ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN WISATA RAFTING DI KABUPATEN BOGOR
on
ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN WISATA RAFTING DI KABUPATEN BOGOR
Wiwik Nirmala Sari
Program Studi Pariwisata, Universitas Pradita, Tangerang Email: [email protected]
ABSTRACT
This research aims to know the participation of local communities in the development of Cisadane River rafting tourism, Bogor Regency. This research includes qualitative research, using the methods of observation, literature study, documentation and interviews to collect data. Several informants were determined using a purposive sampling technique in which the informants were selected based on certain considerations. The collected data were analyzed by means of descriptive analysis. The results showed that the form of local community participation in the development of rafting tourism, Cisadane River, Bogor Regency, was not optimal. Community participation is only in the form of participation in the implementation of rafting tourism and taking benefits, not in decision making and activity evaluation. It is hoped that in the future the development of rafting tourism around the Cisadane River, Bogor Regency can involve the community optimally, starting from decision making, implementation, taking benefits, and the evaluation of development. Optimal community participation can increase the sense of belonging and responsibility for the community, so that the sustainability of rafting tourism can be guaranteed.
Keywords: participation; local community; rafting tourism; tourism.
Pendahuluan
Industri pariwisata saat ini semakin berkembang dengan munculnya beragam jenis kegiatan pariwisata yang sedikit berbeda dengan tren pariwisata di tahun 1980-an, yaitu mass-tourism. Salah satu tren pariwisata yang menjadi wisata alternatif dan pilihan menarik untuk wisatawan saat ini adalah wisata petualangan. Wisata petualangan merupakan salah satu bagian dari wisata minat khusus. Wisata minat
khusus merupakan bentuk wisata yang dibuat dengan tujuan memenuhi keinginan, perasaan, dan emosi tertentu dari wisatawan (Nurlaila, 2021). Jenis wisata ini sangat beragam, salah satunya adalah wisata petualangan.
Wisata petualangan merupakan bagian dari pariwisata yang cukup berkembang (Janowski, et al, 2020), UNWTO (2014) mengatakan bahwa keinginan akan kegiatan yang aktif menjadi salah satu pendorong utama permintaan wisata petualangan. Harapan konsumen akan permintaan ini adalah adanya pengalaman yang secara langsung dapat dirasakan dari nilai-nilai alam dan budaya yang masih otentik. Dilanjutkan bahwa industri wisata petualangan ini dapat menyediakan banyak atraksi untuk memenuhi permintaan tersebut, serta secara langsung juga bisa memberikan manfaat ekonomi, lingkungan, dan budaya untuk destinasi (Janowski, et al, 2020).
Indonesia adalah negara yang memiliki belasan ribu pulau-pulau kecil, dengan luas lautan mencapai 3.273.810 km2 dan luas daratan mencapai 1.919.440 km2 per tahun 2022 (kompas.com, 2022). Sebagai negara kepulauan, Indonesia menjadi negara yang kaya akan alam dan budaya. Kekayaan dan keberagaman tersebut menjadi salah satu daya tarik wisata yang sangat potensial untuk menarik wisatawan datang berkunjung. Dengan kekayaan alam, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berpetualang, baik secara fisik maupun nonfisik.
Ketersediaan alam yang melimpah di Indonesia menjadi ladang emas untuk para pegiat wisatawan khususnya untuk wisata petualangan. Perpindahan tren wisata massal menjadi wisata alternatif kini semakin membuka banyak peluang bagi pegiat pariwisata untuk menggali potensi-potensi wisata yang bisa dikembangkan. Wisata petualangan menjadi salah satu tren yang cukup diminati, adalah kegiatan wisata yang bisa memberikan pengalaman baru dan berkualitas.
Kondisi geografi di Indonesia dan keberagaman suku serta budayanya sudah cukup untuk masyarakat lokal untuk melihat peluang dengan memanfaatkan sektor pariwisata. Kekayaan tersebut menjadi salah satu hal yang mengundang permintaan konsumen untuk melakukan wisata petualangan, contohnya seperti trip pendakian, wisata rafting, wisata hiking, diving, paralayang, hingga aktivitas yang cukup menantang yaitu wisata offroad dengan menggunakan jenis transportasi Jeep 4X4 atau biasa disebut 4WD (Four Wheel Drive). Beberapa destinasi yang cukup dikenal untuk kegiatan ini adalah Bali, Malang, hingga di Bogor.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah yang kaya akan destinasi pariwisatanya, salah satunya wisata petualangan. Beberapa aktivitas wisata petualangan yang ditawarkan di Kabupaten Bogor adalah pendakian gunung, eksplor hutan dan air terjun, aktivitas offroad, hingga wisata rafting. Salah satu tempat yang biasa dikunjungi untuk melakukan wisata rafting di Bogor adalah di Sungai Cisadane, Tepatnya di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pengembangan wisata rafting di Sungai Cisadane menjadi salah satu kegiatan yang cukup memberikan dampak bagi wisatawan sekitar. Pengembangan pariwisata dalam pelaksanaannya sebisa mungkin mampu memberikan dampak yang baik bagi masyarakat lokal, sebagai bentuk tujuan utama dari pengembangan wisata ini. Wisata rafting di Sungai Cisadane ditawarkan oleh berbagai provider tour and travel, salah satunya provider Adventure Pro.
Adventure Pro menjadi salah satu provider yang memanfaatkan kekayaan alam Sungai Cisadane untuk melakukan wisata rafting. Sebagai provider, Adventure Pro melaksanakan kegiatan ini dengan melibatkan masyarakat lokal dalam melayani wisatawan yang datang. Bapak Samsuri sebagai pendiri Adventure Pro bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk melaksanakan wisata rafting di sekitar Sungai Cisadane. Kerja sama Adventure Pro dengan masyarakat lokal menjadi hal yang paling intim untuk didirikan, karena wisata rafting ini tidak akan berjalan dengan baik
dan lancar tanpa keterlibatan masyarakat lokal dalam mengelola potensi daerah yang ada disekitar mereka.
Masyarakat lokal yang berada disekitar Sungai Cisadane dilibatkan dalam proses pelaksanaan wisata rafting disana. Mereka berinteraksi secara langsung dengan wisatawan, mulai dari penjemputan, pengenalan alat, perjamuan makan, hingga pengantaran pulang. Namun, masyarakat lokal terlihat hanya melakukan hal yang diminta oleh provider, yang sejatinya provider ini bukan masyarakat lokal yang menetap di lokasi. Masyarakat terlihat menunggu arahan dari provider setiap ada hal yang dibutuhkan oleh wisatawan. Seperti penentuan menu makanan, penentuan transportasi penjemputan, hingga pada penentuan harga paket wisata rafting itu sendiri. Kebingungan dan ketidaktahuan masyarakat lokal akan perencanaan dan konsep wisata rafting tersebut tentu mempengaruhi keberlanjutan dari wisata itu sendiri.
Scheyvens (2003) mengutarakan bahwa keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata tidak hanya untuk mendapatkan manfaat materil saja namun juga untuk meningkatkan kesadaran, kecintaan, kepedulian, dan kesempatan masyarakat lokal berupa hak dalam berbicara serta mengambil keputusan pengendalian pengembangan pariwisata di daerahnya. Menyambung apa yang diutarakan oleh Scheyvens, keterlibatan masyarakat lokal mulai dari pengambilan keputusan hingga pelaksanaan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat lokal dalam mengelola potensi alam maupun budaya yang dimiliki. Berdasarkan fenomena yang ada tersebut, maka menjadi penting untuk melihat dan mengkaji sejauh mana keterlibatan dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata rafting Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat, pihak swasta, dan pemerintah khususnya agar dapat membuat kebijakan yang bisa memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat lokal di sekitar lokasi pariwisata.
Tinjauan Pustaka
Wisata Petualangan
Wisata petualangan adalah bentuk wisata yang lebih menantang, dan jenis wisata ini biasanya berkaitan dengan wisata alam, dimana bentuk wisata ini menjadi suatu perjalanan yang atraksi utamanya adalah eksplorasi alam bebas. Bentuk wisata ini biasa membutuhkan peralatan khusus, dan pemandu yang sudah cukup berpengalaman (Rantala, et al., 2008; Buckley, 2016). Pengembangan wisata petualangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu pertama wisata petualangan mulai berkembang dari adanya beberapa wisatawan yang giat melakukan kegiatan outdoor, atau kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas serta penjelajahan di alam bebas. Kedua, dari sekian banyak wisatawan yang melakukan wisata mulailah terjadi mass tourism dengan aktivitas yang tidak terlalu ekstrim. Ketiga, mulai terjadi penyesuaian tindakan dengan perubahan zaman, dimana wisata petualangan menjadi kegiatan yang komersial karena dalam pelaksanaannya dibutuhkan perlengkapan khusus, pakaian dan pelindung khusus, infrastruktur, gaya hidup, dan biro perjalanan seperti tour and travel agent (Buckley dalam Nurlaila et al., 2021).
Wisata petualangan erat kaitannya dengan aktivitas fisik, lingkungan alam, dan budaya. Jenis wisata ini sedikit berbeda dari jenis wisata lainnya karena pengalaman yang ditawarkan untuk wisatawan tidak sama dengan jenis wisata pada umumnya, karena jenis wisata ini berkaitan dengan kegiatan eksplorasi sebagai penghargaan diri karena telah menemukan sesuatu yang baru dan tersembunyi yang mungkin hampir tidak terkenal oleh orang lain (Webster, 2017; Weber, 2001).
Wisata Rafting
Arung jeram atau rafting adalah kegiatan olahraga mengarungi perairan sungai dengan menggunakan peralatan perlengkapan khusus seperti helm, perahu, pelampung, dayung, dan sepatu. Rafting menjadi wisata petualangan yang cukup popular, dengan berbagai tingkat kesulitan mulai dari aliran sungai yang rendah
hingga tinggi (Nurlaila, et al., 2021). Tingkat kesulitan tersebut adalah pertama aliran sungai tenang dengan gelombang lambat, kedua adalah aliran sungai tenang dengan ombak sedikit kencang, ketiga aliran sungai dengan ombak cukup cepat dan terdapat beberapa jeram, keempat aliran sudah cukup deras dengan ombak yang sulit diprediksi, kelima aliran deras dengan arah yang tidak terduga, dan keenam adalah aliran sungai yang deras dengan penuh bebatuan besar, dan cukup berbahaya (Mackenzie dan Kerr dalam Nurlaila, et al., 2021).
Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah bentuk nyata dari adanya keikutsertaan, keterlibatan dan kesamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu (Mulyan, 2022). Masyarakat memiliki peran penting dalam menunjang pembangunan pariwisata dalam mengendalikan pengembangan pariwisata serta untuk meminimalisir munculnya dampak negatif dari aktivitas pariwisata di suatu destinasi pariwisata (Raharjana dalam Mulyan, 2022). Safitri dalam Sastrawati (2018) mengatakan bahwa terdapat dua jenis partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata yaitu partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung. Partisipasi langsung dianggap sebagai bentuk keterlibatan masyarakat secara langsung dalam mengembangkan pariwisata sehingga dapat memunculkan rasa ikut memiliki. Sedangkan partisipasi tidak langsung merupakan bentuk keterlibatan masyarakat lokal yang tidak langsung, masyarakat menerima kontribusi kegiatan pariwisata seperti pemeliharaan lingkungan, pembinaan seni, dan budaya, secara tidak langsung.
Setiap tahapan pengembangan pariwisata dibutuhkan adanya partisipasi masyarakat sebagai bentuk upaya dalam menumbuhkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat (Adiyoso, dalam Mulyan, 2022). Secara keseluruhan, tahapan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata adalah
perencanaan, implementasi, dan pengawasan sering diabaikan oleh pemerintah (Umila, et al. dalam Mulyan, 2022).
Cohen dan Uphoff dalam Febriani (2022) mengungkapkan bahwa terdapat empat macam bentuk partisipasi masyarakat lokal yaitu partisipasi dalam hal pengambilan keputusan, dalam pelaksanaan, dalam pengambilan manfaat, dan dalam evaluasi. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini masyarakat lokal menyampaikan pendapatnya atau gagasan dan menentukan keputusan alternatif terkait kepentingan bersama hingga mencapai suatu kesepakatan. Partisipasi masyarakat lokal dalam pelaksanaan merupakan bentuk keterlibatan masyarakat lokal dalam melaksanakan program yang sudah direncanakan dan disepakati sebelumnya secara bersama. Partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan manfaat dikaitkan dengan adanya manfaat ekonomi yang diterima masyarakat lokal dan desa. Terakhir, partisipasi masyarakat lokal dalam evaluasi merupakan bentuk keterlibatan masyarakat lokal dalam pelaksanaan evaluasi program mulai dari keberhasilan dan permasalahan yang ada pada proses pelaksanaan program secara keseluruhan.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam proses pengumpulan data hingga analisis datanya, informan pada penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara menentukan informan berdasarkan pertimbangan tertentu yang didasarkan atas tujuan tertentu.
Informan dalam penelitian ini adalah Bapak Sam Syafei, CEO Adventure Pro yang merupakan salah satu provider wisata rafting di Sungai Cisadane. Penentuan Bapak Sam Syafei sebagai, informan pertama dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu Bapak Sam Syafei sudah menjalin kerja sama dengan masyarakat lokal dalam jangka waktu yang lama terkait wisata rafting. Informan kedua pada
penelitian ini adalah pengelola basecamp dan homestay yaitu Bapak Ujang, guide lokal Bapak Avi, masyarakat lokal yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan wisata rafting disana khususnya masyarakat yang menyediakan makanan dan minuman untuk para wisatawan yaitu Ibu Ratih, dan dua orang wisatawan domestik yang berada dilokasi. Teknik pengumpulan data tidak hanya dilakukan dengan cara wawancara, namun juga dengan cara observasi lapangan secara langsung dan dokumentasi. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan melakukan tiga tahapan yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Sungai Cisadane merupakan memiliki panjang keseluruhan sekitar 126 km melintasi 44 kecamatan di 5 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan. Sungai Cisadane memiliki beberapa anak sungai diantaranya ada Sungai Ci Ampea, sungai Ci Anten, sungai Ci Apus, sungai Ci Aruteun, sungai Ci Bungbulang, Sungai Ci Hideung, Sungai Ci Nangneng, Sungai Ci Kaniki, dan Sungai Ci Depit.
Kondisi geografis dari Sungai Cisadane dimanfaatkan oleh masyarakat lokal menjadi daya tarik wisata khususnya wisata petualangan yaitu rafting. Pelaksanaan wisata rafting di Sungai Cisadane dilaksanakan oleh beberapa perusahaan swasta atau provider, salah satunya adalah Adventure Pro. Adventure Pro sudah menjalin kerja sama dengan masyarakat lokal dalam pengembangan dan pelaksanaan wisata rafting serta melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan semua informan, partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata rafting di Sungai Cisadane ternyata tidak secara menyeluruh. Bapak Sam Syafei sebagai CEO Adventure Pro,
salah satu provider wisata rafting disana mengatakan bahwa masyarakat lokal tidak terlibat sama sekali dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, mereka hanya dilibatkan dalam pengambilan manfaat.
Hal tersebut sesuai dengan jawaban dari setiap informan yang sudah diwawancara, berikut adalah beberapa hasil wawancara terkait partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata rafting yang ada di Kabupaten Bogor.
Berdasarkan Tabel 1, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat lokal belum berpartisipasi secara optimal dalam pengembangan wisata rafting yang ada di sana. Masyarakat hanya terlibat dalam beberapa hal saja, tidak secara menyeluruh. Pada Tabel 2 berikut ini adalah hasil wawancara dengan Bapak Ujang, salah satu masyarakat lokal yang mengelola tempat basecamp untuk provider Adventure Pro dan juga mengelola homestay di sekitar lokasi wisata rafting di Kabupaten Bogor.
Tabel 1. Hasil Wawancara Provider Wisata Rafting
Nama |
Pertanyaan |
Jawaban |
Bapak |
1) Bagaimana |
1) “Keterlibatan masyarakat secara umum cukup |
Sam |
keterlibatan |
bagus, dan mereka sangat terbuka untuk diajak |
Syafei |
masyarakat lokal |
kerjasama. Masyarakat sekitar Sungai Cisadane |
(CEO |
dalam |
sangat antusias dalam menjamu wisatawan, dan |
Adventur |
pengembangan |
itu sangat menguntungkan baik untuk kami dari |
e Pro |
wisata rafting ini? |
provider, juga untuk masyarakat lokal sendiri.” |
(provider |
2) Apakah |
2) “Nah kalau itu tidak Bu, mereka tidak pernah |
wisata |
Masyarakat terlibat |
terlibat dalam pengambilan keputusan apapun |
rafting) |
dalam pengambilan keputusan atau perencanaan? Berikan alasannya. |
dalam pengembangan wisata rafting. Apalagi soal perencanaan, itu sepenuhnya dari kami yang merumuskan semua plan, nanti setelah rampung baru kami berkomunikasi dengan |
3) Apa contoh keterlibatan masyarakat pada pelaksanaan program untuk pengembangan wisata ini? |
masyarakat. Kalau ditanya kenapa, ya karena jangan sampai ide perusahaan bocor kan Bu.” 3) Banyak Bu, khususnya untuk bagian pengambilan manfaat. Mulai dari menyiapkan makanan atau konsumsi untuk wisatawan, penyediaan dan perawatan peralatan rafting, kerjasama untuk penyediaan akomodasi untuk | |
4) Apakah menurut anda masyarakat sudah ikut dalam merasakan manfaatnya? |
wisatawan yang ingin menginap, penyediaan souvenir, hingga penyediaan transportasi. Ibu bisa liat tadi pas dijemput, itu kami kerjasama dengan masyarakat lokal Bu, pokoknya yang menjemput itu harus menggunakan transportasi | |
5) Apakah masyarakat ikut mengevaluasi setiap program yang dilakukan? |
masyarakat disini, jadinya mereka juga mendapat keuntungan Bu.”
manajemen atau pihak provider karena kami yang secara langsung berhubungan dengan wisatawan Bu.” |
Sumber: Hasil Wawancara Peneliti, 2022.
Tabel 2. Hasil Wawancara Pengelola Basecamp dan Homestay
Nama |
Pertanyaan |
Jawaban | ||
Bapak |
1) |
Apakah anda terlibat |
1) |
“Kalau perencanaan sama ambil keputusan |
Ujang, Pengelola basecamp dan homestay |
2) 3) 4) 5) |
dalam pengambilan keputusan atau perencanaan dalam pengembangan wisata rafting ini, khususnya untuk basecamp dan homestay ini? Bagaimana bentuk keterlibatan anda pada pengelolaan basecamp dan homestay ini? Apa contoh keterlibatan anda pada pelaksanaan program untuk pengembangan wisata ini? Apakah anda sudah ikut dalam merasakan manfaatnya? Apakah anda ikut mengevaluasi setiap program yang dilakukan? |
2) 3) 4) 5) |
mungkin belum, kami disini kerjasama dengan provider itu menunggu informasi dari Pak Sam Syafei. Jadi untuk pengelolaan basecamp atau homestay ini yah kami diberitahu, diarahkan, diajari cara menjaga, dan merawat semua inventaris yang ada disini.” Cukup menjaga, merawat dengan baik dan tetap selalu berkoordinasi dan komunikasi dengan Pak Syafei. Karena perusahaan Pak Sam memang sudah menyewa tempat kami ini, dan memberikan pekerjaan kepada anak-anak dan warga disini jadi kami merespon apapun koordinasi dari Pak Sam.” “Ya menjaga dan menyiapkan segala kebutuhan wisatawan yang datang, sebelum wisatawan datang kami sudah dikabari oleh Pak Sam tentang apa-apa saja yang harus disiapkan.” “Sangat. Karena kami bisa mendapatkan pemasukan tambahan dengan adanya wisatawan disini.” “Paling hanya sekedar diskusi saja dengan Pak Sam. Tidak sampai evaluasi semua hal sih.” |
Sumber: Hasil Wawancara Peneliti, 2022.
Pada Tabel 2 menunjukkan hasil wawancara dengan Bapak Ujang, yang mengelola basecamp dan homestay di lokasi wisata rafting, Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor. Dari hasil wawancara bisa disimpulkan bahwa jawaban Bapak Ujang memiliki kesamaan dengan jawaban dari Bapak Sam Syafei terkait partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata rafting disana. Selanjutnya berikut adalah Tabel 3 terkait hasil wawancara dengan salah seorang guide lokal yang ada disana, yaitu dengan Bapak Avi.
Tabel 3. Hasil Wawancara Guide Lokal
Nama |
Pertanyaan |
Jawaban |
Bapak |
Avi, 1) Apakah anda |
1) “Oh tidak bu.” |
Guide Lokal terlibat dalam Bapak Avi, pengambilan Guide Lokal keputusan atau perencanaan dalam pengembangan wisata rafting ini?
|
sebelum turun ke sungai.
pengalaman, karena untuk menjadi guide rafting, ada banyak syarat dan kualifikasi yang harus dipenuhi. Dan untuk memenuhi semua syarat itu saya dibantu oleh Bapak Sam, mulai dari sertifikat rafting, sampai pelatihan P3K. Selain manfaat dari segi ekonomi, saya juga mendapat manfaat pengalaman yang luar biasa.”
diperbaiki ke depannya.” |
Sumber: Hasil Wawancara Peneliti, 2022.
Tabel 3 menunjukkan hasil wawancara dengan Bapak Avi, yakni guide lokal untuk rafting. Berdasarkan hasil observasi, Bapak Sam mengajak pemuda-pemuda sekitar sungai tersebut sebagai guide lokal dengan alasan bahwa pemuda-pemuda tersebut masih energik dan sangat mengenali kondisi alam serta karakteristik sungai
Cisadane dengan lebih detail. Sehingga sangat menguntungkan baik baik masyarakat lokal maupun untuk Bapak Sam sendiri mengajak pemuda-pemuda tersebut menjadi orang yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan wisata rafting ini. Berikut ini merupakan hasil wawancara kepada Ibu Ratih, salah satu masyarakat lokal yang bertugas untuk menyiapkan konsumsi wisatawan.
Tabel 4. Hasil Wawancara Penyedia Konsumsi
Nama |
Pertanyaan |
Jawaban |
Ibu Ratih, |
1) Apakah anda terlibat |
1) “Mungkin bagian saran untuk menu saja |
Penyedia |
dalam pengambilan |
Bu, tapi kalau perencanaan secara |
Konsumsi |
keputusan atau |
keseluruhan kami tidak terlibat.” |
perencanaan dalam |
2) “Kami terlibat penuh dalam penyediaan | |
pengembangan wisata |
makanan dan minuman Bu. Kalau Pak | |
rafting ini? |
Sam sudah ada wisatawan, kami akan | |
2) Bagaimana bentuk |
dihubungi untuk menyiapkan menu- | |
keterlibatan anda pada |
menu sesuai dengan budget atau paket | |
pengembangan wisata |
yang sudah ditentukan oleh manajemen | |
rafting ini? |
yang itu ya dari provider, atau Pak Sam.” | |
3) Apa contoh keterlibatan |
3) “Kami disini menjaga kualitas peralatan | |
anda pada pelaksanaan |
makanan dan minuman, menjaga | |
program untuk |
basecamp juga dengan Pak Ujang, dan | |
pengembangan wisata |
tentunya menjaga kualitas makanan dan | |
ini? |
minuman yang akan disajikan untuk | |
4) Apakah anda ikut dalam |
wisatawan.” | |
merasakan manfaatnya? |
4) “Iya, kami tentu merasakan manfaatnya | |
5) Apakah anda ikut |
dari segi pengalaman dan tentunya | |
mengevaluasi setiap |
dalam hal ekonomi.” | |
program yang dilakukan? |
5) “Kalau itu belum Bu.” |
Sumber: Hasil Wawancara Peneliti, 2022.
Tabel 4 menunjukkan hasil wawancara dengan Ibu Ratih, yang merupakan salah satu masyarakat lokal yang terlibat dalam penyediaan makanan dan minuman untuk wisatawan. Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa Ibu Ratih menyiapkan makanan dan minuman untuk wisatawan sesuai dengan arahan dari Pak Sam.
Tabel 5. Hasil Wawancara Wisatawan |
Nama Pertanyaan Jawaban
Ibu 1) Laurensia |
Siapa yang 1) “Hampir semuanya masyarakat lokal ya, kami melayani anda dijemput dari parkiran menggunakan dalam kegiatan kendaraan mobil pick up. Terus sampai di wisata rafting ini? lokasi, yang di basecamp itu juga yang |
2) |
Bagaimana menerima kami masyarakat lokal dan Pak menurut anda Sam. Untuk souvenir, dan makanan juga tentang pelayanan dilayani sama masyarakat lokal. Hampir masyarakat lokal semuanya sih masyarakat lokal.” dalam wisata ini? 2) Sangat sopan dan cukup profesional. Dalam |
3) |
Menurut anda hal berbicara, menjelaskan, dan menjawab, apakah mereka mereka cukup baik dan terampil. Senyum dan sudah sopan santun mereka juga tidak pernah lepas. mendapatkan Sampai bapak-bapak yang berdagang kue manfaat dari khas itu juga sopan. Saya sangat puas dengan kegiatan ini? pelayanan masyarakat disini” 3) “Sepertinya iya, karena dari awal mereka semua sudah terlibat. Kami dijemput, diberikan makan, hingga diantar pulang semuanya dilakukan oleh masyarakat lokal, jadi menurut saya ini sudah cukup memberikan manfaat untuk mereka.” |
Bapak 1) Jonathan |
Siapa yang melayani anda dalam kegiatan wisata rafting ini? 1) “Nampaknya sih masyarakat lokal ya.” |
2) |
Bagaimana 2) “Bagus, cukup sopan dan terlihat profesional.” menurut anda 3) “Menurut saya sih sudah dapat manfaat tentang pelayanan karena mereka terlihat menjadi pelaksana masyarakat lokal sepenuhnya, dijemput juga oleh mereka, dalam wisata ini? dilokasi juga dilayani sama mereka, terus |
3) |
Menurut anda diantar ke parkiran juga mereka. Yah jelas apakah mereka mereka pasti sudah mendapat manfaat dari sudah kegiatan wisata ini sih menurut saya.” mendapatkan manfaat dari kegiatan ini? |
Sumber: Hasil Wawancara Peneliti, 2022.
Tabel 5 menunjukkan hasil wawancara dengan dua wisatawan yang secara kebetulan bertemu di lokasi. Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa kedua wisatawan mengakui bahwa hampir seluruh kegiatan ditangani oleh masyarakat. Kedua wisatawan mengatakan hal yang serupa, bahwa mulai dari penjemputan hingga pengantaran pulang semua dilakukan oleh masyarakat lokal.
Pembahasan
Partisipasi masyarakat pada pengembangan wisata rafting di lokasi Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor ini ternyata belum optimal. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan, masyarakat lokal yang ada disekitar lokasi tersebut tidak dilibatkan secara optimal dalam pengembangan wisata rafting yang ada disana, mereka hanya terlibat dalam beberapa hal saya dan paling utama adalah hanya sampai pada pelaksanaan atau proses kegiatan wisata rafting itu saja.
Dari observasi yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa masyarakat lokal memanfaatkan kegiatan wisata rafting sebagai ladang usaha mereka. Salah satu contohnya adalah, beberapa pedagang oleh-oleh makanan khas Kue Moci Kacang Spesial berkumpul di sekitar basecamp tersebut atau disekitar tempat parkir kendaraan wisatawan. Mereka menunggu wisatawan selesai kegiatan rafting untuk menjajakan dagangan mereka, menurut keterangan dari salah satu pedagang, mereka diberikan akses untuk menjualkan dagangannya di depan basecamp selama tidak mengganggu wisatawan. Namun mereka mengakui, tidak berani masuk basecamp sehingga hanya menunggu didepan pintu untuk menawarkan wisatawan ketika wisatawan keluar atau ketika wisatawan sudah beranjak untuk pulang. Dari observasi diketahui juga bahwa jajanan khas tersebut dijual dengan harga normal yaitu sekitar Rp 20.000,-untuk satu bungkus, yang dimana satu bungkus tersebut berisi 5 kotak jajanan Kue Moci Kacang Special.
Sunaryo dalam Palimbunga (2017) mengatakan bahwa masyarakat lokal sebaiknya terlibat dalam hal pembangunan daya tarik wisata, agar tumbuh rasa
memiliki, dan secara langsung terlibat dalam pelayanan wisatawan, dengan harapan bahwa masyarakat lokal dapat menerima keuntungan ekonomi secara langsung. Tuntutan partisipasi aktif masyarakat dibagi oleh Sunaryo dalam Palimbunga (2017) menjadi empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Sejalan dengan pendapat Sunaryo, Cohen dan Uphoff dalam Febriani (2022) mengatakan bahwa terdapat beberapa bentuk partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata yaitu partisipasi dalam hal pengambilan keputusan, dalam pelaksanaan, dalam pengambilan manfaat, dan dalam evaluasi.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat dianggap belum ada. Dari semua informan yang diwawancarai memberikan jawaban yang sama, yaitu mereka tidak pernah terlibat dalam hal pengambilan keputusan. Segala bentuk perencanaan, manajerial, dikerjakan oleh Pak Sam dan tim providernya. Masyarakat tidak pernah dilibatkan dalam proses perencanaan ini, karena dianggap sebagai bentuk rahasia perusahaan Adventure Pro. Paket wisata, hingga penentuan menu semua diatur secara langsung oleh Adventure Pro tanpa melibatkan masyarakat. Masyarakat mengatakan bahwa mereka hanya mendapat informasi terkait waktu kedatangan, jumlah peserta, dan bentuk menu yang akan disiapkan. Masyarakat bahkan tidak tahu menahu tentang perhitungan paket tersebut, angka yang sudah ada pada paket murni diatur oleh Adventure Pro.
Tujuan berkelanjutan dalam hal ini cukup sulit untuk dicapai karena masyarakat tidak dibina dan tidak diajarkan terkait cara membuat paket dan cara mengatur wisata rafting ini. Alasan pemasukan perusahaan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan kembali, namun tidak bisa juga dipaksakan. Mengingat bahwa masyarakat lokal mengakui bahwa mereka senang dan sudah merasa bahagia dengan keberadaan Adventure Pro di lingkungan mereka, karena mereka sudah merasakan manfaat dan sudah terlibat dalam pelaksanaan wisata rafting meskipun tidak terlibat dalam hal perencanaan dan pengambilan keputusan.
Partisipasi masyarakat yang terlihat jelas dalam pengembangan wisata rafting Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor adalah dalam hal pelaksanaan dan dalam hal pengambilan manfaat. Proses pelaksanaan wisata rafting hampir sepenuhnya melibatkan masyarakat, mulai dari penjemputan wisatawan. Penjemputan wisatawan dilakukan oleh pemuda-pemuda yang sudah ikut bekerja sama dengan Pak Sam, transportasi yang digunakan juga adalah transportasi milik masyarakat lokal. Selain itu, dalam hal penerimaan wisatawan hingga penyediaan jamuan makanan dan minuman semua juga dilakukan oleh masyarakat lokal. Dalam hal penentuan menu, mungkin masyarakat tidak terlibat karena itu sudah masuk pada paket wisata, akan tetapi proses pembuatan hingga penyajian semua dilakukan oleh masyarakat lokal. Mereka dibina oleh Adventure Pro dalam hal pelayanan dan hospitality, sehingga terlihat jelas bahwa masyarakat benar-benar sudah siap dalam menerima wisatawan yang datang. Salah satu wisatawan juga mengakui hal demikian, masyarakat terlihat sangat sopan dan tahu cara melayani wisatawan ketika datang hingga beranjak pulang.
Partisipasi dalam hal pelaksanaan dan penerimaan manfaat juga terlihat dari keaktifan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan wisata rafting. Pemuda-pemuda yang sudah dibina dan diberikan pelatihan, hingga mendapatkan sertifikat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rafting seperti Bapak Avi, sudah melakukan peran dan tanggung jawabnya dengan sangat baik. Mereka dengan sangat profesional menjelaskan semua jenis peralatan hingga cara penggunaannya kepada wisatawan sebelum turun ke sungai. Mereka juga memperkenalkan setiap leader yang menemani disetiap perahu agar saling mengenal satu sama lain ketika rafting dilakukan. Salah satu wisatawan juga mengakui hal demikian, bahwa mereka diajari dengan sangat baik dan didampingi dengan sangat profesional oleh setiap pemuda-pemuda yang terlibat dalam kegiatan rafting ini.
Dalam hal pelaksanaan dan pengambilan manfaat, dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlibatan partisipasi masyarakat sudah sangat intens dan optimal, namun tidak pada bagian pengambilan keputusan dan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi kegiatan merupakan hal cukup penting untuk dilakukan, dan sebaiknya masyarakat turut terlibat dalam hal tersebut. Masyarakat sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan wisata ini, perlu mengetahui dimana letak kesalahan dan perlu diperbaiki dalam setiap kegiatan, agar bisa menjadi host yang lebih baik lagi. Namun berdasarkan kebijakan provider, evaluasi ini hanya dilakukan oleh pihak mereka saja. Sinkronisasi terlihat dari dua bentuk partisipasi masyarakat lokal ini, mereka tidak dilibatkan dalam hal pengambilan keputusan dan perencanaan sehingga mereka juga tidak dilibatkan dalam hal evaluasi kegiatan.
Simpulan dan Saran
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata rafting Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor memang belum optimal. Masyarakat lokal hanya terlibat dalam hal pelaksanaan dan pengambilan manfaat saja. Mereka tidak terlibat sama sekali dalam hal pengambilan keputusan dan perencanaan. Ketidakterlibatan tersebut dianggap kurang optimal karena masyarakat lokal sebagai orang yang berdomisili di sekitar lokasi wisata memiliki peran yang cukup penting dalam keberlanjutan suatu kegiatan pariwisata. Palimbunga (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tata kelola kepariwisataan yang baik memiliki prinsip utama yaitu adanya suatu koordinasi antar stakeholders serta adanya keterlibatan partisipasi aktif yang terpadu antara pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal.
Bentuk partisipasi masyarakat ditekankan pada hal pengawasan dan pengontrolan pembangunan kepariwisataan yang ada, mereka juga harus ikut terlibat dalam penentuan visi misi, tujuan dan sasaran pengembangan pariwisata yang ada di sekitar mereka, sehingga dapat membantu dalam identifikasi potensi sumber daya yang ada, selain itu mereka juga dapat secara bertanggung jawab melindungi dan
mengelola daya tarik wisata yang sudah dibangun (Palimbungan, 2017). Sejalan dengan hal tersebut, Febriani (2022) dalam penelitiannya juga mengatakan hal serupa. Febriani (2022) mengatakan bahwa masyarakat harusnya ikut terlibat aktif dalam setiap kegiatan pada pengembangan pariwisata, agar tujuan pengembangan bisa tercapai. Pemerintah sebaiknya berupaya untuk melibatkan masyarakat secara penuh dalam partisipasi pengembangan pariwisata.
Partisipasi masyarakat memiliki andil yang besar dalam pemeliharaan sumber daya alam. Penting untuk mengikutsertakan masyarakat dalam proses dan usaha pengembangan, agar rasa memiliki tumbuh dalam diri masyarakat lokal. Rasa memiliki tersebut dapat memicu rasa tanggung jawab masyarakat lokal untuk terus menjaga kelestarian alam, dan potensi sumber daya yang mereka punya (Palimbunga, 2017). Sehingga akan sangat sempurna suatu pengembangan pariwisata apabila masyarakat turut terlibat secara penuh, aktif, dan optimal dalam semua tahapan pengambangan pariwisata di daerah mereka.
Masyarakat lokal sebagai pihak yang berdomisili di sekitar lokasi pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya yang mereka miliki. peran pemerintah, pihak swasta, hingga akademisi sangat dibutuhkan dalam hal pengaturan, kerjasama dan pemberdayaan masyarakat lokal agar rasa kemandirian dan tanggung jawab timbul dalam masyarakat.
Adapun langkah yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata rafting Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor adalah pemerintah lokal sebaiknya membuat kebijakan tentang kewajiban pihak swasta dalam melibatkan masyarakat lokal dalam setiap hal terkait pengembangan wisata rafting di daerah mereka. Masyarakat wajib diikutsertakan dalam hal pengambilan keputusan hingga evaluasi, agar masyarakat tahu apa yang sebaiknya dilakukan dan bagaimana target perencanaan potensi wisata di daerah mereka. Keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan dapat menimbulkan
rasa memiliki dan bertanggung jawab penuh terkait keberlanjutan wisata rafting di sana.
Meskipun demikian, penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat lokal sudah cukup senang dengan suatu pengembangan pariwisata meski tidak dilibatkan secara penuh. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan acuan bagi setiap pihak swasta yang memanfaatkan peluang bisnis di lokasi destinasi pariwisata. Pihak swasta sebaiknya dapat terus melibatkan masyarakat secara aktif dan optimal agar masyarakat lokal juga merasakan manfaat dari kegiatan usaha pariwisata yang ada di sekitar lingkungan mereka.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih dialamatkan kepada dosen-dosen dari program studi S1 Pariwisata, Universitas Pradita atas diskusi yang panjang terkait data yang sudah ada. Selain itu juga terima kasih disampaikan kepada setiap informan yang bersedia memberikan waktu dan pendapatnya terkait dengan penelitian ini. Semoga apa yang sudah disajikan dalam penelitian ini bisa memberikan manfaat kepada setiap pihak.
Daftar Pustaka
Afifuddin, M.M. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Fahdilah, Iman. 2022. Berapa Luas Negara Indonesia?. www.kompas.com , diunggah pada 11 Januari 2023. HTML:
https://www.kompas.com/global/read/2022/11/01/170000370/berapa-luas-negara-indone sia-?page=all
Febriani, Ela, I. K. Bagiastra, dan Wiwik N.S. 2022. Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Desa Wisata Aik Bukaq, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Journal Of Responsible Tourism. Vol. 2, No.2. Page: 369-378.
Firdaus, F. dan A. Komaini. 2020. Tinjauan Pengelolaan Olahraga Rekreasi Arung Jeram CLub Young Shark Rafting di Sungai Ombilin. Jurnal Stamina. Vol. 3, No. 1. Page 55-66.
Janowski, Ingo, S. Gardiner, dan A. Kwek. 2020. Dimensions of Adventure Tourism. Elsevier: Tourism Management Perspectives. 37. Page 1-11
Karnawan, I. W. D. dan I. G. A. Oka Mahagangga. 2017. Kontribusi Atraksi Wisata Arung Jeram Terhadap Masyarakat Lokal Di Desa Pakraman Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol. 5, No. 1. Page 1-6.
Karnayanti, N. M. D. dan I. G. A. Oka Mahagangga. 2019. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi Di Kabupaten Badung. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol. 7, No. 1. Page: 54-60.
Madiun, I. N. 2008. Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata Nusa Dua (Perspektif Kajian Budaya) (Disertasi). Denpasar: Universitas Udayana.
Muganda, Michael, A. Sirima, dan P. M. Ezra. 2013. The Role of Local Communities in Tourism Development: Grassroots PerspectiveS From Tanzania. Journal of Human Ecology. Vol. 4, No. 1. Page: 53-66.
Mulyan, A. dan L.M. Yudha Isnaini. 2022. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata (Studi di Desa Masmas Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah). Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME). Vol. 8, No. 3. Page 2266-2286.
Nurlaila, S. Siti, E. Susanto, Kurnia F.A. 2021. The Identification of Potential Rafting Tourism Products in Citepok Village, Sumedang Regency, West Java Province. Journal of Tourism Sustainability. Vol.1, No.1, Page 32-42.
Palimbunga, I. P. 2017. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Di Kampung Wisata Tablanusu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Melanesia: Jurnal Ilmiah Kajian Sastra dan Bahasa. Vol. 01, No. 02. Page: 15-32.
Putra, D. P. B. P. 2020. Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Desa Wisata Carangsari. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Vol. 22, No. 2. Page: 1-15.
Sastrawan, I. Nengah, I.N. Sunarta. 2018. Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Perusahaan Bmw Rafting di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Scheyvens, R. 2003. Local Involvement in Managing Tourism. Wallingford: CABI.
Weber, K. 2001. Outdoor Adventure Tourism-A Review of Research Approaches. Annals of Tourism Research. Page 360-367.
Webster, Meriam. 2017. Dictionary. HTML:https://www.merriam-
webster.com/dictionary/exciting
Profil Penulis
Wiwik Nirmala Sari, berasal dari Sulawesi Selatan, suku bugis yang lahir pada Jumat, 05 Maret 1993. Saat ini berdomisili di Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, dan menjalankan rutinitasnya sebagai dosen pariwisata sejak tahun 2019 hingga saat ini. Alumni STP Nusa Dua Bali tahun 2015 ini melanjutkan pendidikan S2 Kajian Pariwisata di Kota Denpasar, Bali tepatnya di Universitas Udayana pada tahun 2016 hingga tahun 2019. Pengalaman kerja sebagai guide di Bali dan pernah menjadi waitress ini telah memberikan pengetahuan dan pengalaman teoritis dan praktis yang dijadikan bekal dalam mengabdi sebagai pendidik bidang Pariwisata. Bekerja sebagai dosen sejak tahun 2019 di Sumatera Utara sebagai dosen pariwisata di Akademi Pariwisata ULCLA, Tapanuli Utara, di Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram, NTB, tahun 2021 Februari dengan NIDN 0805039302 pada program studi Usaha Perjalanan Wisata, dan berakhir pada Universitas Pradita sejak tahun 2022 September mengabdi di program Studi S1 Pariwisata.
726 JUMPA Volume 9, Nomor 2, Januari 2023
Discussion and feedback