Identifikasi dan Kausalitas Dari Faktor Penyebab Perselingkuhan Di Kota Denpasar
on
Jurnal Matematika Vol. 12, No. 1, Juni 2022, pp. 1-10 ISSN : 1693-1393
Article DOI: https://doi.org/10.24843/JMAT.2022.v12.i01.p144
Identifikasi dan Kausalitas Dari Faktor Penyebab Perselingkuhan Di Kota Denpasar
Ni Made Santiningsih
Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana
Email: [email protected]
I Putu Eka Nila Kencana
Program Studi Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana
Email: [email protected]
I Komang Gde Sukarsa
Program Studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana
Email: [email protected]
Abstract: Infidelity can have an impact on married life, some examples of which are less harmonious relationships with partners, and divorce. Infidelity is a sexual and emotional activity carried out by one or both individuals bound by a committed relationship. This study aims to determine the causative factors of infidelity and the causative factors that dominate infidelity. The method used in this research is structural equation modeling partial least square (SEM-PLS). The place where this research was conducted is in Denpasar City with a research period of October to November 2021. Data were obtained based on a questionnaire in the form of responses from married residents to the factors causing infidelity. The questionnaires were distributed as many as 130 questionnaires. This study obtained the results that the factors that cause infidelity are sexual factors, emotional factors, love factors, and social factors. Infidelity occurs dominated by emotional factors, namely the lack of attention from partners.
Keywords: Infidelity, causality, SEM-PLS
Abstrak: Perselingkuhan merupakan salah satu penyebab terjadinya perceraian. Perselingkuhan adalah kegiatan yang melibatkan seksual dan emosional yang dilakukan oleh salah satu atau kedua individu terikat hubungan komitmen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perselingkuhan dan untuk mengetahui faktor penyebab yang mendominasi penyeba perselingkuhan berdasarkan persepsi dari pasangan suami istri. Metode yang digunakan dalam penelitain ini adalah structural equation modeling partial least square (SEM-PLS). Tempat dilakukannya penelitian ini yaitu di Kota Denpasar dengan jangka waktu penelitian yaitu bulan Oktober
sampai November tahun 2021. Data diperoleh berdasarkan kuisioner yang berupa tanggapan penduduk yang sudah menikah sebagai responden terhadap faktor penyebab perselingkuhan. Jumlah kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 130 kuisioner. Hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perselingkuhan adalah faktor seksual, faktor emosional,dan faktor cinta, dan faktor sosial. Faktor yang mendominasi terjadinya perselingkuhan adalah faktor emosional yaitu kurangnya perhatian dari pasangan.
Kata kunci : Perselingkuhan, Kausalitas, SEM-PLS
Perselingkuhan merupakan salah satu penyebab terjadinya perceraian (Hawkins A, Willoughby B, &Doherty W, 2012). Perselingkuhan adalah kegiatan yang melibatkan seksual atau emosional yang dilakukan oleh salah satu atau kedua individu terikat dalam hubungan berkomitmen dan dianggap melanggar kepercayaan atau norma-norma (terlihat maupun tidak terlihat) (Blow & Hartnett, 2005). Dalam penelitian Glass & Wright tahun 1992 mengatakan bahwa faktor seksual, faktor emosional, faktor cinta, motivasi ekstrinsik merupakan alasan seseorang berselingkuh. Jenis-jenis perselingkuhan terdiri dari sexual infidelity (perselingkuhan yang melibatkan seksual tanpa melibatkan perasaan), romantic infidelity (perselingkuhan yang melibatkan perasaan tanpa melibatkan seksual), sexual and romantic infidelity (perselingkuhan yang melibatkan seksual dan perasaan)(Glass & Wright, 1992). Dampak dari perselingkuhan adalah hilangnya keharmonisan dan berkurangnya kepercayaan anggota keluarga terhadap pihak yang berselingkuh (Syarif, 2015).
Empat subskala dalam menjelaskan perselingkuhan yaitu subskala perilaku berselingkuh, subskala alasan perselingkuhan, subskala konsep perselingkuhan, dan subskala konsekuensi perselingkuhan. Berdasarkan subskala perilaku berselingkuh terdapat empat faktor yaitu perselingkuhan seksual, keinginan berselingkuh secara emosional, keinginanan berselingkuh secara seksual, dan perselingkuhan emosional. Subskala alasan perselingkuhan terdapat tujuh faktor yaitu ketidakpuasan dalam hubungan dengan pasangan, kebutuhan seks, emosional, ideologi individu, impulsif, apatis, dan agresi. Subskala konsep perlingkuhan terdapat enam faktor yaitu pelanggaran dalam hubungan, hilangnya perasaan terhadap pasangan, gairah, kepuasan, perasaan tidak nyaman, mencintai orang lain. Subskala konsekuensi perselingkuhan terdapat dua faktor yaitu konsekuensi negative dari perselingkuhan, dan konsekuensi positive dari perselingkuhan (Palencia, Aragon, & Loving, 2007) .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor penyebab perselingkuhan di Kota Denpasar dan untuk mengetahui faktor penyebab yang mendominasi perselingkuhan di Kota Denpasar. Berdasarkan tujuan penelitian ini metode yang dapat digunakan yaitu metode Structural Equation Modeling (SEM). SEM adalah teknik analisis multivariat yang menggunakan analisis faktor dan analisis regresi (Hair, Black, Babin, &Ardeson, 2010)
Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer, yaitu kuisioner yang berisi tanggapan responden terhadap faktor penyebab perselingkuhan di Kota Denpasar. Responden penelitian ini merupakan penduduk Kota Denpasar yang sudah menikah memiliki anak, dan penduduk Kota Denpasar yang sudah menikah belum memiliki anak. Kuiosioner yang disebarkan sebanyak 150 kuisioner di Taman Kota Lumintang, Lapangan Renon, Lapangan Puputan selama tiga bulan pada bulan Oktober 2021 sampai November 2021.
Sampel dipilih secara stratified random sampling sebanyak 130 sampel. Strata pada penelitian ini adalah penduduk yang menikah memiliki anak sebanyak 65 sampel, dan penduduk Kota Denpasar yang menikah belum memiliki anak sebanyak 65 sampel. Pengujian kualitas kuisioner dilakukan terhadap 30 sampel pertama dengan memperhatikan uji validitas (menggunakan uji korelasi product momen) dan uji relibilitas (dengan melihat nilai Cronbach Alpha (a)). Indikator dan variabel laten yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam tabel 1. Data diolah dan dianalisis dengan bantuan software SmartPLS 3 dan resampling bootstrapping.
Gambar 1. Rancangan Model Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini yaitu, sebagai berikut:
H1 : Faktor seksual berpengaruh positif dan signifikan terhadap perselingkuhan
H2 : Faktor emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap perselingkuhan
H3 : Faktor cinta berpengaruh positif dan signifikan terhadap perselingkuhan
H4 : Faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perselingkuhan
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel Laten |
Indikator |
Sumber |
Faktor Seksual (FS) |
FS1: Kenikmatan seksual |
(Glass & Wright, 1992) dan (Palencia, Aragon, & Loving, 2007) |
FS2: Variasi Seksual | ||
FS3: Kepuasan seksual | ||
FS4: Kebutuhan seksual | ||
FS5: Fantasi seksual | ||
Faktor Emosional (FE) |
FE1: Menghilangkan frustasi (rasa kecewa) | |
FE2: Kurang dihormati | ||
FE3: Kurangnya perhatian dari pasangan | ||
FE4: Kurangnya komitmen dalam hubungan | ||
FE5: Berbagi masalah, perasaan, dan pikiran | ||
Faktor Cinta (FC) |
FC1: Mendapatkan cinta | |
FC2: Jatuh cinta dengan orang lain | ||
FC3: Untuk pengalaman romantis | ||
FC4: Mendapatkan kasih sayang | ||
FC5: Mencari kebahagiaan | ||
Faktor Sosial (FSos) |
FSos1Kesempatan mengkhianati |
(Scheeren, Martinez, &Wagner 2018), (Glass & Wright, 1992), dan (Palencia, Aragon, & Loving, 2007) |
FSos2: Pengaruh alkohol | ||
FSos3: Peningkatan dalam pekerjaan | ||
FSos4: Jarak dengan pasangan | ||
FSos5: Balas dendam | ||
Perselingkuhan (PS) |
PS1: Terlibat hubungan seksual |
(Palencia, Aragon, & Loving, 2007) |
PS2: Bosan dengan pasangan | ||
PS3: Mencari pengalaman seksual baru | ||
PS4: Berdandan untuk orang lain | ||
PS5: Terlibat hubungan emosional |
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 130 yang didominasi oleh reponden berjenis kelamin laki-laki (60%). Umur responden yang paling banyak yaitu dengan 35 tahun sampai 45 tahun(41%) dan 45 tahun sampai 55 tahun(41%). Status pernikahan dari responden didominasi oleh responden yang berstatus menikah (85%). Pendidikan terakhir responden pada penelitian ini paling banyak SMA/SMK (54%). Pekerjaan responden paling banyak yaitu bekerja sebagai pegawai swasta (37%).
Uji kualitas kuisioner dilakukan dengan uji validitas dan uji relibilitas terhadap 30 kuisioner awal. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana indikator dapat menjelaskan variabel laten dengan baik dengan memperhatikan nilai koefisien korelasinya > 0,30 (r > 0,30) (Sugiyono, 2007). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ukuran konsistensi semua indikator dalam penelitian. Apabila penelitian bersifat eksploratif dengan masih mempertimbangkan ke realibilitasnya maka a > 0,60 (Hair, Hult, Ringle, & Sarstedet, 2014). Hasil dari uji kualitas kuisioner pada uji validitas terdapat satu indikator FSos2 (Pengaruh alkohol) pada variabel laten faktor sosial yang dihilangkan karena memiliki nilai korelasi sebesar 0,251 yang berarti nilai korelasi FSos2 < 0,30. Sedangkan pada uji relibilitas penelitian ini nilai a memiliki nilai lebih besar 0,60. Hal ini berarti bahwa kuisioner pada penelitian ini semuanya sudah valid dan reliabel, maka penelitian dapat dilanjutkan.
Analisis model persamaan struktural pada penelitian diolah menggunakan software SmartPLS 3. Model persamaan struktural terbagi menjadi dua yaitu model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran digunakan untuk melihat hubungan antara variabel laten dengan indikatornya. Model struktural digunakan untuk menjelaskan hubungan antarvaribel laten.
Analisis model pengukuran (outer model) dilakukan dengan memperhatikan (1) nilai outer loading variabel laten ke indikator > 0,708; (2) nilai AVE (rataan varian ekstraksi) >0,50; (3) nilai CR (reliabilitas komposit) > 0,60 (Hair, Hult, Ringle, & Sarstedet, 2014). Berdasarkan tabel 2 hasil analisis model pengukuran penelitian ini terdapat variabel laten faktor sosial dan varibel laten perselingkuhan yang memiliki indikator dengan nilai outer loading < 0,708 yaitu indikator FSos1 (kesempatan mengkhianati), FSos3 (peningkatan dalam pekerjaan), PS3 (mencari pengalaman seksual baru ), dan PS4 (berdandan untuk orang lain). Nilai indikator yang memiliki nilai outer loading yang berada pada rentang 0,40 < outer loading < 0,70 dipertimbangkan untuk dihilangkan dengan memperhatikan nilai CR ≥ 0,708, AVE ≥ 0,50 (Hair et al., 2014; 102). Hal tersebut berlaku pada indikator, FSos1, FSos3, PS3, dan PS4. Selanjutnya, seluruh indikator pada penelitian ini telah memenuhi syarat sehingga dapat dilakukan langkah analisis selanjutnya.
Tabel 2. Hasil Analisis Model Pengukuran
Variabel Laten |
CR |
AVE |
Kode |
β |
Faktor Seksual |
0,923 |
0,706 |
FS1 |
0,813 |
FS2 |
0,862 | |||
FS3 |
0,895 | |||
FS4 |
0,795 | |||
FS5 |
0,832 | |||
Faktor Emosional |
0,963 |
0,840 |
FE1 |
0,917 |
FE2 |
0,896 | |||
FE3 |
0,949 | |||
FE4 |
0,903 | |||
FE5 |
0,918 | |||
Faktor Cinta |
0,931 |
0,730 |
FC1 |
0,877 |
FC2 |
0,904 | |||
FC3 |
0,837 | |||
FC4 |
0,878 | |||
FC5 |
0,769 | |||
Faktor Sosial |
0,804 |
0,509 |
FSos1 |
0,620 |
FSos3 |
0,693 | |||
FSos4 |
0,822 | |||
FSos5 |
0,704 | |||
Perselingkuhan R2 = 0,739 |
0,832 |
0,500 |
PS1 |
0,748 |
PS2 |
0,775 | |||
PS3 |
0,643 | |||
PS4 |
0,599 | |||
PS1 |
0,748 |
Sumber : data diolah (2021)
Keterangan: β= nilai outer loading
Analisis model struktural dilakukan dengan resampling bootstrap dengan subsample sebanyak 500 dan signifikan level 0,05. Hasil analisis model struktural dapat diperhatikan pada tabel 3.Tabel 3. Hasil Analisis Model Struktural |
Koefisien Jalur |
t-statistik |
p-values |
Faktor Seksual → Perselingkuhan |
0,196 |
2,341 |
0,020 |
Faktor Emosional → Perselingkuhan |
0,531 |
7,347 |
0,000 |
Faktor Cinta → Perselingkuhan |
0,223 |
2,984 |
0,003 |
Faktor Sosial → Perselingkuhan |
0,137 |
2,310 |
0,021 |
Sumber : data diolah (2021)Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 maka dapat disimpulkan pengujian hipotesis pada H1 yaitu pengaruh variabel penelitian faktor seksual terhadap perselingkuhan, memperlihatkan bahwa koefisien jalurnya positif sebesar 0,196. Nilai p–values (0,02) pada hubungan kausal variabel penelitian ini dengan taraf uji 5% berarti bahwa hipotesis diterima sehingga faktor seksual berpengaruh secara signifikan terhadap perselingkuhan. Berdasarkan nilai outer loading tertinggi pada faktor seksual yaitu kepuasan seksual dapat menyebabkan seseorang melakukan perselingkuhan karena merasa bosan dengan pasangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Glass dan Wright tahun 1992, dan penelitian Palencia, Aragon, & Loving tahun 2007.
Pada pengujian hipotesis H2 dengan memperhatikan tabel 2 dan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel penelitian faktor emosional terhadap perselingkuhan, memperlihatkan bahwa koefisien jalurnya positif sebesar 0,531. Nilai p– values (0,00) pada hubungan kausal variabel peneitian ini dengan taraf uji 5% berarti bahwa hipotesis diterima sehingga faktor emosional berpengaruh secara signifikan terhadap perselingkuhan. Berdasarkan nilai outer loading tertinggi pada faktor emosional yaitu kurangnya perhatian dari pasangan dapat menyebabkan seseorang melakukan perselingkuhan karena merasa bosan dengan pasangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Glass dan Wright tahun 1992.
Pengujian hipotesis H3 dengan memperhatikan tabel 2 dan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel penelitian faktor cinta terhadap perselingkuhan, memperlihatkan bahwa koefisien jalurnya positif sebesar 0,223. Nilai p–values (0,00) pada hubungan kausal variabel peneitian ini dengan taraf uji 5% berarti bahwa hipotesis diterima sehingga
faktor cinta berpengaruh secara signifikan terhadap perselingkuhan. Berdasarkan nilai outer loading tertinggi pada faktor cinta yaitu jatuh cinta dengan orang lain dapat menyebabkan seseorang melakukan perselingkuhan karena merasa bosan dengan pasangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Glass dan Wright tahun 1992.
Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 untuk pengujian hipotesis H4 dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel penelitian faktor sosial terhadap perselingkuhan, memperlihatkan bahwa koefisien jalurnya positif sebesar 0,137. Nilai p–values (0,02) pada hubungan kausal variabel peneitian ini dengan taraf uji 5% berarti bahwa hipotesis diterima sehingga faktor sosial berpengaruh secara signifikan terhadap perselingkuhan. Berdasarkan nilai outer loading tertinggi pada faktor sosial yaitu jarak dengan pasangan dapat menyebabkan seseorang melakukan perselingkuhan karena merasa bosan dengan pasangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Johnson tahun 1970.
Berdasarkan nilai koefisien jalur bahwa faktor emosional mendominasi terjadinya perselingkuhan dibandingan faktor seksual, faktor cinta, dan faktor sosial.
Hasil dari penelitian ini adalaha faktor-faktor penyebab perselingkuhan yaitu faktor seksual, faktor emosional, dan faktor cinta, dan faktor sosial. Faktor yang mendominasi penyebab perselingkuhan di Kota Denpasar adalah faktor emosional yaitu kurangnya perhatian dari pasangan. Variabel laten perselingkuhan memiliki nilai R2 sebesar 0,739 yang berarti bahwa keseluruhan faktor pada penelitian dapat menjelaskan perselingkuhan sebesar 73,9%.
Para responden menyarankan untuk menambahkan faktor keluarga dan faktor ekonomi ke dalam variabel penelitian.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan dosen penguji yaitu Pak Putu Nila dan Pak Komang Sukarsa, Pak Gandi, Bu Sucipta, dan Bu Ayu karena telah membimbing dan memberikan masukan dalam membuat jurnal ini. Terima kasih kepada
keluarga dan teman-teman karena telah memberikan semangat dalam membuat penelitian ini.
Daftar Pustaka
Blow, A. J., & Hartnett, K. (2005). Infidelity in committed relationships I: A methodological review. Journal of Marital and Family Therapy, 31(2), 183–216. https://doi.org/10.1111/j.1752-0606.2005.tb01555.x
Glass, S. P., & Wright, T. L. (1992). Justifications for Extramarital Relationships: The Association between Attitudes, Behaviors, and Gender. The Journal of Sex Research, 29(3), 361–387. https://doi.org/10.1080/00224499209551654
Hair, Jr., J. F., Black, W. c., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Analysis (7th edition). Pearson.
Hair, Jr., J. F., Hult.G.T.M, Ringle.C.M, & Sarstedet.M. (2014). A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling. In Long Range Planning (Vol. 46, Issues 1–2). SAGE Publications. https://doi.org/10.1016/j.lrp.2013.01.002
Hawkins, A. J., Willoughby, B. J., & Doherty, W. J. (2012). Reasons for Divorce and Openness to Marital Reconciliation. Journal of Divorce and Remarriage, 53(6), 453–463. https://doi.org/10.1080/10502556.2012.682898
Johnson, R. E. (1970). Extramarital Sexual Intercourse: A Methodological Note. National Council on Family Relations, Wiley, 32(2), 279–282.
Palencia, R., Aragón, R., & Loving, D. (2007). Desarrollo del inventario
multidimensional de infidelidad (IMIN). Revista Iberoamericana de Diagnóstico y Evaluación - e Avaliação Psicológica, 1(23), 121–147.
Scheeren, P., Martínez de Apellániz, I. de A., & Wagner, A. (2018). Marital infidelity: The experience of men and women. Trends in Psychology, 26(1), 355–385. https://doi.org/10.9788/TP2018.1-14En
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian (Mulyatiningsih.E (ed.)). CV Alfabeta.
Syarif, D. F. T. (2015). Konseling Individu Dalam Upaya penaggulangan Dampak Perselingkuhan Dalam Pernikahan. 10, 40–54.
10
Discussion and feedback