JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS

Vol. 2, No. 3, November 2018.

Preferensi Wisatawan Terhadap Pemilihan Akomodasi di Bali

Skolastika Marcia Devana 1), Ni Ketut Arimayanti 2), Drs. I Nyoman Jamin Ariana3)

Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana Jalan Dr. R. Goris No. 7, Denpasar

Email: skolastikamd@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk mengetahui jenis akomodasi seperti apa yang diinginkan oleh wisatawan ketika berlibur di Bali. Penelitian ini dilakukan di Bali. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, sumber datanya adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis konjoin dengan sembilan variabel penelitian (lokasi, harga, pengalaman sebelumnya, rekomendasi, reputasi, loyalty program points/ membership, online reviews, fasilitas atau pelayanan dan green program). Teknik penentuan responden berupa accidental sampling dan rumus slovin dengan jumlah 100 sampel. Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa atribut yang paling penting menurut wisatawan dalam memilih sarana akomodasi di Bali adalah atribut lokasi. Selain itu, hasil dari analisis konjoin terhadap preferensi wisatawan dalam memilih akomodasi adalah lokasi akomodasi di tepi pantai, review online akomodasi di atas delapan (rating), harga akomodasi di bawah Rp 500.000, akomodasi mempunyai green program, akomodasi mempunyai loyalty program points atau membership, bukan chain property, akomodasi direkomendasikan dari pihak lain, akomodasi belum pernah ditinggali sebelumnya dan fasilitas yang lengkap. Saran dalam penelitian ini adalah industri akomodasi disarankan untuk lebih memperhatikan atribut lokasi, online review dan harga. Kedua, industri diharapkan lebih memperhatikan dan memelihara online review dan e-commerce. Saran ketiga adalah untuk penelitian selanjutnya peneliti dapat menggabungkan antara analisis konjoin dan analisis cluster untuk mendapat hasil yang maksimal. Selanjutnya, disarankan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki lokus dan fokus yang sama untuk menyebarkan kuesioner di pintu keluar bandara. Saran terakhir , disarankan untuk pemerintah supaya meninjau dan mengatur ulang tentang kebijakan akomodasi khususnya jenis akomodasi.

Kata Kunci : Preferensi, Wisatawan, Akomodasi, Bali

Abstrack

The research was conducted in Bali. The background of this research is necessity to know the preference of tourist about accommodation while they on vacation in Bali. The type of data were used in the qualitative and quantitative data, while data sources were used primary data and secondary data. Retrieval of data collection techniques were used observation, interviews, questionnaire, documentation and literature study. Data analysis technique were used descriptive statistics and conjoint analysis, with nine variables (location, price, past experiences, recommendation, reputation, loyalty program points/ membership, online reviews, facilities or services and green program). The determination technique of respondents were accidental sampling and slovin formula with 100 respondents. The results of this research is the most important variabel according the tourist in choosing accommodation in Bali is the location. Also, the results of the tourist preference in choosing accommodation in Bali are the accommodation located near foreshore, rating accommodation is above 8, the accommodation price below than Rp 500.000, the accommodation have green program, accommodation have a loyalty or membership program, not chain property, the accommodation recommended by others, the accommodation has never been occupied before and the accommodation have complete facilities. Suggestions in this study is the accommodation industry should pay more attention to attribute location, online review and price. Second, the industry expected to keep and maintain online review and e-commerce. Third, the next researcher can combine between conjoint and cluster analysis to maximise the result from different market segments. Furthermore, it is suggested to further research that have the same focus dan locus for dissemination a questionnaire at the airport. The last suggestion, sugeested to the government that it may review and reset the accommodation policy especially the particular types of accommodation.

Keywords : Preference, Tourist, Accommodation, Bali

  • 1.    PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan kegiatan yang telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Data UNWTO tahun 1950 menunjukkan jumlah wisatawan dunia hanya mencapai 25 juta orang, namun jumlah wisatawan dunia mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2016 menjadi 1.186 juta orang, dan diramalkan pada tahun 2030 mendatang jumlah wisatawan dunia mencapai 1.8 miliar orang. Begitu pula dengan pariwisata Indonesia, kepariwisataan Nusantara sudah mulai menggeliat sebelum Indonesia merdeka. Menurut Bagyono (2014:3), terdapat karya monumental mengenai kepulauan Nusantara yaitu “The Malay Archipelago/ The Land of Orang Utan and The Bird of Paradise” yang ditulis oleh seorang naturalis Inggris bernama Alfred Russel Wallace tahun 1869 dan “Java, The Garden, of The East” yang ditulis oleh Dr. J.F. Van Bemmelan tahun 1897.

Salah satu pelopor perkembangan pariwisata Indonesia, Bali merupakan salah provinsi yang donatur terbesar perkembangan pariwisata di Indonesia. Saat ini, Bali masih merupakan salah satu provinsi yang dijadikan destinasi favorit di Indonesia jika dibandingkan dengan 33 provinsi lainnya. Bali dianugerahi kekayaan alam yang melimpah dan lengkap berupa danau, gunung, pantai dengan pasir putih, serta kekayaan laut. Hal ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk berlibur di Bali. Selain itu, Bali juga memiliki wisata bernuansa budaya religius, suasana seperti ini cukup sulit ditemukan di tempat lain. Adanya hal ini menjadikan salah satu faktor yang kuat untuk menjadikan Bali sebagai destinasi wisata terfavorit di Indonesia, bahkan di dunia. Hal tersebut terbukti dalam ajang pemilihan destinasi wisata, hotel, dan pantai terbaik tahun 2017 oleh Trip Advisor dalam PR News Wire (2017), Bali menempati urutan pertama dalam pemilihan destinasi wisata terbaik di dunia, disusul dengan London (Inggris) yang menempati urutan kedua dan Paris (Perancis) yang menempati urutan ketiga dalam pemilihan destinasi wisata terbaik di dunia tahun 2017. Bali sebagai destinasi terfavorit tentunya dikunjungi wisatawana, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Tercatat dalam Statistik Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2016, pertumbuhan jumlah wisatawan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara meningkat setiap tahunnya. Adapun jumlah wisatawan ke Bali Tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Wisatawan dan Pertumbuhan Wisatawan di Bali Tahun 2012-2016

Tahun

Jumlah Wisatawan

Total (Orang)

Pertumbuhan (%)

Nusantara (Orang)

Pertumbuhan (%)

Mancanegara (Orang)

Pertumbuhan (%)

2012

6.063.558

-

2.892.019

-

8.955.577

-

2013

6.976.536

15,06

3.278.598

13,37

10.255.134

12,67

2014

6.394.307

(8,35)

3.766.638

14,89

10.160.945

(0,93)

2015

7.147.100

11,77

4.001.835

6,24

11.148.935

8,86

2016

8.643.680

17,31

4.927.937

18,79

13.571.617

17,85

RERATA

7.045.036

8,95

3.773.405

13,32

10.818.442

9,61

Sumber: Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, 2017.

Berdasarkan data dalam Tabel 1, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2016, jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara yang datang ke Bali merupakan jumlah kunjungan terbanyak jika dibandingkan dengan 10 tahun sebelumnya, yaitu mencapai 13.571.617 orang dengan komposisi wisatawan nusantara berjumlah 8.643.680 orang dan wisatawan mancanegara 4.927.937 orang. Menurut Adi Nugroho, Kepala BPS Provinsi Bali, dalam Tirto.id (2017) menjelaskan bahwa dari sepuluh negara terbanyak yang memasok turis ke Bali, delapan negara (Australia, Tiongkok, Jepang, Inggris, India, Amerika Serikat, Perancis dan Jerman) diantaranya mengalami peningkatan signifikan dan dua negara mengalami penurunan yang terdiri atas Malaysia merosot 5,60 persen dari 190.381 orang pada tahun 2015 menjadi 179.721 orang pada tahun 2016.

Besarnya jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara dan mancanegara, serta

peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali menunjukkan bahwa peluang bagi pelaku industri pariwisata semakin besar. Semakin besar jumlah wisatawan maka akan berbanding lurus dengan kebutuhan untuk menginap. Hal ini memberikan keuntungan khusus untuk industri pariwisata dalam bidang akomodasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, ketersediaan akomodasi wisata di Bali berubah selama lima tahun terakhir, akomodasi wisata tersebut mencakup hotel berbintang dan hotel non bintang. Adapun pertumbuhan akomodasi di Bali tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Gambar 1.

^M Hotel Bintang ^M Hotel Melati ^M Pondok Wisata

Total Akomodasi


Gambar 1. Pertumbuhan Akomodasi di Bali Tahun 2012 - 2016 Sumber: Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, 2017.

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa kecenderungan peningkatan jumlah akomodasi terjadi pada semua jenis akomodasi. Peningkatan signifikan terjadi pada pondok wisata, 1.025 pondok wisata pada tahun 2012 meningkat menjadi 3.150 pondok wisata pada tahun 2016 sehingga terdapat 2.125 pondok wisata baru selama lima tahun terakhir. Sementara itu, hotel melati hanya memiliki penambahan 480 hotel melati selama lima tahun terkahir. Jumlah hotel bintang merupakan yang paling sedikit mengalami peningkatan yaitu hanya mengalami peningkatan sebanyak 66 hotel bintang selama lima tahun terakhir. Lebih detail persebaran jumlah akomodasi di Bali dapat dilihat pada Gambar 2.

Tabanan

Denpasar

Klungkung 197, (4,03%)

Jembrana 84, (1,72%)

Karangasem, 992 (20,32%)

Bangli 18, (0,37%)

Badung 1279, (26,19%)


Gianyar 1289, (26,40%)


514, (10,53%)


  •    Denpasar

  •    Badung

  •    Bangli

Buleleng

  •    Gianyar

  •    Jembrana

Gambar 2. Persebaran Akomodasi di Bali menurut Kabupaten/Kota 2016 Sumber: Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, 2017.

Gambar 2 menunjukkan bahwa akomodasi terbanyak di Bali terdapat di Kabupaten Gianyar dengan jumlah 1289 akomodasi atau 26,40 persen. Sedangkan urutan kedua untuk jumlah akomodasi terbanyak adalah Kabupaten Badung, yaitu 26,19 persen atau 1279 akomodasi. Kabupaten Karangasem menduduki peringkat ketiga dengan persentase sebanyak 20,32 persen atau 992 akomodasi. Sedangkan Kabupaten di Bali yang mempunyai jumlah akomodasi paling sedikit adalah Kabupaten Bangli dengan jumlah akomodasi 18 atau 0,37 persen.

Bali sebagai daerah destinasi wisata dengan jumlah akomodasi yang terus bertumbuh, tentunya akomodasi di Bali memiliki tingkat kompetisi yang besar antara akomodasi satu dengan yang lain. Tingkat kompetisi yang besar akan menimbulkan persaingan dan adanya persaingan mengharuskan industri akomodasi untuk lebih jeli dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih akomodasi.

Keputusan wisatawan dalam memilih akomodasi tentunya membutuhkan berbagai pertimbangan. Wisatawan memilih akomodasi dengan mempertimbangkan segi harga, lokasi, pengalaman sebelumnya, rekomendasi, membership atau loyalty program reputasi, online review, green program dan fasilitas atau pelayanan. Pertimbangan dalam memilih akomodasi tersebut akan menimbulkan preferensi yang menjadi dasar dalam mempertimbangkan keinginan dalam memilih produk akomodasi yang ada. Preferensi merupakan suatu sikap konsumen atau kesukaan konsumen terhadap berbagai macam produk yang ada.

Adanya preferensi memberikan keuntungan untuk industri akomodasi karena industri akomodasi dapat menjadikan preferensi sebagai dasar pertimbangan dalam menciptakan produk akomodasi yang sesuai kebutuhan dan keinginan wisatawan. Apabila industri dapat menganalisa kemungkinan dari keputusan wisatawan dalam memilih akomodasi, maka hal tersebut akan memberikan keuntungan yang besar bagi pihak industri pariwisata. Hal ini dikarenakan setiap wisatawan memiliki preferensi yang berbeda-beda terhadap faktor yang dimiliki oleh sebuah sarana akomodasi, misalnya harga, lokasi, pengalaman sebelumnya, rekomendasi, membership atau loyalty program reputasi, online review, green program dan fasilitas atau pelayanan.

  • 2.    METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Bali. Penelitian akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan nusantara dan mancanegara. Kuesioner akan disebarkan secara langsung di tiga kabupaten/kota di Bali yang memiliki jumlah akomodasi terbanyak. Adapun tiga kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Karangasem. Penyebaran kuesioner disebarkan di beberapa area publik seperti daerah tujuan wisata, restoran, kafe, pertokoan dan sebagainya yang tersebar di tiga kabupaten tersebut. Pemilihan lokasi ini ditentukan supaya hasil kuesioner yang didapat dapat lebih mewakili dan lebih memberikan gambaran secara merata untuk preferensi wisatawan terhadap pemilihan akomodasi ketika berlibur di Bali. Penyebaran kuesioner tidak dilakukan dengan menyebarkan di akomodasi dengan tujuan agar pilihan responden untuk jenis akomodasi lebih maksimal.

Definisi Operasional Variabel yang digunakan adalah preferensi, wisatawan, dan akomodasi. Preferensi adalah suatu proses merengking yang mencerminkan kesukaan atau kecenderungan dengan tujuan memperoleh preferensi atas suatu produk maupun jasa. Adapun indikator dan sub-indikator untuk mengukur variabel preferensi adalah lokasi (daerah pegunungan, tepi pantai, pusat hiburan, kawasan wisata, dekat dengan airport), harga ( < Rp 500.000, ≥ Rp 500.000 – Rp 1.000.000, > Rp 1.000.000), pengalaman sebelumnya (pernah menginap dan belum pernah menginap), rekomendasi (rekomendasi dan bukan rekomendasi), reputasi hotel/ brand (chain property dan bukan chain property), loyalty program point/rewards atau membership (terdapat loyalty program atau membership dan tidak terdapat loyalty program atau membership), online review (rating > 8, rating 6-8, rating < 6), fasilitas atau pelayanan (fasilitas lengkap dan pelayanan berkualitas), hotel green program (terdapat greem program dan tidak terdapat green program). Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam, perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara waktu, tidak untuk mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjungi dan bertujuan untuk berkreasi, liburan, kesehatan, pendidiakan, dan olah raga. Wisatawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wisatawan menginap di salah satu akomodasi di Bali, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Akomodasi adalah salah satu usaha pariwisata yang menyediakan barang atau

jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan, dan penyelenggaraan pariwisata. Adapun jenis akomodasi dalam penelitian ini adalah hotel berbintang, hotel non bintang, dan jenis akomodasi lainnya (bumi perkemahan, persinggahan caravan, vila, pondok wisata, dusun wisata, wisma peristirahatan, pondok liburan, homestay, bungalo, perkemahan, dan rumah perahu).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, sumber datanya adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis konjoin, dengan sembilan variabel penelitian (lokasi, harga, pengalaman sebelumnya, rekomendasi, reputasi, loyalty program points/ membership, online reviews, fasilitas atau pelayanan dan green program) yang di ambil dari Barsky (2012). Teknik penentuan responden berupa accidental sampling dan rumus slovin dengan jumlah 100 sampel.

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah data yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah 100 kuesioner. 100 kuesioner tersebut didapatkan selama satu bulan, yaitu bulan September sampai dengan Oktober 2017. Kuesioner disebarkan ke tiga kabupaten/kota yang telah ditentukan, yaitu Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Ketiga kabupaten/kota tersebut memiliki perubahan dari awal penentuan penyebaran kuesioner, hal ini dikarenakan pada saat waktu penyebaran terdapat kendala yaitu naiknya status Gunung Agung dari level siaga (level III) menjadi level awas (level IV). Sehingga lokasi ketiga berubah menjadi Kota Denpasar dengan alasan untuk mempercepat waktu penyebaran dan meminimalisir biaya operasional.

Profil responden terdiri atas profil identitas responden, informasi umum dan identitas akomodasi. Profil identitas responden digambarkan untuk mengetahui responden berdasarkan kebangsaan, jenis kelamin, usia dan pekerjaan. Adapun identitas responden dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Identitas Responden

NO

KETERANGAN

DETAIL

PILIHAN

PRESENTASE

1

Kebangsaan

Mancanegara

41

41

Nusantara

59

59

TOTAL SKOR

100

100

2

Jenis Kelamin

Laki-laki

46

46

Perempuan

51

51

Tidak Diketahui

3

3

TOTAL SKOR

100

100

3

Usia

15 – 24 tahun

36

36

25 – 44 tahun

46

46

45 – 64 tahun

17

17

> 65 tahun

1

1

TOTAL SKOR

100

100

4

Pekerjaan

Pelajar/ Mahasiswa

26

26

Pegawai Swasta

38

38

Wiraswasta

19

19

PNS/ Militer

8

8

Tidak Bekerja

5

5

Lainnya

4

4

TOTAL SKOR

100

100

Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2017.

Menurut kebangsaan, sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah responden nusantara yaitu sebanyak 59 responden yang terdiri dari Provinsi DKI Jakarta (16 responden); Jawa Timur (15 responden); Jawa Barat (11 responden); DI Yogyakarta dan Jawa Tengah (tiga responden); Papua

Barat, Riau, Sumatera Utara (dua responden); dan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Utara (satu responden). Sedangkan responden mancanegara berjumlah 41 responden yang terdiri dari Negara Jerman (13 responden); Perancis (delapan responden); Inggris (lima responden); Belanda (tiga responden); Portugis, Spanyol (dua responden); Amerika Serikat, Australia, Austria, Korea Selatan, Lebanon, Republik Ceko, Rusia, Thailand (satu responden).

Menurut jenis kelamin, responden perempuan merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini dengan jumlah 51 responden, disusul oleh responden laki-laki yang berjumlah 46 responden. Sedangkan tiga responden sisanya tidak memberikan informasi mengenai jenis kelamin.

Menurut usia, responden paling banyak merupakan responden dengan rentang usia 25 – 44 tahun yaitu sejumlah 47 responden. Usia 15 – 24 tahun mendapat urutan kedua dengan jumlah 35 responden. Urutan ketiga adalah responden dengan rentang usia 45 – 64 dengan jumlah 17 tahun. Sisanya adalah responden usia di atas 65 tahun dengan jumlah satu responden.

Menurut pekerjaan, responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden dengan pekerjaan sebagai pegawai yaitu sejumlah 38 responden. Urutan kedua adalah pelajar/ mahasiswa dengan jumlah 26 responden. Urutan ketiga adalah responden dengan pekerjaan wiraswasta dengan jumlah 19 responden. Urutan selanjutnya adalah responden yang tidak bekerja dengan jumlah delapan responden. Responden dengan pekerjaan pegawai negeri sipil atau militer memiliki jumlah lima responden. Sisanya adalah responden dengan pekerjaan lainnya yang terdiri dari satu pegawai BUMN, dua ibu rumah tangga dan satu responden tidak memberikan informasi mengenai pekerjaan. Selain identitas responden juga terdapat informasi umum. Informasi umum digambarkan untuk mengetahui jumlah kunjungan, lama liburan dan tujuan liburan responden. Adapun informasi umum responden dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Informasi Umum Responden

NO   KETERANGAN        DETAIL        PILIHAN   PRESENTASE

1

Jumlah Kunjungan             1 kali

37

Liburan                   2 kali

19

> 4 kali

17

4 kali

17

3 kali

10

TOTAL SKOR

100             100

2

Lama Liburan              > 4 hari

4 hari

68

16

3 hari

9

2 hari

4

1 hari

3

TOTAL SKOR

100             100

3

Tujuan Liburan              Leisure

78

Bisnis

12

Lainnya

8

Tidak Diketahui

2

TOTAL SKOR

100             100

Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2017.

Menurut jumlah kunjungan liburan dapat disimpulkan bahwa masih banyak responden yang baru pertama kali berwisata ke Bali dengan jumlah 37 responden. Urutan kedua adalah responden yang berwisata dua kali ke Bali dengan jumlah 19 responden. Sedangkan urutan ketiga adalah responden yang menyatakan sudah pernah berwisata ke Bali lebih dari empat kali dan responden yang berwisata empat kali ke Bali dengan jumlah masing-masing 17 responden. Untuk responden yang menyatakan sudah pernah berwisata ke Bali lebih dari

empat kali terdiri dari berwisata ke Bali lebih dari lima kali berjumlah dua responden, lebih dari empat kali berjumlah dua responden, lebih dari 10 kali berjumlah satu responden, 10 kali berjumlah satu responden dan responden yang tidak memberikan informasi berjumlah 11 responden. Sisanya adalah jumlah kunjungan tiga kali dengan jumlah sembilan responden.

Menurut lama liburan dapat disimpulkan bahwa paling banyak responden menghabiskan waktu liburan di Bali lebih dari 4 hari, hal ini dibuktikan dengan 68 responden memilih lainnya dalam pernyataan lama liburan di Bali. Selanjutnya, sebanyak 16 responden menyatakan menghabiskan waktu 4 hari untuk berwisata ke Bali. Urutan ketiga adalah responden dengan lama waktu liburan selama 3 hari dengan jumlah responden sebanyak sembilan responden. Sedangkan lama liburan 2 hari mendapat jumlah responden sebanyak empat responden. Sisanya adalah lama liburan 1 hari yang mendapat tiga responden. Rata-rata lama liburan responden adalah 9,23 hari, hal tersebut diperoleh dari penjumlahan informasi lama liburan 86 responden.

Menurut tujuan liburan dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yang berwisata ke Bali adalah responden dengan tujuan leisure yaitu sejumlah 78 responden. Selanjutnya responden dengan tujuan bisnis memiliki jumlah responden yaitu sejumlah 12 responden. Sedangkan responden yang memiliki tujuan liburan lainnya berjumlah delapan responden (satu responden menyatakan berwisata ke Bali dengan tujuan proyek sosial dan tujuh responden tidak memberikan informasi mengenai pemilihan lainnya). Sisanya adalah responden yang tidak memberikan informasi mengenai tujuan liburan sejumlah 2 responden.

Profil responden yang terakhir adalah identitas akomodasi. Identitas akomodasi dirinci berdasarkan jenis akomodasi, pemilihan akomodasi kedua dan sumber informasi tentang akomodasi. Adapun identitas akomodasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Identitas Akomodasi

NO

KETERANGAN

DETAIL

PILIHAN

PRESENTASE

1

Jenis Akomodasi

Hotel

49

Homestay

19

Vila

15

Lainnya

12

Bungalo

5

TOTAL SKOR

100

100

2

Pilihan Akomodasi

Ya

62

Kedua

Tidak

37

Tidak Diketahui

1

TOTAL SKOR

100

100

3

Sumber Informasi Akomodasi

E-Commerce Rekomendasi

46

28

Sosial Media

17

Lainnya

7

Tidak Diketahui

2

TOTAL SKOR

100

100

Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2017.

Menurut jenis akomodasi dapat disimpulkan bahwa jenis akomodasi terbanyak yang paling diminati responden adalah hotel dengan jumlah 49 responden. Urutan kedua adalah homestay dengan jumlah 19 responden. Selanjutnya adalah jenis akomodasi vila dengan jumlah 15 responden. Urutan keempat adalah jenis akomodasi lainnya dengan jumlah 12 responden (Hostel dengan jumlah 6 responden, guest house dengan jumlah tiga responden, kos dengan jumlah dua responden dan resort dengan jumlah satu responden). Jenis

penginapan yang terakhir adalah bungalo dengan jumlah lima responden.

Menurut pilihan akomodasi kedua dapat disimpulkan bahwa responden lebih memilih berpindah dari satu akomodasi ke akomodasi lain selama berwisata di Bali dengan jumlah 62 responden. Selain itu, 37 responden menyatakan lebih suka menetap hanya di satu akomodasi yang sama selama berwisata di Bali dengan jumlah 35 responden. Sisanya, satu responden tidak memberikan informasi mengenai pernyatan ini.

Menurut sumber informasi akomodasi dapat disimpulkan bahwa responden paling banyak mendapatkan informasi mengenai akomodasi dari e-commerce dengan jumlah 46 responden. Selanjutnya, urutan kedua adalah rekomendasi teman atau travel agent dengan jumlah 28 responden. Urutan ketiga adalah sosial media seperti facebook, instagram, twitter, dan lain-lain dengan jumlah 17 responden. Selain itu, responden memillih sumber informasi lainnya berjumlah tujuh responden (dua responden menyatakan mendapat informasi sendiri atau walk in guest dan lima responden tidak memberikan keterangan). Sisanya, dua responden tidak memberikan informasi mengenai sumber informasi mengenai akomodasi.

Analisis Ulitilas Level Setiap Atribut

Analisis utilitas setiap atribut digunakan untuk menunjukkan nilai dari setiap atribut, yang kemudian nilai ini akan menghasilkan preferensi wisatawan terhadap pilihan akomodasi di Kabupaten Badung. Hasil nilai utilitas pada penelitian ini berdasarkan olahan analisis konjoin dengan menggunakan program Statistic Product and Service Solutions (SPSS) versi 18 dengan jumlah total 100 responden adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Utilitas Atribut dan Level Atribut

Atribut

Level Atribut

Utility Estimate

Std. Error

Lokasi

Pegunungan

0,859

0,293

Tepi Pantai

1,732

0,293

Pusat Hiburan

0,109

0,293

Kawasan Wisata

0,024

0,293

Bandara

- 2,506

0,384

Pengalaman Sebelumnya

Pernah

- 0,465

0,160

Belum Pernah

0,465

0,160

Rekomendasi teman atau Travel Agent

Rekomendasi

0,539

0,160

Bukan Rekomendasi

- 0,539

0,160

Reputasi

Chain

- 0,433

0,160

Bukan Chain

0,433

0,160

Membership

Punya

0,048

0,160

Tidak Punya

- 0,048

0,160

Online Review

Rating > 8

1,970

0,213

Rating 6-8

0,436

0,213

Rating < 6

- 2,406

0,213

Fasilitas atau Pelayanan

Fasilitas

0,445

0,160

Pelayanan

- 0,445

0,160

Green Program

Terdapat Green Program

1,682

0,160

Tidak Terdapat Green Program

- 1,682

0,160

Harga

< Rp 500.000

- 1,537

0,185

≥ Rp 500.000 – Rp 1.000.000

- 3,073

0,369

> Rp 1.000.000

- 4,610

0,554

(Constant)

17,377

0,422

Sumber : Diolah dari hasil penelitian, 2017.

Utility merupakan selisih faktor dengan nilai konstan. Apabila nilai bernilai negatif maka responden kurang suka dengan stimuli yang diberikan. Sebaliknya, bila bernilai positif maka responden menyukai stimuli tersebut (Setiawati, 2014).

Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan hasil bahwa responden lebih menyukai lokasi akomodasi di tepi pantai dengan nilai utilitas sebesar (1,732), belum pernah menginap di akomodasi tersebut dengan nilai utilitas sebesar (0,465), mendapat rekomendasi dengan nilai utilitas sebesar (0,539), bukan chain property dengan nilai utilitas sebesar (0,433), punya membership dengan nilai utilitas sebesar (0,048), online review dengan rating > 8 dengan nilai utilitas sebesar (1,970), fasilitas akomodasi lengkap dengan nilai utilitas sebesar (0,455), terdapat green program dengan nilai utilitas sebesar (1,682), harga akomodasi di bawah Rp 500.000 dengan nilai utilitas sebesar (1,537).

Analisis Tingkat Kepentingan Atribut

Analisis tingkat kepentingan atribut akan menghasilkan atribut-atribut yang paling disukai wisatawan terhadap pemilihan akomodasi di Bali. Atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini ada sembilan yaitu lokasi, harga, pengalaman, rekomendasi, reputasi, loyalty program atau membership, online review, fasilitas atau pelayanan dan green program. Hasil dari analisis tingkat kepentingan atribut ini juga dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh industri akomodasi di Bali dalam menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan wisatawan. Hasil pengolahan data kuesioner dengan analisis konjoin menunjukan tingkat kepentingan atribut yang diurutkan dari atribut yang paling penting hingga kurang penting. Adapun tingkat kepentingan atribut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Kepentingan Atribut

Lokasi

21,552

Online Review

13,582

Harga

11,972

Green Program

11,070

Membership

9,262

Reputasi

9,239

Rekomendasi

9,189

Pengalaman

7,823

Fasilitas/ Pelayanan

6,310

TOTAL

99,99

Sumber : Diolah dari data penelitian, 2017.

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa atribut yang paling penting menurut responden dalam memilih akomodasi di Kabupaten Badung adalah atribut lokasi dengan persentase sebesar 21,522 persen. Hal ini sama dengan hasil penelitian Toule (2013), atribut lokasi merupakan faktor pertama yang akan dipertimbangkan wisatawan dalam memilih akomodasi. Sama halnya dengan Toule (2013), penelitian Barsky (2012) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa atribut lokasi merupakan faktor pertama yang dijadikan wisatawan dalam meilih akomodasi. Selanjutnya, faktor kedua yang menjadi pertimbangan wisatawan terhadap pemilihan akomodasi di Bali adalah atribut online review dengan persentase sebesar 13,582 persen. Atribut ketiga adalah atribut harga dengan persentase sebesar 11,972 persen. Atribut keempat adalah atribut green program, diikuti oleh atribut loyalty program atau membership, reputasi, rekomendasi, dan pengalaman. Atribut yang terakhir atau atribut yang paling tidak penting menurut wisatawan dalam memilih akomodasi di Provinsi Bali adalah atribut fasilitas atau pelayanan dengan persentase sebesar 6,310 persen.

Pengujian Signifikansi dan Predictive Accuracy

Pengujian signifikasi dan predictive accuracy dalam penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden. Pengujian signifikasi pada penelitian dengan menggunakan analisis conjoint dapat dilakukan dengan melihat nilai pada korelasi Pearson’s R dan Kendall’s Tau yang berdasarkan pada pengolahan data kuesioner. Nilai signifikasi Pearson’s R dan Kendall’s Tau jika berada di bawah 0,05 maka mempunyai hubungan signifikasi yang sangat kuat. Hasil analisis conjoint akan divalidasi dengan melihat nilai Korelasi Pearson’s R dan Kendall’s Tau, jika nilai korelasi menunjukkan angka di atas 0,5 maka dapat diartikan bahwa korelasi memiliki predictive accuracy yang kuat atau dinyatakan valid. Hasil data-data kuesioner yang telah diolah dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 18, mempunyai nilai korelasi yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Korelasi Antar Atribut

Value

Sig

Pearson’s R

0,980

0,000

Kendall’s tau

0,875

0,000

Sumber : Diolah dari data penelitian, 2017.

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai siginifikasi dari Pearson’s R dan Kendall’s Tau yaitu 0,00 (di bawah 0,05) yang berarti bahwa setiap atribut mempunyai hubungan signifikasi yang sangat kuat. Sedangkan nilai korelasi Pearson’s R sebesar 0,980 dan Kendall’s Tau sebesar 0,875 berarti nilai tersebut berada di atas 0,5 sehingga menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara estimate dan actual. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa pendapat dari 100 responden tersebut bisa diterima untuk menggambarkan preferensi wisatawan terhadap pemilihan akomodasi di Bali.

Hasil Analisis Reversal

Hasil pengolahan data yang didapat melalui bantuan program Statistical Product Service Solutions (SPSS) versi 18 menunjukkan beberapa temuan reversal. Reversal adalah sejumlah preferensi responden yang merupakan kebalikan dari preferensi yang diprediksi sebelumnya. Adapun analisis reversal dapat dilihar pada Tabel 8.

Tabel 8. Prediksi Hubungan Level Terhadap Faktor

Atribut

Level dengan Nilai

Relation to Ranks or Score

Online Review

Rating di atas 8

Rating berkisar antara 6-8

Rating di bawah 6

Linear (more)

Harga

< Rp 500.000

≥ Rp 500.000 - Rp 1.000.000

> Rp 1.000.000

Linear (less)

Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2017.

Kata kunci (LINEAR) menunjukkan bahwa data yang diharapkan untuk linear berkaitan dengan faktor, preferensi biasanya diharapkan linear berkaitan dengan harga sedangkan kata kunci (LINEAR LESS) menunjukkan preferensi lebih tinggi untuk harga yang lebih rendah sedangkan (LINEAR MORE) menunjukkan preferensi lebih tinggi untuk rating yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini, diprediksi bahwa responden lebih memilih rating di atas 8 untuk online review dan harga akomodasi di bawah Rp 500.000. Adapun hasil analisis reversal dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Reversal Berdasarkan Faktor

Atribut

Jumlah

Persentase (%)

Online Review

81

81

Harga

22

22

Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2017.

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa salah satu reversal yang terjadi yakni pada atribut online review sebanyak 81 responden. Level dari atribut online review yang diprediksi sebelumnya adalah rating di atas 8. Namun ternyata 81 responden lebih memilih akomodasi dengan rating di bawah 8. Selain itu, atribut lainnya adalah harga. Level dari atribut harga yang diprediksi sebelumnya adalah harga akomodasi di bawah Rp 500.000. Namun ternyata dalam penelitian ini terdapat 22 responden yang memilih akomodasi di atas Rp 500.000.

  • 4.    KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa dari kesembilan atribut yang telah ditentukan, lokasi merupakan atribut yang paling disukai oleh wisatawan terhadap pemilihan akomodasi di Bali. Atribut selanjutnya yang disukai adalah online review, harga, green program, loyalty program atau membership, reputasi, rekomendasi, pengalaman sebelumnya, dan yang terakhir adalah fasilitas atau pelayanan. Selain itu, hasil dari analisis konjoin terhadap preferensi wisatawan terhadap pemilihan akomodasi adalah lokasi akomodasi di tepi pantai, review online akomodasi di atas delapan (rating), harga akomodasi di bawah Rp 500.000, akomodasi mempunyai green program, akomodasi mempunyai loyalty program points atau membership, bukan chain property, akomodasi direkomendasi dari pihak lain, akomodasi belum pernah ditinggali sebelumnya dan akomodasi memiliki fasilitas yang lengkap.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh Staff, Dosen dan pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang mendukung kelancaran laporan Akhir penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan sahabat-sahabat penulis yang

selalu memberikan semangat.

  • 5.    DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, J. 1996. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Warung Lesehan di Jalan Protokol Yogyakarta”. Jurnal STIE Widya Wiwaha Kajian Bisnis, No.7, Hlm 14-28.

Alexander, Sarah and Carter Kennedy. 2002. Green Hotels: Opportunities and Resources for Success. Available: www.zerowaste.org (Accessed: 2017, June 22).

Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Anonim.       Pengertian       Rekomendasi       dan       Contohnya.       Available:

http://www.definisimenurutparaahli.com/about-us/ (Accessed: 2017, July 14).

Asean      Tourism.      2017.      Asean      Tourism      Standards.      Available:

http://aseantourism.travel/media/kcfinder/docs/asta-docs/asean-tourism-standards-book.pdf (Accessed: 2017, July 13).

Bagyono. 2014. Pariwisata dan Perhotelan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Barsky, Jonathan. 2012. Points, Price, Promotions? How Guests Select Hotels Around the World.

Available : http//hotelexecutive.com/business_review/3381/points-price-promotions-how-guests-select-hotels-around-the-world (Accessed : 2016, March 29).

Baruca, Petra Zabukovec dan Zana Civre. 2012. How Do Guests Choose a Hotel?. Slovenia:

Academica       Turistica,        Year.        5,       No.1:75-84.        Available:

https://www.dlib.si/stream/URN:NBN:SI:DOC-JKL52CY7/5df65e3e-27e1-4001-9889-48484532e903/PDF (Accessed: 2017, July 1).

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. 2017. Provinsi Bali dalam Angka 2017. Denpasar.

Burke, Ronald J dan Graeme Martin dan Cary L. Cooper. 2016. Corporate Reputation: Managing Opportunities and Threats. New York: Routledge.

Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali (Disparda Bali). 2017. Direktori Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali Tahun 2016. Denpasar.

_________ . 2015. Statistik Pariwisata Bali 2015. Denpasar.

Doorley, John dan Helio Fred Garcia. 2010. Reputation Management: The Key to Successful Public Relations and Corporate Communication. New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Frank., Robert H. 2011. Microeconomics and Behaviour Eighth edition. Mc. Graw Hill International Edition.

Gretzel, Ulrike dan Kyung-Hyan Yoo. 2008. Use and Impact of Online Travel Reviews. Journal of Laboratory for Intelligent Systems in Tourism, pp 35-46. Available: https://www.researchgate.net/ (Accessed: 2017, July 13).

Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gudono. 2015. Analisis Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Kenner. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Lupiyoadi, Rambat. 2014. Manajemen Pemasarana Jasa Berbasis Kompetensi Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Mandasari, Kartika dan Harry Soesanto. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen dalam Memilih Jasa Perhotelan (Sebuah Laporan Akhir). Semarang: Universitas Diponegoro.

Nunes, Joseph C dan Xavier Drèze. 2006. Your Loyalty Program is Betraying You. Available: http://www.rewardlicious.com/ (Accesed: 2017, June 22).

O’Fallon, Michael J dan Denney G. Rutherford. 2011. Hotel Management and Operations 5th ed. New Jersey : John Wiley & Sons,Inc.

Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2014. 2014.

Pitana, I Gde dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

PR News Wire. Trip Advisor Announces Top Destination around the Globe in 2017 Travelers’ Choice Awards. 21 Maret 2017. Available: https://www.prnewswire.com/news-releases/tripadvisor-announces-top-destinations-around-the-globe-in-2017-travelers-choice-awards-300426745.html (Accessed: 2017, July 14).

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketga. Jakarta: Balai Pustaka.

Reid, Robert D. Dan David C. Bojanic. 2010. Hospitality Marketing Management 5th ed. New Jersey : John Wiley & Sons,Inc.

Schmitt, Bernd. 2010. Experience Marketing: Concepts, Frameworks, and Consumer Insights. New York: Columbia Bussiness School Columbia University, Vol. 5, No. 2 (2010) 55–112. Available:https://www8.gsb.columbia.edu/sites/globalbrands/files/Experience%20Marketi ng%20-%20Schmitt%20-%20Foundations%20and%20Trends%202011.pdf ( Accessed : 2017, October 20).

Setiawati, Dessy. 2014. Preferensi Mahasiswa FEUI Salemba Dalam Memutuskan Pembelian Pada Restoran (Sebuah Laporan Akhir). Jakarta: Universitas Indonesia.

Sinangjoyo, Nikasius Jonet. 2013. Green Hotel Sebagai Daya Saing Suatu Destinasi (Studi Kasus Pada Industri Hotel Berbintang di Wilayah Yogyakarta). Jurnal Nasional Pariwisata 5 (2),(83-93).

Singh, Dipendra dan Edwin Torres. 2015. Hotel Online Reviews and Their Impact on Booking Transaction Value. Journal of Hospitality Management, (January 2015), pp. 992-999. Available:   http://www.internationalconference.in/XVI_AIC/INDEX.HTM (Accessed:

2017, July 14).

Soekadijo, R.G. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumali, Ernest Amando. 2014. Pengaruh Perceived Quality dan Push Strategy terhadap Rekomendasi    Minyak    Gosok    SanHong    Cap    Pida.     Available:

https://media.neliti.com/media/publications/131788-ID-pengaruh-perceived-quality-dan-push-stra.pdf (Accessed: 2017, October 21).

Suwena, I Ketut dan I Gusti Ngurah Widyatmaja.2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Udayana University Press.

Swastha, Basu. 2002. Azas-Azas Pemasaran. Yogyakarta: Liberty.

Tirto.id. BPS: Kunjungan Wisman ke Bali Meningkat 23.14 Persen. 18 Februari 2017. Available: https://tirto.id/bps-kunjungan-wisman-ke-bali-meningkat-2314-persen-cji2     (Accessed:

2017, July 14).

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Tjiptono, Fandy. 2008. Service Management Mewujudkan Loyanan Prima. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2011. Service, Quality & Satisfaction Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasatan Strategik Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Toule, Rendy. 2015. Preferensi Wisatawan Nusantara Terhadap Sarana Akomodasi di Provinsi Bali (Sebuah Laporan Akhir). Nusa Dua: Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. 2009.

UNWTO. 2016. UNWTO Tourism Highlight   2016.   Available:   http://www.e-

unwto.org/doi/book/10.18111/9789284418145 (Accesed: 2017, 23 May).

Utama, I Gusti Bagus Rai dan Ni Made Eka Mahadewi. 2012. Metode Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Utama, I Gusti Bagus Rai. 2015. Preferensi Wisatawan Senior Terhadap Pemilihan Aktivitas Wisata Pada Sebuah Destinasi (Kajian Sekunder Pra Disertasi Program Doktor Universitas Udayana). Available: https://www.researchgate.net/publication/281653272 (Accesed: 2016, March 5).

299