Analisis Hubungan Nilai Tukar Nelayan Dengan Jenis Tangkapan Nelayan Di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali
on
Journal of Marine and Aquatic Sciences 8(2), 329-338 (2022)
Analisis Hubungan Nilai Tukar Nelayan Dengan Jenis Tangkapan Nelayan Di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali
Ida Bagus Ketut Ravidhya Krisna Sekar a*, I Gusti Ngurah Putra Dirgayusa a, Ni Luh Putu Ria Puspitha a
a Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Kampus UNUD Bukit Jimbaran, Bali 80361, Indonesia
* Penulis koresponden. Tel.: +62-831-149-62494
Alamat e-mail: [email protected]
Diterima (received) 11 November 2020; disetujui (accepted) 27 November 2022; tersedia secara online (available online) 1 Desember 2022
Abstract
This research aims to determine the fishermen’s exchange rate (NTN) and how the catch composition could affect the income of purse sein fishermen in Pengambengan Village. The object of the research is purse sein fishermen in Pengambengan Village, sampling has carried out by using purposive technique, and data was collected using questionnaires and interviews. The method used in this research are the NTN calculation method and multiple linear regression statistical method with hypothesis test, T-tets, F-test, and the coefficient of determination (adjusted R2 Square). The results show in the harvest season, almost all of the fishermen experienced a surplus (NTN above 100), while in the famine season only fishermen with high profit-sharing system experienced a surplus and the other experienced a disadvantage. For both of the two seasons, the fishermen’s catch composition are consist of lemuru, tongkol and layang; base on the T-test results, lemuru catch affect significantly on fishermen’s income during the harvest season, and layang catch affect the income of fishermen in the famine season. somultaneously the catch composition, lemuru, tongkol and layang affect fishermen income compared only 1 type of fish catch, and seen from the Coefficient of Determination by 6,6 % in the harvest and by 7,5 % in the famine season. The fishermen’s income is also influenced by other variables which are not included. in the model.
Keywords: fishermen exchange rate; fishermen; harvest season; famine season
Abstrak
Abstrak berbahasa Indonesia tulis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan bagaimana jenis-jenis tangkapan nelayan mempengaruhi pendapatan nelayan perahu slerek di Desa Pengambengan. Objek penelitian ini adalah masyarakat nelayan perahu slerek di Desa Pengambengan, pengambilan sampel dilakukan dengan mempergunakan teknik purposive sampling, dan pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuisioner. Metode yang dipergunanakan adalah metode perhitungan NTN dan metode Statistik Regresi Linier berganda, dengan uji hipotesis, uji t, uji f, dan Koefisien Determinasi (adjusted R2 Square). Hasil yang diperoleh adalah pada musim panen hampir semua nelayan perahu slerek mengalami surplus (NTN diatas 100), sementara pada musim paceklik hanya nelayan perahu slerek yang menerapkan sistem bagi hasil yang tinggi yang mengalami surplus dan sisanya mengalami rugi. Untuk kedua musim komposisi tangkapan nelayan perahu slerek terdiri dari ikan jenis lemuru, tongkol dan layang, berdasarkan hasil uji t, jenis tangkapan ikan lemuru berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan perahu slerek saat musim panen, sedangkan jenis tangkapan ikan layang akan berpengaruh pada pendapatan saat musim paceklik. Secara simultan enis tangkapan ikan lemuru, tongkol dan layang mempengaruhi pendapatan nelayan dibandingkan hanya 1 jenis tangkapan dilihat dari koefisien determinasi sebesar 6,6 % pada saat musim panen dan sebesar 7,5 % pada saat musim paceklik, selain variabel-variabel yang sudah disebutkan diatas, pedapatan nelayan juga di pengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak dimasukan kedalam model.
Kata Kunci: nilai tukar nelayan; nelayan; musim panen; musim paceklik
Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang diam dan bertempat tinggal di sekitar wilayah pesisir dengan sumber penghasilan utama berasal dari hasil alam di laut, berupa ikan, udang dan lain-lainya yang berasal dari hasil alam (Rosni, 2017). Namun nelayan mengalami berbagai macam kendala yang menyebabkan hasil tangkapan mereka sedikit. Adapun kendala ini disebabkan karena sumber daya alam mengalami eksplotasi secara berlebihan, seperti wilayah Selat Malaka, Selat Bali, Pantai Selatan Sulawesi serta Pantai Utara Jawa (Muhtarom, 2017).
Secara umum kesejahteraan nelayan di Indonesia masih rendah, hal ini menurut Jamilah dan Mawardati (2019), disebabkan beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut tidak selalu berkaitan dengan keadaan musim ikan, keterbatasan sumber daya manusia (SDM), atau pun modal dan akses, tetapi dipengaruhi oleh dampak negatif dari modernisasi perikanan yang memberikan dampak dan mendongorong over fishing atau eksploitasi secara berlebihan. Kemiskinan dan kesejahteraan nelayan juga bergantung pada nilai pendapatan yang diperoleh nelayan (Fadilah dkk., 2014).
Dalam Suherman dkk. (2020), Bali memiliki pelabuhan perikanan berskala nusantara dan terbesar di Bali yang disebut Pelabuhan Perikanan (PPN) Nusantara Pengambengan. PPN tersebut didirikan karena mengacu pada potensi yang dimiliki Desa Pengambengan yang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. PPN Pengambengan yang merupakan salah satu pelabuhan penghasil lemuru (Sardinella lemuru) terbesar di Indonesia. Kabupaten Jembrana merupakan daerah dengan peluang yang besar terhadap hasil perikanan apalagi ditopang dengan adanya PPN Pengambengan. Pemanfaatan sumberdaya perikanan dilakukan di perairan. Kegiatan di PPN Pengambengan adalah salah satu kegiatan perikanan rakyat terbesar di Bali, dimana alat tangkap utama yang dioperasikan antara lain purse seine dam pancing.
Pada penelitian sebelumnya Fitriyani (2016), menyatakan bahwa sumber daya ikan dan harga ikan merupakan salah-satu faktor atau ancaman vital terhadap mata pencaharian nelayan yang melaksanakan kegiatan disekitar PPN Pengambengan, dimana dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kegiatan pelelangan di
PPN Pengambengan mengalami harga ikan yang tidak stabil yang dipengaruhi oleh stok ikan hasil tangkapan nelayan dimana harga ikan cenderung mengalami perubahan harga yang cukup signifikan. Dengan adanya fenomena tersebut peneliti tertarik melihat bagaimana pendapatan dan pengeluaran ekonomi nelayan Pengambengan yang diukur dengan menggunakan nilai tukar nelayan serta bagaimana dengan jenis tangkapan nelayan di Desa Pengambengan dan pengaruhnya terhadap pendapatan nelayan Pengambengan. Adapun nilai tukar nelayan membandingkan pendapatan keluarga terhadap pengeluaran keluarga atau biasanya disebut dengan kesejahteraan fisik (Sukmawardhana dkk., 2013).
Nilai tukar nelayan (NTN) merupakan nilai/rasio antara berapa pendapatan dan pengeluaran nelayan yang dipakai untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteaan keluarga nelayan. Nilai/rasio ini dipakai atas pemahaman bahwa rumah tangga nelayan memilik pendapatan dan pengeluraan yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh bagaimana pola hidup rumah tangga nelayan (Salakory, 2016).
Penelitian ini memberikan gambaran untuk Pemerintah tentang bagaimana hasil tangkapan nelayan slerek, tingkat nilai tukar nelayan serta pengaruh jenis tangkapan terhadap pendapatan nelayan slerek di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Pemerintah sebagai pengelola dan pemangku kebijakan memiliki tanggung jawab untuk memastikan sektor perikanan yang berkelanjutan dengan cara memberikan tindakan atau strategi yang tepat dalam memberikan bantuan dan membuat kebijakan dapat dilakukan secara adil dan merata guna meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada Rabu, 26 Februari hingga Rabu, 18 Maret 2020. Lokasi penelitian terletak di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali (Gambar 1).
-
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Alat dan Bahan
Alat & bahan |
Fungsi |
Alat tulis |
Menulis |
Kuisioner |
Untuk memperoleh data |
Handphone |
Dokumentasi dan alat |
bantu |
Gambar 1. Lokasi Penelitian.
-
2.3 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian menggunakan dua data meliputi data primer yang diambil secara langsung serta data sekunder yang didapatkan dari Pemerintah Desa Pengambengan.
-
2.3.1. Data Primer dan Data Sekunder
Dalam Prakoso (2018), data primer dijelaskan merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian baik dengan cara observasi ataupun wawancara dan pengamatan secara langsung. Sedangkan data sekunder adalah data yang dipakai untuk data pelengkap dari data primer yang didapatkan dari Pemerintah Desa Pengambengan, yakni data jumlah nelayan yang berasal dari Desa Pengambengan.
-
2.3.2. Wawancara
Pada penelitian survey sering menggunakan teknik.wawancara sebagai cara pengumpulan data penelitian, adapun wawancara merupakan suatu teknik yang dipakai untuk.mendapatkan informasi dari responden dengan cara bertanya secara langsung pada responden. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan memberikan kuisioner terhadap responden dan
narasumber yang dipilih dengan teknik purposive sampling di Desa Pengambengan.
Pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling. Menurut Sanubari dkk. (2020), non probability sampling merupakan teknik pengambilan data secara acak. Biasanya teknik ini digunakan apabila memiliki maksud tertentu dalam memilih sampel atau sulitnya populasi dijadikan sampel. Adapun non probability sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sheisarvian dkk. (2015), menjelaskan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling menggunakan dasar pertimbangan keahlian khusus atau kriteria tertentu.
Pengambilan sampel berdasarkan ciri khusus tertentu yang diterapkan pada penelitian inii:
-
• Sampel yang dipilih adalah para nelayan yang masih aktif setidaknya 5 tahun terakhir sebagai nelayan purse sein (slerek) dan sudah berkeluarga serta berasal dari Desa Pengambengan.
-
2.3.3. Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini penentuan jumlah sampel yang akan dipilih menjadi responden menggunakan rumus slovin. Dalam penelitian survey dimana dengan jumlah populasi yang besar maka digunakan formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi mampu mewakili populasinya.
Dari data PemDes Pengambengan (2019), di peroleh sekitar 2392 orang yang berprofesi sebagai nelayan, dari hasil perhitungan rumus slovin didapatkan sampel yang diambil sebanyak 96 sampel yang dapat mewakili populasi nelayan slerek di Desa Pengambengan.
-
2.4 Analisis Data
-
2.4.1. Nilai Tukar Nelayan
-
Berdasarkan PERMEN-KP (2014), nilai tukar memiliki kegunaan sebagai pengukur kemampuan tukar (term of trade) produk yang dijual oleh pembudidaya dengan produk yang dibutuhkan oleh pembudidaya untuk berproduksi dan konsumsi rumah tangganya.
Berdasarkan Budiono dkk. (2015), formula yang digunakan dalam perhitungan NTN adalah indeks Laspeyres yang sudah dimodifikasi (modified laspeyres indices), yakni total pendapatan yang
diterima nelayan (Yt) dan total pengeluaran nelayan (Et) dalam kurun waktu tertentu.
Yt . „ NTN = — ×100 Et
(1)
Kriteria besaran NTN dalam PERMEN-KP (2014), dijelaskan dalam tiga kategori yaitu:
-
a. NTN ≥ 100, menunjukan nelayan mengalami keuntungan atau surplus, dimana hasil produksinya lebih besar dibandngkan dengan kenaikan konsumsinya (pengeluaran).
-
b. NTN = 100, menunjukan nelayan mengalami impas atau break event.
-
c. NTN ≤ 100, menunjukan nelayan mengalami defisit atau kerugian, dimana konsumsinya (pengeluaranya) lebih besar dibandingkan dengan hasil produksinya.
-
2.4.2. Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linie berganda. Bhirawa (2020), menjelaskan bahwa analisis regresi liner berganda hampir mirip dengan regresi sederhana yakni bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketergantungan antar variabel tetap dengan variabel bebas, bedanya pada regresi liner sederhana menggunakan 1 variabel bebas, sedangkan regresi liner berganda menggunakan lebih dari 1 variabel bebas. Selain itu analisis ini juga dapat mengetahui bagaimana pola arah dan hubugan antar variabel bebas dan variabel tetap, maksud hubungan disini adalah melihat apakah berhubungan positif atau negatif, serta dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel tetap apabila variabel bebasnya mengalami penurunan atau peningkatan.
Adapun rumus persamaan regresi liner berganda dalam Sheisarvian dkk. (2015), dapat dilihat pada rumus dibawah:
Y = a + blXl + b2X2 +......+ e
(2)
dimana Y merupakan variabel terikat; a menunjukan nilai konstan; X adalah variabel bebas; b adalah nilai koefisien regresi dan e adalah standar eror.
-
2.4.3. Uji T, Uji F dan Koefisien Determinasi
Dalam Bhirawa (2020), dijelaskan kegunaan uji t untuk melihat pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel tetap, sedangkan
uji f sendiri untuk melihat apakah adanya pengaruh secara bersama-sama antar variabel bebas terhadap variabel tetap, dan koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa jauh keseluruhan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat.
Desa Pengabengan adalah desa yang terletak di Kabupaten Jembrana yang berbatasan langsung dengan Selat Bali. Posisi Desa Pengambengan yang tepat mengahadap Selat Bali, menjadikan mata pencaharian masyarakat Desa Pengambengan didominasi menjadi nelayan, adapun jumlah nelayan di desa pengambengan cukup tinggi yakni 2392 orang di bandingkan dengan mata pencaharian lainnya.
Tabel 2
Pekerjaan Masyarakat Desa Pengambengan
Jenis Pekerjaan Jumlah
Nelayan |
2392 Orang |
Buruh Harian Lepas |
1.455 Orang |
Buruh Migran |
488 Orang |
Petani |
278 Orang |
Wirausaha |
304 Orang |
Pedagang Keliling |
167 Orang |
Sumber : PemDes Pengambengan 2019
Potensi Desa Pengambengan yang berbatasan dengan Selat Bali dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk melaksanakan kegiatan pencaharian ikan yakni kegiatan kapal slerek atau purse seine.
-
3.2 Perikanan Pukat Lingkar (Slerek)
Perikanan pukat lingkar atau istilah lokal masyarakat Desa Pengambengan disebut slerek, merupakan kegiatan penangkapan ikan di Desa Pengambengan yang bersifat one day fishing. Kegiatan penangkapan ikan nelayan slerek Pengambengan dilakukan sepanjang tahun dan terbagi ke dalam 2 musim, yakni musim panen dan musim paceklik. Musim paceklik menurut nelayan slerek Pengambengan terjadi pada bulan Desember sampai Mei. Musim Panen terjadi pada bulan Juni Sampai November, namun keadaan musim panen
dan paceklik di Pengambengan dapat berubah-berubah tergantung dari kondisi alam.
-
3.3 Jenis Tangkapan dan Harga Jenis Tangkapan
Jumlah dan nilai hasil tangkapan nelayan pukat lingkar dikelompokkan berdasarkan musim penangkapan, yaitu musim panen dan musim paceklik. Menurut Zulbainarni dkk. (2011), perairan Selat Bali memiliki potensi multispesies sumber daya perikanan pelagis yang cukup besar dikarenakan tingkat kesuburan peraiannya yang tinggi. Hal ini dikarenakan Selat Bali diapit diantara 2 Provinsi yakni Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali. Zulbainarni dkk. (2011), juga menambahkan spesies ikan pelagis yang ditemukan disekitaran perairan Selat Bali Adalah layang, tongkol, lemuru, kembung serta spesies ikan lainnya.
-
3.3.1. Musim Panen
Gambar 2. Jenis ikan hasil tangkapan pertrip musim panen.
Musim panen menurut nelayan pengambengan terjadi pada bulan Juni sampai November. Secara oseanografi dalam Prayoga dkk. (2017), menyatakan hampir seluruh perairan di Indonesia termasuk Selat Bali dipengaruhi oleh 2 musim yakni siklus musim barat terjadi pada bulan Desember sampai Februari serta siklus musim timur pada bulan Juni sampai Agustus. Adapun Jumlah hasil tangkapan nelayan slerek ketika musim panen menujukkan jumlah yang cukup besar, jenis ikan hasil tangkapan meliputi ikan pelagis kecil dan pelagis besar Jumlah rata-rata ikan hasil tangkapan bervariasi yakni diatas 1 ton, adapun hasil tangkapan lemuru yang diperoleh nelayan pukat lingkar per trip ketika musim panen sebesar 13.894 Kg, ikan tongkol 1.044 Kg, dan ikan layang 901 Kg. Rincian hasil tangkapan per jenis ikan per trip dapat dilihat pada Gambar 2.
Jenis ikan hasil tangkapan nelayan slerek Pengambengan pada musim panen memiliki harga jual yang beragam.
Harga tertinggi menunjukan pada ikan jenis layang yakni Rp. 4.625/kg, tetapi jumlah tangkapannya sendiri cenderung sedikit, sedangkan lemuru dengan hasil tangkapan yang cukup melimpah menunjukan harga yang cukup rendah, yakni Rp. 3.395/Kg ikan lemuru dan Rp. 4000/Kg Harga per jenis ikan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Rata-rata harga ikan pertrip musim panen
Jenis Ikan |
Harga/kg (Rp) |
Lemuru |
3.395 |
Tongkol |
4.135 |
Layang |
4.625 |
-
3.3.2. Musim Paceklik
Musim paceklik ikan menurut nelayan slerek Pengambengan terjadi pada bulan bulan Desember sampai Mei. Jumlah hasil tangkapan nelayan slerek Pengambengan ketika musim paceklik menunjukkan hasil yang sangat sedikit dibandingkan ketika musim panen namun harga jual ikan cenderung naik dikarenakan jumlah produksi pertrip nelayan Pengambengan sangat sedikit tetapi permintaan pasar yang masih sama dengan musim panen. Menurunya hasil tangkapan menurut nelayan pengambengan disebabkan karena pada musim paceklik mereka tidak berani melaut ke daerah Uluwatu sampai Jimbaran dikarenakan cuaca yang buruk dan memilih melakukan kegiatan penangkapan dekat Pengambengan. hal ini sesuai dengan Kurniawan dkk. (2013), yakni musim barat selain mendatangkan berkah akan dimulainya musim banyak ikan, tetapi kondisi cuaca dilaut pada musim ini memnyebabkan nelayan enggan berangkat melaut dikarenakan keterbatasan armada penangkapan dan prasarana lainnya.
Nilai hasil tangkapan ketika musim paceklik menunjukkan jumlah yang lebih kecil dibandingkan ketika musim panen yakni kurang dari 1 ton pertrip. Dimana pada Gambar 3. Menunjukan rata-rata pertrip nelayan Slerek. Pengambengan mendapatkan hasil tangkapan sebesar 710 Kg untuk ikan tongkol, 427 Kg untuk ikan layang dan 70 Kg untuk ikan lemuru.
Walaupun hasil tangkapan rendah, harga jual ikan mengalami peningkatan dibandingkan pada saat musim panen. Adapun harga jual ikan hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel 4.
JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN
Gambar 3. Jenis ikan hasil tangkapan pertrip musim paceklik.
Tabel 4
Rata-rata harga ikan pertrip musim paceklik
Jenis Ikan Harga/kg (Rp)
Lemuru 7.441
Tongkol 12.427
Layang 13.599
-
3.4 Nilai Tukar Nelayan
Kemampuan daya beli nelayan pukat lingkar di Desa Pengambengan diukur menggunakan indeks atau persentase Nilai Tukar Nelayan (NTN). NTN
dihitung setelah diperoleh hasil berupa total keseluruhan pendapatan nelayan baik dari usaha perikanan tangkap maupun non perikanan tangkap, kemudian membandingkan total pendapatan dengan total pengeluaran untuk usaha perikanan tangkap dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga nelayan (Guritno dkk., 2014).
-
3.4.1. Musim Panen
Dari hasil perhitungan yang pada Tabel 5 diperoleh hasil rata-rata bahwa NTN musim panen, nelayan pemilik yang memiliki nilai tukar paling tinggi dibandingan nelayan lainnya dimana artinya nelayan pemilik memiliki kemampuan daya beli sangat baik karena harga produksi yang diterima lebih besar dibandingkan dengan harga konsumsi yang harus dibayarkan. Kemudian untuk nelayan penggarap dilaut memiliki nilai tukar yang sama masih di atas 100, hal ini mengindikasikan nelayan slerek Pengambengan baik dari pemilik maupun nelayan pengarap mengalami surplus.
-
3.4.2. Musim Paceklik
Hasil yang sangat berebeda terjadi pada musim paceklik bagi nelayan slerek Pengambengan, dimana dengan jumlah trip yang sedikit dan berpindahnya tempat penangkapan menjadi di
Tabel 5 | |||||
Rata-rata nilai tukar nelayan musim panen. | |||||
Posisi |
Total Pendapatan |
Total Pengeluaran |
NTN | ||
Perikanan |
Non Perikanan |
Perikanan Tangkap |
Konsumsi | ||
Tangkap |
Tangkap |
rumah tangga | |||
Pemilik |
3.101.932.000 |
12.000.000 |
102.000.000 |
27.990.000 |
2393 |
Tukang |
621.351.916 |
750.000 |
12.825.000 |
17.400.000 |
2058 |
Panggung | |||||
Tukang Kemudi |
170.686.432 |
750.000 |
8.685.000 |
14.475.000 |
740 |
Tukang Mesin |
47.437.320 |
- |
4.470.000 |
10.478.333 |
318 |
ABK Biasa |
61.814.026 |
648.550 |
7.718.899 |
10.893.483 |
336 |
Tabel 6 | |||||
Rata-rata nilai tukar nelayan musim paceklik | |||||
Posisi |
Total Pendapatan |
Total Pengeluaran |
NTN | ||
Perikanan Tangkap |
Non Perikanan |
Perikanan Tangkap |
Konsumsi rumah | ||
Tangkap |
tangga | ||||
Pemilik |
153.887.800 |
12.000.000 |
13.980.000 |
27.990.000 |
395 |
Tukang |
34.159.312 |
750.000 |
1.608.125 |
17.400.000 |
184 |
Panggung | |||||
Tukang Kemudi |
7.233.623 |
625.000 |
887.000 |
11.493.750 |
63 |
Tukang Mesin |
1.289.407 |
3.966.667 |
216.000 |
9.471.667 |
54 |
ABK Biasa |
3.115.204 |
1.416.666 |
679.029 |
9.208.043 |
46 |
daerah sekitaran perairan Pengambengan dikarenakan faktor cuaca musim barat, menyebabkan daya beli pengambengan mengalami penurunan yang cukup signifikan, perhitungan nilai tukar nelayan nelayan slerek Pengambengan dapat di temukan pada Tabel 6.
Pada Tabel 6 hasil rataan NTN Paceklik, dimana nelayan pemilik dan penggarap sama-sama mengalami penurunan nilai tukar, tetapi nelayan Pemilik dan Tukang Panggung masih mengalami surplus dikarenakan nelayan pemilik dalam sistem bagi hasil di Pengambengan mendapatkan hasil sebanyak 50% dan tukang panggung 10-12 bagi hal inilah yang menyebabkan Pemilik dan Tukang Panggung masih berada di kisaran di atas 100, sedangkan untuk tukang mesin, tukang kemudi dan abk biasa yang mendapat bagian cukup rendah, mengalami NTN dibawah 100. Hal ini sesuai dengan pernyataan Istiqomah dkk. (2017), bahwa umumnya proporsi pendapatan paling besar ada pada nelayan pemilik, sedangkan proporsi pendapatan terkecil terdapat pada nelayan ABK biasa.
-
3.5 Analisis Regresi Berganda
Pada penelitian ini untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh antara variabel bebas (jenis tangkapan) terhadap variabel tetap (pendapatan). Dari Tabel Coefficients dapat dilihat pada Gambar 4.
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) Lemuru 1 Tongkol Layang |
7,304 ,000 -3,388E-005 3,379E-005 |
,188 ,000 ,000 ,000 |
,292 -,136 ,139 |
38,809 2,479 -1,079 1,132 |
,000 =015 ,284 ,261 |
a. Dependent Variable: Pendapatan
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) Lemuru 1 _ Tongkol Layang |
6,860 3,523E-005 2,690E-006 -5,624E-005 |
,307 ,000 ,000 ,000 |
,164 ,016 -,333 |
22,359 1,273 ,123 -2,907 |
,000 ,207 ,902 ,005 |
a. Dependent Variable: Pendapatan
Gambar 4. Analisis regresi linier berganda (a) musim panen dan (b) musim paceklik
Menurut Janie (2012), apabila masing-masing koefisien variabel bebas distandarisasi terlebih dahulu, maka persamaan regresi tidak memiliki
nilai konstan, adapun persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pendapatan = 0, 292 Ikan Lemuru
- 0,136 Ikan Tongkol
+ 0,139 Ikan layang
Pendapatan = 0,164 Ikan Lemuru
+ 0,016 Ikan Tongkol
-0,333 Ikan Layang
Dalam ilmu sosial ekonomi, sesuai dengan Janie (2012), menyatakan jika dalam konteks ilmu sosial/ekonomi maka dalam regresi liner dititik beratkan adalah tanda positif yang terdapat didepan angka koefisien beta untuk
diinterpretasikan. Interpretasi regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.
-
a. Variabel Ikan Lemuru pada musim panen (3) dan paceklik (4) bernilai positif yang yang menunjukan bahwa dengan diasumsikan
ketiadaan variabel lainnya, apabila hasil ikan lemuru mengalami kenaikan, maka
pendapatan akan cenderung meningkat pada kedua musim.
-
b. Variabel ikan tongkol pada musim panen (3) dan paceklik bernilai negatif, jika di asumsikan tidak ada variabel lainnya maka pendapatan akan mengalami penurunan walaupun jenis tangkapan tongkol nelayan mengalami peningkatam. Sementara itu pada musim paceklik (4) variabel ikan tongkol menunjukan nilai positif jika di asumsikan ketiadaan variabel lain maka pendapatan akan cenderung meningkat apabila jenis tangkapan tongkol mengalami peningkatan.
-
c. Dan variabel ikan layang menunjukan nilai positif pada musim panen (3) mengindikasikan jika ketiadaan variabel lain maka pendapatan akan cenderung meningkat jika jenis tangkapan nelayan mengalami peningkatan sedangkan pada musim paceklik (4) menunjukan negatif yang jika di asumsikan tidak adanya variabel lain, maka pendapatan akan mengalami menurun walaupun jenis tangkapan tongkol mengalami peningkatan
Secara garis besar jika diasumsikan hanya mendapatkan 1 jenis ikan pada saat melaut, maka hanya ikan-ikan jenis tertentu yang memberikan peningkatan pada pendapatan nelayan baik musim panen dan musim paceklik.
-
3.5.1. Uji T
Pada Gambar 4. Juga dapat dilihat hasil uji secara parsial atau biasa disebut T-Test. Uji ini dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji variabel bebas seberapa jauh pengaruhnya satu variabel bebas secara parsial. Dalam penelitian ini untuk melihat hasil uji t dilakukan dengan membandingan nilai signifikansi t dengan eror sebesar 0.05.
-
a. Jenis ikan lemuru pada musim panen menunjukan nilai sig. 0,015 kurang dari eror 0,05 ini menunjukan ada pengaruh signifikan dari jenis lemuru pada musim panen yang mana hasil tangkapan nelayan slerek pengambengan pada musim panen di dominasi oleh ikan lemuru. Sedangkan pada musim paceklik menunjukan hasil 0,207 dimana lebih besar dibandingkan dengan 0.05, dimana artinya tidak ada pengaruh signifikan harga ikan lemuru pada musim paceklik terhadap pendapatan nelayan slerek Pengambengan.
-
b. Jenis ikan tongkol pada musim panen menunjukan signifikansi sebesar 0,284 dan pada musim panen menunjukan 0,902 dimana kedua musim tersebut sama-sama lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan slerek Pengambengan.
-
c. Jenis ikan layang pada musim panen menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,261 dimana lebih dari 0,05 yang menunjukan tidak ada pengaruh signifikan jenis ikan layang pada musim panen, sedangkan pada musim paceklik menunjukan 0,005 dimana lebih kecil dari 0,05 dimana artinya ada pengaruh signifikan dari jenis ikan layang pada musim paceklik dikarenakan harga ikan layang pada musim ini paling tinggi dibandingkan dengan harga lemuru dan tongkol.
-
3.5.2. Uji F
Hasil yang didapatkan pada Gambar 5. Menunjukan, nilai signifikansi f = 0,039 (musim panen) dan signifikansi f = 0,030 (musim paceklik) lebih kecil dari eror = 0,05. Dengan kata lain, jika nelayan mendapatkan jenis tangkapan lemuru, tongkol, dan layang secara simultan akan memberikan pengaruh secara signifikan terhadap pendapatan nelayan slerek Desa Pegambengan pada musim panen maupun musim paceklik.
ANOVA-
Model |
Sumof Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig |
Regression 1 Residual Total |
,450 4,061 4,511 |
3 79 82 |
,150 .051 |
2,920 |
,039b |
ANOVAa | |||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig |
Regression 1 Residual Total |
1,247 10,086 11,332 |
3 76 79 |
,416 ,133 |
3,131 |
,030b |
a. Dependent Variable: Pendapatan
b. Predictors: (Constant). Layang. Lemurus Tongkol
Gambar 5. Uji F (a) musim panen dan (b) musim paceklik
Menurut Santi dkk. (2019), pendapatan ialah uang yang diterima oleh seseorang ataupun perusahaan. Adapun faktor yang memperngaruhi pendapatan yaitu biaya, harga jual dan volume penjualan.
-
3.5.3. Koefisien Determinasi
Dalam penelitian menggunakan lebih dari 1 variabel bebas, maka nilai koefisien determinasi yang dapat digunakan yakni Adjusted R Square, setelah itu hasil dari pengolahan data tersebut dikalikan 100 %.
Model Summarvb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,316“ |
,100 |
,066 |
,22672 |
a. Predictors: (Constant), Layang, Lemuru, Tongkol b. Dependent Variable: Pendapatan
Model Summary b
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,332a |
,no |
,075 |
,36429 |
a. Predictors: (Constant), Layang, Lemuru, Tongkol
b. Dependent Variable: Pendapatan
Gambar 6. Koefisien determinasi (a) musim panen dan (b) musim paceklik
Dari Gambar 6. diatas menunjukan variabel bebas jenis tangkapan ikan lemuru, tongkol dan layang menunjukan nilai Adjusted R Square sebesar 6,6 % mempengaruhi pendapatan pada musim panen dan sisanya sekitar 93,4 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di masukan kedalam model, sedangkan pada musim paceklik menunjukan hasil sebesar 7,5 % mempengaruhi perbedaan pendapatan dan sisanya sekitar 92,5 % dipengaruhi oleh variabel yang tidak dimasukan kedalam model.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah pada musim panen seluruh nelayan slerek Desa Pengambengan mengalami surplus (NTN diatas 100) sedangkan pada musim paceklik terjadinya penurunan NTN hampir pada seluruh posisi nelayan selrek pengambengan, namun nelayan pemilik, tukang panggung masih mengalami surplus karena bagi hasil yang besar, sedangkan pada nelayan lain ada beberapa yang mengalami surplus dikarenakan ada yang mengambil pekerjaan lain dan ada juga yang dibantu oleh pemasukan dari istri yang bekerja.
Dari hasil penelitian jenis tangkapan nelayan slerek pengambengan pada kedua musim didominasi ikan lemuru, tongkol dan layang, adapun hasil dari pengujian Uji F menunjukan adanya pengaruh dari jenis tangkapan lemuru, tongkol dan layang secara bersama-sama dibandingkan hanya dengan 1 jenis tangkapan terhadap pendapatan nelayan. Dilihat dari koefisien determinasi jenis tangkapan lemuru, tongkol dan layang berpengaruh terhadap pendapatan nelayan sekitar 6,6% pada musim panen dan 7,5% pada musim paceklik dan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang tidak dimasukan kedalam model.
Saran yang disampaikan oleh peneliti adalah perlunya ada penelitian lanjutan tentang variabel lain yang mempengaruhi pendapatan nelayan slerek di Desa Pengambengan selain dari jenis ikan hasil tangkapan.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh masyarakat Desa Pengambengan yang sudah sangat baik menerima penulis untuk melakukan penelitian di Desa Pengambengan, serta seluruh jajaran staff Pemerintah Desa Pengambengan yang sudah melakukan bimbingan dan pengawasan pada saat pelaksanaan penelitian di Desa Pengambengan.
Daftar Pustaka
Bhirawa, W. T. (2020). Proses pengolahan data dari model persamaan regresi dengan menggunakan statistical
product and service solution (SPSS). Jurnal Mitra Manajemen, 7(1), 71-83.
Budiono, E., Mahyudin, I., & Bandung, A. R. (2015). Pengukuran nilai tukar nelayan di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Fish Scientiae, 5(9), 26-36.
Fadilah, Abidin, Z., & Kalsum, U. (2014). Pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga nelayan obor di Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 2(1), 7176.
Fitriyani, A. N. (2016). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perubahan Harga Secara Sepihak Dalam Jual Beli Ikan Segar Di Tempat Pelelangan Ikan Pengambengan Desa Banyubiru Kec. Negara Kab. Jembrana Provinsi Bali. Skripsi. Jember, Indonesia: Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Jember.
Guritno, D. F. E. R., Wibowo, B. A., & Boesono, H. (2014). Analisis tingkat kesejahteraan nelayan pancing ulur (Hand Line) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 3(3), 311-318.
Istiqomah, L., Pramonowibowo, P., & Dewi, D. A. N. N. (2017). Analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan gillnet kapal motor dan motor tempel di PPP Tegalsari, Kota Tegal. Jurnal Perikanan Tangkap: Indonesian Journal of Capture Fisheries, 1(2), 61-69.
Jamilah, & Mawardati. (2019). Hubungan tingkat kemiskinan dengan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap pada kawasan minapolitan. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 3(2), 336-347.
Janie, D. N. A. (2012). Statistik deskriptif & regresi linier berganda dengan SPSS. Semarang, Indonesia: Universitas Semarang Press.
Kurniawan, M. R., Setyohadi, D., & Bintoro, G. (2013). Pengaruh pemasangan rumpon pada musim barat terhadap hasil tangkapan alat tangkap payang di Perairan Tuban Jawa Timur. Jurnal Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan, 1(1), 16-20.
Muhtarom, A. (2017). Analisis kontribusi hasil perikanan laut terhadap kesejahteraan para nelayan dan masyarakat di Kabupaten Lamongan. Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI), 2(1), 265-279.
PemDes Pengambengan. (2019). Profil Desa Pengambengan 2019. Pengambengan, Indonesia: Pemerintah Desa Pengambengan.
PERMEN-KP. (2014). Peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 35/PERMEN-KP/2014 Tentang Pedoman Umum Arsitektur Data Kelautan Dan Perikanan Di Lingkungan Kementrian Kelautan Dan Perikanan. Jakarta-Indonesia: Menteri Kelautan dan Perikanan.
Prakoso, A. A. (2018). Arahan pengembangan kawasan wisata Sungai Musi Kota Palembang. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan (JUARA), 1(1), 1-13.
Prayoga, I. M. S., Putra, I. D. N. N., & Dirgayusa, I. G. N. P. (2017). Pengaruh sebaran konsentrasi klorofil-a berdasarkan citra satelit terhadap hasil tangkapan ikan tongkol (Euthynnus sp) di Perairan Selat Bali. Universitas Udayana-Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 3(1), 30-46.
Rosni, R. (2017). Analisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di desa dahari selebar kecamatan talawi kabupaten batubara. Jurnal Geografi, 9(1), 53-66.
Salakory, H. S. M. (2016). Analisis tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan berdasarkan nilai tukar (NTN) di Kampung Sowi IV Kabupaten Manokwari. The Journal of Fisheries Development, 2(2), 45-54.
Santi, N. W. A., Haris, I. A., & Sujana, I. N. (2019). Pengaruh harga jual dan volume penjualan terhadap pendapatan Ud. Broiler Putra di Dusun Batumulapan Kabupaten Klungkung pada tahun 2015-2017. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 11(1), 116-128.
Sanubari, L., Yuli, S., & Kinasih, H. (2020). Pengaruh Kepercayaan, kualitas layanan, promosi dan citra
merek terhadap kepuasan konsumen asuransi prudential di PT Glory Vision. Syntax Idea, 2(1), 48-58.
Sheisarvian, R. M., Sudjana, N., & Saifi, M. (2015).
Pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang (Studi pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis, 22(1), 19.
Suherman, A. S., Boesono, H., Kurohman, F., & Muzakir, A. K. (2020). Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Jembrana Bali (Performance Of Pengambengan Nusantara Fishing Port (Nfp) Jembrana-Bali). Saintek Perikanan: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 16(2), 123-131.
Sukmawardhana, N., Bambang, A. N., & Rosyid, A. (2013). Analisis tingkat kesejahteraan nelayan alat tangkap gill net Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 2(4), 40-49.
Zulbainarni, N., Tambunan, M., Syaukat, Y., & Fahrudin, A. (2011). Model bioekonomi eksploitasi multispesies sumber daya perikanan pelagis di Perairan Selat Bali. Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 2(2), 141-154.
© 2022 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).
J. Mar. Aquat. Sci. 8(2): 329-338 (2022)
Discussion and feedback