas fisik yang terasa seperti bermain, melibatkan pertarungan dengan diri sendiri atau orang lain, dan melibatkan interaksi dengan alam, dengan air sebagai elemen utamanya. Tujuannya

untuk mengisi waktu dan menghilangkan stres. sebagai hasil dari aktivitas sehari-hari dan tindakan yang digerakkan oleh kesadaran diri.

Metode

Penelitian ini menggunakan strategi penelitian kualitatif (Qualitative Research). Menurut Moleong (2007:4), metodologi kualitatif adalah metode pelaksanaan penelitian yang menghasilkan produksi data deskriptif berupa perilaku yang dapat diamati dan kata-kata tertulis atau lisan dari individu. Strategi ini berfokus pada latar belakang individu secara keseluruhan. Pada penelitian kualitatif deskriptif, peneliti akan mendeskripsikan bagaimana potensi pengembangan, strategi pengembangan, serta peran stakeholders dalam pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Teknik pengumpulaln daltal dilalkukaln dengaln FGD (Focus Group Discussion). walwalncalral, observalsi, dan studi dokumentasi. Proses FGD (Focus Group Discussion) dilaksaakan padaatanggal 31 Juli 2021 dengan melibatkan Kepala Desa Sengkol, Ketua Pokdarwis Pantai Tanjung Aan, Ketua HPI Lombok Tengah, Ketua PSOI (Persatuan Selancar Ombak Indonesia) Lombok Tengah, Pelaku Wisata Pantai Tanjung Aan, Masyarakat Sekitar, dan Nelayan Pantai Tanjung Aan. Wawancara di lakukan pada tanggal 26 Juli 2021 dengan pihak Site Ops Head Mandalika ITDC. Kemudialn daltal yalng sudalh terkumpul dialnallisis menggunalkaln alnallisis SWOT, IFE dan EFE.

Hasil dan Pembahasan

Potensi Wisata Pantai Tanjung Aan

Berdasarkan ungkapan-ungkapan yang dikemukakan pada saat FGD dan wawancara, disimpulkan bahwa potensi wisata Pantai Tanjung Aan berdasarkan Teori Daya Tarik Wisata (4A) sebagai berikut:

Atraksi

Terdapat 12 potensi wisata yang dimiliki Pantai Tanjung Aan, diantaranya 5 potensiwwisata alam, 1 potensi wwisata budaya, serta 6 potensi wwisata buatan. Beberapa atraksi wisata di Pantai Tanjung Aan tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Atraksi Wisata Pantai iTanjung Aan

Tipe

Atraksi

Alam

  • -    Berenang dan Memancing di Pantai Tanjung Aan

  • -  Bermain Pasir dan Ombak di Pantai Tanjung Aan

  • -  Hiking di Bukit Merese dan Bukit Batu Kotak

  • -  Camping di Bukit Merese

  • -  Sunrise dan Sunset di Bukit Merese

Budaya

- Tradisi Bau Nyale

Buatan

  • -    Surfing

  • -    Kitesurf

  • -    Stand up Paddle

  • -    Banana Boat

  • -    Foil Surf

  • -    Jet Ski

Aksesibilitas

Jarak ke pantai Tanjung Aan dari Bandara Internasional Lombok berkisar antara 20 km yang bisa ditempuh selama 18 menit, sedangkan jarak menuju pantai Tanjung Aan dari Sirkuit Mandalika berkisar antara 5 kilometer bisa ditempuh selama 10 menit melalui akses jalan yang berasapal dan di lengkapi tanda petunjuk arah serta dilengkapi dengan lampu penerang jalan. Lokasi Tanjung Aan yang masuk ke dalam Kawasan Mandalika menjadikan proyek infrastruktur jalannya dikerjakan secepat mungkin untuk menunjang mobilitas wisatawan.

Gambar 1. Akses menuju Pantai Tanjung Aan

Sumber: Dokumentasi Penulis 2021

Amenitas

Pantai Tanjung Aan merupakan salah satu pantai yang masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang merupakan salah satu dari lima Daerah Tujuan Wisata (DPSP) Super Prioritas yang dibuat pemerintah untuk menarik lebih banyak wisatawan, khususnya wisatawan dari negara lain. Belum adanya hotel atau akomodasi sejenis yang dibangun di Pantai Tanjung Aan, dan pelayanan jasa makanan dan tempat penyewaan alat-alat untuk kegiatan water sport hanya terdapat di warung tradisional masyarakat sekitar saja, serta tidak adanya Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) yang bertugas untuk memantau dan menjaga wisatawan yang melakukan kegiatan wisata olahraga air atau water sport di Pantai Tanjung Aan.

Toilet dan tempat parkir yang ada di Pantai Tanjung Aan juga masih belum dibangun dari pihak pengembang atau pengelola dalam hal ini pihak ITDC. Toilet yang digunakan wisatawan merupakan toilet yang dibuat seadanya oleh masyarakat sekitar. Begitu juga dengan lahan parkir, di Pantai Tanjung Aan lahan parkir masih belum tertata dan dikelola dengan baik.

Gambar 2. Toilet di Pantai Tanjung Aan

Sumber: Dokumentasi Penulis 2021

Ancillary (Pelayanan Tambahan)

Ketersediaan fasilitas dan pelayanan tambahan di Pantai Tanjung Aan sudah memadai dari segi ketersediaan jaringan komunikasi dan internet, ketersediaan listrik, ketersediaan air bersih serta sudah adanya pelatihan-pelatihan untuk pemandu wisata maupun pemandu kegiatan water sport.

Peran Stakeholders dalam Pengembangan Water Sport di Pantai Tanjung Aan Pemerintah

Pengembangan suatu objek wisata tidak lepas dari peran semua pihak termasuk pemerintah sebagai regulator. Berdasarkannhasil Ppenelitian, peran pemerintah dalam pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan terkendala karena tidak adanya kerjasama antara pemerintah desa dengan pemerintah daerah serta dengan pengembang atau pengelola dalam hal ini dari pihak ITDC. Keberadaan Pantai Tanjung Aan yang masuk dalam kawasan Mandalika yang merupakan proyek pembangunan pariwisata nasioal mempersulit Pemerintah desa dalam hal ini Kepala

Desa Sengkol untuk dapat mengambil peran dalam pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan.

Komunitas

Pelibatan stakeholders pariwisata termasuk pihak komunitas sebagai akselerator dalam upaya pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan sudah ikut berperan bisa dilihat dari beberapa komunitas yang ikut berperan contohnya dari komunitas Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Kabupaten Lombok Tengah yang berperan dalam mempromosikan Pantai Tanjung Aan sebagai tempat surfing yang cocok untuk wisatawan. Komunitas Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Lombok Tengah juga berperan dalam mempromosikan serta merekomendasikan keindahan Pantai Tanjung Aan kepada wisatawan. Komunitas Nelayan berperan dalam memberikan jasa pariwisata, Komunitas Pelaku Usaha, dan Komunitas Pemuda yang ada di Pantai Tanjung Aan juga ikut berperan dalam memberikan keamanan dan kenyamanan untuk wisatawan.

Akademisi

Dalam pengembangan suatu objek wisata tidak terlepas dari peran masing-masing stakeholders termasuk peran pihak akademik sebagai konseptor. Namun dalam upaya pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan masih belum terlibat khususnya akademisi dibidang pariwisata. Hal ini bisa dilihat dari tidak adanya kerjasam pengelola dengan universitas-universitas pariwisata yang ada di Lombok.

Pelaku Usaha (bisnis)

Pelaku usaha/business yang berperan sebagai pendukung dalam mencapai tujuan pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan terkendala karena kepemilikan lahan oleh pihak ITDC sehingga para pelaku usaha yang berjualan serta

menyediakan tempat penyewaan alat untuk kegiatan water sport sulit untuk mengembangkan bisnis ataupun usaha mereka.

Media

Pengembangan suatu objek wisata erat kaitannya dengan kegiatan promosi sehingga pihak media harus dilibatkan. Peran media dalam mempromosikan kegiatan water sport di Pantai Tanjung Aan masih kurang karena tidak adanya kerjasama antara semua pihak stakeholders dengan media. Perkembangan wisata Pantai Tanjung Aan juga berawal dari para peselancar yang mulai memperkenalkan keindahan ombak Pantai Tanjung Aan kepada wisatawan sehingga Pantai Tanjung Aan mulai dikenal. Pihak ITDC selaku pengelola yang memiliki media promosi sendiri tidak terfokus hanya ke Pantai Tanjung Aan saja.

Analisis SWOT

Analisis SWOT memberikan informasi terhadap strategi pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan dengan mengacu pada komponen faktor internal yakni kekuatan dan kelemahan serta faktorreeksternal dalam bentuk peluang maupun ancaman.

Tabel 2. AnalisissSWOT

Faktor Internal

Kekuatan

Kelemahan

  • 1.    Lokasi   yang   strategis

berbasis alam.

  • 2. Memiliki       beragam

aktifitas water sport.

  • 3.  Memiliki    karakteristik

pantai  yang  berbeda

dengan  pantai  lainnya

yang berada di kawasan

Mandalika.

  • 1. Kepemilikan   kawasan

oleh pihak ITDC.

  • 2. Belum adanya amenitas

wisata            seperti

penginapan, restaurant, dan lainnya.

  • 3.  Belum adanya fasilitas

tambahan        seperti

Tourism    Information

Center  (TIC),  tempat

Faktor Internal

  • 4. Berjarak  20  KM  dari

Bandara    Internasional

Lombok dan akses yang mudah dijangkau  dari

objek wisata lainnya.

  • 5.  Memiliki atraksi wisata

budaya yang masih dijaga (Tradisi Bau Nyale).

  • 6. Terdapat  pemandangan

Bukit   Merese,   Bukit

Pedau, dan Bukit Batu Kotak.

  • 7. Diminati oleh wisatawan

lokal dan mancanegara.

ibadah, toilet umum dan lainnya.

  • 4.    Peraturan daerah yang tidak  berpihak  pada

masyarakat kecil.

  • 5.    Tidak               bisa

dikembangkan    water

sport yang menggunakan mesin.

  • 6.    Zonasi         wilayah

pariwisata yang belum terstruktur.

  • 7.    Pengelolaan       yang

terbatas          untuk

masyarakat.

  • 8.    Belum ada zonasi untuk kegiatan water sport.

  • 9.    Sumber daya manusia

yang   masih   minim

kompetensi.

  • 10.    Belum ada keterlibatan stakeholders (pemerintah, akademisi, investor, dan media).

  • 11.    Nelayan         masih

menangkap       ikan

menggunakan potassium sehingga karang menjadi rusak.

Peluang

Staregi SO

(Strength-Opportunity):

Staregi WO (Weakness- Opportunity):

  • 1.    Munculnya     trend

wisata    alam    di

kalangan  wisatawan

global.

  • 2.  Menjadi     alternatif

wisata bahari.

  • 3. Melibatkan    semua

stakeholder.

  • 1.    Memaksimalkan pengembangan jenis-jenis water sport.

  • 2. Menysusun paket wisata

oahraga air.

  • 3.    Memanfaatkan keindahan Pantai Tanjung Aan   untuk   menarik

kunjungan wisatawan.

  • 1.    Membagi zona wilayah water sport yang ada di Pantai Tanjung Aan.

  • 2. Pengembangan fasilitas

tambahan.

  • 3. Mengembangkan atraksi

wisata water sport yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

  • 4.    Memperkenalkan budaya lokal.

  • 5.    Menjadi satu-satunya destinasi wisata water sport   di   Kawasan

Ekonomi     Khusus

(KEK) Mandalika.

  • 6. Terbentuknya  zonasi

wilayah       untuk

kegiatan water sport.

  • 7. Kegiatan wisata yang

diminati          oleh

wisatawan  domestik

maupun mancanegara.

  • 8. Terbentuknya pelaku

usaha  wisata  yang

berkompeten      di

bidang water sport.

  • 9. Menghindari kegiatan

water sport yang dapat merusak    ekosistem

Pantai Tanjung Aan.

  • 4.    Mengoptimakan event di sirkuit Mandalika sebagai ajang  promosi  wisata

Pantai Tanjung Aan.

  • 5.    Mengadakan event-event wisata sport tourism.

  • 6.    Memanfaatkan

keindahan Pantai Tanjung Aan sebagai alternative wisata di era new normal.

  • 7.  Melibatkan stakeholders

untuk   pengembangan

atraksi wisata.

  • 8. Membuat      berbagai

macam   konsep   dan

paket  wisata  berbasis

water sport.

  • 4. Melibatkan stakehoders

dalam          upaya

pengembangan  wisata

Pantai Tanjung Aan.

  • 5. Menyediakan      jasa

transportasi         dan

pemandu wisata yang

berkompeten.

  • 6. Memanfaatkan    event

Moto GP sebagai ajang promosi wisata Pantai Tanjung Aan.

  • 7. Melakukan    peatihan

pemandu       wisata

terhadap    masyarakat

setempat.

Ancaman

Strategi ST (Strength-Threat):

Strategi WT (Strength- Threat):

  • 1.    Pencemaran laut oleh bahan  bakar  yang

menyebabkan terganggunya terumbu karang dan spesies laut lainnya.

  • 2.  Bencana alam seperti

gempa  bumi  dan

tsunami.

  • 3. Kondisi  cuaca  yang

tidak menentu.

  • 4.    Perubahan gaya hidup masyarakat.

  • 5.    Akulturasi budaya.

  • 1.  Sosialisasi    pentingnya

wisata     berkelanjutan

berbasis masyarakat.

  • 2. Adanya mitigasi bencana.

  • 3. Pengembangan   wisata

baru berbasis olahraga air.

  • 4.  Pelestarian budaya lokal.

  • 1.    Sosialisasi  penggunaan

alat-alat menangkap ikan yang aman untuk biota laut.

  • 2. Melakukan penanaman

terumbu karang.

  • 3. Edukasi     masyarakat

tentang mitigasi bencana.

  • 4. Melestarikan    budaya

lokal   dan   menjaga

lingkungan     sebagai

produk pariwisata Pantai Tanjung Aan.

Simpulan

Potensi Wisata Pantai Tanjung Aan

Pantai Tanjung Aan memiliki berbagai atraksi atau dayaatarik wisata baik dayaatarik wisata alam, dayaatarik wisata budaya, maupun dayaatarik wisata buatan atau wisata minat khusus. Wisata alam yang dimiliki antara lain: Pantai Tanjung Aan, Bukit Merese dan Bukit Batu Kotak. Atraksi wisata budaya terdiri dari tradisi menangkap cacing laut atau yang disebut oleh masyarakat Suku Sasak sebagai Tradisi Bau Nyale. Daya tarik wisata buatan terdiri dari berbagai atraksi water sport yang ada di Pantai Tanjung Aan antara lain: Surfing, Foilsurf, Stand Up Paddle, Kitesurf, Banana Boat, dan Jet Ski.

Peran Stakeholders Pantai Tanjung Aan

Dalam upaya pengembangan atraksi water sport di Pantai Tanjung Aan perlu adanya kerjasama dan peran dari berbagai pihak antara lain pemerintah, bussines atau pelaku usaha, masyarakat lokal atau komunitas, media dan akademik. Keterlibatan pihak pemerintah dalam pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan masih terkendala dengan peraturan-peraturan daerah serta tidak adanya kerjasama dengan pihak pengembang dalam hal ini ITDC. Selain itu media, akademisi, dan pelaku usaha dalam pengembangan water sport di Pantai Tanjung Aan juga belum terlibat langsung. Sementara komunitas sebagai akselerator sangat berperan dalam pengembangan aktivitas water sport di Pantai Tanjung Aan.

Strategi Pengembangan Water Sport Pantai Tanjung Aan

Berdasarkan analisis SWOT adalah: a) Diversifikasi dan pengembangan produk wisata water sport berbasis sustainability atau berkelanjutan. b) Pengelolaan daya tarik wisata water sport berbasis Masyarakat. c) Memanfaatkan keberadaan sirkuit Mandalika sebagai ajang untuk memasarkan produk wisata di Pantai Tanjung Aan. d) Penyediaan fasilitas pendukung wisata water sport, seperti: pembangunan

tempat tiket untuk semua jenis wahana olahraga air atau water sport, ruang ganti yang nyaman dan bersih, pos keselamatan dan keamanan pengunjung e) Pengambangan promosi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. f) Kerjasama pemasaran dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan menjaring wisatawan minat khusus mancanegara. g) Pengembangan sumber daya manusia (SDM), terdiri dari: Pemandu wisata lokal tersertifikasi, Pengelolaan daya tarik wisata, Pengelolaan festival dan event. h) Mengembangkan paket wisata yang terhubung dengan wisata lain disekitar Pantai Tanjung Aan i) Memaksimalkan potensi water sport yang sedang berkembang. j) Meningkatkan promosi kegiatan water sport kepada wisatawan. k) Menyediakan fasilitas seperti penginapan dan restaurant yang layak untuk wisatawan.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2016). Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi, 20022016. www.bps.go.id

Bagyono. 2014. Pariwisata dan Perhotelan, Bandung : Alfabeta.

Dwiyogo, w.d. (2009) Olahraga dan Pembangunan

Fasli Djalal dan Dedi Supriadi. (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta, Adicita.

I Nyoman Sumaryadi. (2010). Efektifitas Implementasi Otonomi Daerah.Jakarta: Citra Utama.

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Grasindo: Jakarta

Mill, Robert Christie. (2000). Tourism the Internasional Business. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nyoman S. Pendit. (2016). Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT Paturusi, Samsul. (2001). Perencanaan Tata Ruang Kawasan Pariwisata (Kajian Pariwisata

Program Pascasarjana). Denpasar: Universitas Udayana.

Paturusi, Syamsul Alam. (2008). Perencanaan Kawasan Pariwisata. Denpasar: Press UNUD Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 52 Tahun 2014

Poerwadarminta WJS. (2022). Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Balai Pustaka.

Rangkuti, Freddy. (2001). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rineka Cipta Suwantoro, G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Andi. Yogyakarta. 67 hlm. Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata, Yogyakarta: ANDI

JUMPA Volume 9, Nomor 2, Januari 2023

743